Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH STANDARISASI BAHAN ALAM

MENGKUDU (Morinda citrifolia L)

Disusun oleh :
Kelompok 8

Nadia Paramitha H 10060316036

Resti Darojatin 10060316038

Anggun Putri Nur A 10060316041

Adellya Fardiani 10060316043

Shintya Amalia Safira 10060316045

Dosen Pengajar : Leni Puwanti, M.Si., Apt


Tanggal Pengumpulan : 18 Mei 2018

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1439 H/2018 M
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia mempunyai kekayaan alam yang melimpah seperti berbagai

jenis tanaman dan berbagai sumber daya alam yang lain, termasuk suku bangsa

dengan budaya yang beragam pula. Setiap kelompok masyarakat mempunyai

pengetahuan sendiri didalam menggunakan berbagai tumbuhan yang ada

disekitarnya.

Pemanfaatan tumbuhan yang ada disekitarnya bukan saja untuk

keperluan ekonomi, kesehatan, dan budaya, tetapi juga untuk keperluan ilmu

pengetahuan. Sebagai sebuah negara yang beriklim tropis, alam Indonesia

banyak ditumbuhi beraneka ragam tumbuhan salah satunya adalah tanaman

mengkudu. Mengkudu (Morinda citrifolia) adalah salah satu tanaman obat

tradisional yang telah lama digunakan sejak 2000 tahun yang lalu. Mengkudu ini

merupakan tumbuhan kedua yang paling popular digunakan dalam pengobatan

herbal untuk mengobati penyakit dan untuk menjaga kesehatan yang baik secara

keseluruhan. Mengkudu memiliki nama umum yang sering digunakan yaitu noni

(Wang et al, 2002).

Beberapa tahun terakhir, tanaman mengkudu (Morinda citrifolia L.)

mendapat perhatian sangat besar karena memiliki manfaat yang sangat banyak.

Oleh karena itu, perlu dilakukan pengenalan secara mendalam kepada

masyarakat tentang tanaman mengkudu agar dapat di optimalkan

pemanfaatannya dalam kehidupan.


Mengkudu (Morinda citrofolia) merupakan tanaman obat yang cukup

dikenal oleh masyarakat di Indonesia. Buah mengkudu dapat digunakan sebagai

obat tradisional untuk penyembuhan penyakit darah tinggi, edema, sembelit, dan

perut kembung. Buah yang masak dapat digunakan sebagai obat radang

tenggorokan dan penderita narkotika, disamping itu juga mempunyai efek

antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherchia

coli, Proteus morganii, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella montevideo,

Salmonella schotmuelleri, Salmonella typhi, Shigella dysenteriae, Shigella

flexnerii, Shigella paradysenteriae BH dan III-Z, dan Vibrio sp, juga memiliki

potensi sebagai antijamur.

Zat yang terkandung dalam buah mengkudu seperti acubin, alizirin, dan

antraquinon termasuk zat-zat antibakteri yang dapat membunuh bakteri

Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Proteus morganii, Bacillus

subtilis, Escherichia coli, dan bakteri yang mematikan, misalnya Salmonella dan

Shigella.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui morfologi dan klasifikasi mengkudu

2. Untuk mengetrahui standarisasi simplisia dan ekstrak dari mengkudu

3. Untuk mengetahui pengunaan empiris dan efek farmakologis dari

mengkudu

4. Untuk mengetahui kandungan senyawa kimia dari mengkudu

5. Untuk mengetahui cara pengujian baik praklinik maupun klinik dari

mengkudu
6. Untuk mengetahui cara pemanfaatan mengukudu

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara mengetahui morfologi dan klasifikasi Mengkudu?

2. Bagaimana cara standarisasi simplisia dan ekstrak dari mengkudu untuk

pengobatan tradisional?

3. Bagaimana cara pengunaan empiris dan efek farmakologis dari

mengkudu?

