NUR KHIKMAWATI
Nur Khikmawati
NIM F14090104
ABSTRAK
NUR KHIKMAWATI. Analisis Kebisingan dan Getaran Mekanis di dalam Power
House Pabik Kelapa Sawit PT Condong, Garut, Jawa Barat. Dibimbing oleh
MAD YAMIN.
Power house merupakan stasiun penyedia sumber listrik utama pabrik yang
dihasilkan dari generator dan mesin uap. Tujuan dari penelitian ini adalah
menganalisis tingkat dan pola sebaran kebisingan dan getaran mekanis,
menentukan durasi aman maksimum pada area kerja, dan memberikan
rekomendasi untuk mengatasi masalah kebisingan dan getaran mekanis tersebut.
Pengukuran dilakukan dengan metode grid dan pemetaan pola kebisingan dan
getaran dilakukan sesuai dengan kaidah kontur. Hasil pengukuran kebisingan
menunjukkan intensitas kebisingan pada power house berkisar 83.36 – 97.32
dB(A) dan intensitas percepatan getaran maksimum yang merambat ke lantai
berkisar 0 sampai 0.3 m/s2. Berdasarkan analisis data pengukuran, dapat
disimpulkan bahwa daerah power house merupakan daerah dengan tingkat
kebisingan yang tinggi. Durasi aman bekerja di dalam power house adalah 3 jam
per hari. Oleh karena itu, pekerja disarankan untuk menggunakan pelindung
telinga agar bisa bekerja di dalam power house selama 8 jam kerja per hari.
ABSTRACT
Power house is the main power station plant source that produced from
generator and steam engine. The objectives of this study were to analyze the level
and distribution pattern of noise and mechanical vibration, determine the
maximum safety work duration, and recommend a method to overcome the noise
and mechanical vibration. Measurements were performed with using grid method
and mapping pattern of noise and vibration was carried out in accordance with the
rules of the contour. The results of noise measurements indicated that the intensity
of noise in the power house ranged between 83.36 - 97.32 dB (A) and maximum
intensity of the vibration acceleration that propagate to the floor ranged from 0 to
0.3 m/s2. Based on the analysis of the measurement data, it can be concluded that
the power house area was the area with high noise levels. Safety duration work in
power house is 3 hours per day. Therefore, worker was suggested to wear ear
protector so that could work in power house for 8 hours per day.
NUR KHIKMAWATI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
pada
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem
NIM : F14090104
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
Judul Skripsi : Analisis Kebisingan dan Getaran Mekanis di dalam Power
Hous e Pabrik Kelapa Sawit PT Condong, Garut, Jawa Barat
NIM : F14090104
Disetujui oleh
Pembimbing I
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga tugas akhir ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Agustus 2013 ini ialah
kebisingan dan getaran mekanis, dengan judul Analisis Kebisingan dan Getaran
Mekanis di dalam Power House Pabrik Kelapa Sawit PT Condong, Garut, Jawa
Barat.
Dengan selesainya penelitian hingga tersusunnya skripsi ini, penulis ingin
menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada:
1. Ir. Mad Yamin, MT selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak
memberikan arahan, ilmu, maupun saran kepada penulis.
2. Dr. Ir. Gatot Pramuhadi, M.Si serta Dr. Ir. Lenny Saulia, M.Si selaku dosen
penguji yang telah memberikan banyak saran.
3. Bapak Mas’ud dan Ibu Sulastri selaku orang tua penulis serta kakak-kakak
tercinta Esti Amboro Lintang, Retno Wulan Widiyanti, dan Hamzah Noor
Hasan atas doa, kasih sayang, dan dukungannya.
4. Ir. Ade Mahyar selaku direktur PT Condong Garut yang telah memberikan
ijin untuk melaksanakan penelitian di PT Condong Garut.
5. Bapak Sumarno selaku kepala pabrik PKS PT Condong Garut yang telah
memberikan bimbingan selama pelaksanaan penelitian.
6. Bapak Undang Kadarisman, SE, Bapak Agus, Ibu Aat Solihat, serta seluruh
staf PKS PT Condong Garut yang telah membantu penulis selama
pelaksanaan penelitian.
