Anda di halaman 1dari 22

RISALAH

AL-QURAN DAN AL-SUNNAH


SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM
(Kajian Kritis Pemahaman Minardi Mursyid di Solo Raya)

Amrul Choiri* dan Bambang Setiaji**


* Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMS
** Fakulas Ekonomi UMS

ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif kualitatif yang teknik
analisisnya dengan teknik non statistik. Penelitian ini merupakan
penelitian terhadap pemahaman seorang narasumber bernama Minardi
Mursyid terhadap ajaran Islam, dengan mengangkat permasalahan
apakah Minardi Mursyid mengajarkan faham ingkaru Al-Sunah serta
apakah ia memiliki ilmu alat yang memadai untuk menjelaskan Al-Quran.
Setelah data dikumpulkan dan dianalisis, kemudian disimpulkan bahwa
Minardi mengingkari Sunnah Nabi secara meyakinkan yang berarti
ajarannya sesat dan menyesatkan; Minardi tidak memahami ilmu alat
yang memadai untuk menjelaskan atau menafsiri Al-quran, sehingga
banyak penjelasan yang salah dan menyimpang.

Kata Kunci : Minardi Mursyid, ingkar sunnah, aliran sesat

Pendahuluan neh, – Dalam hal ini tidak seperti pen-


Atas dasar pengamatan peneliti jelasan yang diajarkan oleh kebanyakan
sejak kurang lebih 5 tahun terakhir, di- ahli agama atau alim ulama pada umum-
ketahui adanya kajian yang disebar- nya. Satu hal yang sangat “menarik per-
luaskan oleh Minardi Mursyid, baik hatian”, adalah adanya indikasi tidak
melalui radio maupun buku-buku cetak wajar – berupa sikap tidak senang ter-
dan CD. Bahkan lewat internet, – hadap ajaran Nabi Muhammad saw
Materinya terasa sangat aneh dan nyle- yang tertuang di dalam Hadis Nabi. Ke-

Al-Qur’an dan Al-Sunnah ... (Amrul Choiri dan Bambang Setiaji) 89


janggalan lainnya, adanya terjemahan dengan pendapat Rosyid Ridha, yang
yang keliru dan tidak sesuai dengan dipedomani yang bertaraf mutawatir saja
kaidah bahasa Arab. Akibatnya banyak – misalnya yang memuat tentang rakaat
kesimpulan yang tidak lazim, misalnya shalat, puasa, dsb. Tetapi perlu direnung-
haji tidak harus pada bulan haji, tapi boleh kan bahwa ulama yang mengingkari
saja di bulan-bulan lain – misalnya di sebagian Hadis apalagi yang mengingkari
bulan Dzulqaidah, Dzulhijjah, Rajab, seluruh Sunnah / Hadis nabi jumlahnya
Muharam. Salah satu contoh yang tidak sangat kecil.
wajar adalah “riqab” yang berarti “budak”, Mengapa penelitian ini bertema-
diartikan penjagaan dan masih sangat kan “AL-QURAN DANAL-SUNNAH
banyak lagi. Penyebaran ajaran inilah SEBAGAI SUMBER AJARAN IS-
yang menarik perhatian untuk diteliti. LAM : Kajian Kritis Pemahaman
Respon dari masyarakat muslim Minardi Mursyid di Solo Raya”, pe-
cukup gencar. Menurut informasi, cukup nulis lakukan? Alasan yang lebih spesifik
banyak kelompok-kelompok kajian fa- adalah bahwa setiap muslim wajib
ham Minardi Mursyid yang muncul di menjaga dan mempertahankan kemur-
beberapa daerah, khususnya di eks nian ajaran Islam.
Karesidenan Surkarta. Sudah terjadi ge- Berikut ini ditampilkan rumusan
rakan massa yang memprotes dengan masalah penelitian:
berbagai cara, bahkan sempat terjadi aksi 1. Apakah Minardi Mursyid menga-
anarkhis, pembakaran mobil, peng- jarkan faham ingkaru Al-Sunnah?
rusakan rumah tinggal, dsb. Yang lebih 2. Apakah Minardi Mursyid memiliki
menarik lagi, banyak kalangan intelek- ilmu alat yang memadai untuk men-
tual, baik kalangan akademisi maupun jelaskan Al-Quran?
praktisi, dari kalangan pejabat, polisi, Penelitian ini bertujuan untuk :
TNI dan tokoh-tokoh masyarakat 1. Memperoleh data kualitatif tentang
lainnya. Dampak dari faham Minardi ajaran / faham Minardi Mursyid,
Mursyid cukup meluas, sempat menim- apakah masih mempedomani Al-
bulkan kebingungan dan keresahan Sunnah / Hadis Nabi.
masyarakat Islam. 2. Memperoleh data yang akurat untuk
Faham Ingkaru al-Hadis memang memastikan, apakah Minardi Mur-
sudah muncul sejak lama. Pada tahun syid memiliki ilmu alat yang memadai
1353 H, (Ismail Adam dalam Azami, untuk menafsiri Al-Quran.
1994: 47-48), berpendapat bahwa Ha-
dis-hadis yang ada sekarang – termasuk Kajian Pustaka dan Landasan Teori
dalam sahih Al-Bukhari dan sahih Mus- Kajian pustaka dalam penelitian ini
lim – tidak dapat diandalkan keotentikan- bermaksud untuk memaparkan secara
nya dan tidak dapat dipercaya. Lain lagi singkat tentang penelitian sejenis yang

90 SUHUF, Vol. 26, No. 2, Nopember 2014: 89-110


telah dilakukan oleh para peneliti ter- Adapun pengertian Al-Quran
dahulu. Maksud kajian pustaka adalah secara terminologis adalah Kalam Allah
untuk memposisikan apa yang akan swt yang merupakan mukjizat yang
peneliti lakukan nanti, yaitu bersifat pe- diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi
ngembangan terhadap penelitian yang Muhammad saw yang ditulis di mushaf
lalu, dan atau penelitian dengan perma- dan diriwayatkan secara muttawatir dan
salahan yang sama sekali baru. Jenis membacanya adalah ibadah.
penelitian yang terkait dengan aliran sesat Dalam Surah Al-Isra ayat 12 di-
ingkaru al-sunnah. Namun demikian, jelaskan “…Dan segala sesuatu kami
penelitian tentang ingkaru al-sunnah ini jelaskan secara rinci / lengkap”. Pada
khusus pada pemahaman Minardi prinsipnya Al-Quran menjelaskan segala
Mursid. sesuatu, tetapi tetap perlu dijelaskan oleh
Landasan teori dalam penelitian ini ahlinya. Yang paling faham adalah Rasu-
adalah bermaksud memaparkan konsep lullah, sahabat dekat Nabi, kemudian
yang secara teoritik dapat digunakan ulama-ulama tafsir yang memiliki penge-
sebagai landasan berfikir terkait dengan tahuan tentang ulumu Al-Quran yang
permasalahan yang akan diselesaikan memadahi.
melalui proses penelitian. Adapun ruang
lingkup sajian teori yang akan dipapar- b. Al-Sunnah / Al-Hadis
kan dalam penelitian adalah : Para ulama hadis sependapat bah-
a. Al-Quran wa “Hadis adalah merupakan sum-
“Al-Quran” (Al-Qur’an dan ter- ber berita yang datang dari Nabi saw
jemahnya / Depag, Muqoddimah : 16), dalam segala bentuk baik berupa
menurut pendapat yang paling kuat se- perkataan, perbuatan, maupun sikap
perti yang dikemukakan Dr. Subhi Al persetujuan” (Abdul Majid Khan,
Salih berarti “bacaan” sedangkan asal 2011: 3). Antara istilah Al-Hadis dan Al-
kata Al-Quran berbentuk masdar dengan Sunnah sering dimaksudkan sama. Tetapi
arti isim maful, yaitu marfu’ (dibaca). Al- oleh sebagian ahli Hadis dijelaskan, bah-
Quran dalam arti kebahasaan, dijumpai wa Hadis mengandung mengertian lebih
di surah 75 Al-Qiyaamah ayat 17 & 18, luas, sedangkan Al-Sunnah lebih spesifik
yang artinya : “Sesungguhnya meng- yaitu segala sesuatu yang menyangkut
umpulkan Al-Quran (di dalam dirimu) pribadi nabi yang dimuat di dalam Hadis
dan (menetapkan), bacaannya (pada Nabi. Sedangkan berita yang sekalipun
lidahmu) itu adalah tanggungan kami. dimuat di dalam Hadis, tetapi menyang-
(Karena itu) jika kami telah mem- kut pribadi sahabat Nabi disebut Asar
bacakannya, hendaklah kamu ikuti sahabat. Jadi apabila kita mendalami
bacaannya”. Hadis Nabi, maksudnya adalah segala

