Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KELOMPOK II

PENGETAHUAN UMUM PENJAS

Dosen Pengampuh : Mira Fuzita,M.pd

Disusun Oleh :

Adriana Wida Kristi


Ditia
Silvirius Migi
Ferian Habibie
Roby Pratama

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) PGRI

PONTIANAK

2017 / 2018
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang maha Esa. Shalawat dan salam semoga selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya kami
mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Pengetahuan
Umum Penjas.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi,
namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
kerja sama kelompok kami, sehingga kendala yang kami hadapi dapat teratasi.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan tentang matakuliah
Pengetahuan Umum Penjas.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas, kami sadar bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, untuk
itu, kepada dosen pembimbing kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan
makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii

I. PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1

A. Konsep Umum Pendidikan Jasmani Dan Olahraga ..................................................... 1

B. Sistem Pendidikan ........................................................................................................ 1

C. Fase perencanaan ........................................................................................................ 2

D. Fase pelaiaran penelitian ............................................................................................ 2

II. PENJELASAN ................................................................................................................. 3

A. RUANG LINGKUP ISLAM ........................................................................................ 3

B. AQIDAH ...................................................................................................................... 3

C. TAUHID....................................................................................................................... 6

D. SYARI’AH ................................................................................................................... 8

E. AKHLAK .....................................................................................................................9

III. PENUTUP ...................................................................................................................... 28

IV. DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 29

BAB I

PERUBAHAN FILOSOFIS DARI PENDIDIKAN JASMANI,


OLAHRAGA DAN KEBUGARAN

A. Konsep Umum Pendidikan Jasmani dan Olahraga


Jasmani dalam sebutan bahasa Inggris adalah physical, dalam ilmu faal, jasmani disebut
sebagai struktur biologik pada manusia. Secara umum dipahami bahwa jasmani atau jasadia
berarti tubuh manusia. Jasmani dalam pembahasan ini adalah pemanfaatan aktivitas fisik
sebagai manifestasi pengembangan kualitas hidup manusia dalam memenuhi kebugaran secara
totalitas dan keterampilan motorik.
Jasmani disinonimkan dengan pendidikan, maka segala aktivitas jasmani membawa nilai-
nilai pendidikan, yang tidak terikat ataupun tertuju kepada gerakan-gerakan dalam peraturan-
peraturan dan ketentuan-ketentuan yang umum berlaku seperti olahraga.
Dengan demikian, pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas
jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan
keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan
kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan seluruh rana, jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa.

B. Sistem Pendidikan
Salah satu contoh. Pelajaran penjas 'volley mini' di kelas 4 melibatkan 6 pelajaran
sistematis dalam tahun tersebut. Ibu Sato memutuskan untuk menggunakan pelajaran ketiga
sebagai suatu pelajaran penelitian, sedangkan guru lainnya mengamati secara teliti.

 Fase perencanaan
Kelompok Ibu Sato terdiri dari guru senior kelas 4. Untuk mencapai tujuan jangka
panjang (pendidikan untuk klak individu anak) dia mencoba untuk memahami situasi di
kelasnya. Dia merasa bahwa ketika sebagian anak aktif dan memiliki pendapat yang jelas, yang
lain memiliki perasaan yang tidak dapat mereka ungkapkan atau tindak lanjuti.
Agar pendidikan jasmani menyenangkan bagi mereka, di bagian pertama dan kedua dan 6
pelajaran dia meminta anak-anak menciptakan peraturan mereka sendiri untuk membantu
mereka dan orang lain dalam menikmati permainan volley. Setelah permainan dia meluangkan
waktu untuk berefleksi dengan siswa mereka. tentang bagaimana mereka bermain. Mereka juga
mendiskusikan bagaimana mereka dapat memperbaiki permainan untuk melibatkan seseorang
yang sering tersingkirkan, sehingga mereka dapat menikmatinya dengan orang lain.
 Fase pelaiaran penelitian
Rencana pelajaran yang disiapkan dengan seksama dipelajari oleh semua. anggota
kelompok. Ibu Sato kemudian melaksanakan pelajarannya ketika anggota kelompok dan guru
lain melihat. Orang yang bertanggung jawab dalam pendidikan jasmani di kota juga diundang
sebagai seorang konsultan untuk memberi masukan.

