Anda di halaman 1dari 13

ALIRAN AKHLAK PRAKTIS

MAKALAH
Diajukan guna memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Ilmu Akhlak
Penyusun: Kelompok 7

JENJEN AHMAD ZAENI 1177070044


LUGAS RATUKA LISTANTO 1177070047
MOHAMAD IRSYAD MAULANA 1177070055
MOHAMAD RIZKY SULAEMAN 1177070056
MUHAMMAD FAKHRI DWI ARIZA 1177070063
SAMIAJI ZUBIR SAPUTRA 1177070084

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“ALIRAN AKHLAK PRAKTIS” dan dapat terselesaikan dengan baik. Dalam
proses penulisan makalah ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak baik secara langsung dan tidak langsung. Oleh karena itu, sudah
sepantasnya penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada siapapun yang telah
banyak membantu kami menyusun makalah ini.
Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini. Namun
kekurangan itu masih melekat pada kami. Kritik dan saran yang bersifat membangun,
penulis harapkan agar dapat dijadikan masukan dalam menyempurnakan makalah ini.
Harapan penulis, semoga makalah ini memberikan manfaat bagi kita semua. Amin.

Bandung, November 2018

Penyusun

KELOMPOK 7 i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG .......................................................................................... 1


B. RUMUSAN MASALAH ...................................................................................... 1
C. TUJUAN ............................................................................................................... 1

BAB 2 PEMBAHASAN

A. BEHAVIOURISME .............................................................................................. 2
B. STRUKTURALISME ........................................................................................... 5
C. FUNGSIONALISME ............................................................................................ 5
D. KOGNITIVISME .................................................................................................. 7
E. PROGRESSIVISME ............................................................................................. 7

BAB 3 PENUTUP

A. KESIMPULAN ..................................................................................................... 9
B. SARAN ................................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 10


BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana diketahui manusia mempelajari kaidah-kaidah sosial yang
berlaku dalam membentuk akhlak manusia di masyarakat, Allah SWT
menciptakan manusia sebagaimana bentuknya dengan akhlak yang mulia,tingkah
laku manusia sangat bergantung pada cara pandang manusia tenang kebenaran
dan tujuan yang menjadi target bagi kehidupannya.
Selain aliran-aliran akhlak filosofis, ada pula aliran-aliran akhlak praktis yang
berhubungan dengan perbuatan manusia secara langsung dan berbasiskan pada
pendekatan psikologis. Realitas di gambarkan oleh tingkah laku para politisi
berantung pada visi dan misi yang di emban,visi dan misi di bangun dengan dan
dari akar ideologis partai-partai bersangkutan. Perbedaan paham atau ideologis
,seperti sosialis,kumunis, nasional, agamis, dan liberal adalah paham-paham yang
akan menjadi akar bentuknya perilaku politik ideologis dan praktis di kalangan
politisi dan mungkin setelah menjadi penguasa yang memegang tampuk
pemerintahan suatu negara.
Oleh karena itu, kami membuat makalah ini sebagai referensi upaya
pembentukkan kualitas diri dan pengenalan berbagai aliran-aliran praktis yang
kita pelajari dalam islam untuk membentuk pembinaan akhlak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari aliran akhlak praktis?
2. Apa saja aliran akhlak praktis?
3. Apa prinsip dari aliran akhlak praktis
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi aliran akhlak praktis
2. Mengetahui apa saja aliran akhlak praktis
3. Memahami prinsip dari aliran akhlak praktis

KELOMPOK 7 1
ALIRAN AKHLAK PRAKTIS

BAB II

PEMBAHASAN

Selain aliran-aliran akhlak filosofis, ada pula aliran-aliran akhlak praktis yang
berhubungan dengan perbuatan manusia secara langsung dan berbasiskan pada
pendekatan psikologis.

Aliran-aliran akhlak praktis di antaranya adalah sebagai berikut.

A. BEHAVIOURISME

Peletak dasar aliran Behaviourisme adalah Ivan Petrovich Pavlop (1849-


1936) dan William McDougall (1871-1938). Menurut aliran Behaviourisme,
insting adalah kecenderungan bertingkah laku dalam situasi tertentu sebagai hasil
pembawaan sejak lahir dan tidak dipelajari sebelumnya. Semua tingkah laku
manusia dapat dikembalikan pada insting yang mendasarinya, dan yang paling
menonjol mewariskan insting adalah orangtuanya karena itu disebut dengan
insting orangtua (parental instinct).

