Anda di halaman 1dari 12

Kewirausahaan

SAP 6

Kelompok :

Ni Kadek Indah Permata Sari 1607531053

Alfian Nurwanto Putra 1607531056

Ni Putu Arlita Ekayanti 1607531069

Gintar Gimbara 1607531073

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana

2018

1
DAFTAR ISI

Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

Bab 1 Pendahuluan

Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3

Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .3

Manfaat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3

Bab 2 Pembahasan

Karakter (sikap mental) Wirausaha Sukses. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .4

Pemilihan Role Model Untuk Membangun Karakter Wirausaha. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .7

Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Wirausaha. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9

Bab 3 Penutup

Simpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11

2
BAB I

PENDAHULUAN

I. Pendahuluan

Menurut Geoffrey G. Meredith (1996 dalam Suryana 2009) bahwa wirausaha memiliki
berbagai ragam karakter dan watak sebagai berikut:

Karakter wirausaha yang dikemukakan di atas menunjukkan bahwa intisari karakter


seorang wirausaha ialah kreatifitas. Oleh karena itu, dapat dikemukakan bahwa seorang
wirausaha dapat dibentuk, bukan lahir begitu saja. Jelaslah bahwa kewirausahaan pada
dasarnya merupakan jiwa dari seseorang yang diekspresikan melalui sikap dan perilaku yang
kreatif dan inovatif untuk melakukan suatu kegiatan. Adapun orang yang memiliki jiwa
tersebut tentu saja dapat melakukan kegiatan kewirausahaan atau menjadi pelaku
kewirausahaan atau lebih dikenal dengan sebutan wirausaha. Seorang wirausaha haruslah
seorang yang mampu melihat ke depan. Melihat ke depan dengan berpikir, penuh perhitungan,
mencari pilihan dari berbagai alternatif masalah dan pemecahnnya.

II. Rumusan Masalah


1. Apa Karakter (sikap mental) wirausaha sukses?
2. Apa Pemilihan role model untuk membangun karakter wirausaha?
3. Faktor-faktor penyebab kegagalan wirausaha?
III. Manfaat

Untuk memenuhi tugas mata kuliah kewirausahaan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

I . BERBAGAI KARAKTER (SIKAP MENTAL) WIRAUSAHA SUKSES

Menurut Geoffrey G. Meredith (1996 dalam Suryana 2009) bahwa wirausaha memiliki
berbagai ragam karakter dan watak sebagai berikut:
Tabel 1 Karakter dan unsur karakter wirausaha

Karakter wirausaha yang dikemukakan di atas menunjukkan bahwa intisari karakter seorang
wirausaha ialah kreatifitas. Oleh karena itu, dapat dikemukakan bahwa seorang wirausaha
dapat dibentuk, bukan lahir begitu saja. Jelaslah bahwa kewirausahaan pada dasarnya
merupakan jiwa dari seseorang yang diekspresikan melalui sikap dan perilaku yang kreatif dan
inovatif untuk melakukan suatu kegiatan. Adapun orang yang memiliki jiwa tersebut tentu saja
dapat melakukan kegiatan kewirausahaan atau menjadi pelaku kewirausahaan atau lebih
dikenal dengan sebutan wirausaha. Seorang wirausaha haruslah seorang yang mampu melihat
ke depan. Melihat ke depan dengan berpikir, penuh perhitungan, mencari pilihan dari berbagai
alternatif masalah dan pemecahnnya.

1. Percaya diri
Sifat-sifat percaya diri dimulai dari pribadi yang mantap, tidak mudah terombang-ambing oleh
pendapat dan saran-saran orang lain. Akan tetapi saran-saran orang lain jangan ditolak mentah-
mentah, pakai itu sebagai masukan untuk dipertimbangkan kemudian harus memutuskan
segera. Orang yang tinggi percaya dirinya adalah orang yang sudah matang, jasmani dan
rohaninya. Pribadi semacam itu adalah pribadi yang independen dan sudah mencapai tingkat
kematangan. Karakteristik kematangan sesorang adalah ia tidak tergantung pada orang lain, ia
memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, obyektif dan kritis. Tidak begitu saja menyerap
pendapat atau opini orang lain tapi dapat mengembangkan kritis. Emosionalnya sudah stabil,
tidak mudah tersinggung dan naik pitam, serta tingkat sosialnya tinggi. Diharapkan wirausaha
seperti ini betul-betul dapat menjalankan usahanya secara mandiri, jujur dan disenangi oleh
semua relasinya.
2. Berorientasi tugas dan hasil

