Anda di halaman 1dari 25

KOMANDO RESOR MILITER 151/BINAIYA

KOMANDO DISTRIK MILITER 1504/AMBON

ANALISA POTENSI HANKAM


KODIM 1504/AMBON TAHUN 2013 – 2017

1. Umum.

a. Analisa potensi pertahanan merupakan analisa tentang pertahanan di Kodim


1504/Ambon untuk ditingkatkan menjadi kemampuan dalam kaitannya dengan
kesejahteraan masyarakat namun tetap memperhatikan petunjuk dan kepentingan
yang terkandung dalam RUTR Kodim 1504/Ambon serta melihat secara realistis
daerah Kota Ambon dan Kabupaten Maluku Tengah;

b. Analisa potensi pertahanan merupakan salah satu bahan dasar dalam


merumuskan konsep Renbinter Kodim 1504/Ambon dan didalam menganalisa ini
dikaitkan dengan sasaran Binter;

c. Analisa Potensi pertahanan pada setiap 5 tahun diadakan peninjauan sesuai


perkembangan kondisi daerah Kodim 1504/Ambon dengan mencatat setiap
perubahan yang terjadi dalam bentuk ihktisar yang selalu disertakan pada naskah
analisa potensi pertahanan;dan

d. Dengan memanfaatkan potensi yang ada di wilayah secara maksimal kita dapat
membuat sistem pertahanan dan keamanan Kodim 1504/Ambon untuk kepentingan
jangka pendek maupun jangka panjang terhadap ancaman musuh dari darat, laut
maupun udara.

2. Maksud danTujuan.

a. Maksud. Analisa Potensi pertahanan untuk daerah Kodim 1504/ Ambon


sebagai arahan umum perumusan program pembinaan Teritorial yang berlaku mulai
tahun 2013 – 2017;dan

b. Tujuan. Agar diperoleh keseimbangan penyelenggaraan upaya Binter


yang harus disesuaikan dengan perkembangan keadaan lingkungan yang dapat
diarahkan kepada perwujudan Ruang, Alat dan Kondisi Juang yang tangguh.

3. Ruang lingkup dan Tata Urut. Ruang lingkup Analisa Potensi pertahanan Kodim
1504/Ambon meliputi uraian tentang berbagai kemungkinan penyelenggaraan Opshan serta
penyelenggaraan dukungan bagi Binter didasarkan pada hubungan fungsional antara kondisi
obyektif kewilayahan dihadapkan kepada jenis jenis operasi yang perlu didukung oleh fungsi
teritorial dengan tata urut sebagai berikut :
a. Pendahuluan;
b. Kondisi daerah;
c. Kemungkinan dukungan terhadap Ophan/Perata;
d. Kemungkinan dukungan terhadap pola Ops Kamdagri;
e. Analisa;dan
f. Kesimpulan
2

KONDISI DAERAH

4. Letak dan Kondisi Geografi

a. L e t a k. Daerah Kodim 1504 terletak diantara :

1) 1270 50 ‘ BT dan 1280 20’ BT;dan

2) 30 10’ LS dan 30 47’ LS.

b. Batas Administrasi.

1) Sebelah UTARA dibatasi oleh LAUT SERAM, merupakan wilayah Kodim


1502 Malteng bagian barat P. Seram;

2) Sebelah SELATAN dibatasi oleh LAUT BANDA wilayah Kodim 1502


Malteng bagian Tengah P. Seram;

3) Sebelah TIMUR dibatasi oleh LAUT BANDA wilayah Kodim 1502


Malteng dan Kodim 1503 Maluku Tenggara;dan

4) Sebelah BARAT dibatasi oleh LAUT BANDA wilayah Kodim 1502


Malteng.

c. Keadaan medan meliputi :

1) Tanah Dataran. Dataran rendah yang terdapat dijazirah Leitimur adalah


dipesisir pantai Barat yaitu:

a) Daerah Kota Ambon;

b) Memanjang menyusur pantai kearah selatan dataran rendah


makin menjepit sampai kenegeri Latuhalat;dan

c) Dari Kota Ambon memanjang menyusuri pantai kearah utara dataran


rendah makin meluas sampai dinegeri Passo dimana di Negeri inilah
terdapat dataran yang lebih luas. Tanah dataran/rendah sedang yang
terdapat dijazirah Leihitu letaknya dipesisir pantai utara, Timur dan
pesisir pantai barat.Dataran yang lebih luas di Jazirah Leihitu ini letaknya
dinegeri Laha dimana terdapat lapangan Udara Pattimura yang
mempunyai Run way berukuran 1.850 x 50 Meter dan dapat didarati
pesawat terbang jenis DC – 9. Tanah dataran rendah di P. Haruku
umumnya terletak pada bagian Utara dimana terdapat bekas lapangan
terbang Jepang. Dipulau Saparua dataran rendah umumnya terdapat di
Pesisir Pantai. Tanah dataran rendah/sedang umumnya terletak didaerah
pesisir pantai yang luasnya menjorok kearah pedalaman berkisar antara
1 - 3 Km.
3

2) Keadaan Pegunungan.

a) Umumnya pegunungan di P. Ambon, Haruku dan Saparua ini


termasuk pegunungan sedang berhutan semak belukar dan berbatu
karang.

b) Gunung Yang terdapat di Jazirah Leitimur.

(1) Gunung Maut Tertiair No. 28 Tinggi 334 m

(2) Gunung Api Angus Tertiar No.7 Tinggi 310 m.


(3) Gunung Sirimau Tinggi 458 m.
(4) Gunung Nanahu Tertiar No.8 Tinggi 378 m.
(5) Gunung Urimessing Tinggi 310 m.
(6) Gunung Nona Tertiar No. 2 Tinggi 514 m.
(7) Gunung Sinang Tinggi 357 m.
(8) Gunung Eri Tinggi 200 m.
(9) Gunung Haleru Tinggi 286 m.
(10) Gunung Telaga Tinggi 235 m.

c) Yang terdapat dijazirah Leihitu.

