Makalah Proses Keperawatan Pada Lansia
Makalah Proses Keperawatan Pada Lansia
PENDAHULUAN
1
1.2.5 Apa saja evaluasi dari asuhan keperawatan pada lansia?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan pemikiran dasar dari proses keperawatan
yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien
agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan
kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan
(Effendy, 1995). Adapun hal-hal yang perlu di kaji pada pasien lansia
adalah sebagai berikut:
1. Pengkajian data klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, status
perkawinan, alamat, suku, agama, pekerjaan,
2. Riwayat kesehatan meliputi riwayat penyakit atau masalah kesehatan
saat ini, riwayat penyakit atau kesehatan yang lalu.
3. Pengkajian fisik yang meliputi:
a. Pengkajian kebutuhan dasar
Pengkajian kebutuhan dasar yaitu meliputi empat belas
kebutuhan dasar seperti bernapas dengan normal, tercukupi
kebutuhan makan, mengurangi zat sisa yang tidak berguna,
bergerak dan mempertahankan posisi yang nyaman, tidur dan
istirahat, memilih pakaian pantas, mempertahankan suhu tubuh
dalam kondisi normal, menjaga kebersihan tubuh dan memelihara
kesehatan, menghindari bahaya dilingkungannya dan menghindari
cedera yang lain, komunikasi dengan orang lain, beribadah
menurut kepercayaan orang, bekerja sedemikian rupa sehingga ada
rasa pemenuhan kebutuhan, belajar, dan rekreasi.
b. Kemandirian melakukan aktifitas
Indeks Barthel merupakan suatu instrument pengkajian
yang berfungsi mengukur kemandirian fungsional dalam hal
perawatan diri dan mobilitas serta dapat juga digunakan sebagai
kriteria dalam menilai kemampuan fungsional bagi pasien-pasien
3
yang mengalami gangguan keseimbangan. Kemandirian
melakukan aktivitas menggunakan 10 indikator yaitu:
4
Mandiri = 3
9 Mobilitas Immobile (tidak mampu) = 0
Menggunakan kursi roda = 1
Berjalan dengan banuan 1 orang = 2
Mandiri (meskipun menggunakan
alat bantu seperti tongkat) = 3
10 Naik Turun Tangga Tidak mampu = 0
Membutuhkan bantuan = 1
Mandiri = 2
Keterangan
Skor 20 = Mandiri
Skor 12-19 = Ketergantungan ringan
Skor 9-11 = Ketergantungan sedang
Skor 0-8 = Ketergantungan Berat
c. Pengkajian keseimbangan
Beri nilai 0 jika klien tidak menunjukan kondisi di bawah
ini dan beri tanda 1 jika klien menunjukan kondisi di bawah ini:
1) Perubahan posisi atau gerak keseimbangan
Bangun dari kursi
Duduk ke kursi
Menahan dorongan pada sternum
Mata tertutup
Perputaran leher
Gerakan menggapai sesuatu
Membungkuk
2) Komponen gaya berjalan atau gerakan
Minta klien untuk berjalan ke tempat yang
ditentukan
Ketinggian langkah kaki
Kontinuitas langkah kaki
5
Kesimetrisan langkah kaki
Penyimpangan jalur pada saat berjalan
Berbalik
Intervensi Hasil
No Pertanyaan Jawaban
Benar Salah
6
1. Tanggal berapa hari ini?
2. Hari apa sekarang?
3. Apakah nama tempat ini?
4. Dimana alamat anda?
5. Berapa umur anda?
6. Kapan anda lahir?
7. Siapakah nama presiden sekarang?
8. Siapakah nama presiden sebelumnya?
9. Siapakah nama Ibu/Bapak anda?
10. 2+3=….?
