Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

“TANGKI BERPENGADUK”

GRUP E
1. Darwati 1631010052
2. Rian Ardiansyah 1631010075

Tanggal Percobaan : 21 Maret 2018

LABORATORIUM RISET DAN OPERASI TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2018
Laporan Operasi Teknik Kimia 1

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN TUGAS PRAKTIKUM

OPERASI TEKNIK KIMIA I

“TANGKI BERPENGADUK”

GRUP : E

1. Darwati 1631010052
2. Rian Ardiansyah 1631010075

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Kepala Laboratorium Dosen Pembimbing


Operasi Teknik Kimia

Ir. Caecilia Pudjiastuti, M.T. Ir. Sukamto NEP, M.T.


NIP. 19630305 198803 2 001 NIP. 19541019 198503 1 001

Tangki Berpengaduk i
Laporan Operasi Teknik Kimia 1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan resmi Operasi Teknik
Kimia I ini dengan judul “Tangki Berpengaduk”. Laporan resmi ini merupakan
salah satu tugas mata kuliah praktikum Operasi Teknik Kimia I yang diberikan
pada semester IV.

Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak
lupa kami ucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Ir. C. Pujiastuti, M.T selaku Kepala Laboratorium Operasi Teknik


Kimia.
2. Bapak Ir. Sukamto, M.T selaku dosen pembimbing.
3. Seluruh asisten laboratorium yang membantu dalam pelaksanaan
praktikum.
4. Teman – teman mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan -
masukan dalam praktikum.
Kami sadar bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna. Oleh karena itu,
penyusun sangat menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan. Maka dengan rendah hati, penyusun selalu mengharapkan kritik dan
saran guna menyempurnakan laporan praktikum ini.

Surabaya, 25 Maret 2018

Penyusun

Tangki Berpengaduk ii
Laporan Operasi Teknik Kimia 1

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ i


KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
INTISARI............................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
I.2 Tujuan Percobaan .......................................................................................... 2
I.3 Manfaat Percobaan ........................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Secara Umum ............................................................................................... 3
II.2 Sifat Bahan ................................................................................................... 12
II.3 Hipotesa ....................................................................................................... 13
II.4 Diagram Alir ................................................................................................ 14
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan yang digunakan ............................................................................... 15
III.2 Alat yang digunakan ................................................................................... 15
III.3 Gambar Alat ................................................................................................ 16
III.4 Rangkaian Alat ........................................................................................... 16
III.5 Prosedur Praktikum ..................................................................................... 17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Tabel Hasil Pengamatan ............................................................................ 18
IV.2 Tabel Hasil Perhitungan …………………………………... ...................... 19
IV.3 Grafik .......................................................................................................... 20
IV.4 Pembahasan................................................................................................. 21
Tangki Berpengaduk iii
Laporan Operasi Teknik Kimia 1

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


V.1 Kesimpulan .................................................................................................. 23
V.2 Saran ............................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 24
APPENDIX ......................................................................................................... 25

Tangki Berpengaduk iv
Laporan Operasi Teknik Kimia 1

INTISARI

Tujuan dari praktikum tangki berpengaduk ini adalah untuk memperoleh


data bilangan Reynold dan bilangan Power pengadukan suatu fluida. Kemudian,
dari data tersebut maka dapat dibuat grafik hubungan bilangan Reynold dan
bilangan Power. Selain itu, praktikum ini dilaksanakan untuk menentukan ukuran
impeler yang tepat pada suatu pengadukan. Dari praktikum ini, dapat diketahui
daya yang dibutuhkan dalam pengadukan hingga homogen.

Pada percobaan tangki berpengaduk ada beberapa langkah prosedur yang


harus dilakukan. Langkah pertama menimbang piknometer kosong dengan
volume 10 ml. Langkah kedua, memasukan air dan ura dengan berbagai
konsentrasi yang akan diukur densitasnya kedalam piknometer kosong tersebut,
kemudian timbang kembali piknometer isi. Langkah ketiga, memasang satu set
alat berpengaduk. Langkah keempat, masukkan masing-masing air yang telah
dicampur dengan urea dengan konsentrasi yang telah ditentukan ke dalam beaker
glass dengan volume dan kecepatan sesuai variable. Langkah selanjutnya,
melakukan pengamatan dengan menggunakan buffle maupun tanpa menggunakan
buffle apakah terdapat vortex atau tidak. Ulangi langkah diatas sesuai dengan
variable percobaan yang digunakan.