 Fase diskusi
Ketika pelajaran penelitian selesai, sebuah diskusi dilaksanakan untuk bertukar pendapat
tentang pelajaran, Ini dimulai dengan penjelasan tujuan pelajaran oleh guru. Kemudian guru
yang mengamati, memberikan pendapatnya atau bertanya secara giliran, berkomentar
berdasarkan, pengalaman sendiri.
Mempengaruhi konsep 4 studi pelajaran. Dalam contoh ini, siswa kelas 4 belajar tentang
pentingnya kekuatan teman sebaya. Mereka juga belajar tentang kegiatan kerjasama untuk
merespon perbedaan. Guru dalam kelompok mendapatkan pandangan positif tentang manfaat
pembelajaran kelompok, sebagai cara membantu anak mengemukakan isu-isu mereka sendiri
agar dipecahkan oleh mereka sendiri.
Lebih penting lagi, semua guru mendiskusikan dan mengevaluasi pelajaran, yang
memampukan mereka berbagi topik penting ke seluruh sekolah. Sekarang ini, kebanyakan guru
memahami situasi tiap anak dan berbagi peran tanpa memandang kelas mana yang ditugaskan
kepada mereka. Misalnya guru sering membawa anak laki-laki pulang setelah selesai sekolah,
karena dia tahu anak tersebut mengalami masalah emosi dan orang tuanya bekerja sampai larut
malam.

C. Pengembangan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan kebugaran di Indonesia


Salah satu pertanyaan yang sering diajukan oleh guru-guru penjas belakangan ini adalah:
"Apakah pendidikan jasmani?" Pertanyaan yang cukup aneh ini justru dikemukakan oleh yang
paling berhak menjawab pertanyaan tersebut. Hal ini mungkin terjadi karena pada waktu
sebelumnya guru itu merasa dirinya bukan sebagai guru pendidikan jasmani, melainkan guru
pendidikan olahraga. Perubahan pandangan itu terjadi menyusul perubahan nama mata
pelajaran wajib dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, dari mata pelajaran pendidikan
olahraga dan kesehatan (orkes) dalam kurikulum 1984, menjadi pelajaran pendidikan jasmani
dan kesehatan (penjaskes) dalam kurikulum1994. Perubahan nama tersebut tidak dilengkapi
dengan sumber belajar yang menjelaskan makna dan tujuan kedua istilah tersebut. Akibatnya
sebagian besar guru menganggap bahwa perubahan nama itu tidak memiliki perbedaan, dan
pelaksanaannya dianggap sama. Padahal muatan filosofis dari kedua istilah di atas sungguh
berbeda, sehingga tujuannya pun berbecla pula. Pertanyaannya, apa bedanya pendidikan
olahraga dengan pendidikan jasmani?
Pendidikan jasmani berarti program pendidikan lewat gerak atau permainan dan olahraga.
Di dalamnya terkandung arti bahwa gerakan, permainan, atau cabang olahraga tertentu yang
dipilih hanyalah alat untuk mendidik. Mendidik apa ? Paling tidak fokusnya pada keterampilan
anak. Hal ini dapat berupa keterampilan fisik dan motorik, keterampilan berpikir dan
keterampilan memecahkan masalah, dan bisa juga keterampilan emosional dan sosial. Karena
itu, seluruh adegan pembelajaran dalam mempelajari gerak dan olahraga tadi lebih penting dari
pada hasilnya. Dengan demikian, bagaimana guru memilih metode, melibatkan anak,
berinteraksi dengan murid serta merangsang interaksi murid dengan murid lainnya, harus
menjadi pertimbangan utama.
Sedangkan pendidikan olahraga adalah pendidikan yang rnembina anak agar menguasai
cabang-cabang olahraga tertentu. Kepada murid diperkenalkan berbagai cabang olahraga agar
mereka menguasai keterampilan berolahraga. Yang ditekankan di sini adalah hasil dari
pembelajaran itu, sehingga metode pengajaran serta bagaimana anak menjalani
pembelajarannya didikte oleh tujuan yang ingin dicapai. Ciri-ciri pelatihan olahraga menyusup
ke dalam proses pembelajaran. Dengan proses tersebut, dapat memberikan kekeliruan yang
berlarut-larut dalam proses pendidikan jasmani di Indonesia.
Yang sering terjadi pada pembelajaran pendidikan olahraga adalah bahwa guru kurang
memperhatikan kemampuan dan kebutuhan murid. Jika siswa harus belajar bermain bola voli,
mereka belajar keterampilan teknik bola voli secara langsung. Teknik-teknik dasar dalam
pelajaran demikian lebih ditekankan, sementara tahapan penyajian tugas gerak yang
disesuaikan dengan kemampuan anak kurang diperhatikan, kejadian tersebut merupakan salah
satu kelemahan dalam pendidikan olahraga. Guru demikian akan berkata: "kalau perlu tidak
usah ada pentahapan, karena anak akan dapat mempelajarinya secara langsung. Beri mereka
bola, dan instruksikan anak supaya bermain langsung". Anak yang sudah terampil biasanya
dapat menjadi contoh, dan anak yang belum terampil belajar dari mengamati demonstrasi
temannya yang sudah mahir tadi. Untuk pengajaran model seperti ini, ada ungkapan: Kalau
anda ingin anak-anak belajar renang, lemparkan mereka ke kolam yang paling dalam, dan
mereka akan bisa berenang sendiri.