4. Apa saja kandungan senyawa kimia dari Mengkudu?

5. Bagaimana cara pengujian praklinik dan klinik dari mengkudu?

6. Bagaimana cara pemanfaatan Mengkudu ?


BAB II

ISI

2.1 Deskripsi

2.2.1. Klasifikasi

Mengkudu (Morinda citrifolia L) atau yang disebut pace maupun noni

merupakan tumbuhan asli Indonesia yang sudah dikenal lama oleh penduduk di

Indonesia. Pemanfaatannya lebih banyak diperkenalkan oleh masyarakat jawa

yang selalu memanfaatkan tanaman atau tumbuhan herbal untuk mengobati

beberapa penyakit (Djauhariya 2003).

Klasifikasi mengkudu adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Rubiales

Famili : Rubiaceae

Genus : Morinda

Spesies : Morinda citrifolia L.


Gambar 1. Mengkudu Morinda citrifolia L

2.2.2. Morfologi

Tanaman mengkudu adalah salah satu tanaman yang sudah dimanfaatkan

sejak lama hampir di seluruh belahan dunia. Di negeri Cina, laporan-laporan

mengenai khasiat tanaman mengkudu telah ditemukan pada tulisan-tulisan kuno

yang dibuat pada masa dinasti Han sekitar 2000 tahun lalu. Di Hawaii, mengkudu

malah telah dianggap sebagai tanaman suci karena ternyata tanaman ini sudah

digunakan sebagai obat tradisional sejak lebih dari 1500 tahun lalu. Mengkudu

telah diketahui dapat mengobati berbagai macam penyakit, seperti tekanan darah

tinggi, kejang, obat menstruasi, artistis, kurang nafsu makan, artheroskleorosis,

gangguan saluran darah, dan untuk meredakan rasa sakit (Djauhariya 2003).

Mengkudu tergolong dalam famili Rubiaceae. Nama lain untuk tanaman

ini adalah Noni (bahasa Hawaii), Nono (bahasa Tahiti), Nonu (bahasa Tonga),

ungcoikan (bahasa Myanmar) dan Ach (bahasa Hindi). Tanaman ini tumbuh di

dataran rendah hingga pada ketinggian 1500 m. Tinggi pohon mengkudu

mencapai 3-8 m, memiliki bunga bongkol berwarna putih. Buahnya merupakan


buah majemuk, yang masih muda berwarna hijau mengkilap dan memiliki totol-

totol dan ketika sudah tua berwarna putih dengan bintik-bintik hitam (Djauhariya,

2003).

Ciri dari tanaman mengkudu ini mudah sekali untuk dikenali karena

tanaman ini dapat tumbuh liar dimana saja bisa di pekarangan rumah, pinggir

jalan atau di taman dan di pot. Ciri dari tanaman ini adalah :

a. Pohon

Pohonnya tidak terlalu besar, dengan tinggi, tingginya 3-8 m. Batangnya

bengkok-bengkok berdahan kaku, memiliki akar tunggang yang tertancap dalam.

Kulit batang coklat kekuningan, beralur dangkal, tidak berbulu, anak cabangnya

segi empat. Tajuknya hijau seperti daun. Batang mengkudu mudah dibelah setelah

dikeringkan dan bisa digunakan sebagai kayu bakar dan tiang. Di bidang pertanian

kayu mengkudu digunakan untuk menopang tanaman lada (Erfi dan Prasetyo,

2005).