Dari praktikum tangki berpengaduk ini diperoleh data dengan


bertambahnya kecepatan pengadukan baik tanpa buffle maupun dengan buffle,
maka bilangan Reynold (NRe), bilangan Froude (NFr), dan daya (P) yang
dibutuhkan juga meningkat. Namun, hal tersebut berbanding terbalik dengan
besarnya bilangan power (NPo). Dari grafik pun terlihat, bahwa semakin besar
bilangan Reynolds (NRe) maka semakin kecil bilangan Powernya (NPo).

Tangki Berpengaduk v
Laporan Operasi Teknik Kimia 1

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Pada suatu proses kimia khususnya dalam zat cair, atau fasa cair,
perlu dilakukan pengadukan. Pengadukan merupakan salah satu cara di dalam
proses pencampuran komponen untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
Pegadukan merupakan suatu operasi kesatuan yang mepunyai sasaran untuk
menghasilkan pergerakan tidak beraturan dalam suatu cairan dengan alat mekanis
yang terpasang pada alat seperti propeller. Pola alirang yan terjadi selama
pengadukan tergantung pada jenis pengaduk, karakteristik fluida yang diaduk, dan
ukuran perbandingan ukuran tanki pengaduk dan sekat pengadukan. Mengacu
pada pergerakan pada suatu material dalam bentuk spesifik, dan merupakan suatu
distribusi secara acak anatara dua atau lebih tahap yang pada awalnya tidak
menyatu.
Pada praktikum tangki berpengaduk ini terdapat beberapa langkah-langkah
yang harus diikuti. Langkah pertama adalah dengan menimbang pikno kosong.
Kemudian masukkan bahan yang akan diukur densitasnya kedalam pikno sebagai
pikno isi, lalu pasang satu set alat berpengaduk. Masukka masing-masing bahan
ke dalam beaker glass (tangki) dengan volume 1 liter dengan kecepatan dan
ketinggian dari dasar beaker glass yang berbeda-beda, yaitu kecepatan 100 rpm,
150 rpm, dan 250 rpm, dan ketinginan 1 cm, 1.5 cm, dan 2 cm. lakukan
pengamatan dengan menggunakan buffle maupun tanpa menggunakan buffle
apakah terdapat vortex atau tidak. Ulangi percobaan sesuai dengan variable
percobaan yang telah ditentukan.
Pada praktikum ini praktikan bertujuan untuk membuat kurva hubungan
antara bilangan power (Npo) dengan bilangan reynold (Nre) dengan vaariasi jenis
cairan da nada tidaknya buffle, untuk mempelajari proses pencampuran fluida

Tangki Berpengaduk 1
Laporan Operasi Teknik Kimia 1

dengan menggunakan tangki berpengaduk, dan untuk mempertimbangkan daya


yang diperlukan pengaduk ketika berputar pada kecepatan tertentu berikutnya.

I.2. Tujuan
1. Untuk membuat kurva hubungan antara tenaga bilangan power (Npo)
dengan bilanga reynold (Nre) dengan variasi jenis cairan da nada tidaknya
buffle.
2. Untuk mengetahui hubungan viskositas dengan pengadukan.
3. Untuk mempertimbangkan daya yang dperlukan ketika pengaduk berputar
pada kecepatan tertentu berikutnya.

I.3. Manfaat
1. Agar praktikan dapat mengetahui proses pencampuran fluida
menggunakan tangki berpengaduk.
2. Agar praktikan dapat mengetahui factor-faktor yang dapat mempengaruhi
efektifitas pencampuran.
3. Agar praktikan dapat menentukan laju dan waktu pengendapan.

Tangki Berpengaduk 2
Laporan Operasi Teknik Kimia 1

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Scara Umum


II.1..1 Penertian Drying
Pengadukan adalah operasi yang menciptakan terjadinya gerakan dari
bahan yang diaduk seperti molekul- molekul, zat-zat yang bergerak atau
komponennya menyebar (terdispersi).

gambar 1. (Dimensi sebuah Tangki Berpengaduk)


dimana :
C = tinggi pengaduk dari dasar tangki
D = diameter pengaduk
Dt = diameter tangki
H = tinggi fluida dalam tangki

Tangki Berpengaduk 3
Laporan Operasi Teknik Kimia 1

J = lebar baffle
W = lebar pengaduk

Gambar 2. (Seperangkat Alat Tangki Berpengaduk)