Secara etimologis, istilah “phylosophy” berasal dari bahasa Inggris. “filsafat” berasal dari
bahasa Arab yaitu “falsafah” dan Kedua istilah tersebut berakar dari bahasa Yunani “philosophia”
yang memiliki dua unsur kata, yaitu “philein” dan “sophia”. Philein berarti “cinta” dan “sophia”
berarti kebijaksanaan. Jadi filsafat atau philosophia “cinta kebijaksanaan”

D. PENGERTIAN FILSAFAT/FILOSOFIS
a. Filsafat merupakan seni berpikir
b. Oleh karena itu, Filsafat Olahraga merupakan perenungan akan keterlibatan manusia
dalam aktivitas jasmani
c. Mengkaji pendidikan jasmani dan olahraga dari berbagai posisi pemikiran filsafat
akan mendukung penjelasan dan pemahaman tentang sifat, nilai, tujuan, signifikansi,
dan cakupan pendidikan jasmani dan olahraga serta dapat memahami cakupan
wilayah studi filsafat atau cabang filsafat (ontologi, epistemology, dan aksiologi) dan
aplikasi kajiannya dalam pendidikan jasmani dan olahraga.
d. Arti Pendidikan itu sendiri adalah proses yang isinya harus mengarah kepada
pembinaan potensi rohaniah.
e. Sebab rohaniah adalah sumber potensi bagi semua kreasi manusia yang tercermin di
dalam kebudayaan.
f. Jadi ada saling keterkaitan yang erat dan tidak mungkin dapat dipisahkan antara
Filsafat dengan Penjas dan Olahraga.
g. Pengaruh dan sumbangsih Ilmu Filsafat pada Penjas dan Olahraga juga memiliki andil
yang besar dalam perkembangan Pendidikan Jasmani dan Olahraga, yaitu melahirkan
ilmu-ilmu baru yang sangat berkaitan erat dan mendukung kemajuan penjas dan
olahraga itu sendiri.

