Anda di halaman 1dari 14

REDUPLIKASI

Reduplikasi atau perulangan adalah proses pengulangan kata atau unsur kata.
Reduplikasi juga merupakan proses penurunan kata dengan perulangan utuh maupun
sebagian. Contohnya adalah "anjing-anjing", "lelaki", "sayur-mayur" dan sebagainya.

Dalam bahasa Melayu dikenal reduplikasi berikut:

 reduplikasi fonologis — pengulangan fonem tanpa terlalu banyak mengubah arti dasar
 reduplikasi morfologis — pengulangan morfem, misalnya: papa, mama
 reduplikasi sintaktis — pengulangan morfem yang menghasilkan klausa, contoh
"malam-malam pekerjaan itu dikerjakannya", artinya "walau sudah malam hari,
pekerjaan itu tetap dikerjakannya"
 reduplikasi gramatikal — pengulangan fungsional dari bentuk dasar yang meliputi
reduplikasi morfologis dan sintaksis
 reduplikasi idiomatis — atau 'kata ulang semu', adalah pengulangan kata dasar yang
menghasilkan kata baru, contoh "mata-mata" artinya agen rahasia. Lihat pula: Kata
Indonesia yang selalu dalam bentuk terulang
 reduplikasi non-idiomatis — pengulangan kata dasar yang tidak mengubah makna
dasar, contoh "kucing-kucing"

Menurut bentuknya, reduplikasi nomina dapat dibagi menjadi empat kelompok

 perulangan utuh, contoh: rumah-rumah


 perulangan salin suara, contoh: warna-warni
 perulangan sebagian, contoh: surat-surat kabar
 perulangan yang disertai pengafiksan, contoh: batu-batuan

Menurut artinya, reduplikasi dapat dibagi menjadi berikut:

 Kata ulang yang menunjukkan makna jamak (yang menyangkut benda), contoh: meja-
meja
 Kata ulang berubah bunyi yang memiliki makna idiomatis, contoh: bolak-balik
 Kata ulang yang menunjukkan makna jamak (yang menyangkut proses), contoh:
melihat-lihat
 Bentuk ulang yang seolah-olah merupakan kata ulang, contoh: kupu-kupu
 Bentuk ulang dwipurwa, contoh: dedaunan
Proses Kreatif: Reduplikasi (Kata Ulang)
Pengulangan kata atau reduplikasi, entah disadari atau tidak, sudah menjadi salah satu
bagian penting dalam proses kreatif kita selama ini, terutama dalam menulis dan membuat
wacana mengenai sesuatu. Namun mungkin masih ada sebagian dari kita yang belum
sepenuhnya mengenal dan mengetahui jenis-jenis reduplikasi ini. Dalam tata bahasa
Indonesia, ada beberapa jenis reduplikasi (pembentukan kata dengan mengulang kata dasar
untuk membentuk makna baru), di antaranya:

1) Dwilingga.

Pengulangan secara penuh. Kata ulang yang diperoleh, didapatkan dengan mengulang seluruh
bentuk kata dasar. Dwilingga yang pertama bisa kita dapatkan dengan hanya mengulang kata
dasarnya saja. Contoh: kata-kata, rumah-rumah, sekolah-sekolah, murid-murid

Tidak hanya kata dasar, namun, dwilingga juga memungkinkan untuk kita lakukan, pada
bentuk yang dasarnya kata berimbuhan. Contoh: ujian-ujian, persoalan-persoalan

Kata uji-an, merupakan kata benda dari uji, yang bermakna hasil atau alat untuk memeriksa.
Kata per-so-al-an, merupakan kata benda yang mendapatkan imbuhan, yang bermakna
perdebatan, perbincangan, hal-hal, dan perkara.

2) Dwipurwa

Proses pengulangan sebagian. Dilakukan pada suku pertama dari bentuk kata dasarnya. Vokal
dari suku kata awal mengalami pelemahan dan bergeser ke posisi tengah menjadi e pepet.

Contoh:

ranting menjadi re-ranting; reranting


laki menjadi le-laki; lelaki
luhur menjadi le-luhur; leluhur
tangga menjadi te-tangga; tetangga
kasih menjadi ke-kasih; kekasih,

Di antara dwipurwa ada juga yang mendapat akhiran, seperti: pepohonan, rerumputan, dan
tetanaman.
3) Dwilingga salin suara

Hampir sama seperti kedua jenis dwilingga sebelumnya, namun untuk pembentukannya yang
sekarang, mengalami perubahan bunyi.

