Parotitis Laporan Kasus
Parotitis Laporan Kasus
Parotitis
Disusun Oleh :
dr. Arnella Hutagalung
Dokter Pendamping
dr. Alfian Nasion
Laporan Kasus :
Parotitis
Disetujui Oleh:
Dosen Pendampin
Alhamdulillah Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang karena berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Parotitis” . Shalawat serta
salam untuk Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi wa Salam beserta keluarga, para
sahabat dan orang – orang yang mengikutinya dengan baik hingga akhir, semoga kita
termasuk ke dalam golongan mereka.
Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini.
Namun, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan masukan baru di
dunia kedokteran untuk kemajuan ilmu pengetahuan. Amin .
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
STATUS PASIEN
I. Identitas Pasien
a. Nama/Jenis Kelamin/Umur : An. J / Laki-laki / 6 tahun
b. Pendidikan/Pekerjaan : SD
c. Alamat : Muara Bulian
V. Keluhan Utama :
Mengeluh demam sejak + 3 hari sebelum datang ke Puskesmas.
XI. Manajemen
a. Preventif :
Imunisasi MMR
Hindari kontak dengan pasien parotitis
b. Promotif :
Menjelaskan pada pasien mengenai penyakitnya,cara penularannya serta
komplikasinya.
c. Kuratif :
Nonmedikamentosa
Meningkatkan daya tahan tubuh pasien dengan mengatur pola makan
yang bergizi dan istirahat teratur.
Banyak mengunyah, contoh mengunyah permen karet. Agar air liur
lebih banyak dikeluarkan sehingga kuman penyebab dapat keluar
bersama air liur.
Medikamentosa
Parasetamol tablet 500 mg 3 x ½ tab sehari
Vitamin B complex 3 x ½ tab sehari
Vitamin C 3 x ½ tab sehari
d. Rehabilitatif
Mengkonsumsi makanan bergizi dan vitamin untuk mempercepat
pemulihan daya tahan tubuh.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
Parotitis epidemika ialah penyakit virus akut yang biasanya menyerang
kelenjar ludah terutama kelenjar parotis (sekitar 60% kasus). Gejala khas yaitu
pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotitis. Pada saluran kelenjar ludah
terjadi kelainan berupa pembengkakan sel epitel, pelebaran dan penyumbatan saluran.
Menyerang pada anak dibawah usia 15 tahun (sekitar 85% kasus).1-5
3.2 Epidemiologi
Parotitis merupakan penyakit endemik pada populasi penduduk urban. Virus
menyebar melalui kontak langsung, air ludah, muntah yang bercampur dengan saliva,
dan urin. Epidemi tampaknya terkait dengan tidak adanya imunisasi, bukan pada
menyusutnya imunitas. Parotitis merupakan penyakit endemik pada komunitas besar,
dan menjadi endemik setiap kurang lebih 7 tahun. Relatif jarang terjadi epidemi,
terbatas pada kelompok yang berhubungan erat , yang hidup dalam rumah,
perkemahan, barak-barak tentara, atau sekolah. Ada penurunan insiden sejak
pengenalan vaksin parotitis epidemika pada tahun 1968. Dalam setahun, parotitis
banyak terjadi pada musim dingin. Golongan umur yang terkena 5 – 15 tahun.
Juga ditemukan pada usia dibawah 30 tahun. Parotitis kadang juga terjadi pada
usia dibawah 4 tahun dan diatas 40 tahun. Namun meskipun demikian, pada daerah
yang terisolasi atau daerah yang tidak ada sejarah pernah endemik parotitis ditemukan
kejadian parotitis pada usia dibawah 1 tahun sebesar 17% dan umur 3 – 4 tahun
sebesar 70% -80%. Gender juga berpengaruh terhadap angka kejadian parotitis. Laki-
laki lebih sering terkena parotitis dibandingkan perempuan.1-6
3.3 Etiologi
Agen penyebab parotitis epidemika adalah anggota dari group paramyxovirus,
yang juga termasuk di dalamnya virus parainfluenza, measles, dan virus newcastle
disease. Ukuran dari partikel paramyxovirus sebesar 90 – 300 mµ.4-8
Virus ini mempunyai dua komponen yang sanggup memfiksasi, yaitu :
antigen S atau yang dapat larut (soluble) yang berasal dari nukleokapsid dan antigen
V yang berasal darihemaglutinin permukaan. Virus ini aktif dalam lingkungan yang
kering tapi virus ini hanya dapat bertahan selama 4 hari pada suhu ruangan.
