Anda di halaman 1dari 15

I.

TUJUAN PRAKTIKUM
Memahami metode dan mampu melakukan isolasi dan identifikasiantosianidin dari
ektrak bunga rosella
II. DASAR TEORI

Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan


distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut diantara dua fase, yaitu fase
diam (padat atau cair) dan fase gerak (cair atau gas). Komponen yang afinitasnya lebih
kecil terhadap fase diam akan bergerak lebih cepat dari pada komponen yang
afinitasnya lebih besar. Akibatnya akan muncul perbedaan laju pergerakkan komponen
sehingga komponen akan terpisah. Pemakaian metode kromatografi bisa untuk
bertujuan kualitatif, kuantitatif atau preparatif.
Kromatografi kertas merupakan metode analitik yang digunakan untuk memisahkan
bahan kimia berwarna, terutama pigmen. Ini juga dapat digunakan untuk memisahkan
warna primer atau sekunder dalam tinta. Metode ini telah banyak digantikan dengan
kromatografi lapisan tipis, tetapi masih tetap merupakan alat pembelajaran yang baik.
a. Pigmen dan polaritas
Kromatografi kertas adalah salah satu metode identifikasi dan pengujian
kemurnian suatu senyawa. Kromatografi kertas adalah teknik yang berguna karena
relatif cepat dan hanya memerlukan sedikit bahan uji. Pemisahan dalam
kromatografi kertas melibatkan prinsip yang sama seperti kromatografi lapisan tipis,
mengingat ini adalah salah satu jenis kromatografi lapisan tipis. Dalam kromatografi
kertas, bahan uji terdistribusi antara fasa diam dan fasa gerak. Fasa diam biasanya
adalah selembar kertas saring bermutu tinggi. Fasa gerak adalah larutan
pengembang yang merambat naik pada fasa gerak, membawa sampel bersamanya.
Komponen sampel akan terpisah bergantung pada kekuatan adsorbsinya pada fasa
diam versus kelarutannya pada fasa gerak.
Ketika sampel bahan kimia berwarna ditotolkan pada kertas saring, pemisahan
warna-warna dari sampel akan terjadi ketikan ujung kertas dicelupkan ke dalam
pelarut. Pelarut berdifusi menaiki kertas, melarutkan berbagai molekul dalam
sampel sesuai polaritas molekul solut dan pelarut. Jika sampel mengandung lebih
dari satu warna, artinya terdapat lebih dari satu macam molekul di dalamnya. Oleh
karena perbedaan struktur kimia untuk masing-masing molekul, probabilitas
perbedaan polaritas sekecil apapun pasti ada, yang akhirnya berujung pada
perbedaan kelarutannya dalam pelarut. Ketidaksamaan kelarutan dalam pelarut dan
afinitas adsorpsi pada fasa diam akan menghasilkan perbedaan letak noda masing-
masing warna. Semakin tinggi kelarutan molekulnya, semakin jauh migrasinya pada
kertas. Jika suatu bahan kimia bersifat sangat non-polar, ia tidak akan larut dalam
pelarut yang sangat polar. Begitu pula sebaliknya untuk bahan kimia yang sangat
polar dalam pelarut yang sangat non-polar.
Hal yang sangat penting untuk dicatat adalah ketika menggunakan air (suatu
bahan yang sangat polar) sebagai pelarut, warna yang lebih polar akan berada pada
posisi yang lebih tinggi pada kertas.

b. Identifikasi dan Harga Rf


Identifikasi dan senyawa - senyawa yang terpisah pada lapisan tipis lebih baik
dilakukan dengan pereaksi lokasi kimia dan reaksi – reaksi warna. Tetapi lazimnya
untuk identifikasi menggunakan harga Rf. Faktor-faktor yang mempengaruhi
gerakan noda dalam kromatografi lapis tipis yang juga mempengaruhi harga Rf:
1) Struktur kimia dan senyawa yang sedang dipisahkan
2) Pelarut
3) Tebal dan kerataan dan lapisan penyerap
4) Sifat dan penyerap dan derajat aktifitasnya
5) Kejenuhari ruangan akan pelarut
6) Teknik percobaan
7) Jumlah cuplikan yang digunakan
8) Suhu
9) Kesetimbangan
10) Konsentrasi dan komposisi larutan yang diperiksa
11) Panjang trayek inigrasi
12) Ketidakhomogenan kertas
13) Arah serabut kertas
14) Kelembaban udara ( Sastrohainidjojo, 1979)
c. Keuntungan Kromatografi Kertas
Salah satu keuntungan dari kromatografi kertas adalah kemudahan dan
kesederhanaannya pada pelaksanaan pemisahan, yaitu hanya pada lembaran kertas
saring yang berlaku sebagai medium pemisahan dan juga sebagai penyangga.
Keuntungan lain yaitu keterulangan Rf merupakan parameter yang berharga dalam
memaparkan senyawa tumbuhan baru. Salah satu contohnya untuk memisahkan
senyawa antosianin yang tidak mempunyai ciri fisik lain yang jelas, Rf adalah
sarana yang penting dalam memaparkan dan membedakan pigmen yang satu dengan
yang lain