Tujuan Pengadukan :
a) Mencampur dua cairan yang saling melarut
b) Melarutkan padatan dalam cairan
c) Mendispersikan gas dalam cairan dalam bentuk gelembung
untuk mempercepat perpindahan panas antara fluida dengan koil pemanas
dan jacket pada dinding bejana.
Pencampuran adalah operasi yang menyebabkan tersebarnya secara acak
suatu bahan ke bahan yang lain dimana bahan-bahan tersebut terpisah dalam dua
fasa atau lebih. Proses pencampuran bisa dilakukan dalam sebuah tangki
berpengaduk. Hal ini dikarenakan faktor-faktor penting yang berkaitan dengan
proses ini, dalam aplikasi nyata bisa dipelajari dengan seksama dalam alat ini.
(Kurniawan, 2011)

Tangki Berpengaduk 4
Laporan Operasi Teknik Kimia 1

2. 1 Tangki Pengaduk
Salah satu hal yang penting dari pada tangki yang berpengaduk didalam
penggunaanya adalah :
1. Mempunyai bentuk yang pada umumnya digunakan yang berbentuk selinder
dan bagian bawahnya cekung.
2. Dapat dilihat dari ukurannya yaitu diameter dan tinggi tangki.
3. Kelengkapan dari suatu bejana yaitu :
· Ada atau tidaknya buffle, yang berpengaruh pada pola aliran di dalam
tangki.
· Jaket atau coil pendingin/pemanas yang berfungsi sebagai pengendali suhu.
· Letak lubang pemasukan dan pengeluaran untuk proses kontinyu.
· Tutup tangki.
4. Pengaduk
Biasanya zat cair diaduk dalam suatu bejana yang biasa berbentuk selinder
dengan sumbu terpasang vertical. Bagian atas bejana ini mungkin terbuka saja
keudara atau dapat pula tertutup.
Pada ujung tangki membulat maksudnya agar atau tidak terlalu banyak
sudut-sudut tajam atau daerah yang sulilt ditembus arus zat cair. Kedalam zat cair
biasanya hampir sama dengan diameter tangki, dan di dalam tangki dipasang
impeller pada ujung poros yang menggantung artinya poros itu ditumpu dari atas.
Poros tersebut digerakkan oleh motor, yang kadang-kadang dihubungkan
langsung dengan poros itu.

2. 2 Alat Pengaduk
Zat cair biasanya diaduk dalam suatu tangki atau bejana yang biasanya
berbentuk selinder dengan sumbu terpasang vertical. Bagian atas mungkin
tertutup dan terbuka ke udara. Ukuran dan proporsi tangki iti bermacam-macam,
tergantung pada pengadukan itu sendiri. Pada bagian ujung bawah tangki,

Tangki Berpengaduk 5
Laporan Operasi Teknik Kimia 1

biasanya agak membulat agar tidak terlalu banyak sudut-sudut yang tajam atau
daerah yang sulit didapat atau ditemukan arus zat cair. Kedalam zat cair biasanya
hampir sama dengan diameter tangki. Didalam tangki dipasang pengaduk pada
bagian ujung poros dengan posisi mengantung. Pada poros digerakkan oleh motor,
yang biasanya dijalin atau dihubungkan langsung pada poros tersebut. Tangki
biasanya dilengkapi dengan lubang masuk dan lubang keluar, kumparan kalor,
mantel serta sumur untuk menempatkan termomer atau piranti pengukur lainnya.
Secara garis besar alat-alat pengaduk dikelompokkan atas dua macam, yaitu
pengaduk dengan putaran lambat dan alat pengaduk dengan cara putaran yang
cepat. Disamping perbedaan frekwensi puritan, kedua kelompok tersenut juga
memiliki perbedaan konstruksi daun pengaduk dan pembentukan pola aliran yang
umumnya berlaku :
1. Pengaduk dengan putaran cepat, diameter daun dari pengaduk, dan aliran
terutama aliran aksial dan radial. Jenis pengaduk yang termasuk di dalam
kelompok ini adalah pengaduk propoler, dan pengaduk turbin serta cakram
gigi.
2. Pengaduk dengan putaran lambat, diametr dari daun pengaduk, besar dan
alirannya yang terbentuk adalah aliran tangensial. Jenis alat pengaduk yang
termasuk dalam kelompok ini yaitu pengaduk jangkar, pengaduk bingkai,
pengaduk palet dan pengaduk impeler.
Pemilihan pengaduk dari sejumlah besar alat pengaduk yang ada hanya dapat
dilakukan dengan cara percobaan atau dengan pengalaman. Untuk masalah dari
pencampuran tertentu, misalnya membuat suspensi atau mempertukarkan panas
dari bahan yang telah dicampur dan bejana pengaduk tertentu. Pengaduk yang
optimal biasanya hanya dapat dipilih melalui percobaa. Hingga saat ini belum ada
alat pengaduk yang universal.