b. Daun

Daunnya besar dan tunggal. Daun kebanyakan bersilang berhadapan,

bertangkai, bulat telur lebar hingga bentuk elips, kebanyakan dengan ujung

runcing, sisi atas hijau tua mengkilat, sama sekali gundul, 5-17 cm. Daun

penumpu bentuknya bervariasi, kadang bulat telur, bertepi rata, hijau kekuningan,

gundul, dengan panjang 1,5 cm, dibawah karangan bunga selalu cukup tinggi dan

tumbuh menjadi satu. Peruratan daun menyirip. Daun mengkudu dapat dimakan

sebagai sayuran. Nilai gizinya tinggi karena banyak mengandung vitamin A

(Peter, 2005).
c. Bunga

Perbungaan mengkudu bertipe bongkol dengan tangkai 1-4 cm, rapat,

berbunga banyak, tumbuh di ketiak. Bunga berbau harum dan mahkotanya

berbentuk tabung, terompet, putih, dalam lehernya berambut wol, panjangnya

tabung bisa mencapai 1,5 cm. Benang sari berjumlah 5, tumbuh jadi satu dengan

tabung mahkota hingga berukuran cukup tinggi, tangkai sari berambut wol (Erfi

dan Prasetyo 2005).

d. Buah

Kelopak bunga tumbuh menjadi buah yang bulat atau lonjong seperti telur

ayam. Permukaan buah terbagi dalam sel-sel poligonal (bersegi banyak) yang

berbintik-bintik atau berkutil. Bakal buah pada ujungnya berkelopak dan berwarna

hijau kekuningan. Awalnya buah berwarna hijau ketika masih muda, dan menjadi

putih kekuningan menjelang buahnya masak dan setelah benar-benar matang

menjadi putih transparan dan lunak. Daging buah tersusun atas buah-buah batu

yang berbentuk pyramid atau bentuk memanjang segitiga dan berwarna coklat

kemerahan (Steenis, 1975).

e. Biji

Biji mengkudu berwarna hitam, memiliki albumen yang keras dan ruang

udara yang tampak jelas. Bijinya tetap memiliki daya tumbuh tinggi, walaupun

telah disimpan selama 6 bulan. Perkecambahannya 3 - 9 minggu setelah biji

disemaikan. Pertumbuhan tanaman setelah biji tumbuh sangat cepat. Dalam waktu

6 bulan, tinggi tanaman dapat mencapai 1,2 - 1,5 m. Perbungaan dan pembuahan
dimulai pada tahun ke-3 dan berlangsung terus-menerus sepanjang tahun. Umur

maksimum dari tanaman mengkudu adalah sekitar 25 tahun (Djauhariya,2003).

2.2 Standarisasi Simplisia dan Ekstrak

2.2.1. Standarisasi Simplisia Mengkudu

Identitas Simplisia Pemerian : Berupa irisan buah, warna eokelat, bau khas, rasa

sedikit pahit, dengan ketebalan ± 1 em, diameter 3-5 em, dengan tonjolan-tonjolan

biji.

Struktur kimia :

Skopoletin

Susut pengeringan : Tidak lebih dari 10%

Abu total : Tidak lebih dari 7,0%

Abu tidak larut asam : Tidak lebih dari 2,0%

Sari larut air : Tidak kurang dari 37,0%

Sari larut etanol : Tidak kurang dari 16,0% (FHI, 2008)

2.2.2. Standarisasi Ekstrak

Pembuatan Ekstrak

Rendemen : Tidak kurang dari 10,9%. Gunakan elanol P sebagai pelarut.


Pemerian : Ekstrak kental; warna cokelat tua; berbau khas; rasa getir.

Senyawa identitas : Skopoietin

Struktur kimia :

Skopoletin

Kadar air : Tidak lebih dari 10%

Abu total : Tidak lebih dari 0,8%

Abu tidak larut asam : Tidak lebih dari 0,1% (FHI, 2008)

2.3 Penggunaan Empiris dan Efek Farmakologis

Dalam pengobatan tradisional, mengkudu digunakan untuk obat batuk,

radang amandel, sariawan, tekanan darah tinggi, beri-beri, melancarkan kencing,

radang ginjal, radang empedu, radang usus, sembelit, limpa, lever, kencing manis,

cacingan, cacar air, sakit pinggang, sakit perut, masuk angin, dan kegemukan

(Wijayakusuma, 1992).

