Anda di halaman 1dari 11

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

KOMUNIKASI TERAPEUTIK
(MEMOTONG KUKU)
Disusun Oleh:
ADE PUTRA
09200 041
Tingkat I Ekstensi
KEMENTERIAN KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
JURUSAN KEPERAWATAN
2010
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(MEMOTONG KUKU)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
a). Data Subjektif (DS) : Klien mengatakan badannya lemah dan kurang perawatan diri.
b). Data Objektif (DO) : Klien tampak lemah, kuku panjang dan kotor (tidak terawat).
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan personal higiene berhubungan dengan badan lemah.
3. Tujuan Khusus
 Memenuhi kebutuhan personal higiene.
 Meningkatkan rasa nyaman klien.
4. Tindakan Keperawatan
Memotong kuku.
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
SP 1
1. Fase Perkenalan
a). Salam terapeutik
P : “ Selamat pagi, Bapak!”
K : ..........
b). Perkenalan diri perawat dan klien
P : “ Perkenalkan, nama saya Ade Putra. Bapak bisa panggil saya Ade. Kalau boleh
tahu nama bapak siapa?”
K : ..........
P : “ Oh, dengan Bapak ....., Bapak senang dipanggil apa?”
K : .........
c). Menyepakati pertemuan
P : “ Oke. Baiklah pak, bagaimana kalau kita ngobrol-ngobrol sedikit?”
K : ..........
P : “ Bapak ingin kita mengobrol dimana?”
K : ..........
d). Melengkapi identitas
P : “ Baiklah pak, saya adalah mahasiswa Poltekkes Keperawatan Tanjung Karang
yang bertugas diruangan ini. Saya perawat yang akan membantu merawat bapak. Hari ini
sampai 2 hari yang akan datang, saya shif pagi mulai dari jam 07.00 sampai jam 14.00 WIB
nanti.”
K : ..........
e). Menjelaskan peran perawat dan klien
P : “ Disini saya berperan merawat bapak, tentu saya mengharapkan peran aktif
Bapak untuk bekerja sama dalam tindakan yang saya lakukan. Bagaimana, pak?”
K : ..........
f). Menjelaskan tanggung jawab perawat dan klien
P : “ Apakah bapak ingin cepat sembuh dan dapat melakukan aktifitas seperti
biasanya?”
K : ..........
P : “ Oleh sebab itu, semua tindakan yang saya lakukan menjadi tanggung jawab
saya. Dan saya harapkan bapak juga bertanggung jawab untuk sembuh, supaya bapak dapat
melakukan aktifitas seperti biasanya minimal bapak dapat memenuhi kebutuhan kebersihan
diri secara mandiri.”
K : ..........
g). Harapan perawat dan klien
P : “ Bapak, disini saya perlu tekankan bahwa apa yang menjadi harapan bapak
juga akan menjadi harapan saya. Karena itu, semua hal yang menjadi keluhan bapak, bisa
bapak sampaikan kepada saya.”
K : ..........
h). Kerahasiaan
P : “ Bapak tak perlu kuatir ataupun cemas. Kalau bapak tidak keberatan, bapak
bisa sharing dengan saya tentang segala permasalahan-permasalahan ataupun keluhan-
keluhan yang sedang bapak alami. Insya Allah, kita bersama-sama mencarikan jalan
keluarnya dan saya tidak akan memberitahukannya pada orang yang tidak berhak untuk tahu
akan hal itu.”
K : ..........
i). Tujuan Hubungan
P : “ Semua tindakan tentu perlu adanya kerja sama yang baik antara kita.
Tujuannya supaya tindakan yang saya lakukan dapat semaksimal mungkin. Bagaimana,
pak?”
K : ..........
j). Pengkajian keluhan utama
P : “ Kalau boleh tahu, ada keluhan apa Bapak saat ini atau apa yang Bapak rasakan
saat ini?”
K : ..........
P : “ Oh begitu, jadi selama sakit bapak tidak bisa mandi seperti biasanya, hanya di
lap pada pagi hari saja?”
K : ..........
P : “ Ya, saya mengerti. Dan memang saya perhatikan rambut bapak kusam, ada
kotoran di mata, ada sedikit endapan di gigi serta kuku bapak terlihat sudah panjang dan
sangat kotor.”
 Kontrak yang akan datang
Topik
P : “ Baiklah pak, karena kuku bapak terlihat sudah panjang dan sangat kotor, saya
akan kembali lagi untuk memotong kuku bapak.”
K : ..........