Tangki Berpengaduk 6
Laporan Operasi Teknik Kimia 1

2.3 Pola Aliran Dalam Bejana Pengaduk


Jenis aliran dalam bejana yang sedang diaduk bergantung pada jenis impeler,
karakteristik fluida dan ukuran serta perbandingan (propersi tangki), sekat (buffel)
dan agitator. Kecepatan fluida pada setiap titik dalam tangki mempunyai tiga
komponen kecepatan dan pola aliran keseluruhan di dalam tangki itu, juga
tergantung dari variasi ketiga komponen tersebut, dari satu lokasi kelokasi yang
lainnya. Ketiga dari komponen tersebut antara lain :
1. Komponen radial yang bekerja pada arah yang tegak lurus terhadap poros
impeller.
2. Komponen logitudinal yang bekerja pada arah pararel dengan poros.
3. Komponen tagensial atau ratosional yang bekerja pada arah singgung
terhadap lintasan lingkar pada sekeliling poros.
Keadaan dimana poros itu vertical, komponen radial tagensial berada pada
suatu bidang yang horizontal dan komponen logitidinalnya vertical. Komponen
radial dan longitudinal sangat aktif dalam memberikan aliran yang diperlukan
untuk melakukan pencampuran. Bila poros itu vertical pada pusat tangki,
komponen tagensial mengikuti satu arah lintasan berbentuk lingkaran disekeliling
poros dan akan menimbulkan voerteks pada permukaan zat cair.
Ada tiga cara untuk mencegah pusaran dan vorteks :
1. Pengaduk dipasang off center atau miring
2. Pada dinding tangki dipasang sekat vertical
3. Permukaan diffuser ring pada pengaduk jenis turbin.
(Rezky, 2016)
2.4 Jenis-jenis Pengaduk
Secara umum, terdapat tiga jenis pengaduk yang biasa digunakan
secara umum, yaitu pengaduk baling – baling), pengaduk turbin), pengaduk
dayung) dan pengaduk helical ribbon.

Tangki Berpengaduk 7
Laporan Operasi Teknik Kimia 1

Pengaduk jenis baling-baling (propeller)


Ada beberapa jenis pengaduk yang biasa digunakan. Salah satunya adalah
baling-baling berdaun tiga.

Gambar 5. Pengaduk jenis Baling-baling (a), Daun Dipertajam (b), Baling-baling


kapal (c)

Baling-baling ini digunakan pada kecepatan berkisar antara 400 hingga 1750 rpm
(revolutions per minute) dan digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah.

Pengaduk Dayung (Paddle)


Berbagai jenis pengaduk dayung biasanya digunakan pada kesepatan
rendah diantaranya 20 hingga 200 rpm. Dayung datar berdaun dua atau empat
biasa digunakan dalam sebuah proses pengadukan. Panjang total dari pengadukan
dayung biasanya 60 - 80% dari diameter tangki dan lebar dari daunnya 1/6 - 1/10
dari panjangnya.

Gambar 6. Pengaduk Jenis Dayung (Paddle) berdaun dua

Tangki Berpengaduk 8
Laporan Operasi Teknik Kimia 1

Pengaduk dayung menjadi tidak efektif untuk suspensi padatan, karena


aliran radial bisa terbentuk namun aliran aksial dan vertikal menjadi kecil. Sebuah
dayung jangkar atau pagar, yang terlihat pada gambar 6 biasa digunakan dalam
pengadukan. Jenis ini menyapu dan mengeruk dinding tangki dan kadang-kadang
bagian bawah tangki. Jenis ini digunakan pada cairan kental dimana endapan pada
dinding dapat terbentuk dan juga digunakan untuk meningkatkan transfer panas
dari dan ke dinding tangki. Bagaimanapun jenis ini adalah pencampuran yang
buruk. Pengaduk dayung sering digunakan untuk proses pembuatan pasn kanji,
cat, bahan perekat dan kosmetik.

