Word Asuhan Keperawatan
Word Asuhan Keperawatan
Asuhan Keperawatan
a. Data Fokus Pengkajian
a. Identitas Klien
1. Nama :-
2. No. Register :-
3. Umur : Khususnya prevalen di antara para penderita
malnutrisi usia di atas 50 tahun dengan
alkoholisme kronis (Kowalak, 2011).
4. Jenis Kelamin : Sirosis hepatis ditemukan pada laki-laki
dengan insidensi dua kali lebih sering
dibandingkan pada wanita (Kowalak, 2011).
b. Keluhan utama : Lemas, cemas, mual, muntah, terjadi pembengkakan di kaki, tangan,
asites.
untukmengatasinya.
d. Riwayat kesehatan dahulu : adanya riwayat penyakit sirosis hepatis, atau penyakit-
penyakit lain yang ada kaitannya dengan penyakit hati misal hepatitis.
e. Riwayat kesehatan keluarga : riwayat adanya faktor resiko, riwayat keluarga tentang
penyakit, misal riwayat dari keluarga alkoholik, memiliki riwayat terkena sakit kuning,
dan sebagainya.
f. Riwayat psikososial : meliputi informasi mengenai perilaku, perasaan dan emosi yang
b. Analisa data
1
Symptom Etiologi Problem
Liver fibrosis
Peningkatan tekanan
vena portal
Peningkatan tekanan
hidrostatis
Perpindahan cairan
ke ekstraseluler
Asites
Penekanan lambung
Lambung terasa
penuh
2
Mual
Intake in adekuat
Kebutuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
Sirosis Hepatis Kelebihan volume cairan
Liver fibrosis
Peningkatan tekanan
vena portal
Peningkatan tekanan
hidrostatis
Perpindahan cairan
ke ekstraseluler
3
Asites
Kelebihan volume
cairan
Kerusakan jaringan
hepar
Pengeluaran resptor
nyeri (prostaglandin,
bradikinin, serotonin)
Medula spinalis
Hipotalamus
Talamus
Nyeri kronis
Resiko ketidakseimbangan
elektrolit
Resiko perdarahan
4
Resiko gangguan fungsi hati
c. Masalah Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari tubuh
3. Kelebihan volume cairan
4. Nyeri Kronis
5. Resiko ketidakseimbangan elektrolit
6. Resiko perdarahan
7. Resiko gangguan fungsi hati
d. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari tubuh berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat sekuder terhadap anoreksia
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan hipertensi portal sekunder terhadap
sirosis hepatis
4. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi akut
5. Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan peningkatan peristaltik usus
6. Resiko perdarahan berhubungan dengan Faktor pembekuan darah & sintesis
prosumber terganggu
7. Resiko gangguan fungsi hati berhubungan dengan sirosis hepatis
e. Intervensi Keperawatan
5
Criteria hasil Auskultasi suara nafas,
catat adanya suara
Mendemonstrasikan batuk tambahan
efektif dan suara nafas yang Atur intake untuk cairan
bersih, tidak ada sianosis dan mengoptimalkan
dyspneu keseimbangan
Menunjukkan jalan nafas yang Monitor respirasi dan
paten (klien tidak merasa status o2
tercekik, irama nafas, Pertahankan jalan nafas
frekuensi pernafasan dalam yang paten
rentang normal, tidak ada
Atur peralatan oksigenasi
suara nafas abnormal)
Monitor aliran oksigen
Tanda-tanda vital dalam
Pertahankan posisi pasien
rentang normal
Observasi adanya tanda-
tanda hipoventilasi
Vital sign Monitoring
Monitor TD, nadi, shu,
dan RR
Monitor pola pernafasan
abnormal
Monitor suhu, warna, dan
kelembapan kulit
2. Ketidakseimbangan NOC NIC
nutrisi kurang dari tubuh
berhubungan dengan Nutritional status Nutritional Management
intake yang tidak adekuat Nutritional status : food and
fluid Kaji adanya alergi
sekuder terhadap makanan
anoreksia Intake
Nutritional status : nutrient Kolaborasi dengan ahli
