Tangki Berpengaduk PDF
Tangki Berpengaduk PDF
“TANGKI BERPENGADUK”
GRUP E
1. Darwati 1631010052
2. Rian Ardiansyah 1631010075
LEMBAR PENGESAHAN
“TANGKI BERPENGADUK”
GRUP : E
1. Darwati 1631010052
2. Rian Ardiansyah 1631010075
Tangki Berpengaduk i
Laporan Operasi Teknik Kimia 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan resmi Operasi Teknik
Kimia I ini dengan judul “Tangki Berpengaduk”. Laporan resmi ini merupakan
salah satu tugas mata kuliah praktikum Operasi Teknik Kimia I yang diberikan
pada semester IV.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak
lupa kami ucapkan terimakasih kepada :
Penyusun
Tangki Berpengaduk ii
Laporan Operasi Teknik Kimia 1
DAFTAR ISI
Tangki Berpengaduk iv
Laporan Operasi Teknik Kimia 1
INTISARI
Tangki Berpengaduk v
Laporan Operasi Teknik Kimia 1
BAB I
PENDAHULUAN
Tangki Berpengaduk 1
Laporan Operasi Teknik Kimia 1
I.2. Tujuan
1. Untuk membuat kurva hubungan antara tenaga bilangan power (Npo)
dengan bilanga reynold (Nre) dengan variasi jenis cairan da nada tidaknya
buffle.
2. Untuk mengetahui hubungan viskositas dengan pengadukan.
3. Untuk mempertimbangkan daya yang dperlukan ketika pengaduk berputar
pada kecepatan tertentu berikutnya.
I.3. Manfaat
1. Agar praktikan dapat mengetahui proses pencampuran fluida
menggunakan tangki berpengaduk.
2. Agar praktikan dapat mengetahui factor-faktor yang dapat mempengaruhi
efektifitas pencampuran.
3. Agar praktikan dapat menentukan laju dan waktu pengendapan.
Tangki Berpengaduk 2
Laporan Operasi Teknik Kimia 1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tangki Berpengaduk 3
Laporan Operasi Teknik Kimia 1
J = lebar baffle
W = lebar pengaduk
Tujuan Pengadukan :
a) Mencampur dua cairan yang saling melarut
b) Melarutkan padatan dalam cairan
c) Mendispersikan gas dalam cairan dalam bentuk gelembung
untuk mempercepat perpindahan panas antara fluida dengan koil pemanas
dan jacket pada dinding bejana.
Pencampuran adalah operasi yang menyebabkan tersebarnya secara acak
suatu bahan ke bahan yang lain dimana bahan-bahan tersebut terpisah dalam dua
fasa atau lebih. Proses pencampuran bisa dilakukan dalam sebuah tangki
berpengaduk. Hal ini dikarenakan faktor-faktor penting yang berkaitan dengan
proses ini, dalam aplikasi nyata bisa dipelajari dengan seksama dalam alat ini.
(Kurniawan, 2011)
Tangki Berpengaduk 4
Laporan Operasi Teknik Kimia 1
2. 1 Tangki Pengaduk
Salah satu hal yang penting dari pada tangki yang berpengaduk didalam
penggunaanya adalah :
1. Mempunyai bentuk yang pada umumnya digunakan yang berbentuk selinder
dan bagian bawahnya cekung.
2. Dapat dilihat dari ukurannya yaitu diameter dan tinggi tangki.
3. Kelengkapan dari suatu bejana yaitu :
· Ada atau tidaknya buffle, yang berpengaruh pada pola aliran di dalam
tangki.
· Jaket atau coil pendingin/pemanas yang berfungsi sebagai pengendali suhu.
· Letak lubang pemasukan dan pengeluaran untuk proses kontinyu.
· Tutup tangki.
4. Pengaduk
Biasanya zat cair diaduk dalam suatu bejana yang biasa berbentuk selinder
dengan sumbu terpasang vertical. Bagian atas bejana ini mungkin terbuka saja
keudara atau dapat pula tertutup.
Pada ujung tangki membulat maksudnya agar atau tidak terlalu banyak
sudut-sudut tajam atau daerah yang sulilt ditembus arus zat cair. Kedalam zat cair
biasanya hampir sama dengan diameter tangki, dan di dalam tangki dipasang
impeller pada ujung poros yang menggantung artinya poros itu ditumpu dari atas.
Poros tersebut digerakkan oleh motor, yang kadang-kadang dihubungkan
langsung dengan poros itu.