Antosianidin ialah aglikon antosianin yang terbentuk bila antosianin dihidrolisis


dengan asam. Antosianidin yang paling umum sampai saat ini ialah sianidin yang
berwarna merah lembayung. Warna jingga disebabkan oleh pelargonidin yang
gugus hidroksilnya kurang satu dibandingkan sianidin, sedangkan warna merah
senduduk, lembayung dan biru disebabkan oleh delfinidin yang gugus hidroksilnya
lebih satu dibandingkan sianidin.
Tanaman rosella memiliki lebih dari 300 spesies yang tersebar pada daerah
tropis dan non tropis. Biasanya digunakan sebagai tanaman hias dan beberapa
diantaranya dipercaya memiliki khasiat medis, salah satu diantaranya adalah rosella
merah atau rosella (Hibiscus sabdariffa L.) yang merupakan anggota family
Malvaceae.
Berbagai kandungan yang terdapat dalam tanaman rosella membuatnya popler
sebagai tanaman obat tradisional. Kandungan vitamin dalam bunga rosella cuku
lengkap, yaitu vitamin A,C, D, B1 dan B2. Bahkan kandungan vitamin C-nya (asam
askorbat) diketahui 3 kali lebih banyak dari anggur hitam, 9 kali dari jeruk sitrus, 10
kali dari buah belimbing, dan 2,5 kali dari jambu biji. Kandungan penting yang
terdapat pada kelopak bunga rosella adalah pigmen antosianin yang merupakan
golongan flavonoid yang berperan sebagai antioksidan.
Khasiat bunga rosella tidak terlepas dari komposisi kimia dalam kelopak bunga
rosella. Komposisi kimia dalam kelopak bunga rosella adalah campuran asam sitrat
dan asam malat 13%, antioksidan (gossipetin dan hibiscin) 2%, vitamin C 14
mg/100g, beta-karoten 258 g/100gram, serat 2,5 %. Hibiscin merupakan pigmen
utama dalam kelopak.
A. Klasifikasi Tanaman Rosella
Klasifikasi tanaman Rosella sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub-kelas : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Familia : Malvaceae (suku kapas-kapasan)
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus sabdariffa L
Tanaman rosella berkembang biak secara generatif (dengan
biji). Tanaman rosella berkembang biak dengan biji, tanaman ini tumbuh di daerah
yang beriklim tropis dan sub tropis. Tanaman ini dapat tumbuh di semua jenis
tanah, tetapi paling cocok pada tanah yang subur dan gembur. Tumbuhan ini dapat
tumbuh di daerah pantai sampai daerah dengan ketinggian 900 m di atas
permukaan laut. Rosella mulai berbunga pada umur 2-3 bulan, dan dapat dipanen
setelah berumur 5-6 bulan.
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) merupakan salah satu tanaman
berbunga yang penyerbukannya banyak dibantu oleh serangga,Setelah bunga
dipetik kemudian dikeluarkan bijinya, lalu bunga itu dijemur dibawah sinar
matahari. Satu batang rosella bisa menghasilkan 2-3 kg bunga rosella basah, dalam
100 kg bunga rosella basah bisa menghasilkan 5-6 kg rosella kering (Andiex,
2009). Di Indonesia nama rosella sudah dikenal sejak tahun 1922, tanaman rosella
tumbuh subur, terutama di musim hujan. Tanaman rosella biasanya dipakai sebagai
tanaman hias dan pagar. Setelah bertahun-tahun dikenal sebagai tanaman hias dan
pagar yang tidak dihiraukan, sekarang tanaman ini dikenal dengan banyak khasiat
yang bermanfaat bagi manusia (Daryanto-Agrina, 2006).
Batang tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai batang bulat,
tegak, berkayu dan berwarna merah.tumbuh dari biji dengan ketinggian bisa
mencapai 3-5 meter. Akar tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai
akar tunggal. Daun tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai daun
tunggal berbentuk bulat telur, bertulang menjari, ujung tumpul, tepi bergerigi dan
pangkal berlekuk, Panjang daun 6-15 cm dan lebar 5- 8 cm. Tangkai daun bulat
berwarna hijau dengan panjang 4-7 cm. Bunga tanaman rosella (Hibiscus
sabdariffa L) mempunyai bunga berwarna cerah, Kelopak bunga atau kaliksnya
berwarna merah gelap dan lebih tebal jika dibandingkan dengan bunga raya/sepatu.
Bunganya keluar dari ketiak daun dan merupakan bunga tunggal, yang berarti
pada setiap tangkai hanya terdapat 1 (satu) bunga. Bunga ini mempunyai 8-11 helai
kelopak yang berbulu, panjangnya 1 cm, yang pangkalnya saling berlekatan dan
berwarna merah. Kelopak bunga ini sering dianggap sebagai bunga oleh
masyarakat. Bagian inilah yang sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan
minuman. Biji tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai biji berbentuk
seperti ginjal hingga triangular dengan sudut runcing, berbulu, panjang 5 mm dan
lebar 4 mm.
Manfaat Bungan Rosella Untuk Kesehatan:
Seperti beraneka ragam tanaman herbal seperti manfaat kunyit, manfaat
temulawak ataupun manfaat kencur, rosella mampu memberikan manfaat positif
bagi yang sering dijadikan dalam bentuk teh rosella. Beberapa diantaranya adalah
sebagai berikut :
a. Sumber Antioksidan
Kandungan manfaat antioksidan pada kelopak bunga rosella terdapat pada
senyawa fenolik. kandungannya lebih besar empat kali ketimbang antioksidan
pada manfaat daun kumis kucing. Senyawa lain pada antioksidannya seperti
antosianin dan gossipetin memberikan perlindungan yang terjadi akibat
penuaan seperti gejala penyakit diabetes, gejala penyakit jantung, sampai gejala
kanker.
b. Meningkatkan Sistem kekebalan
Rosella dapat membantu tubuh kita untuk meningkatkan sistem kekebalan
tubuh kita. Seperti kita ketahui, sistem kekebalan tubuh sangat penting untuk
mencegah penyakit. Dengan mengkonsumsi rosella, sistem kekebalan tubuh
kita meningkat secara bertahap.Konsumsi teh rosella secara teratur di pagi hari.
c. Menormalkan tekanan darah
Bila Anda memiliki tekanan darah yang kurang normal, Anda bisa
menormalkannya dengan menggunakan bunga rosella. Bunga ini akan
membantu menstabilkan tekanan darah sehingga Anda akan terhindar dari
penyakit mematikan seperti jantung.
d. Pencegah pengeroposan tulang
Bunga rosella juga mempunyai kandungan seperti kalsium, kalium, vitamin D
dan zat besi. Kandungan yang sangat menakjubkan ini akan membantu Anda
untuk mencegah pengeroposan tulang untuk orang yang telah berusia lanjut.
e. Melindungi dari penyakit degeneratif
Kandungan senyawa seperti zat fenolik yang berguna sebagai antioksidan di
bunga rosella memang sangat menakjubkan. Khasiat dari zat ini tubuh Anda
akan lebih terlindungi dari berbagai macam penyakit degeneratif yang sering
muncul di tubuh manusia seperti kanker hingga diabetes.
f. Melancarkan buang air
Bunga rosella yang mempunyai kandungan serat yang begitu tinggi juga
memiliki khasiat sebagai pelancar buang air besar. Dengan pengonsumsian
secara teratur.

III. ALAT DAN BAHAN


a. Alat yang digunakan
- Erlemeyer
- Beker glass
- Batag pengaduk
- Kertas saring
- Corong kaca
- Cawan porselin
- Oven
- Kertas kromatografi
b. Bahan yag digunakan
- Serbuk simplisia bunga Rosella
- HCl 2M
- Etil asetat
- Methanol
- Asam asetat
- HCl pekat 1%
- Methanol
- N-butanol
- Aquadest