Al-Qur’an dan Al-Sunnah ... (Amrul Choiri dan Bambang Setiaji) 91


sesuatu tentang pribadi Nabi atau Sunnah jukkan, bahwa hubungan antara Al-
Nabi. Quran (firman Allah) dengan Sunnah
Nabi tidak dapat dipisahkan. Allah
c. Hubungan Antara Al-Quran dan menjelaskan banyak hal, baik masalah
Al-Sunnah aqidah, akhlak, ibadah dan sebagai-
Seluruh umat islam sepakat nya, tidak mungkin semuanya dijelas-
(Syamsul Hidayat dan Amrul Choiri, kan secara operasional, misalnya ma-
“firqah Ingkaru Sunnah di Solo Raya”: salah sholat. Tentang contoh gerak-
2), bahwa Al-Quran adalah sumber hu- gerik sholat dan seluk-beluk tentang
kum utama dan sunnah adalah sumber sholat harus dijelaskan oleh sesama
hukum kedua, rasanya sulit dibayangkan manusia. Allah tidak mungkin mem-
apabila Al-Quran difahami tanpa melalui beri contoh / memperagakan tentang
Hadis / Sunnah Nabi, ketika memahami gerakan ruku’-sujud, karena Allah
dan melaksanakan sesuatu – misalnya ghaib. Jadi tugas Nabi adalah men-
tentang haramnya memakan bangkai. jelaskan banyak hal tentang segala
Apabila hanya mempedomani Al-Quran sesuatu yang tidak dijelaskan atau
dan mengingkari Sunnah / Hadis Nabi belum rinci di dalam Al-Quran.
seharusnya menganggap haramnya se-
gala macam ikan laut maupun ikan air d. Mengingkari Sunnah / Hadis
tawar, karena hakekatnya, semua itu Nabi Berarti Kafir
adalah bangkai. Sedangkan halalnya Kedudukan Hadis / Sunnah Nabi
bangkai ikan laut, ikan air tawar dan se- adalah sangat penting, dan yang paling
jenis belalang adalah dijumpai di dalam tahu tentang isi Quran adalah Nabi, maka
Hadis Nabi bukan di dalam Al-Quran. kita tidak mungkin memahami isi Al-
Allah berfirman : “QS. 3. Ali Quran dan melaksanakan secara sek-
Imron : 32 sama dan tepat tanpa memperhatikan
apapun yang dijelaskan dan dicontohkan
       oleh Nabi. Secara tegas, Allah katakan
bahwa barangsiapa menolak / meng-
ingkari Al-Qur’an, atau As-Sunnah, atau
      dua-duanya berarti kafir dan sesat.
Perhatikan Ali Imron : 31-32
Katakanlah: “Ta’atilah Allah
     
dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling,
Maka Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang kafir”. (QS. 3.
Ali Imron : 32). Dengan mencermati      
Ali Imron ayat 32 tersebut, menun-
   
92 SUHUF, Vol. 26, No. 2, Nopember 2014: 89-110

      

     


     

     


Akhirat, kepada Qadla dan Qadar
    dan rukun Islam yang 5 (lima) yakni
mengucapkan dua kalimah syahadat,
       mendirikan shalat, mengeluarkan
zakat, berpuasa pada bulan rama-

     


dhan, menunaikan ibadah haji.
b) Meyakini dan atau mengikuti aqidah
yang tidak sesuai dengan dalil syar’i
Katakanlah: “Jika kamu (be- (Al-Quran dan Al-Sunnah);
nar-benar) mencintai Allah, ikutilah c) Meyakini turunnya wahyu setelah Al-
Aku, niscaya Allah mengasihi dan Quran
mengampuni dosa-dosamu.” Allah d) Mengingkari otentisitas dan atau
Maha Pengampun lagi Maha Penya- kebenaran isi Al-Quran
yang. Katakanlah: “Ta’atilah Allah e) Melakukan penafsiran Al-Quran
dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, yang tidak berdasarkan kaidah-
Maka Sesungguhnya Allah tidak kaidah tafsir;
menyukai orang-orang kafir”. (QS. Ali f) Mengingkari kedudukan hadis nabi
Imron : 31-32) sebagai sumber ajaran islam
g) Menghina, melecehkan dan atau
e. Kriteria Sesat merendahkan para nabi dan Rasul
Mengingat aliran Ingkaru Al- h) Mengingkari nabi Muhammad saw
Sunnah (Ahmad Husain : 9) Nampak sebagai nabi dan rasul terahir
terus-menerus berusaha untuk mengem- i) Merubah, menambah dan atau me-
bangkan sayapnya dan tidak mustahil, ngurangi pokok-pokok ibadah yang
pada suatu saat akan timbul keresahan telah ditetapkan oleh syari’ah, seperti
dikalangan umat islam, jika mendapat haji tidak ke Baitullah, shalat fardlu
dukungan kuat. Dampaknya akan sangat tidak 5 waktu.
berbahaya bagi perkembangan dan j) Mengkafirkan sesama muslim tanpa
kemurnian islam. dalil syar’i, seperti mengkafirkan
Menurut MUI, suatu faham atau muslim hanya karena bukan kelom-
aliran keagamaan dinyatakan sesat poknya.
apabila memenuhi salah satu dari kriteria
berikut: Metode Penelitian
a) Mengingkari salah satu dari rukun Jenis penelitian kasus ini merupa-
iman yang 6 (enam) yakni beriman kan penelitian terhadap pemahaman
kepada Allah, kepada Malaikat- seorang narasumber bernama Drs.
Nya, kepada kitab-kitab-Nya, ke- Minardi Mursyid terhadap ajaran Islam.
pada Rasul-rasul-Nya, kepada hari Penelitian ini dilakukan secara intensif,

Al-Qur’an dan Al-Sunnah ... (Amrul Choiri dan Bambang Setiaji) 93


cermat dan berkelanjutan dalam berbagai ditulis Minardi. Yang paling praktis dan
bentuk kajian. Pada awalnya kajian mudah dikenali indikasi penyimpangan
Minardi menggunakan payung yayasan yang ada adalah pada bagian-bagian ke-
yang bernama YATAIN (Yayasan Tauhid simpulan. Dengan sangat mudah dan
Indonesia), sejak tahun 2012 diganti kelihatan menyolok kejanggalan-ke-
dengan nama yayasan yang berbeda, janggalannya. Media yang berupa radio
yaitu LPPAT singkatan Lembaga Peng- juga selalu peneliti pantau secara intensif.
kajian dan Pengamalan Al-Quran Tauhid. Kemudian video yang dapat dilihat pada
Ada kemungkinan digantinya nama Ya- internet.
yasan rupanya merupakan upaya diplo- Penelitian ini adalah merupakan
matis agar faham ingkaru Al-Sunnah penelitian diskriptif kualitatif yang teknik
tidak terdeteksi. Di dalam Akta Notaris analisisnya dengan teknik non statistik.
LPPAT sudah disusun sedemikian rupa Teknik pengumpulan data yang terbanyak
– seolah-olah tidak ingkaru Al-Sunnah, adalah dokumentasi yang sumber datanya
tetapi kalau dicermati materi kajian buku yang ditulis oleh Minardi Mursyid,
mereka, baik yang tertuang di sarana Al-quran terjemah, CD, siaran radio yang
dakwah mereka masih sama – yaitu berasal dari dokumen CD, dan hasil dia-
menolak Hadis / Sunnah Nabi. log antara Minardi Mursyid dengan para
Subyek penelitian ini adalah alim ulama dalam bentuk FGD (Focus
Minardi Mursyid yang sudah bertahun- Group Discussion).
tahun sebagai narasumber yang posisi Analisis data penelitian ini adalah
domisilinya di Desa Pondok, Mojolaban, dengan cara diskriptif kualitatif, yaitu de-
Sukoharjo. ngan menganalisis terhadap setiap data
Tempat penelitian adalah di wila- yang ditemukan sejak ada temuan data
yah Solo Raya, selama satu semester se- awal sampai data terakhir.
jak 5 Desember 2012 – 5 Mei 2013. Reduksi data adalah kegiatan pe-
Mengingat penelitian ini merupa- milihan data, menyederhanakan data
kan penelitian faham atau pemikiran serta transformasi data. Penyajian data
seseorang yang diajarkan dan disebar- dilakukan dalam rangka pembaruan ter-
luaskan, maka peneliti melakukan ko- hadap sekumpulan informasi yang mem-
reksi terhadap ajaran sesat ingkaru Al- buat kemungkinan adanya penarikan
Sunnah yang narasumbernya adalah kesimpulan yang telah disusun, diatur dan
Minardi Mursyid melalui berbagai media, diringkas, sehingga mudah difahami. Pe-
baik berupa internet, radio, buku-buku meriksaan kesimpulan merupakan tahap
yang ditulis dan CD yang digandakan dan akhir dari penelitian ini, dilakukan secara
disebarluaskan kepada masyarakat. bertahap dari kesimpulan sementara, ke-
Bahan yang paling mudah dan mudian dilaksanakan pengumpulan data.
praktis untuk diteliti adalah buku yang

