3 GANGGUAN CEMAS DAN FOBIA
 Memiliki kecenderungan untuk menjadi gugup
11. Agorafobia (2)
Definisi
Istilah Agorafobia pertama kali dipakai tahun 1871
untuk menggambarkan kondisi pasien yang takut
pergi ketempat-tempat umum sendirian. Berasal
dari bahasa Yunani: Agora dan Phobos yang berarti
takut terhadap situasi/suasana pasar. Agorafobia
(agoraphobia) adalah jenis gangguan kecemasan di
mana penderitanya akan menghindari berbagai
situasi yang mungkin menyebabkan panik.. Di
Amerika Serikat sebagian besar peneliti percaya
bahwa Agorafobia hampir selalu terjadi akibat
komplikasi pada pasien dengan gangguan
panik.Tetapi sebagian peneliti lain kurang setuju
karena Agorafobia bisa juga tanpa riwaat Gangguan
Panik.
Etiologi
Agorafobia biasanya merupakan komplikasi dari
gangguan panik.Gangguan panik adalah gangguan
kecemasan di mana seseorang mengalami serangan
ketakutan yang intens (serangan panik) tanpa alasan
yang jelas sehingga memicu gejala fisik yang
intensif.Ketika serangan panik terjadi, seseorang
mungkin berpikir kehilangan kontrol, mengalami
serangan jantung, atau bahkan kematian. Orang
dengan agorafobia cenderung menghindari situasi di
mana akan sulit atau memalukan untuk melarikan
diri jika serangan panik terjadi, misalnya di dalam
stadion ramai atau pesawat terbang. Dalam
beberapa kasus, ketakutan mengalami serangan
panik begitu besar sehingga seseorang tidak dapat
meninggalkan keamanan rumah. Agorafobia
biasanya muncul pada akhir usia belasan atau awal
20-an, tetapi kalangan usia lain juga bisa mengalami
fobia ini.
Beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan
agorafobia di antaranya:
 Memiliki gangguan panik
 Mengalami peristiwa kehidupan yang penuh
stres, termasuk pelecehan seksual atau fisik
selama masa kanak-kanak
atau cemas
 Mengalami penyalahgunaan alkohol dan zat
terlarang
 Menjadi wanita (agorafobia lebih sering terjadi
pada wanita dibandingkan pria)
Manifestasi klinis
Agorafobia adalah kekhawatiran berlebih akan
mengalami serangan panik di tempat umum.Tempat
umum dan situasi yang umumnya menjadi sumber
ketakutan antara lain elevator, pertandingan
olahraga di stadion, jembatan, transportasi umum,
pusat perbelanjaan, pesawat terbang, atau
kerumunan orang.
Gejala agorafobia meliputi:
– Takut sendirian dalam situasi apapun
– Takut berada di tempat-tempat keramaian
– Takut kehilangan kontrol di tempat umum
– Takut berada di tempat di mana mungkin sulit
untuk keluar, seperti lift atau kereta
– Ketidakmampuan meninggalkan rumah untuk
waktu yang lama
– Rasa tak berdaya
– Ketergantungan pada orang lain
– Rasa bahwa tubuh tidak nyata
Selain itu, penderita mungkin juga mengalami
gejala yang mirip dengan serangan panik, termasuk:
– Pusing
– Kesulitan bernapas
– Keringat berlebihan
– Denyut jantung cepat
– Mual
– Sakit perut atau diare
– Nyeri dada
– Merasa kehilangan kontrol
– Kesulitan menelan
Diagnosis
Kriteria untuk agorafobia menurut DSM IV :
a. Kecemasan berada didalam suatu tempat atau
situasi darimana kemungkinan sulit meloloskan
diri ( atau merasa malu ) atau dimana mungkin
tidak terdapat pertolongan jika mendapatkan
1
 serangan panik yang tidak diharapkan atau
disebabkan oleh situasi. Rasa takut agorafobia
biasanya mengenai kumpulan situasi
karekteristik seperti diluar rumah sendirian,
berada ditempat ramai atau berdiri disebuah
barisan, berada diatas jembatan atau bepergian
dengan bus, kereta, mobil.
b. Situasi dihindari ( misalnya, jarang bepergian )
atau jika dilakukan dengan penderitaan yang jelas
atau dengan kecemasan akan mendapatkan
serangan panik sehingga perlu didampingi
teman.