IV. PROSEDUR KERJA


A. Ektraksi antosianidin dari Bunga Rosella Merah
1. Diambil 3 g serbuk simplisia Bunga Rosella Merah, dimasukan kedalam
erlemeyer, kemudian ditambahkan 25ml HCl 2M, dipanaskan selama 40 menit
pada suhu 100oC, didinginkan kemudian disaring.
2. Filtrat yang diperoleh dicuci 2x dengan etil asetat untuk menghilangkan flavon.
3. Dibuang lapisan etil asetat(lapisan atas), dan lapisan air dipanaskan pada suhu
80oC selama 3 menit untuk menghilangkan sisa etil asetat.
4. Lapisan air kemudian diekstraksi 3x dengan amil alkohol, dengan jumlah volume
yang sama .
5. Dikumpulkan ekstrak amil alcohol, kemudian dipekatkan sampai kering didalam
oven dengan suhu 40oC.
B. Pemisahan antosianidin dari ekstrak kasar dengan KKt analitik
1. Dibuat fase gerak yang terdiri atas campuran n-butanol : asam asetat : air (4:1:5)
sebanyak 10 ml, dengan cara semua bahan diambil sebanyak 2 kali lipatnya.
2. Kemudian semua bahan tersebut dimasukkan kedalam corong pisah kemudian
dikocok dan ditunggu memisah, selanjutnya lapisan atas dari campuran diambil.
3. Dilarutkan ekstrak amil alcohol bunga Rosella Merah dengan sedikit larutan HCl
1% pekat dalam methanol.
4. Kemudian dilakukan proses pemisahan antosianidin dengan menggunakan
Kromatografi kertas
5. Disiapkan fase diam berupa kertas kromatogram, yang diberi jarak penotolan 2 cm
dari bawah dan batas akhir elusi 1 cm dari atas.
6. Kemudian ekstrak amil alkohol bunga Rosella Merah yang telah dilarutkan sedikit
dengan larutan HCl 1 % ditotolkan pada permukaan kertas kromatogram.
7. Kemudian dilakukan proses elusi dengan pengembangan: n-butanol :asam asetat
:air (4:1:5).
8. Gambar kromatogram, ditentukan nilai Rf dan diamati warna dari noda-noda yang
terbentuk.

V. HASIL PENGAMATAN
a. Volume akhir ekstrak :5,8 ml
b. Perhitungan pengambilan campuran fase gerak untuk KLT
Campuran pelarut n-butanol :asam asetat: air (4:1:5) sebanyak 10 ml (diambil
2x lipat karena akan dipisahkan dengan corong pisah)
n-butanol Asam asetat Air
4/10 x 10 ml = 4 ml 1/10 x 10 ml =2 ml 5/10 x 10 ml = 5 ml
(diambil 8 ml) (diambil 4 ml) (diambil 10 ml)
c. Berat ekstrak
Berat porselin 50,5990 gram
Berat porselin + ekstrak 51,0646 gram
Berat ekstrak 465,6 mg
d. Warna ekstrak : Coklat
e. Gambar kromatogram