94 SUHUF, Vol. 26, No. 2, Nopember 2014: 89-110


Hasil dan Pembahasan c. Bahwa Al-Qur’an itu merupakan
Pada bagian ini disajikan tentang rahmat untuk semesta alam ini, pa-
data-data penelitian. Oleh karena pene- dahal alam semesta ini bukan hanya
litian ini bersifat kualitatif eksploratif, bumi atau tata surya kita, tetapi se-
maka setiap data yang dijumpai akan luruh jagad raya itu adalah semesta
dianalisa secara langsung. Dalam laporan alam. Kalau begitu benar bahwa se-
ini akan dikelompokkan menjadi : 1) mua ketentuan hukum Allah di se-
pemahaman Minardi tentang pengertian mesta alam ini pastilah sama dengan
Al-Quran dan kapasitasnya, 2) pema- yang lain dalam Al-Qur’an yang
haman atau persepsi Minardi tentang diturunkan melalui Nabi Muhammad
Sunah dan Hadis, 3) tingkat pengetahuan itu (Halaman 44, butir d).
Minardi tentang bahasa Arab. Berikut ini d. Maka cukuplah ayat-ayat tersebut
seluruh data dan analisisnya disajikan sebagai bahan pemikiran, bahwa
selengkapnya ternyata semua ketentuan Allah se-
1. Pemahaman Minardi Mursyid menjak dulu kala adalah sama untuk
Tentang Al-Quran semua manusia tanpa dibedakan
Buku berjudul “Kedudukan Ha- (Halaman 147).
dis Menurut Pandangan Al-Quran” Berdasarkan penjelasan Minardi
yang diterbitkan oleh YATAIN dijelaskan di muka, ditambah penjelasan dia lewat
oleh Minardi, sebagai berikut : radio, menunjukkan bahwa Minardi me-
a. Bahwa apa yang diwahyukan ke- nganggap adanya manusia hidup di alam
pada Muhammad yang berupa Al- semesta, baik di bumi maupun di planet
quran itu sama seperti yang diwah- lain. Semua manusia yang hidup di ber-
yukan kepada Nabi-nabi zaman bagai planet tersebut sejak zaman awal,
dulunya, maka benar kalau apa yang pada zaman nabi siapapun menerima dan
disampaikan oleh Muhammad itu mengajarkan kitab yang sama, berisi
merupakan millah Ibrahim kakeknya hukum/ ketentuan Allah yang sama.
(Periksa surat/ayat : 3/95, 6/161, 16/ Tentang manusia yang menyebar
123, 22/78) (Halaman 143). di bumi ini dan di berbagai planet lain
b. Bahwa Al-quran yang diturunkan hanya merupakan angan-angan Minardi
kepada Nabi Muhammad benar sa- yang merasa kreatif. Di ayat tujuh Surat
ma dengan yang diturunkan kepada Ali Imron, ada kata “zaighum” yang ber-
Nabi-nabi zaman dulunya, karena arti “sesat”, oleh Minardi diartikan
ternyata Al-quran itu merupakan pe- “kreatif atau inisiatif”. Di Surat Ali Im-
gangan hidup dan kekuatan bagi ron ayat 133 dan Surat Alhadied ayat
orang zaman purbakala (awwalun) 21 ada kata “’ardhu” (dengan ‘ain) yang
(26/196) ... (Halaman 144, butir c). artinya “luas” disamakan dengan “’ardhu”
(dengan hamzah) yang artinya “bumi”.

Al-Qur’an dan Al-Sunnah ... (Amrul Choiri dan Bambang Setiaji) 95


Minardi berpendapat, ada bumi di luar zaman Nabi Adam. Zaman Nabi Adam
bumi (angkasa luar). boleh menikah dengan saudara kandung,
Tentang anggapan Minardi, bah- kalau zaman Nabi Muhammad tidak bo-
wa semua ajaran atau kitab yang dibawa leh. Hukum yang mengatur hal-hal rumit,
oleh Nabi siapapun dan di planet mana- sesuai dengan tuntutan dan perkemba-
pun sejak nabi pertama sampai terakhir ngan zaman sekarang sudah lengkap,
adalah sama, dengan alasan Tuhannya tentunya pada zaman Nabi Adam tuntutan
satu. Anggapan-anggapan semacam itu zaman masih sangat sederhana. Dalam
harus dicermati dan dipertanyakan. Alquran sudah banyak ayat yang mem-
Semua isi kitab “sama”. Apanya yang beri isyarat tentang berbagai teknologi
“sama”. Kalau dikatakan “manusia termasuk teknologi ruang angkasa dan
sama dengan kera”, kan sah-sah saja. sebagainya.
Tinggal diurus, “apanya yang sama”. Tentang kapasitas isi Al-quran,
Apabila seluruh isi kitab suci dianggap tentunya lebih lengkap dibanding dengan
sama, sah-sah saja, tetapi harus diurus, isi kitab yang dibawa oleh Rasul-rasul se-
apanya yang “sama”? belumnya. Sebagai contoh, di dalam Al-
Boleh saja manusia dikatakan sa- quran memuat aspek sejarah, yang me-
ma dengan kera, artinya sesama makhluk nginformasikan peristiwa sejak Nabi per-
hidup, sama-sama sebagai makhluk tama sampai Nabi terakhir. Informasi
kongkrit atau syahadah, sama-sama sejarah tersebut tidak mungkin dijumpai
punya mata, sama-sama punya telinga, di dalam kitab-kitab yang lain secara
mulut, dsb. Tetapi ada juga sejumlah sifat lengkap.
yang membedakan antara manusia de- Buku “Al-Qur’an sebagai Rah-
ngan kera – diantaranya adalah akal. matan lil Alamin” (tulisan Minardi Mur-
Apabila dikatakan, bahwa Al- ysid) dijelaskan sebagai berikut :
quran adalah sama dengan isi kitab yang a. Perlu disadari bahwa Rasul Allah
lain, boleh saja, artinya sama-sama turun yang ditugaskan berlaku diseluruh
dari Allah, prinsip ajarannya sama, me- alam semesta ini dan bukan hanya di
ngajarkan aqidah tauhid yang sama. bumi ini saja dengan tugas me-
Tetapi perlu dicatat, bahwa manusia dari nyampaikan ketentuan hukum Allah
zaman awal, misalnya zaman Nabi Adam itu berlaku sama, maka dikatakan
hingga saat zaman sekarang mengalami bahwa Al-Qur’an juga merupakan
perubahan. Sebagai makhluk yang kreatif rahmatan lil’alamin. Hal itu dimak-
dan dinamis, akan terus melakukan peru- sudkan bahwa semua ketentuan hu-
bahan, baik secara sengaja maupun tidak kum Allah akan diberlakukan sama
sengaja. Sebagai contoh urusan “nikah, untuk semua manusia di seluruh alam
talak, rujuk”, sudah pasti berbeda, an- semesta ini semenjak manusia zaman
tara kondisi zaman sekarang dengan dulu, sekarang maupun yang akan

