Laptut Restorasi Plastis Sandwich
Laptut Restorasi Plastis Sandwich
Seorang laki-laki berumur 21 tahun datang ke tempat praktek dokter gigi mengeluh malu saat
tersenyum karena gigi depan atas berlubang, ngilu bila terkena minuman dingin dan belum
pernah ada keluhan sakit cekot-cekot dan spontan. Pasien menginginkan untuk dilakukan
penambalan sewarna gigi. Hasil pemeriksaan klinis tampak gigi 13 karies profunda klas IV
klasifikasi menurut GV Black. Tes vitalitas positif, tes perkusi dan tekanan negatif, tidak ada
kegoyangan dan kondisi gigi masih bisa dipertahankan. Pemeriksaan radiografik tidak ada
resorbsi tulang alveolar. Diagnosa klinis gigi 13 adalah pulpitis reversibel. Dokter
gigimerencanakan penumpatan pada gigi 13 dengan restorasi plastis sandwich.
Step 1
Rumusan Masalah
Step 3
Brainstorming
Kekurangan :
4. Apa saja macam-macam Restorasi Plastis Sandwich? Apa yg sesuai dengan skenario?
Teknik restorasi open sandwich : pengganti lapisan dentin sampai cavosurafce cavitas
Close sandwich : pada kavitas yang mempunyai enamel pada semua tepi cavosurface
cavitas.
ALAT :
Diamond bur
Liner applicator
Plastis filling instrumen
Matrix untuk bentukan anatomi
Spatula agate
Glass plate
Jika otomatis : alatnya serupa kapsul
Maping
Rencana Perawatan
Restorasi
Rigid Plastis
Sandwich
Learning Objective
Step 6
Mandiri
Step 7
Tinjauan Pustaka
Restorasi plastis adalah bahan restorasi yang dapat dibentuk dalam kavitas, dan setelah
beberapa waktu diaplikasikan dalam kavitas nantinya akan dapat mengeras. Restorasi
plastis terdiri dari bahan logam dan non-logam. Bahan logam yang biasa digunakan
adalah amalgam, sedangkan untuk bahan non logam adalah Resin Komposit dan Glass
ionomer cement.
1. Amalgam
Restorasi amalgam merupakan paduan logam (aloy) dengan komposisi terdiri atas
merkuri (air raksa atau Hg), Perak (Ag) 35%, Timah Putih (Sn) 14%, seng 0-1% dan
Tembaga (Cu) 0,3%, serta beberapa elemen tambahan yang akan meningkatkan sifat
fisik dan mekanik bahan. Hal yang unik dari restorasi amalgam adalah pada awal
pencampuran metal dengan merkuri mempunyai konsistensi seperti pasta, yang akan
mengeras dalam mulut setelah melalui rangkaian reaksi kimia yang menjadi massa
paduan logam yang stabil.
Sifat logam Ag dalam amalgam membentuk senyawa logam dan merkuri, meningkat
pemuaian, meningkatkan waktu pengerasan, menambah kekuatan dan meningkatkan
resistensi terhadap karat. Aloi dengan jumlah perak yang tinggi membuat amalgam amat
keras, tapi cepat berubah warna menjadi hitam.
Tembaga (Cu) bersifat menambah kekuatan dan kekerasan, meningkatkan pemuaian
saat pengerasan tetapi menurunkan kelenturan. Aloi dengan jumlah Cu lebih banyak
bersifat mengurangi disklorasi, proses karat sangat sedikit, menambah keras amalgam,
dan secara klinis menjadikan tambalan lebih baik.
Timah putih (Sn) bersifat menurunkan pemuaian saat pengerasan dan membentuk
anti-merkuri, mengurangi sifat ekspansi amalgam. Seng mempunyai sifat mengurangi
oksidasi dalam campuran aloi dan mempercepat reaksi, pembersih dan mengurangi
oksidasi. Merkuri berfungsi mengubah bentuk cair menjadi padat dan komponen
intermetal dalam keadaan stabil.
Komposisi dan Fungsi Masing-Masing Komponen:
Indikasi : Gigi molar (geraham) yang menerima beban kunyah paling besar, dapat digunakan
baik pada gigi tetap maupun pada anak-anak.
