Disusun oleh:
Angger Titokusuma
Dinda Ayu Lestari
Hanif Pramadan
Meilani Putri Utami
Ridho Aditya
Magister Manajemen
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
2018
A. PENDAHULUAN
Sejarah Perusahaan
Arnold Palmer Hospital adalah not for profit organization yang berdiri sejak
1989 dan di ambil dari nama pemain golf terkenal yang dermawan. Sebagai
organisasi not for profit, sebagian besar dana yang digunakan Arnold Palmer
Hospital untuk kegiatan operasional bersumber dari charity, funding,......... yang
bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik Arnold Palmer Hospital
merupakan rumah sakit premium dengan segmentasi pasien menengah atas yang
menginginkan pelayanan terbaik, Arnold Palmer Hospital memiliki pasien yang
sangat beragam karena tidak hanya datang dari 50 negara bagian Amerika tetapi
juga datang dari lebih dari 100 negara. Arnold Palmer Hospital juga bagian dari
Orlando Health dan didukung oleh Arnold Palmer Medical Center.1
Arnold Palmer Hospital mendapatkan predikat 10% rumah sakit dengan
kepuasan pelanggan terbaik. Tahun 2016-2017, Arnold Palmer Hospital secara
nasional dinobatkan sebagai “Rumah sakit anak terbaik” oleh U.S News & World
Report dalam bidang :
1. Heart surgery & cardiology.
2. Diabetes & endocrinology.
3. G.I surgery & gastreontology.
4. Orthopedics.
5. Urology.
Namun, bidang lain di rumah sakit ini juga sangat baik dan hampir selalu berhasil
memuaskan konsumen.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana process strategy yang digunakan oleh Arnold Palmer Hospital sehingga
bisa mendatangkan kepuasan untuk konsumen?
2. Apa saja total quality management dan tools yang diimplementasikan oleh Arnold
Palmer Hospital?
1
https://en.wikipedia.org/wiki/Arnold_
Palmer_Hospital_for_Children
Tujuan Studi Kasus
1. Untuk mengetahui process strategy yang digunakan oleh Arnold Palmer Hospital.
2. Untuk mengetahui total quality management dan tools yang diimplementasikan
oleh Arnold Palmer Hospital
B. LANDASAN TEORI
Total Quality Management
Menurut Heizer-Render total quality management adalah manajemen dari
keseluruhan organisasi sehingga unggul di segala aspek dari barang dan jasa yang
penting bagi pelanggan. Total quality management terbagi menjadi tujuh konsep.
Namun, pada kasus ini kami akan fokus pada empat konsep yang digunakan oleh
Arnold Palmer Hospital.
Continuous Improvement
Perbaikan berkesinambungan yang dimaksud disini adalah
mempresentasikan perbaikan yang terus-menerus pada keseluruhan proses. Di
dalamnya termasuk keseluruhan operasi dan pusat kerja termasuk tenaga kerja,
peralatan, bahan, dan prosedur, sehingga memiliki tujuan akhir kesempurnaan, yang
mana hal ini tidak pernah dicapai tetapi selalu diupayakan. Walter shewhart salah
satu pelopor dalam manajemen kualitas mengembangkan model berkesinambungan
yang dikenal sebagai PDCA (plan, do, check, act) sebagai versinya dari continuous
improvement. Siklus PDCA ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1: Siklus PDCA
Employee Empowerment
Employee empowerment berarti melibatkan pekerja pada setiap langkah
proses produksi yang mana 85% dari masalah kualitas terletak pada proses dan
material.
Teknik yang digunakan untuk membangun employee empowerment adalah :
1. Membangun jaringan komunikasi yang melibatkan pekerja.
2. Membangun supervisor yang supportif dan terbuka.
3. Memindahkan tanggung jawab pada pekerja.
4. Membangun organisasi yang bernilai moral tinggi.
5. Menciptakan struktur tim formal.
Benchmarking
Benchmarking yang dimaksud disini adalah memilih standar kinerja yang
mempresentasikan kinerja terbaik dari suatu proses atau aktivitas. Langkah-langkah
dalam membangun benchmarking yaitu :
1. Menetapkan apa dan siapa yang akan dijadikan benchmark.
2. Membentuk tim benchmark.
3. Mengidentifikasi mitra-mitra benchmark.
4. Mengumpulkan dan menganalisis informasi benchmarking.
5. Mengambil tindakan untuk menyamai atau melebihi benchmark.
Tools of TQM
Terdapat tujuh alat yang dapat digunakan untuk membantu TQM yaitu :
1. Check sheets.
2. Scatter diagrams.
3. Cause and-effect diagrams.
4. Pareto charts.
5. Flowcharts.
6. Histograms.
7. Statistical Process Controll (SPC).
Namun kami hanya akan fokus membahas tools yang di gunakan oleh Arnold
Palmer Hospital yaitu, pareto charts dan flowcharts.
Pareto Charts
Pareto charts adalah metode grafik untuk mengklafikasikan masalah
berdasarkan tingkatan kepentingan, biasanya dikenal dengan aturan 80-20. Analisis
pareto mengidentifikasikan masalah mana yang memberikan hasil yang paling
besar.
Flowcharts
Flowcharts adalah grafik yang menyajikan sebuah proses atau sistem
dengan menggunakan kotak bernotasi dan garis berhubungan. Flowcharts
merupakan alat yang sederhana, namun bagus untuk menjelaskan sebuah proses.