96 SUHUF, Vol. 26, No. 2, Nopember 2014: 89-110


datang bahkan sampai akhir zaman Berdasarkan penjelasan Minardi
berlaku permanen tanpa perubahan pada poin a dan b di muka, menunjukkan
(Halaman vi). bahwa Minardi menganggap kandungan
b. Allah mengutus para Nabi dan Rasul isi Alquran sama persis dengan kandu-
semenjak dulunya tentu saja keten- ngan ajaran sejak Nabi terdahulu (awal)
tuan hukum yang dilakukan adalah kehidupan manusia baik di bumi ini mau-
sama dan tidak mungkin dibedakan pun di bumi lain, bersifat permanen tanpa
antara satu sama lain. Semenjak du- ada perubahan sedikitpun. Sebagaimana
lunya Allah akan menyiksa orang- dianalisa sebelumnya, bahwa apa yang
orang yang mendustakan ayat-ayat dikatakan Minardi bertentangan dengan
Allah. Sudah pasti Ayat-ayat Allah penjelasan Al-quran itu sendiri. Misalnya
yang disampaikan oleh Rasul zaman penegasan Surat Al-baqarah ayat 144
dulu dan seterusnya pasti sama. Hal yang mengisaratkan, bahwa kiblat umat
ini bisa dipahami bahwa Ayat-ayat itu Nabi Muhammad saja pernah berubah.
datang dari Allah yang satu. Perlu di- Semula umat Muhammad kiblat sholat-
ketahui, bahwa semenjak Allah men- nya ke arah Baitu Al-maqdis, dikemudian
ciptakan jin dan manusia hanyalah hari pindah ke Masjidi Al-haram. Umat
untuk menyembah-Nya, dan keten- Nabi Musa dan Nabi yang lain pun kiblat-
tuan itu berlaku terus tidak pernah nya tidak ke arah Masjidi Al-haram. Be-
ada perubahan (Halaman 32). gitu pula termasuk halal-haramnya ma-
c. Cukuplah jelas bahwa semua sunnah kanan bagi umat Musa dengan umat
atau ketentuan Allah itu sudah ber- Muhammad juga ada perbedaan.
laku semenjak para Rasul zaman dulu Keterangan Minardi pada poin c,
sebelum Muhammad dilahirkan, dan dapat disimpulkan sunah atau ketentuan
semua sunnah untuk Rasul-rasul za- Allah sejak dulu sebelum Muhammad/
man dulu itu berlaku permanen dan sejak awal adalah sama. Apabila sunnah
tidak pernah ada pembatasan waktu dimaksudkan hukum alam adalah per-
berlakunya. Berarti ketentuan Rasul- manen tidak pernah berubah – misalnya
rasul zaman dulu dengan apa yang hukum grafitasi bumi sepanjang zaman
diberlakukan bagi Muhammad ada- permanen tidak berubah – begitu pula
lah dengan Sunnah (ketentuan) yang hukum alam yang lain. Perhatikan Surat
sama (Halaman 33). 31 (Luqman ayat 20). Ketentuan Allah
Dalam buku tulisan Minardi Mur- tentang hukum alam memang tidak per-
syid berjudul “Al-Qur’an sebagai Rah- nah berubah, tetapi ketentuan hukum /
matan lil ‘alamin”, sekurang-kurang- syariat Allah sejak Nabi pertama pasti
nya dijumpai ada enam temuan tentang ada perubahan sesuai dengan perkem-
persepsi Minardi terhadap Alquran. bangan dan tuntutan zaman. Contohnya

Al-Qur’an dan Al-Sunnah ... (Amrul Choiri dan Bambang Setiaji) 97


hukum pernikahan sebagaimana sudah kabaran itu diberitahukan oleh Allah
dijelaskan di muka, yaitu nikah dengan kepada manusia melalui para Nabi
saudara kandung pada zaman Nabi yang bertindak selaku Rasul untuk
Adam boleh, zaman Nabi Muhammad umat manusia. Itulah yang sebenar-
tidak boleh. nya hadis dan kebenarannya adalah
mutlak (Halaman 13).
2. Pemahaman Minardi Mursyid c. Lalu adakah ANCAMAN atau
Tentang Sunnah dan Hadis TUDUHAN “ingkar sunnah” itu
Berikut ini pernyataan-pernyataan dalam Al-Qur’an, tentu tidak ada?
Minardi dalam bukunya yang berjudul Karena memang tuduhan itu, bukan
“Kedudukan Hadits menurut Panda- datang dari Allah, tetapi datang dari
ngan Al-Quran” antara lain : manusia. Sementara itu semua sun-
a. Maka adakah hadits yang lebih benar nah rasul itu seutuhnya ada dalam Al-
daripada ayat Allah, atau dengan Qur’an. Karena itu siapa saja yang
hadits yang mana lagi sesudah Allah tidak mau mengkaji Al-Qur’an yang
menurunkan ayat-ayat-Nya? Bahkan benar, mustahil bisa melaksanakan
Allah telah menurunkan hadits yang sunnah rasul dengan baik dan benar,
lebih bagus disampaikan berulang- karena seluruh sikap dan perilaku ra-
ulang yang menegakkan bulu pada sul adalah berdasarkan wahyu yaitu
kulit bagi orang-orang yang takut Al-Qur’an (Halaman 14).
kepada Tuhan mereka. Maka benar d. Namun perlu disadari bahwa apa
bahwa hadits berarti berita atau per- yang dilakukan oleh Muhammad se-
kataan yang datang dari Allah berupa laku Rasul itu bukan wahyu maka dia
wahyu yang disampaikan oleh Nabi bukanlah hukum, karena hukumnya
Muhammad yang bertindak selaku ada dalam Al Qur’an. Dengan be-
Rasul (Halaman 12). gitu, maka semua tindakan, perbua-
b. Oleh karena itu Al Qur’an merupa- tan dan perkataan Muhammad se-
kan HADITS ALLAH yang dulunya laku Rasul adalah “uswatun hasa-
disampaikan oleh Muhammad selaku nah” yang selaku perlu diteladani
Rasul, yang isinya berupa kabar atau (Halaman 15).
berita gembira, berita yang berupa e. Dari keterangan tersebut juga dapat
peringatan bagi orang-orang yang diketahui bahwa sesungguhnya se-
ingkar, berita tentang kebenaran, be- mua keterangan Nabi selain Al
rita tentang masa lalu dan juga masa Qur’an itu bukanlah merupakan
yang bakal terjadi yang tidak mungkin “sumber hukum”, buktinya Nabi
bisa diungkapkan oleh ilmu penge- melarang untuk menulisnya (Halaman
tahuan hasil penelitian manusia sam- 16).
pai kapanpun. Maka berita atau per-

98 SUHUF, Vol. 26, No. 2, Nopember 2014: 89-110


f. Namun demikian Hadits atau kete- tidak memerlukan hukum tambahan
rangan Nabi selain Al Qur’an itu (Halaman 19).
dituliskan orang jauh setelah Nabi j. Kalau sekiranya setiap wahyu yang
meninggal, yang dalam sejarahnya diterima oleh Nabi kemudian harus
dapat diketahui sekitar 200 tahun dijelaskan dengan hadits Nabi,
setelah Nabi meninggal dunia, me- alangkah banyaknya Hadits-hadits
rupakan kurun waktuyang sangat yang harus diteliti dan kemudian
panjang, sudah pasti kebenarannya ditulis dari masing-masing Nabi
adalah sangat subyektif. Jangankan sebelum Nabi Muhammad. Lalu ba-
200 tahun, kadang-kadang 3 bulan gi nabi-nabi yang kitab sucinya tidak
saja sudah sulit untuk diingat, apalagi ditulis akan sangat sulit dalam pene-
sampai ratusan tahun (Halaman 16). litian Haditsnya Nabi waktu itu. Ka-
g. Kalau sekiranya amanat nabi itu rena itu pastilah nabi-nabi zaman
dipatuhi tentu tidak ada seorangpun dulunya menyampaikan wahyu tanpa
yang berani menulis semua ketera- memakai hadits (Halaman 20).
ngan nabi selain Al Qur’an, maka k. Dengan demikian jelas bahwa se-
pada saat itu HUKUM pastilah hanya orang Rasul hanyalah ditugaskan
SATU SAJA yaitu Al-Qur’an (Hala- untuk menyampaikan apa adanya
man 16). tanpa menambah atau mengurangi
h. Dari wasiat nabi yang seperti itu juga dari wahyu yang diterimanya. Minar-
dapat dipahami bahwa sesungguh- di mengutib Al Maidah: 99 (Halaman
nya Al Qur’an itu sudah cukup sem- 24).
purna untuk semua persoalan, karena l. Fakta di lapangan membuktikan bah-
Nabi Muhammad tahu persis semua wa banyak diantara umat Islam sen-
kandungan Al Qur’an, sehingga tidak diri yang menganggap bahwa hadits
perlu adanya hukum pelengkap yang seolah-olah merupakan hukum po-
harus menyertai Al Qur’an (Halaman kok yang bisa menjelaskan berbagai
17). persoalan, sedangkan Al Qur’an di-
i. Al Qur’an diturunkan Allah sudah anggapnya kurang lengkap, bersifat
selesai (tammat), sempurna benar global, bahkan ada yang mengatakan
dan adil serta tidak ada perubahan masih mentah atau masih wungkul
semua. Kalimat Allah dalam Al dan yang senada dengan itu (Hala-
Qur’an itu, dan telah menerangkan man 26).
segala sesuatu, maka dia akan ber- m. Keterangan tentang Shalat itu ada
laku permanen sepanjang zaman. dalam Al Qur’an atau ada dalam
Karena itu wajar kalau Nabi hadits? Orang akan ragu, namun ke-
Muhammad melarang menuliskan banyakan orang menjawab ada
haditsnya karena memang Al Qur’an dalam hadits, karena dikatakan Al