(1) Gunung Alarumah Tinggi 518 m.


(2) Gunung Salahutu Tinggi 1003 m.
(3) Gunung Kukusan Tinggi 698 m.
(4) Gunung Helat Tinggi 264 m.

(5) Gunung Tuna Tinggi 891 m.


(6) Gunung Kadera Tinggi 502 m.
(7) Gunung Ulahahatu Tinggi 534 m.
(8) Gunung Kerbau Tinggi 491 m.
(9) Gunung Nipapaluhu Tinggi 464 m.
(10) Gunung Mapelet Tinggi 841 m.
(11) Gunung Upa Tinggi 506 m.
(12) Gunung Ulapele Tinggi 849 m.
4

d) Yang terdapat di Pulau Haruku.


(1) Gunung Keramat Tinggi 153 m.
(2) Gunung Naha Tinggi 231 m.
(3) Gunung Anatomi Tinggi 203 m.

(4) Gunung Nunu Tinggi 334 m.


(5) Gunung Amahoratu Tinggi 67 m.
(6) Gunung Taletei Tinggi 445 m.
(7) Gunung Supurusu Tinggi 244 m.
(8) Gunung Nutu Tinggi 102 m.

e) Yang terdapat di Pulau Saparua.


(1) Gunung Wolo Tinggi 103 m.
(2) Gunung Tahuku Tinggi 255 m.
(3) Gunung Opal Tinggi 302 m.
(4) Gunung Masa Tinggi 285 m.
(5) Gunung Dooi Tinggi 327 m.
(6) Gunung Kayu Tinggi 94 m.
(7) Gunung Farkedel Tinggi 463 m.

f) Yang terdapat dipulau Nusalaut .


(1) Gunung Rawakano Tinggi 250 m.
(2) Gunung Rusisima Tinggi 250 m.

3) Pantai. Kepulauan di Wilayah Kodim 1504/Ambon keadaan


pantainya pada umumnya berkarang dan berpasir, hampir semua pantai dapat
didarati karena landai, di bagian Selatan dan Barat. Letak Kota dan Kampung di
Wilayah Kodim 1504 umumnya berkedudukan dipantai sedangakan kota
pelabuhan berada dalam teluk Ambon.

4) Sungai. Di P. Ambon. Haruku dan Saparua tidak terdapat sungai


besar yang dapat digunakan bagi kepentingan pelayaran. Sebagian besar
sungai-sungai kering pada musim kemarau. Sungai-sungai yang airnya tidak
kering sepanjang musim diantaranya :
a) Sungai Sikula, lebar muaranya ± 50 m letaknya di Desa Laha
b) Sungai Waiyari, lebar muaranya ± l40 M letaknya didesa Passo
5

c) Sungai Toisoi., lebar muaranya ± 40 M letaknya di desa Waai.


d) Sungai Wairutung, lebar muaranya ± 60 M letaknya diperbatasan
desa Waai dan Tulehu.
e) Kali Batu Gantung yang berhulu sungai di Desa Kusu-Kusu Sereh
( dimanfaatkan guna kepentingan PDAM ).
f) Kali Besar yang berhulu sungai di Desa Soya ( dimanfaatkan
guna kepentingan PDAM ).

5) Keadaan Danau/Telaga. Di P. AMBON & PP. LEASE terdapat 3 (tiga)


buah telaga dan tidak terdapat danau.
a) TELAGA RAYA terdapat di JAZIRAH LEIHITU BARAT dibawah
kaki GUNUNG WAKALAUW.
b) TELAGA KODOK terletak di JAZIRAH LEIHITU BARAT di
petuanan Desa HITU.
c) TELAGA HITU terletak dikaki gunung AIR WAKANG sebelah
barat yang memanjang dari arah BARAT DAYA ke TIMUR.

6) Teluk dan Fasilitas pelabuhan. Teluk di P. AMBON & PP. LEASE


adalah TELUK AMBON dan BAGUALA serta TELUK SAPARUA, kedalaman air
mencapai ± 250 meter dan dapat dilayari oleh kapal-kapal yang bertonase
besar, juga terdapat mercusuar di TANJUNG NUSANIWE dan terdapat
beberapa dermaga antara lain :

a) DERMAGA YOS SUDARSO adalah dermaga beton yang


panjangnya mencapai 500 meter dan merupakan pelabuhan ekspor dan
impor (dari dan ke ) wilayah MALUKU melalui dermaga tersebut.
b) DERMAGA GUDANG ARANG adalah dermaga besi yang
panjangnya ± 150 meter yang merupakan penyalur/ penerima bahan
bakar karena kedudukan pertamina pada daerah tersebut, namun
setelah pasca kerusuhan berfungsi sebagai pelabuhan kapal perintis
yang menghubungkan AMBON – MALUKU TENGGARA dan AMBON -
BITUNG SULAWESI UTARA.
c) DERMAGA IRIAN HALONG adalah dermaga beton yang khusus
digunakan untuk embargasi dan debargasi pasukan yang bertugas di
kawasan MALUKU dan bersandarnya kapal-kapal patroli TNI-AL.
d) DERMAGA SLAMET RIYADI, kontruksi beton khusus digunakan
untuk transportasi antar pulau dan Desa-desa di P. AMBON.
e) DERMAGA LAHA merupakan dermaga yang menghubungkan
Kota AMBON dengan BANDARA PATTIMURA LAHA.
f) DERMAGA TULEHU merupakan pelabuhan yang
menghubungkan P. AMBON & PP. LEASE dan juga merupakan lalu
lintas laut yang menghubungkan P. AMBON dan P. SERAM.
6

g) DERMAGA HUNIMUA Desa LIANG merupakan pelabuhan kapal


Fery yang digunakan untuk trans SERAM – AMBON dengan
menggunakan kendaraan darat.
h) DERMAGA HITU merupakan pelabuhan yang menghubungkan
SERAM BARAT dengan P. AMBON.
i) DERMAGA PELAUW merupakan pelabuhan yang
menghubungkan antara PELAUW – AMBON dan PELAUW MASOHI
yang ada di P. HARUKU.
j) DERMAGA HARIA di P. SAPARUA yang menghubungkan antara
P. SAPARUA dengan P. AMBON dan P. SAPARUA dengan P. SERAM.