Strategi proses
Terdapat empat strategi proses namun dalam studi kasus ini kami hanya
akan fokus pada strategi yang digunakan Arnold Palmer Hospital yaitu fokus
proses. Fokus proses menurut Heizer J dan Render B adalah sebuah strategi yang
digunakan untuk perusahaan dengan volume rendah dan keberagaman yang tinggi.
Fokus proses terfokus pada setiap aktivitas yang sedang berjalan sehingga
menghasilkan output yang berbeda satu sama lain.
C. PEMBAHASAN
2. Benchmarking
Hasil survei yang dilakukan Arnold Palmer Hospital, juga digunakan untuk
melakukan benchmarking terhadap rumah sakit lain. Survei juga dilakukan oleh
Arnold Palmer Hospital terhadap rumah sakit yang se-level untuk menentukan
siapakah yang menjadi benchmark dari Arnold Palmer Hospital. Setelah
mengetahui siapa yang menjadi benchmarknya, Arnold Palmer Hospital akan
membentuk sebuah tim dalam menangani benchmark ini kemudian mulai
mengumpulkan data dan informasi dari benchmark tersebut untuk di analisa apakah
kedudukan Arnold Palmer Hospital setara atau dibawah dari benchmarknya.
Selanjutnya tim mulai bertindak untuk menyamai bahkan jika memungkinkan untuk
melebihi dari benchmarknya.
3. Employee Empowerment
Pada Arnold Palmer Hospital ketika seseorang karyawan menemukan
sebuah masalah, mereka sudah dilatih untuk mengatasinya. Karyawan diberikan
wewenang untuk memberi hadiah kepada pasien yang tidak puas dengan pelayanan
Arnold Palmer Hospital.
4. Just-in-time
Kebutuhan rumah sakit dikirim ke Arnold Palmer Hospital dengan basis
just-in-time (JIT). Hal ini membuat biaya persediaan rendah dan menghindari
permasalahan pada kualitas barang yang dibutuhkan di Arnold Palmer Hospital.
Untuk mengimplementasikan TQM sebagai usaha yang berkelanjutan, di
dalam organisasi harus dilatih dalam teknik dari TQM. adanya beberapa alat yang
beragam dan berkembang dalam TQM, Arnold Palmer Hospital menggunakan 2
alat yaitu pareto chart dan flowchart. Pareto chart dan flowchart digunakan untuk
memberi karyawan rumah sakit sebuah gambaran tentang apa yang terjadi di
internal rumah sakit dan eksternal rumah sakit. Kedua alat ini memantau proses
dan membantu karyawan secara grafik untuk mengindentifikasi permasalahan dan
menyarankan cara-cara yang dapat meningkatkan kinerja Arnold Palmer Hospital.
Pareto Charts
Process Strategy
Process focus adalah strategi proses yang digunakan oleh Arnold Palmer
Hospital. Strategi ini digunakan untuk memfasilitasi produksi bervolume rendah
tetapi tingkat keberagaman tinggi (low volume, high-variety production). Arnold
Palmer Hospital memiliki keberagaman pasien, dibagi kedalam beberapa
departemen spesialisasi dengan cara penanganan yang berbeda. Hal ini membuat
Arnold Palmer Hospital berfokus pada proses yang berlangsung dengan strategi
process fokus. Sehingga Arnold Palmer Hospital dapat terus melakukan
peningkatan berkesinambungan dalam setiap prosesnya.
Kesimpulan
Menurut analisis kami process strategy dan total quality management yang
dilakukan oleh Arnold Palmer Hospital sudah sangat tepat untuk mencapai tujuan
perusahaan. Dengan melakukan continuous improvement Arnold Palmer Hospital
terus mencari cara baru untuk menurunkan jumlah kegagalan dalam perawatan
sambil terus meningkatkan pelayanan kepada konsumen.
Question and Answer
1. Just-In-Time
Q : Pada Arnold Palmer Hospital, bagian apa yang menggunakan TQM Just in
Time?
A : Kebutuhan rumah sakit seperti baju operasi dan kebutuhan operasi lainnya di
antarkan oleh pihak penyedia ketika dibutuhkan.
2. Benchmarking
Q : Di Indonesia apa bisa diterapkan benchmarking, karena benchmarking
melibatkan kompetitor yang ditetapkan, apakah kompetitor bersedia memberikan
data untuk dilakukan benchmark?
A : Bisa, karena bentuk benchmarking sendiri ada beberapa, yaitu benchmarking
internal, competitive, dan functional. Benchmarking internal dan functional bisa
didapatkan dari sumber internal perusahaan berupa data dan kuesioner pelanggan.
Dalam benchmarking competitive, hal ini dapat dilakukan salah satunya dengan
cara melalui asosiasi atau perkumpulan. Benchmarking jenis ini tidak melanggar
kode etik karena tidak mencantumkan data rahasia perusahaan, hanya data yang
memang sudah disetujui perusahaan untuk dicantumkan dan peringkat perusahaan
dalam asosiasi industri terkait. Selain itu, benchmarking juga bisa dilakukan dengan
membandingkan kinerja dalam industri yang berbeda. contoh: efisiensi ruang
operasi dengan cara kerja pit stop balap formula 1.
Referensi:
“Heizer, Jay., Render, Barry, and Chuck Munson. 2017. Operations Management:
Sustainability and Supply Chain Management (12th edition). Edinburgh:
Pearson Education Limited.”
“Arnold Palmer Hospital for Childern.” Wikipedia. Diakses dari:
<https://en.wikipedia.org/wiki/Arnold_Palmer_Hospital_for_Children
“The Culture of Quality at Arnold Palmer Hospital” Pearson Official Website.
Diakses
dari:<http://recursos.pearson.es/castroman/videos/vid_cases/v0601cse.html#