Al-Qur’an dan Al-Sunnah ... (Amrul Choiri dan Bambang Setiaji) 99


Qur’an tidak bisa menerangkan kumnya adalah Al Qur’an (Halaman
(Halaman 26). 45).
n. Tetapi kenapa Allah yang men- r. Ayat tersebut (Surat Luqman ayat 6
ciptakan manusia kok malah tidak dan 7) juga Allah menjelaskan de-
bisa menerangkan sholat dalam Al ngan membedakan antara Hadits
Qur’an, sedangkan Bukhari yang dengan ayat, tetapi manusia tadi lebih
seharusnya diperintah sholat kok memilih hadits daripada ayat. Bia-
malah bisa menerangkan dalam sanya orang seperti itu biasanya me-
haditsnya? (Halaman 27). nyampaikan dengan bangga bahwa
o. Bila dikatakan bahwa Al Qur’an hadits itu lebih baik dan lebih benar
tidak bisa menerangkan sholat, dan daripada ayat Allah, sehingga Allah
dikatakan bahwa yang menerangkan memerintahkan agar digembirakan
sholat adalah Hadits, lalu timbul per- tetapi dengan siksa yang pedih (Hala-
tanyaan, Apakah Allah tidak mengerti man 63).
bagaimana caranya sholat sehingga Sejumlah data yang dijumpai da-
Al Qur’an tidak bisa menerangkan lam buku berjudul “Kedudukan Hadits
tentang sholat itu? Atau apakah ke- Menurut Pandangan Al Qur’an” me-
tika Dia memerintahkan sholat, ke- muat pernyataan Minardi yang janggal
mudian Allah belajar dengan hadis dan aneh tersebut di muka, dianalisis
dulu, karena dikatakan bahwa Al sebagai berikut.
Qur’an tidak bisa menerangkan sho- Poin a, Minardi memahami al-
lat tetapi Hadits malah bisa mene- hadis secara lughoh atau etimologis, se-
rangkan (Halaman 27). hingga berita yang dimuat di dalam Al-
p. Selanjutnya setelah Nabi mengerti quran atau Al-quran itu sendiri secara
bagaimana cara melakukan sholat, keseluruhan adalah al-hadis. Kalau se-
kemudian diajarkan kepada para cara etimologis memahami semacam itu
sahabat juga dengan praktek lang- mamang tidak salah, bahkan koranpun
sung, begitu seterusnya sambung secara etimologis juga boleh disebut ha-
bersambung sampai kepada kita ini dis. Tetapi al-hadis yang kita maksud se-
juga diajarkan melalui praktek lang- lama ini adalah arti terminologi menurut
sung tanpa melalui Hadits (Halaman ulumu al-hadis, yaitu informasi tentang
29). “perilaku fisik, ucapan, sikap diam
q. Hadits itu sendiri bukanlah petunjuk, dan sifat yang melekat pada Nabi”.
tetapi hanyalah berupa keterangan Di berbagai media, di radio, di buku yang
atau penjelasan tentang perkataan, ditulis, CD, dan sebagainya. Minardi
perbuatan dan perilaku Nabi, maka selalu memaknai Hadis secara kebaha-
tentulah dia bukan hukum karena hu- saan, sehingga tidak akan nyambung de-
ngan persepsi para ulama ahli alhadis

100 SUHUF, Vol. 26, No. 2, Nopember 2014: 89-110


maupun ulama lain pada umumnya. keterangan Nabi Muhammad yang ter-
Secara terminologi ada bedanya antara tuang dalam Hadis nabi dianggap bukan
Al-quran dengan Al-hadis. sumber hukum, berarti Minardi meno-
Poin b, menurut Minardi, Al-quran lak Hadis maupun Sunnah Nabi da-
adalah merupakan hadis Allah dan bah- lam termilogi ulumu al-hadis. Pernya-
kan hadis sebenar-benar al-hadis adalah taan itulah sebagai bukti kongkrit, bahwa
Al-quran, bukan al-hadis menurut ter- Minardi adalah mengajarkan faham
minologi ulumu al-hadis seperti yang ingkar Hadis, sekaligus ingkar sunnah.
difahami oleh para ulama pada umumnya. Poin f, Minardi menolak al-hadis
Poin c, Minardi selalu saja me- atau keterangan Nabi selain Al-quran,
ngatakan, bahwa Sunnah Rasul itu se- alasannya Hadis Nabi tersebut ditulis
utuhnya di dalam Al-quran atau Al-quran 200 tahun setelah wafatnya Nabi
itu sendiri. Oleh karena itu kata dia, bah- Muhammad. Jangankan ratusan tahun,
wa barang siapa yang tidak mau meng- tiga bulan saja sudah sulit diingat katanya.
kaji Al-quran secara benar mustahil bisa Itulah bukti ingkarnya Minardi terhadap
melaksanakan Sunnah Rasul dengan al-hadis / Sunnah Nabi.
benar. Padahal Minardi sendiri mengkaji Poin g, menunjukkan bahwa Mi-
Al-quran dengan cara tidak benar, bah- nardi menilai terhadap orang yang menulis
kan sangat menyimpang dan berten- Hadis Nabi dan mempedomani sebagai
tangan dengan kaidah ulumu al-quran. sumber hukum syariat, sebagai sikap ti-
Lagi pula persepsi Minardi tentang Sun- dak patuh kepada Nabi. Berarti Minardi
nah Rasul juga tidak benar dan tidak menolak keterangan Nabi di luar Al-
sesuai dengna kaidah ulumu al-hadis. qur’an dengan keras atau ingkar sunnah
Poin d, menurut Minardi, apa secara tegas.
yang dilakukan oleh Muhammad selaku Poin h, dengan alasan Al-quran
Rasul itu bukan wahyu maka dia bukan- telah sempurna, Minardi menganggap
lah hukum, karena hukumnya ada dalam tidak perlu adanya hukum pelengkap
Al-quran. Kalimat ini menunjukkan bah- yang harus menyertai Al-quran. Sebagai-
wa Minardi hanya menganggap Al-quran mana diungkapkan di berbagai kesem-
saja sebagai sumber hukum perilaku nabi patan, Minardi menganggap Hadis Nabi
atau redaksi di luar Al-quran bukan sum- tidak diperlukan.
ber hukum hukum, berarti Minardi Mur- Poin i, menurut Minardi, Nabi
syid menolak Hadis Nabi ataupun Sun- Muhammad sendiri melarang menulis al-
nah Nabi sebagai sumber hukum. hadis, sedangkan Al-quran tidak me-
Poin e, bahwa Minardi mengang- merlukan hukum tambahan. Sebagai-
gap bahwa Sunnah Nabi ataupun kete- mana dibahas pada analisis terdahulu,
rangan nabi selain Al-quran “bukanlah memang Nabi pernah melarang menulis
merupakan sumber hukum”. Jadi semua al-hadis, karena adanya kekawatiran

Al-Qur’an dan Al-Sunnah ... (Amrul Choiri dan Bambang Setiaji) 101
akan campur dengan Al-quran. Sedang harus dilakukan. Karena umat Islam
penulisan hadis dilakukan setelah Al- zaman sekarang tidak mungkin bertemu
quran final penulisan dan pembukuannya Rasul untuk minta penjelasan maka yang
menjadi bentuk mushaf. Jadi penulisan kita pelajari adalah penjelasan atau
al-hadis tidak menyalahi petunjuk Nabi contoh Nabi yang bisa dijumpai dalam
hanya Minardi saja yang tidak memahami kitab-kitab Hadis Nabi. Kalau Minardi
ulumu al-hadis, tapi tidak tahu diri. tidak membutuhkan Hadis Nabi, tetapi
Poin j, karena Minardi ingkaru al- justru membuat penjelasan tentang Al-
hadis / sunnah nabi, ia berkomentar : quran secara panjang-lebar tanpa meng-
“kalau setiap wahyu harus dijelaskan hiraukan kaidah ilmu Al-quran karena
dengan Hadist, alangkah banyaknya memang tidak menguasai ulumu Al-
hadist-hadist yang harus diteliti.” Inti- quran. Seakan-akan Minardi merasa
nya semua Nabi menyampaikan wahyu lebih tahu dari Nabi.
tanpa memakai al-hadis, alias menyam- Poin l, Minardi tidak setuju apa-
paikan apa adanya tanpa perlu dijelas- bila Al-hadis dianggap sebagai sumber
kan, atau tidak diperlukan penjelasan hukum yang dapat menjelaskan berbagai
dari Nabi. Anehnya Minardi mengurai- persoalan dan ia juga tidak setuju apabila
kan/ menjelaskan wahyu/ Al-quran se- Al-quran dikatakan masih global. Ber-
cara panjang-lebar. Terkesan Minardi beda dengan pernyataan dari Prof. Dr.
merasa lebih tahu tentang Al-quran Nasruddin Baidan (pakar tafsir), yang
daripada Nabi Muhammad? penulis hubungi lewat telepon, beliau me-
Poin k, menurut Minardi, Rasul ngatakan, bahwa Al-quran ibaratnya
hanya menyampaikan apa adanya. Kata- sebagai Anggaran Dasar, sedangkan
kata “apa adanya” adalah tambahan Hadis Nabi sebagai Anggaran Rumah
Minardi sendiri. Ia mengutip Al-maidah Tangganya (ART). Intinya Minardi ber-
ayat 99, padahal ayat tersebut tidak ada anggapan bahwa Al-hadis Nabi bukan
kata-kata “apa adanya”. Di ayat itu me- Sumber Hukum Islam – alias Minardi
mang ada kata “hanya menyampai- menolak hadis nabi.
kan”, maksudnya tugas Rasul hanya me- Poin m, Minardi menyatakan bah-
nyampaikan – adapun umatnya mau wa orang pada umumnya menganggap
menerima atau tidak, mau melaksanakan keterangan tentang sholat ada di dalam
atau tidak, bukan tanggung jawab rasul. hadis karena “Al-Qur’an tidak bisa
Anehnya Minardi menambah kata “apa menerangkan”. Pernyataan Minardi ini
adanya” untuk melegitimasi persepsinya mengada-ada, memutar-balikkan atau
dalam rangka mengingkari Al-hadis atau mlintir persoalan. Kalau setiap ulama dan
Sunnah Nabi. Jika nabi “menambah” umat memang betul mengakui bahwa
dalam arti menjelaskan, baik dalam ben- penjelasan sholat dan contoh sholat, de-
tuk kata-kata atau perilaku fisik memang tailnya ada dalam Hadis Nabi – kecuali