Waktu
P : “ Bapak mau dilakukan tindakan ini jam berapa?”
“ Bagaimana kalau jam 09.30 WIB?”
K : ..........
Tempat
P : “ Baik. Bapak mau dilakukan tindakan ini dimana?”
“ Bagaimana kalau tempatnya disini saja?” Karena melihat kondisi bapak yang masih lemah.
K : ..........
Validasi kontrak
P : “ Baiklah kalau begitu, terima kasih atas waktunya pak. Saya permisi dulu untuk
mempersiapkan alat-alatnya. Saya akan kembali 30 menit lagi, mengingat waktu sudah pukul
09.00 WIB.”
K : ..........
2. Fase Orientasi
a). Salam terapeutik
P : “ Selamat pagi, pak!”
K : ..........
b). Validasi data
P : “ Bagaimana perasaan bapak saat saya tinggal sebentar tadi?”
K : ..........
P : “ Adakah yang terjadi sejak saya tinggalkan?”
K : ..........
c). Mengingatkan kontrak
Topik
P : “ Bagaimana pak, apakah bapak masih ingat dengan apa yang telah kita
sepakati?”
K : ..........
Waktu
P : “ Apakah bapak masih ingat pukul berapa kuku bapak akan saya bersihkan
(dipotong)?”
K : ..........
Tempat
P : “ Dan dimana kita akan melakukannya pak, Bapak masih ingat?”
K : ..........
P : “ Wah, tampaknya bapak bersemangat sekali kukunya dibersihkan.”
K : ..........
3. Fase Kerja
a). Persiapan alat
 Gunting pemotong kuku.
 Pengalas/perlak dan kain.
 Bengkok.
 Baskom berisi air hangat.
 Sabun dalam tempatnya.
 Handuk.
 Sikat kuku.
 Kapas.
b). Langkah kerja
1). Cuci tangan
2). Rendam tangan dalam air hangat (1-2 menit)
P : “ Bapak, perlu saya jelaskan tujuan dari tindakan ini yaitu untuk melunakkan
kuku bapak supaya mudah untuk dibersihkan (dipotong).”
3). Menyikat kuku
P : “ Pak, dalam memotong kuku atau perawatan kuku kita juga harus
memperhatikan kebersihannya. Contoh, kuku bapak kan terlihat kotor, untuk itu
menghilangkan kotorannya harus disikat dengan sikat dan sabun.”
K : ..........
P : “ Ya, memang begitu. Tapi, tidak seharusnya juga disikat, bila kuku terlihat
kotor saja.”
K : ..........
4). Bilas dengan air hangat dan keringkan dengan handuk.
5). Letakkan tangan diatas bengkok.
P : “ Apakah bapak tahu mengapa tangan bapak diletakkan di atas bengkok?”
K : ..........
P : “ Ya, benar sekali, supaya pemotongan kuku/sisa potongan kuku tidak
berserakan.”
6). Potong kuku dengan hati-hati sesuai dengan lengkungan kuku.
P : “ Bapak, perlu saya informasikan, bahwa dalam memotong kuku tangan harus
dipotong oval karena sesuai dengan lengkungan kuku.”
K : ..........
P : “ Ya, pak. Memang berbeda dengan cara memotong kuku kaki. Cara
merendamnya pun berbeda pak, kalau kuku kaki harus direndam dalam air hangat selama 2-3
menit karena kuku kaki sedikit lebih keras daripada kuku tangan. Cara memotong kuku kaki,
harus dipotong lurus karena sesuai dengan lengkungan kuku (supaya tidak sakit/berdarah).”
K : ..........
7). Cuci tangan
4. Fase Terminasi
a). Evaluasi hasil
 Evaluasi subjektif
P : “ Bagaimana perasaan Bapak setelah saya lakukan tindakan memotong kuku?”
K : ..........
 Evaluasi objektif
P : “ Kuku bapak tampak terlihat bersih dan tidak panjang lagi. Oleh sebab itu,
masih ingat tidak pak, apa yang telah saya ajarkan tadi?”
K : ..........
P : “ Sip! Bapak sekarang sudah mengerti.”
b). Rencana tindak lanjut
P : “ Baik pak, memotong kuku ini dilakukan jika kuku bapak sudah mulai panjang
dan meresahkan bapak dalam beraktifitas/melakukan suatu tindakan.”
K : ..........
c). Salam terapeutik
P : “ Baiklah pak, karena saya sudah selesai dalam melakukan tindakan, saya
permisi dulu, terima kasih atas kerja samanya, dan kalau bapak perlu bantuan, bapak bisa
panggil saya diruang perawat. Dan saya doakan supaya bapak cepat sembuh.”
“ Selamat pagi, pak!”
K : ..........
Strategi Pelaksanaan Komunikasi
Terapeutik pada Pasien Nyeri
Berikut ini adalah contoh SP komunikasi terapeutik yang saya buat.