Keterangan :
Jumlah kesalahan :
0 – 2 kesalahan : Baik
2 – 4 kesalahan : Gangguan ringan
5 – 7 kesalahan : Gangguan sedang
7 – 10 kesalahan : Gangguan berat
7
(rumah sakit), (lantai/kamar)
Registrasi
3 Sebutkan 3 buah nama benda (jeruk, uang, mawar), 3
tiap benda 1 detik, pasien disuruh mengulangi ketiga
nama benda tadi. Nilai 1 untuk tiap nama benda
yang benar. Ulangi sampai pasien dapat
menyebutkan dengan benar dan catat jumlah
pengulangan
Atensi dan Kalkulasi
4 Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 umtuk setiap jawaban 5
yang benar. Hentikan setelah 5 jawaban. Atau
disuruh mengeja terbalik kata “WAHYU” (nilai
diberi pada huruf yang benar sebelum kesalahan;
misalnya uyahw = 2 nilai)
Mengingat Kembali (Recall)
5 Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama benda 3
diatas
Bahasa
6 Pasien diminta menyebutkan nama benda yang 2
ditunjukkan (pensil, arloji)
7 Pasien diminta mengulang rangkaian kata :”tanpa 1
kalau dan atau tetapi”
8 Pasien diminta melakukan perintah “Ambil kertas 3
ini dengan tangan kanan, lipatlah menjadi dua dan
9 letakkan di lantai” 1
Pasien diminta membaca dan melakukan perintah
10 “Angkatlah tangan kiri anda” 1
11 Pasien diminta menulis sebuah kalimat (spontan) 1
Pasien diminta meniru gambar di bawah ini
8
Interpretasi hasil: 30 = Aspek kognitif dari fungsi mental baik
Keterangan:
> 23 : aspek kognitif dari fungsi mental baik
18-22 : kerusakan aspek fungsi mental ringan
17 : terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
c. Pengkajian Psikologi
Skala depresi geriatrik Yessavage dalam bentuk singkat yaitu
sebagai berikut.
1) Apakah pada dasarnya Anda puas dengan kehidupan anda?
(Ya/Tidak)
2) Sudahkah anda mengeluarkan aktifitas dan minat Anda?
(Ya/Tidak)
3) Apakah anda merasa bahwa hidup anda kosong? (Ya/tidak)
4) Apakah anda sering bosan? (Ya/tidak)
5) Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap waktu?
(Ya/tidak)
6) Apakah anda takut sesuatu akan terjadi pada anda? (Ya/tidak)
7) Apakah anda merasa bahagia di setiap waktu? (Ya/tidak)
8) Apakah anda lebih suka tinggal di rumah pada malam hari,
daripada pergi dan melakukan sesuatu yang baru ? (Ya/tidak)
9) Apakah anda merasa bahwa anda mempunyai lebih banyak
masalah dengan ingatan anda daripada yang lainnya?
(Ya/tidak)
10) Apakah anda berpikir sangat menyenangkan hidup sekarang
ini? (Ya/tidak)
11) Apakah anda merasa “saya sangat tidak berguna dengan
keadaan anda sekarang?”(Ya/tidak)
12) Apakah ada merasa penu berenergi? (Ya/tidak)
13) Apakah anda berpikir situasi anda tidak ada harapan?
(Ya/tidak)
9
14) Apakah anda berpikir bahwa banyak orang lebih baik daripada
anda? (Ya/tidak)
Keterangan :
Jika jawaban pertanyaan sesuai indikasi dinilai poin 1. Nilai 5
atau lebih menandakan klien depresi.
Keterangan
Skor 8-10 : fungsi sosial normal
10
Skor 5-7 : fungsi sosial cukup
Skor 4-0 : fungsi sosial kurang/ suka menyendiri
6. Pengkajian Lingkungan
Hal-hal yang perlu dikaji seperti pemukiman, sanitasi, faktor resiko
seperti polusi udara, suara, dll
11
f. Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan penyempitan jalan
napas atau adanya secret pada jalan nafas
g. Gangguan mobilitas fisik sampai dengan kekuatan sendi
2. Psikososial
a. Cemas saIsolasi sosial sampai dengan perasaan curiga
b. Menarik diri dari lingkungan sampai dengan perasaan tidak mampu
c. Depresi sampai dengan isolasi sosial
d. Harga diri rendah sampai perasaan ditolak
e. Koping tidak adekuat sampai dengan ketidakmampuan
mengemukaan perasaan secara tepat
f. Cemas dengan sumber keuangan yang terbatas
3. Spiritual
a. Reaksi berkabung atau berduka berhubungan dengan ditinggal
pasangan
b. Penolakan terhadap proses penuaaan sampai dengan ketidaksiapan
menghadapi kematian
c. Marah terhadap Tuhan sampai dengan kegagalan yang alami
d. Perasaan tidak senang sampai dengan ketidakmampuan melakukan
ibadah secara tepat
12
e. Rasa aman adalah hal utama yang merupakan kebutuhan
f. Mencegah timbulnya masalah-masalah lain yang dapat terjadi
g. Menyediakan klien cukup waktu untuk mendapatkan input atau
pemasukan
13
Kolaborasi ahli gizi
Berikan perawatan mulut
Pantau hasil labioratoriun protein, albumin, globulin, HB
Jauhkan benda-benda yang tidak enak untuk dipandang seperti
urinal, kotak drainase, bebat dan pispot
Sajikan makanan hangat dengan variasi yang menarik
b. Diagnosa keperawatan
Resiko tinggi cedera: jatuh berhubungan dengan penurunan
sensori (tidak mampu melihat).