Paramyxovirus dapat hancur pada suhu <4 ºC, oleh formalin, eter, serta pemaparan
cahaya ultravioletselama 30 detik.4-8
3.4 Patogenesis
Masa inkubasi 15 sampai 21 hari kemudian virus berreplikasi di dalam traktus
respiratorius atas dan nodus limfatikus servikalis, dari sini virus menyebar melalui
aliran darah ke organ-organ lain, termasuk selaput otak, gonad, pankreas, payudara,
thyroidea, jantung, hati, ginjal, dan saraf otak. Setelah masuk melalui saluran
respirasi, virus mulai melakukan multiplikasi atau memperbanyak diri dalam sel
epithel saluran nafas. Virus kemudian menuju ke banyak jaringan serta menuju ke
kelenjar ludah dan parotis. Bila testis terkena maka terdapat perdarahan kecil dan
nekrosis sel epitel tubuli seminiferus. Pada pankreas kadang-kadang terdapat
degenerasi dan nekrosis jaringan. Adenitis kelenjar liur merupakan manifestasi dari
viremia awal. Viruria biasanya terjadi, dan disertai oleh gangguan ginjal.5-8
3.6 Diagnosis
1. Anamnesis
Pada anamnesis didapatkan keluhan yaitu demam, nafsu makan turun,sakit
kepala, muntah, sakit waktu menelan dan nyeri otot. Kadang dengan keluhan
pembengkakan pada bagian pipi yang terasa nyeri baik spontan maupun dengan
perabaan , terlebih bila penderita makan atauminum sesuatu yang asam.7-8
2. Klinis
Panas ringan sampai tinggi (38,5 – 39,5)°C
Keluhan nyeri didaerah parotis satu atau dikedua belah pihak
disertai pembesaran
Keluhan nyeri otot terutama leher, sakit kepala, muntah, anoreksiadan rasa
malas.
Kontak dengan penderita kurang lebih 2-3 minggu sebelumnya (masa
inkubasi 14-24 hari).
Pada pemeriksaan fisik keadaan umum anak bervariasi dari tampak aktif
sampai sakit berat.
Pembengkakan parotis (daerah zygoma; belakang mandibula di depan
mastoid).5-8
3.9 Pengobatan3-8
Parotitis merupakan penyakit yang bersifat self-limited (sembuh/hilang
sendiri) yang berlangsung kurang lebih dalam satu minggu. Tidak ada terapi
spesifik bagi infeksi virus “Mumps” oleh karena itu pengobatan parotitis seluruhnya
simptomatis dan suportif.
1. Penderita rawat jalan.
Penderita baru dapat dirawat jal an bila : tidak ada komplikasi,
keadaan umum cukup baik.
a. Istirahat yang cukup
b. Pemberian diet lunak dan cairan yang cukup
c. Medikamentosa
Analgetik - antipiretik bila perlu : metampiron : anak > 6 bulan 250 – 500 mg/hari
maksimum 2 g/hari, parasetamol : 7,5 – 10 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis.
3.10Komplikasi 1-6
1. Meningoensepalitis.
Dapat terjadi sebelum dan sesudah atau tanpa pembengkakan kelenjar parotis.
