Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan review jurnal yang berjudul
“Pengaruh Augmentative and Alternative Communication terhadap Komunikasi dan
Depresi Pasien Afasia Motorik”.
Review jurnal ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi
Augmentatif Alternatif serta bertujuan mengetahui tentang Fungsi Komunikasi
Augmentatif Alternatif.
Penyusun dalam menyelesaikan review jurnal ini banyak menerima bantuan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu, dalam
kesempatan ini, penyusun ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu Lia Ratih Nurhidayah, SST.TW
2. Bapak R. Asto Soesyasmoro, SST.TW
3. Ibu Anisyah Dewi, Amd.TW., S.Pd., M.Pd
Sebagai dosen pembimbing mata kuiah Komunikasi Augmentatif Alternatif
4. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian review jurnal ini.

Penyusun menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca sekalian,
khususnya dari dosen mata kuliah guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman untuk
lebih baik di masa yang akan datang. Semoga review jurnal ini dapat bermanfaat bagi
seluruh masyarakat.

Surakarta, April 2018

Penyusun
JURNAL
REVIEW
JURNAL
Review Jurnal

Judul Pengaruh Augmentative and Alternative Communication terhadap


Komunikasi dan Depresi Pasien Afasia Motorik
Jurnal Pengaruh Augmentative and Alternative Communication
Volume, No. Vol. 1, No. 3, & Hal. 131-143
& Halaman
Tahun 2013
Penulis 1. Amila
2. Ratna Sitorus
3. Tuti Herawati
Reviewer 1. Dina Nur Zulhida
2. Enggar Putri L.
3. Indriyana Faustina
4. Ni Gusti Ayu Dwi Krisyanti P.
5. Putu Adila Reza Laksmi
Tanggal 5 April 2018

Tujuan Penelitian Penelitian ini untuk menilai kemampuan fungsional


komunikasi dan depresi adalah kuesioner dan lembar observasi
yang baku yaitu Derby Functional Communication Scale dan
Aphasic Depression Rating Scale.
Subjek Penelitian Desain penelitian adalah kuasi eksperimen dengan pendekatan
post test non equivalent control group pada 21 responden yang
terbagi menjadi 11 orang kelompok kontrol dan 10 orang
kelompok intervensi yang didapatkan melalui concecutive
sampling. Kriteria inklusi sampel penelitian antara lain: pasien
yang didiagnosa strok hemoragik dan non hemoragik yang
mengalami afasia motorik.
Metode Penelitian Instrumen yang digunakan untuk menilai kemampuan
fungsional komunikasi adalah lembar kuesioner yang sudah
valid dan reliabel yaitu Derby Functional Communication
Scale (DFCS). DFCS tersebut menunjukkan hubungan yang
signifikan dengan alat ukur komunikasi lainnya, seperti FAST,
Speech Questionnaire (SQ) dan Edinburgh Functional
Communication Profile (EFCP). DFCS terdiri dari tiga skala
yaitu Ekspresi (E), Pemahaman (U), dan Interaksi (I). Setiap
skala terdiri dari delapan pertanyaan dengan rentang terendah
nol dan tertinggi delapan. Simpulan yang diperoleh, semakin
tinggi nilai yang diperoleh, maka akan menunjukkan
kemampuan fungsional komunikasi yang lebih baik pada skala
E, U dan I. Skor dari ketiga penilaian ekspresi, pemahaman,
dan interaksi adalah 0−24
Instrumen untuk menilai depresi/ mood pasien pada
kelompok kontrol dan kelompok intervensi menggunakan
lembar observasi Aphasic Depression Rating Scale (ADRS)
yang berisi daftar penilaian atau ceklist. ADRS telah diuji
validitas dan reliabilitasnya.
Metoda yang digunakan untuk mengganti kemampuan
komunikasi verbal pasien afasia motorik adalah AAC. Metode
AAC menggunakan buku komunikasi bergambar yang berisi
kegiatan sehari-hari, koran/ majalah, foto keluarga, kartu
bergambar, alat tulis dan lagu/ musik. Metode ini berorientasi
pada tugas menunjuk gambar, penamaan, mengulang, menulis,
membaca, dan mengeja huruf.
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang
bermakna rata-rata kemampuan fungsional komunikasi antara
kelompok kontrol dengan intervensi dengan nilai p=0.542,
tetapi terdapat perbedaan yang bermakna rata-rata depresi
antara kelompok kontrol dan intervensi dengan nilai p=0.022.
Hasil penelitian ini merekomendasikan kepada perawat untuk
menerapkan metode AAC dalam memfasilitasi komunikasi,
sehingga dapat menurunkan depresi pasien strok dengan afasia
motorik.
Kesimpulan Penelitian ini membuktikan bahwa AAC berpengaruh
secara bermakna terhadap depresi pada pasien strok dengan
afasia motorik, namun tidak berpengaruh secara bermakna
terhadap kemampuan fungsional komunikasi.
Hasil penelitian dengan AAC ini dapat
direkomendasikan kepada perawat sebagai salah satu
intervensi keperawatan untuk memfasilitasi komunikasi pasien
afasia motorik, seperti papan gambar/ buku komunikasi,
Perawat dapat membuat Standar Operasional Prosedur (SOP)
terkait pemberian AAC pada pasien strok dengan afasia
motorik. Penggunaan terapi modalitas, seperti AAC dalam
asuhan keperawatan pada pasien strok dengan gangguan
komunikasi perlu diperkenalkan kepada mahasiswa selama
pendidikan. Perlu melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
pemberian komunikasi dengan AAC pada pasien strok dengan
afasia motorik menggunakan sampel yang lebih besar,
Kekuatan Penelitian Kekuatan penelitian ini adalah alat yang digunakan dalam
penelitian berupa kuesioner cukup mudah digunakan oleh
subjek penelitian sehingga dalam pengambilan datanya tidak
dibutuhkan waktu yang lama seperti pada metode kualitatif.
Kelemahan Kelemahan penelitian ini adalah rentan waktu penelitian yang
Penelitian digunakan pada wave 1 ke wave 2 cukup jauh, yaitu 4 tahun s

Anda mungkin juga menyukai