Mengkudu (Morinda citrifolia L.) adalah salah satu tanaman yang banyak

dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk berbagai macam penyakit. Beberapa

penelitian melaporkan tentang khasiat mengkudu baik biji, buah, daun dan kulit

akarnya antara lain sebagai antidislipidemia (Saf-ur et al., 2010), antioksidan

(Brett et al., 2011), menyembuhkan luka akibat diabetes (Nayak et al., 2007),

hepatoprotektor (Mian-Ying et al., 2008), menghambat aktivitas Angiotensin

Converting Enzim (ACE) (Yamaguchi et al., 2002), analgetik (Basar et al., 2010),
hipoglikemi (Kamiya et al., 2008), antiinflamasi dan kemopreventif kanker

(Akihisa et al., 2007). Aktivitas tersebut diperkirakan salah satunya karena adanya

aktivias antioksidan dalam mengkudu dengan kandungan flavonoid dan senyawa

fenoliknya (Rao dan Subramanian, 2009).

2.4 Kandungan Mengkudu (Morinda citrifolia L)

Mengkudu atau Noni memiliki banyak zat aktif yang sangat berkhasiat

dalam mencegah dan mengatasi berbagai penyakit. Berikut adalah kandungan

senyawa berkhasiat yang terdapat dalam mengkudu :

a. Senyawa Terpenoid

Senyawa terpenoid adalah senyawa hidrokarbon isometrik yang juga

terdapat pada lemak atau minyak esensial (essential oils), yaitu sejenis lemak

yang sangat penting bagi tubuh. Zat-zat terpenoid membantu tubuh dalam proses

sintesa organik dan pemulihan sel-sel tubuh (Solomon 1999).

Terpenoid

b. Zat Anti-bakteri

Acubin, Asperuloside, Alizarin dan beberapa zat Antraquinon telah

terbukti sebagai zat anti bakteri. Zat-zat yang terdapat di dalam buah mengkudu

telah terbukti menunjukkan kekuatan melawan golongan bakteri infeksi:


Pseudonmonas aeruginosa, Proteus morganii, Staphylococcus aureus, Bacillus

subtilis dan Escherichia coli (Waha, 2001)

Zat anti-bakteri dalam buah mengkudu dapat mengontrol dua golongan

bakteri yang mematikan (patogen), yaitu Salmonella dan Shigella. Penemuan zat-

zat anti bakteri dalam sari buah mengkudu mendukung kegunaannya untuk

merawat penyakit infeksi kulit, pilek, demam dan berbagai masalah kesehatan

yang disebabkan oleh bakteri (Winarti 2005).

c. Beberapa Jenis Asam

Asam askorbat yang ada di dalam buah mengkudu adalah sumber vitamin

C yang luar biasa. Vitamin C merupakan salah satu antioksidan yang hebat.

Antioksidan bermanfaat untuk menetralisir radikal bebas (partikel-partikel

berbahaya yang terbentuk sebagai hasil sampingan proses metabolisme yang

dapat merusak materi genetik dan merusak sistem kekebalan tubuh). Asam

kaproat, asam kaprilat dan asam kaprik termasuk golongan asam lemak. Asam

kaproat dan asam kaprik inilah yang menyebabkan bau busuk yang tajam pada

buah mengkudu (Winarti, 2005).

Asam askorbat
d. Scopoletin

Pada tahun 1993, peneliti universitas Hawaii berhasil memisahkan zat-zat

scopoletin dari buah mengkudu. Zat-zat scopoletin ini mempunyai khasiat

pengobatan dan para ahli percaya bahwa scopoletin adalah salah satu di antara

zat-zat yang terdapat dalam buah mengkudu yang dapat mengikat serotonin, salah

satu zat kimiawi penting di dalam tubuh manusia (Waha, 2001).