4
Wirausaha tidak mengutamakan prestise dulu, tetapi prestasi kemudian. Ia berharap pada
prestasi baru kemudian setelah berhasil prestisenya akan meningkat. Wirausaha yang selalu
memikirkan prestise dulu dan prestasi kemudian, usahanya tidak akan mengalami kemajuan.
Maka wirausaha harus mempunyai kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi pada laba,
ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan inisiatif.
3. Pengambil resiko
Wirausaha dalam melakukan kegiatan usahanya penuh dengan resiko dan tantangan, seperti
persaingan, harga turun naik, barang tidak laku dan sebagainya. Tetapi semua tantangan ini
harus dihadapi dengan penuh perhitungan. Jika perhitungan sudah matang baru membuat
pertimbangan dari berbagai macam segi.
4. Kepemimpinan
Sifat kepemimpinan memamng ada dalam masing-masing individu, maka sifat kepemimpinan
tergantung pada masing-masing individu dalam menyesuaikan diri dengan organisasi atau
orang yang dipimpin. Ada pemimpin yang disenangi oleh bawahan, mudah memimpin
sekelompok orang, ia diikuti dan dipercaya oleh bawahan. Tapi ada pula pemimpin yang tidak
disenangi bawahan atau tidak senang pada bawahannya, ia mau mengawasi bawahannya tapi
tidak ada waktu untuk itu. Menanam kecurigaan pada orang lain pada suatu ketika akan
berakibat tidak baik pada usaha yang sedang dijalankan. Maka wirausaha sebagai pemimpin
yang baik harus mau menerima kritik dan saran dari bawahannya serta harus bersifat responsif.
5. Keaslian atau originalitas
Sifat orisinil tidak selalu ada pada diri sesorang, yang dimaksud orisinil adalah tidak hanya
mengekor pada orang lain tapi memiliki pendapat sendiri dan ide yang orisinil untuk
melaksanakan sesuatu. Orisinil tidak berarti baru sama sekali, tapi produk tersebut
mencerminkan hasil kombinasi baru dari komponen-komponen yang sudah ada sehingga
melahirkan sesuatu yang baru. Bobot kreativitas orisinil suatu produk akan tampak sejauh mana
ia berbeda dari apa yang sudah ada sebelumnya.
6. Berorientasi masa depan
Wirausaha harus perspektif, mempunyai visi ke depan, apa yang akan dilakukan dan apa yang
ingin dicapai. Karena sebuah usaha bukan didirikan untuk sementara tapi selamnay. Maka
faktor kontinuitas harus dijaga dan pandangan harus ditujukan jauh ke depan. Untuk
menghadapi pandangan jauh ke depan seorang wirausaha akan menyusun perencanaan dan
strategi yang matang, agar jelas langkah-langkah yang akan dilaksanakan.
Pengusaha yang sukses bukanlah pengusaha yang bisa memulai bisnis dalam skala besar dalam
waktu singkat. Wirausaha bukanlah sebuah hal yang bisa dibangun secara instant. Wirausaha