intake gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi
Weight control
yang dibutuuhkan pasien
kriteria hasil Anjurkan pasien untuk
meningakatkan protein
Adanya peningkatan berat
dan vitamin c
badan sesuai dengan tujuan
Monitor jumlah nutrisi
Berat badan ideal sesuai
dan kandungan kalori
dengan tinggi badan
Berikan informasi tentang
Mampu mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
kebutuhan nutrisi
Nutritional Monitoring
Tidak ada tanda-tanda
Monitor adanya
malnutrisi
penurunan berat badan
Menunjukkan peningkatan
Monitoring lingkungan
fungsi pengecapan dari
selama makan
menelan
Monitoring kulit kering
Tidak terjadi penurunan berat
dan perubahan pigmentasi
badan yang berarti
Monitor turgor kulit
Monitor mual dan muntah
6
3. Kelebihan volume cairan NOC NIC
berhubungan dengan
hipertensi portal sekunder Elekcttrolit and acid base Fluid management
terhadap sirosis hepatis balance
Fluid balance Pertahankan catatan
Hydration intake dan output yang
akurat
Criteria hasil Monitor hasi Hb yang
sesuai dengan retensi
Terbebas dari edema, efusi
cairan (BUN, Hmt,
anaskara
osmolaritas urin)
Bunyi nafas berish, tidak ada
Monitor status
dyspneu/ortopneu
hemodinamik termasuk
Terbebas dari distensi vena
CVP, MAP, PAP,dan
jugularis, refleks
PCWP
hepatojogular (+)
Kaji lokasi dan luas
Memelihara tekanan vena
edema
sentral, tekanan kapiler paru,
Monitor status nutrisi
output jantung dan vital sign
Kolaborasi pemberian
dalam batas normal
diuretic sesuai intruksi
Terbebas dari kelelahan,
Kolaborasi dokter jika
kecemasan atau kebingungan
tanda cairan berlebihan
Menjelaskan indikator
muncul memburuk
kelebihan cairan
Fluid monitoring
Tentukan riwayat jumlah
dan tipe intake cairan dan
eliminasi
Monitor berat badan
4. Nyeri kronik berhubungan NOC NIC
dengan inflamasi akut
Pain level Pain management
Pain control
Confort level Lakukan pengkajian nyeri
secara komperhensif
Criteria hasil termasuk lokasi,
karakteristik, durasi,
Mampu mengontrol nyeri
frekuensi, kualitas dan
(tahu penyebab nyeri, mampu
factor presipitasi
menggunakan tehnik
Observasi reaksi non
nonfarmakologi untuk
verbal dari
mengurangi nyeri, mencari
ketidaknyamanan
bantuan)
Control lingkungan yang
Melaporkan bahwa nyeri
dapat mempengaruhi
berkurang dengan
nyeri seperti suhu
menggunakan manajemen
ruangan, pencahayaan
nyeri
dan kebisingan
Mampu mengenali nyeri
Kaji tipe nyeri dan
(skala, intensita, frekuensi dan
sumber nyeri untuk
tanda nyeri)
menentukan intervensi
7
Menyatakan rasa nyaman Ajarkan teknik
setelah nyeri berkurang nonfarmakologi
Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
Analgesic administration
Cek instruksi dokter
tentang jenis obat, dosisi
dan frekuensi
Cek riwayat alergi
5. Resiko NOC NIC
ketidakseimbangan
elektrolit berhubungan Fluid balance Fluid Management
dengan peningkatan Hydration
peristaltic usus Nutritional status : food and Pertahankan catatan
fluid intake dan output yang
akurat
Intake
Monitor status hidrasi
kriteria hasil Kolaborasikan pemberian
cairan IV
Mempertahankan urine,
Kolaborasikan dengan
output sesuai dengan usia dan
dokter jika tanda cairan
BB, BJ urine normal, HT
berlebihan muncul
normal
memburuk
Tekanan darah, nadi, suhu
Hypoventilasi
tubuh dalam batas normal
management
Tidak ada tanda-tanda
Monitor status cairan
dehidrasi
termsuk intake dan output
Elastisitas turgor kulit baik,
Monitor berat badan
membrane mukosa lembab,
tidak ada rasa haus yang
berlebihan
6. Resiko perdarahan NOC NIC
berhubungan dengan
