Anda di halaman 1dari 12

Step 3

1) Apa anatomis dan fisiologi dari vena pada tungkai ?

Anatomi :
Vena terdiri dari vena dalam (profunda) dan dangkal (superficial). Vena
superficial tungkai adalah vena saphena parva yang bermuara pada vena
poplitea di sapheno-popliteal junction dan vena saphena magna yang
bermuara pada vena femoralis di sapheno-femoral junction. Dan juga
terdapat vena perforator sebagai penghubung antara vena profunda dan
superficial.

Lebih luar dari fascia: superficial


Lebih dalam dari fascia: profunda

Aliran vena ke jantung dipengaruhi oleh banyak faktor :


1. Katup vena yang mencegah aliran darah balik ke distal
Jika tidak ada katup dalam vena, efek tekanan gravitasi akan
menyebabkan tekanan vena di kaki selalu sebesar kira-kira +90 mm
Hg pada seorang dewasa yang berdiri. Akan tetapi, setiap kali
seseorang menggerakkan tungkai, akan menegangkan ototnya dan
menekan vena dekat otot tersebut atau daerah sekitarnya, dan ini
akan memeras darah keluar dari vena. Sistem pemompaan ini
dikenal sebagai "pompa vena" atau "pompa otot,".
Bila manusia berdiri diam sempurna, pompa vena tidak akan
bekerja, dan tekanan vena di bagian bawah tungkai akan meningkat
sampai nilai gravitasi penuh 90 mm Hg dalam waktu kira-kira 30
detik.

2. Tekanan intraabdomen
3. Tekanan rongga thorax
Akibat aktivitas bernapas, tekanan di dalam rongga dada ratarata 5 mm Hg
lebih rendah daripada tekanan atmosfer. Karena sistem vena di tungkai
dan abdomen mendapat tekanan atmosfer. Perbedaan tekanan ini
memeras darah dari vena-vena bawah ke vena-vena dada, meningkatkan
aliran balik vena. Mekanisme fasilitasi aliran balik vena ini disebut “pompa
respirasi”, karena terjadi akibat aktivitas bernapas.
Guyton, Arthur C dan John E. Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta :
EGC.
Sherwood ed 8 2014

Pelebaran yang sangat berat terjadi varises di v. profunda, menyebabkan darah


stasis dan terbentuk thrombus, bisa naik ke jantung, masuk atrium lalu ke ventrikel,
masuk pulmo, tekanan pembuluh pulmo meningkat, sebabkan emboli paru
2) kenapa terjadi saluran berkelok kelok pada tungkai bawah dan saat hamil?

Keadaan-keadaan yang dapat mengakibatkan peningkatan tekanan vena


profunda :
a. peningkatan tekanan intra abdomen (keganasan abdominal, ascites,
kehamilan)
b. inkompetensi safenofemoral, inkompetensi katup vv perforantes
c. obstruksi vena intraluminal

Pengaruh Tekanan Intra-Abdomen terhadap Tekanan Vena Tungkai.


Tekanan normal di dalam rongga abdomen pada seseorang yang
terlentang rata-rata sekitar +6 mm Hg, tetapi dapat meningkat menjadi
+15 sampai +30 mm Hg akibat kehamilan, tumor besar, obesitas
abdomen atau kelebihan cairan (disebut "asites") di rongga abdomen.
Bila tekanan intra-abdomen meningkat, tekanan di vena tungkai harus
naik di atas tekanan abdomen agar vena abdomen terbuka dan
memungkinkan darah mengalir dari tungkai ke jantung.

Selama masa kehamilan  tekanan vena tungkai tinggi  vena meregang


tetapi ukuran katup tetap  katup tidak berfungsi maksimal  tekanan
vena tungkai meningkat tajam akibat kegagalan pompa vena  vena
meregang  “varises” ditandai dengan penonjolan besar dari vena
dibawah kulit seluruh tungkai.
Guyton, Arthur C dan John E. Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.
Jakarta : EGC.

3) Apa etiologi dari varises?

Varises vena adalah vena yang berdilatasi dan berkeluk secara abnormal akibat tekanan
intraluminal yang meningkat kronik dan melemahnya penunjang dinding pembuluh
darah.biasanya yang terkena ialah vena superficial bagian atas dan bawah tungkai. Sekitar 20%
laki2 dan 1/3 wanita terkena varises. Pada perempuan, kejadian ini merefleksikan
memanjangnya tekanan vena yang disebabkan penekanan vena cava inferior oleh uterus yang
membesar saat hamil.

(robbins, hlm. 350)

4) Patogenesis dan patofisiologi dari varises?

Orang dengan varises berdiri lebih dari beberapa menit tekanan vena dan
kapiler akan menjadi sangat tinggi kebocoran cairan dari kapiler  edema
yang terus-menerus di tungkai  edema mencegah difusi zat nutrisi yang
adekuat dari kapiler ke otot dan sel-sel kulit  otot menjadi terasa nyeri dan
lemah serta kulit sering kali mengalami gangren dan ulkus.
Guyton, Arthur C dan John E. Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta :
EGC.