5
sukses adalah mereka yang berhasil mengatasi naik turunnya usaha dan tetap berdiri tegak.
Skala keberhasilan wirausaha bukanlah semata pada jumlah omset yang dimiliki, akan tetapi
lebih pada kemampuan sang wirausaha untuk mempertahankan usahanya dalam menghadapi
berbagai arus perubahan yang sedikit banyak memiliki pengaruh pada usahanya. Pada bagian
ini, mental wirausaha seseorang sangat diuji. Seseorang boleh saja mengklaim bahwa dia
sudah memiliki usaha tersebut sejak lama, atau mungkin usaha tersebut sudah diwarisi dari
orang tua mereka. Akan tetapi, kehidupan usaha tersebut lebih tergantung pada mental
wirausaha orang tersebut dalam menjalankan roda usahanya.
Bagaimana dengan mental wirausaha di Indonesia? Beberapa pakar mengatakan bahwa mental
wirausaha di Indonesia masih sangat lemah. Orang Indonesia lebih menyukai bekerja sebagai
karyawan daripada mencoba mendirikan usaha mandiri atau meneruskan usaha mereka. Salah
satu ciri lemahnya mental wirausaha di Indonesia adalah keengganan seseorang untuk
menempuh berbagai resiko yang mungkin timbul dalam usaha yang dijalankannya. Resiko
kegagalan ataupun resiko merugi dari sebuah usaha tentu berbanding lurus dengan “resiko”
mendapatkan keuntungan. Sayangnya, masih banyak orang Indonesia yang tidak siap
menghadapi resiko kegagalan. Keengganan menghadapi resiko kegagalan tersebut disikapi
dengan tidak menjalankan usaha. Semangat wirausaha seharusnya dilandasi dengan semangat
pantang menyerah. Ada macam sikap mental yang seharusnya dimiliki oleh seorang wirausaha,
yaitu:
1. Memiliki semangat enterpreneurship dasar yaitu keinginan untuk memiliki penghasilan
yang lebih baik daripada bekerja pada orang lain. Keinginan untuk mandiri, lebih sejahtera dan
memiliki kehidupan yang lebih baik akan membawa seseorang pada keinginan berusaha secara
mandiri.
2. Semangat enterpreneurship lain yang harus dimiliki adalah keinginan untuk mandiri.
Bekerja pada perusahaan milik orang lain boleh jadi lebih nyaman, akan tetapi Anda tidak akan
pernah menjadi mandiri. Sikap mental seperti ini yang masih jarang dimiliki oleh banyak orang
di Indonesia. Banyak orang memilih berada di zona nyaman mereka hingga masa pensiun tiba
dibanding membuat sebuah gebrakan besar dalam kehidupan mereka dengan berwirausaha.
3. Berani mencoba adalah satu bagian dari semangat enterpreneurship yang harus selalu
dimiliki para calon wirausaha. Tidak ada bayi yang langsung bisa berlari. Bayi harus melalui
fase merangkak, belajar berdiri, belajar berjalan hingga mampu berjalan dengan dua kaki tanpa
terjatuh. Analogi yang sama harus diterapkan oleh seorang wirausahawan. Berani mencoba
menjadi seorang wirausaha adalah salah satu kunci wirausaha sukses. Bagaimana Anda bisa
mendapatkan hasil wirausaha sukses sementara Anda bahkan tidak berani mencoba

6
4. Semangat enterpreneurship lain adalah tahan banting. Kegagalan memang sangat
menyakitkan, akan tetapi bukan merupakan sebuah alasan untuk menyerah. Semangat
wirausaha sukses adalah menyikapi kegagalan sebagai sebuah pelajaran besar. Evaluasi
menyeluruh akan memungkinkan Anda menjalani wirausaha sukses tersebut. Satu keberhasilah
mungkin harus ditempuh melalui 99 kegagalan. Seorang pelaku wirausaha sukses akan selalu
menerapkan prinsip tersebut pada setiap bidang usaha yang akan dilaksanakannya.

II. Pemilihan Role Model Untuk Membangun Karakter Wirausaha?

Indonesia kering wirausahawan (entrepreneur). Padahal para wirausahawan inilah yang


menjadi fasilitator bagi kemajuan ekonomi sebuah negara. Menurut Pak Ci (Ciputra, chairman
kelompok usaha Ciputra), Indonesia membutuhkan setidaknya 2% penduduknya menjadi
wirausaha untuk menopang kemajuan ekonomi. Padahal saat ini hanya terdapat sekitar 0,8%
penduduk Indonesia yang menjadi wirausahawan.

Entrepreneurship pada galibnya adalah upaya menciptakan nilai tambah, dengan


menangkap peluang bisnis dan mengelola sumber daya untuk mewujudkannya. Tentu harus
disertai pengambilan risiko dalam porsi yang tepat.

Lantas jika ingin mencetak wirausahawan yang tangguh dalam jumlah jutaan 1% saja
dari penduduk Indonesia sudah di atas 2 juta orang faktor-faktor apa sajakah yang perlu
dipertimbangkan? Sifat-sifat kewirausahaan seseorang dibentuk oleh atribut-atribut personal
dan lingkungan.

Faktor lingkungan mempunyai peran yang signifikan dalam pembentukan jiwa


kewirausahaan. Salah satu faktor lingkungan yang berperan besar dalam membentuk jiwa
kewirausahaan adalah budaya.

Kita bisa melihat secara kasat mata, suku tertentu di Indonesia, seperti dari Sumatera
Barat dan Sulawesi Selatan mempunyai 'bakat' wirausaha. Karena dalam budaya tersimpan
nilai-nilai yang diwariskan, dan nilai adalah 'apa yang dianggap baik'.