Pengaduk Turbin
Pengaduk turbin adalah pengaduk dayung yang memiliki banyak daun
pengaduk dan berukuran lebih pendek, digunakan pada kecepatan tinggi untuk
cairan dengan rentang kekentalan yang sangat luas. Diameter dari sebuah turbin
biasanya antara 30 - 50% dari diamter tangki. Turbin biasanya memiliki empat
atau enam daun pengaduk. Turbin dengan daun yang datar memberikan aliran
yang radial. Jenis ini juga berguna untuk dispersi gas yang baik, gas akan
dialirkan dari bagian bawah pengadukdan akan menuju ke bagian daun pengaduk
lalu tepotong-potong menjadi gelembung gas.

Gambar 7. Pengaduk Turbin pada bagian variasi.

Pada turbin dengan daun yang dibuat miring sebesar 45o, seperti yang
terlihat pada gambar 8, beberapa aliran aksial akan terbentuk sehingga sebuah
kombinasi dari aliran aksial dan radial akan terbentuk. Jenis ini berguna dalam

Tangki Berpengaduk 9
Laporan Operasi Teknik Kimia 1

suspensi padatan kerena aliran langsung ke bawah dan akan menyapu padatan ke
atas. Terkadang sebuah turbin dengan hanya empat daun miring digunakan dalam
suspensi padat. Pengaduk dengan aliran aksial menghasilkan pergerakan fluida
yang lebih besar dan pencampuran per satuan daya dan sangat berguna dalam
suspensi padatan.

Gambar 8. Pengaduk Turbin Baling-baling.


Pengaduk Helical-Ribbon
Jenis pengaduk ini digunakan pada larutan pada kekentalan yang tinggi
dan beroperasi pada rpm yang rendah pada bagian laminer. Ribbon (bentuk seperti
pita) dibentuk dalam sebuah bagian helical (bentuknya seperti baling-balling
helicopter dan ditempelkan ke pusat sumbu pengaduk). Cairan bergerak dalam
sebuah bagian aliran berliku-liku pada bagiam bawah dan naik ke bagian atas
pengaduk.

Gambar 9. Pengaduk Jenis (a), (b) & (c) Hellical-Ribbon, (d) Semi-Spiral
2.5 Parameter Hidrodinamika dalam Tangki Berpengaduk
Bilangan Reynold
Bilangan tak berdimensi yang menyatakan perbandingan antara gaya
inersia dan gaya viskos yang terjadi pada fluida. Sistem pengadukan yang terjadi
bisa diketahui bilangan Reynold-nya dengan menggunakan persamaan 3.

Tangki Berpengaduk 10
Laporan Operasi Teknik Kimia 1

dimana :
Re = Bilangan Reynold
ρ = dnsitas fluida
µ = viskositas fluida
Dalam sistem pengadukan terdapat 3 jenis bentuk aliran yaitu laminer,
transisi dan turbulen. Bentuk aliran laminer terjadi pada bilangan Reynold hingga
10, sedangkan turbulen terjadi pada bilangan Reynold 10 hingga 104 dan transisi
berada diantara keduanya.
Bilangan Fraude
Bilangan tak berdimensi ini menunjukkan perbandingan antara gaya
inersia dengan gaya gravitasi. Bilangan Fraude dapat dihitung dengan persamaan
berikut :

dimana :
Fr = Bilangan Fraude
N = kecepatan putaran pengaduk
D = diameter pengaduk
g = percepatan grafitasi
(Kurniawan, 2011)

Tangki Berpengaduk 11
Laporan Operasi Teknik Kimia 1

II.2 Sifat Bahan


1. Aquadest
Sifat Kimia
a. Tidak berbau
b. Tidak berwarna
c. Titik didihnya 1000 C
d. Densitanya 1 𝑔/𝑐𝑚3
e. Berat molekulnya 18,02 gr/mol
Sifat Fisika
a. Memiliki pH 7 (netral)
b. Tidak akan terjadi polimerisasi.
(MSDS, 2013, “Aquadest”)

2. Urea
Sifat Kimia
a. Mudah larut dalam air
b. Memiliki rumus molekul CH4N2O
Sifat Fisika
a. Berbentuk padatan
b. tidak berbau
c. Rasanya asin
d. Densitanya 2.07 𝑔/𝑐𝑚3
e. Berat molekul 60.06 g/mol
(MSDS, 2013, “Urea”)

Tangki Berpengaduk 12
Laporan Operasi Teknik Kimia 1

II.3 Hipotesa
Pada suatu percobaan tangki pengaduk semakin besar konsentrasi larutan
maka semakin besar viskositasnya sehingga daya yang diperlukan untuk
pengadukan semakin besar.