Faktor pembekuan darah Blood lose severity Bleeding precautions
& sintesis prosumber Blood koagulation
Monitor ketat tanda-tanda
terganggu Criteria hasil perdarahan
Catat nilai Hb dan HT
Tidak ada hematuria dan
sebelum dan sesudah
hematesis
perdarahan
Kehilangan darah yang terlihat
Monitor TTV
Tekanan darah dalam batas
Pertahankan bed rest
normal sistol dan diastole
selama perdarahan aktif
Tidak ada perdarahan
Kolaborasi dalam
pervagina
pemberian produk darah
Tidak ada distensi abdominal (platelet atau fresh frozen
Hemoglobin dab hematokrit plasma)
dalam batas normal Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake
8
Plasma, PT, PTT dalam batas makanan yang
normal mengandung vitamin K
Instruksikan pasien untuk
membatasi aktivitas
7. Resiko gangguan fungsi NOC NIC
hati berhubungan dengan
sirosis hepatis Liver function, risk for Teaching : disease process
impaired
Risk control drug use Beritahukan pengetahuan
Risk control alcohol use tentang proses penyakit
Risk control:sexually Kaji pengetahuan pasien
transmitted tentang kondisinya
Disease (STD) Mendiskusikan
pemberian terapi
kriteria hasil Identifikasi perubahan
kondisi fisik pasien
Penghentian perilaku
Deskripsikan
penyalahgunaan alkohol dan
kemingkinan komplikasi
narkoba
kronik
Pengendalian risiko :
Memberikan informasi
- Penggunaan alkohol
kepada keluarga tentang
- Penggunaan narkoba kemajuan kesehatan
- Proses menular pasien
- Penyakit menular seksual Surveiliance
Deteksi risiko Menumpukkan,
Zat penarikan keparahan mengintrepetasi dan
mensintesis data pasien
secara terarah dan
kontinyu untuk
mengambil keputusan
klinis
9
10
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
a. Identitas Klien
Nama : Tn. J
Umur : 41 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh
11
Agama : Islam
No Medrec : 754018
Alamat : Cikutra RT 05/03 Neglasari, Cibeunying Kaler
Tanggal Pengkajian : 8 Oktober 2018
Tanggal Masuk RS : 5 Oktober 2018
Diagnosa Medis : Acites ec Sirosis Hepatis
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. H
Pekerjaan : Wiraswasta
Usia : 37 tahun
Hubungan dengan klien : Adik
Alamat : Cikutra RT 05/03 Neglasari,
Cibeunying Kaler
c. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri di perut.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan nyeri di area perut, nyeri dirasakan terutama jika batuk dan
banyak bergerak, nyeri berkurang dengan istirahat, nyeri terasa seperti disayat-
sayat, nyeri dirasakan diarea perut,skala nyeri 6(1-10), nyeri dirasakan terus
menerus. Klien juga mengeluh mual, perut terasa makin keras dan membesar tapi
badan tampak kurus, klien mengatakan BB naik dengan cepat beberapa hari ini
karena perutnya yang semakin membesar. Klien juga mengeluh meriang disertai
pusing.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien tidak pernah menderita penyakit berat ataupun yang memgharuskan klien
di rawat di rumah sakit, klien belum pernah di operasi, klien juga tidak ada alergi
obat dan makanan.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien dan keluarga mengatakan di dalam anggota keluarganya tidak ada yang
mempunyai penyakit yang sama dengan klien, serta tidak ada yang menderita
penyakit keturunan seperti hipertensi , gangguan jantung
d. .Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya
12
Menurut klien ekonomi berkecukupan walaupun tidak berlebihan, klien merupakan
kepala keluarga, semua kebutuhan keluarga di penuhi oleh klien. Hubungan klien
dengan keluarga dan lingkungan sekitar baik.