7. Seluruh teman-teman UKM Bola Voli IPB, Julia Theresya, Hesti Yunita,
Ditta, Yesinia, Syahrina, Sinta, Sadam, Mas Teguh atas persahabatan yang
terjalin dengan indah.
8. Saudara satu bimbingan, Eko, Hasan, Aan, dan Nafis serta teman-teman
Orion TEP 46.
9. Saudara-saudara di Wisma Al Barokah khususnya Mba Tami, Mba Uni, Mba
Dyah, Mba Dila, Fety, Fitri, Ichma, Anya, dan Amal.
Nur Khikmawati
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 3
Mesin Uap dan Generator 3
Kebisingan (Noise) 3
Getaran (Vibration) 6
METODE 10
Waktu dan Tempat Penelitian 10
Alat 10
Subjek Penelitian 11
Metode Penelitian 11
Metode Pengolahan Data 13
HASIL DAN PEMBAHASAN 15
Kondisi Ruang Power House 15
Analisis Kebisingan 17
Analisis Getaran Mekanis 18
Analisis Keselamatan Kerja berdasarkan Pemaparan Kebisingan 19
Analisis Keselamatan Kerja berdasarkan Pemaparan Getaran 21
Evaluasi Hasil Wawancara 22
Upaya Pengendalian Kebisingan dan Getaran Mekanis 23
SIMPULAN DAN SARAN 24
Simpulan 24
Saran 25
DAFTAR PUSTAKA 25
LAMPIRAN 27
RIWAYAT HIDUP 42
DAFTAR TABEL
1 Standar nilai ambang batas dan lama kerja yang diperkenankan 5
2 Tingkat reduksi kebisingan berbagai material dengan ketebalan tertentu 6
3 Pedoman penggunaan APT 6
4 Reaksi kenyamanan terhadap lingkungan yang bergetar 9
5 Data operator atau subjek penelitian 11
6 Waktu yang diijinkan berdasarkan durasi pemaparan kebisingan 21
7 Data kegiatan operator selama di power house 23
DAFTAR GAMBAR
1 Jenis gangguan kebisingan terhadap tenaga kerja di dalam power house
(Turnip 2011) 2
2 Jenis gangguan getaran terhadap tenaga kerja di dalam power house
(Rachman 2010) 2
3 Generator AC (Summers 2003) 3
4 Getaran sinusoidal (James 1994) 7
5 Zona panduan kesehatan, ISO 2631-1, 1997 8
6 Grafik hubungan percepatan dan frekuensi sumbu-z untuk Performance
Exposure Limits(Woodson and Tillman 1992) 9
7 Sound level meter 10
8 Vibration meter 10
9 Sketsa titik-titik pengukuran kebisingan di power house 12
10 Sistem koordinat tangan (ISO 5349-1986 (E)) 12
11 Sketsa titik-titik pengukuran getaran di power house 13
12 Diagram alir rancangan penelitian 14
13 Layout pabrik kelapa sawit 15
14 Mesin uap 15
15 Generator 16
16 Steam distributor 16
17 Kontur kebisingan di power house 17
18 Kontur getaran di power house 19
19 Daerah operasi sekitar mesin uap 19
20 Daerah operasi sekitar steam distributor 20
21 Daerah operasi sekitar tempat istirahat operator 21
DAFTAR LAMPIRAN
1 Data pengukuran tingkat kebisingan di power house 27
2 Data pengukuran percepatan getaran mekanis pada lantai power house 33
3 Peta kontur kebisingan 3D 34
4 Peta kontur getaran 3D 34
5 Performance exposure limit time 35
6 Safety exposure limit time 36
7 Comfort exposure limit time 37
8 Kuesioner penelitian untuk operator 38
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Gambar 1 Jenis gangguan kebisingan terhadap tenaga kerja di dalam power house
(Turnip 2011)
Gambar 2 Jenis gangguan getaran terhadap tenaga kerja di dalam power house
(Rachman 2010)
Tujuan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Mesin uap (steam engine) merupakan pesawat kalor jenis ECE (External
Combustion Engines) yang memanfaatkan uap air sebagai zat kerjanya. Pada
mesin uap tipe turbin, turbin uap mengubah energi potensial uap menjadi energi
mekanis yang langsung merupakan gerakan putaran dari as turbin. Pada mesin uap
tipe bolak-balik, mesin uap hanya mengkonversi energi potensial dari uap menjadi
energi mekanis berupa gerakan bolak-balik piston menjadi gerakan putaran poros
engkol (Zayadi 2013).