Contoh:

sayur-mayur, mondar-mandir, gerak-gerik, bolak-balik, seluk-beluk, compang-camping,


hingar-bingar, hiruk-pikuk, ramah-tamah, serba-serbi, serta-merta

Dwilingga salin suara ini juga bisa kita temukan pada kata yang berimbuhan.

Contoh:

guruh-gemuruh, rias-merias, tulis-menulis

4) Kata ulang semu

Kata yang sebenarnya merupakan kata dasar, jadi bukan hasil pengulangan atau reduplikasi.
Contoh: laba-laba, ubur-ubur, undur-undur, kupu-kupu, dan empek-empek

Seringkali, bila kata dasarnya ini tidak mengalami pengulangan, tidak memiliki makna apa-
apa. Ubur-ubur dan kupu-kupu bila kita pisahkan menjadi satu kata saja dan tidak mengalami
pengulangan, menjadi tidak bermakna apa-apa.
Macam-macam Kata Ulang (Reduplikasi)

Reduplikasidisebutjugabentukulangatau kata ulang.Keraf (1991:149)

mendefinisikanbentukulangsebagaisebuahbentukgramatikal yang

berwujudpenggandaansebagianatauseluruhbentukdasarsebuah kata.DalamBahasa Indonesia

terdapatbermacam-macambentukulang.Pengulangandapatdilakukanterhadap kata dasar, kata

berimbuhan, maupun kata gabung.

Kata yang terbentukdarihasil proses pengulangandikenaldengannama kata ulang.

Chaer (2006:286) membagi kata ulangberdasarkanhasilpengulangannya, yaitu

(1) Kata ulangutuhataumurni

Kata ulangutuhataumurnimerupakan kata ulang yang

bagianperulangannyasamadengan kata dasar yang diulangnya. Dengan kata lain, kata

ulangutuhataumurniterjadiapabilasebuahbentukdasarmengalamipengulanganseutuhnya.

Misalnyapada kata rumah-rumah, pohon-pohon, pencuri-pencuridananak-anak.

(2) Kata ulangberubahbunyi

Kata ulangberubahbunyimerupakan kata ulang yang

bagianperulangannyamengalamiperubahanbunyi,

baikituperubahanbunyivokalmaupunbunyikonsonan.Kata

ulangjenisiniterjadiapabilaadapengulanganpadaseluruhbentukdasar,

namunterjadiperubahanbunyi.Kata ulangberubahbunyi yang

mengalamiperubahanbunyivokalmisalnyapada kata bolak-balik, gerak-gerik, dankelap-

kelip.Sedangkan kata ulangberubahbunyi yang

mengalamiperubahanbunyikonsonanmisalnyapada kata sayur-mayur, lauk-pauk, gerakgerik,

kelapkelipdanramahtamah.
(3) Kata ulangsebagian

Kata ulangsebagianmerupakanpengulangan yang dilakukanatassuku kata

pertamadarisebuah kata.Dalampengulanganjenisini, vokalsuku kata

pertamadigantidenganvokal e pepet. Kata-kata yang

mengalamipengulangansebagianantaralainlelaki, leluhur, pepohonandantetangga.

(4) Kata ulangberimbuhan

Kata ulangberimbuhanmerupakanbentukpengulangan yang

disertaidenganpemberianimbuhan.Chaer (2006:287) membagi kata

ulangberimbuhanberdasarkan proses pembentukannyamenjaditiga, yaitu (1) sebuah kata

dasarmula-muladiberiimbuhankemudianbarudiulang, umpamanya kata aturan-aturan; (2)

Sebuah kata dasarmula-muladiulangkemudianbarudiberiimbuhan, misalnya kata lariyang

mula-muladiulangsehinggamenjadilari-larikemudiandiberiawalanber-

sehinggamenjadiberlari-lari; (3) sebuah kata diulangsekaligusdiberiimbuhan, umpamanya

kata meter yang sekaligusdiulangdandiberiawalanber- sehinggamenjadibentukbermeter-

meter.