Penderita mula-mula menunjukan gejala nyeri kepala ringan, yang
kemudian disusul oleh muntah-muntah, gelisah dan suhu tubuh yang tinggi
(hiperpireksia). Komplikasi ini merupakan komplikasi yang sering pada anak-anak.
Meningoencepalitis parotitis secara klinis tidak dapat dibedakan dengan meningitis
sebab lain, ada kekakuan leher sedang, tetapi pemeriksaan lain biasanya
normal. Pemeriksaan pungsi lumbal menunjukan tekanan yang meninggi,
pemeriksaan Nonne dan Pandy positif, jumlah sel terutama limfosit meningkat, kadar
protein meninggi, glukosa dan cairan cerebrospinal baisanya berisi sel kurang dari
500 sel/mm walaupun kadang-kadang jumlah sel dapat melebihi 2.000. Selnya
hampir selalu limfosit, berbeda dengan meningitis aseptik enterovirus dimana
leukosit poli morfonuklear sering mendominasi pada awal penyakit.
2. Ketulian
Tuli saraf dapat terjadi unilateral, jarang bilateral walaupun insidensinya
rendah (1:15.000), parotitis adalah penyebab utama tuli saraf unilateral, kehilangan
pendengaran mungkin sementara atau permanen.
3. Orkitis
Komplikasi dari parotitis dapat berupa orkitis yang dapat terjadi pada masa
setelah puber dengan gejala demam tinggi mendadak, menggigilmual, nyeri perut
bagian bawah, gejala sistemik, dan sakit pada testis. Testis paling sering terinfeksi
dengan atau tanpa epidedimitis. Bila testis terkena infeksi maka terdapat perdarahan
kecil. Orkitis biasanya menyertai parotitis dalam 8 hari setelah parotitis. Keadaan
ini dapat berlangsung dalam 3 – 14 hari. Testis yang terkena menjadi nyeri
dan bengkak dan kulit sekitarnya bengkak dan merah. Rata-rata lamanya 4
hari. Sekitar 30-40% testis yang terkena menjadi atrofi. Gangguan fertilitas
diperkirakan sekitar 13%. Tetapi infertilitas absolut jarang terjadi.
4. Ooforitis
Timbulnya nyeri dibagian pelvis ditemukan pada sekitar 7% pada penderita
wanita pasca pubertas.
5. Pankreatitis
Nyeri perut sering ringan sampai sedang muncul tiba-tiba pada parotitis.
Biasanya gejala nyeri epigastrik disertai dengan pusing, mual, muntah, demam
tinggi, menggigil, lesu, merupakan tanda adanya pancreatitis akibat mumps.
Manifestasi klinisnya sering menyerupai gejala-gejala gastroenteritis sehingga kadang
diagnosis dikelirukan dengan gastroenteritis. Pankreatitis ringan dan
asimptomatikmungkin terdapat lebih sering (sampai 40% kasus), terjadi pada akhir
minggu pertama.
6. Nefritis
Kadang-kadang kelainan fungsi ginjal terjadi pada setiap penderita dan viruria
terdeteksi pada 75%. Frekuensi keterlibatan ginjal pada anak-anak belum diketahui.
Nefritis yang mematikan, terjadi 10-14 harisesudah parotitis.Nefritis ringan dapat
terjadi namun jarang. Dapat sembuh sempurna tanpa meninggalkan kelainan
pada ginjal.
7. Tiroiditis
Walaupun tidak biasa, pembengkakan tiroid yang nyeri dan difus dapat terjadi
pada umur sekitar 1 minggu sesudah mulai parotitis dengan perkembangan
selanjutnya antibodi antitiroid pada penderita.
8. Miokarditis
Manifestasi jantung yang serius sangat jarang terjadi, tetapi infeksi ringan
miokardium mungkin lebih sering dari pada yang diketahui. Miokarditis ringan
dapat terjadi dan muncul 5 – 10 hari pada parotitis. Gambaran
elektrokardiografi dari miokarditis seperti depresi segmen S-T, flattening atau inversi
gelombang T. Dapat disetai dengan takikardi, pembesaran jantung dan bising
sistolik.(3,7)
9. Artritis
Jarang ditemukan pada anak-anak. Atralgia yang disertai
dengan pembengkakan dan kemerahan sendi biasanya penyembuhannya sempurna.