7) Keadaan Hutan. Hutan terdapat di jazirah LEIHITU BARAT, TIMUR


dan UTARA yang pada umumnya hutan tersebut masih lebat terutama disekitar
gunung JAZIRAH LEITIMUR juga hutan, tetapi tidak begitu lebat, hutan
tersebut telah diolah dan ditanami Cengkeh, Pala serta tanaman umur pendek.
Dari hutan di P. AMBON menghasilkan buah-buahan, Damar, Rotan dan kayu
untuk bangunan rumah, didalam hutan tidak terdapat binatang buas selain ular.

8) Keadaan Tanah.

a) Macam Tanah. Didaerah ini macam Tanah yang dapat


diketahui pada umumnya tanah hitam berpasir, tanah merah yang
mengandung kapur dan tanah kuning berkapur agak liat ( licin ).

(1) Tanah merah berkapur terdapat antara lain:

(a) Disekitar Negeri Liang.


(b) Disekitar Negeri Soya, Ema, Kilang, Mahia, Tuni.
(c) Disekitar Negeri Latuhalat, Eri, Amahusu.

(2) Tanah kuning kapur (seperti tanah liat) terdapat antara


lain :

(a) Disekitar Negeri Laha.


(b) Disekitar Negeri Hitu, Liliboy.
(c) Disekitar Negeri Alang, Wakasihu dan Larike.

(3) Tanah berbatu karang disekitar Porto, Haria, Ouw dan


Booi.
(4) Tanah-tanah subur didaerah ini hanya terbatas bagi
tanaman umur panjang seperti kelapa, pala, cengkih disekitar :
(a) Di Jazirah Leitimur. Dipesisir pantai Leitimur Negeri
Hutumuri, Hukurila, Mahia, Seri, Ema, Kilang.
7

(b) Di Jazirah Leihitu.


i. Dipesisir pantai utara disekitar Negeri Liang,
Morela dan Mamala.
ii. Dipesisir pantai Timur disekitar Negeri Waai
dan Tulehu.
iii. Dipesisir pantai Barat disekitar Negeri
Asilulu, Negeri lima, Seith, Kaitetu, hila dan
Hitumessing.
(c) Di Pulau Haruku dibagian Tengah dan Selatan.
(d) Di Pulau Saparua ( pegunungan dan P. Nusa Laut ).

9) Iklim.

a) Keadaan iklim. Iklim diwilayah Kodim 1504/Ambon pada


umumnya beriklim tropis..
b) Suhu. Suhu minimum rata-rata 320 C - Suhu minimum rata rata
210 C. Oleh karena itu iklim merupakan salah satu faktor yang sangat
berpengaruh terhadap struktur dan keadaan tanah yang berhubungan
dengan kesuburan tanah maupun tingkat kemampuan tanah itu sendiri.
c) Angin Keadaan angin menyebabkan terjadinya 2 (dua) musim
yaitu musim Barat (Desember s/d Maret) dan musim Timur (Mei s/d
Oktober). Selain itu musim Pancaroba terjadi pada bulan April dan
Nopember.Musim Barat keadaan pantai/laut bagian Barat dan Utara
berombak sedangkan pantai/laut bagian Selatan dan Timur tenang.
Musim Timur keadaannya kebalikan dari Barat.

d. Kedudukan dan peranan. P. Ambon & P.P. Lease terhadap wilayah


secara umum dan terhadap daerah tetangga.
1) Kedudukan. Pulau Ambon adalah salah satu kepulauan didaerah
Maluku yang kedudukannya pada posisi silang merupakan daerah penghubung
antara P. Seram dengan P. Buru. Wilayah maluku Tengah ke Wilayah maluku
Utara dan Maluku Tenggara, selain dari pada itu juga merupakan jalur lintas
kapal laut maupun penerbangan sipil baik antar Kabupaten dalam Wilayah
Maluku maupun keluar wilayah Maluku.

2) Peranan. P. Ambon yang sekaligus merupakan Kota ambon juga


berperan sebagai Ibukota propinsi merupakan pusat pemerintahan untuk
propinsi Maluku dan pusat perdagangan serta pendidikan.
8

KEMUNGKINAN DUKUNGAN TERHADAP POLA OPHAN

5. U m u m

a. Wilayah Kodim 1504/Ambon yang terdiri dari 4 Pulau besar yaitu P. Ambon, P.
Haruku, P. Saparua dan P. Nusalaut dan tiga Pulau kecil yaitu Pulau tiga mempunyai
garis pantai yang panjang sehingga sistem pengawasan pantai sangat sulit. Tetapi
hampir semua desa berada pada garis pantai keadaan ini dapat dimanfaatkan dalam
sistem pengawasan pantai secara keseluruhan.
b. Semua pulau di wilayah kodim 1504/Ambon mempunyai nilai strategis yang
dapat dimanfaatkan guna kepentingan Operasi Pertahanan dengan melaksanakan :

1) Operasi penghambatan secara terbatas diperairan sebelah utara dan


Selatan/Tenggara.
2) Operasi pertahanan pantai.
3) Operasi terhadap serangan linud.