Webster mengartikanya filsafat yaitu cinta kebenaran (love of wisdom), artinya keinginan
untuk mencari nilai dan fakta serta menafsirkan tanpa bias atau prasangka.
Broudy (1954) mengemukakan 4 tingkatan pendidikan :
1. emosional atau tidak kritis, pengetahuan berdasar pada keuntungan dan kerugian
2. faktual atau informasional, pengetahuan berdasar pada bukti-bukti atau informasi
3. eksplanatori atau teoretikal, pengetahuan berdasar pada kombinasi data faktual
(induktif) dan teoritikal (deduktif)
4. filosofis, pengetahuan yang paling tinggi dan argumentasinya bersifat universal dan
permanen
Komponen utama filsafat
a. Metafisika : yang menjelaskan prinsip keberadaan yang berhubungan dengan aspek non
fisik atau abstrak.
b. Epistemologi : berkaitan dengan batas-batas, hukum-hukum dan macam macam
pengetahuan.
c. Aksiologi : membantu menentukan sudut pandang kebenaran
d. Etika : merupakan sub bagian dari askiologi yang lebih bersifat individual/perseorangan
e. Logika : menjelaskan tentang langkah berfikir yang harus ditempuh serta menempatka
fakta sehingga menghasilkan pemikiran yang akurat
f. Estetika : merupakan bidang garapan untuk menetukan kriteria yang behubungan dengan
bidang seni

Beberapa filsuf merumuskan pengertian filsafat sebagai berikut:


Plato: Filsafat adalah pengetahuan yang berminat untuk mencapai kebenaran yang asli.

1. Aristoteles: Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran, yang di


dalamnya terkandung ilmu-ilmu; metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik,
dan estetika (filsafat keindahan).
2. Al Farabi: Filsafat adalah ilmu / pengetahuan tentang alam maujud, bagaimana hakikat
sebenarnya.
3. Rene Descartes: Filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan di mana alam, Tuhan, dan
manusia menjadi pokok penyelidikan.
4. Immanuel Kant: Filsafat adalah ilmu / pengetahuan yang menjadi pokok pangkal dari
segala pengetahuan, yang di dalamnya tercakup masalah epistemologi (filsafat
pengetahuan), yang menjawab persoalan apa yang dapat kita ketahui. Masalah etika,
yang menjawab persoalan apa yang harus kita kerjakan. Masalah ketuhanan (keagamaan),
yang menjawab persoalan harapan kita dan masalah manusia.
5. Webster: Mendefinisikan filsafat sebagai “love of wisdom” dan sebagai ilmu
pengetahuan yang menyelidiki fakta, prinsip-prinsip, kenyataan, hakikat, dan kelakuan
manusia.

Beberapa ajaran filsafat yang telah mengisi dan tersimpan dalam khasanah
ilmu adalah:

1. Materialisme, yang berpendapat bahwa kenyatan yang sebenarnya adalah alam semesta
badaniah. Aliran ini tidak mengakui adanya kenyataan spiritual. Aliran materialisme
memiliki dua variasi yaitu materialisme dialektik dan materialisme humanistis.
2. Idealisme yang berpendapat bahwa hakikat kenyataan dunia adalah ide yang sifatnya
rohani atau intelegesi. Variasi aliran ini adalah idealisme subjektif dan idealisme objektif.
3. Realisme. Aliran ini berpendapat bahwa dunia batin/rohani dan dunia materi murupakan
hakitat yang asli dan abadi.
4. Pragmatisme merupakan aliran paham dalam filsafat yang tidak bersikap mutlak (absolut)
tidak doktriner tetapi relatif tergantung kepada kemampuan manusia.

Landasan falsafah pendidikan jasmani


Pendidikan adalah rekonstruksi aneka pengalaman dan peristiwa yangdialami individu agar
sesuatu yang baru menjada terarah dan bermakna. Morse membedakan pengertian istilah
pendidikan

1. Pendidikan liberal (leberal education), Lebih berorientasi pada bidang studi dam
pemehaman materi.
2. Pendidikan umum (general education), Lebih memperhatikan pelakunya dari pada
bidang studi atau materi.
Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktifitas jasmani
yang dijadikan media pengembangan individu secara menyeluruh. Tapi pendidikan
jasmani masih dianggap kurang penting.
a. Jumlah Tenaga guru masih kurang, kualifikasi masih rendah
b.Fasilitas dan infrastruktur dan sarana masih kurang
c. Dana dan keuangan

Beberapa aliran filsafat dalam pendidikan jasmani Idealisme, aliran ini meyakini bahwa
pikiran merupakan kunci terhadap sesuatu. Beberapa konsep idealisme