Makna Kata Ulang Dalam Bahasa Indonesia – Arti Pengertian Perulangan Kata
Sun, 24/06/2007 – 7:36pm — godam64

Kata ulang sangat banyak digunakan dalam percakapan kita sehari-hari dalam bahasa
Indonesia. Lihat saja kata sehari-hari pada kalimat di atas adalah termasuk kata ulang. Di
bawah ini merupakan arti dari kata ulang yang ada di Indonesia, yaitu antara lain :

1. Kata ulang yang menyatakan banyak tidak menentu

Contoh :
- Di tempat kakek banyak pepohonan yang rimbun dan lebat sekali.
- Pulau-pulau yang ada di dekat perbatasan dengan negara lain perlu diperhatikan oleh
pemerintah.

2. Kata ulang yang menyatakan sangat

Contoh :
- Jambu merah pak raden besar-besar dan memiliki kenikmatan yang tinggi.
- Anak kelas 3 ipa 1 orangnya malas-malas dan sangat tidak koperatif.
3. Kata ulang yang menyatakan paling

Contoh :
- Setinggi-tingginya Joni naik pohon, pasti dia akan turun juga.
- Mastur dan Bornok mencari kecu sebanyak-banyaknya untuk makanan ikan cupang
kesayangannya.

4. Kata ulang yang menyatakan mirip / menyerupai / tiruan

Contoh :
- Adik membuat kapal-kapalan dari kertas yang dibuang Pak Jamil tadi pagi.
- Si Ucup main rumah-rumahan sama si Wati seharian di halaman rumah.

5. Kata ulang yang menyatakan saling atau berbalasan

Contoh :
- Ketika mereka berpacaran selalu saja cubit-cubitan sambil tertawa.
- Saat lebaran biasanya keluarga di rt.4 kunjung-kunjungan satu sama lain.

6. Kata ulang yang menyatakan bertambah atau makin

Contoh :
- Biarkan dia main hujan! lama-lama dia akan kedinginan juga.
- Ayah meluap-luap emosinya ketika tahu dirinya masuk perangkap penipu kartu kredit.

7. Kata ulang yang menyatakan waktu atau masa

Contoh :
- Orang katro dan ndeso itu datang ke rumahku malam-malam.
- Datang-datang dia langsung tidur di kamar karena kecapekan.

8. Kata ulang yang menyatakan berusaha atau penyebab

Contoh :
- Setelah kejadian itu dia menguat-nguatkan diri mencoba untuk tabah.

9. Kata ulang yang menyatakan terus-menerus

Contoh :
- Anjing buduk dan rabies itu suka mengejar-ngejar anak kecil yang lewat di dekat
kandangnya yang bau.
- Mirnawati selalu bertanya-tanya pada dirinya apakah kesalahannya pada Bram dapat
termaafkan.

10. Kata ulang yang menyatakan agak (melemahkan arti)

Contoh :
- Karena berjalan sangat jauh kaki si Adul sakit-sakit semua.
- Jangan tergesa-gesa begitu dong! Nanti jatuh.
11. Kata ulang yang menyatakan beberapa

Contoh :
- Sudah bertahun-tahun nenek tua itu tidak bertemu dengan anak perempuannya yang pergi
ke Hong Kong.
- Mas parto berminggu-minggu tidak apel ke rumahku. Ada apa ya?

12. Kata ulang yang menyatakan sifat atau agak

Contoh :
- Lagak si bencong itu kebarat-baratan kayak dakocan.
- Wajahnya terlihat kemerah-merahan ketika pujaan hatinya menyapa dirinya.

13. Kata ulang yang menyatakan himpunan pada kata bilangan

Contoh :
- Coba kamu masukkan gundu bopak itu seratus-seratus ke dalam tiap plastik!
- Jangan beli beyblade banyak-banyak nak! Nanti uang sakumu habis.

14. Kata ulang yang menyatakan bersengang-senang atau santai

Contoh :
- Dari tadi padi si Bambang kerjanya cuma tidur-tiduran di sofa.
- Ular naga panjangnya bukan kepalang berjalan-jalan selalu riang kemari