Aliran Behaviourisme memandang manusia sebagai makhluk yang tidak


jauh berbeda dengan mesin (homo mechanicus) yang dapat dikendalikan
perilakunya melalui proses pengondisian yang terus-menerus (conditioning)
Sikap yang diinginkan dilatih terus-menerus sehingga menimbulkan maladaptive
behaviour atau perilaku menyimpang. Akhlak manusia dapat dibentuk
sebagaimana akhlak binatang. Kebiasaan akan memudahkan manusia mengingat
bentuk-bentuk perilakunya yang akan dipertontonkan. Misalnya, anak kecil yang
dilatih secara terus-menerus menjadi pemain akrobat, ia akan semakin mahir
berakrobat, demikian pula dengan seekor singa sirkus yang terlatih.

KELOMPOK 7 2
ALIRAN AKHLAK PRAKTIS

Agar tingkah laku manusia berkembang lebih baik, perlu dilakukan


rekayasa dan modifikasi dalam pelatihan dan pendidikannya. Oleh sebab itu,
pengaruh pendidikan dalam lingkungan keluarga dan sekolah yang berubah-ubah
akan semakin mendewasakan anak didik, demikian pula dengan pergaulan yang
lebih luas. Anang Pamangsah (2008;1-2) menjelaskan bahwa Behaviourisme
memandang perilaku manusia sangat ditentukan oleh kondisi lingkungan luar dan
rekayasa pengondisian terhadap manusia tersebut. Pada awalnya, manusia netral
dala melihat dunia luarnya, baik atau buruk dari perilakunya ditentukan oleh
situasi dan perlakuan yang dialami oleh manusia tersebut. Kemudian, pengaruh
dunia luar meningkatkan daya berpikir dan daya adaptasinya. Contohnya,
seorang anak hilang di tengah hutan, lalu diasuh oleh sekumpulan serigala, ia
akan bertingkah laku seperti serigala. Cara makan, berkomunikasi,
mempertahankan hidup, menghindar dari bahaya, dan mungkin cara berjalannya.
Gambaran tersebut difilmkan dalam sebuah sinema yang berjudul Mogli dan
Tarzan.

Berdasarkan aliran ini, di berbagai bidang pendidikan dan psikoterapi


dilakukan proses pengembangan pembelajaran untuk anak didiknya serta proses
penyembuhan bagi orang yang memiliki kelemahan bertingkah laku normatif.
Dalam bidan pendidikan, dilakukan upaya merangsang anak didik agar lebih giat
belajar dengan metode yang direkayasa melalui dua pola, yaitu pola instrumental
dan pola verbalistik.

Pola instrumental adalah pola pembelajaran yang merangsang otak kanan


manusia. Oleh karena itu, bentuk-bentuk belajar demonstratif, estetik, dan
mengandung hiburan-hiburan terus dikembangkan. Misalnya melalui
pembangunan sekolah alam, strategi synergetic teaching, dan belajar dengan
metode outbond. Adapun belajar pola verbalistik lebih mengutamakan
pemberdayaan otak kiri, seperti belajar ilmu alam, fisika, kimia, dan matematika.

KELOMPOK 7 3
ALIRAN AKHLAK PRAKTIS

Rancangan yang diberikan kepada anak didik akan menimbulkan respons


positif untuk pengembangan pikiran dan tingkah lakunya. Cara inilah yang
disebut dengan classical conditioning, yaitu suatu rangsangan yang mendua akan
menggantikan kebiasaan tertentu oleh kebiasaan lain. Misalnya, seorang guru
menyuruh membaca kepada anak didiknya sambil bertepuk tangan. Jika
dibiasakan dengan cara tersebut, tepuk tangan seorang guru akan ditafsirkan oleh
anak didik sebagai perintah membaca.

Menurut Behaviourisme, tingkah laku manusia memerlukan pujian untuk


memuaskan dirinya karena kepuasan akan menimbulkan rasa bangga dan ingin
mengulangnya kembali. Oleh sebab itu, tingkah laku yang membahagiakan
cenderung ingin diulangi. Ini yang disebut dengan law of effect, yaitu perilaku
yang menimbulkan akibat-akibat yang memuaskan akan cenderung diulang.
Sebaliknya, bila akibat-akibat yang menyakitkan akan cenderung dihentikan.