Generator listrik AC (Gambar 3) atau alternator merupakan penghasil listrik
paling penting karena hampir semua tenaga listrik saat ini bekerja pada sumber
tegangan AC. Secara umum, medan yang berputar pada generator AC terdiri dari
sebuah alternator dan sebuah generator DC kecil yang dirangkai dalam satu unit.
Putaran medan magnet adalah salah satu faktor yang sangat penting yang memberi
pengaruh besar terhadap tegangan yang timbul oleh arus bolak-balik. Sifat arus
listrik yang dihasilkan oleh generator listrik AC adalah bolak - balik dengan
bentuk seperti gelombang, amplitudonya bergantung pada kuat medan magnet,
jumlah lilitan kawat, dan luas penampang kumparan serta frekuensi
gelombangnya sama dengan frekuensi putaran kumparan (Prasetya 2013).
Kebisingan (Noise)
Tabel 1 Standar nilai ambang batas dan lama kerja yang diperkenankan
Batas waktu pemaparan Intensitas kebisingan
per hari kerja (dB)
8 Jam 85
4 88
2 91
1 94
30 Menit 97
15 100
7.5 103
3.75 106
1.8 109
0.94 112
28.12 Detik 115
14.06 118
7.03 121
3.52 124
1.76 127
0.88 130
0.44 133
0.22 135
0.11 139
Sumber : Kepmenaker (1999)
Getaran (Vibration)
Getaran merupakan gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah
bolak-balik dari kedudukan keseimbangannya (Kepmenaker 1999). Pada
umumnya, getaran terjadi akibat efek-efek dinamis dan toleransi-toleransi
pembuatan, keregangan, kontak-kontak berputar dan bergesek antara elemen-
elemen mesin serta gaya-gaya yang menimbulkan suatu momen yang tidak
seimbang pada bagian-bagian yang berputar. Dalam keadaan beresonansi, benda
yang bergetar pada frekuensi yang sama dapat saling mempengaruhi. Osilasi kecil
7
dapat memicu frekuensi resonansi dari beberapa bagian struktur dan diperkuat
menjadi sumber-sumber kebisingan (noise) dan getaran yang utama (James 1994).
Mesin yang ideal akan menimbulkan getaran dengan amplitudo yang kecil
karena energi yang dihasilkan seluruhnya diubah menjadi kerja. Kerusakan dan
deformasi pada elemen-elemen mesin akan mengubah karakteristik dinamis
sistem dan cenderung meningkatkan getaran. Getaran yang terjadi pada benda
yang bergerak dapat terjadi karena gaya akibat tumbukan, gaya yang tidak
konstan, gaya gesek yang tidak konstan, gaya cairan dan gaya mekanis yang tidak
stabil, dan gaya magnetik yang berfluktuasi. Getaran sinusoidal berupa gerakan
harmonis sederhana dapat dilihat pada Gambar 4.
Titik proyeksi penyebab getaran berupa satu garis lurus yang panjangnya
menunjukkan amplitudo getaran. Persamaan gerak dari titik hasil proyeksi
tersebut adalah:
x = A sin (ωt + θ ) (1)
Persamaan kecepatan getaran adalah turunan pertama dari persamaan gerak:
v = A ω cos (ωt + θ ) (2)
Persamaan percepatan getaran adalah turunan kedua dari persamaan gerak:
a = A ω2 sin (ωt + θ ) (3)
keterangan:
x = jarak perpindahan titik (m) A = amplitudo (m)
v = kecepatan (m/s) t = waktu (detik)
a = percepatan (m/s2) θ = sudut awal (radian)
ω = kecepatan sudut (radian/detik)
Persamaan total percepatan getaran
= (4)
keterangan :
= percepatan total getaran (m/s2)
= percepatan getaran pada sumbu x (m/s2)
= percepatan getaran pada sumbu y (m/s2)
= percepatan getaran pada sumbu z (m/s2)
8
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di dalam power house Pabrik Kelapa Sawit PT.