2. Resin Komposit
Resin komposit ialah tumpatan pada generasi ke 60-an, dan secara umum dikenal sebagai
bahan tumpatan kosmetik dentis.5Komposit merupakan salah satu bahan tumpatan yang dapat
memenuhi permintaan pasien mengenai estetika, karena dapat disesuaikan dengan warna gigi.
Bahan resin komposit adalah suatu bahan matriks resin yang di dalamnya ditambahkan
partikel anorganik sedemikian rupa sehingga sifat-sifat matriksnya ditingkatkan, dan agar
dapat berikatan dengan baik. Bahan tumpatan resin komposit ini paling sering digunakan dan
memiliki biokompabilitas yang tinggi.
Bahan resin komposit ini biasa digunakan untuk menumpat gigi anterior, memperbaiki
gigi yang patah, melapisi permukaan gigi yang rusak, atau menutup warna gigi yang berubah
karena obat-obatan antibiotik tertentu misalnya tetrasiklin.
Kandungan utama resin komposit terdiri atas matriks resin dan bahan pengisi.
Dimasukannya partikel bahan pengisi kedalam suatu matriks secara nyata meningkatkan sifat
bahan matriks bila partikel pengisi benar-benar berikatan dengan matriks.
Resin komposit juga memiliki sifat antara lain sifat fisik, sifat mekanis dan sifat khemis.
Sifat fisik resin komposit diantaranya dari warna resin komposit resisten terhadap perubahan
warna yang disebabkan oleh oksidasi tetapi sensitive pada penodaan. Sifat fisik tensile
strength resin komposit ini lebih rendah dari amalgam, hal ini memungkinkan bahan ini
digunakan untuk pembuatan restorasi pada pembuatan insisal.
Dari aspek klinis seting komposit ini terjadi selama 20-60 detik sedikitnya waktu yang
diperlukan setelah penyinaran. Pencampuran dan setting bahan dengan light cured dalam
beberapa detik setelah aplikasi sinar. Sedangkan pada bahan yang diaktifkan secara kimia
memerlukan setting time 30 detik selama pengadukan. Apabila resin komposit telah
mengeras tidak dapat dicarving dengan instrument yang tajam tetapi dengan menggunakan
abrasive rotary.
Sifat mekanis pada bahan restorasi resin komposit merupakan faktor yang penting
terhadap kemampuan bahan ini bertahan pada kavitas. Sifat ini juga harus menjamin bahan
tambalan berfungsi secara efektif, aman dan tahan untuk jangka waktu tertentu.
1. Adhesi
Sifat-sifat yang mendukung bahan resin komposit diantaranya yaitu : Adhesi terjadi
apabila dua subtansi yang berbeda melekat sewaktu berkontak disebabkan adanya gaya tarik
– menarik yang timbul antara kedua benda tersebut. Resin komposit tidak berikatan secara
kimia dengan email. Adhesi diperoleh dengan dua cara. Pertama dengan menciptakan ikatan
fisik antara resin dengan jaringan gigi melalui etsa. Pengetsaan pada email menyebabkan
terbentuknya porositas tersebut sehingga tercipta retensi mekanis yang cukup baik. Kedua
dengan penggunaan lapisan yang diaplikasikan antara dentin dan resin komposit dengan
maksud menciptakan ikatan antara dentin dengan resin komposit tersebut (dentin bonding
agent).
Teknik sandwich pada semen ionomer kaca adalah restorasi berlapis yang menggunakan
semen ionomer kaca dan resin komposit, di mana semen ionomer kaca akan
menggantikan dentin sedangkan resin komposit akan menggantikan enamel (Hewlett and
Mount, 2003).
