Sumber Ajaran Islam PDF
Sumber Ajaran Islam PDF
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif kualitatif yang teknik
analisisnya dengan teknik non statistik. Penelitian ini merupakan
penelitian terhadap pemahaman seorang narasumber bernama Minardi
Mursyid terhadap ajaran Islam, dengan mengangkat permasalahan
apakah Minardi Mursyid mengajarkan faham ingkaru Al-Sunah serta
apakah ia memiliki ilmu alat yang memadai untuk menjelaskan Al-Quran.
Setelah data dikumpulkan dan dianalisis, kemudian disimpulkan bahwa
Minardi mengingkari Sunnah Nabi secara meyakinkan yang berarti
ajarannya sesat dan menyesatkan; Minardi tidak memahami ilmu alat
yang memadai untuk menjelaskan atau menafsiri Al-quran, sehingga
banyak penjelasan yang salah dan menyimpang.
Al-Qur’an dan Al-Sunnah ... (Amrul Choiri dan Bambang Setiaji) 101
akan campur dengan Al-quran. Sedang harus dilakukan. Karena umat Islam
penulisan hadis dilakukan setelah Al- zaman sekarang tidak mungkin bertemu
quran final penulisan dan pembukuannya Rasul untuk minta penjelasan maka yang
menjadi bentuk mushaf. Jadi penulisan kita pelajari adalah penjelasan atau
al-hadis tidak menyalahi petunjuk Nabi contoh Nabi yang bisa dijumpai dalam
hanya Minardi saja yang tidak memahami kitab-kitab Hadis Nabi. Kalau Minardi
ulumu al-hadis, tapi tidak tahu diri. tidak membutuhkan Hadis Nabi, tetapi
Poin j, karena Minardi ingkaru al- justru membuat penjelasan tentang Al-
hadis / sunnah nabi, ia berkomentar : quran secara panjang-lebar tanpa meng-
“kalau setiap wahyu harus dijelaskan hiraukan kaidah ilmu Al-quran karena
dengan Hadist, alangkah banyaknya memang tidak menguasai ulumu Al-
hadist-hadist yang harus diteliti.” Inti- quran. Seakan-akan Minardi merasa
nya semua Nabi menyampaikan wahyu lebih tahu dari Nabi.
tanpa memakai al-hadis, alias menyam- Poin l, Minardi tidak setuju apa-
paikan apa adanya tanpa perlu dijelas- bila Al-hadis dianggap sebagai sumber
kan, atau tidak diperlukan penjelasan hukum yang dapat menjelaskan berbagai
dari Nabi. Anehnya Minardi mengurai- persoalan dan ia juga tidak setuju apabila
kan/ menjelaskan wahyu/ Al-quran se- Al-quran dikatakan masih global. Ber-
cara panjang-lebar. Terkesan Minardi beda dengan pernyataan dari Prof. Dr.
merasa lebih tahu tentang Al-quran Nasruddin Baidan (pakar tafsir), yang
daripada Nabi Muhammad? penulis hubungi lewat telepon, beliau me-
Poin k, menurut Minardi, Rasul ngatakan, bahwa Al-quran ibaratnya
hanya menyampaikan apa adanya. Kata- sebagai Anggaran Dasar, sedangkan
kata “apa adanya” adalah tambahan Hadis Nabi sebagai Anggaran Rumah
Minardi sendiri. Ia mengutip Al-maidah Tangganya (ART). Intinya Minardi ber-
ayat 99, padahal ayat tersebut tidak ada anggapan bahwa Al-hadis Nabi bukan
kata-kata “apa adanya”. Di ayat itu me- Sumber Hukum Islam – alias Minardi
mang ada kata “hanya menyampai- menolak hadis nabi.