Tujuan
Kriteria Hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan berupa modifikasi
lingkungan dan pendidikan kesehatan dalam 1 hari
kunjungan diharapkan Klien mampu:
14
Melaporkan penggunaan cara yang tepat dalam
melindungi diri dari cidera.
Intervensi
Kaji ulang adanya faktor-faktor resiko jatuh pada klien.
Tulis dan laporkan adanya faktor-faktor resiko.
Lakukan modifikasi lingkungan agar lebih aman
(memasang pinggiran tempat tidur, dll) sesuai hasil
pengkajian bahaya jatuh pada poin 1.
Monitor klien secara berkala terutama 3 hari pertama
kunjungan rumah.
Ajarkan klien tentang upaya pencegahan cidera
(menggunakan pencahayaan yang baik, memasang
penghalang tempat tidur, menempatkan benda
berbahaya ditempat yang aman).
Kolaborasi dengan dokter untuk penatalaksanaan
glaukoma dan gangguan penglihatannya, serta pekerja
sosial untuk pemantauan secara berkala.
c. Diagnosa Keperawatan
Perubahan proteksi berhubungan dengan:
Defisit imunologi;
Malnutrisi;
Kemoterapi atau efek pengobatan;
Penglihatan yang kurang;
Kurang informasi tentang keselamatan.
Kemungkinan data yang ditemukan:
Riwayat kecelakaan;
Lingkungan yang beresiko.
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada:
Usia: kematangan, sangat tua;
15
Nutrisi kurang;
Gangguan darah;
Pembedahan;
Radiasi atau kemoterapi;
Penyakit imunitas;
AIDS.
Tujuan
Pasien tidak mengalami infeksi nosocomial
Intervensi
Luangkan waktu untuk menjelaskan tentang
proteksi/metode isolasi
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
pengobatan
Jaga pasien dari injuri dan infeksi
Monitor tanda vital, integritas kulit, efek obat, dan
pendarahan dari bekas suntikan
Tekan tempat penyutikan setelah menyuntik
Berikan diet adekuat
Lakukan pendidikan kesehatan tentang:
o Pemberian pengobatan
o Mempertahankan keamanan
o Teknik isolasi
o Penggunaan alat-alat proteksi
16
Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk
memperhatikan kebersihan diri.
3) Tujuan Khusus
a) TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya
dengan perawat.
Kriteria evaluasi: Dalam berinteraksi klien menunjukan
tanda-tanda percaya pada perawat seperti wajah cerah,
tersenyum, mau berkenalan, ada kontak mata, menerima
kehadiran perawat, bersedia menceritakan perasaannya,
Intervensi
Berikan salam setiap berinteraksi.
Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan
perawat berkenalan.Tanyakan nama dan panggilan
kesukaan klien.
Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali
berinteraksi.
Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien
Buat kontrak interaksi yang jelas.
Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati.
Penuhi kebutuhan dasar klien.
17
Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri
dengan cara menjelaskan pengertian tentang arti bersih
dan tanda- tanda bersih.
Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda
kebersihan diri.
Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali
pengetahuan klien terhadap hal yang berhubungan
dengan kebersihan diri.
Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan
tujuan memelihara kebersihan diri.
Beri reinforcement positif setelah klien mampu
mengungkapkan arti kebersihan diri.
Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri
seperti: mandi 2 kali pagi dan sore, sikat gigi minimal 2
kali sehari (sesudah makan dan sebelum tidur), keramas
dan menyisir rambut, gunting kuku jika panjang.
18
Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk pengelolaan
fasilitas perawatan kebersihan diri, seperti mandi dan
kebersihan kamar mandi.
Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan
fasilitas kebersihan diri seperti odol, sikat gigi,
shampoo, pakaian ganti, handuk dan sandal.
