Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan,
melindungi, dan menginformasika hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini
seringkali merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut,
bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini
berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup".
Secara ilmiah kulit adalah lapisan terluar yang terdapat diluar jaringan yang
terdapat pada bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh, kulit
merupakan organ yang paling luas permukaan yang membungkus seluruh bagian luar
tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia.
Cahaya matahari mengandung sinar ultra violet dan melindungi terhadap
mikroorganisme serta menjaga keseimbangan tubuh. misanya menjadi pucat, kekuning-
kunigan, kemerah-merahan atau suhu kulit meningkat.
Ganguan psikis juga dapat mengakibatkan kelainan atau perubahan pada kulit
misanya karna stres, ketakutan, dan keadaan marah akan mengakibatkan perubahan
pada kulit wajah.
Di lapangan, kita sebagai perawat tentu akan menemukan kasus-kasus seperti ini,
yaitu gangguan-gangguan pada sistem integumen. Maka dari itu ada baiknya kita
mengetahui bagaimana cara melakukan pengkajian pada pasien yang datang dengan
keluhan pada sistem integumennya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara pengkajian pada sistem integumen?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui cara pengkajian pada sistem integumen.

1.4 Manfaat Penulisan

1
Tulisan ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada berbagai pihak antar lain
sebagai berikut.
1. Bagi penulis, dapat mengembangkan ilmu yang dimiliki untuk menghasilkan
makalah yang baik.
2. Bagi mahasiswa, dapat menambah pengetahuannya mengenai pengkajian
keperawatan pada sistem integumen.
3. Bagi penulis lain, dapat dijadikan sebagai referensi untuk menambah pengetahuan
atau wawasan mengenai sistem integumen.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari :

- BAB I PENDAHULUAN
- BAB II KAJIAN TEORI
- BAB III PEMBAHASAN
- BAB IV PENUTUP

2
BAB II
KAJIAN TEORI

Kata integumen ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup". Sistem
integumen atau biasa disebut kulit adalah system organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan
menginformasikan manusia terhadap lingkungan sekitarnya dan merupakan organ yang paling luas, dimana
orang dewasa luasnya mencapai lebih dari 19.000 cm.
Sistem integumen meliputi kulit dan derivatnya. Kulit yang sebenarnya adalah lapisan penutup yang
umumnya terdiri atas dua lapisan utama yang letaknya disebelah luar jaringan ikat, kendur. Sedangkan derivat
integumen meliputi struktu-struktur tertentu yang secara ontogeni berasal dari salah satu dari kedua lapisan
utama pada kulit yang sesungguhnya yaitu epidermis dan dermis. Stuktur-struktur tersebut mencakup kulit,
rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir).
Integumen dan derivate mempunyai fungsi yang sangat luas di dalam tubuh meliputi :
1. Pelindung atau proteksi terhadap mikroorganisme, penarikan, atau kehilangan cairan dan zat
iritan kimia maupun mekanik.
2. Eksterosepsi atau penerimaan stimuli dari lingkungan luar, misalnya rasa sakit,gatal, panas,
dingin.
3. Ekskresi atau pembuangan sisa metabolisme melalui kelenjar, misalnya kelenjarkeringat pada
mamalia.
4. Thermoregulasi atau mengatur panas tubuh pada hewan hewan endoterm danhomoiterm
(mamalia dan aves) dibantu oleh adanya rambut dan bulu.
5. Homeostatis atau mengatur kadar garam dan cairan tubuh (osmoregulasi).
6. Tempat menyimpan cadangan makanan seperti lemak di bawah kulit.
7. Tempat sintesis vitamin D.
Kulit merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan langsung dengan lingkungan luar. Oleh
karena itu sangat mungkin mengalami gangguan dan mengalami kerusakan. Berikut beberapa gangguan yang
dapat ditemukan pada sistem integumen.
1. Jerawat
Jerawat adalah suatu peradangan kelenjar minyak, terjadi biasanya mulai pada saat pubertas.
2. Impetigo
Impetigo adalah suatu infeksi permukaan atas kulit, disebabkan oleh stafilokoki atau streptokoki, dan
ditandai oleh binntil-bintil terisolasi yang mengeras kemudian pecah.
3. Dermatitis