Pasien varises tidak mampu berjalan jauh (nyeri & pegal) karena :
Orang dengan varises berdiri lebih dari beberapa menit tekanan vena
dan kapiler akan menjadi sangat tinggi kebocoran cairan dari kapiler
 edema
Inkompetensi katup vena  Perubahan hemodinamik vena besar 
Fragmentasi dan destruksi mikrolimfatik  disfungsi saraf lokal
Fungsi Limfatik : Mengumpulkan kelebihan cairan dan protein dari cairan tubuh
dan mengembalikannya ke dalam darah

Guyton, Arthur C dan John E. Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta :
EGC.
Gangguan Vena Menahun. Ronald Winardi Kartika Bagian Bedah Jantung Paru dan
Pembuluh Darah, RS Husada, Jakarta, Indonesia.

5) Faktor resiko dari varises?


a. Riwayat keluarga
Ditunjukkan dengan terjadinya penyakit yang sama pada beberapa
anggota keluarga dan gambaran VVTB pada usia remaja.
b. Usia
Seiring bertambahnya usia insiden VVTB akan meningkat. Dinding vena
menjadi lemah karena lamina elastis menjadi tipis dan atrofik bersama
dengan adanya degenerasi otot polos. Disamping itu akan terdapat atrofi
otot betis sehingga tonus otot menurun.
c. Overweight/obesitas
Resiko terkena VVTB lebih tinggi pada seseorang dengan BMI (Body Mass
Index) yang tinggi dibanding seseorang dengan usia yang sama dengan
berat badan sesuai. Terdapat hipotesis yang menyatakan hal ini
dihubungkan dengan tekanan hidrostatik yang meningkat akibat
peningkatan volume darah serta kecenderungan jeleknya struktur
penyangga vena.
d. Multiparitas kehamilan
Pengaruh hormonal, peningkatan volume darah, dan obstruksi akibat
pembesaran uterus merupakan penyebab VVTB pada kehamilan, namun
VVTB akan mengalami perbaikan 3-12 bulan setelah melahirkan.
Beberapa penelitian mendapatkan bahwa terjadi prevalensi VVTB yang
lebih tinggi pada penderita dengan kehamilan lebih dari dua kali.
e. Faktor hormonal
o Estrogen menyebabkan relaksasi otot polos dan perlunakan
jaringan kolagen sehingga meningkatkan distensibilitas vena.
Selain itu dapat meningkatkan permeabilitas kapiler dan edem.
o Progesteron menyebabkan penurunan tonus vena dan
peningkatan kapasitas vena sehingga dapat menginduksi
terjadinya stasis vena, hal ini disebabkan karena adanya hambatan
pada aktomiosin kontraktil dinding vena.
Hal ini dapat dilihat pada penderita yang mendapat terapi hormonal
atau pada siklus menstruasi.
f. Faktor berdiri lama
Peningkatan tekanan hidrostatik kronis pada pekerjaan yang
membutuhkan berdiri lama juga berperan dalam menimbulkan VVTB.
Pada posisi tersebut tekanan vena menjadi 10 kali lebih besar, sehingga
vena akan teregang di luar batas kemampuan elastisitasnya sehingga
terjadi inkompetensi pada katup.
g. Pemakaian pelindung kaki yang ketat
Pemakaian pelindung kaki antara lain seperti kaos kaki, compression
stocking saat maupun setelah melakukan aktivitas pekerjaan dapat
mencegah terjadinya VVTB.
h. Elevasi tungkai
Tungkai dinaikkan (15-20 cm) saat tidur dapat mencegah terjadinya VVTB.
i. Merokok
Jangka panjang merokok memiliki efek yang merugikan pada sistem vena.
Pada perokok, modifikasi kimia diduga terjadi pada endothelium vena.
Modifikasi ini dapat menyebabkan peningkatan tonisitas vasomotor dan
proliferasi otot polos. Reaksi ini bisa menjelaskan perubahan dalam
dinding vena yang menyebabkan terjadinya VVTB.
j. Konsumsi alkohol
Penyalahgunaan alkohol mengindikasikan risiko yang lebih tinggi
insufisiensi vena tungkai bawah. Alkohol menyebabkan vasodilatasi
segera dan penurunan tekanan darah yang diikuti oleh rebound elevasi
tekanan darah.

Svestkova S, Pospisilosa A. Risk factors of chronic venous disease inception.


Scripta Medica (BRNO) 2008; 81 (2): 117-128

6) Gambaran klinis dari varises?

 Tungkai terasa nyeri dan berat (sering lebih buruk pada malam hari dan setelah
latihan atau berdiri lama)
 Pelebaran vena dekat permukaan kulit
 Munculnya spider veins (telangiektasia) di tungkai yang terkena
 Pergelangan kaki bengkak, terutama pada malam hari
 Perubahan warna kulit menjadi kuning kecoklatan yang mengilap di dekat
pembuluh darah yang terkena
 Kemerahan, kering, dan gatal di daerah kulit, yang disebut dermatitis atau eksim
stasis vena
 Kram bisa terjadi terutama saat pergerakan tiba-tiba, seperti gerakan berdiri
 Cedera ringan pada daerah yang terkena dapat menyebabkan perdarahan lebih
dari normal atau membutuhkan waktu lama untuk penyembuhannya
 Pada beberapa orang, kulit di atas pergelangan kaki dapat mengisut
(lipodermatosklerosis) karena lemak di bawah kulit menjadi keras
 Bercak bekas luka yang memutih dan tidak teratur dapat muncul pada
pergelangan kaki; dikenal sebagai atrophie blanche
Gangguan Vena Menahun. Ronald Winardi Kartika Bagian Bedah
Jantung Paru dan Pembuluh Darah, RS Husada, Jakarta, Indonesia.