e. Faktor Lingkungan
Menurut klien tempat tinggalnya cukup bersih, ada tempat untuk membuang sampah
dan ada ventilasi untuk sirkulasi untuk sirkulasi udara, pencahayaan kurang, terdapat
kamar mandi di rumah klien.
f. Pola Kesehatan Fungsional Gordon
1) Pola Penatalaksanaan Kesehatan / Persepsi Kesehatan
Menurut pasien jika ada salah satu anggota keluarganya yang sakit akan segera
di bawah kepuskesmas, atau dokter untuk mendapatkan perawatan atau pelayanan
kesehatan.
2) Pola Nutrisi Metabolik DS :
Sebelum sakit selama sakit
3) Pola Eliminasi
Sebelum sakit
BAK BAB
Warna :- warna :-
13
Selama sakit
BAK BAB
14
4) Pola Aktivitas dan latihan
Pasien mengatakan sebelum sakit dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti
berpakaian, mandi, makan dilakukan secara mandiri, tetapi selama sakit pasien
dalam beraktivitas dibantu oleh keluarganya.
Perasa : Baik
Pembau : Baik
Belajar : Baik
15
Harga diri/ peran diri : sebagai kepala keluarga
2. Pemeriksaan Fisik
a. Penampilan Umum
Kesadaran : Comphes mentis
N : 80X/menit
RR : 22X/menit
S : 38,5° C
Bb sebelum sakit : 49 kg
Bb setelah sakit : 59 kg
TB : 160 cm
16
c. Pemeriksaan fisik
1) Kepala
Inspeksi : bentuk kepala bulat, tidak ada luka
2) 2
2) Mata )
Inspeksi : simetris, penglihatan jelas,sclera ikterik, konjunctiva anemis
3) Leher
4) Telinga
5) Hidung
6) Mulut
7) Kulit
17
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, kulit teraba hangat
8) Paru
Perkusi : sonor
9) Jantung
10) Perut
Palpasi : - seluruh area perut teraba keras, terdapat nyeri tekan seluruh
Perkusi : pekak
11) Ekstermitas
18
d. Prosedur Diagnostik dan Laboratorium
1) Pemeriksaan Lab
Tanggal 5 oktober 2018
PCV 31 % 40 - 52
MCH 87 IL 80 - 100
MCHC 32 gr/dl 32 - 36
KIMIA KLINIK
BUN 11 mg% 6 - 20
19
2) Radiologi
Ro Thorax PA tanggal 5 Oktober 2018, Kesan : Efusi pleura kiri dan curiga
efusi pleura minimal kanan, tidak tampak kardiomegali
e. Terapi Obat.
Terapi infus : 1. RL20tpm
2. Assering 20tpm
Terapi injeksi : Furosemid 1x1 amp IV
Cefotaxime 3 x1gr IV
20
B. ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
DO :
Medula spinalis
Tampak ada asites, perut
teraba mengeras.