1. Pikiran merupakan fokus dari keberadaan seseorang


2. Manusia lebih penting dari pada alam
3. Keberadaan nilai tidak bergantung pada individu
4. penelaran dan intuisi membantu individu menemukan kebenaran

Dengan itu beberapa pandangan filsafat idealisme terhadap pendidikan jasmani adalah
sebagai berikut:
a. Pendidikan jasmani tidak hanya melibatkan fisik semata
b. Aktifitas kesegaran jasmani memberi kontribusi terhadap perkembangan
kepribadian seseorang
c. Pendidikan jasmani merupakan pusat berbagai gagasan
d. Guru harus menjadi seorang model bagi siswa
e. Guru bertanggung jawab terhadap efektifitas program pendidikan jasmani
f. Pendidikan ditujukan untuk kehidupan
Realisme, aliran ini memempatkan dirinya sebagai aliran yang terpisah dan berbeda
dari filsafat lainya selama akhir abad 19 dan awal abad 20. Filsafat ini menentang idealisme.
Beberapa kunci filsafat realisme
a. Aspek fisik merupakan dunia nyata
b. Semua kejadian di dunia merupakan hasil dari hukum alam
c. Kebenaran ditentukan oleh metode ilmiah
d. Pikiran dan tubuh mempunyai hubungan erat dan harmonis
e. Agama dan filsafat dapat muncul bersamaan
Beberapa pandangan filsafat realisme terhadap pendidikan jasmani adalah sebagai berikut
1. Pendidikan jasmani ditujukan untuk kehidupan.
2. Kesegaran jasmani merupakan hasil produktifitas
3. Program pendidikan jasmani didasarkan pada pengetahuan ilmiah
4. Pengulangan memegang peranan penting dalam proses belajar
5. Pendalaman ilmu keolahragaan membuat kehidupan sosial lebih baik
6. Bermain dan rekreasi membantu kemampuan beradaptasi

Pragmatisme, atau sering disebut juga eksperimentalisme menganggap pengalaman


sebagai kunci keberhasilan hidup. Beberapa konsep inti filsafat pragmatisme:
1. Pengalaman merupakan penyebab terjadinya perubahan konsep tentang
realitas
2. Keberhasilan merupakan satu-satunya kriteria dari sebuah teori yang benar
3. Individu merupakan bagian integral dari masyarakat luas

Beberapa pandangan filsafat pragmatisme terhadap pendidikan jasmani adalah sebagai


berikut:
a. Pengalaman akan lebih bermakna manakala siswa memperoleh aktifitas secara
bervariasi
b. Aktifitas penjas bertujuan untuk meningkatkan kemampuan sosial
c. Program penjas ditentukan oleh kebutuhan dan minat siswa
d. Pembelajaran diperoleh melalui metode pemecahan masalah
e. Guru sebagai motivator
f. Standarisasi bukan merupakan bagian dari program penjas

Naturalisme, aliran ini menganggap bahwa sesuatu yang mempunyai nilai adalah
sesuatu yang secara fisik nampak. Beberapa konsep inti naturalisme

1. Segala sesuatu yang ada hanya akan diakui keberadaanya apabila nampak secara
fisik
2. Lingkungan fisik merupakan sumber nilai
3. Individu lebih bernilai dari pada sosial

Beberapa pandangan filsafat naturalisme terhadap pendidikan jasmani adalah sebagai


berikut:

a. Aktifitas fisik lebih dari sekedar bersifat fisik


b. Hasil belajar diperoleh melalui aktifitas dirinya
c. Bermain merupakan proses pendidikan
d. Prestasi bertanding yang tinggi tidak dikondisikan
e. Pendidikan jasmani berkaitan dengan pengembangan individu secara utuh

Existensialisme, perhatian utama filsafat ini adalah keberadaan individu secara utuh.
Beberapa konsep inti existensialisme:

1. Keberadaan manusia adalah betul-betul nyata


2. Setiap individu menetukan sistem nilai diri sendiri
3. Setiap individu lebih penting dari masyrakat

Beberapa pandangan filsafat existensialisme terhadap pendidikan jasmani adalah sebagai


berikut

a. Kebebasan memilih
b. Banyak variasi aktifitas
c. Permainan merupakan pengembang kreatifitas
d. Siswa tahu tentang dirinya
e. Guru adalah seorang konsultan

KESIMPULAN
Secara etimologis, istilah “phylosophy” berasal dari bahasa Inggris. “filsafat” berasal
dari bahasa Arab yaitu “falsafah” dan Kedua istilah tersebut berakar dari bahasa Yunani
“philosophia” yang memiliki dua unsur kata, yaitu “philein” dan “sophia”.Berarti
kebijaksanaan. Jadi filsafat atau philosophia “cinta kebijaksanaan”.

a. Filsafat merupakan seni berpikir


b. Oleh karena itu, Filsafat Olahraga merupakan perenungan akan keterlibatan manusia
dalam aktivitas jasmani
c. Mengkaji pendidikan jasmani dan olahraga dari berbagai posisi pemikiran filsafat
akan mendukung penjelasan dan pemahaman tentang sifat, nilai, tujuan, signifikansi,
dan cakupan pendidikan jasmani dan olahraga serta dapat memahami cakupan
wilayah studi filsafat atau cabang filsafat (ontologi, epistemology, dan aksiologi) dan
aplikasi kajiannya dalam pendidikan jasmani dan olahraga.
d. Arti Pendidikan itu sendiri adalah proses yang isinya harus mengarah kepada
pembinaan potensi rohaniah.
e. Sebab rohaniah adalah sumber potensi bagi semua kreasi manusia yang tercermin di
dalam kebudayaan.
f. Jadi ada saling keterkaitan yang erat dan tidak mungkin dapat dipisahkan antara
Filsafat dengan Penjas dan Olahraga.
g. Pengaruh dan sumbangsih Ilmu Filsafat pada Penjas dan Olahraga juga memiliki andil
yang besar dalam perkembangan Pendidikan Jasmani dan Olahraga, yaitu melahirkan
ilmu-ilmu baru yang sangat berkaitan erat dan mendukung kemajuan penjas dan
olahraga itu sendiri.

Webster mengartikanya filsafat yaitu cinta kebenaran (love of wisdom), artinya


keinginan untuk mencari nilai dan fakta serta menafsirkan tanpa bias atau prasangka.
Broudy (1954) mengemukakan 4 tingkatan pendidikan :
1.emosional atau tidak kritis, pengetahuan berdasar pada keuntungan dan kerugian
2. faktual atau informasional, pengetahuan berdasar pada bukti-bukti atau informasi
3. eksplanatori atau teoretikal, pengetahuan berdasar pada kombinasi data faktual
(induktif) dan teoritikal (deduktif)
DAFTAR PUSTAKA
Panjaitan, Hinca.(2011, 14 Februari). APBD untuk Sepakbola Kewajiban Konstitusional
Negara[Online].Tersedia:[18 November 2014].
Perpustakaan Online.(2011, 22 September). Hukum Olahraga.Tersedia:[18 November 2014].
Ramon, Tiar. (2009, 10 Mei). Macam- Macam Sistem Hukum Di Dunia. Tersedia: [18
November 2014]
Rizki, Anugerah. (2012, Mei). Hukum Pidana dan Penggunaan Kekerasan pada Cabang
Olahraga Sepak Bola.Tersedia:/2012/05/ pemidanaan-terhadap-kasus-kasus.html [18
November 2014].
(2010, 14 Februari). Hukum Olahraga Harus Jadi Lex Specialis.Tersedia: [18 November
2014].
(2010, 15 April). Perlu Hukum Positif Untuk Pengembangan Keolahragaan.Tersedia:[18
November 2014].
(2010, 12 Agustus). Penyusunan Dokumen Bidang Hukum Keolahragaan.Tersedia: [18
November 2014].
(2012, Juni). Pengertian Hukum Menurut Para AhliTersedia:[18 November 2014].

Anda mungkin juga menyukai