Anda di halaman 1dari 24

MATERI BIOKIMIA

“RNA : Translasi “

NAMA : 1. Astrid W.F Inabuy (1701040015)

2. Ernie S. Nettu(1701040023)

3. Martha Habahito(1701040052)

4. Yulita Tamo Ama (1701040028)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2019
A. RNA
Asam ribonukleat (ARN) atau ribonucleic acid (RNA) adalah molekul
polimer yang terlibat dalam berbagai peran biologis dalam mengkode, dekode,
regulasi, dan ekspresi gen. RNA dan DNA adalah asam nukleat, dan, bersama
dengan protein dan karbohidrat, merupakan empat makro molekul utama yang
penting untuk semua bentuk kehidupan yang diketahui. Seperti DNA, RNA
dirakit sebagai rantai nukleotida, tetapi tidak seperti DNA, RNA lebih sering
ditemukan di alam sebagai untai tunggal yang melipat ke dirinya sendiri, daripada
untai ganda berpasangan. Organisme seluler menggunakan RNA duta (dalam
bahasa Inggris: messenger RNA, mRNA) untuk menyampaikan informasi genetik
(menggunakan huruf G, U, A, dan C untuk menunjukkan basa nitrogen guanin,
urasil, adenin, dan sitosin (dalam bahasa Inggris: cytosine) yang mengarahkan
sintesis protein spesifik. Banyak virus mengkodekan informasi genetik mereka
menggunakan genom RNA.
1. Struktur RNA

Struktur dasar RNA mirip dengan DNA. RNA merupakan polimer yang
tersusun dari sejumlah nukleotida. Setiap nukleotida memiliki satu gugus fosfat,
satu gugus pentosa, dan satu gugus basa nitrogen (basa N). Polimer tersusun dari
ikatan berselang-seling antara gugus fosfat dari satu nukleotida dengan gugus
pentosa dari nukleotida yang lain:
a. Jenis – jenis RNA
1. Transfer RNA (tRNA)
RNA yang dibentuk dari dalam nukleus, tetapi menempatkan diri dalam
sitoplasma. tRNA merupakan RNA yang terpendek dan bertindak sebagai
penerjemah kodon dari mRNA. tRNA mempunyai proporsi nukleosida yang lebih
relatif tinggi. Transfer RNA (transfer-Ribonucleic acid) atau asam ribonukleat
transfer adalah molekul yang menginterpretasikan pesan genetik berupa
serangkaian kodon yang disepanjang molekul mRNA dengan cara mentransfer
asam-asam amino ke ribosom dalam proses translasi. Tiap tRNA mengandung
suatu sekuen dengan tiga rangkaian basa pendek. Seluruh ujung 3′ tRNA
mengandung sekuen SSA yang berseberangan dengan sekuen antikodon. Suatu
amino tertentu akan melekat pada ujung 3 tRNA.
Pelekatan ini merupakan cara berfungsinya tRNA, yaitu dengan membawa asam
amino spesifik yang nantinya berguna dalam sintetis protein, yaitu pengurutan
asam amino sesuai dengan urutan kodon pada mRNA.
2. Ribosomal RNA (rRNA)
RNA merupakan ribosom yang mengandung protein dengan massa yang
hampir mirip. Molekulnya berupa pita tunggal, tak bercabang dan fleksibel.
rRNA terdiri dari 80 persen total RNA yang dalam sel dan pada sel-sel tidak
memiliki inti sejati yang terdiri dari beberapa tipe rRNA yaitu 23S rRNA, 16S
rRNA, dan 5S rRNA.
3. Mesengger RNA (mRNA)
mRNA merupakan polinukleotida yang berbentuk pita tunggal linier dan
disintetis oleh DNA di dalam nukleus. mRNA berupa rantai tunggal yang
relatif panjang. Panjang pendeknya mRNA berhubungan dari panjang
pendeknya rantai polipeptida yang disusun. Ururtan pada rantai asam amino
yang menyusun rantai polipeptida tersebut sesuai dengan urutan kodon yang
ada dalam molekul mRNA yang bersangkutan. mRNA bertindak sebagai pola
cetakan dalam pembentukan polipeptida.
Setiap molekul membawa salinan urutan DNA, yang ditranslasikan dalam
sitoplasma menjadi satu rantai polipeptida atau lebih. Fungsi utama dari
mRNA adalah membawa kode-kode genetik dari DNA di inti sel menuju ke
ribosom di sitoplasma. mRNA dibentuk jika diperlukan dan jika tugasnya telah
selesai lalu dihancurkan dalam plasma.
B. Ribosom
Ribosom adalah salah satu organel yang memiliki ukuran relatif kecil dan
padat yang berfungsi sebagai tempat sintesis protein. Ribosom memiliki
diameter 17-20 nm, terdiri dari dua sub unit yaitu RNA sekitar 65% dan
Protein Sekitar 35%. Ribosom berasal dari kata “Rib” yang berasal dari asam
ribonuleat dan menambahkan kata “Soma” yang berarti tubuh. Adapun defenisi
lain dari ribosom adalah organel yang terdiri dari protein ribosm (Riboprotein)
dan asam ribonukleat (ribonucleoprotein).
1. Struktur Ribosom