6. Operasi penghambatan hanya mungkin dilaksanakan didaerah.

a. Saparua ( Di Jazirah Hatawano, Portho , Haria, Tuhaha dan Ouw ).


b. P. Haruku ( Di Hulaliu, Pelauw, Wairiang ).
c. P. Ambon ( P. Tiga, Pelabuhan Ambon (Yos Sudarso), Sekitar Liang dan
Latuhalat ).
d. Medan Kritik. Hampir seluruh kepulauan di wilayah Kodim 1504/Ambon
merupakan medan kritik.
e. Lindung tembak dan lindung tinjau. Dari ketinggian pegunungan sebagai
posisi penghambatan cukup baik dan juga untuk ruang tembak dan peninjauan.
f. Rintangan. Berupa rintangan alam yaitu hutan dan tebing pantai yang curam
serta celah gunung-gunung terjal berkarang dapat menghambat mobilisasi
kemampuan serangan musuh.
g. Usaha-usaha untuk meningkatkan daya guna geografi terhadap pelaksanaan
operasi pada posisi dipilih, ialah pengembangan jaringan jalan pendek baik untuk
manuver pasukan maupun untuk kelancaran logistik (daerah belakang).
h. Kekuatan pasukan yang dikerahkan ialah saluruh unsur TNI, Hansip/Wanra
sebagai Banpur.

7. Operasi pertahanan pantai


a. Daerah Kodim 1504/Ambon yang terdiri dari pulau-pulau dan mempunyai garis
pantai yang panjang dihadapkan pada kemungkinan-kemungkinan serangan musuh
dari laut untuk merebut sasaran-sasaran yang bernilai strategis, maka bentuk operasi
pertahanan pantai merupakan strategis yang paling efektif untuk membendung gerak
maju musuh sebelum beralih pada operasi penghambatan.
9

b. Operasi pertahanan pantai yang paling mungkin dihadapkan dengan sasaran-


sasaran yang mempunyai nilai strategis ialah semua pelabuhan laut yang berada di
wilayah Kodim 1504/Ambon.

c. Medan kritik. Hampir seluruh wilayah Kodim 1504/Ambon merupakan daerah


yang sangat baik untuk pertahanan pantai.

d. Lindung tembak dan lindung tinjau. Disemua kepulauan tersebut di atas


baik sekali untuk lapangan tembak dan lapangan tinjau.

e. Rintangan. Merupakan rintangan alam yang sangat baik untuk menghambat


garakan maju musuh.

f. Usaha-usaha untuk peningkatan terhadap pelaksanaan operasi pertahanan


pantai dipedalaman (menuju posisi operasi penghambatan) jalan pendekat untuk
semua pulau yang ada.

8. Pertahanan Terhadap Operasi LINUD. Pertahanan terhadap Operasi Pertahanan


Linud ditujukan untuk mempertahankan pangkalan udara seperti Lanud Pattimura serta
tempat-tempat yang dapat digunakan untuk pendaratan atau penerjunan, daerah-daerah
seperti ini perlu di monitor, diawasi dan dipertahankan seperti contohnya di daerah Liang dan
Pelauw.

KEMUNGKINAN DUKUNGAN TERHADAP OPS KAMDAGRI

9. Operasi Perlawanan Wilayah.

a. U m u m.

1) Invasi musuh hanya dapat di hambat melalui operasi pertahanan pantai


dan operasi penghambatan untuk selanjutnya segera beralih kebentuk operasi
perlawanan wilayah, kecuali kekuatan musuh juga kecil, maka operasi
pertahanan pantai dan penghambat dapat di pertahankan dengan harapan
musuh dapat di hancurkan dengan serangan balasan.

2) Untuk menghadapi komponen ini maka komponen perlawanan


bersenjata, komponen produksi dan komponen urusan sipil sudah harus
dipersiapkan dari sekarang.

3) Karena wilayah Kodim 1504/Ambon terdiri dari kepulauan, maka


Komando dan pengendalian menjadi sulit terutama setelah beralih ke Operasi
Perlawanan Wilayah.
10

b. Daerah Operasi

1) Pulau Saparua dan Pulau haruku merupakan daerah yang cukup luas
dengan perbukitan yang lebat memungkinkan pada lawan untuk melakukan
aksi-aksi pemberontakan dengan gerilya dan melakukan penyusupan-
penyusupan di daerah pedalaman. Daerah-daerah subur dipedalaman dapat di
kembangkan sebagai basis pemberontakan/gerilya.

2) Dengan demikian untuk menjaga kemungkinan-kemungkinan terhadap


kegiatan yang mengarah kepada pemberontakan di tinjau dari segi geografis,
maka daerah-daerah yang berproduksi harus dikuasai dan diamankan.

c. Daerah Belakang

1) Kota Kecamatan yang merupakan pusat kegiatan pemerintah dan


ekonomi.
2) Daerah-daerah pertanian dan perkebunan.
3) Sarana angkutan laut dan komunikasi.

10. Potensi Geografi

a. Perbandingan kepadatan penduduk.

1) Jumlah penduduk di daerah Kodim 1504/Ambon 361.451 orang dengan


kepadatan rata-rata 654/Km²

2) Penduduk asli terdiri dari berbagai suku bangsa yang jumlahnya hampir
menyamai banyaknya pulau-pulau yang ada. Disamping itu terdapat suku-
suku pendatang misalnya suku Bugis, Buton, Toraja, Jawa, Arab, Cina,
Sumatra, Nusa tenggara, Timur dan sebagainya.

3) Kepadatan penduduk tidak merata, di desa-desa masih jarang sekali


tetapi dikota-kota seperti : Ambon dan Saparua sangat padat.

4) Penduduk pada umumnya petani dan nelayan sedangkan yang tinggal


dikota-kota umumnya menjadi pegawai, buruh, dan pedagang.

b. Perbandingan Jumlah tenaga selaku petensi Hankam.

1) Kekuatan TNI/POLRI aktif yang berada di wilayah Kodim 1504/ Ambon


adalah :
(a) Kodam XVI/Pattimura , Kodim 1504/Ambon, Yonif 733/Raider
(SATPUR), Detasemen Kavaleri – 5 Datasemen Zeni Tempur – 5 (BAN
PUR) serta Satuan Dinas Jawatan Kodam XVI/Pattimura.
(b) Lantamal IX Ambon.

11

(c) Lanud Pattimura.


(d) Polda Maluku, Pol Airud, SPN Passo, Polres dan Sat Brimob.

2) Kekuatan Cadangan :

(a) VETERAN : 2.469 orang.