kan”, maksudnya tugas Rasul hanya me- Poin m, Minardi menyatakan bah-
nyampaikan – adapun umatnya mau wa orang pada umumnya menganggap
menerima atau tidak, mau melaksanakan keterangan tentang sholat ada di dalam
atau tidak, bukan tanggung jawab rasul. hadis karena “Al-Qur’an tidak bisa
Anehnya Minardi menambah kata “apa menerangkan”. Pernyataan Minardi ini
adanya” untuk melegitimasi persepsinya mengada-ada, memutar-balikkan atau
dalam rangka mengingkari Al-hadis atau mlintir persoalan. Kalau setiap ulama dan
Sunnah Nabi. Jika nabi “menambah” umat memang betul mengakui bahwa
dalam arti menjelaskan, baik dalam ben- penjelasan sholat dan contoh sholat, de-
tuk kata-kata atau perilaku fisik memang tailnya ada dalam Hadis Nabi – kecuali
Al-Qur’an dan Al-Sunnah ... (Amrul Choiri dan Bambang Setiaji) 103
Poin r, Minardi menyebut surat mahami pertanyaan dalam bahasa Arab
Luqman ayat 6 dan 7, yang menurut yang dikemukakan oleh Ustadz Mui-
Minardi dua ayat tersebut membedakan nudinillah. Apa yang mau dijelaskan
antara “Al-hadis” dengan “Ayat”. apabila seseorang memposisikan sebagai
Persepsi Minardi tersebut salah, maklum mufasir tetapi tidak faham bahasa Arab
“Minardi bukan ahli tafsir dan tidak – padahal Al-quran berbahasa Arab.
memahami ulumu al-quran maupun Akibatnya Minardi menjelaskan Al-
ulumu al-hadis”, sehingga berpikiran quran dengan cara membabibuta, tanpa
sembarangan. Disamping itu Minardi dasar ilmu yang memadai. Dalam bahasa
mengatakan, “… tetapi manusia tadi Jawa “otak-atik matuk”. Rasulullah
lebih memilih hadits daripada ayat. mengatakan “Ada tiga golongan yang
Biasanya orang seperti itu menyam- akan merusak agama, pertama, pe-
paikan dengan bangga bahwa hadits mimpin yang tidak adil – kedua, ahli
itu lebih baik dan lebih benar dari- agama yang suka melakukan pelang-
pada ayat Al-Qur’an”. Peneliti yakin, garan – ketiga, mujtahid yang bodoh”.
bahwa tak ada satu ulama pun yang Melakukan “ijtihad” dalam hal apapun
mengatakan seperti yang dikatakan Mi- apabila dilakukan oleh orang yang bukan
nardi itu. Berarti Minardi telah mengada- ahlinya pasti akan terjadi kesalahan.
ada dan memfitnah kepada para ulama Apabila kesalahan tersebut dipedomani
dan umat Islam karena tidak akan pernah dan diikuti orang lain, pasti akan me-
ada seorangpun di kalangan umat Islam nyesatkan.
yang menganggap bahwa “al-hadis lebih Seseorang yang tidak memiliki
baik atau lebih benar daripada ayat Al- latar-belakang ilmu medis, apabila me-
quran”. Sikap Minardi dan persepsi Mi- lakukan ijtihad tentang sebuah penyakit
nardi ini merupakan sikap yang aneh dan tentunya tidak boleh dipedomani, karena
sekaligus persepsi yang menyimpang. ijtihad tersebut dilakukan oleh orang
yang bukan ahlinya. Sudah barang tentu
3. Tingkat Pengetahuan dan Pema- akan terjadi kesalahan yang fatal dan
haman Minardi Mursyid Tentang membahayakan. Minardi adalah ter-
Bahasa Arab dan Seluk-beluknya masuk pribadi yang sangat tidak meme-
Pada saat Minardi diminta untuk nuhi syarat untuk menafsiri atau men-
menjelaskan ulumu Al-quran dalam jelaskan Al-quran, karena sangat banyak
bahasa Arab dalam acara dialog dengan bukti yang menunjukkan bahwa ia tidak
MUI di Kantor Kementrian Agama faham bahasa arab dengan baik.
Sukoharjo pada tanggal 12 Nopember Dalam “Al-quran dan terjemah
2012, ternyata Minardi sama sekali tidak versi tadabbur” yang ditulis Minardi
bisa menjawab pertanyaan. Bahkan Mursyid dijumpai sangat banyak ke-
kelihatan sekali Minardi tidak bisa me- janggalan yang menggambarkan keter-
Al-Qur’an dan Al-Sunnah ... (Amrul Choiri dan Bambang Setiaji) 105
lah taqwa”. Oleh Minardi diterje- “Maka ketika telah menyelesai-
mahkan “dan bertambah-tambah- kan pengabdian”. Terjemahan Mi-
lah, sesungguhnya tambahan nardi terasa aneh, janggal dan tidak
yang baik adalah taqwa”. Kalau nyambung terhadap konteks ayat
dicermati, antara terjemahan para ahli atau persoalan yang sedang dibahas.