Strategi ini menggabungkan sifat paling baik dari kedua bahan tersebut seperti Daya
tahan terhadap karies, Adhesi secara kimia terhadap dentin, Pelepasan fluor dan proses
remineralisasi , Pengerutan pada lapisan dalam yang rendah, Pengikatan semen ionomer
kaca dengan enamel, Penyelesaian akhir enamel, Durabilitas dan Sifat resin komposit
yang estetis (Mount and Hewlett, 2003)
Tujuan dari restorasi plastis sandwich adalah untuk mendapatkan fungsi estetis,
pengunyahan,mencegah celah mikro serta menambah kekuatan gigi. Fungsi estetis kita
dapatkan dari komposit karena resin komposit memiliki translusensi yang lebih tinggi
disbanding Semen Ionomer Kaca. Selain itu Resin komposit juga mampu menahan
tekanan kunyah yang besar. Untuk mencegah kebocoran mikro dapat digunakan Semen
Ionomer Kaca sebagai bahan basis. Semen Ionomer Kaca juga mampu mencegah
terjadinya karies karena dapat melepaskan fluor.
Indikasi:
1. Lesi dimana terdapat 1 atau lebih margin pada dentin.
2. Karies dengan kavitas kelas I, II, III, IV dan V dengan mempertimbangkan besar dan
kedalaman karies dengan tujuan memperbaiki fungsi estetik, pengunyahan, mencegah
celah mikro serta menambah kekuatan gigi serta karies yang sudah melibatkan dentin.
3. Karies yang melibatkan servikal gigi/ lesi karies karena abrasi atau erosi.
Kontraindikasi:
1. Jika jaringan sehat yang tersisa sedikit yaitu kurang dari 1/3 koronal.
2. Tekanan oklusal besar pada gigi posterior pada penderita yang bruxism.
3. Karies yang meluas sampai melibatkan servikal gigi.
4. Karies superficial.
1. kekuatan kompresi lebih tinggi daripada hanya menggunakan SIK sebagai restorasi tunggal
4. pelepasan fluoride SIK lebih besar daripada komposit atau bahan tumpatan lainnya
5. dapat menghambat kerusakan tepi (microleakage) karena ikatan kimiawi SIK dengan email &
dentin sangat baik
6. bersifat radiopak
Kekurangan :
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang alat dan bahan dalam
restorasi plastis sandwich
Bahan :
1. Komposit
Sama halnya dengan bahan restorasi kedokteran gigi yang lain, resin komposit juga
memiliki sifat. Ada beberapa sifat – sifat yang terdapat pada resin komposit, antara
lain:
Sifat fisik:
Secara fisik resin komposit memiliki nilai estetik yang baik sehingga nyaman
digunakan pada gigi anterior. Selain itu juga kekuatan, waktu pengerasa dan
karakteristik permukaan juga menjadi pertimbangan dalam penggunaan bahan ini.
Sifat-sifat fisik tersebut diantaranya:
1. Warna
Resin komposit resisten terhadap perubahan warna yang disebabkan oleh oksidasi
tetapi sensitive pada penodaan. Stabilitas warna resin komposit dipengaruhi oleh
pencelupan berbagai noda seperti kopi, teh, jus anggur, arak dan minyak wijen.
Perubahan warna bisa juga terjadi dengan oksidasi dan akibat dari penggantian air
dalam polimer matriks. Untuk mencocokan dengan warna gigi, komposit kedokteran
gigi harus memiliki warna visual (shading) dan translusensi yang dapat menyerupai
struktur gigi. Translusensi atau opasitas dibuat untuk menyesuaikan dengan warna
email dan dentin.
1. Strength
Tensile dan compressive strength resin komposit ini lebih rendah dari amalgam, hal
ini memungkinkan bahan ini digunakan untuk pembuatan restorasi pada pembuatan
insisal. Nilai kekuatan dari masing-masing jenis bahan resin komposit berbeda.
2. Setting
Dari aspek klinis setting komposit ini terjadi selama 20-60 detik sedikitnya waktu
yang diperlukan setelah penyinaran. Pencampuran dan setting bahan dengan light
cured dalam beberapa detik setelah aplikasi sinar. Sedangkan pada bahan yang
diaktifkan secara kimia memerlukan setting time 30 detik selama pengadukan.
Apabila resin komposit telah mengeras tidak dapat dicarving dengan instrument
yang tajam tetapi dengan menggunakan abrasive rotary.