(b) PEPABRI : 5.119 orang.

c. Sifat keahlian penduduk untuk ikut serta dalam tugas – tugas Hankam.

1) Penduduk dalam usia produktif pada umumnya dapat di gunakan


sebagai tenaga BANMIN dan secara insidentil dapat digunakan pula sebagai
BANPUR.
2) Mengingat wilayah Kodim 1504/Ambon secara historis pada waktu
perjuangan fisik pernah dilangsungkan operasi militer terhadap RMS dan juga
pernah digunakan sebagai daerah pangkalan dalam rangka merebut Irian Jaya
dari tangan Penjajah belanda dengan OPS TRIKORA, maka potensi rakyat
dalam Hankam cukup besar.

d. Klasifikasi. Secara umum potensi demografi diwilayah kodim 1504/Ambon


dapat di klasifikasikan untuk tugas-tugas Hankam sebagai berikut :

1) Komponen perlawanan-perlawanan bersenjata.


2) Komponen urusan sipil.
3) Komponen produksi.

e. Partisipasi.

1) Partisipasi rakyat dalam mendukung tugas-tugas Hankam masih dapat


diandalkan mengingat faktor-faktor historis yang mempengaruhi.

2) Pengorganisasian.

3) Komponen-komponen demografi yang merupakan partisipasi rakyat


untuk tugas – tugas Hankam adalah :

a) Komponen perlawanan bersenjata terdiri dari tenaga tenaga


perlawanan bersenjata yang dilakukan secara hubungan antara TNI dan
rakyat yang terlatih dan disusun dalam Organisasi Wankamra.
b) Komponen urusan sipil. Komponen utamanya adalah tenaga –
tenaga Pemerintah Sipil dan disusun dalam organisasi Hansip sebagai
pertahanan non militer ( Linmas ).

12

c) Komponen produksi. Komponen ini terdiri dari tenaga-


tenaga produksi yang bergerak dibidang industri umum yang pada masa
perang dapat di manfaatkan untuk produksi perang. Tenaga-tenaga ini
antara lain bergerak dibidang industri perikanan untuk wilayah Kodim
1504/Ambon komponen ini masih kecil .

f. Pembinaan dan perkembangan

1) Komponen perlawanan bersenjata dibina dan disiapkan oleh Apter dan


Polri.
2) Komponen Ursip (Hansip) dibina oleh Kamawil Hansip XXI pada Kantor
Gubernur, Kamawil Hansip Kota Ambon dan Kamawil Hansip Maluku Tengah.
3) Komponen Produksi dalam peningkatannya dilakukan oleh Pemda di
bantu oleh Apter dan Aparatur lainnya.

11. Potensi Sosial

a. Dukungan di bidang Idiologi/Agama

1) Keadaan yang berlaku.

a) Dalam praktek hidup sehari-hari Pancasila sebagai falsafah


bangsa dan negara sudah dilaksanakan dan diamalkan dengan baik
oleh seluruh masyarakat daerah Maluku. Tetapi pengertian dan
kesadaran mereka terhadap Pancasila sebagai landasan perjuangan
bangsa Indonesia masih harus secara kontinyu dibina.
b) Ketekunan dan kesadaran beragama cukup tinggi, kewajiban
melaksanakan syariat agama dijalankan secara sungguh sungguh dan
tekun, tetapi masih ada juga yang percaya terhadap kekuatan –
kekuatan gaib yang pada dasarnya menjurus pada tahayul.
c) Toleransi hidup beragama akibat dari kerusuhan sosial sudah
mulai pulih kembali.

2) Kerawanan – kerawanan.

a) Di bidang Idiologi. Pancasila sebagai landasan perjuangan


bangsa belum dimengerti secara mendalam, terutama bagi masyarakat
dikampung/pedesaan. Keadaan ini mudah disalah gunakan oleh
golongan yang tidak menghendaki pancasila sebagai falsafah hidup
bangsa, seperti adanya usaha untuk mengibarkan bendera FKM RMS .
b) Di bidang Agama.

(1) Terjadinya kerusuhan antar umat agama yang


mengakibatkan terpecahnya hubungan solidaritas antar umat
beragama
13

(2) Pengaruh pemuka Adat/Agama sebagai orang yang


menerima warisan secara istimewa, masih kuat, hal ini mudah di
gunakan oleh oknum/golongan tertentu untuk memecah belah
persatuan dan kesatuan Bangsa.

3). Meningkatkan Idiologi masyarakat melalui :

a) Memberikan pengarahan dan pembinaan kepada


pemuka/tokoh – tokoh Agama dalam memberikan dak’wah.

b) Memberikan penerangan umum dengan santiaji kepada


masyarakat tentang Pancasila sebagai landasan perjuangan bangsa dan
wawasan kebangsaan.

c) Memanfaatkan hari-hari besar agama untuk mendalami dan


menyebarluaskan hakekat dan arti serta makna Pancasila.

b. Dukungan di Bidang Politik

1) Keadaan berlaku.

a) Koordinasi dan Interaksi kehidupan politik diwilayah Kodim


1504/Ambon secara umum cukup baik. Hal ini terbukti dengan adanya
kerukunan hidup dan toleransi antara Parpol dan Ormas dapat
dicerminkan dalam kehidupan bermasyarakat.

b) Kekuatan Politik yang ada di wilayah Kodim 1504/Ambon yang


mempunyai massa besar adalah PDI – P, Golkar, PKS, PPP, Partai
Demokrat dan PDS dari 24 Partai Politik yang peserta Pemilu 2004.

c) Organisasi Masa yang ada di daerah Maluku adalah HANSIP,


KNPI, AMPI, Dharmawanita, Dharma Pertiwi, PPM, IDI, PWI, PEPABRI,
FKPPI, MDI dll.

2) Kerawanan-kerawanan

a) Menonjolnya permasalahan dibidang politik.

b) Masalah pro dan kontra pemerintah Negeri.