Condong, Garut, Jawa Barat. Penelitian ini telah dilasanakan selama 4 bulan,
terhitung dari bulan Agustus sampai Desember 2013.
Alat
1. Sound level meter (Gambar 7) untuk mengukur tingkat kebisingan aktual. Hasil
pengukuran diperoleh dengan satuan deciBell (dB).
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini terdiri dari dua orang operator yang kegiatannya
bersentuhan langsung dan berada di sekitar mesin sebagai data obyektivitas
operator. Data subjek penelitian disajikan pada Tabel 5.
Metode Penelitian
Titik pengukuran
Penelitian Pekerja
Mulai
Pengolahan data
Pengolahan data percepatan getaran
kebisingan pada mesin, dudukan
mesin, dan lantai
Plotting grafik
Pembuatan kontur exposure limits time
kebisingan dan pembuatan kontur
getaran
Tidak Memenuhi
Alternatif upaya
standar
pengendalian
Kepmenaker
KNAB
Ya
Selesai
Pabrik kelapa sawit PT Condong didirikan pada tahun 1980 dengan luas
area berkisar 3.02 ha. Kapasitas pabrik sebesar 20 ton TBS per hari dengan
rendemen mencapai 19 – 23%. Produk yang dihasilkan berupa CPO (Crude Palm
Oil) dan PKO (Palm Kernel Oil). Layout pabrik kelapa kelapa sawit PT Condong
selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 15 Generator
Analisis Kebisingan
Kebisingan yang timbul di dalam power house bersumber dari generator dan
mesin uap saat beroperasi. Telinga sebagai indera pendengar yang sangat penting
merupakan organ paling berpengaruh terhadap dampak negatif dari kebisingan.
Oleh karena itu, pengukuran dilakukan di sekitar sumber kebisingan dan areal
sekitar yang terpapar kebisingan tersebut sehingga dampak negatif dari paparan
kebisingan dapat dihindari. Pengukuran kebisingan dilakukan dengan
menggunakan sound level meter yang bekerja berdasarkan pada getaran yang
timbul akibat sumber bunyi. Alat ini dapat mengukur tingkat kebisingan antara 30
– 130 dB dengan frekuensi 20 – 20,000 Hz. Untuk menganalisis pola sebaran
kebisingan maka dibuat dengan metode kontur. Metode ini bermanfaat untuk
menentukan gambaran tentang kondisi kebisingan dalam cakupan area.
Kebisingan di dalam power house termasuk dalam kebisingan kontinyu
dengan spektrum frekuensi yang luas dengan intensitas bunyi yang relatif tetap
dalam batas kurang dari 5 dB untuk periode 0.5 detik berturut-turut. Dari data
hasil pengukuran diketahui bahwa tingkat kebisingan yang terjadi di dalam power
house berkisar 83 dB sampai 97 dB. Dari peta kontur kebisingan (Gambar 17)
dapat diketahui daerah dengan tingkat kebisingan tertinggi terdapat di daerah
sekitar mesin uap dan steam distributor dengan intensitas kebisingan mencapai 97
dB. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gesekan antara uap panas boiler bertekanan
tinggi dengan dinding pipa. Pada saat-saat tertentu, tingkat kebisingan dapat
mencapai 105 dB. Hal ini terjadi saat operator membuka katup uap boiler masuk
ke steam distributor untuk mempercepat distribusi uap ke sterilizer dan saat
pembuangan uap akibat kelebihan beban pada steam distributor. Kontur
kebisingan 3 dimensi dapat dilihat pada Lampiran 3.
Intensitas kebisingan pada mesin uap masih lebih rendah dari daerah steam
distributor yaitu berkisar 94 dB. Saat mesin uap beroperasi, piston bergerak dan
mentransmisikan energi melalui batang penghubung ke poros engkol dan
diteruskan ke poros penggerak generator. Semakin besar tekanan uap yang
mendorong piston, semakin cepat putaran poros engkol sehingga gerakan dan
gesekan komponen-komponen mesin uap dan generator untuk menghasilkan
tenaga secara keseluruhan akan menghasilkan getaran yang lebih besar.