Nyeri kronis
DO :
21
Kulit teraba hangat Kerusakan jaringan
hepar
S = 38,50C
Terjadi inflamasi
Pengeluaran
prostaglandin
Mempengaruhi
hipotalamus
hipertermi
DO ;
22
BB sebelum sakit 49 kg Peningkatan tekanan
vena portal
BB setelah sakit 59kg
Tampak asites
Peningkatan tekanan
Hasil Ro Thorax ada efusi
hidrostatis
pleura
Asites
Peningkatan tekanan
vena portal
23
Peningkatan tekanan
hidrostatis
Perpindahan cairan ke
ekstraseluler
Asites
Penekanan lambung
Mual
Intake in adekuat
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan hepar
2. Hipertermi berhubungan dengan inflamasi
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan asites
24
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake tidak adekuat
25
D. RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Rencana Tindakan Keperawatan
Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1 Nyeri akut Setelah diberikan asuhan 1. Observasi reaksi ketidaknyaman 1. Untuk mengetahui tingkat
berhubungan dengan keperawatan selama 3 x 24 jam, secara nonverbal ketidaknyamanan dirasakan oleh
keruskan jaringan nyeri yang dirasakan klien 2. Gunakan strategi komunikasi pasien
berkurang dengan criteria hasil : terapeutik untuk mengungkapkan 2. Untuk mengalihkan perhatian
hepar
Klien melaporkan nyeri pengalaman nyeri dan penerimaan pasien dari rasa nyeri
berkurang klien terhadap respon nyeri 3. Pemberian “health education”
Klien dapat mengenal 3. Berikan informasi tentang nyeri dapat mengurangi tingkat
lamanya (onset) nyeri termasuk penyebab nyeri, berapa kecemasan dan membantu klien
Klien dapat menggambarkan lama nyeri akan hilang, antisipasi dalam membentuk mekanisme
faktor penyebab terhadap ketidaknyamanan dari koping terhadap rasa nyer
Klien dapat menggunakan prosedur 4. Untuk mengurangi tingkat
teknik non farmakologis 4. Control lingkungan yang dapat ketidaknyamanan yang
Klien melaporkan nyeri mempengaruhi respon dirasakan klien.
berkurang ketidaknyamanan klien( suhu 5. Agar nyeri yang dirasakan klien
Klien tidak tampak mengeluh ruangan, cahaya dan suara) tidak bertambah.
dan menangis 5. Hilangkan faktor presipitasi yang 6. Agar klien mampu
Ekspresi wajah klien tidak dapat meningkatkan pengalaman menggunakan teknik
menunjukkan nyeri nyeri klien( ketakutan, kurang nonfarmakologi dalam
Klien tidak gelisah pengetahuan) memanagement nyeri yang
6. Ajarkan cara penggunaan terapi dirasakan.
non farmakologi (distraksi, guide 7. Pemberian analgetik dapat
imagery,relaksasi) mengurangi rasa nyeri pasien
7. Kolaborasi pemberian analgesic
26
2 Hipertermi Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau tanda-tanda vital terutama 1. Tanda – tanda vital merupakan
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 suhu acuan untuk mengetahui keadaan
inflamasi jam.pasien menunjukkan Suhu 2. Anjurkan menggunakan pakaian umum pasien terutama suhu
tipis yang menyerap keringat tubuhnya
tubuh dalam batas normal dengan
3. Berikan kompres air biasa 2. Mempercepat hilangnya panas
kreiteria hasil: 4. Kolaborasi pemberian antipiretik tubuh dengan sistem evaporasi
dn antibiotik 3. Dengan kompres akan terjadi
Suhu 36 – 370C
perpindahan panas secara
Nadi dan RR dalam rentang konduksi
normal 4. Antibiotik merupakan obat anti
Tidak ada perubahan warna infeksi dna natipiretik dapat
kulit dan tidak ada pusing, menurunkan panas secara
farmakologis
3 Kelebihan volume 1. Memonitor hasil pemeriksaan 1. Indikator adanya perubahan
cairan berhubungan Setelah diberikan asuhan Laboratorium yang berkaitan keseimbangan cairan
dengan asites keperawatan selama 3×24 jam dengan keseimbangan cairan. 2. Indikator adanya perubahan
diharapkan kelebihan volume 2. Memonitor hasil pemeriksaan keseimbangan cairan
cairan dapat berkurang dengan laboratorium yang berkaitan 3. Retensi cairan berefek terjadinya
