Disusun oleh
Livia Brenda Patty
11 – 2017 – 208
Pembimbing :
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................... 2
Pendahuluan
Pansitopenia adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan jumlah komponen darah
yang terdiri dari 3 macam, yaitu yang terdiri dari eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah
putih), dan trombosit. Ketiga tersebut jika mengalami penurunan akan mengakibatkan terjadinya
anemia, leukopenia dan trombositopenia.1
Etiologi terjadinya pansitopenia dapat berupa primer, sekunder, dan infeksi virus. Primer
merupakan yang belum diketahui penyebabnya, bisa berupa idiopatik atau keturunan. Sekunder
yang berasal dari obat-obatan seperti NSAID, Sitotoksik, atau berdasarkan dari obat seperti
respon idiosinkrasi. Sedangkan berdasarkan dari infeksi virus yang sering menyebabkan
terjadinya pansitopenia adalah virus hepatitis B dan C.
Terjadinya penurunan jumlah komponen darah tersebut dapat diketahui melalui
pendekatan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis
biasanya didapatkan adanya kelainan seperti anemia aplastic, Sindrom gagal sumsum tulang
turunan, adanya riwayat keguguran, riwayat menderita keganasan, adanya gangguan metabolic,
riwayat penyakit hati dan adanya riwayat penggunaan obat sitotoksik dan radioterapi.1
Pada laporan kasus ini, seorang laki-laki usia 22 tahun dengan keluhan lemas sejak 2 hari
smrs dengan gambaran laboratorium anemia, leukopenia dan trombositopenia yang disebut
dengan istilah pansitopenia. Tujuan pembuatan makalah ini yaitu agar lebih mempeajari dan
Pansitopenia adalah suatu keadaan yang ditandai oleh adanya anemia, leukopenia dan
trombositopenia, dengan segala manifestasinya. Pansitopenia ini merupakan suatu gejala, bukan
penyakit. Pada dasarnya pansitopenia disebabkan oleh kegagalan sumsum tulang untuk
memproduksi komponen darah, atau akibat kerusakan komponen darah di darah tepi, atau akibat
maldistribusi komponen darah. Dalam hal ini dikatakan mengalami penurunan bila Hb < 13
mg/dl pada laki-laki dan < 12 mg/dl pada perempuan. Leukosit < 4000µl dan trombosit <
150.000 µl. Pansitopenia adalah temuan laboratorium, dan bukan diagnosis tertentu, ia memiliki
diagnosis diferensial yang luas.
Pansitopenia dapat disebabkan dari kerusakan sumsum tulang yang dibuktikan oleh
jumlah retikulosit yang rendah, atau peningkatan destruksi sel darah yang terbentuk secara
perifer dengan peningkatan jumlah retikulosit .
2.2 Epidemiologi
Inidens dari variasi penyakit atau kelainan yang menyebabkan pansitopenia dipengaruhi
oleh persebaran geografi dan mutase genetic. Di India, penyebab utama pansitopenia adalah
anemia megaloblastic pada defisiensi nutrisi, hipersplenisme (splenomegaly kongestif, malaria
dan leishamaniasis), anemia aplastic, sindrom mielodisplastik,subleukemik leukemias,
tuberculosis military, multiole myeloma, serta paroxsismal nocturnal haemoglobinuria.
2.2 Patogenesis
Pada pansitopenia Infeksi adalah gejala pertama yang muncul . infeksi dapat terjadi
dengan gejala seperti demam dan infeksi berupa faringitis, anorektal, infeksi yang berespon
buruk terhadap antibiotik. Pada beberapa Pasien dapat berkembang menjadi sepsis .1
Semua pasien dengan pansitopenia harus menjadi sasaran hitung darah lengkap (CBC),
jumlah retikulosit dan pemeriksaan darah perifer. Pada pemeriksaan darah lengkap dapat
ditemukan ketiga komponen darah menurun. Pada kasus pansitopenia yang diakibatkan
kerusakan sumsum tulang harus dievaluasi dengan periksa retikulosit. Hitung retikulosit yang
akurat adalah kunci untuk memulai evaluasi pansitopenia. Biasanya, retikulosit sel-sel merah
yang baru-baru ini dilepaskan dari sumsum tulang. Jumlah retikulosit normal berkisar dari 1-2%
dan mencerminkan penggantian harian 0,8-1% dari populasi RBC beredar. Jumlah retikulosit
menyediakan ukuran produksi RBC yang andal.5 Jumlah retikulosit dan jumlah retikulosit
mutlak (ARC) harus dilakukan pada hari pertama bersama CBC untuk menghindari terapi
perubahan terkait dalam jumlah retikulosit terutama dengan anemia nutrisi. Jumlah retikulosit
absolut (ARC) adalah indeks terhitung yang berasal dari produk retikulosit hitung persentase dan
hitungan RBC (Normal; Pria: 4,32-5,72 juta / cmm, Wanita: 3,90-5,03 juta / cmm). ARC adalah
penanda produksi sel darah merah oleh sumsum tulang. Itu memainkan peran penting dalam
membangun penyebab pansitopenia dan membantu membedakan antara hipoproliferatif dan
hiperproliferatif. Kisaran normal jumlah retikulosit mutlak adalah 50.000-100,000 / cmm. Semua
kasus pansitopenia dengan ARC yang sangat rendah (<25.000 /cmm) harus diperiksa dengan
aspirasi sumsum tulang untuk anemia aplastik.5 Semua kasus pansitopenia dengan tinggi ARC (>
100.000 / cmm) juga harus dievaluasi oleh tulang aspirasi sumsum kecuali ada riwayat sugestif
sepsis atau malaria. Pansitopenia dengan ARC 25.000-50.000 /.5
1. Haematopoiesis megaloblastik
3. Infeksi
Abnormalitas hematologis sering terjadi pada kasus kasus infeksi . salah satu yang
menyebabkan pansitopenia diamati terjadi pada pasien dengan infeksi HIV. Pansitopenia
biasanya terlihat pada stadium lanjut infeksi HIV. Etiologi pansitopenia pada stadium HIV lanjut
adalah multi-faktorial di alam dan termasuk viral load yang tinggi, penggunaan antiretroviral
terapi, dan adanya oportunistik akut atau kronis infeksi. Hepatitis virus telah diketahui
menyebabkan pansitopenia sementara selama perjalanan penyakit dan juga dikaitkan dengan
anemia aplastik. Hepatitis terkait dengan pansitopenia dan anemia aplastik biasanya fatal. Virus
Epstein-Barr, cytomegalovirus, dan jarang hepatitis A dan virus dengue juga bisa menyebabkan
pansitopenia.6 Depresi jumlah darah ringan biasa terjadi berbeda tergantung besarnya infeksi
virus dan bakteri .
4. Anemia Aplastik
8. Anemia Fanconi
Ini merupakan bentuk kongenital dari anemia aplastik dimana merupakan kondisi
autosomal resesif yang diturunkan sekitar 10% dari pasien dan terlihat pada masa anak-anak.
Tanda-tandanya yaitu tubuh pendek, hiperpigmentasi pada kulit, mikrosefali, hipoplasia pada ibu
jari atau jari lainnya, abnormalitas pada saluran urogenital, dan cacat mental. Fanconi’s anemia
dipertegas dengan cara analisis sitogenetik pada limfosit darah tepi, yang dimana menunjukkan
patahnya kromosom setelah dibiakkan menggunakan zat kimia yang meningkatkan penekanan
kromosom (seperti diepoxybutane atau mitomycin C).5
2.6 Penatalaksanaan
Kesimpulan