Tugas Artikel Perubahan Organisasi
Tugas Artikel Perubahan Organisasi
“PROSES PERUBAHAN”
2019
Latar Belakang
Suatu organisasi dapat meningkatkan nilai dengan merubah struktur, budaya dan
teknologi. Perubahan di dalam struktur fungsional dapat membantu menyediakan
suatu pengaturan dimana orang – orang termotivasi untuk melakukannya.
Menurunnya kinerja dari pada para karyawannya yang berujung pada pelayanan
yang kurang memuaskan sering menjadi factor pemicu dari internal organisasi untuk
melakuakn perubahan dan factor eksternalnya adalah persaingan bisnis yang
semakin ketat.
a. Era Kolonial
Pada tahun 1882, didirikan sebuah badan usaha swasta penyedia layanan pos dan
telegraf. Layanan komunikasi kemudian dikonsolidasikan oleh Pemerintah
Hindia Belanda ke dalam jawatan Post Telegraaf Telefoon (PTT).
b. Perusahaan Negara
Pada tahun 1961, status jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan
Telekomunikasi (PN Postel). Kemudian pada tahun 1965, PN Postel dipecah
menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos & Giro) dan Perusahaan
Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi).
c. Perumtel
Pada tahun 1974, PN Telekomunikasi diubah namanya menjadi Perusahaan Umum
Telekomunikasi (Perumtel) yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi
nasional maupun internasional. Tahun 1980 seluruh saham PT. Indonesian
Satellite Corporation Tbk. (Indosat) diambil alih oleh pemerintah RI menjadi
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menyelenggarakan jasa
telekomunikasi internasional, terpisah dari Perumtel. Pada tahun 1989,
ditetapkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1989 tentang Telekomunikasi,
yang juga mengatur peran swasta dalam penyelenggaraan telekomunikasi.
d. PT. Telkom ( Persero )
Pada tahun 1991 Perumtel berubah bentuk menjadi Perusahaan Perseroan
(Persero) Telekomunikasi Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 25 Tahun 1991.
e. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
Pada tanggal 14 November 1995 dilakukan Penawaran Umum Perdana saham
TELKOM. Sejak itu saham TELKOM tercatat dan diperdagangkan di Bursa
Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES), Bursa Saham New York
(NYSE) dan Bursa Saham London (LSE). Saham TELKOM juga
diperdagangkan tanpa pencatatan di Bursa Saham Tokyo.
Telkom merupakan salah satu BUMN yang sahamnya saat ini dimiliki oleh
Pemerintah Indonesia (52,47%), dan 47,53% dimiliki oleh Publik, Bank of New York,
dan Investor dalam Negeri. Telkom juga menjadi pemegang saham mayoritas di 13
anak perusahaan, termasuk PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).
Telkom merupakan BUMN yang bergerak di bidang jasa layanan telekomunikasi dan
jaringan di wilayah Indonesia dan karenanya tunduk pada hukum dan peraturan
yang berlaku di Indonesia. Dengan statusnya sebagai Perusahaan milik negara yang
sahamnya diperdagangkan di bursa saham, pemegang saham mayoritas
Perusahaan adalah Pemerintah Republik Indonesia sedangkan sisanya dikuasai
oleh publik. Saham Perusahaan diperdagangkan di BEI, NYSE, LSE dan Public
Offering Without Listing (“POWL”) di Jepang
Visi
Misi
Inisiatif Strategis
Perubahan adalah suatu yang sangat sulit untuk dihindari, karena perubahan
didorong oleh kekuatan internal dan eksternal organisasi. Walaupun
lingkungan suatu organisasi secara terus menerus mengalami perubahan, hal
ini perlu adanya penilaian perubahan bagi siklus hidup organisasi. Hal ini
berhubungan dan sangat tergantung pada bentuk organisasi.
Pada 2011 Telkom telah melakukan penyesuaian tugas dan fungsi pada beberapa
unit strategis yaitu:
Dimana keadaan orang akan menjadi siap sedia untuk memperoleh atau
mempelajari perilaku baru. Pada perubahan direksi yang terjadi di PT Telkom,
karyawan akan dituntut untuk mempelajari hal baru, aturan yang baru, target-target
yang telah ditetapan pemimpin baru, serta mempelajari sikap dari pemimpin yang
baru dalam mengarahkan bawahannya.
Terjadi jika orang mulai melakukan percobaan dengan perilaku baru. Setelah
karyawan PT Telkom melihat, mempelajari sikap pemimpin mereka yang baru, dan
penyegaran mengenai gaya kepemimpinan, mereka menjadi termotivasi untuk
melakukan apa yang ditargetkan pemimpin PT Telkom yakni meningkatkan
pelayanan kepada pelanggan.
Dalam tahap ini berarti Perubahan yang terjadi pada PT Telkom membawa kembali
organisasi pada keseimbangan yang baru.
Dampak Seluruh Faktor Ekstemal terhadap PT. Telkom Indonesia dikutip dari
https://studylibid.com
PT TELKOM Tbk menggunakan The Telkom Way 135 sebagai budaya organisasi
yang harus disepakati semua karyawannya.
The Telkom Way 135 merupakan hasil penggalian dari perjalanan PT TELKOM Tbk
dalam mengarungi lingkungan yang terus berubah, dikristalisasi serta dirumuskan
oleh berbagai inspirasi dari perusahaan lain dan berbagai tantangan dari luar. PT
TELKOM berharap dengan tersosialisasinya The Telkom Way 135, maka akan
tercipta pengendalian kultural yang efektif terhadap cara rasa, cara memandang,
cara berpikir, dan cara berperilaku. Hal ini selaras dengan teori pendekatan dalam
mempelajari budaya organisasi, atau teori pendekatan Shared Basic Assumption
yang dikemukakan oleh Edgar H. Schein.
Dampak perubahan