19
kebersihan diri, dan keluarga membantu dan membimbing
klien dalam menjaga kebersihan diri.
Intervensi :
Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang
minatnya klien menjaga kebersihan diri.
Diskusikan bersama keluarga tentang tindakanyang
telah dilakukan klien selama di RS dalam menjaga
kebersihan dan kemajuan yang telah dialami di RS.
Anjurkan keluarga untuk memutuskan memberi
stimulasi terhadap kemajuan yang telah dialami di RS.
Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang
lengkap dalam menjaga kebersihan diri klien.
Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam
menjaga kebersihan diri.
Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien
dalam menjaga kebersihan diri
Diskusikan dengan keluarga mengenai hal yang
dilakukan misalnya:
mengingatkan pada waktu mandi, sikat gigi, mandi,
keramas, dan lain-lain.
4. Istirahat Tidur
1) Diagnose Keperawatan: Gangguan pola tidur berhubungan
dengan :
Nyeri
Penurunan tingkat aktivitas
Anxietas
Depresi
2) Kriteria Hasil
Klien akan mengidentifikasi gaya hidup, kebasaan yang
mendukung pada saat tidur
20
Klien akan berpartisipasi dalam kelompok aktivitas setiap
hari
Penambahan waktu tidur dan melaporkan tidak terbangun
saat tidur
Klien menjelaskan faktor-faktor yang menghambat proses
tidurnya
Melaporkan keseimbangan yang optimal antara aktivitas
dan istirahat
3) Intervensi
Kaji faktor-faktor penyebab dan penunjang misalnya: nyeri,
anxietas, stress, sering berkemih saat tidur, lingkungan
yang bising, suhu kamar (terlalu panasatau dingin)
Sediakan waktu dan tempat tidur yang nyaman
Atur lingkungan yang cukup mendukung untuk tidur
seperti ventilasi, bebas dari debudan bau-bau yang
merangasang (tidak disukai oleh klien)
Latih untuk latihan fisik ringan (sesuai dengan kemampuan
dan hobi) untuk melancarkan sirkulasi darah dan
melenturkkan otot-otot
Anjurkan minum-minuman yang hangat sebelum tidur
Beri motivasi untuk mengikuti perkumpulan sesame lansia
Beri penghargaan dan positif reinforcement jika klien
mampu melakukan aktivitas sebagaimana yang dianjurkan
Hindari minuman yang merangsang sepanjang siang dan
malam hari, terutama menjelang tidur.
Hindari potensi yang dapat menyebabkan cidera pada saat
tidur yaitu dengan cara :
o Gunakan pagar temapt tidur bila perlu
o Ketinggian tempat tidru yang rendah
o Pengawasan yang cukup
o Tempatkan bel yang mudah dijangkau oleh klien
o Jauhkan benda tajam
21
o Posisikan tempat tidur tidak berada dibawah benda
yang bergantung
Diskusikan dengan klien rencana penyelesaian masalah
tentang tidur
Kaji rencana hidup klien selanjutnya
22
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Proses keperawatan secara umum diartikan sebagai pendekatan dalam
pemecahan masalah yang sistematis untuk memberikan asuhan
keperawatan terhadap setiap orang. Proses keperawatan menurut Potter dan
Perry (1997) adalah suatu pendekatan dalam pemecahan masalah, sehingga
perawat dapat merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan.
Tahapannya meliputi : pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan
(termasuk identifikasi hasil yang diperkirakan), implementasi, dan evaluasi.
(Haryanto, 2008:3).
Pengkajian merupakan pemikiran dasar dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien agar dapat
mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan
keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan (Effendy, 1995).
Pada diagnosa terdapat masalah-masalah keperawatan yang sering muncul,
pada intervensi terdapat rencana tindakan yang akan dilakukan, implementasi
merupakan pelaksanaan dari intervensi, dan evaluasi adalah hasil dari
implementasi.
3.2 SARAN
Dengan ditulisnya makalah ini diharapkan mahasiswa dan pembaca dapat
menambah ilmu pengetahuan mengenai proses keperawatan pada lansia dan
dapat mengaplikasikannya di lapangan dengan baik dan benar.
23
DAFTAR PUSTAKA
Suroto. 2004. Buku Pegangan Kuliah Pengertian Senam, Manfaat Senam Dan
Volume 13
24
25