Skopoletin

Scopoletin berfungsi memperlebar saluran pembuluh darah yang

mengalami penyempitan dan melancarkan peredaran darah. Selain itu scopoletin

juga telah terbukti dapat membunuh beberapa tipe bakteri, bersifat fungisida

(pembunuh jamur) terhadap Pythium sp. dan juga bersifat anti-peradangan dan

anti-alergi (Rukmana, 2002).

e. Xeronine dan Proxeronine

Salah satu alkaloid penting yang terdapat dalam buah mengkudu adalah

xeronine. Xeronine dihasilkan juga oleh tubuh manusia dalam jumlah terbatas

yang berfungsi untuk mengaktifkan enzim-enzim dan mengatur fungsi protein di

dalam sel. Xeronine ditemukan pertama kali oleh Dr. Ralph Heinicke (ahli

biokimia). Walaupun buah mengkudu hanya mengandung sedikit xeronine, tetapi


mengandung bahan-bahan pembentuk (prekursor) xeronine, yaitu proxeronine

dalam jumlah besar (Solomon 1999).

Proxeronine adalah sejenis asam koloid yang tidak mengandung gula,

asam amino atau asam nukleat seperti koloid-koloid lainnya dengan bobot

molekul relatif besar, lebih dari 16.000. Apabila mengkonsumsi proxeronine

maka kadar xeronine di dalam tubuh akan meningkat. Di dalam tubuh manusia

(usus) enzim proxeronase dan zat-zat lain akan mengubah proxeronine menjadi

xeronine. Fungsi utama xeronine adalah mengatur bentuk dan rigiditas

(kekerasan) protein-protein spesifik yang terdapat di dalam sel. Hal ini penting

mengingat bila protein-protein tersebut berfungsi abnormal maka tubuh akan

mengalami gangguan kesehatan (Rukmana, 2002).

f. Zat Antikanker

Beberapa penilian terbaru tentang mengkudu dilakukan untuk mengetahui

kandungan zat antikanker dari buah mengkudu. Empat ilmuan Jepang berhasil

menemukan zat anti kanker pada ekstrak mengkudu ketika mereka sedang

mencari zat-zat yang dapat merangsang pertumbuhan struktur normal dari sel

abnormal K-ras-NRK (sel pra kanker) pada 500 jenis ekstrak tumbuhan ternyata

zat antikanker pada mengkudu paling efektif melawan sel-sel abnormal. zat anti

kanker buang mengkudu disebut Damnacanthal.


Damnacanthal

2.5 Pengujian Praklinik dan klinik Pada Buah Mengkudu

2.5.1. Pengujian Praklinik

a. Diabetes Millitus Tipe 1

Mengkudu terbukti membantu penyembuhan diabetes tipe 1 seperti hasil

riset I Ketut Adnyana PhD dari Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung.

Adnyana memberikan ekstrak mengkudu berdosis 500 mg per kg bobot tubuh

mencit. Uji glukosa pada tikus menunjukkan penurunan kadar glukosa serum.

Pada hari ke-4 pascapemberian, kadar glukosa turun 62,1%.

b. Hipertensi

Riset lain dilakukan oleh Dra Sriningsih Apt MSi, peneliti Teknologi

Farmasi dan Medika Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Apoteker alumnus Institut Teknologi Bandung itu menguji praklinis mengkudu

pada tikus pengidap hipertensi akibat konsumsi natrium klorida 2,5%. Kelompok

yang diberi 3,6 ml dan 1,8 ml menunjukkan tekanan darah turun masing-masing

menjadi 55 dan 64 mmHg pada hari ke-5.

2.5.2. Pengujian Klinik


a. Diabetes Millitus Tipe 2

Membuktikan kemujaraban mengkudu pada 2-3 tahun terakhir, banyak

lembaga meriset mengkudu. Aguslina Kirtishanti MKes Apt, peneliti Jurusan

Farmasi Universitas Surabaya, membuktikan mengkudu manjur mengatasi

diabetes mellitus tipe 2. Pada kasus itu terjadi penurunan sensitivitas jaringan

seperti otot dan hati merespon insulin. Lebih dari 90% penderita diabetes mellitus

tidak tergantung insulin atau diabetes mellitus tipe 2.