Kata ulang atau reduplikasi

Reduplikasi atau kata ulang adalah proses morfemis yang mengulangi bentuk dasar atau
sebagian dari bentuk kata dasar tersebut. Terdapat beberapa jenis kata ulang sebagai berikut:
1. Kata ulangmurni, yaitupengulanganseluruhbentuk kata dasar kata ulang.Contohnyameja-
meja, pensil-pensil
2. Kata ulangsebagian, yaitupengulangan yang dilkukanpadasebagianbentuk kata dasardari kata
ulangtersebut.Contohnyabermain-main, tarik-menatik
3. Kata ulangberubahbunyi, yaitupengulangandenganpengubahankonsonanatau vocal
padabentukdasar kata ulang.Contohnyagerak-gerik, warna-warni
4. Kata ulangsukuawal, yaitupengulanganpadasukupertamabentukdasar kata
ulang.Contohnyatetangga, rerumput (an), tetanam (an)
Makna reduplikasi sebagai berikut:
1. Menyatakanmaknabanyakcontohnyakursi-kursi, berkodi-kodi
2. Menyatakanmaknasuatutindakandilakukanberkali-kali contohnyamembuang-buang,
melempar-lempar
3. Menyatakanmaknasalingcontohnyatolong-menolong, tembak-menembak
4. Menyatakanmaknaagak, contohnyakemerah-merahan, kemalu-maluan
5. Menyatakanmaknaintensitascontohnyasekurang-kurangnya, selebih-lebihnya
6. Menyatakanmaknahimpunancontohnyadua-dua, berhari-hari
7. Menyatakanmaknaselalucontohnyakita-kitasaja, itu-itusaja
8. Menyatakanmaknameskipuncontohnyamentah-mentahdiambilnya
9. Menyatakanmaknasuatutindakandilakukandengansantaicontohnyaduduk-duduk, tidur-
tiduran, membaca-baca
10. Menytakanmaknasepertiataumenyerupaicontohnyakereta-keretaan, mobil-mobilan
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Pengertian REDUPLIKASI
Ada beberapa pengertian reduplikasi menurut berbagai pakar kebahasaan, yaitu:

1. Pengulangan adalah proses pembentukan kata dengan mengulang bentuk


dasar, baik secara utuh maupun sebagian, baik dengan variasi fonem maupun
tidak.
2. Proses pengulangan atau reduplikasi ialah pengulangan satuan gramatik, baik
seluruhnya maupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak.
3. Proses pengulangan merupakan peristiwa pembentukan kata dengan jalan
mengulang bentuk dasar, baik seluruhnya maupun sebagian, baik bervariasi
fonem maupun tidak, baik berkombinasi dengan afiks maupun tidak.
4. Proses reduplikasi yaitu pengulangan satuan gramatikal, baik selurunya
maupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Hasil
pengulangan disebut kata ulang, satuan yang diulang merupakan bentuk dasar.

Jadi, kata ulang ialah kata hasil perulangan bentuk dasar baik seluruhnya maupun
sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak.

2. Ciri-Ciri Kata Ulang

Ciri-ciri kata ulang antara lain:

1. Menimbulkan makna gramatis.


2. Terdiri lebih dari satu morfem.
3. Selalu memiliki bentuk dasar.
4. Pengulangan pada umumnya tidak mengubah golongan kata atau kelas kata.
Apabila suatu kata ulang berkelas kata benda, bentuk dasarnya pun berkelas
kata benda. Begitu juga, apabila kata ulang itu berkelas kata kerja, bentuk
dasarnya juga berkelas kata kerja.

Contoh:

Kata Ulang Bentuk Dasar

Gedung-gedung (kata benda) Gedung (kata benda)

Sayur-sayuran (kata benda) Sayur (kata benda)

Membaca-baca (kata kerja) Membaca (kata kerja)

Berlari-lari (kata kerja) Berlari (kata kerja)

Pelan-pelan (kata sifat) Pelan (kata sifat)

Besar-besar (kata sifat) Besar (kata sifat)

Tiga-tiga (kata bilangan) Tiga (kata bilangan)

5. Bentuk dasar kata ulang selalu ada dalam pemakaian bahasa. Maksud ”dalam
pemakaian bahasa” adalah dapat dipakai dalam konteks kalimat.

Contoh:

Kata Ulang Bentuk Dasar

Mengata-ngatakan Mengatakan, bukan mengata

Menyatu-nyatukan Menyatukan, bukan menyatu


(sebab tidak sama dengan kelas
kata ulangnya)

Melari-larikan Melarikan, bukan melari

Mempertunjuk-tunjukan Mempertunjukkan, bukan


mempertunjuk

Bergerak-gerak Bergerak, bukan gerak (sebab


kelas katanya berbeda dengan
kata ulangnya)

Berdesak-desakkan Berdesakan, bukan berdesak


6. Arti bentuk dasar kata ulang selalu berhubungan dengan arti kata ulangnya.
Ciri ini sebenarnya untuk menjawab persoalan bentuk kata yang secara
fonemis berulang, tetapi bukan merupakan hasil proses pengulangan.