Sifat mekanis:
Sifat mekanis pada bahan restorasi resin komposit merupakan faktor yang penting
terhadap kemampuan bahan ini bertahan pada kavitas. Sifat ini juga harus menjamin
bahan tambalan berfungsi secara efektif, aman dan tahan untuk jangka waktu
tertentu. Sifat-sifat yang mendukung bahan resin komposit diantaranya yaitu :
a. Adhesi
Adhesi terjadi apabila dua subtansi yang berbeda melekat sewaktu berkontak
disebabkan adanya gaya tarik – menarik yang timbul antara kedua benda tersebut.
Resin komposit tidak berikatan secara kimia dengan email. Adhesi diperoleh dengan
dua cara. Pertama dengan menciptakan ikatan fisik antara resin dengan jaringan gigi
melalui etsa. Pengetsaan pada email menyebabkan terbentuknya porositas tersebut
sehingga tercipta retensi mekanis yang cukup baik. Kedua dengan penggunaan
lapisan yang diaplikasikan antara dentin dan resin komposit dengan maksud
menciptakan ikatan antara dentin dengan resin komposit tersebut (dentin bonding
agent).
Kekuatan kompresif dan kekuatan tensil resin komposit lebih unggul dibandingkan
resin akrilik. Kekuatan tensil komposit dan daya tahan terhadap fraktur
memungkinkannya digunakan bahan restorasi ini untuk penumpatan sudut insisal.
Akan tetapi memiliki derajat keausan yang sangat tinggi, karena resin matriks yang
lunak lebih cepat hilang sehingga akhirnya filler lepas.
Sifat khemis:
Resin ini dapat digambarkan sebagai suatu ester aromatik dari metakrilat, yang
tersintesa dari resin epoksi (etilen glikol dari Bis-fenol A) dan metal metakrilat.
Karena Bis-GMA mempunyai struktur sentral yang kaku (2 cincin) dan dua gugus
OH, Bis-GMA murni menjadi amat kental. Untuk mengurangi kekentalannya, suatu
dimetakrilat berviskositas rendah seperti trietilen glikol dimetakrilat (TEDGMA)
ditambahkan.
Selain secara kimia perlekatan pada resin komposit juga terjadi secara mekanis atau
retensi, perlekatan yang kuat antara satu zat dengan zat lainnya bukan gaya tarik
menarik oleh molekul. Contoh ikatan semacam ini seperti penerapan yang
melibatkan penggunaan skrup, baut atau undercut. Mekanisme perlekatan antara
resin komposit dengan permukaan gigi melalui dua teknik yaitu pengetsaan asam
dan pemberian bonding.
b) Filler
Dikenali sebagai filler inorganik. Filler inorganik mengisi 70 persen dari berat
material. Beberapa jenis filler yang sering dijumpai adalah berbentuk manik-manik
kaca dan batang, partikel seramik seperti quartz (SiO2), litium-aluminium silikat
(Li2O.Al2O3.4SiO2) dan kaca barium (BaO) yang ditambahkan untuk membuat
komposit menjadi radiopak.
Ukuran partikel yang sering dipakai berkisar antara 4 hingga 15m. Partikel yang
dikategorikan berukuran besar sehingga mencapai 60m pernah digunakan tetapi
permukaan tumpatan akan menjadi kasar sehingga mengganggu kenyamanan
pasien.
Bentuk dari partikel juga terbukti penting karena manik-manik bulat sering terlepas
dari material mengakibatkan permukaan menjadi aus. Bentuk filler yang tidak
beraturan mempunyai permukaan yang lebih baik dan tersedia untuk bonding dan
dapat dipertahankan di dalam resin.
c) Coupling agent
Komponen penting yang terdapat pada komposit resin yang banyak dipergunakan
pada saat ini adalah coupling agent. Resin akrilik yang awal digunakan tidak
berfungsi dengan baik karena ikatan antara matriks dan filler adalah tidak kuat.
