3 Bab I, Ii, Iii, Iv
3 Bab I, Ii, Iii, Iv
PENDAHULUAN
1
Tulisan ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada berbagai pihak antar lain
sebagai berikut.
1. Bagi penulis, dapat mengembangkan ilmu yang dimiliki untuk menghasilkan
makalah yang baik.
2. Bagi mahasiswa, dapat menambah pengetahuannya mengenai pengkajian
keperawatan pada sistem integumen.
3. Bagi penulis lain, dapat dijadikan sebagai referensi untuk menambah pengetahuan
atau wawasan mengenai sistem integumen.
- BAB I PENDAHULUAN
- BAB II KAJIAN TEORI
- BAB III PEMBAHASAN
- BAB IV PENUTUP
2
BAB II
KAJIAN TEORI
Kata integumen ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup". Sistem
integumen atau biasa disebut kulit adalah system organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan
menginformasikan manusia terhadap lingkungan sekitarnya dan merupakan organ yang paling luas, dimana
orang dewasa luasnya mencapai lebih dari 19.000 cm.
Sistem integumen meliputi kulit dan derivatnya. Kulit yang sebenarnya adalah lapisan penutup yang
umumnya terdiri atas dua lapisan utama yang letaknya disebelah luar jaringan ikat, kendur. Sedangkan derivat
integumen meliputi struktu-struktur tertentu yang secara ontogeni berasal dari salah satu dari kedua lapisan
utama pada kulit yang sesungguhnya yaitu epidermis dan dermis. Stuktur-struktur tersebut mencakup kulit,
rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir).
Integumen dan derivate mempunyai fungsi yang sangat luas di dalam tubuh meliputi :
1. Pelindung atau proteksi terhadap mikroorganisme, penarikan, atau kehilangan cairan dan zat
iritan kimia maupun mekanik.
2. Eksterosepsi atau penerimaan stimuli dari lingkungan luar, misalnya rasa sakit,gatal, panas,
dingin.
3. Ekskresi atau pembuangan sisa metabolisme melalui kelenjar, misalnya kelenjarkeringat pada
mamalia.
4. Thermoregulasi atau mengatur panas tubuh pada hewan hewan endoterm danhomoiterm
(mamalia dan aves) dibantu oleh adanya rambut dan bulu.
5. Homeostatis atau mengatur kadar garam dan cairan tubuh (osmoregulasi).
6. Tempat menyimpan cadangan makanan seperti lemak di bawah kulit.
7. Tempat sintesis vitamin D.
Kulit merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan langsung dengan lingkungan luar. Oleh
karena itu sangat mungkin mengalami gangguan dan mengalami kerusakan. Berikut beberapa gangguan yang
dapat ditemukan pada sistem integumen.
1. Jerawat
Jerawat adalah suatu peradangan kelenjar minyak, terjadi biasanya mulai pada saat pubertas.
2. Impetigo
Impetigo adalah suatu infeksi permukaan atas kulit, disebabkan oleh stafilokoki atau streptokoki, dan
ditandai oleh binntil-bintil terisolasi yang mengeras kemudian pecah.
3. Dermatitis
3
Dermatis dalah suatu peradangan kulit. Ada beberapa jenis dengan penyebab yangberbeda-beda,
antara lain :
a. Dermatitis kronik, sering terjadi pada tangan atau kaki, dan terjadi karena iritasiyang terus
menerus.
b. Dermatitis kontak, adalah jenis peradangan kulit yang disebabkan oleh zat kimiayang
bersinggungan dengan kulit.
c. Eksem, merupakan peradangan yang ditandai oleh melepuhnya kulit, kemerah-merahan, keluar
cairan dari peradangan ini, kerak, keropeng, rasa gatal, dankadang-kadang mongering.
d. Dermatitis eksfoliatif, merupakan jenis dermatitis yang ditandai dengan adanya pengelupasan
kulit di seluruh tubuh disertai dengan rontoknya rambut.
e. Dermatitis seboreik, merupakan jenis dermatitis yang ditandai oleh pengerakandan peradangan
kulit kepala dan kadang-kadang kulit muka dan bagian tubuhyang lain.
f. Onikomikosis, merupakan peradangan kuku yang disebabkan oleh infeksi jamur.
4
BAB III
PEMBAHASAN
5
2) Riwayat imunisasi
3) Riwayat alergi
c. Pengobatan
1) Penggunaan obat yang sedang dan yang sudah dikonsumsi.
2) Photosensitizing Drugs, seperti : diuretic, Tetracyline → “Sun Burn” pada
daerah yang ter-exposure sinar matahari.
3) Obat yang digunakan dengan cara topical sering mengakibatkan sensitifitas
kulit.
d. Alergi
Alergi terhadap makanan dan obat-obatan.
f. Pola Hidup
1) Penggunaan prosuk tertentu : sabun, bedak, lotion.
2) Waktu untuk membersihkan kulit.
7
Distribusi
Ukuran
Warna
Adanya drainase
b. Rambut
1) Distribusi
Bilateral.
Sesuai dengan perkembangan usia dan seksual.
→ Hirsutism : pertumbuhan rambut yang berlebihan pada wanita dan anak-
anak pada pada tempat yang merupakan tanda seks sekunder, seperti :
kumis, janggut dan cambang.
Bulu halus (Velus) umumnya terdapat pada seluruh permukaan tubuh.
Peningkatan distribusi : aksila dan pubis.
Ketebalan
Tekstur
Tanda infeksi
c. Kuku
1) Inspeksi
Warna
Tekstur
Ketebalan
Bentuk
Integritas
2) Palpasi
Capillary Refill Time (CPR) : warna kembali normal setelah 3-5 detik.
10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan,
melindungi, dan menginformasika hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini
seringkali merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut,
bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Dalam
pengkajian keperawatan pada sistem integumen, yang perlu kita kaji mulai dari yang
pertama, identitas pasien, kemudian riwayat kesehatan yang terdiri dari : keluhan
utama, riwayat kesehatan masa lalu, riwayat pengobatan, alergi, riwayat kesehatan
keluarga dan pola hidup. Kemudian selanjutnya melakukan pemeriksaan fisik terutama
dia kulit yang terdiri dari : warna, moisture, temperature, tekstur, turgor, edema, odor,
lesi. Selain kulit, juga dilakukan pengkajian pada rambut dan kuku. Yang terakhir
adalah pemeriksaan diagnostic yang terdiri dari prosedur operatif seperti biopsy, lalu
yang kedua adalah teknik diagnostic terapi.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan sehubungan dengan paparan di atas adalah
sebagai berikut.
1. Kepada calon perawat atau perawat diharapkan untuk meningkatkan pengetahuan
mereka mengenai pengkajian keperawatan, termasuk juga saat melakukan
pengkajian per-sistem yang salah satunya adanya sistem integumen.
2. Mahasiswa diharapkan untuk tidak melupakan paparan diatas yaitu mengenai
pengkajian pada sistem integumen.
3. Semoga paparan diatas dapat diterapkan oleh perawat maupun calon perawat.
11