Terapi :
Alprazolam dan/atau terapi perilaku kognitif (CBT)
adalah sangat efektif untuk fobia ini.
12. Fobia Sosial (2)
Definisi
Perasaan takut akan diperhatikan dengan seksama
oleh orang lain ketika berbicara di depan umum,
ketika menggunakan kamar mandi umum, wajah
kemerahan, atau ketika makan di tempat umum dan
ketakutan bahwa ia mungkin bertindak konyol atau
memalukan.
Etiologi
Adanya pengalaman yang memalukan atau membuat
stress, kematian orang tua, perpisahan atau pajanan
kronik terhadap stress, atau mungkin juga oleh awitan
yang tersamar, adanya pewarisan genetic (kerabat
deajat pertama 3 kali lebih cenderung mengalami
fobia social, kembar monozigot lebih tinggi
dibandingkan kembar dizigot), anak dengan orang tua
yang kurang peduli, lebih menolak, lebih over-
protektif
Manifestasi
Kesadaran akan kecemasan berat jika pasien terpapar
dengan situasi keramaian (umum), adanya serangan
panic, ketegangan, gugup, jantung berdebar-debar,
tangan berkeringat, dan gemetaran.
Diagnostik
Berikut adalah kriteria diagnostik social phobia
berdasarkan DSM-IV TR (APA, 2004) :
Ketakutan yang menetap dan berlangsung terus
menerus terhadap satu atau lebih situasi sosial atau
situasi saat harus tampil di hadapan orang yang
belum dikenal dengan baik atau situasi ketika dirinya
diamati oleh orang lain. Individu merasa takut
dirinya akan melakukan sesuatu yang memalukan
atau menunjukkan gejala-gejala kecemasannya di
hadapan orang lain. Diagnosis social phobiadapat
ditegakkan pada anak jika anak tersebut terbukti
memiliki kapasitas yang sesuai dengan usianya untuk
membina hubungan sosial dengan orang yang telah
dikenalnya dengan baik, kecemasan juga harus
muncul pada saat interaksi dengan teman sebaya,
bukan hanya saat berinteraksi dengan orang dewasa.
Saat dihadapkan pada situasi sosial yang
ditakuti, kecemasan akan muncul dalam bentuk
serangan panik. Pada anak-anak, kecemasan muncul
dalam bentuk perilaku seperti menangis, tantrum,
diam membisu, atau bersembunyi dari situasi sosial
yang terdiri dari orang-orang yang belum
dikenalnya.
Individu menyadari bahwa ketakutan yang
ia rasakan adalah berlebihan dan tidak masuk akal.
Pada anak-anak, kriteria ini tidak termasuk.
Individu menghindar dari situasi sosial yang ditakuti
atau apabila tetap berada pada situasi tersebut, ia
akan mengalami kecemasan yang hebat.
Perilaku menghindar, antisipasi kecemasan
atau kesulitan yang dialami dalam situasi sosial yang
ditakuti menimbulkan gangguan secara signifikan
dalam rutinitas normal individu, fungsi pekerjaan
atau akademis, hubungan sosial atau individu
terlihat tertekan dengan fobia yang dialaminya.
Jika individu berusia di bawah 18 tahun,
maka gejala gejala tersebut berlangsung selama
sekurang-kurangnya 6 bulan.
Ketakutan atau perilaku menghindar bukan
disebabkan oleh efek fisiologis dari suatu zat
tertentu (misalnya narkotika atau obat-obatan) atau
kondisi medis dan kondisi ini tidak lebih baik
dijelaskan oleh gangguan mental lainnya.
Apabila disertai oleh kondisi medis atau
gangguan mental lainnya maka ketakutan yang
tertera pada kriteria A tidak berhubungan dengan
kondisi tersebut.
Tatalaksana
Farmakoterapi : inhibitor monoamine oksidase,
khususnya phenelzine (Nardil), alprazolam (Xanax),
2
clonazepam (Klonopin), dan kemungkinan ambilan
kembali serotonin (SSRi)
Psikoterapi
kombinasi metoda perilaku dan kognitif, termasuk
latihan ulang kognitif, dengan sensitasi, session
selama latihan dan berbagai tugas pekerjaan rumah
Phobia Spesifik
Definisi
Ketakutan dan kecemasan yang bertahan,
berlebihan dan tidak masuk akal terhadap suatu
objek atau situasi tertentu, sehingga menimbulkan
dorongan kuat untuk menghindar atau melarikan
diri dari objek atau situasi tersebut, dan dapat
mengganggu anak dalam hal akademis dan interaksi
sosialnya.