criteria hasil: dengan retensi cairan. edema
1. RR dalam batas yang 3. Monitor tanda dan gejala retensi 4. Tanda vital berperan pada
diharapkan (20-30x/mnt) cairan dan ketidakseimbangan perkembangan kondisi pasien
2. Tidak terjadi dispnea saat elektrolit 6. Indikator efek terapeutik dan
beristirahat 4. Monitor tanda Vital, jika efek samping terkait terapi
3. Kelelahan berkurang. diperlukan. 5. Memastikan obat diminum
4. Serum kreatinin kembali ke 5. Bantu pasien untuk meminum sesuai aturan
rentang yang diharapkan (0.7 obatnya. 6. Diuretik berfungsi dalam
– 7.2 mg/dL) 6. Berikan obat diuretic sesuai menurunkan penumpukan cairan
5. Nilai BUN kembali ke indikasi. sehingga mengurangi edema.
rentang yang diharapkan
(8.00-50.00 mg/dl)
27
4 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan asuhan 1. Jaga kebersihan mulut, anjurkan 1. Mulut yang bersih dapat
nutrisi kurang dari keperawatan selama 3×24 jam untuk selalu melalukan oral meningkatkan nafsu makan
kebutuhan tubuh diharapkan pemenuhan kebutuhan hygiene. 2. Informasi yang diberikan dapat
pasien tercukupi dengan kriteria 2. Berian informasi yang tepat memotivasi pasien untuk
berhubungan dengan
hasil : terhadap pasien tentang meningkatkan intake nutrisi.
intake tidak adekuat kebutuhan nutrisi yang tepat dan 3. Zat besi dapat membantu tubuh
Intake nutrisi tercukupi. sesuai. sebagai zat penambah darah
Asupan makanan dan cairan 3. Anjurkan pasien untuk sehingga mencegah terjadinya
tercukupi mengkonsumsi makanan tinggi anemia atau kekurangan darah
Penurunan intensitas zat besi seperti sayuran hijau 4. Penting untuk mengetahui
terjadinya mual 4. Observasi frekuensi mual, durasi, karakteristik mual dan faktor-
tingkat keparahan, faktor faktor yang menyebabkan mual.
frekuensi, presipitasi yang Apabila karakteristik mual dan
menyebabkan mual. faktor penyebab mual diketahui
5. Anjurkan pasien makan sedikit maka dapat menetukan
demi sedikit tapi sering. intervensi yang diberikan.
6. Anjurkan pasien untuk makan 5. Makan sedikit demi sedikit dapat
selagi hangat meningkatkn intake nutrisi.
7. Diskusikan dengan keluarga dan 6. Makanan dalam kondisi hangat
pasien pentingnya intake nutrisi dapat menurunkan rasa mual
8. Timbang berat badan pasien jika sehingga intake nutrisi dapat
memungkinan dengan teratur. ditingkatkan.
7. Membantu memilih alternatif
pemenuhan nutrisi yang adekuat.
28
8. Dengan menimbang berat badan
dapat memantau peningkatan
dan penrunan status gizi.
29
E. IMPLEMENTASI
Tanggal/ Diagnosa Tindakan Respon Paraf
jam Keperawatan
Klien mampu
mengurangi
presipitasi nyeri
30
13.00
31
5. Mengukur intake - Furosemid 1amp
output (IV) spironolacton
200mg (po)
Intake: 600
Output: 500
BC: +100
32
F. EVALUASI
Tanggal Diagnosa Catatan Perkembangan
Keperawatan
Kelebihan volume S:
cairan berhubungan
dengan asites Klien mengatakan perut terasa makin
keras dan membesar tapi badan
tampak kurus, klien mengatakan BB
naik dengan cepat beberapa hari ini
33
karena perutnya yang semakin
membesar
O;
Tampak asites
Area perut teraba keras
Hasil pemeriksaan Lab : Uerum.........,
creatinin............