Akhlak seseorang akan terus menguat apabila dengan akhlaknya


diperoleh hasil yang memuaskan. Akhlaknya telah memberikan dampak positif
atau dapat menghilangkan dampak negatif. Misalnya dengan melaksanakan
puasa, ia memperoleh kesehatan badan dan hilangnya penyakit asam urat atau
diabetes yang selama ini menggerogoti tubuhnya. Dengan hasil tersebut, ia akan
semakin rajin berpuasa. Perilaku tersebut dalam Behaviourisme merupaka
operant conditioning, yaitu pola perilaku akan menjadi mantap apabila perilaku
tersebut berhasil diperoleh hal-hal yang diinginkan pelaku.

Akhlak seseorang tidak terlepas dari prooses peneladanan kepada orang


lain. Berakhlak seperti orangtuanya, kawan-kawannya, tokoh idolanya, atau ingin
berakhlak seperti Nabi Muhammad SAW. Dalam Behaviourisme, cara ini disebut
dengan modelling,, yaitu munculnya perubahan perilaku karena proses dan
peneladanan terhadap perilaku orang lain yang disenangi.

KELOMPOK 7 4
ALIRAN AKHLAK PRAKTIS

B. STRUKTURALISME

Strukturalisme diperkenalkan oleh Wilhelm Wundt, seorang psikolog


Jerman yang pertama kali mendirikan laboratorium psikologi untuk melakukan
berbagai eksperimen. Menurut aliran strukturalisme, pengalaman menjadi unsur-
unsur kesadaran yang akan memiliki makna apabila bersatu. Pengalaman akan
membantu manusia berakhlak lebih baik dan lebih berhati-hati karena
pengalaman memberikan pelajaran berharga bagi kehidupan.

Aliran strukturalisme menganalisis kesadaran ke dalam unsur unsur atau


pengalaman untuk menentukan strukturnya berdasarkan hasil introspeksi yang
bersifat mekanik. Pengalaman sebagai unsur unsur kesadaran yang akan
memiliki makna apabila bersatu. Dengan kata lain, pengalaman pengalaman yang
kompleks dari mentalitas manusia merupakan struktur yang terdiri dari refleksi-
refleksi sederhana, sebagaimana persenyawaan unsur unsur kimiawi yang
terstruktur sedemikian rupa. Struktur kesadaran yang memiliki unsur unsur
sekaligus dilengkapi dengan hukum hukumnya tersendiri dengan pendekatan
introspektif (Mursidin, 2010).

C. FUNGSIONALISME

Fungsionalisme berpandangan bahwa manusia bertahan hidup dengan


cara melakukan tingkah laku yang adaptable dengan lingkungan di sekitarnya.
Setiap adaptabilitas berkaitan dengan kelompok manusia tertentu disesuaikan
dengan identitas psikologisnya masing-masing secara normatif. Setiap tingkah
laku dimotivasi oleh rangsangan tertentu, demikian pula rangsangan
berhubungan erat dengan respons yang sesuai. Jadi, stimulus dan respons
keberadaannya bersamaan dan integral yang berwujud tingkah laku fungsional.
Aliran ini lebih bersifat pragmatis dalam bertingkah laku dan mencapai
tujuannya. Tokoh-tokoh fungsionalisme yang terkenal, di antaranya William
Jame (1842-1910), John Dewey (1859-1952), James Rowland (1867-1949),

KELOMPOK 7 5
ALIRAN AKHLAK PRAKTIS

Angell, Harvey A. Carr (1873-1954), James McKenn Cattell (1866-1944), E.L.


Thorndike (1874-1949), dan R.S. Woodworth (1869-1962).

Pada dasarnya, menurut aliran Fungsionalisme, akhlak manusia berada


dalam tradisi normatif yang tidak bernilai tinggi, tetapi setelah manusia
memahami makna perbuatan dan tingkah lakunya, setiap perbuatan dinilai
menurut fungsi dan manfaatnya. Jadi, jangan dikerjakan apabila mengakibatkan
kerugian karena hal itu tidak fungsional. Misalnya manusia menerima pekerjaan
sebagai pemulung, serendah apapun pekerjaan itu karena menghadirkan uang
yang dibutuhkan untuk kebutuhan hidupnya. Manusia akan melakukannya dan
bekerja dengan baik.