Riset kedua peneliti itu sejalan dengan pengalaman Martiyah. Perempuan

53 tahun itu ingin bunuh diri lantaran 11 tahun mengidap diabetes tak kunjung

sembuh. Kadar gula darahnya 600 mg/dl. Pada September 2008, warga

Sepanjang, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, itu mengkonsumi 30 ml jus

mengkudu 3 kali sehari. Hanya dalam 3 pekan kadar gula darahnya kembali

normal. Pengecekan terakhir pada 10 Agustus 2009, kadar gula Martiyah 130

mg/dl.

Dokter Djoko Maryono alumnus Universitas Airlangga, mengatakan

mengkudu membantu proses penyembuhan pasien diabetes mellitus dengan 3

jalan. Mengkudu meningkatkan sekresi insulin pada pankreas, penyerapan

glukosa pada jaringan, dan mereduksi penyerapan glukosa pada dinding usus. Itu

lantaran mengkudu mengandung senyawa aktif quercetin dan xeronine yang

mampu menembus sel.

b. Hipertensi

Hasil uji klinis oleh PT Tahitian Noni International. Periset memberikan

dosis 15 ml per 50 kg bobot tubuh 2 kali sehari. Hasilnya, tekanan darah pasien
cenderung turun. Semula tekanan darah 170/110 mmHg, menjadi 124/86 mmHg

pada hari ke-8 dan 115/80 mmHg (hari ke-12). Turunnya tekanan darah pada uji

ilmiah itu persis yang dialami Fatimah di Kotamadya Bogor, Jawa Barat.

Hal itu dapat terjadi karena adanya senyawa skopoletin dalam buah

mengkudu. Senyawa aktif itu berperan mengikat skrotonin, pemicu penyempitan

pembuluh darah sehingga tekanan darah meningkat. ‘Ekstrak buah mengkudu

dapat menurunkan tekanan darah yang meninggi sampai relatif normal kembali,’

kata Sriningsih.

2.6 Review 2 produk yang mengandung ekstrak mengkudu

2.6.1. Mengkudu Kapsul HPA / Organik Mengkudu HPA

Produsen : HNI HPA Indonesia

Manfaat / Khasiat Mengkudu Kapsul

Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa Produk Organik Mengkudu HPA /

Mengkudu Kapsul HPA mengandung khasiat antara lain :

1. Menurunkan tekanan darah.


2. Membantu dan merangsang hormon melatonin dan serotonin bagi mengatur

dan memperbaiki kualitas tidur serta peredaran darah yang stabil.

3. Memulihkan tenaga kepada tubuh.

4. Bertindak sebagai anti peradangan dan mengurangi rasa sakit pada penderita

Arthritis.

5. Anti Histimik.

6. Melindungi usus dari serangan bakteria perusak dan membantu pencernaan.

7. Memperbaiki sistem imunisasi dan merangsang penghasilan sel T.

8. Anti penuaan.

9. Menstabilkan kadar gula dalam darah.

10. Mencegah ketegangan (stress).

11. Memelihara fungsi ginjal.

Komposisi Mengkudu Kapsul

Morinda Citrifolia

2.6.2. Nonik SidoMuncul


Produsen : SidoMuncul

Kandungan : ekstrak Morinda citrifolia (Mengkudu atau pace) 500 mg

terstandarisasi 4 % morindin

Manfaat :

 Mempertahankan fungsi sel-sel normal

 Mengaktifkan reseptor insulin yang berakibat menurunkan kadar gula darah

 Memperlebar saluran pembuluh darah yang mengalami penyempitan dan

melancarkan peredaran darah

 Memiliki kemampuan adaptogen

 Efektif sebagai anti inflamasi dan antihistamin

 Memiliki zat membantu proses perawatan kanker yang efektif melawan sel-sel

abnormal

 Menormalkan tekanan darah

 Menurunkan kadar kolesterol dalam darah


BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Mengkudu (Morinda citrofolia) merupakan tanaman obat yang cukup

dikenal oleh masyarakat di Indonesia. Buah mengkudu dapat digunakan sebagai

obat tradisional untuk penyembuhan penyakit darah tinggi, edema, sembelit, dan

perut kembung. Buah yang masak dapat digunakan sebagai obat radang

tenggorokan dan penderita narkotika, disamping itu juga mempunyai efek

antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherchia

coli, Proteus morganii, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella montevideo,