102 SUHUF, Vol. 26, No. 2, Nopember 2014: 89-110


Minardi yang tidak mengakui karena dahulu kepada Bukhari. Tidak ada yang
Minardi bukan ulama, tidak faham kai- mengeluarkan pernyataan atau perta-
dah bahasa Arab tetapi faham ingkaru nyaan seperti itu. Justru Minardi yang
Al-sunnah / Al-hadis. Kalau dikatakan kurang sopan dengan contoh pernyataan
bahwa “Al-Qur’an tidak bisa mene- yang mengada-ada itu!
rangkan”, ini bukan perkataan para Poin p, menurut Minardi, setelah
ulama dan bukan pernyataan umat Islam Nabi tahu bagaimana cara shalat yang
pada umumnya – melainkan perkataan betul, kemudian dipraktekkan dan ditiru
Minardi sendiri yang justru nadanya oleh sahabat Nabi dan ditiru pula oleh
Minardi melecehkan Al-quran. Perlu generasi selanjutnya secara sambung-
dicermati, bahwa kata “tidak mene- bersambung hingga zaman sekarang ini.
rangkan” dengan “tidak bisa mene- Pertanyaannya, sekarang ini umat Islam
rangkan” adalah berbeda. Sebagai dalam melaksanakan shalat terjadi ke-
Anggaran Dasar (AD), Allah memang ragaman bacaan, gerakan dsb – yang
tidak perlu menampilkan tentang seluk- mana yang berasal dari Nabi atau yang
beluk sholat terlalu detail – tetang de- benar? Jadi anggapan Minardi tentang
tailnya urusan sholat cukup dilimpahkan shalat, pedomannya hanya apa yang di-
kepada Nabi. Bukan berarti Allah tidak saksikan terhadap generasi sebelumnya.
bisa menerangkan. Lain !!! Padahal generasi sebelum kita, terutama
Poin n dan poin o, Minardi me- yang di Indonesia dalam melakukan
ngajukan pertanyaan kepada para ulama shalat belum sempurna. Minardi pan-
dan umat Islam pada umumnya, inti tangan mempedomani kitab-kitab Al-
pertanyaan Minardi sebagai berikut : hadis, yang dipedomi hanyalah informasi
“Kenapa Allah yang menciptakan dari mulut ke mulut atau dari mata ke
manusia malah tidak bisa mene- mata. Ini juga bukti sikap ingkaru al-
rangkan urusan sholat? Sedangkan sunnah dan sekaligus ingkaru al-hadis.
Bukhori malah bisa menjelaskan Poin q, menurut Minardi, hadis
sholat? Apakah sebelum Allah me- bukan merupakan petunjuk, tetapi
merintahkan sholat, beliau belajar hanyalah berupa keterangan atau pen-
hadits terlebih dahulu?” Pertanyaan jelasan tentang perkataan, perbuatan dan
Minardi ini merupakan pertanyaan yang perilaku Nabi, maka hadis bukan hu-
tidak ilmiah! Aneh dan mengada-ada. kum, karena hukumnya adalah Al-quran.
Diantara para ulama dan umat Islam pada Pernyataan Minardi semacam ini me-
umumnya tidak ada satupun yang me- rupakan pernyataan yang keras dan
ngatakan, bahwa Bukhari lebih tahu tegas, bahwa dia mengingkari atau
tentang shalat dari pada Allah. Apa lagi menolak hadis nabi sebagai sumber
yang mengatakan bahwa sebelum Allah hukum, petunjuk dan pedoman dalam
menyuruh shalat, beliau bertanya terlebih Islam – alias ingkaru al-sunnah.

Al-Qur’an dan Al-Sunnah ... (Amrul Choiri dan Bambang Setiaji) 103
Poin r, Minardi menyebut surat mahami pertanyaan dalam bahasa Arab
Luqman ayat 6 dan 7, yang menurut yang dikemukakan oleh Ustadz Mui-
Minardi dua ayat tersebut membedakan nudinillah. Apa yang mau dijelaskan
antara “Al-hadis” dengan “Ayat”. apabila seseorang memposisikan sebagai
Persepsi Minardi tersebut salah, maklum mufasir tetapi tidak faham bahasa Arab
“Minardi bukan ahli tafsir dan tidak – padahal Al-quran berbahasa Arab.
memahami ulumu al-quran maupun Akibatnya Minardi menjelaskan Al-
ulumu al-hadis”, sehingga berpikiran quran dengan cara membabibuta, tanpa
sembarangan. Disamping itu Minardi dasar ilmu yang memadai. Dalam bahasa
mengatakan, “… tetapi manusia tadi Jawa “otak-atik matuk”. Rasulullah
lebih memilih hadits daripada ayat. mengatakan “Ada tiga golongan yang
Biasanya orang seperti itu menyam- akan merusak agama, pertama, pe-
paikan dengan bangga bahwa hadits mimpin yang tidak adil – kedua, ahli
itu lebih baik dan lebih benar dari- agama yang suka melakukan pelang-
pada ayat Al-Qur’an”. Peneliti yakin, garan – ketiga, mujtahid yang bodoh”.
bahwa tak ada satu ulama pun yang Melakukan “ijtihad” dalam hal apapun
mengatakan seperti yang dikatakan Mi- apabila dilakukan oleh orang yang bukan
nardi itu. Berarti Minardi telah mengada- ahlinya pasti akan terjadi kesalahan.
ada dan memfitnah kepada para ulama Apabila kesalahan tersebut dipedomani
dan umat Islam karena tidak akan pernah dan diikuti orang lain, pasti akan me-
ada seorangpun di kalangan umat Islam nyesatkan.
yang menganggap bahwa “al-hadis lebih Seseorang yang tidak memiliki
baik atau lebih benar daripada ayat Al- latar-belakang ilmu medis, apabila me-
quran”. Sikap Minardi dan persepsi Mi- lakukan ijtihad tentang sebuah penyakit
nardi ini merupakan sikap yang aneh dan tentunya tidak boleh dipedomani, karena
sekaligus persepsi yang menyimpang. ijtihad tersebut dilakukan oleh orang
yang bukan ahlinya. Sudah barang tentu
3. Tingkat Pengetahuan dan Pema- akan terjadi kesalahan yang fatal dan
haman Minardi Mursyid Tentang membahayakan. Minardi adalah ter-
Bahasa Arab dan Seluk-beluknya masuk pribadi yang sangat tidak meme-
Pada saat Minardi diminta untuk nuhi syarat untuk menafsiri atau men-
menjelaskan ulumu Al-quran dalam jelaskan Al-quran, karena sangat banyak
bahasa Arab dalam acara dialog dengan bukti yang menunjukkan bahwa ia tidak
MUI di Kantor Kementrian Agama faham bahasa arab dengan baik.
Sukoharjo pada tanggal 12 Nopember Dalam “Al-quran dan terjemah
2012, ternyata Minardi sama sekali tidak versi tadabbur” yang ditulis Minardi
bisa menjawab pertanyaan. Bahkan Mursyid dijumpai sangat banyak ke-
kelihatan sekali Minardi tidak bisa me- janggalan yang menggambarkan keter-