A : Masalah belum teratasi
34
Hipertermi S : klien mengeluh meriang, pusing
berhubungan dengan
inflamasi O:
Kelebihan volume S:
cairan berhubungan
dengan asites Klien mengatakan perut terasa makin
keras dan membesar tapi badan
tampak kurus, klien mengatakan BB
naik dengan cepat beberapa hari ini
karena perutnya yang semakin
membesar
O;
Tampak asites
Area perut teraba keras
Hasil pemeriksaan Lab : Uerum.........,
creatinin............
A : Masalah belum teratasi
35
12-10- Nyeri akut S:
2018 berhubungan dengan
keruskan jaringan Klien mengatakan nyeri di area perut
hepar masih terasa, skala nyeri 6(1-10), nyeri
dirasakan hilang timbul.
O:
Kelebihan volume S:
cairan berhubungan
dengan asites Klien mengatakan perut terasa makin
keras dan membesar tapi badan
tampak kurus, klien mengatakan BB
naik dengan cepat beberapa hari ini
karena perutnya yang semakin
membesar
36
O;
Tampak asites
Area perut teraba keras
Hasil pemeriksaan Lab : Uerum.........,
creatinin............
A : Masalah belum teratasi
37
BAB IV
PEMBAHASAN
Menurut Smeltzer & Bare (2001) manifestasi klinis dari sirosis hepatis
antara lain : penurunan nafsu makan, mual, penurunan berat badan, pembesaran
hati, obstruksi portal dan acites, varises gastrointestinal, edema, defisiensi
vitamin (terutama vit. A, C dan K) dan anemia, serta kemunduran mental
dengan ensefalopati dan koma hepatik.
1. Data Subjektif :
a. Klien mengatakan nyeri di area perut terutama jika batuk dan banyak
bergerak, nyeri berkurang dengan istirahat, nyeri terasa seperti disayat-
sayat, nyeri dirasakan diarea perut,skala nyeri 6 (1-10), nyeri dirasakan
terus menerus.
b. Klien mengeluh meriang, pusing.
c. Klien mengatakan perut terasa makin keras dan membesar tapi badan
tampak kurus
d. Klien mengatakan BB naik dengan cepat beberapa hari ini.
e. Klien mengatakan perutnya yang semakin membesar.
f. Klien mnegatakan mual dan porsi makan tidak habis.
g. Klien mengatakan bahwa ia seorang pecandu alkohol sejak masih SMP
sampai sebelum masuk RS.
2. Data Objektif :
a. Tampak ada asites, perut teraba mengeras.
38
b. Terdapat nyeri tekan pada area perut
c. TTV : TD = 10/70 mmHg; N = 80x/mnt; R = 22x/mnt; S = 38,5 0C.
d. Kulit teraba hangat
e. BB sebelum sakit : 49 kg; BB setelah sakit : 59 kg.
f. Tampak asites
g. Hasil Ro Thorax ada efusi pleura
h. Hasil USG abdomen : sirosis hepatis
i. Konjunctiva anemis, makan habis ¼ porsi
j. HB : 9,7 gr%
Dari hasil kajian didapatkan bahwa tanda dan gejala yang muncul pada
klien merupakan manifestasi lanjut yang disebabkan oleh kegagalan fungsi hati
yang kronis dan obstruksi sirkulasi portal. Penumpukan cairan di daerah
peritoneal menyebabkan acites. Tipe klinis ini disebut penyakit hepatoseluler
(sirosis laennec) yang paling sering ditemukan dan terutama disebabkan oleh
hepatitis C dan Alkoholisme. Berdasarkan analisa data tersebut, pasien
dicurigai terjadinya sirosis hepatis akibat dari kebiasaan mengkonsumsi
alkohol yang terlalu lama.