Salmonella schotmuelleri, Salmonella typhi, Shigella dysenteriae, Shigella

flexnerii, Shigella paradysenteriae BH dan III-Z, dan Vibrio sp, juga memiliki

potensi sebagai antijamur.

Manfaat buah mengkudu bagi kesehatan untuk memperlancar peredaran

darah serta memperlebar saluran pembuluh darah yang mengalami penyempitan

dengan zat scopoletin yang terkandung didalam buah mengkudu. Zat ini juga

dapat membunuh beberapa varian bakteri, serta bersifat sebagai anti alergi.

Mematikan bakteri penyebab infeksi dan juga sebagai pengotrol bakteri pathogen

melalui zat anti bakteri yang terkandung didalamnya. Buah mengukudu juga

terbukti dapat melawan penyakit kanker atau sel-sel abnormal melalui zat anti

kanker yang terkandung didalam buah tersebut. Dapat Menjadi Zat Pencegah
Kanker dan Tumor. Dapat membantu peningkatan daya tahan tubuh. Mengkudu

bisa membantu mengurangi rasa sakit. Mengatasi Peradangan dan Alergi

Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

3.2. Daftar Pustaka

C.G.G.J. Van Steenis. 1975. Flora Untuk Sekolah Di Indonesia. Jakarta Pusat:

PT. Pradnya Paramita.

Djauhariya, Endjo. 2003. Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Tanaman Obat

Potensial. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Pengembangan

Teknologi TRO. 15(1) : 1-16.

Erfi dan Prasetyo, J. 2005. Efek Penghambatan Ekstrak Mengkudu Terhadap

Pertumbuhan Patogen dan Perkembangan Penyakit Antraknosa

(Colletotrichum capsici) pada Tanaman Cabe. Program Penelitian Dosen

Mu Universitas Lampung.

FHI. 2008. Farmakope Herbal Indonesia. 1st Ed. Jakarta: Departemen Kesehatan

RI.

Peter. 2005. Chemical Constituents and Noni’s Function. Noni News Indian

Magazine. Edisi Oktober (2) X.

Rao, U.S.M. dan Subramanian, S., 2009. Biochemical Evaluation of

Antihyperglycemic and Antioxidative Effects of Morinda citrifolia Fruit


Extract Studied in Streptozotocin-Induced Diabetic Rats. Medicinal

Chemistry Research, 18: 433–446.

Rukmana, HR. 2002. Mengkudu Budidaya dan Prospek Agribisnis. Penerbit

Kanisius.

Solomon. 1999. The Noni Phenomenon. Direct Source Publishing, Utah.

Waha, L.G. 2001. Sehat dengan Mengkudu. MSF Group. Jakarta. hlm. 1-44.

Wang, M.Y., B.J. Brest, C.J. Jensen, D. Nowicki,C. Su, A.K. Palu, and G.

Andersen. (2002). Morinda citrifolia (noni): A literature review and recent

advances in noni research. Acta Pharmacol. Sin. 23(12): 1.127−1.141.

Wijayakusuma, H.M., H.S. Dalimarta, A.S. Wirian, T. Yaputra, dan B. Wibowo.

1992. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia. Pustaka Kartini, Jakarta.

IV:109-112.

Winarti, C. 2005. Peluang Pengembangan Minuman Fungsional dari Buah

Mengkudu (Morinda citrifolia L.). Jurnal Litbang Pertanian. 24 (4) : 149-

155.

Anda mungkin juga menyukai