Melapiskan partikel filler dengan coupling agent contohnya vinyl
silane memperkuat ikatan antara filler dan matriks. Coupling agent memperkuat
ikatan antara filler dan matriks resin dengan cara bereaksi secara khemis dengan
keduanya. Ini membolehkan lebih banyak matriks resin memindahkan tekanan
kepada partikel filler yang lebih kaku. Kegunaan coupling agent tidak hanya untuk
memperbaiki sifat khemis dari komposit tetapi juga meminimalisasi kehilangan
awal dari partikel filler diakibatkan dari penetrasi oleh cairan diantara resin dan
filler.
f) Opacifiers
g) Pigmen warna
Bertujuan agar warna resin komposit menyamai warna gigi geligi asli. Zat warna
yang biasa dipergunakan adalah ferric oxide, cadmium black, mercuric sulfide, dan
lain-lain. Ferric oxide akan memberikan warna coklat-kemerahan. Cadmium
black memberikan warna kehitaman dan mercuric sulfide memberikan warna
merah.
B. Komposit Packable
Diindikasikan: kabitas kelas I, II & VI (Mesial Oklusal Distal).
Perlu aktivasi sinar.
Dimethacrylate resin & bahan pengisi (volume 66-70%).
Berdasarkan besar filler yang digunakan, resin komposit dapat diklasifikasikan atas
resin komposit tradisional, resin komposit mikrofiler, resin komposit hibrid dan resin
komposit partikel hibrid ukuran kecil.
Untuk mendapatkan ukuran partikel yang lebih kecil daripada sebelumnya telah
dilakukan perbaikan metode dengan cara grinding kaca. Ini menyebabkan kepada
pengenalan komposit yang mempunyai partikel filler dengan ukuran partikel
kurang dari 1μm, dan biasanya berukuran 0.1-1.0μm yang biasanya dikombinasi
dengan colloidal silica. Partikel filler berukuran kecil memungkinkan komposit
dipolish permukaannya sehingga menjadi lebih rata dibanding partikel filler
berukuran besar. Komposit ini dapat mencapai permukaan yang lebih rata karena
setiap permukaan kasar yang dihasilkan dari partikel filler adalah lebih kecil dari
partikel filler.
Produk yang diaktivasi secara khemis terdiri dari dua pasta, satu yang
mengandung benzoyl peroxide (BP) initiator dan yang satu lagi mengandung
aktivator aromatic amine tertier. Sewaktu aktivasi, rantai –O–O– putus dan
elektron terbelah diantara kedua molekul oksigen (O). Pasta katalis dan base
diletakkan di atas mixing pad dan diaduk dengan menggunakan instrument plastis
selama 30 detik. Dengan pengadukan tersebut, amine akan bereaksi dengan BP
untuk membentuk radikal bebas dan polimerisasi dimulai. Adonan yang telah siap
diaduk kemudian dimasukkan ke dalam kavitas dengan menggunakan instrument
plastis atau syringe.
Komposit yang menggunakan aktivasi dari sinar ini terdiri dari pasta tunggal
yang diletakkan dalam syringe tahan cahaya. Pasta ini
mengandung photosensitizer, Camphorquinone (CQ) dengan panjang gelombang
diantara 400-500 nm dan amine yang menginisiasi pembentukan radikal bebas.
Bila bahan ini, terkontaminasi sinar tampak biru (visible blue light, panjang
gelombang ~468nm) memproduksi fase eksitasi dari photosensitizer, dimana
akan bereaksi dengan amine untuk membentuk radikal bebas sehingga terjadi
polimerisasi lanjutan.
Working time bagi komposit tipe ini juga tergantung pada operator. Pasta hanya
dikeluarkan dari tube pada saat ingin digunakan karena terkena sinar pada pasta
dapat menginisiasi polimerisasi. Pasta diisi kedalam kavitas, disinar dengan sinar
biru dan terjadi polimerisasi sehingga bahan resin
mengeras. Camphorquinone (CQ) menyerap sinar tampak biru dan membentuk
fase eksitasi dengan melepaskan elektron seperti amine (dimetyhlaminoethyl
methacrylate [DMAEMA]). Gambar “:” menerangkan elektron tunggal yang
diberikan oleh amine kepada grup >C=O (ketone) didalam CQ. Setelah
diaktivasi, CQ memisahkan atom hidrogen daripada karbon-α yang bertentangan
dengan grup amine dan hasilnya adalah amine dan radikal bebas CQ. Radikal
bebas CQ ini sudah bersedia untuk diaktivasi.