104 SUHUF, Vol. 26, No. 2, Nopember 2014: 89-110


batasan Minardi tentang kemampuannya itu menghamilkan istrimu)”. Jika
memahami bahasa arab. Berikut ini akan kita cermati, perbandingan antara
ditampilkan beberapa bukti penyim- terjemahan para ahli tafsir dengan
pangan. terjemahan Minardi sangat jauh
a. Surat Al-baqarah ayat 177 ada kata berbeda. Secara tidak langsung
“wa fii al riqob” yang oleh para Minardi menganggap salah terhadap
mufasir, termasuk Al-quran ter- terjemahan para ulama ahli tafsir,
jemahan Departemen Agama Repu- kemudian diubah oleh Minardi
blik Indonesia diartikan “budak”. dengan dibelokkan ke arah makna
Oleh Minardi diartikan “penjagaan”. yang berbeda sama sekali. Jelas, se-
Dia mengaitkan dengan “roqib” yang cara akademik Minardi tidak me-
terdapat pada akhir surah Al-nisa ayat miliki dasar ilmu yang memadai dan
1. Padahal kedua istilah itu memang tidak tahu diri.
mengandung arti dan konotasi yang d. Surah Al-baqarah ayat 197 ada
berbeda. kata-kata “al-hajju asyuru ma’luu-
b. Surat Al-baqarah ayat 184 dan 185 maat”, oleh para ahli tafsir diartikan
terdapat kata “au ‘ala safarin”, yang “(musim) haji adalah beberapa
oleh para ulama ahli tafsir dan ulama bulan yang dimaklumi (syawal,
ahli fikih diartikan “musafir”, oleh zulkaidah, zulhijah)”. Maksudnya,
Minardi diartikan “atas beban”. sejak persiapan sampai usai ibadah
Terjemahan dan penjelasan Minardi haji membutuhkan waktu sekitar tiga
ini merupakan penjelasan atau ter- bulan. Sedangkan Minardi menter-
jemahan yang menyimpang, tidak jemahkan “haji itu pada bulan-
lazim, asal-asalan dan bertentangan bulan tertentu”. Oleh Minardi di-
dengan terjemahan dan penjelasan jelaskan, bahwa haji boleh dilakukan
para ulama pada umumnya, apalagi pada bulan Muharram, Rajab,
Minardi bukan ulama. Zulkaedah, Zulhijah. Maklum,
c. Surah Al-baqarah ayat 187, terdapat Minardi menolak sunnah Nabi, maka
kata “basyiruu hunna wabtaghuu memahami ayat Al-quran sesuka hati
maa hataballaahu lakum”, di da- dan tidak sesuai dengan petunjuk
lam terjemahan Depag RI maupun nabi dan tidak sama dengan pen-
terjemahan ulama ahli pada umumnya jelasan para ulama ahli agama. Sudah
diterjemahkan “campurilah mere- pasti sesat dan menyesatkan.
ka dan carilah apa yang telah di- e. Masih Surah Al-baqarah ayat 197,
tetapkan Allah untukmu”. Oleh terdapat kata-kata “watazawaduu
Minardi diartikan “gembirakan me- fainna khaira zadi taqwa”. Oleh
reka dan carilah apa yang Allah para ulama menterjemahkan “ber-
tetapkan (wajibkan) bagimu (ya- bekallah, sebaik-baik bekal ada-

Al-Qur’an dan Al-Sunnah ... (Amrul Choiri dan Bambang Setiaji) 105
lah taqwa”. Oleh Minardi diterje- “Maka ketika telah menyelesai-
mahkan “dan bertambah-tambah- kan pengabdian”. Terjemahan Mi-
lah, sesungguhnya tambahan nardi terasa aneh, janggal dan tidak
yang baik adalah taqwa”. Kalau nyambung terhadap konteks ayat
dicermati, antara terjemahan para ahli atau persoalan yang sedang dibahas.
tafsir dengan terjemahan Minardi h. Masih surat Al-baqarah ayat 200,
sangat jauh berbeda, karena Minardi terdapat kata-kata “fazkurullaaha
menterjemahkan secara spekulasi kazikrikum abaa akum au asyad-
dan tanpa dilandasi ilmu tafsir yang dazikra”. Oleh para ulama ahli tafsir
memadai. Di dalam satu ayat ini, diterjemahkan “maka berzikirlah
dijumpai ada kata “taqwa” dua kali (dengan menyebut) Allah, seba-
yang satu diartikan “taqwa”, yang gaimana kamu menyebut-nyebut
satunya diterjemahkan “insyaf” – (membangga-banggakan) nenek
bahkan hampir semua kata “taqwa” moyangmu, atau (bahkan) berzi-
diartikan “insyaf” oleh Minardi – kirlah lebih banyak dari itu”. Oleh
sebuah arti yang tidak lazim. Minardi diartikan “Ingatlah Allah
f. Surah Al-baqarah ayat 199 ada kata- seperti kamu mengingatkan ba-
kata “summa afiidhu min haisu pak-bapakmu atau pemikiran
afadhonnaasu”, yang oleh para yang sangat (sungguh-sungguh)”.
ulama ahli tafsir diterjemahkan Dari sisi tata bahasa Arab maupun
“kemudian bertolaklah kamu dari konteksnya dengan ayat yang ber-
tempat bertolaknya orang-orang sangkutan terjemahan Minardi sangat
banyak (Arafah)”. Oleh Minardi janggal dan menyimpang / salah.
diterjemahkan “kemudian berom- i. Surah Ali Imran ayat tujuh, terdapat
bongan dari mana manusia be- kata-kata “fa ammalladziina fii
rombongan”. Kelihatan, Minardi qulubihim zaighun”, yang oleh para
tidak memahami bentuk kalimah fiil ulama ahli tafsir diartikan “Adapun
amar yang failnya “antum” dan tidak orang-orang yang dalam hatinya
memahami konteksnya dalam susu- condong kepada kesesatan”. Mi-
nan ayat yang bersangkutan dalam nardi menterjemahkan “Adapun
kaitan dengan ayat sebelum dan se- orang-orang yang dalam qalbu-
sudahnya. nya condong (inisiatif) – sering
g. Surah Al-baqarah ayat 200, terdapat juga oleh Minardi diartikan krea-
kata-kata “wa idza qodhaitum ma- tif”. Jadi kata “zaighun” yang artinya
nasihakum”, oleh para ahli tafsir “sesat”, justru oleh Minardi diarti-
diterjemahkan “Apabila kamu te- kan “inisiatif atau kreatif”.
lah menyelesaiakn ibadah haji- j. Surah Ali Imran ayat tujuh dijumpai
mu”. Oleh Minardi diterjemahkan juga kata-kata : “wa maa ya’lamu

106 SUHUF, Vol. 26, No. 2, Nopember 2014: 89-110


ta’wilahu illallah. Warasikhuuna itu balasannya ialah ampunan dari
fi alilmi yaquuluuna amanna bih”, Tuhan mereka dan surga yang
oleh para pakar tafsir diartikan didalamnya mengalir sungai-su-
“padahal tidak ada yang menge- ngai, sedang mereka kekal di
tahui ta’wilnya melainkan Allah. dalamnya dan itulah sebaik-baik
Dan orang-orang yang mendalam pahala orang-orang yang ber-
ilmunya berkata: kami beriman amal”. Bandingkan dengan terje-
kepada ayat-ayat yang mutasya- mahan Minardi sebagai berikut
bihat”. Oleh Minardi diartikan “Dan “Itulah balasan mereka ampunan
tidaklah yang mengetahui pe- dari Tuhan mereka dan sorga
ngertiannya kecuali Allah dan yang bergerak dari bawahnya
orang-orang yang maju dalam siang-siang kekal di dalamnya.
ilmu. Berkata (orang-orang maju Sangat nikmat balasan orang-
dalam ilmu): Aku beriman kepda- orang yang beramal itu”. Apabila
Nya”. Disamping terjemahan Minar- dicermati, terjemahan Minardi jauh
di janggal dan kacau, ia merubah berbeda dengan terjemahan para ahli
posisi tanda baca. Tanda baca teks tafsir – sangat kelihatan, Minardi
arabnya dibiarkan, tetapi tanda baca tidak faham bahasa arab. Kata “an-
terjemahannya diubah. Terjemahan haar”, dengan “ha” panjang artinya
yang benar, “tidak ada yang me- “sungai-sungai” bukan “siang-
ngetahui ta’wil ayat mutasyabi- siang”. Mungkin Minardi mengira
hat, kecuali Allah”. Menurut Mi- bahwa terjemahan DEPAG RI salah,
nardi “yang mengetahui ta’wil kemudian ia mengubah dan meng-
ayat mutasyabihat bukan hanya ganti dengan arti lain. Sayangnya
Allah saja, tetapi orang-orang Minardi yang tidak faham seluk
yang mendalam ilmunya juga beluk bahasa arab itu tidak tahu diri,
tahu”. Bahkan Minardi mengkritik bahkan merasa lebih tahu daripada
(lewat radio dan rekaman CD-nya), para pakar tafsir. Celakanya lagi,
“kalau yang mengetahui ayat mu- banyak dari kalangan masyarakat
tasyabihat hanya Allah, untuk apa Islam yang terkecoh dengan pen-
Al Qur’an diturunkan?”. Men- jelasan Minardi yang sarat dengan
cermati kalimat pernyataan Minardi, “kalimat kamuflase”.
menunjukkan, bahwa yang menge- l. Surah ke 22 (Al-hajj) ayat 27, oleh
tahui ta’wil ayat mutasyabihat bukan para pakar tafsir diterjemahkan
hanya Allah, Minardi merasa tahu “Dan berserulah kepada manusia
juga (seperti Allah). untuk mengerjakan haji, niscaya
k. Surah Ali Imran ayat 136, yang oleh mereka akan datang kepadamu
para pakar tafsir diartikan “Mereka dengan berjalan kaki, dan me-