3
Dermatis dalah suatu peradangan kulit. Ada beberapa jenis dengan penyebab yangberbeda-beda,
antara lain :
a. Dermatitis kronik, sering terjadi pada tangan atau kaki, dan terjadi karena iritasiyang terus
menerus.
b. Dermatitis kontak, adalah jenis peradangan kulit yang disebabkan oleh zat kimiayang
bersinggungan dengan kulit.
c. Eksem, merupakan peradangan yang ditandai oleh melepuhnya kulit, kemerah-merahan, keluar
cairan dari peradangan ini, kerak, keropeng, rasa gatal, dankadang-kadang mongering.
d. Dermatitis eksfoliatif, merupakan jenis dermatitis yang ditandai dengan adanya pengelupasan
kulit di seluruh tubuh disertai dengan rontoknya rambut.
e. Dermatitis seboreik, merupakan jenis dermatitis yang ditandai oleh pengerakandan peradangan
kulit kepala dan kadang-kadang kulit muka dan bagian tubuhyang lain.
f. Onikomikosis, merupakan peradangan kuku yang disebabkan oleh infeksi jamur.

4
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengkajian Pada Gangguan Sistem Integumen

I. Identitas pasien dan penanggung jawab pasien.


Nama :
Jenis kelamin :
Tempat/ tanggal lahir :
Alamat :
Pekerjaan :
Agama :
Status perkawinan :
Sumber biaya :

II. Riwayat Kesehatan


a. Keluhan Utama
Biasanya keluhan yang paling sering muncul seperti :
1) Itching (Pruritus)
2) Dryness
3) Lesions
4) Ekimosis
5) Lumps (Bengkak)
6) Massa

b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


1) Beberapa penyakit sistemik dapat termanifestasi pada sistem kulit, seperti :
a) Immunologik
b) Endokrin
c) Kolagen
d) Vaskular
e) Renal
f) Penyakit hati

5
2) Riwayat imunisasi
3) Riwayat alergi

c. Pengobatan
1) Penggunaan obat yang sedang dan yang sudah dikonsumsi.
2) Photosensitizing Drugs, seperti : diuretic, Tetracyline → “Sun Burn” pada
daerah yang ter-exposure sinar matahari.
3) Obat yang digunakan dengan cara topical sering mengakibatkan sensitifitas
kulit.

d. Alergi
Alergi terhadap makanan dan obat-obatan.

e. Riwayat Kesehatan Keluarga


1) Faktor predisposisi genetik yang berhubungan dengan gangguan sistem
integument seperti :
a) Alopecia
b) Ichthyosis
c) Atopic Dermatitis
d) Psoriasis
2) Penyakit sistemik yang terkait denga gangguan sistem integument, seperti :
a) Diabetes Melitus (DM)
b) Blood Dyscrasia
c) Lupus Eritematosus
3) Skabies : bisa menular.

f. Pola Hidup
1) Penggunaan prosuk tertentu : sabun, bedak, lotion.
2) Waktu untuk membersihkan kulit.

III. Pemeriksaan Fisik


a. Kulit
1) Warna
Warna kulit dipengaruhi oleh ras. Kulit abnormal ditemukan :
6
a) Flushing
b) Cyanosis
c) Jaundice
d) Pigmentasi yang tidak teratur

Normal : pada kulit yang berbeda lokasi.

Area yang kurang pigmentasi memperlihatkan lebih jelas keadaan yang


abnormal daripada kulit yang lebih pigmented.
2) Moisture
Moisture adalah tingkat hidrasi kulit terhadap “basah” dan “minyak”. Secara
umum moisture kulit “kering” → not excessive. Moistness biasanya terdapat
pada daerah aksila dan lipatan paha. Kulit lembab dan dingin → abnormal.
3) Temperatur
Dikaji dengan dorsal tangan. Normal : hangat secara keseluruhan. Bila
adahipertermi atau hipotermi, bandingkan dengan bagian opposite.
4) Tekstur / Susunan
Palpasi tekstur kulit dengan cara menekan secara lembut dengan ujung jari.
 Normal : halus, lembut, kenyal.
 Abnormal : bengkak, atropi.
5) Turgor
Turgor adalah elastisitas dari kulit.diukur berapa lama kulit dan jaringan
dibawahnya kembali ke bentuk awal setelah ditarik. Normalnya adalah kurang
dari 3 detik.
6) Edema
Edema adalah penumpukan cairan yang berlebihan dalam jaringan. Area edema
di palpasi untuk menentukan konsistensi, temperature,bentuk, mobilisasi.
→ Pitting edema.
Area yang diperiksa : sacrum, diatas tibia, pergelangan kaki.
7) Odor / Bau
 Kulit normal tidak bau.
 Bila ada terdapat pada aksila, luka terbuka, adanya bakteri pada kulit,
infeksi, hygiene tidak adekuat.
8) Lesi / Kerusakan kulit
 Lokasi