Jika powder dan liquid di mix dapat membentuk Fluor (Dengan perbandingan
powder dan liquid = 3 : 1) dengan durasi adukan 30dtk , working time 2mnt ,
setting awal 2 mnt; setting total 4,5-5 mnt.
Nama dagang:
GI Fuji 2 : turunkan sensitivitas
GI Fuji 9 : untuk perbaiki restorasi , untuk basis
GI fuji 9 lebih dpt menerima tekanan tinggi dr Fuji 2 krn ukuran partikel lebih kecil
shg porositas minimal dan wktu kerja lebih singkat ; fiskositas lebih besar shg lebih
resisten dari fraktur.
RM GIC :
Resin modyfied glass ionomer cement (RM GIC) merupakan penambalan resin
pada GIC yang bertujuan untuk mengatasi masalah sensitifitas bahan pada saat
pengerasan dan mempercepat waktu pengerasan.
Saat ini RM GIC mulai menggantikan glass ionomer konvensional dan dapat
digunakan untuk semua indikasi glass ionomer konvensionalditambah dengan
kegunaan lainnya.
Ikatan RM GIC dengan resin komposit terbentuk karena terjadi reaksi kimia
diantara kedua bahan ini.
a. Etsa asam
Sebelum memasukan resin, email pada permukaan struktur gigi yang akan
ditambal diolesi etsa asam. Asam tersebut akan menyebabkan hydroxiapatit larut
dan hal tersebut berpengaruh terhadap hilangnya prisma email dibagian tepi, inti
prisma dan menghasilkan bentuk yang tidak spesifik dari struktur prisma. Kondisi
tersebut menghasilkan pori-pori kecil pada permukaan email, tempat kemana
resin akan mengalir bila ditempatkan kedalam kavitas.
Bahan etsa yang diaplikasikan pada email menghasilkan perbaikan ikatan antara
permukaan email-resin dengan meningkatkan energi permukaan email. Kekuatan
ikatan terhadap email teretsa sebesar 15-25 MPa. Salah satu alasannya adalah
bahwa asam meninggalkan permukaan email yang bersih, yang memungkinkan
resin membasahi permukaan dengan lebih baik. Proses pengasaman pada
permukaan email akan meninggalkan permukaan yang secara mikroskopis tidak
teratur atau kasar. Jadi bahan etsa membentuk lembah dan puncak pada email,
yang memungkinkan resin terkunci secara mekanis pada permukaan yang tidak
teratur tersebut. Resin “tag” kemudian menghasilkan suatu perbaikan ikatan resin
pada gigi. Panjang tag yang efektif sebagai suatu hasil etsa pada gigi anterior
adalah 7-25 μm.
Asam fosfor adalah bahan etsa yang digunakan. Konsentrasi 35 %-50 % adalah
tepat, konsentrasi lebih dari 50 % menyebabkan pembentukan monokalsium
fosfat monohidrat pada permukaan teretsa yang menghambat kelarutan lebih
lanjut. Asam ini dipasok dalam bentuk cair dan gel dan umumnya dalam bentuk
gel agar lebih mudah dikendalikan. Asam diaplikasikan dan dibiarkan tanpa
diganggu kontaknya dengan email minimal selama 15-20 detik.
Begitu dietsa, asam harus dibilas dengan air selama 20 detik dan dikeringkan
dengan baik. Bila email sudah kering, harus terlihat permukaan berwarna putih
seperti bersalju menunjukan bahwa etsa berhasil. Permukaan ini harus terjaga
tetap bersih dan kering sampai resin diletakan untuk membuat ikatan yang baik.
Karena email yang dietsa meningkatkan energi permukaan email. Teknik etsa
asam menghasilkan penggunaan resin yang sederhana.
b. Bahan bonding
Adhesive dentin harus bersifat hidrofilik untuk menggeser cairan dentin dan juga
membasahi permukaan, memungkinkan berpenetrasinya menembus pori di dalam
dentin dan akhirnya bereaksi dengan komponen organik atau anorganik. Karena
matriks resin bersifat hidrofobik, bahan bonding harus mengandung hidrofilik
maupun hidrofobik. Bagian hidrofilik harus bersifat dapat berinteraksi pada
permukaan yang lembab, sedangkan bagian hidrofobik harus berikatan dengan
restorasi resin.