 Humanisme Psikologis
Tokoh-tokoh aliran Humanisme adalah sebagai berikut.

a. Abraham Maslow (1908-1970)


Ia dijuluki sebagai “Bapak Spiritual” psikologi humanistik.
Menurut Maslow, manusia bertingkah laku secara bertahap, dari yang
paling sederhana sampai dengan yang paling matang dan dianggapnya
sempurna. Sebelum terpuaskan pada satu tempat, ia akan terus berada di
tempat yang sama, hingga akhirnya manusia menemukan aktualitas
dirinya.

Akhlak manusia dapat bergerak ke atas atau ke bawah, seperti


seorang penjahat berakhir menjadi seorang kyai, sebaliknya seorang
kyai berakhir menjadi seorang penjahat. Oleh karena itu, wajar jika
seorang Imam Al-Ghazali berpuas-puas diri dalam filsafat, lalu pindah
ke pemikiran kalam, dan akhirnya ia pun lebih mengembangkan dirinya
ke dalam dunia tasawuf.

KELOMPOK 7 6
ALIRAN AKHLAK PRAKTIS

b. Carl Rogers (1902-1987)


Rogers berpendapat bahwa setiap manusia memiliki potensi
dalam jiwanya yang harus didorong keluar dan berbentuk proses
aktualisasi diri yang sesungguhnya. Dorongan kuat dari lingkungannya
akan membangkitkan potensi diri manusia dan meningkatkan kesehatan
jiwa. Pada dasarnya, semua manusia memiliki hasrat untuk menemukan
makna hidup, kebahagiaan, dan kestabilan jiwa. Jadi, akhlaknya statis
sebelum ia menemukan batas akhir pencarian makna sejati dari
kehidupannya.

D. KOGNITIVISME

Aliran Kognitivisme dipelopori oleh Jean Piaget (1896-1980). Aliran ini


mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang
yang telah berkembang sebelumnya. Kognitivisme memiliki perspektif bahwa
para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya
mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara
pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini
menekankan pada bagaimana informasi diproses.

Aliran ini berpandangan bahwa akhlak manusia dapat dikembangkan oleh


suatu proses pendidikan, peningkatan akal budinya, dan pembinaan kognitif di
lingkungan tertentu, seperti sekolah, keluarga, dan aktivitas yang ada di
lingkungan masyarakat.

E. PROGRESSIVISME

Progressivisme berpandangan bahwa kemampuan inteligensi manusia


merupakan alat untuk hidup, kesejahteraan, dan mengembangkan kepribadian
manusia. Menurut penganut aliran ini, akhlak manusia bersifat merdeka, dapat
dikembangkan terus-menerus sepanjang memiliki tingkat kecerdasan berinteraksi
dan mengadopsi berbagai gejala alamiah dan lingkungan di sekitarnya. Manusia

KELOMPOK 7 7
ALIRAN AKHLAK PRAKTIS

akan terus maju, tumbuh, dan berkembang lebih beradab dan memiliki
kebudayaan yang lebih memungkinkan untuk mencapai tujuan utama dalam
hidupnya.

KELOMPOK 7 8
ALIRAN AKHLAK PRAKTIS

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Akhlak merupakan salah satu bagian terpenting dalam diri manusia yang
dapat menunjukkan baik buruknya manusia. Akhlak memiliki aliran, salah
satunya aliran akhlak praktis. Aliran-aliran akhlak praktis berhubungan
dengan perbuatan manusia secara langsung dan berbasiskan pada pendekatan
psikologis. Aliran akhlak praktis meliputi behaviourisme, strukturalisme,
fungsionalisme, kognitivisme, dan progressivisme, yang mana aliran-aliran ini
mempunyai sejarah tersendiri dan dikembangkan oleh ahli-ahli yang
bersangkutan.

B. Saran
Makalah yang kami buat ini semestinya tidak jauh dari kekurangan
dan kesalahan, sehingga saran dan kritik yang konstruktif sangat kami
harapkan. Dan perlu ditinjau atau dikaji ulang untuk mencapai kesempurnaan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pemakalah dan para pembacanya.

KELOMPOK 7 9
ALIRAN AKHLAK PRAKTIS

DAFTAR PUSTAKA

Saebani, Beni Ahmad dan Hamid, Abdul. 2010. Ilmu Akhlak. Bandung : Pustaka
Setia

Mursidin. 2010. Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia : Bandung.

http://www.karyatulisku.com/2016/05/pengertian-teori-belajar-behaviorisme.html

KELOMPOK 7 10

Anda mungkin juga menyukai