7) Derajat dari varises?

berdasar berat ringannya, gambaran klinis dibagi atas empat stadium


- Stadium I  Keluhan samar (tidak khas) rasa berat, mudah lelah
pada tungkai setelah berdiri atau duduk lama. Gambaran pelebaran
vena berwarna kebiruan tak jelas
- Stadium II  Mulai tampak pelebaran vena, palpabel, dan menonjol
18
- Stadium III Varises tampak jelas, memanjang, berkelok-kelok pada
paha atau tungkai bawah, dapat disertai telangiektasis/spider vein
- Stadium IV Terjadi kelainan kulit dan/atau ulkus karena sindrom
insufisiensi vena menahun
Jong W, Sjamsuhidajat R.. Buku ajar ilmu bedah. Jakarta: EGC; 2005

8) Bagaimana pemeriksaan fisik dan penunjang dari kasus tersebut?

 Ultrasonografi Doppler
Beberapa pemeriksaan seperti Tes Trendelenburg dan Tes Perthes
dapat memperkirakan derajat dan ketinggian lokasi inkompetensi
katup vena, namun ultrasonografi doppler dapat menunjukkan
dengan tepat lokasi katup yang abnormal.
 Duplex ultrasonography
Merupakan modalitas pencitraan standar untuk diagnosis sindrom
insuffisiensi vena dan untuk perencanaan pengobatan serta
pemetaan sebelum operasi. Duplex 23 ultrasonography adalah
kombinasi dari pencitraan model B dan Doppler. Pencitraan model B
menggunakan tranduser gelombang ultra yang ditempelkan pada
kulit sebagai sumber dan detektor. Pantulan gelombang suara yang
terjadi dapat memberikan citra struktur anatomi, dan pergerakan
struktur tersebut dapat dideteksi dalam bentuk bayangan.
 Plebography
Plebography merupakan pemeriksaan invasif yang menggunakan
medium kontras. Terdapat 4 teknik pemeriksaan yaitu :
o ascending,
o descending,
o intra osseus,
o dan varicography.
Pemeriksaan ini untuk mengetahui adanya sumbatan dan
menunjukkan vena yang melebar, berkelok-kelok serta katup yang
rusak. Plebography juga dapat menunjukkan kekambuhan VVTB paska
operasi yang sering disebabkan oleh kelainan vena perforantes di
daerah kanalis Hunter di paha.
 Manuver Perthes
Manuver Perthes adalah sebuah teknik untuk membedakan antara
aliran darah retrogade dengan aliran darah antegrade.
 Tes Brodie – Trendelenburg
Tes ini digunakan untuk menentukan derajat insuffisiensi katup pada
vena

Martono HH, Pranaka K. Buku ajar Boedhi-Darmojo Geriatri. Jakarta: Balai


penerbit FKUI; 2009

9) Dimana letak anatomi kelainan vena?

10) Penatalaksanaan dari varises?

Non farmakologis:
• Apabila timbul rasa nyeri dan rasa berat pada tungkai, misalnya dengan
menggunakan stocking/ bebat/ kaos kaki pada tungkai setiap hari.
• Elevasi tungkai saat bekerja selama 15 menit tiap 4 jam, saat selesai
berolahraga dan saat tidur.
• Jika harus berdiri lama di suatu tempat, usahakan untuk menggerakan
jari-jari kaki, mengubah posisi tubuh, dan mengangkat kaki dengan
bertumpu pada tumit.
• Memiliki gaya hidup sehat seperti menjaga berat badan yang
sesuai/ideal, olahraga teratur seperti berenang dan berjalan kaki
minimal 30 menit setiap hari, diet kaya serta menghindari rokok dan
alkohol.

Farmakologis:
•Penahan elastic = untuk menahan statis vena

•Suntikan dengan obat sklerosan (skleroterapi) = untuk varises kecil yang


asimptomatik
•Pembedahan (susah ok penjelasannya ) = untuk perbaiki penampilan
ekstremitas bwh, ilangin rasa ga nyaman, menghindari tromboflebitis superficialis
rekuren

•Flebotomi ambulatorik = mengangkat varises kecil pake jahitan kecil di kulit dg


anastesi local

Price, A. Sylvia, Lorraine Mc. Carty Wilson, 2006, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit,
Edisi 6, (terjemahan), Peter Anugrah, EGC, Jakarta.

11) Bagaimana komplikasi dari varises?

 Ulkus varikosum
 Hiperpigmentasi
 Dermatitis stasis

Anda mungkin juga menyukai