Struktur ribosom memiliki dua komponen utama yaitu subunit kecil dan
subunit besar. Kedua subunit masih saling berkaitan dalam pembentukan
protein baru yang akan dihasilkan dan kedua subunit terdiri dari untaian
beberapa RNA dan berbagai macam protein.
a. Subunit kecil
subunit ini sebenarnya tidak memiliki ukuran yang terlalu kecil, hanya
lebih kecil dibandingkan dengan subunit besar. Subunit kecil berguna
untuk mengalirkan/menyampaikan informasi selama sintesis protein. Hal
ini disebut dengan sebutan “40S” dalam sel eukariotik dan “50S” dalam
sel prkariotik.
b. Subunit besar: subunit besar berisi sebuah lokasi/tempat dimana ikatan
baru yang akan dibuat untuk membuat protein. Hal ini disebut dengan
“60S” dalam sel eukariotik dan “50S” dalam sel prokariotik.
c. Hruf “S” dalam nam subunit adalah satuan ukuran dan singakatan dari unit
Sverdberg.
Fungsi utama ribosom adalah sebagai berikut:
a. Sebagai tempat sintesi protein.
b. Sebagai mesin yang mengatur dan memiliki komponen-komponen
c. yang terlibat dalam sintesis protein.
d. Digunakan untuk mengikat asam-asam amino yang ada di
sitiplasma.
2. Protein
Tugas utama dari ribosom adalah untuk membuat protein untuk sel. Ada
banyak jumlah/ratusan protein yang sangat diperlukan untuk sel, sehingga
ribosom memberikan perunjuk khusus cara untuk membuat setiap protein, hal
ini datang dari inti dalam bentuk RNA. MRNA (Massenger RNA) memberi
pesan khusus dalam bentuk kode-kode tertentu bertujuan agar ribosom dapat
tahu bagai mana membentuk protein
3. Translasi
Translasi adalah proses mengambilnya informasi dari MRNA dan
mengubahnya menjadi dalam bentuk protein. Berikut ada beberapa langkah
ribosom untuk membuat protein adalah sebagai berikut:
a. Kedua subunit digabungkan bersama dengan MRNA (Messenger RNA).
Ribosom menemukan starter (memulai) tempat yang benar pada RNA
disebut Kolon.
b. Ribosom bergerak kebagian bawah RNA, kemudian membaca petunjuk
tentang asam amino untuk melekatkan protein. Setiap tiga huruf tersebut
pada RNA merupakan asam amino baru.
c. Ribosom akan menempel pada asam amono untuk membentuk dan
membangun protein.
d. Ribosom akan berhenti membentuk protein ketika sudah mencapai kode
“stop” dalam RNA ini akan mengatakan bahwa protein sudah siap.
Peran ribosom dalam proses translasi
Ribosom adalah struktur dalam sel biologis, dijuluki “pabrik” untuk peran
tunggal mereka dalam merakit protein yang membentuk dan mendefinisikan
fungsi sel. Protein adalah senyawa kimia kompleks yang telah disebut “bahan
bangunan kehidupan”. Rumus instruksional yang dikodekan dalam DNA genetik
(asam deoksiribonukleat) dalam inti pusat sel. Sintesis protein adalah bidang
biologi molekuler yang mempelajari proses dimana kode DNA ditranslasi menjadi
protein fungsional. Peran ribosom dalam sintesis protein sangat penting. Pertama,
dalam proses yang disebut transkripsi, DNA membuat salinan fungsional dari
dirinya sendiri disebut RNA (asam ribonukleat). Ini secara khusus bernama
messenger RNA (mRNA) untuk fungsinya untuk memberikan instruksi kode ke
ribosom. Sepanjang jalan, RNA membuat salinan terfragmentasi sendiri bernama
RNA transfer (tRNA). Salinan ini yang dirilis untuk mengikat dengan senyawa
organik bebas dalam sel yang disebut asam amino. Sementara itu, mRNA