Akibatnya, intensitas bunyi yang dihasilkan oleh mesin akan semakin meningkat.
Selain itu, kebisingan dapat terjadi karena adanya sambungan elemen mesin yang
kurang sempurna dan umur mesin yang sudah lama sehingga terjadi aus.
Intensitas bunyi atau kuat lemahnya bunyi ditentukan oleh amplitudo, jarak
antara sumber bunyi dengan pendengar, resonansi, dan bidang pemantul. Semakin
jauh dari sumber bunyi, semakin lemah bunyi yang terdengar. Pada daerah yang
dilingkari warna merah masih menunjukkan intensitas kebisingan yang tinggi. Hal
ini disebabkan karena daerah tersebut dekat dengan ruang boiler sehingga terjadi
penambahan intensitas bunyi oleh frekuensi yang lebih tinggi. Daerah tempat
istirahat operator masih berada pada tingkat kebisingan yang tinggi yaitu berkisar
88 dB. Hal ini sangat berbahaya mengingat tingkat kebisingan tersebut melebihi
ambang batas yang diijinkan oleh Kepmenaker yaitu 85 dB dengan waktu batas
waktu pemaparan 8 jam/hari.
Daerah lain yang sering dilalui operator adalah daerah steam distributor
(Gambar 20). Aktivitas operator yang dilakukan di daerah ini adalah proses buka-
tutup katup uap boiler yang terhubung dengan steam distributor dan proses buka-
tutup katup uap buang steam distributor. Namun, aktivitas ini hanya dilakukan
pada saat dibutuhkan saja misalnya saat diperlukan proses perebusan pada
sterilizer dan saat terjadi kelebihan beban pada steam distributor. Proses buka-
tutup katup uap boiler yang terhubung dengan steam distributor dan katup buang
steam distributor masing-masing adalah 5 menit. Intensitas kebisingan yang
terukur di daerah ini adalah sebesar 97 dB. Berdasarkan standar Kepmenaker No.
51 Tahun 1999 batas waktu yang diijinkan berada di daerah ini adalah sebesar 0.5
jam (Tabel 1).
ke lantai sebesar 0.3 m/s2. Batas waktu permaparan getaran yang diijinkan pada
operator adalah 8 jam kerja per hari (Lampiran 3). Batas waktu pemaparan getaran
secara aman pada operator adalah 8 jam kerja per hari (Lampiran 4). Batas waktu
pemaran getaran secara nyaman pada operator adalah 1.5 jam kerja per hari
(Lampiran 5). Dari data tersebut dapat diketahui bahwa daerah tempat operasi
operator masih berada pada daerah aman dari dampak negatif pemaparan getaran.
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Moh. Arskadius. 2007. Pemodelan Peredam Getaran pada Traktor Roda
Dua dengan Jaringan Syaraf Tiruan [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Buchari. 2007. Kebisingan Industri dan Hearing Conservation Program [internet].
[diunduh 2013 Okt 6]. Tersedia pada: http://www.library.usu.ac.id/
download/ft/07002749.pdf.
Budiono, Sugeng. 2003. Bunga Rampai Higiene Perusahaan Ergonomi
(HIPERKES) dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Semarang (ID): Univ
Diponegoro.
Chanlett. 1979. Environment Protection. 2nd ed. New York (US): McGraw-Hill.
[ISO] International Organization for Standardization. 1997. Mechanical Vibration
and Shock: Evaluation of Human Exposure to Whole-Body Vibration. Part
1: General requirements. ISO 2361-1. Geneva (US): ISO.
James, M. L., G. M. Smith, J. C. Wolford, and P. W. Whaley. 1994. Vibration of
Mechanical and Structural Systems: with Microcomputer Applications. 2nd
ed. New York (US): Harper Collins Coll.
McCormick, E. J., Mark S. Sanders. 1970. Human Factor in Engineering and
Design. New York (US): McGraw-Hill.
[Menlh] Menteri Negara Lingkungan Hidup. 1996. Baku Tingkat Kebisingan
Kementerian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia [internet].
[diunduh 2013 Jan 19]. Tersedia pada: http://www.menlh.go.id/Peraturan/
KEPMENLH/KEPMEN48-1996.pdf.