Email merupakan jaringan yang paling padat dan keras pada tubuh manusia.
Email terdiri atas 96 % mineral, 1 % organik material, dan 3 % air. Mineral
tersusun dari jutaan kristal hydroksiapatit (Ca10(PO4)6 (OH)2) yang sangat kecil.
Dimana tersusun secara rapat sehingga membentuk perisma email secara
bersamaan berikatan dengan matriks organik. Pada perisma yang panjang
bentuknya seperti batang dengan diameter sekitar 5 μm. Krital hidroksiapatit
bentuknya heksagonal yang tipis, karena strukrur seperti itu tidak memungkinkan
mendapatkan susunan yang sempurna. Celah diantara kristal dapat terisi air dan
material organik. Bahan bonding biasanya terdiri atas bahan matriks resin BIS-
GMA yang encer tanpa pasi atau hanya dengan sedikit bahan pengisi (pasi).
Bahan bonding email dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan
membasahi email yang teretsa. Umumnya, kekentalan bahan ini berasal dari
matriks resin yang dilarutkan dengan monomer lain untuk menurunkan
kekentalan dan meningkatkan kemungkinan membasahi. Bahan ini tidak
mempunyai potensi perlekatan tetapi cendrung meningkatkan ikatan mekanis
dengan membentuk resin tag yang optimum pada email. Beberapa tahun terakhir
bahan bonding tersebut telah digantikan dengan sistem yang sama seperti yang
digunakan pada dentin. Peralihan ini terjadi karena manfaat dari bonding simultan
pada enamel dan dentin dibandingkan karena kekuatan bonding.
Dentin adalah bagian terbesar dari struktur gigi yang terdapat hampir diseluruh
panjang gigi dan merupakan jaringan hidup yang terdiri dari odontoblas dan
matriks dentin. Tersusun dari 75 % materi inorganik, 20 % materi organik dan 5
% materi air. Didalam matriks dentin terdapat tubuli berdiameter 0,5-0,9 mm
dibagian dentino enamel jungsion dan 2-3 mm diujung yang berhubungan dengan
pulpa. Jumlah tubuli dentin sekitar 15-20 ribu /mm didekat dentino enamel
jungtion dan sekitar 45-65 ribu dekat permukaan pulpa.
Dentin Conditioner
Fungsi dari dentin conditioner adalah untuk memodifikasi smear layer yang
terbentuk pada dentin selama proses preparasi kavitas. Yang termasuk
dentin conditioer antara lain asam maleic, EDTA, asam oxalic, asam phosric dan
asam nitric. Pengaplikasian bahan asam kepermukaan dentin akan menghasilkan
reaksi asam basah dengan hidroksiapatit, hal ini akan mengkibatkan larutnya
hidroksiapatit yang menyebabkan terbukanya tubulus dentin serta terbentuknya
permukaan demineralisasi dan biasanya memiliki kedalaman 4 mm. Semakin kuat
asam yang digunakan semakin kuat pula reaksi yang ditimbulkan. Beberapa dari
dentin conditioner mengandung glutaralhyde. Glutaralhyde dikenal sebagai bahan
untuk penyambung kolagen. Proses penyambungan ini untuk menghasilkan
substrat dentin yang lebih kuat dengan meningkatkan kekuatan dan stabilitas dari
struktur kolagen.