tafsir dengan terjemahan Minardi h. Masih surat Al-baqarah ayat 200,
sangat jauh berbeda, karena Minardi terdapat kata-kata “fazkurullaaha
menterjemahkan secara spekulasi kazikrikum abaa akum au asyad-
dan tanpa dilandasi ilmu tafsir yang dazikra”. Oleh para ulama ahli tafsir
memadai. Di dalam satu ayat ini, diterjemahkan “maka berzikirlah
dijumpai ada kata “taqwa” dua kali (dengan menyebut) Allah, seba-
yang satu diartikan “taqwa”, yang gaimana kamu menyebut-nyebut
satunya diterjemahkan “insyaf” – (membangga-banggakan) nenek
bahkan hampir semua kata “taqwa” moyangmu, atau (bahkan) berzi-
diartikan “insyaf” oleh Minardi – kirlah lebih banyak dari itu”. Oleh
sebuah arti yang tidak lazim. Minardi diartikan “Ingatlah Allah
f. Surah Al-baqarah ayat 199 ada kata- seperti kamu mengingatkan ba-
kata “summa afiidhu min haisu pak-bapakmu atau pemikiran
afadhonnaasu”, yang oleh para yang sangat (sungguh-sungguh)”.
ulama ahli tafsir diterjemahkan Dari sisi tata bahasa Arab maupun
“kemudian bertolaklah kamu dari konteksnya dengan ayat yang ber-
tempat bertolaknya orang-orang sangkutan terjemahan Minardi sangat
banyak (Arafah)”. Oleh Minardi janggal dan menyimpang / salah.
diterjemahkan “kemudian berom- i. Surah Ali Imran ayat tujuh, terdapat
bongan dari mana manusia be- kata-kata “fa ammalladziina fii
rombongan”. Kelihatan, Minardi qulubihim zaighun”, yang oleh para
tidak memahami bentuk kalimah fiil ulama ahli tafsir diartikan “Adapun
amar yang failnya “antum” dan tidak orang-orang yang dalam hatinya
memahami konteksnya dalam susu- condong kepada kesesatan”. Mi-
nan ayat yang bersangkutan dalam nardi menterjemahkan “Adapun
kaitan dengan ayat sebelum dan se- orang-orang yang dalam qalbu-
sudahnya. nya condong (inisiatif) – sering
g. Surah Al-baqarah ayat 200, terdapat juga oleh Minardi diartikan krea-
kata-kata “wa idza qodhaitum ma- tif”. Jadi kata “zaighun” yang artinya
nasihakum”, oleh para ahli tafsir “sesat”, justru oleh Minardi diarti-
diterjemahkan “Apabila kamu te- kan “inisiatif atau kreatif”.
lah menyelesaiakn ibadah haji- j. Surah Ali Imran ayat tujuh dijumpai
mu”. Oleh Minardi diterjemahkan juga kata-kata : “wa maa ya’lamu
Al-Qur’an dan Al-Sunnah ... (Amrul Choiri dan Bambang Setiaji) 107
ngendarai onta yang kurus yang satu, dan dari padanya Allah
datang dari segenap penjuru yang menciptakan isterinya…”. Ban-
jauh”. Bandingkan dengan terje- dingkan dengan terjemahan Minardi
mahan Minardi sebagai berikut, “Wahai manusia, taqwalah pada
“Dan maklumkan pada manusia Tuhanmu yang telah mencipta-
dengan hajji, mereka akan da- kan kamu dari nafs yang satu. dan
tang padamu berlaki-laki dan DIA ciptakan daripadanya pa-
atas setiap penghubung (mobil, sangannya…” Terjemahan Minardi
pesawat, kapal laut, kuda, onta, pada naskah yang lain berbunyi “dan
dll) datang dari setiap pelosok menciptakan daripadanya suami-
yang jauh”. Sebagaimana telah nya”. Rupanya Minardi mengira
dibahas pada nomor sebelas di mu- bahwa “nafs wahidah” adalah wani-
ka, bahwa Minardi menterjemahkan ta, memang “wahidah” adalah ben-