Contoh:

 Bentuk alun bukan merupakan bentuk dasar dari kata alun-alun.


 Bentuk undang bukan merupakan bentuk dasar dari kata undang-
undang.

3. Jenis Kata Ulang

Ada beberapa jenis kata ulang, antara lain:

1. Dwilingga/sempurna/sejati/murni/utuh

Kata ulang utuh yaitu kata ulang yang dibentuk dari pengulangan bentuk dasar secara utuh.
Dan yang diulang dapat berupa kata dasar maupun kata berimbuhan.
Contoh:

 Yang diulang berupa kata dasar,

o Jalan jalan-jalan
o Ciri ciri-ciri
o Muda muda-muda

 Yang diubah berupa kata berimbuhan,

o Perumahan perumahan-perumahan
o Perkebunan perkebunan-perkebunan
o Kebaikan kebaikan-kebaikan

2. Dwilingga salin suara

Kata ulang dwilingga salin suara yaitu kata yang dibentuk dari pengulangan bentuk dasar
yang disertai perubahan salah satu fonemnya (bisa berupa fonem vokal maupun fonem
konsonan),

1. Perubahan vokal

I II
Gerak gerak-gerik balik bolak-balik
Tindak tindak-tanduk kelip kelap-kelip
Serba serba-serbi coret corat-coret
Pada contoh satu bentuk dasarnya terletak pada posisi pertama dan unsur ulangannya terletak
pada kebalikan kedua (progresif). Contoh dua merupakan kebalikan dari yang pertama, yaitu
bentuk dasar terletak pada posisi kedua, sedangkan unsur ulangannya terletak pada posisi
pertama (regresif).

2. Perubahan konsonan

Lauk lauk-pauk Cerai cerai-berai


Sayur sayur-mayur
Ramah ramah-tamah
Pada contoh diatas terlihat bahwa bentuk dasarnya selalu terletak pada posisi pertama,
sedangkan unsur ulangannya terletak pada posisi kedua (progresif).
Disamping contoh a dan b terdapat pengulangan berubah bunyi yang tidak dapat dikenali
bentuk dasarnya,
Contoh:

 Mondar-mandir
 Hiruk-pikuk
 Compang-camping
 Morat-marit
 Kocar-kacir
 Desas-desus

3. Dwipurwa

Kata ulang dwipurwa yaitu kata yang dibentuk dari pengulangan suku pertama dari bentuk
dasar,
Contoh:

 Tamu tetamu
 Tangga tetangga
 Luhur leluhur
 Laki lelaki
 Jaka jejaka
 Saji sesaji

4. Kata ulang berimbuhan

Yaitu kata ulang yang dibentuk dari pengulangan kata yang disertai penambahan imbuhan
(afiks).
Contoh:

 Daun daun-dedaunan

Ganti ganti-berganti
Merah kemerah-merahan
Besar sebesar-besarnya

 Dwipurwa + kombinasi dengan imbuhan

Pohon pepohonan
Daun dedaunan
Runtuh reruntuhan
Rumput rerumputan
5. Kata ulang sebagian

Kata ulang sebagian yaitu kata yang dibentuk dari pengulangan sebagian dari bentuk dasar.
Contoh:

 Berdesakan berdesak-desakan
 Berjalan berjalan-jalan
 Menulis menulis-nulis

tulis-menulis

 Tumbuhan tumbuh-tumbuhan

6. Kata ulang semu

Kata ulang semu yaitu kata yang menurut bentuknya tergolong kata ulang, tetapi sebenarnya
bukan kata ulang sebab tidak ada dasar yang diulang.
Contoh:

 Kupu-kupu
 Kura-kura
 Anai-anai
 Rawa-rawa
 Paru-paru
 Alun-alun
 Gado-gado
TUGAS BAHASA INDONESIA

Nama: Yohanes Lana Waka

Kelas: XII-IPA 2

SMAK SYURADIKARA

ENDE

Anda mungkin juga menyukai