Manifestasi lain yang jarang tapi menarik pada parotitis adalah poliarteritis yang
sering kali berpindah-pindah. Gejala sendi mulai 1sampai 2 minggu setelah
berkurangnya parotitis. Biasanya yang terkenaadalah sendi besar khususnya
paha atau lutut. Penyakit ini berakhir 1 sampai 12 minggu dan sembuh
sempurna.
10. Kelainan pada mata
Komplikasi ini meliputi dakrioadenitis, pembengkakan yang nyeri, biasanya
bilateral, dari kelenjar lakrimalis; neuritis optik (papillitis) dengan gejala-gejala
bervariasi dari kehilangan pengelihatan sampai kekaburan ringan dengan
penyembuhan dalam 10 – 20 hari; uveokeratitis, biasanya unilateral dengan fotofobia,
keluar air mata, kehilangan penglihatan cepat dan penyembuhan dalam 20 hari;
skleritis, tenonitis, dengan akibat eksoftalmus ; trombosis vena sentral.
11. Embriopati parotitis
Tidak terdapat bukti yang kuat bahwa infeksi ibu menciderai janin,
kemungkinan hubungan endokardial fibroelastosis belum ditegakkan. Parotitis pada
awal kehamilan kemungkinan dapat terjadi abortus
3.11 Prognosis5-8
Parotitis merupakan penyakit self-limited, dapat sembuh sendiri.
Prognosis parotitis adalah baik, dapat sembuh spontan dan komplit serta
jarang berlanjut menjadi kronis. Sterilitas karena orkhitis jarang terjadi.
3.12Pencegahan 4-7
Pencegahan terhadap parotitis epidemika dapat dilakukan secaraimunisasi
pasif dan imunisasi aktif.
1. Pasif.
Gamma globulin parotitis tidak efektif dalam mencegah parotitisatau
mengurangi komplikasi.
2. Aktif.
Dilakukan dengan memberikan vaksinasi dengan virus parotitis epidemika
yang hidup tapi telah dirubah sifatnya (Mumpsvax-merck,sharp and dohme)
diberikan subkutan pada anak berumur 15 bulan. Vaksin ini tidak
menyebabkan panas atau reaksi lain dan tidak menyebabkan ekskresi virus dan tidak
menular. Menyebabkan imunitas yang lama dan dapat diberikan bersama vaksin
campak dan rubella. Pemberian vaksinasi dengan virus “mumps”, sangat efektif
dalam menimbulkan peningkatan bermakna dalam antibodi “mumps”pada individu
yang seronegatif sebelum vaksinasi dan telah memberikan proteksi 15 sampai 95 %.
Proteksi yang baik sekurang-kurangnya selama 12 tahundan tidak
mengganggu vaksin terhadap morbili, rubella, dan polio myelitis atau
vaksinasi variola yang diberikan serentak. Kontraindikasi: Bayi dibawah usia 1 tahun
karena efek antibody maternal; Individu dengan riwayat hipersensitivitas terhadap
komponen vaksin; demam akut; selama kehamilan; leukimia dan keganasan;
limfoma; sedang diberi obat-obat imunosupresif, alkilasi dan anti metabolit;
sedangmendapat radiasi. Belum diketahui apakah vaksin akan mencegah infeksi bila
diberikan setelah pemaparan, tetapi tidak ada kontraindikasi bagi penggunaan
vaksin“Mumps” dalam situasi ini.
BAB IV
ANALISA KASUS
Pada anamnesis didapatkan bahwa pasien menderita sakit seperti ini setelah ±
1 minggu yang lalu kontak dengan penderita parotitis (teman sekolahnya).