dengan mengikuti seleranya sendiri, tuk “kalimah muannas”, tetapi
tidak menghiraukan terjemahan dari “wahidah” yang menjadi naatnya
para ulama pakar tafsir. Tidak bisa “nafs” dalam konteks ayat satu su-
dibayangkan, apabila ada Minardi rah Al-nisa bukan muannas. Jadi
lebih dari satu melakukan penafsiran “nafs wahidah” dalam konteks ayat
atau penjelasan Al-quran dengan ini adalah mudzakkar. Setiap ada
seleranya sendiri, tanpa dilandasi ulu- kata “nafs”, apakah untuk orang
mu al-quran yang memadahi, kemu- laki-laki ataupun wanita jika diikuti
dian diikuti oleh umat Islam yang lain, sifat atau naat, tetap “wahidah”. Ti-
berarti mereka telah merusak ajaran dak ada susunan kata yang berbunyi
Islam – yang berarti pula mereka sa- “nafs wahid”. Ini hanya salah satu
ngat membahayakan Islam – lebih contoh kesalahan Minardi, dan masih
berbahaya daripada orang kafir. sangat banyak kesalahan Minardi
Ajaran atau pemikiran Minardi ba- dari sisi “morfologi” dan tata bahasa
gaikan penyakit kanker jenis Carsi- arab pada umumnya.
noma (yang ganas) dan tidak boleh
dibiarkan, mengingat terjemahan Mi- Simpulan dan Saran
nardi yang salah dan menyimpang itu a. Kesimpulan
sangat banyak – tak terhitung. Atas dasar analisa data yang telah
m. Surat Al-nisa ayat satu (penggalan disajikan pada bab sebelumnya dapat
terjemahan) di bagian awal ayat, oleh disimpulkan sebagai berikut :
ulama ahli tafsir diterjemahkan “Hai 1) Minardi mengingkari Sunnah Nabi
sekalian manusia, bertaqwalah secara meyakinkan yang berarti aja-
kepada Tuhanmu, yang telah rannya sesat dan menyesatkan.
menciptakan kamu dari diri yang
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Al-Sunnah ... (Amrul Choiri dan Bambang Setiaji) 109
Minardi Mursyid, tt, Al-Qur’an Sebagai Rahmatan lil Alamin, Yayasan Tauhid
Indonesia
Minardi Mursyid, tt, Kedudukan Hadits Menurut Pandangan Al-Qur’an,
Yayasan Tauhid Indonesia
Minardi Mursyid, 2007, Al-Qur’an dan Terjemahan Versi Tadabbur, Sukoharjo,
Lembaga Pengkajian dan Pendalaman Al-Qur’an “Tauhid”
Muhammad Jawab Mughiyah, 2010, Fiqih Lima Mazhab (Penerjemah: Masykur
A.B.,dkk), Judul asli Al-Fiqh ‘ala Al-Mazhahib Al-Khomsah, Jakarta,
Penerbit Lentera
Muhammad Nashiruddin Al-Albani, 2007, Shohih Al-Jami’ Ash-Shoghir
(Penerjemah: Imron Rosyadi dkk), Jakarta Selatan, Pustaka Azzam
Rosihon Anwar, Dr. M.Ag, 2005, Ilmu Tafsir, Bandung, CV. Pustaka Setia.
Salim Bahreisy H. dkk (penerjemah), 2004, Tafsir Ibnu Katsir, Surabaya, PT.
Bina Ilmu
Subhi As-Shalih, 1993, Membahas Ilmu-ilmu Al-Quran, Terjemahan Tim Pustaka
Firdaus, Jakarta, Penerbit PT. Pustaka Al-Firdaus.
Syaikh Manna’ Al-Qaththan, 2010, Pengantar Studi Ilmu Hadis, Penerjemah :
Mifdhol Abdurrahman, Jakarta Timur, Pustaka Al-Kautsar.
Syamsul Hidayah dan Amrul Choiri, 2013, Firqah Ingkars Sunnah di Solo Raya
dalam SUHUF (Pengembangan Kajian Keislaman) Volume.25, No.1,
Mei 2013, Surakarta, Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Video Dokumentasi Klarifikasi MUI Kab Sukoharjo kepada LPPAT, 12 November
2012, Sukoharjo