mengikat ribosom, yang mulai “membaca” informasi dalam proses yang disebut
translasi. Informasi tersebut merupakan urutan dari banyak asam amino yang
berbeda. Seperti itu sedang dibaca, kode pencocokan tRNA tertarik untuk ribosom
dan mentransfer muatan terpasang. Satu demi satu, rantai asam amino sehingga
tercipta sampai protein selesai dan sinyal mRNA dirilis dari ribosom. Peran
ribosom dalam sintesis protein ini mirip dengan jalur perakitan linier asam amino
dalam protein jadi. DNA dan RNA sendiri adalah rantai linear dari empat molekul
kimia yang disebut nukleotida – adenin sitosin, timin pada DNA atau urasil di
RNA, dan guanin – disingkat A, C, T atau U, dan G masing-masing. Rantai yang
sangat panjang nukleotida ini di mRNA adalah serupa dengan rekaman ticker
yang ribosom membaca dan menerjemahkan ke dalam asam amino merupakan
kode yang spesifik. Ribosom yang mereka terbuat dari protein dan untai RNA.
Mereka dapat dianggap sebagai memiliki dua subunit fungsional, masing-masing
mengikat baik pembawa pesan atau RNA transfer. Ribosom dalam sintesis protein
memulai proses perakitan ketika bertemu dengan serangkaian spesifik nukleotida
mRNA, yaitu A-U-G Disebut kodon, urutan nukleotida UAG adalah instruksi
untuk menghentikan produksi, dan ribosom dua subunit terpisah, melepaskan
protein dalam proses.
4. Pengertian dan tahap TrarRNA
Merupakan ribosom yang mengandung protein dengan massa yang hampir
mirip. Molekulnya berupa pita tunggal, tak bercabang dan fleksibel. rRNA terdiri
dari 80 persen total RNA yang dalam sel dan pada sel-sel tidak memiliki inti sejati
yang terdiri dari beberapa tipe rRNA yaitu 23S rRNA, 16S rRNA, dan 5S rRNA.
nslasi DNA. Translasi adalah sintesis protein dari RNA. Proses translasi terjadi
pada sitoplasma dalam ribosom. Ribosom adalah subunit kecil dan besar yang
mengelilingi mRNA. Dalam proses translasi,mRNA diterjemahkan untuk
menghasilkan polipeptida tertentu. Proses ini menggunakan danurutan mRNA
sebagai template untuk sintesis rantai asam amino untuk membentuk protein.
Mekanisme translasi berlangsung dalam empat langkah, aktivasi, inisiasi.,
Elongasi dan terminasi.
C. Sintesis Protein – Transkripsi dan Translasi
Sintesis protein merupakan dasar untuk mempelajari bagaimana informasi
genetik di dalam DNA diekspresikan dalam makhluk hidup. Dalam istilah genetik
sering dikenal dengan yang namanya sentral dogma. Sentral dogma merupakan
serangkaian alur informasi dari DNA yang diterjemahkan melalui RNA kemudian
menjadi protein di dalam tubuh makhluk hidup.
Sintesis protein memiliki sumber informasi di DNA dalam bentuk gen. Gen
tersebut berupa rangkaian kode-kode basa nitrogen. Informasi dalam gen akan
diterjemahkan dalam bentuk mRNA. mRNA kemudian akan digunakan untuk
merangkai asam amino yang didapatkan dari luar dan dalam tubuh.
Sintesis protein terjadi pada organel yang dinamakan dengan ribosom. Sintesis
protein sangat memerlukan keberadaan RNA, yaitu suatu rantai tunggal basa
nitrogen dengan backbone yang sama dengan DNA.
Ad apun pembagian jenis-jenis RNA secara lengkap adalah sebagai berikut.
a. mRNA (messenger RNA / RNA duta)
RNA duta merupakan RNA yang dibuat oleh proses yang dinamakan
dengan transkripsi pada inti sel. Peranan mRNA adalah membawa informasi