Al-Qur’an dan Al-Sunnah ... (Amrul Choiri dan Bambang Setiaji) 107
ngendarai onta yang kurus yang satu, dan dari padanya Allah
datang dari segenap penjuru yang menciptakan isterinya…”. Ban-
jauh”. Bandingkan dengan terje- dingkan dengan terjemahan Minardi
mahan Minardi sebagai berikut, “Wahai manusia, taqwalah pada
“Dan maklumkan pada manusia Tuhanmu yang telah mencipta-
dengan hajji, mereka akan da- kan kamu dari nafs yang satu. dan
tang padamu berlaki-laki dan DIA ciptakan daripadanya pa-
atas setiap penghubung (mobil, sangannya…” Terjemahan Minardi
pesawat, kapal laut, kuda, onta, pada naskah yang lain berbunyi “dan
dll) datang dari setiap pelosok menciptakan daripadanya suami-
yang jauh”. Sebagaimana telah nya”. Rupanya Minardi mengira
dibahas pada nomor sebelas di mu- bahwa “nafs wahidah” adalah wani-
ka, bahwa Minardi menterjemahkan ta, memang “wahidah” adalah ben-
dengan mengikuti seleranya sendiri, tuk “kalimah muannas”, tetapi
tidak menghiraukan terjemahan dari “wahidah” yang menjadi naatnya
para ulama pakar tafsir. Tidak bisa “nafs” dalam konteks ayat satu su-
dibayangkan, apabila ada Minardi rah Al-nisa bukan muannas. Jadi
lebih dari satu melakukan penafsiran “nafs wahidah” dalam konteks ayat
atau penjelasan Al-quran dengan ini adalah mudzakkar. Setiap ada
seleranya sendiri, tanpa dilandasi ulu- kata “nafs”, apakah untuk orang
mu al-quran yang memadahi, kemu- laki-laki ataupun wanita jika diikuti
dian diikuti oleh umat Islam yang lain, sifat atau naat, tetap “wahidah”. Ti-
berarti mereka telah merusak ajaran dak ada susunan kata yang berbunyi
Islam – yang berarti pula mereka sa- “nafs wahid”. Ini hanya salah satu
ngat membahayakan Islam – lebih contoh kesalahan Minardi, dan masih
berbahaya daripada orang kafir. sangat banyak kesalahan Minardi
Ajaran atau pemikiran Minardi ba- dari sisi “morfologi” dan tata bahasa
gaikan penyakit kanker jenis Carsi- arab pada umumnya.
noma (yang ganas) dan tidak boleh
dibiarkan, mengingat terjemahan Mi- Simpulan dan Saran
nardi yang salah dan menyimpang itu a. Kesimpulan
sangat banyak – tak terhitung. Atas dasar analisa data yang telah
m. Surat Al-nisa ayat satu (penggalan disajikan pada bab sebelumnya dapat
terjemahan) di bagian awal ayat, oleh disimpulkan sebagai berikut :
ulama ahli tafsir diterjemahkan “Hai 1) Minardi mengingkari Sunnah Nabi
sekalian manusia, bertaqwalah secara meyakinkan yang berarti aja-
kepada Tuhanmu, yang telah rannya sesat dan menyesatkan.
menciptakan kamu dari diri yang

108 SUHUF, Vol. 26, No. 2, Nopember 2014: 89-110


2) Minardi tidak memahami ilmu alat oleh para ulama pada umumnya dan
yang memadai untuk menjelaskan mengingkari Hadis / Sunnah Nabi.
atau menafsiri Al-quran, sehingga 2) Seluruh umat Islam harus pandai-
banyak penjelasan yang salah dan pandai memilih guru yang memang
menyimpang. faham ajaran Islam dengan baik.
Apabila ada kejanggalan atau hal-hal
b. Saran yang tidak lazim, lakukanlah kon-
Ada beberapa saran penting yang firmasi atau tanyakanlah kepada
perlu disampaikan : ahlinya. Baca surah 16 (Al-nahl) ayat
1) Minardi wajib segera menghentikan 43 dan surah 21 (Al-anbiyaa) ayat 7.
kegiatan dakwahnya, karena tidak 3) Menyarankan kepada pemerintah
memiliki kompetensi yang memadai untuk melarang dan melakukan
tentang ilmu alat untuk menafsiri Al- tindakan hukum kepada Minardi dan
quran dan tidak memiliki otoritas anggota jamaahnya yang tidak mau
untuk berijtihad. Pola dakwah Mi- bertobat dan menghentikan kegiatan
nardi terlalu banyak yang berten- dakwah mereka yang merusak ajaran
tangan dengan apa yang diajarkan Islam tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid Khon, 2011, Ulumul Hadis, Jakarta, Amzah.


Ahmad Husnan, 1981, Gerakan Ingkaru As-Sunnah dan Jawabannya, Jakarta,
Media Dakwah
Amir Syarifuddin H., Prof., Dr., 2009, Ushul Fiqh, Jakarta, Interpratam Offset
Azami, M.M., Prof., Dr., 1994, Hadis Nabawi, Jakarta, PT. Pustaka Firdaus
Daniel Juned, Prof. Dr, 2012, Ilmu Hadis, Jakarta, Penerbit Erlangga.
Hamka. Prof., Dr, 1984, Tafsir Al-Azhar, Jakarta, Pustaka Panjimas
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Quran Departemen Agama RI, t.th, Al-Quran dan
Terjemahannya, Penterjemah : Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-
Quran, Semarang, PT Tanjung Mas Inti Semarang.
Majelis Ulama Indonesia, tt, Mengawal Aqidah Umat , Jakarta Pusat, Sekretariat
Majelis Ulama Indonesia

Al-Qur’an dan Al-Sunnah ... (Amrul Choiri dan Bambang Setiaji) 109
Minardi Mursyid, tt, Al-Qur’an Sebagai Rahmatan lil Alamin, Yayasan Tauhid
Indonesia
Minardi Mursyid, tt, Kedudukan Hadits Menurut Pandangan Al-Qur’an,
Yayasan Tauhid Indonesia
Minardi Mursyid, 2007, Al-Qur’an dan Terjemahan Versi Tadabbur, Sukoharjo,
Lembaga Pengkajian dan Pendalaman Al-Qur’an “Tauhid”
Muhammad Jawab Mughiyah, 2010, Fiqih Lima Mazhab (Penerjemah: Masykur
A.B.,dkk), Judul asli Al-Fiqh ‘ala Al-Mazhahib Al-Khomsah, Jakarta,
Penerbit Lentera
Muhammad Nashiruddin Al-Albani, 2007, Shohih Al-Jami’ Ash-Shoghir
(Penerjemah: Imron Rosyadi dkk), Jakarta Selatan, Pustaka Azzam
Rosihon Anwar, Dr. M.Ag, 2005, Ilmu Tafsir, Bandung, CV. Pustaka Setia.
Salim Bahreisy H. dkk (penerjemah), 2004, Tafsir Ibnu Katsir, Surabaya, PT.
Bina Ilmu
Subhi As-Shalih, 1993, Membahas Ilmu-ilmu Al-Quran, Terjemahan Tim Pustaka
Firdaus, Jakarta, Penerbit PT. Pustaka Al-Firdaus.
Syaikh Manna’ Al-Qaththan, 2010, Pengantar Studi Ilmu Hadis, Penerjemah :
Mifdhol Abdurrahman, Jakarta Timur, Pustaka Al-Kautsar.
Syamsul Hidayah dan Amrul Choiri, 2013, Firqah Ingkars Sunnah di Solo Raya
dalam SUHUF (Pengembangan Kajian Keislaman) Volume.25, No.1,
Mei 2013, Surakarta, Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Video Dokumentasi Klarifikasi MUI Kab Sukoharjo kepada LPPAT, 12 November
2012, Sukoharjo

110 SUHUF, Vol. 26, No. 2, Nopember 2014: 89-110

Anda mungkin juga menyukai