[Menaker] Menteri Tenaga Kerja. 1999. Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di
Tempat Kerja. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia [internet]. [diunduh 2013 Jan 19]. Tersedia pada: http://www.iips-
online.com/KepMenaker1999.pdf.
26
[Mentrans] Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 2011. Nilai Ambang Batas
Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja. [internet]. [diunduh 2013
Jan 19]. Tersedia pada: http://betterwork.org/in-labourguide/wp-
content/uploads/ PERMENA.pdf.
Mukono. 1999. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya (ID): Airlangga
Univ Pr.
[OSHA] Occupational Safety & Health Administration. Computation of Employee
Noise Exposure [internet]. [diunduh 2013 Okt 7]. Tersedia pada:
https://www.osha.gov/pls/oshaweb/owadisp.show_document?p_table=STA
NDARDS&p_id=9736
Peggy Tillman, Wesley E. Woodson, and Barry Tillman. 1992. Human Factors
Design Handbook. 2nd ed. New York (US): McGraw-Hill.
Prasetya, Heru D. 2013. Generator AC dan DC [internet]. [diunduh 2013 Oktober
4]. Tersedia pada: http://scribd.com/doc/2474227/Fisika-AC-dan-DC.
Rachman, Ali. 2010. Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada Pabrik
Gula [internet]. [diunduh 2013 Desember 17]. Tersedia pada
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17929/3/Chapter%20II.pdf.
Roestam, Ambar W. 2004. Program Konservasi Pendengaran di Tempat Kerja.
Cermin Dunia Kedokteran. 144: 29-34.
Santoso, Budi. 2008. Analisis Kebisingan pada Proses Produksi Gula pada Stasiun
Masakan, Putaran, dan Power House di PG Bungamayang, Lampung
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Sartika, Dewi. 2011. Analisis Kebisingan pada Proses Pengolahan Teh Hitam di
Ruang Penggilingan, Pengeringan, dan Sortasi di PTPN VIII Perkebunan
Gunung Mas, Cisarua, Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Sembodo, J. 2004. Evaluasi Tingkat Kebisingan di Industri terhadap Kenyamanan
dan Kesehatan Pekerja (Studi Kasus di PT. XYZ) [skripsi]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.
Sukarmadijaya, Harun. 1995. Kebisingan. Proyek Pengembangan Pusat Studi
Lingkungan. Bogor (ID): PPLH – IPB.
Summers, Wilford I. 2002. American Electricians’ Handbook. 14h ed. New York
(US): McGraw-Hill.
Turnip, Megawati S. 2011. Keluhan Subyektif Akibat Terpapar Bising pada
Pekerja Pabrik Kelapa Sawit PT Torganda Perkebunan Rantau Kasai
Provinsi Riau Tahun 2011 [internet]. [diunduh 2013 Desember 17]. Tersedia
pada: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31189/3/Chapter%
20III -VI.pdf
Zayadi, Moh. Hasyim. 2013. Mesin Tenaga Uap [internet]. [diunduh 2013
Oktober 4]. Tersedia pada: http://www.scribd.com/doc/58790012/MESIN-
TENAGA-UAP
27
LAMPIRAN
Lampiran 2 Data pengukuran percepatan getaran mekanis pada lantai power house
Getaran (m/s2)
Sumbu x
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
S 1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.1 0.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
u 2 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.1 0.2 0.2 0.1 0.1 0.0 0.0 0.0
m 3 0.0 0.0 0.0 0.0 0.1 0.2 0.3 0.3 0.3 0.2 0.0 0.0 0.0
b 4 0.0 0.0 0.0 0.1 3.2 4.5 5.1 6.8 7.6 0.3 0.1 0.0 0.0
u 5 0.0 0.0 0.0 0.0 0.1 0.2 0.3 0.3 0.3 0.2 0.1 0.0 0.0
6 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.1 0.2 0.2 0.1 0.1 0.0 0.0 0.0
y 7 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
8 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
33
34
KUESIONER PENELITIAN
Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk mengisi kuesioner
ini. Kuesioner ini merupakan bagian penelitian dari bahan penyusunan skripsi
mengenai ANALISIS KEBISINGAN DAN GETARAN MEKANIS DI
DALAM POWER HOUSE PABRIK KELAPA SAWIT PT CONDONG,
GARUT, JAWA BARAT. Untuk itu, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara
menjawab pertanyaan dengan singkat dan benar. Bila ada pertanyaan yang tidak
Bapak/Ibu/Saudara pahami, tanyakan kepada saya.