Alat :
1. Alat dasar (kaca mulut datar, pinset, sonde lurus, sonde bengkok, pinset, ekskavator
kecil, ekskavator sedang)
2. Baki stainless untuk menempatkan alat dasar, atau alat sementasi, dan alat menumpat
3. Air spray untuk memberikan hembusan udara ringan setelah aplikasi bahan bonding
4. Alat preparasi kavitas terdiri dari :
a. Diamond bur low speed bentuk bulat, fissure silindris, fissure tappered, fissure
taper longshank-round end
b. Diamond bur bentuk bullat dapat digunakan saat cavity entrance
c. Fissure silindris dan tappered dapat digunakan untuk melebarkan dinding karitas
d. Taper longshank-round end dapat digunakan untuk melebarkan dinding kavitas dan
membuat bevel
5. Alat untuk meletakkan liner : liner applicator / ball applicator
6. Alat untuk sementasi dan menumpat :
a. Glass slab / mixing slab dengan tebal 5-10 mm ukuran 10x10 cm berfungsi untuk
melakukan pencampuran powder dan liquid bahan restorasi
b. Plastis filling instrumen (logam dan plastis), untuk mengaplikasikam bahan
tumpatan ke kavitas dan mwmbentuk anatomi giginya
c. Light curing yaitu sinar tampak yang berfungsi untuk mempercepat proses
pengerasan suatu bahan tumpatan
d. Spatula (semen dan agate), spatula semen untuk mengaduk semen yaktu GIC diatas
mixing slab, sedangkan spatula agate untuk mengaduk bahan tumpatan yaitu resin
komposit
e. Cement stoper untuk memasukkan dan meratakan cemen lining (basis) ke dalam
kavitas
f. Alat pulas
a. Stone kecil bulat dan cemara
b. Rubber cups
c. Arkansas stone
d. Alumunium oxide disk untuk membentuk kontur dan polishing ppermukaan
proksimal
g. Matrix berdungsi untuk mengembalikan kontur anatomis gigi dan memperbaiki
kontak proximal. Tersapat berbagai macam matrix diantatanya :
1. Tofflemeire Matrix Bands
Sistem matriks universal (Tofflemire) merupakan band yang terbuat dari
stainless steell fleksibel dan tersedia dalam ukuran molar, premolar dan
universal (Anonim, 2003). Matriks ini ideal diindikasikan pada restorasi yang
melibatkan tiga permukaan gigi posterior (mesial, oklusal, distal) dan pada
restorasi Klas II yang melibatkan dua permukaan (Sturdevant, 1995).
4. Sectional Matrix
Sectional matrix paling baik digunakan pada restorasi kelas II komposit
untuk membentuk kontak proksimal yang baik.
5. Celluoid Matrix/Mylar Strips
Matrix ini ikut serta dalam proses polimerisasi resin komposit. Berbentuk
cellophane dan mylar strips yang dibentuk dengan menggunakan menjepit.
Setelah resin terpolimerisasi, matrix dapat dilapas dengan menariknya.
Indikasi : untuk resotasi kecil dan besar klass III dan IV
Keuntungan : mudah untukl digunakan dan harga yang relatif murah.
Anang, Mariati, Mintjelungan : Penggunaan Bahan Tumpatan Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3,
Nomor 2, Juli-Desember 2015
Anusavice, Kenneth J. 2003. Phillips: Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi, Edisi 10..
Jakarta: EGC.
Anusavice, K.J. 2003. Phillips : Science of Dental Materials,11th Edition. St. Louis :
Sounders.
Craig, Robert G., Powers, John M., Wataha, John C. 2004. Dental Materials Properties and
Manipulation 9th Edition. Mosby Elsevier, Missouri.
Ford, T.R. Pitt. 1993. Restorasi Gigi. Alih bahasa, Narlan Sumawinata; editor, Narlan
Sumawinata dan LIlian Yuwono. Ed.2. Jakarta: EGC
Manual Konservasi Restoratif Menurut Pickard Edisi 6, Alih bahasa : Narlan Sumawinata.
Jakarta 2002
Melissa Justisia Aviandani, Elly Munadziroh dan Yogiartono Perbedaan kebocoran tepi
tumpatan semen ionomer kaca Jurnal PDGIn61 (3) Hal. 81-87 ©2012
Mount J. G. and Hewlett R. E. 2003. Glass ionomers in contemporary restorative dentistry-
a clinical update. Journal Dental California Association.
Powers, JM., Wataha, JC. 2008. Dental Materials: Properties and Manipulation 9th edition.
Missouri : Mosby.
Robert G., John M. Powers. 2002. Restorative Dental Materials : 11 th edition. Missouri :
Mosby Inc.
Sari : Kebocoran Mikro Akibat Efek Suhu Dentino (Jur. Ked. Gigi), Vol I. No2. September
2016 : 108-112