Tatkala kewirausahaan dianggap mulia dalam sistem nilai sebuah budaya, seorang
wirausahawan mendapat tempat terhormat dalam budaya tersebut. Budaya tersebut akan
menjadi 'produsen' wiraswasta. Sementara dalam budaya lain yang menempatkan pekerjaan
wirausaha kurang bergengsi, kurang produktif dalam menghasilkan wirausaha.

7
Para perantau, biasanya juga memiliki dorongan lebih untuk berwirausaha. Orang
Minang, Tionghoa dan India perantauan tampak lebih menonjol daripada mereka yang di
daerah asalnya.

Role model merupakan hal yang sangat penting karena dengan mengetahui serta
memahami kisah-kisah para wirausahawan yang telah meraih kesuksesan menjadikan cita-cita
seseorang untuk membuka usahanya sendiri menjadi lebih kredibel dan terjustifikasi.

Calon wirausaha pada umumnya menemukan role model di rumah ataupun di tempat
kerja. Bila seseorang banyak berhubungan serta bergaul dengan para wirausahawan, maka ada
kemungkinan dia juga akan tertarik untuk memilih jalan hidup sebagai seorang wirausahawan.

Di samping faktor di atas, terdapat faktor sosiologis yang mendorong berkembangnya


jiwa kewirausahaan. Salah satunya adalah tanggungjawab keluarga, yang memainkan peranan
penting dalam menghasilkan keputusan untuk memulai usaha sendiri.

Adalah relatif lebih mudah untuk mulai menjalankan bisnis pada saat seseorang berusia
relatif masih muda, lajang, serta tidak memiliki banyak aset pribadi. Bila dia gagal meraih
kesuksesan sebagai seorang wirausahawan, maka masih terbuka peluang baginya untuk
membangun karir dan pekerjaannya di perusahaan lain. Artinya lajang dan berusia muda
memiliki hambatan psikologis yang rendah untuk berwirausaha. Lebih nekad!

Ada pula trade off antara pengalaman yang bertambah seiring dengan pertambahan usia
dengan rasa optimistis dan energi yang dimiliki. Semakin bertambah usianya tentu semakin
banyak pengalaman yang diperoleh, semakin luas jejaringnya dan seharusnya semakin percaya
diri.

Namun kadang-kadang jika telah berada dalam sebuah industri dalam waktu yang lama,
seseorang akan meyakini kesulitan yang bakal muncul bila memutuskan untuk memulai bisnis
sendiri. Maka, rasa pesimis pun muncul dan tidak lagi nekad.

Namun dapat terjadi sebaliknya, pengalaman dan jejaring yang luas akan membuat rasa
percaya diri merasa lebih merasa optimis untuk memilih wirausaha. Di sini karakter personal
yang berbicara.

Karakteristik personal

Karakteristik personal dapat mengalahkan faktor lingkungan. Ambil contoh Bill Gates.
Lingkungan keluarga pengacara telah membimbingnya untuk menekuni bidang hukum di

8
Universitas bergengsi, Harvard. Dia sedang merintis jalan untuk mengikuti tradisi keluarganya,
menjadi pengacara, pada saat dia dropped out dari Harvard dan mendirikan Microsoft. Dalam
kasus Bill Gates, sisi karakteristik personal lebih menonjol.

Dari sisi ini, seorang wirausahawan memiliki focus of control internal yang lebih tinggi
ketimbang seorang nonwirausahawan, yang berarti mereka memiliki keinginan kuat untuk
menentukan nasib sendiri.

Sebuah survei yang dilakukan terhadap pemilik usaha kecil di Inggris menemukan bahwa
lebih dari 50% responden mengatakan bahwa independensi merupakan motif utama saat
mereka memutuskan mendirikan usaha sendiri.

Hanya 18% yang mengemukakan alasan untuk menghasilkan uang, sedangkan sisanya
sebesar 10% menyebutkan ber-bagai alasan seperti kesenangan, tantangan, memberikan ruang
lebih bagi kreativitas, dan kepuasan personal.

Karakteristik personal lainnya adalah kebutuhan untuk mengendalikan. Kebanyakan para


wirausahawan adalah orang yang sulit untuk menerima kendali serta otoritas orang lain
terhadap diri mereka.

Menurut Derek Du Toit, banyak wirausahawan yang membangun bisnisnya sendiri


sebelumnya merupakan karyawan dari sebuah organisasi, namun mereka memiliki sifat sulit
diatur.