f. Hitungan Nilai Rf
NODA WARNA Nilai Rf
1. Merah muda 2,1 cm / 5,6 cm = 0,38
2. Coklat 4,5 cm / 5,6 cm = 0,80
VI. PEMBAHASAN
Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan
distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut diantara dua fase, yaitu fase
diam (padat atau cair) dan fase gerak (cair atau gas). Kromatografi kertas
merupakan metode analitik yang digunakan untuk memisahkan bahan kimia
berwarna, terutama pigmen. Pemisahan dalam kromatografi kertas melibatkan
prinsip yang sama seperti kromatografi lapisan tipis, mengingat ini adalah salah satu
jenis kromatografi lapisan tipis. Dalam kromatografi kertas, bahan uji terdistribusi
antara fasa diam dan fasa gerak. Fasa diam biasanya adalah selembar kertas saring
bermutu tinggi. Fasa gerak adalah larutan pengembang yang merambat naik pada
fasa gerak, membawa sampel bersamanya. Komponen sampel akan terpisah
bergantung pada kekuatan adsorbsinya pada fasa diam versus kelarutannya pada
fasa gerak.
Pada praktikum ini dilakukan isolasi dan identifikasi antosianidin dari bunga
Rosella Merah. Tahap pertama pada proses praktikum kali ini yaitu tahapan
hidrolisis senyawa antosianidin dalam bunga Rosella Merah dimana 3 gram serbuk
simplisia bunga Rosella Merah ditambah 25 mL HCl 2M yang kemudian
dipanaskan, didinginkan dan disaring. Tahapan ini juga bertujuan untuk
memisahkan aglikon dari glikosida dengan hidrolisis asam. Kemudian filtrate dicuci
dengan etil asetat sebanyak 2 kali dimana lapisan etil asetat dibuang (atas),
pencucian ini bertujuan untuk menghilangkan flavon. Lapisan air dari pencucian
etil asetat kemudian diekstraksi dengan amil alcohol sebanyak 3 kali, lapisan amil
alkohol yang terbentuk diambil dan dipekatkan. Setelah itu pekat dilakukan
pemisahan antosianidin dengan KKt analitik, dengan fase gerak butanol : asam
asetat glasial : air (4:1:5). Setelah dilakukan KKt didapatkan hasil terdapat 2 noda
dimana noda yang pertama berwarna merah muda dengan nilai Rf 0,38 dan noda
yang kedua berwarna coklat muda pada kertas kromatogafi dengan nilai Rf 0,80 cm.
Perbedaan nilai Rf yang dihasilkan oleh kedua noda tersebut disebabkan karena
adanya perbedaan daya afinitas dari kedua noda terhadap fase diam dan fase gerak
yang digunakan. Dimana senyawa yang menghasilkan noda pertama cenderung
memiliki daya afinitas yang lebih besar terhadap fase diam dibandingkan dengan
senyawa yang menghasilkan noda kedua. Dan senyawa yang menghasilkan noda
pertama memiliki tingkat kepolaran yang lebih rendah dari senyawa yang
menghasilkan noda kedua.
Dari hasil proses kromatografi kertas diperoleh simpulan bahwa bunga Rosella
Merah positif mengandung senyawa yang diduga merupakan antosianidin, karena
menghasilkan noda kromatogram yang berwarna merah muda. Dimana menurut
literatur, antosianidin yang merupakan sianidin akan menghasilkan warna merah
senduduk. Warna merah muda yang dihasilkan pada kromatografi kertas bunga
Rosella Merah kemungkinan merupakan delfinidin, dimna delfinidin merupakan
antosianidin yang gugus hidroksilnya lebih satu dibandingkan dengan sianidin.
Kandungan antosianidin pada bunga Rosella Merah berasal dari pigmen warna yang
dikandung oleh kelopak Bunga Rosella Merah. Dimana pigmen warna tersebut
berperan sebagai antioksidan (menangkal radikal bebas).
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapan disimpulkan bahwa :
1. Bunga Rosella Merah positif mengandung antosianidin yang dibuktikan
dengan adanya noda berwarna merah muda pada saat kromatografi kertas.
2. Antosianidin yang dihasilkan pada bunga Rosella Merah memiliki nilai Rf
sebesar 0,38 selain itu pada kromatografi kertas juga dihasilkan noda lainnya
yang berwarna coklat dan memiliki nilai Rf sebesar 0,80 .
3. Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa metode Kromatografi kertas
dapat digunakan dengan baik untuk memisahkan senyawa kimia yang terdapat
pada bunga Rosella Merah.
DAFTAR PUSTAKA

Maryani. 2005. Khasiat dan Manfaat Rosella. Jakarta: Agromedia Pustaka


Natalia Debora Panggabean, dkk. 2010. Ekstraksi Antosianidin Dari Kelopak Bunga dan
Batang Rosella (Hibiscus abdariffa L.) Sebagai Pewarna Merah Alami. Institut
Pertanian Bogor : Bogor.
Suwarni, Elis. 2015. Penuntun Praktikum Fitokimia. Denpasar: Akademi Farmasi Saraswati
LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI ANTOSIANIDIN DARI
EKTRAK BUNGA ROSELLA

Oleh :
1. Gusti Ayu Ketut Tirthawati (141159)
2. Ni Putu Wiriyanti (141160)
3. Kadek Ayu Yessy Ermawardani (141161)
4. Ni Luh Putu Yuli Nilasari (141162)
5. Ni Wayan Yuliasih (141163)

AKADEMI FARMASI SARASWATIDENPASAR


TAHUN 2016
LAMPIRAN

Proses pemanasan serbuk Proses penyaringan setelah Proses pencucian dengan etil
bunga rosella ditambah 25ml ekstrak didinginkan asetat
HCl 2M

Proses pemanasan selama 3 Proses ekstraksi dengan Ekstrak amil alcohol di


menit pada suhu 80oC amil alkohol kumpulkan pada cawan
porselin

Proses pemekatan Proses penimbangan hasil Proses elusi ekstrak yang


ekstraksi amil alkohol telah di totol pada kertas
kromatografi
Gambar / hasi kromatogram

Anda mungkin juga menyukai