7
 Distribusi
 Ukuran
 Warna
 Adanya drainase

b. Rambut
1) Distribusi
 Bilateral.
 Sesuai dengan perkembangan usia dan seksual.
→ Hirsutism : pertumbuhan rambut yang berlebihan pada wanita dan anak-
anak pada pada tempat yang merupakan tanda seks sekunder, seperti :
kumis, janggut dan cambang.
 Bulu halus (Velus) umumnya terdapat pada seluruh permukaan tubuh.
 Peningkatan distribusi : aksila dan pubis.
 Ketebalan
 Tekstur
 Tanda infeksi

c. Kuku
1) Inspeksi
 Warna
 Tekstur
 Ketebalan
 Bentuk
 Integritas
2) Palpasi
 Capillary Refill Time (CPR) : warna kembali normal setelah 3-5 detik.

IV. Pemeriksaan Diagnostik


a. Prosedur Operatif
1) Biopsy
a) Shave Biopsy
Untuk menganalisa gangguan yang terdapat pada lapisan kulit epidermis.
b) Punch Biopsy
8
Untuk menganalisa gangguan yang terdapat pada lapisan kulit epidermis,
dermis, dan subcutis.
c) Surgical Excixion Biopsy
 Untuk menganalisa lesi secara total.
 Bila batas lesi tidak jelas dengan jaringan sekelilingnya.
 Pada kanker agresif dan kanker yag kambuh.

b. Teknik Diagnostik Terapi


1) Usapan Sitologis (Tzank’s Smear)
 Bermanfaat untuk menganalisa cairan dan sel yang berasal dari vesikel atau
bulla.
 Untuk mengganti pemeriksaan biopsy.
 Memungkinkan lesi-lesi majemuk diperiksa secara berulang-ulang.
 Memungkinkan konfirmasi diagnosa beberapa proses penyakit segera
ditegakkan.
2) Kerokan dan Biakan Jamur
 Konfirmasi segera terhadap adanya infeksi jamur pada kulit, rambut dan
kuku.
 Daerah yang perlu dipertimbangkan dalam pemeriksaan ini adalah : kulit
kepala, sudut mulut, intetriginous area (sela jari kaki, ketiak, lipatan paha
atau bokong, dibawah atau diantara breast, lipatan perut, dan kuku.
3) Wood’s Light Examination = Pemeriksaan Lampu Wood
Menggunakan lampu merkuri tekanan tinggi yang menghasilkan sinar UV (360
nm).
 Memeriksa infeksi jamur dan bakteri pada kulit superfisial.
 Menggambarkan derajat pigmentasi antara kulit normal dengan kulit yang
lesi.
 Menentukan area kulit hipopigmentasi atau amelanosit.
4) Patch Test
 Untuk menentukan substansi/zat penyebab alergi pada kulit. “Patch”
dilengketkan selama 48 jam; lepaskan patch bila sakit, pruritus atau iritasi.
Pembacaan 20-30 menit setelah patch dilepas.
 Penilaian hasil
- (+) : hanya Eritemia.
9
- (++) : Eritemia dan papula.
- (+++) : Eritemia, papula dan vesikula kecil.
- (++++) : semua diatas, vesikula besar, bulla, kadang ulserasi.

10
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan,
melindungi, dan menginformasika hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini
seringkali merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut,
bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Dalam
pengkajian keperawatan pada sistem integumen, yang perlu kita kaji mulai dari yang
pertama, identitas pasien, kemudian riwayat kesehatan yang terdiri dari : keluhan
utama, riwayat kesehatan masa lalu, riwayat pengobatan, alergi, riwayat kesehatan
keluarga dan pola hidup. Kemudian selanjutnya melakukan pemeriksaan fisik terutama
dia kulit yang terdiri dari : warna, moisture, temperature, tekstur, turgor, edema, odor,
lesi. Selain kulit, juga dilakukan pengkajian pada rambut dan kuku. Yang terakhir
adalah pemeriksaan diagnostic yang terdiri dari prosedur operatif seperti biopsy, lalu
yang kedua adalah teknik diagnostic terapi.

4.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan sehubungan dengan paparan di atas adalah
sebagai berikut.
1. Kepada calon perawat atau perawat diharapkan untuk meningkatkan pengetahuan
mereka mengenai pengkajian keperawatan, termasuk juga saat melakukan
pengkajian per-sistem yang salah satunya adanya sistem integumen.
2. Mahasiswa diharapkan untuk tidak melupakan paparan diatas yaitu mengenai
pengkajian pada sistem integumen.
3. Semoga paparan diatas dapat diterapkan oleh perawat maupun calon perawat.

11

Anda mungkin juga menyukai