3) Usaha – usaha peningkatan ketahanan masyarakat melalui pendekatan


politik.
a) Memberikan pengarahan secara intensif sesuai dengan
kebijaksanaan pemerintah kepada pemuka-pemuka Adat/Agama dalam
memberikan pengarahan kepada masyarakat.

b) Meningkatkan dan mengintensifkan kegiatan operasional Penmas


untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dibidang politik serta
pertahanan dan keamanan.
14

c) Realisasi program pembangunan disegala bidang untuk


meningkatkan kesejahteraan kepada masyarakat dalam meningkatkan
ketahanan disegala bidang khususnya bidang Keamanan.

c. Dukungan dibidang Ekonomi.

1) Keadaan yang berlaku

a) Tingkat kemajuan masyarakat dibidang ekonomi.

(1) Ditinjau dari segi kebutuhan sandang dan pangan


masyarakat Maluku umumnya relatif cukup.
(2) Secara umum dibidang ekonomi daerah Maluku belum
mampu membantu pelaksanaan operasi militer terutama dalam
bidang Ophanmil.

b) Sumber – sumber utama daerah Kodim 1504/Ambon Penduduk


diwilayah Kodim 1504/Ambon pada umumnya memenuhi kebutuhannya
sendiri dengan swadaya masyarakat.

(1) Sagu, hampir terdapat disetiap Pulau.


(2) Ubi kayu dan hasil-hasil hutan lainnya terdapat diseluruh
kepulauan.
(3) Ikan dan hasil-hasil laut lainnya mempunyai potensi yang
cukup tinggi.
(4) Terdapat perusahaan-perusahaan seperti kayu lapis,
perusahaan ikan, pabrik minyak kelapa dan lain-lain.
(5) Terdapat industri ringan seperti kerajinan tangan,
pembuatan perhiasan dari hasil laut (Souvenir dari Kerang ),
kerajinan dari rotan, cengkih dan lain – lain.

2) Kerawanan-kerawanan.

a) Bidang Pertanian

(1) Masih sangat primitif / tradisioanal dan masih terlalu luas


daerah yang belum dimanfaatkan / belum dibuka.

(2) Pupuk belum dimanfaatkan.


(3) Masih bersifat usaha kecil-kecilan dengan peralatan yang
sederhana.

(4) Modal kurang dan management perindustrian perusahaan


belum sempurna.

15

3) Kemungkinan ketahanan masyarakat melalui pendekatan ekonomi.

a) Intensifikasi dibidang pertanian dengan :

(1) Pembukaan dan Perluasan areal pertanian.

(2) Bimbingan dan pengarahan cara-cara bercocok tanam


secara modern dan produktif dengan penyebar luasan bibit-bibit
unggul.

(3) Memperlancar penyaluran pupuk dan penggunannya


secara intensif.

(4) Intensifikasi pemberantasan hama tanaman.

(5) Melaksanakan Binmas dan Linmas secara serentak ke


seluruh pelosok kepulaun.

(6) Menggugah kesadaran akan arti pentingnya bimbingan


fungsi BUUD dan KUD.

(7) Memberikan bimbingan dan penyuluhan tentang cara


penangkapan, pemeliharaan dan pengelolaan ikan yang efektif
dan efisiensi dengan alat dan teknik yang modern serta produktif.

(8) Mengembangkan makanan pokok rakyat Maluku


( Sagu ).

b) Intensifikasi dibidang Industri.


(1) Mengusahakan dan menggiatkan sistem koperasi.
(2) Meningkatkan modal dan keterampilan tehnis.
(3) Menyebarluaskan usaha industri dan menghidupkannya
dikalangan masyarakat dengan memberikan bantuan dan
bimbingan. Dengan intensifikasi dibidang pertanian dan industri
berarti telah berusaha meningkatkan ketahanan masyarakat
dibidang ekonomi, hal ini merupakan usaha kesiapan daerah
dibidang Hankam khususnya logistik wilayah.

d. Dukungan dibidang Sosial Budaya.


1) Keadaan yang berlaku
a) Akibat kerusuhan yang bernuansa sara di daerah Maluku
khususnya Pulau Ambon menimbulkan dampak yang sangat besar
terutama rawan terhadap keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa,
dimana terjadi pemisahan antara komunitas Islam dan Nasrani.

16

b) Kesehatan. Kesadaran masyarakat terhadap masalah kesehatan


masih rendah, rumah-rumah sakit/puskesmas sangat terbatas.
Kemampuannya juga sangat terbatas ditambah lagi dengan adanya
pengungsi korban kerusuhan.
c) Pendidikan. Tingkat pendidikan sebagian besar masyarakat
(desa/negeri) masih rendah, hal ini karena terbatasnya Sekolah-Sekolah
dan juga belum adanya kesadaran yang tinggi terhadap pendidikan anak
– anak diantara para orang tua. Biasanya terdorong oleh kebutuhan
tenaga bagi orang tua untuk membantu mencari kebutuhan hidup sehari-
hari.

2) Kerawanan – kerawanan.
a) Keutuhan persatuan dan kesatuan masih kurang.

b) Sarana dan fasilitas kesehatan sangat kurang.


c) Terbatasnya fasilitas pendidikan dan kesadaran orang tua belum
begitu tinggi akan arti pendidikan.
d) Upacara – upacara adat – istiadat kebiasan masih dipegang
teguh. Hal ini menghambat usaha dan merupakan pemborosan yang
tidak perlu terjadi.
e) Bidang kebudayaan, kesenian dan olahraga belum dibina secara
intensif dan efektif.
f) Masih adanya kelompok tertentu yang ingin melanggengkan
kerusuhan/konflik agar tetap berlanjut untuk kepentingan
golongan/pribadinya semata.