Keputusan berwirausaha dapat dipengaruhi oleh faktor personal maupun faktor


lingkungan. Wirausahawan seringkali memutuskan untuk memulai usahanya sendiri karena
mereka adalah para high achiever yang merasa bahwa karir mereka sulit berkembang dalam
perusahaan tempat mereka bekerja ataupun profesi yang mereka tekuni.

Banyak wirausahawan yang bekerja selama beberapa waktu dalam sebuah perusahaan
guna memperkuat jejaring, meningkatkan sumber daya dan pengalaman sebelum membuka
bisnis mereka sendiri.

III. Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Wirausaha

Zimmere seorang praktisi kewirausahaan telah mengidentifikasi setidaknya ada delapan


faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya kegagalan bagi wirausaha dalam
mempertahankan kelangsungan hidup usahanya (Suryana, 2003:44-45), yakni:
1. Tidak kompeten dalam manajerial

9
Kapabilitas atau kemampuan dan pengetahuan dalam mengelola usaha menjadi faktor
penyebab utama kesuksesan seorang wirausaha. Karena itu, tidak memiliki kemampuan ini
akan justru mengakibatkan kegagalan dalam menjalankan aktivitas usaha sesuai pengelolaan
yang tepat.
2. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan
Kemampuan mengkoordinasikan, mengelola SDM, serta kemampuan mengintegrasikan
operasi perusahaan idealnya membutuhkan pengalaman dan bukan sekedar mengetahui atau
memiliki ilmunya.
3. Kurang dapat mengendalikan keuangan
Agar seorang wirausaha dapat berhasil dengan baik, faktor penyebab kegagalan wirausaha
yang utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Yaitu mengatur pengeluaran dan
penerimaan secara cermat serta dapat memilah yang mana kekayaan usaha dan mana
kekayaan pribadi.
4. Kegagalan dalam perencanaan
Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, perencanaan yang belum matang akan
berakibat pada timbulnya masalah atau kesulitan dalam mengimplementasikan sejumlah
tindakan.
5. Lokasi yang kurang memadai
Inilah pentingnya memilih lokasi yang strategis. Sehandal apapun kemampuan bisnis atau
sepopuler apapun suatu jenis usaha, jika lokasi tidak strategis maka akan menyulitkan
seorang wirausaha dalam mempertahankan atau mengembangkan usahanya. Dampak dari
pemilihan lokasi yang tidak tepat ini adalah operasional usaha yang kurang efisien.
6. Kurangnya pengawasan peralatan
Pengawasan erat hubungannya dengan efisiensi dan efektifitas. Kurang pengawasan
mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan efektif.

7. Kurang sungguh-sungguh dalam berusaha


Sikap setengah-setengah terhadap usaha dapat mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi
labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, peluang gagal menjadi besar.
8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan atau transisi kewirausahaan
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melaksanakan perubahan,tidak akan menjadi
wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila
berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu. Sebab usaha
haruslah berjalan dinamis dan tidak statis. Kondisi lingkungan bisnis berfluktuasi. Ada masa-

10
masa pertumbuhan, masa-masa booming. Ada pula kondisi jenuh hingga seorang wirausaha
dapat saja berhenti beroperasi jika tidak mampu mensiasati setiap kondisi bisnis yang terjadi.

BAB III

PENUTUP

I. Simpulan
Dari sisi ini, seorang wirausahawan memiliki focus of control internal yang lebih
tinggi ketimbang seorang nonwirausahawan, yang berarti mereka memiliki keinginan
kuat untuk menentukan nasib sendiri.
Sebuah survei yang dilakukan terhadap pemilik usaha kecil di Inggris menemukan
bahwa lebih dari 50% responden mengatakan bahwa independensi merupakan motif
utama saat mereka memutuskan mendirikan usaha sendiri.

11
DAFTAR REFERENSI

Dari : https://tipsserbaserbi.blogspot.co.id/2015/03/8-faktor-penyebab-kegagalan-
wirausaha.html diakses pada 2 Maret 2018

Robert D. Hisich, Michael, Dean. 2008, Entrepreneurship, Jakarta/Salemba Empat.

https://dimas347.wordpress.com/2009/05/25/kewirausahaan-dan-pengembangan-bisnis/
diakses pada 9 Februari 2018

http://klikilmu.blogspot.co.id/2008/03/menempa-jiwa-wirausaha.html diakses pada 2 Maret


2018

12

Anda mungkin juga menyukai