I. IDENTITAS DIRI
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis kelamin : (…) Laki-laki (…) Perempuan
4. Pendidikan : (1) Baca Tulis (4) Tamat SMU
(2) Tamat SD (5) Tamat Akademi
(3) Tamat SMP (6) Tamat Perguruan Tinggi
5. Jabatan kerja : Bagian:
6. Lama kerja : (...) tahun. (...) bulan. (...)minggu
5. Bila memakai alat pelindung telinga, apakah alat tersebut merupakan alat
pelindung telinga yang digunakan oleh perusahaan?
a. ya b. tidak
6. Sebutkan alasan Bapak/Ibu/Saudara tidak memakai alat pelindung telinga
perusahaan?
a. APT yang disediakan terasa sakit/gatal apabila digunakan
b. APT yang disediakan telah hilang
c. APT yang telah disediakan telah hilang
d. tidak mendapat APT dari perusahaan
7. Apabila belum menggunakan APT, sebutkan alasannya:
a. belum diperiksa persahaan
b. lain-lain. sebutkan……..
8. Pernahkah Bapak/Ibu/Saudara mengalami gangguan pendengaran?
a. pernah b. tidak pernah
9. Bila pernah, apa jenis gangguannya:
a. berdengung atau berdesis d. berdengung dan kurang dengar sementara
b. kurang dengar sementara e. a.b. dan c benar
c. tidak bisa mendengar f. lainnya…….
10. Apa yang dirasakan Bapak/Ibu/Saudara terhadap gangguan tersebut?
a. susah berkomunikasi d. susah berkonsentrasi
b. tidak nyaman e. lainnya……..................
c. gangguan penurunan prestasi
11. Selain itu, keluhan apalagi dari dampak kebisingan yang dirasakan oleh
Bapak/Ibu/Saudara?
a. mudah lelah d. cepat marah
b. sulit tidur e. mudah tersinggung
c. pusing f. penurunan pendengaran
12. Apabila Bapak/Ibu/Saudara mengalami gangguan akibat kebisingan,
tindakan apa yang akan Bapak/Ibu/Saudara lakukan?
a. tidak berbuat apa-apa
b. meminta saran ke teman-teman satu kerja dan atasan
c. pergi ke dokter perusahaan untuk berobat
d. tidak bekerja
RIWAYAT HIDUP
Nur Khikmawati, lahir di Tegal pada tanggal 22 November 1991 dari ayah
Mas’ud dan ibu Sulastri, S.Pd, sebagai putri ketiga dari tiga bersaudara. Penulis
menamatkan SMA pada tahun 2009 dari SMA Negeri 1 Slawi, Tegal dan pada
tahun yang sama diterima di IPB melalui jalur Undangan Seleksi masuk IPB
(USMI). Penulis memilih Program Studi Teknik Pertanian, Departemen Teknik
Pertanian yang sekarang berganti nama menjadi Departemen Teknik Mesin dan
Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian.
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam berbagai kegiatan dan
organisasi. Pada tahun 2009 – 2010, penulis aktif di Organisasi Mahasiswa
Daerah Ikatan Mahasiswa Tegal. Pada tahun 2009 – 2013, penulis aktif di Unit
Kegiatan Mahasiswa Bulutangkis. Pada tahun 2009 – 2014, penulis juga aktif di
Unit Kegiatan Mahasiswa Bola Voli. Penulis juga telah melakukan kegiatan
praktik lapangan pada tahun 2012 di PG Pangka, Tegal dengan judul
“Mempelajari Aspek Keteknikan Pertanian pada Proses Produksi Gula PT
Perkebunan Nusantara IX PG Pangka, Tegal”. Sebagai salah satu syarat menjadi
Sarjana Teknologi Pertanian, penulis melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Kebisingan dan Getaran Mekanis di dalam Power House Pabrik Kelapa Sawit PT
Condong, Garut, Jawa Barat.