Tangki Berpengaduk 13
Laporan Operasi Teknik Kimia 1

II.4 Diagram Alir

Menimbang pikno kosong dengan volume 10 ml

Urea dilarutkan sesuai konsentrasi

Masukkan ke dalam pikno kosong dan ukur

Timbang kembali sebagai pikno isi dan pasang alat

Masukkan Urea dan aquadest dalam beaker glass dengan volume


konsentrasi

Lakukan pengamatan dengan atau tanpa buffle

Ulangi langkah diatas dengan variabel percobaan yang telah ditentukan

Tangki Berpengaduk 14
Laporan Operasi Teknik Kimia 1

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1 Bahan yang Digunakan


1. Aquades
2. Urea

III. 2 Alat yang Digunakan


1. Beaker Glass
2. Gelas Ukur
3. Piknometer
4. Stopwatch
5. Penggaris
6. Pipet tetes
7. Neraca analitik
8. Kaca arloji
9. Statif dan Klem
10. Motor
11. Propeler
12. Viscometer ostwald
13. Spatula
14. Buffle

Tangki Berpengaduk 15
Laporan Operasi Teknik Kimia 1

III. 3 Gambar Alat

Beaker Glass Piknometer Viskometer Ostwald

Statif dan Klem Gelas Ukur Pipet Tetes Stopwatch

Neraca Analitis Propeller Penggaris Motor

Tangki Berpengaduk 16
Laporan Operasi Teknik Kimia 1

III. 4 Rangkaian Alat

A Keterangan :

A = Motor

B = Statif

C = Batang Pengaduk
B
D = Tangki (Beaker Glass0
C E = Propeller
D
E

III.5. Prosedur
1. Timbang pikno kosong
2. Masukka masing-masing bahan yang akan diukur densitasnya ke dala
pikno sebagai pikno isi.
3. Pasang satu set alat berpengaduk.
4. Masukka masing-masing bahan ke dalam beaker glass (tangki) dengan
volume 1 liter dengan kecepatan dan ketinggian dari dasar beaker glass
yang berbeda-beda, yaitu kecepatan 100 rpm, 150 rpm, dan 250 rpm, dam
ketinggian 1 cm, 1.5 cm, dan 2 cm.
5. Lakukan pengamatan dengan menggunakan buffle maupun tanpa
menggunakan buffle.
6. Ulangi percobaan sesuai variable percobaan yang telah ditentukan.

Tangki Berpengaduk 17
Laporan Operasi Teknik Kimia 1

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Tabel Hasil Pengamatan


a. Dengan Buffle
N 𝜌 𝜇 vorteks
t
Bahan aliran
(menit) (rpm) (gr/cm3) (gr/cm.s)
0,01105
air + pupuk
2 200 0.9983 Tidak ada
urea 1%
0,01224
air + pupuk
2 200 1.0143 Tidak ada
urea 2%
0,01375
air + pupuk
2 200 1.0433 Tidak ada
urea 3%
0,01479
air + pupuk
2 200 1.0643 Tidak ada
urea 4%
0,01596
air + pupuk
2 200 1.0936 Tidak ada
urea 5%

Tangki Berpengaduk 18
Laporan Operasi Teknik Kimia 1

b. Tanpa Buffle
N 𝜌 𝜇 vorteks
t
Bahan aliran
(menit) (rpm) (gr/cm3) (gr/cm.s)

air + pupuk 0,01065


2 200 1.0284 Tidak ada
urea 1%

air + pupuk 0,01213


2 200 1.0305 Tidak ada
urea 2%

air + pupuk 0,01253


2 200 1.0436 Tidak ada
urea 3%

air + pupuk 0,01402


2 200 1.0828 Tidak ada
urea 4%
0,01454
air + pupuk
2 200 1.0837 Tidak ada
urea 5%

IV.2 Tabel Hasil Perhitungan


a. Dengan Buffle
Bahan N P
t (menit) NRe NFr NPo
(rpm) (N cm/s)

air + pupuk 2 200 17.7003 0.0566 2.8 14261,42857


urea 1%
air + pupuk 2 200 16.5753 0.0566 2.9 15081,47959
urea 2%
air + pupuk 2 200 15.5252 0.0566 3 15968,87755
urea 3%
air + pupuk 2 200 15.0324 0.0566 3.01 16352,28571
urea 4%
air + pupuk 2 200 14.6989 0.0566 3.02 16850,36735
urea 5%