Yunita Indra Wardhani

DIII Keperawatan TK II Semester III

2016.03.022

Strategi Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik

– Proses keperawatan.

Kondisi px : px dirawat di RS x selama 2 hari. Px mengatakan nyeri


pada abdomen simpisis bagian atas.

– Diagnosa keperawatan

Gangguan eliminasi urine

– Tujuan khusus

Mengedukasi tentang saluran kemih, px tidak kebingungan tentang


nyeri yang dialami, mengajarkan teknik nafas dalam, nyeri teratasi

– Tindakan keperawatan

Tarik nafas dalam


FASE ORIENTASI

Assalamualaikum ibu. Perkenalkan saya suster Yunita, ibu bisa


panggil saya suster Yunita. Saya dinas pagi hari dari jam 6 pagi
sampai 2 siang di ruang ini. Kalau boleh tahu, ibu namanya siapa?
Biasana senang dipanggil siapa? (Jawaban pasien)

EVALUASI/VALIDASI

Bagaimana keadaan ibu saat ini? (Jawaban pasien). Tampaknya


ibu merasakan nyeri. Apakah benar?

KONTRAK

Apakah ibu tidak keberatan berbicara dengan saya? (Jawaban


pasien). Baik, saya akan berbincang-bincang dengan ibu mengenai
nyeri yang ibu keluhkan. Saya membutuhkan waktu 5-10 menit.
Bagaimana kalau tempatnya disini saja agar ibu juga bisa
berbaring? Baik, apakah ibu bersedia? (jawaban pasien)

FASE KERJA

Apakah ibu tahu penyebab nyeri? (Px menceritakan tentang


penyakitnya). Oh seperti itu. Ibu tahu tentang saluran kemih?
Saluran kemih itu saluran kencing ibu. Nah, saluran kencing ibu
mengalami gangguan dan membuat perut ibu terasa nyeri.
Sekarang saya akan mencontohkan cara menghilangkan nyeri ibu
dengan teknik tarik nafas dalam. Saya kasih tahu caranya ya ibu.
Ibu duduk rileks tenang santai dengan tangan di atas paha kaki ibu.
Lalu tarik nafas ibu dalam-dalam sampai dada terasa penuh, lalu
hembuskan perlahan melalui mulut. Bisa dilakukan berulang-ulang
sampai nyeri ibu sedikit teratasi.
FASE TERMINASI

– Evaluasi subjektif

Bagaimana perasaan ibu setelah saya menjelaskan teknik tarik


nafas dalam? Apakah ibu memahami?

– Evaluasi objektif

Saya ingin tahu ibu mempraktekkan kembali teknik yang sudah


saya ajarkan ke ibu. Apakah ibu bisa?

– Tindak lanjut klien

Teknik ini bisa ibu lakukan jika ibu merasakan nyeri dan bisa
dilakukan berulang-ulang bu sampai ibu merasakan nyeri tersebut
tidak timbul lagi.

– Kontrak yang akan datang

Baik. Terimakasih ibu sudah memberikan waktunya untuk saya


mengenai nyeri ibu. Nanti saya akan datang lagi sekitar jam 10
untuk mengkontrol nyeri ibu. Tempatnya tetap disini saja ya bu.
Apakah ibu bersedia? Baik, saya akan kembali ke nurse station.
Jika ibu membutuhkan bantuan silahkan tekan tombol disebelah
kanan ibu atau saudara ibu ke nurse station untuk memanggil
perawat. Selamat pagi ibu.
STRATEGI PELAKSANAAN PERTEMUAN KE-1 PADA KLIEN DENGAN ANSIETAS
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)

TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ANSIETAS

Pertemuan ke-1

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Data Subjektif :

a. Klien mengatakan baru pertama kali dirawat di rumah sakit

b. Klien mengatakan pusing jika terlalu banyak berbicara

Data Objektif

a. Tekanan darah klien meningkat

b. Mulut kering

c. Kontak mata dengan perawat baik

d. Komunikasi verbal lancar

2. Diagnosa Keperawatan

Ansietas

3. Tujuan Tindakan Keperawatan

a. Tujuan Umum : mengatasi gangguan ansietas klien.

b. Tujuan Khusus :

1) Pasien mampu membina hubungan saling percaya

2) Pasien mampu mengenal ansietas

3) Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi

4) Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk mengatasi ansietas

4. Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien merasa aman dan nyaman saat
berinteraksi

Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya adalah

1) Mengucapkan salam terapeutik

2) Berjabat tangan

3) Menjelaskan tujuan interaksi

4) Membuat kontrak (topik, waktu, tempat, tujuan) setiap kali bertemu pasien

b. Membantu pasien mengenal ansietas :

1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya

2) Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas

3) Bantu pasien mengenal penyebab ansietas

4) Bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas

c. Mengajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa percaya diri : pengalihan
situasi

B. Strategi Komunikasi

1. Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik

“Selamat pagi mba. Saya perawat yang bertugas pada pagi ini, nama sayaPutu. Saya adalah
mahasiswa dari POLTEKKES JAKARTA III. Nama mba siapa?”