3) Kemungkinan peningkatan ketahanan masyarakat dibidang Sosial


budaya.

a) Penyuluhan, pelayanan penambahan fasilitas kesehatan kepada


masyarakat.

b) Memperbanyak fasilitas pendidikan dan kesempatan belajar


terutama yang bersifat kejuruan.

c) Sedikit demi sedikit mengeliminir adat istiadat/tradisi yang


menimbulkan keborosan ( tidak menguntungkan ).
d) Meningkatkan dan merangsang masyarakat untuk gemar/senang
berolah raga dan kesenian.

e) Mencari penyelesaian yang mendasar tentang permasalahan


konflik kerusuhan yang bernuansa sara.

17

e. Militansi Masyarakat.

1) Keadaan yang berlaku

a) Tingkat kesadaran masyarakat terhadap tugas – tugas


pertahanan dan keamanan daerahnya cukup baik.

b) Kesedian masyarakat untuk menerima akibat perang serta sifat


berkorban dan melanjutkan perjuangan cukup baik.

c) Pengaruh pemuka/tokoh – tokoh masyarakat/pemuka-pemuka


adat cukup kuat dan dapat memegang peranan dalam membangkitkan
semangat perlawanan.

d) Militansi masyarakat P. Ambon & P.P. Lease sangat tinggi.

2) Kerawanan-kerawanan

a) Kerawanan dibidang mental adalah :

(1) Adanya golongan minoritas cina yang diragukan


partisipasinya dalam perjuangan.

(2) Bahaya laten Eks G.30 S/PKI.

(3) Golongan ekstrim kanan.

(4) Golongan GBTKB/separatis ( Eks. FKM RMS ).

b) Kerawanan dibidang fisik. Masyarakat masih belum menyadari


pentingnya gizi sehingga mempengaruhi keadaan fisik dalam
pelaksanaan partisipasi pada tugas – tugas Hankam.

3) Kemungkinan meningkatnya ketahanan masyarakat dibidang Hankam.

a) Menggiatkan komponen-komponen masyarakat dalam aktifitas-


aktifitas dan latihan-latihan pembelaan negara (HANSIP, WANRA,
KAMRA).
b) Meningkatkan bimbingan dan penyuluhan serta pengawasan
terhadap pelaksanaan pemeliharan gizi yang baik melalui semua sarana
media yang ada.

18

ANALISA

12. Hakekat Permasalahan Dibidang Hankam.

a. Geografi

1) Medan yang merupakan kepulauan yang terpisah – pisah, berkarang


dan bergunung, menyulitkan pelaksanaan kegiatan Hankam.

2) Medan yang terbuka dan merupakan persilangan pelayanan yang


kurang menguntungkan bagi suatu pertahanan.

3) Banyaknya pulau-pulau yang ada umumnya memiliki pantai-pantai yang


landai dan panjang didaerah Kodim 1504/Ambon memungkinkan untuk
digunakan pendaratan dan pemusatan pasukan musuh, sehingga memerlukan
pengerahan pasukan yang besar/banyak untuk menghancurkannya.

4) Kedudukan wilayah Kodim 1504/Ambon yang merupakan pintu gerbang


dan persilangan jalur pelayanan antara Singapura – Jepang – Philipina –
Australia – Papua – Jakarta/Sulawesi mengakibatkan :

a) Mudah masuknya pengaruh gejolak sosial dari daerah-daerah


dan negara lain.

b) Musuh yang datang dari arah Utara maupun dari pintu arah
selatan akan mudah masuk dengan menggunakan daerah Maluku
sebagai pangkalan dan pintu masuk dalam menguasai Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

b. Demografi.

1) Komponen perlawanan Rakyat. Komponen perlawanan rakyat belum


termasuk baik, Hansip belum merata ke seluruh desa

2) Komponen Produksi

a) Produksi pabrik masih bergantung dari daerah lain.


b) Daerah pangkal perlawanan belum bisa mendukung sepenuhnya,
karena belum terdapat daerah penghasil bahan-bahan pokok.

c. Kondisi Sosial.

1) Dibidang Idiologi/Agama

a) Pancasila sebagai landasan perjuangan belum dapat disadari dan


dimengerti secara mendalam meskipun dalam praktek hidup sehari-hari
telah diarahkan.
19

b) Pengaruh kepercayaan/adat dan fanatisme kesukuan masih


cukup kuat.

2) Dibidang Politik.

a) Masih ada oknum – oknum yang mempersoalkan Piagam Jakarta.

b) Masih adanya bahaya latent simpatisan Eks G. 30 S/PKI dan


golongan ekstrim kanan serta GBTKB/simpatisan Sparatis (Eks FKM
RMS).

3) Bidang Ekonomi. Swasembada bidang ekonomi belum tercapai.

4) Bidang Sosial Budaya.

a) Kesetiaan masyarakat masih sangat rawan.

b) Kesadaran bersekolah/mengikuti pendidikan belum begitu tinggi


( untuk daerah pedesaan di pulau yang terpencil ).

c) Masih terdapat upacara-upacara adat yang tidak perlu


dilaksanakan.

d) Hal – hal tersebut diatas akan mengakibatkan lemahnya


ketahanan Nasional diwilayah ini berarti kurangnya kesadaran pada
pembelaan Negara.

5) Bidang Hankam.

a) Kesadaran masyarakat dibidang Bela Negara masih rendah.

b) Keadaan diri masyarakat masih rendah hal ini akibat kurang


perhatian terhadap gizi, sehingga mempengaruhi kemampuan fisik
dalam pelaksanaan partisipasi tugas Hankam.

13.. Faktor Yang Mempengaruhi.

a. Geografi. Keadaan geografi yang berbentuk kepulauan dan dikelilingi oleh


lautan begitu luas dan dalam serta keadaan gelombang yang begitu besar, (terutama
pada musim timur) akan berpengaruh besar terhadap penyediaan bahan/materiil
dalam rangka penyiapan Logistik wilayah.
b. Demografi.

1) Penyebaran penduduk yang tidak merata akan mempengaruhi dalam


penyusunan komponen perlawanan bersenjata.

2) Kurangnya kesadaran terhadap pendidikan/kesehatan mengakibatkan


penganguran yang dapat mempengaruhi keamanan dan ketertiban.