Tangki Berpengaduk 19
Laporan Operasi Teknik Kimia 1

b. Tanpa Buffle
Bahan N P
t (menit) NRe NFr NPo
(rpm) (N cm/s)

air + pupuk 2 200 44.1251 0.0861 1,55 1649648,045


urea 1%
air + pupuk 2 200 39.6811 0.0861 1,56 1663681,261
urea 2%
air + pupuk 2 200 39.3975 0.0861 1,58 1706430,826
urea 3%
air + pupuk 2 200 37.9395 0.0861 1,59 1781734,141
urea 4%
air + pupuk 2 200 36.7738 0.0861 1,61 1805645,459
urea 5%

IV. 3 Grafik
a. Dengan Buffle
Grafik hubungan antara Bilangan Reynold (NRe) dengan Bilangan daya (NPo)
pada larutan Urea

NRe vs NPo
3,05

3
Bilangan Daya, NPo

2,95

2,9

2,85 NRe vs NPo

2,8

2,75
0 5 10 15 20
Bilangan Reynold, NRe

Tangki Berpengaduk 20
Laporan Operasi Teknik Kimia 1

b. Tanpa Buffle
Grafik hubungan antara Bilangan Reynold (NRe) dengan Bilangan daya (NPo)
pada larutan Urea

Nre Vs NPo
1,62
1,61
Bilangan Daya, NPo

1,6
1,59
1,58
1,57 Nre Vs NPo
1,56
1,55
1,54
36 38 40 42 44 46
Bilangan Reynold, NRe

IV.4 Pembahasan
Pada praktikum Operasi Teknik Kimia ini, kelompok kami melakukan
percobaan Tangki Berpengaduk. Percobaan ini dilakukan menggunakan bahan air
dan urea (CH4N20). Variabel kecepatan yang digunakan adalah 200 rpm. Variabel
konsentrasi larutan urea dalam air adalah 1%, 2%, 3%. 4%, dan 5%. Mula-mula
dilakukan proses pengadukan urea seberat 11 gram dalam air sampai volume 1100
ml dengan kecepatan 200 rpm, kemudian diukur berat jenisnya menggunakan
piknometer. Setelah itu, dilakukan pula proses pengadukan dengan bahan dan
variabel yang sama hanya saja kali ini menggunakan sekat (buffle) dan diamati
perbedaannya. Perlakuan ini juga berlaku untuk bahan air dan urea dengan
konsentrasi yang berbeda.

Tangki Berpengaduk 21
Laporan Operasi Teknik Kimia 1

Dari data hasil praktikum yang telah diperoleh, dapat diketahui jika
viskositas dapat mempengaruhi nilai NRe. Semakin besar viskositas suatu cairan
maka akan mempengaruhi nilai NRe berupa semakin kecil nilai yang didapatkan.
Selain itu semakin besar kecepatan pengadukan maka semakin besar
kemungkinan terjadinya vortex. Selain itu semakin besar viskositasnya maka kecil
kemungkinan adanya vortex. Hal ini dapat diatasi dengan diberikannya sekat
(buffle) pada tangki pengaduk. Data yang diperoleh saat tangki menggunakan
sekat dapat membuktikan bahwa sekat pada tangki dapat mencegah timbulnya
vortex.
Dari data hasil pengamatan, diperoleh dengan bertambahnya kecepatan
pengadukan baik tanpa buffle maupun dengan buffle, maka bilangan reynold
(NRe), bilangan Froude (NFr), dan daya (P) yang dibutuhkan juga meningkat.
Namun, hal tersebut berbanding terbalik dengan besarnya bilangan power (NPo).
Dari grafik pun terlihat, bahwa semakin besar bilangan Reynolds (NRe) maka
semakin kecil bilangan Powernya (NPo). Hal tersebut berlaku pada pengadukan
tanpa buffle dan dengan buffle. Dapat disimpulkan bahwa percobaan ini sesuai
dengan teori.