2. 2 Alat Pengaduk
Zat cair biasanya diaduk dalam suatu tangki atau bejana yang biasanya
berbentuk selinder dengan sumbu terpasang vertical. Bagian atas mungkin
tertutup dan terbuka ke udara. Ukuran dan proporsi tangki iti bermacam-macam,
tergantung pada pengadukan itu sendiri. Pada bagian ujung bawah tangki,
Tangki Berpengaduk 5
Laporan Operasi Teknik Kimia 1
biasanya agak membulat agar tidak terlalu banyak sudut-sudut yang tajam atau
daerah yang sulit didapat atau ditemukan arus zat cair. Kedalam zat cair biasanya
hampir sama dengan diameter tangki. Didalam tangki dipasang pengaduk pada
bagian ujung poros dengan posisi mengantung. Pada poros digerakkan oleh motor,
yang biasanya dijalin atau dihubungkan langsung pada poros tersebut. Tangki
biasanya dilengkapi dengan lubang masuk dan lubang keluar, kumparan kalor,
mantel serta sumur untuk menempatkan termomer atau piranti pengukur lainnya.
Secara garis besar alat-alat pengaduk dikelompokkan atas dua macam, yaitu
pengaduk dengan putaran lambat dan alat pengaduk dengan cara putaran yang
cepat. Disamping perbedaan frekwensi puritan, kedua kelompok tersenut juga
memiliki perbedaan konstruksi daun pengaduk dan pembentukan pola aliran yang
umumnya berlaku :
1. Pengaduk dengan putaran cepat, diameter daun dari pengaduk, dan aliran
terutama aliran aksial dan radial. Jenis pengaduk yang termasuk di dalam
kelompok ini adalah pengaduk propoler, dan pengaduk turbin serta cakram
gigi.
2. Pengaduk dengan putaran lambat, diametr dari daun pengaduk, besar dan
alirannya yang terbentuk adalah aliran tangensial. Jenis alat pengaduk yang
termasuk dalam kelompok ini yaitu pengaduk jangkar, pengaduk bingkai,
pengaduk palet dan pengaduk impeler.
Pemilihan pengaduk dari sejumlah besar alat pengaduk yang ada hanya dapat
dilakukan dengan cara percobaan atau dengan pengalaman. Untuk masalah dari
pencampuran tertentu, misalnya membuat suspensi atau mempertukarkan panas
dari bahan yang telah dicampur dan bejana pengaduk tertentu. Pengaduk yang
optimal biasanya hanya dapat dipilih melalui percobaa. Hingga saat ini belum ada
alat pengaduk yang universal.
Tangki Berpengaduk 6
Laporan Operasi Teknik Kimia 1
Tangki Berpengaduk 7
Laporan Operasi Teknik Kimia 1
Baling-baling ini digunakan pada kecepatan berkisar antara 400 hingga 1750 rpm
(revolutions per minute) dan digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah.
Tangki Berpengaduk 8
Laporan Operasi Teknik Kimia 1
Pengaduk Turbin
Pengaduk turbin adalah pengaduk dayung yang memiliki banyak daun
pengaduk dan berukuran lebih pendek, digunakan pada kecepatan tinggi untuk
cairan dengan rentang kekentalan yang sangat luas. Diameter dari sebuah turbin
biasanya antara 30 - 50% dari diamter tangki. Turbin biasanya memiliki empat
atau enam daun pengaduk. Turbin dengan daun yang datar memberikan aliran
yang radial. Jenis ini juga berguna untuk dispersi gas yang baik, gas akan
dialirkan dari bagian bawah pengadukdan akan menuju ke bagian daun pengaduk
lalu tepotong-potong menjadi gelembung gas.
Pada turbin dengan daun yang dibuat miring sebesar 45o, seperti yang
terlihat pada gambar 8, beberapa aliran aksial akan terbentuk sehingga sebuah
kombinasi dari aliran aksial dan radial akan terbentuk. Jenis ini berguna dalam
Tangki Berpengaduk 9
Laporan Operasi Teknik Kimia 1
suspensi padatan kerena aliran langsung ke bawah dan akan menyapu padatan ke
atas. Terkadang sebuah turbin dengan hanya empat daun miring digunakan dalam
suspensi padat. Pengaduk dengan aliran aksial menghasilkan pergerakan fluida
yang lebih besar dan pencampuran per satuan daya dan sangat berguna dalam
suspensi padatan.
Gambar 9. Pengaduk Jenis (a), (b) & (c) Hellical-Ribbon, (d) Semi-Spiral
2.5 Parameter Hidrodinamika dalam Tangki Berpengaduk
Bilangan Reynold
Bilangan tak berdimensi yang menyatakan perbandingan antara gaya
inersia dan gaya viskos yang terjadi pada fluida. Sistem pengadukan yang terjadi
bisa diketahui bilangan Reynold-nya dengan menggunakan persamaan 3.