39
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan hipertensi portal sekunder
terhadap sirosis hepatis
B. Evaluasi Hasil
1. Data Subjektif :
a. Pasien mengatakan masih nyeri di bagian abdomen, nyeri seperti
tersayat-sayat, nyeri hilang timbul, nyeri muncul bila batuk atau perut
terisi makanan atau minuman, nyeri berkurang saat beristirahat dan
makan minum dibatasi. Skala nyeri 6.
b. Klien mengatakan kadang – kadang pusing.
c. Klien mengatakan mualnya berkurang
d. Klien mengatakan takut kalau makan atau minum terlalu banyak
perutnya bertambah besar dan nyeri
2. Data Objektif :
a. Abdomen tampak acites dan teraba keras
b. Terdapat nyeri tekan pada area abdomen
c. Kulit teraba hangat
d. Makan hanya habis ½ porsi
e. TD : 100/80 mmHg; HR : 100 x/mnt; RR : 20 x/mnt; T : 38,6 0 C.
40
tersebut. Akibat dari peningkatan ini, terjadi pengalihan aliran darah ke
pembuluh darah mesenterika sehingga terjadi filtrasi bersih cairan keluar dari
pembuluh darah ke rongga peritoneum (Price, 2007).
Perawatan pasien dengan sirosis hepatis harus dilakukan kontrol yang
baik dan tertaur terutama intake dan outputnya, istirahat yang cukup, diet tinggi
kalori tinggi protein, serta lemak secukupnya. Pasien kemungkinan besar
menderita sirosis hepatis diakibatkan oleh kebiasaan mengkonsumsi minumal
beralkohol yang sudah cukup lama, sehingga perlu diberikan pendkes terhadap
klien dan keluarganya agar menghentikan kebiasaan tersebut yang akan
memperparah keadaan klien dikemudian hari. Tirah baring dan diet rendah
garam juga harus diperhatikan untuk mengurangi acites. Penggunaan diuretik
harus tetap dikontrol dengan ketat serta dilindungi dengan pemberian albumin.
41
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
42
DAFTAR PUSTAKA
Angela Lovena, dkk. 2013. Karakteristik Pasien Sirosis Hepatis di RSUP Dr. M.
Djamil Padang. http://jurnal.fk.unand.ac.id.
Farida, Y., Andayani, T. M., & Ratnasari, N. 2013. Analisis penggunaan obat pada
komplikasi sirosis hati. Jurnal manajemen dan pelayanan farmasi (Journal
of Management and Pharmacy Practice), 4(2), 77-84.
Leki, M. E. 2016. Studi penggunaan laktulosa pada pasien sirosis dengan
ensefalopati hepatik rawat inap di RSUD Kabupaten Sidoarjo (Doctoral
dissertation, Widya Mandala Catholic University Surabaya).
Marselina, N. M. T., & Purnomo, H. D. 2014. Gambaran klinis pasien sirosis hati:
Studi Kasus Di Rsup Dr Kariadi Semarang Periode 2010-2012 (Doctoral
dissertation, Faculty of Medicine Diponegoro University).
Nurarif, A. H & Kusuma, H. 2015. Aplikasi keperawatan berdasarkan diagnosa
medis dan Nanda Nic-Noc. Ed. Revisi. Jilid 3. Jogjakarta: Penerbit
Mediaction Jogja.
Nurdjanah S. Sirosis hati. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata
M, Setiati S editor (penyunting). Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid 1. Edisi
ke-4. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2006.
Pradipta, S. E. 2015. Studi penggunaan antibiotik cefotaxime pada pasien sirosis
hati dengan manifestasi Spontaneous Bacterial Peritonitis (SBP) rawat inap
di RSUD kabupaten Sidoarjo (Doctoral dissertation, Widya Mandala
Catholic University Surabaya).
Price. Sylvia A. Lorraine M. Wilson. Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Jakarta: EGC;2007
RISKESDAS. (2013). Laporan riset kesehatan dasar. www.litbang.depkes.go
.id/sites/download/rkd2013/Laporan_Ris kesdas2013.PDF riskesdas.
Suwanti, I., & Aprilin, H. 2017. Studi korelasi pengetahuan keluarga pasien
tentang penularan hepatitis dengan perilaku cuci. Jurnal
Keperawatan, 10(2), 20-32.
43