“Mba senangnya dipanggil apa?”

b. Evaluasi/validasi

“Bagaimana perasaan mba hari ini? semalam tidurnya nyenyak?”

c. Kontrak :

 Topik

“Bagaimana jika sekarang kita berbincang-bincang tentang kecemasan dan latihan cara
mengontrol cemas dengan latihan relaksasi”
 Waktu

“Berapa lama mba punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya? Bagaimana kalau 15 menit
saja”

 Tempat

“Dimana mba mau berbincang-bincang dengan saya? Ya sudah, Bagaimana jika diruangan ini saja kita
berbincang-bincang”

 Tujuan

“Agar mba dapat mengetahui kecemasan yang mba rasakan serta cara mengatasinya”

2. Fase Kerja

“Sekarang coba mba ceritakan apa yang mba rasakan saat ini kepada saya”

“Jika boleh saya tahu, sebelumnya mba pernah mengalami masalah seperti ini atau tidak dan
bagaimana cara mba mengatasinya ?”

“Saya mengerti bagaimana perasaan mba. Setiap orang akan memiliki perasaan yang sama jika
diposisi mba. Tapi saya sangat kagum pada mba. Karena mba mampu menahan semua cobaan ini.
Jadi saat ini mba berada pada tingkat kecemasan yangsedang. Kalau masalah ini tidak diatasi, dapat
mengganggu kondisi mba nantinya. Untuk itu, mba perlu melakukan terapi disaat mba merasakan
perasaan cemas. Terapi ini akan membantu menurunkan tingkat kecemasan mba. Bagaimana kalau
sekarang kita coba mengatasi kecemasan mba dengan latihan relaksasi dengan cara tarik nafas
dalam, ini merupakan salah satu cara untuk mengurangi kecemasan yang mba rasakan”

“Bagaimana kalau kita latihan sekarang, Saya akan lakukan, mba perhatikan saya, lalu mba bisa
mengikuti cara yang sudah saya ajarkan. Kita mulai ya mba. Silakan duduk dengan posisi seperti
saya. Pertama-tama, mba tarik nafas dalam perlahan-lahan, setelah itu tahan nafas dalam hitungan
tiga setelah itu mba hembuskan udara melalui mulut dengan meniup udara perlahan-
lahan. Sekarang coba mba praktikkan”

“Bagus sekali, mba sudah mampu melakukannya. mba bisa melakukan latihan ini selama 5 sampai
10 kali sampai mba merasa relaks atau santai. Selain cara tersebut untuk mengatasi
kecemasan mba, mba bisa melakukan dengan metode pengalihan yaitu dengan melepas kecemasan
dengan tertawa, berolahraga, menulis kecemasan mbadisebuah kertas,bersantai seperti jalan-jalan
atau mba juga bisa mengatasinya dengan mendengarkan musik.
3. Fase Terminasi

a. Evaluasi

 Subyektif

Bagaimana perasaan mba setelah kita ngobrol tentang masalah yang mba rasakan dan latihan
relaksasi?

 Obyektif

Coba mba ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari.

b. Rencana Tindak Lanjut (RTL)

“Kapan mba akan berlatih lagi untuk melakukan cara ini?”

“Mari, kita masukkan dalam jadwal harian mba. Jadi, setiap mba merasa cemas, mba bisa langsung
praktikkan cara ini”

c. Kontrak yang akan datang

 Topik

“Cara yang kita praktikkan tadi baru mengurangi sedikit kecemasan yang mba rasakan, bagamana jika
kita latihan kembali besok? Jangan lupa mba mencoba teknik yang lain untuk mengurangi
kecemasan mba ya”

 Waktu

“Bagaimana kalau kita latihan cara yang kedua ini besok, dengan jam yang sama seperti hari ini. Berapa
lama mba punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya besok? Bagaimana kalau 20 menit saja”

 Tempat

“Dimana mba akan latihan dengan saya besok? Ya sudah, bagaimana kalau besok kita melakukannya
disini saja lagi”

Anda mungkin juga menyukai