Tangki Berpengaduk 10
Laporan Operasi Teknik Kimia 1
dimana :
Re = Bilangan Reynold
ρ = dnsitas fluida
µ = viskositas fluida
Dalam sistem pengadukan terdapat 3 jenis bentuk aliran yaitu laminer,
transisi dan turbulen. Bentuk aliran laminer terjadi pada bilangan Reynold hingga
10, sedangkan turbulen terjadi pada bilangan Reynold 10 hingga 104 dan transisi
berada diantara keduanya.
Bilangan Fraude
Bilangan tak berdimensi ini menunjukkan perbandingan antara gaya
inersia dengan gaya gravitasi. Bilangan Fraude dapat dihitung dengan persamaan
berikut :
dimana :
Fr = Bilangan Fraude
N = kecepatan putaran pengaduk
D = diameter pengaduk
g = percepatan grafitasi
(Kurniawan, 2011)
Tangki Berpengaduk 11
Laporan Operasi Teknik Kimia 1
2. Urea
Sifat Kimia
a. Mudah larut dalam air
b. Memiliki rumus molekul CH4N2O
Sifat Fisika
a. Berbentuk padatan
b. tidak berbau
c. Rasanya asin
d. Densitanya 2.07 𝑔/𝑐𝑚3
e. Berat molekul 60.06 g/mol
(MSDS, 2013, “Urea”)
Tangki Berpengaduk 12
Laporan Operasi Teknik Kimia 1
II.3 Hipotesa
Pada suatu percobaan tangki pengaduk semakin besar konsentrasi larutan
maka semakin besar viskositasnya sehingga daya yang diperlukan untuk
pengadukan semakin besar.
Tangki Berpengaduk 13
Laporan Operasi Teknik Kimia 1
Tangki Berpengaduk 14
Laporan Operasi Teknik Kimia 1
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Tangki Berpengaduk 15
Laporan Operasi Teknik Kimia 1
Tangki Berpengaduk 16
Laporan Operasi Teknik Kimia 1
A Keterangan :
A = Motor
B = Statif
C = Batang Pengaduk
B
D = Tangki (Beaker Glass0
C E = Propeller
D
E
III.5. Prosedur
1. Timbang pikno kosong
2. Masukka masing-masing bahan yang akan diukur densitasnya ke dala
pikno sebagai pikno isi.
3. Pasang satu set alat berpengaduk.
4. Masukka masing-masing bahan ke dalam beaker glass (tangki) dengan
volume 1 liter dengan kecepatan dan ketinggian dari dasar beaker glass
yang berbeda-beda, yaitu kecepatan 100 rpm, 150 rpm, dan 250 rpm, dam
ketinggian 1 cm, 1.5 cm, dan 2 cm.
5. Lakukan pengamatan dengan menggunakan buffle maupun tanpa
menggunakan buffle.
6. Ulangi percobaan sesuai variable percobaan yang telah ditentukan.
Tangki Berpengaduk 17
Laporan Operasi Teknik Kimia 1
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tangki Berpengaduk 18
Laporan Operasi Teknik Kimia 1
b. Tanpa Buffle
N 𝜌 𝜇 vorteks
t
Bahan aliran
(menit) (rpm) (gr/cm3) (gr/cm.s)
Tangki Berpengaduk 19
Laporan Operasi Teknik Kimia 1
b. Tanpa Buffle
Bahan N P
t (menit) NRe NFr NPo
(rpm) (N cm/s)
IV. 3 Grafik
a. Dengan Buffle
Grafik hubungan antara Bilangan Reynold (NRe) dengan Bilangan daya (NPo)
pada larutan Urea
NRe vs NPo
3,05
3
Bilangan Daya, NPo
2,95
2,9
2,8
2,75
0 5 10 15 20
Bilangan Reynold, NRe
Tangki Berpengaduk 20
Laporan Operasi Teknik Kimia 1
b. Tanpa Buffle
Grafik hubungan antara Bilangan Reynold (NRe) dengan Bilangan daya (NPo)
pada larutan Urea
Nre Vs NPo
1,62
1,61
Bilangan Daya, NPo
1,6
1,59
1,58
1,57 Nre Vs NPo
1,56
1,55
1,54
36 38 40 42 44 46
Bilangan Reynold, NRe
IV.4 Pembahasan
Pada praktikum Operasi Teknik Kimia ini, kelompok kami melakukan
percobaan Tangki Berpengaduk. Percobaan ini dilakukan menggunakan bahan air
dan urea (CH4N20). Variabel kecepatan yang digunakan adalah 200 rpm. Variabel
konsentrasi larutan urea dalam air adalah 1%, 2%, 3%. 4%, dan 5%. Mula-mula
dilakukan proses pengadukan urea seberat 11 gram dalam air sampai volume 1100
ml dengan kecepatan 200 rpm, kemudian diukur berat jenisnya menggunakan
piknometer. Setelah itu, dilakukan pula proses pengadukan dengan bahan dan
variabel yang sama hanya saja kali ini menggunakan sekat (buffle) dan diamati
perbedaannya. Perlakuan ini juga berlaku untuk bahan air dan urea dengan
konsentrasi yang berbeda.