Etiologi
 Traumatic event : Kebanyakan orang yang
mengalami specific phobia disebabkan oleh
kejadian trauma.
 Information transmition : Seseorang dapat
mengalami specific phobia karena sering mengingat
sesuatu yang berbahaya.
 Sosial dan Kultural : Faktor ini sangat kuat
dapat mempengaruhi seseorang mengalami
specific phobia.
Patogenesis
Overproduction dari adrenalin sehingga
menyebabkan ketakutan yang berlebih terhadap
satu objek spesifik. (Kaplan)
Manifestasi
 ketakutan atau kecemasan akan selalu ada
terhadap suatu objek atau keadaan tertentu
(kemudian dikenal sebagai stimulus fobia)
 Pada beberapa orang, ketakutan spesifik bisa
terhadap lebih dari 1 objek, dan untuk
mendiagnosis fobia, respon takut yang
ditimbulkan harus lebih dari pada normal
 bentuk ketakutan atau kecemasan bisa
menyerupai bentuk serangan panic
 Pada kasus fobia spesifik, ketakutan atau
kecemasan akan selalu muncul/timbul tiap
orang yang bersangkutan terpapar atau kontak
dengan stimulus. Jadi orangnya panic cuma saat
terpapar aja.
 derajat atau tingkat keparahannya berbeda pada
tiap orang, mulai dari menghindari sampai
serangan panic, tergantung lama paparan, dan
ambang pada tiap orang.
 orang-orang yang mengalaminya cenderung
memiliki pencegahan/penghindaran aktif.
Maksudnya mereka akan melakukan upaya
apapun untuk menghindari paparan dengan
stimulus phobia sehingga mereka tidak harus
mengalami serangan panic.
Kriteria Diagnosis
A. Ketakutan atau kecemasan hanya seputar satu
objek atau keadaan spesifik (ex : ketinggian,
reptile, melihat darah, dsb). Pada anak ketakutan
dapat dilihat dengan  anak menangis,
membeku atau mematung
B. Objek atau keadaan yang ditakuti selalu
menimbulkan ketakutan atau kecemasan
mendadak
C. Objek atau keadaan yang ditakuti selalu dihindari
seiring dengan meningkatnya ambang ketakutan
atau kecemasan
D. Ketakutan atau kecemasan yang ditimbulkan
berlebihan dibandingkan dengan kemampuan
bahaya yang mungkin timbul dari objek atau
situasi tersebut baik secara pola piker sadar
maupun secara nilai adat budaya sosial
E. Ketakutan, kecemasan dan
penolakan/penghindaran merupakan sesuatu
yang “persisten” atau menetap, biasanya >6
bulan
F. Ketakutan, kecemasan, dan penolakan
menyebabkan distress klinis yang signifikan atau
kegangguan/kelemahan fungsi sosial,pekerjaan
dan fungsi penting lainnya
G. Gangguan tidak dapat dijeleaskan atau
dikategorikan dalam : bentuk kelainan medis lain
seperti gangguan ansietas, menghindari keadaan
yang berkaitan dengan gangguan panik (seperti
pada agoraphobia), objek atau keadaan yang
ditakuti berkaitan dengan obsesi (seperti pada
OCD), mengingatkan akan kejadian trauma
masa lalu (seperti PTSD), perpisahan dari rumah
(seperti pada separation anxiety disorder), atau
situasi sosial lainnya (seperti pada kelaian
ansietas sosial).
3
Diagnosis Banding
Agoraphobia
Beda : Karena pikirannya dia merasa akan sulit
untuk melarikan diri atau mencari pertolongan
ditengah meramaian atau disaat sindrom paniknya
muncul
Ansietas sosial
Kalo dia takut dengan situasi sosial atau keadaan
sosial bearti masuknya ke sosial ansietas

Tatalaksana
o CBT
o Psikoedukasi = nerangin ke orang yang
bersangkutan kenapa dia bisa takut, apasih
sebenernya takutnya itu? Perlu ga sih sebenernya
dia takut? Dsb.
o Medikamentosa =
1. ANTIDEPRESAN (apa aja bisa utamanya
SSRI)
2. BENZODIAZEPIN