Tangki Berpengaduk 22
Laporan Operasi Teknik Kimia 1

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
1. Dengan kecepatan yang tidak terlalu tinggi, semakin besar densitas dan
viskositas larutan maka kemungkinan terbentuk vorteks semakin kecil
meskipun tanpa adanya buffle.
2. Semakin homogen suatu bahan, densitas mendekati konstan.
3. Dalam pengadukan baik dengan buffle maupun tanpa buffle, semakin besar
bilangan Reynolds (NRe) maka bilangan Power (NPo) semakin kecil.

V.2 Saran
1. Sebaiknya sebelum melakukan percobaan praktikan terlebih dahulu
memahami teroi dan langkah-langkah atau prosedur yang ada.
2. Seharusnya praktikan melakukan pengamatan dan perhitungan dengan
konsntrasi dan teliti agar diperoleh hasil yang akurat.
3. Seharusnya praktikan selalu membersihkan propeler jika digunakan untuk
dua zat yang berbeda.
4. Sebaiknya praktikan terus saling berkomunikasi agar tidak tejadi kesalahan
dalam langkah praktikum.

Tangki Berpengaduk 23
Laporan Operasi Teknik Kimia 1

DAFTAR PUSTAKA

Abid, Mohamed Salah. 2012. “A Study Of Mixing Structure in Stirred Tanks


Equipped With Multiple Four-Blade Rushton Impellers”. Tunisia:
Laboratory of Electro-Mechanic Systems University of Sfax.
Dion, Eko. 2017. “Laporan Tangki Berpengaduk”. (http://coretan-dion.blogspot.
co.id/2017/04/laporan-praktikum-tangki-berpengaduk.html). Diakses pada
tanggal 27 Februari 2018 pukul 12.01 WIB.
McCabe, Warren L. 1991. “Operasi Teknik Kimia”. United States of America:
McGraw-Hill International Book Co.
Modul OTK I. 2018. “Tangki Berpengaduk”. Surabaya: Laboratorium Operasi
Teknik Kimia. Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, UPN Veteran
Jawa Timur.
MSDS.2013. “Aquadest”. (http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=
9927321). Diakses pada tanggal 24 Februari 2018 pukul 18.51 WIB.
MSDS. 2013. “Natrium Klorida”. (http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=
9927593). Diakses pada tanggal 24 Februari 2018 pukul 18.59 WIB.
Vielky. 2012. “Tangki Berpengaduk”. (http://fevzyvielky.blogspot.co.id/2012/12/
tangki-berpengaduk.html). Diakses pada tanggal 24 Februari 2018 pukul
18.59 WIB.

Tangki Berpengaduk 24
Laporan Operasi Teknik Kimia 1

APPENDIX

wterlarut
1. %w = x 100%
wlarutan
𝑤𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
1% = 𝑥 100%
1100

𝑤𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 = 11 𝑔𝑟𝑎𝑚
Jadi, 11 gram NaCl dilarutkan dalam aquadest hingga 1000 ml.
2. Perhitungan Densitas (ρ)
a. Densitas urea 1% tanpa buffle
𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑖𝑠𝑖 − 𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
𝜌 𝑎𝑖𝑟 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜
26.3457 − 16.0621
=
10
= 1.0248 gr/cm3

3. Menghitung viskositas air + urea 1%


𝜌 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑥 𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛
𝜇= 𝑥 𝜇 𝑎𝑖𝑟
𝜌 𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝑡 𝑎𝑖𝑟
1.0248 𝑥 5,1
= 𝑥 0,009
0,9802 𝑥 3,7
= 0,01105 gr/cm.s
4. Diameter dengan buffle = 5 cm
5. Diameter tanpa buffle = 7,6 cm
6. Menghitung air + urea 1%
𝜌 𝑥 𝐷2 𝑥 𝑁
𝑁𝑅𝑒 =
𝜇
200
0,9983 x 52 x 60
=
4.7
= 17.7003

Tangki Berpengaduk 25
Laporan Operasi Teknik Kimia 1

7. g = 980 cm/s2
8. Menghitung NFr air + urea 1%
𝑁2𝑥 𝐷
𝑁𝐹𝑟 =
𝑔
200 2
( 60 ) 𝑥 5
=
980
=0.0566
9. NPo = grafik mc cabe
10. Menghitung P
𝑁 3 𝑥 𝑁𝑃𝑜 𝑥 𝜌 𝑥 𝐷5
𝑃=
𝑔
100 3
( 60 ) 𝑥 0,9 𝑥 1, 0248 𝑥 55
=
980
= 1649648,045 cm/s

Tangki Berpengaduk 26

Anda mungkin juga menyukai