Tangki Berpengaduk 21
Laporan Operasi Teknik Kimia 1
Dari data hasil praktikum yang telah diperoleh, dapat diketahui jika
viskositas dapat mempengaruhi nilai NRe. Semakin besar viskositas suatu cairan
maka akan mempengaruhi nilai NRe berupa semakin kecil nilai yang didapatkan.
Selain itu semakin besar kecepatan pengadukan maka semakin besar
kemungkinan terjadinya vortex. Selain itu semakin besar viskositasnya maka kecil
kemungkinan adanya vortex. Hal ini dapat diatasi dengan diberikannya sekat
(buffle) pada tangki pengaduk. Data yang diperoleh saat tangki menggunakan
sekat dapat membuktikan bahwa sekat pada tangki dapat mencegah timbulnya
vortex.
Dari data hasil pengamatan, diperoleh dengan bertambahnya kecepatan
pengadukan baik tanpa buffle maupun dengan buffle, maka bilangan reynold
(NRe), bilangan Froude (NFr), dan daya (P) yang dibutuhkan juga meningkat.
Namun, hal tersebut berbanding terbalik dengan besarnya bilangan power (NPo).
Dari grafik pun terlihat, bahwa semakin besar bilangan Reynolds (NRe) maka
semakin kecil bilangan Powernya (NPo). Hal tersebut berlaku pada pengadukan
tanpa buffle dan dengan buffle. Dapat disimpulkan bahwa percobaan ini sesuai
dengan teori.
Tangki Berpengaduk 22
Laporan Operasi Teknik Kimia 1
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
1. Dengan kecepatan yang tidak terlalu tinggi, semakin besar densitas dan
viskositas larutan maka kemungkinan terbentuk vorteks semakin kecil
meskipun tanpa adanya buffle.
2. Semakin homogen suatu bahan, densitas mendekati konstan.
3. Dalam pengadukan baik dengan buffle maupun tanpa buffle, semakin besar
bilangan Reynolds (NRe) maka bilangan Power (NPo) semakin kecil.
V.2 Saran
1. Sebaiknya sebelum melakukan percobaan praktikan terlebih dahulu
memahami teroi dan langkah-langkah atau prosedur yang ada.
2. Seharusnya praktikan melakukan pengamatan dan perhitungan dengan
konsntrasi dan teliti agar diperoleh hasil yang akurat.
3. Seharusnya praktikan selalu membersihkan propeler jika digunakan untuk
dua zat yang berbeda.
4. Sebaiknya praktikan terus saling berkomunikasi agar tidak tejadi kesalahan
dalam langkah praktikum.
Tangki Berpengaduk 23
Laporan Operasi Teknik Kimia 1
DAFTAR PUSTAKA
Tangki Berpengaduk 24
Laporan Operasi Teknik Kimia 1
APPENDIX
wterlarut
1. %w = x 100%
wlarutan
𝑤𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
1% = 𝑥 100%
1100
𝑤𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 = 11 𝑔𝑟𝑎𝑚
Jadi, 11 gram NaCl dilarutkan dalam aquadest hingga 1000 ml.
2. Perhitungan Densitas (ρ)
a. Densitas urea 1% tanpa buffle
𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑖𝑠𝑖 − 𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
𝜌 𝑎𝑖𝑟 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜
26.3457 − 16.0621
=
10
= 1.0248 gr/cm3
Tangki Berpengaduk 25
Laporan Operasi Teknik Kimia 1
7. g = 980 cm/s2
8. Menghitung NFr air + urea 1%
𝑁2𝑥 𝐷
𝑁𝐹𝑟 =
𝑔
200 2
( 60 ) 𝑥 5
=
980
=0.0566
9. NPo = grafik mc cabe
10. Menghitung P
𝑁 3 𝑥 𝑁𝑃𝑜 𝑥 𝜌 𝑥 𝐷5
𝑃=
𝑔
100 3
( 60 ) 𝑥 0,9 𝑥 1, 0248 𝑥 55
=
980
= 1649648,045 cm/s
Tangki Berpengaduk 26