20

c. Kondisi Sosial. Masih adanya golongan masyarakat yang mempersoalkan


piagam Jakarta/berhaluan ekstrim, akan mempengaruhi kehidupan politik dan idiologi
negara.

14. Tingkat Kemampuan Yang Dibutuhkan.


a. Aspek Geografi.

1) Wilayah Kodim 1504/Ambon merupakan daerah kepulauan dan


keadaan pulau rata-rata berkarang serta bergunung, maka kemampuan yang
dibutuhkan ialah :

(a) OPERASI HAN LAWAN LINUD


(b) OPERASI HAN HAMBATAN.
(c) OPERASI KAMDAGRI

2) Untuk mengamankan obyek - obyek vital didaerah Kodim 1504/ Ambon


diperlukan personil dari Kodam XVI/Ptm, Kekuatan-kekuatan pada Lantamal
Ambon, Lanud Pattimura dan Polda Maluku serta Kekuatan-kekuatan
Hansip/Wankamra.

3) Untuk pembinaan sumber-sumber yang ada dibutuhkan Tenaga ahli


teknis, Ahli pengelolaan/Management, Dukungan Modal, Pengamanan Jaring
Komunikasi/Telekomunikasi.

4) Untuk menguasai daerah sebagai pangkalan perlawanan :

(a) Melengkapi dan meningkatkan jaring – jaring Komunikasi dan


jaring – jaring jalan untuk menghubungkan daerah satu dengan daerah
yang lainnya serta jaring-jaring transportasi antar pulau.

(b) Meningkatkan swadaya menjadi swasembada.

(c) Meningkatkan Pembangunan daerah.

(d) Meningkatkan kesadaran mental idiologi.

b. Aspek Demografi.

1) Perubahan sikap mental, pendidikan, kesehatan dan kondisi lainnya.


2) Penyebaran penduduk yang merata.

3) Penyusunan komponen perlawanan bersenjata dan komponen urusan


sipil yang merata dan terlatih.

c. Aspek Sosial. Meningkatkan kondisi sosial yang stabil.

21

15. Penggarapan bidang-bidang.

a. Sasaran-sasaran.

1) Geografi.

a) Peningkatan jaring – jaring jalan dan jaring – jaring Komunikasi


serta transportasi, pembuatan jembatan – jembatan baik darat maupun
laut untuk melaksanakan perlawanan berlanjut antara lain Jalan Ema ke
Hukurila Kec. Sirimau, Jalan Morela ke Liang Kec. Salahutu, Jalan
Larike ke Alang Kec. TA. Baguala.
b) Menggiatkan usaha pertanian, perkebunan dan peternakan yang
modern.
c) Meningkatkan jaring-jaring komunikasi dan pembentukan pos-pos
keamanan (Kamling).
d) Menyiapkan RAK Juang yang mampu menunjang.

2) Demografi.

a) Meningkatkan penyebaran penduduk.


b) Meningkatkan kesadaran penduduk akan pentingnya perjuangan
c) Melatih ketrampilan-ketrampilan kepada komponen perlawanan
bersenjata.

3) Kondisi Sosial.

a) Meningkatkan kesadaran Nasional, kesatuan/persatuan bangsa


serta ketahanan Nasional.
b) Meningkatkan kesehatan rakyat.
c) Meningkatkan kemampuan produksi.
d) Memelihara tradisi kedaerahan Pela.

b. Urutan Prioritas.

1) Geografi.
a) Peningkatan jaring-jaring jalan dan komunikasi/transportasi.
b) Peningkatan peraturan perkebunan, peternakan.
c) Pengawasan ketertiban lalulintas penduduk dan angkutan.
d) Peningkatan perkebunan coklat rakyat.
e) Intensipkan perkebunan cengkeh.
f) Menyiapkan daerah pangkalan.

22

2) Demografi.

a) Penyebaran penduduk;
b) Penyusunan sistem Hankam Rata;
c) Peningkatan kesadaran dan militansi rakyat;dan
d) Latihan ketrampilan Wanra.

3) Kondisi Sosial.

a) Kesadaran Nasional terhadap pentingnya Ketahanan nasional;


b) Kesatuan rakyat ditingkatkan;
c) Kecerdasan rakyat ditingkatkan;
d) Kesadaran berproduksi ditingkatkan;dan
e) Sumber daya manusia ditingkatkan.

KESIMPULAN

16. Untuk dapat menunjang pelaksanaan operasi-operasi Militer secara berhasil guna
didalam daerah ditempuh hal-hal sebagai berikut :

a. Geografi.

1) Penanggulangan komunikasi (telekomunikasi) dan transportasi;


2) Pemeliharaan, perawatan dan penambahan jaring-jaring jalan dan
jembatan-jembatan baik darat maupun laut;dan
3) Penyiapan medan dalam rangka OPWANWIL

b. Demografi.

1) Penyebaran penduduk ditingkatkan;


2) Penyusunan hansip/Wankamra;
3) Peningkatan kesadaran Militansi;dan
4) Latihan ketrampilan wanra.

c. Pembinaan Potensi Sosial.


1) Meningkatkan Kesadaran Nasional;
2) Meningkatkan Kesadaran rakyat;
3) Meningkatkan Kecerdasan rakyat;dan
4) Meningkatkan Kesadaran reproduksi.
23

PENUTUP

17. Penutup. Demikian analisa potensi pertahanan wilayah Kodim 1504/Ambon, untuk
dapat dijadikan pedoman dan pegangan bagi yang pihak-pihak yang berkepentingan.

Ambon, Januari 2013


Komandan Kodim 1504/Ambon

J.Lumbantoruan
Letnan Kolonel Inf NRP 1920031680670
KOMANDO RESOR MILITER 151/BINAIYA
KOMANDO DISTRIK MILITER 1504/AMBON

ANALISA POTENSI HANKAM


KODIM 1504 / AMBON
TAHUN 2013-2017
Ambon, Januari 2013

Anda mungkin juga menyukai