genetik yang ada pada DNA menuju ribosom. Informasi yang terdapat pada
mRNA berupa kodon yang tersusun secara triplet, misalkan UCA, UCU, atau
AAG. Kodon tersebut dibuat triplet atau tiga-tiga karena 4 pangkat 3 hasilnya
64, yang kombinasi hurufnya diatas 20.
b. tRNA (transport RNA / RNA transfer)
RNA transfer merupakan RNA yang berperan untuk membawa asam
amino dari sitoplasma menuju ribosom saat terjadi sintesis protein. tRNA
disintesis di salah satu bagian inti sel secara langsung. Dalam proses
pentransferan asam amino, tRNA memerlukan energi yang berasal dari
pemecahan molekul ATP menjadi ADP + Pi.
c. rRNA (ribosomal RNA / RNA ribosom)
Ribosomal RNA inilah yang sering kita namakan sebagai ribosom. rRNA
merupakan organel yang tersusun atas subunit besar dan subunit kecil.
Ribosom terdapat di sitoplasma sebagai ribosom bebas atau terikat pada
Retikulum endoplasma. Pada saat sintesis protein berlangsung, ribosom
biasanya membentuk polisom atau poliribosom. Polisom bukanlah gabungan
beberapa ribosom, melainkan hanya beberapa ribosom yang membaca satu
rantai mRNA secara bersamaan sehingga tampak seperti berkelompok-
kelompok. Poliribosom biasanya ada 4 atau 5 ribosom yang membaca pada
satu rantai mRNA yang sama.
Selain RNA, sintesis memerlukan beberapa enzim yang penting dalam
setiap tahapan reaksi. Salah satu yang penting adalah enzim RNA polimerase,
yaitu suatu enzim yang melaksanakan proses penerjemahan DNA menjadi
mRNA (proses transkripsi). Enzim amino asil transferase berperan penting
dalam memindahkan rantai yang terbentuk saat proses perangkaian asam
amino.
Tahap-Tahap Sintesis Protein
Sintesis protein dibagi menjadi dua tahapan utama, yaitu transkripsi dan
translasi. Transkripsi secara garis besar merupakan proses pembuatan mRNA
dari DNA dalam inti sel. mRNA tersebut lalu bergerak menuju ribosom.
Setelah itu, proses translasi, yang meliputi penerjemahan dan perangkaian
asam amino, berlangsung di ribosom.
1. Transkripsi – Pemindahan informasi dari DNA ke mRNA
Transkripsi sebagaimana sudah disinggung sedikit di atas merupakan
serangkaian tahapan pembentukan mRNA dari DNA. Proses ini sebenarnya
merupakan awal mula informasi pada DNA dipindahkan menuju protein pada
makhluk hidup.
Transkripsi diawali dari pemutusan ikatan H pada DNA oleh protein-
protein pengurai DNA. Proses tersebut mengakibatkan terbukanya rantai DNA
pada berbagai tempat. Terbukanya rantai DNA memicu RNA polimerase
melekat ke daerah yang dinamakan dengan promotor.
RNA polimerase selanjutnya melakukan sintesis molekul mRNA dari arah 3′
DNA, sedangkan pada mRNA dimulai dari ujung 5′ menuju 3′.
Dari kedua rantai DNA, hanya salah satu rantai yang akan diterjemahkan
menjadi mRNA. Rantai DNA yang diterjemahkan menjadi protein dinamakan
dengan rantai sense atau DNA template atau DNA cetakan, sedangkan rantai
pasangannya dinamakan DNA antisense.
Dari DNA template inilah mRNA akan membentuk rantai berpasangan dengan
basa-basa yang ada pada DNA sense.
Komponen untuk pembuatan mRNA terdapat dalam bentuk nukleotida
triposfat, seperti ATP, GTP, UTP, dan CTP. Fungsi dari RNA polimerase
adalah mengkatalis reaksi penempelan nukleotida triposfat sehingga terbentuk
rantai. Energi yang digunakan untuk menjalankan reaksi tersebut berasal dari
masing-masing nukleotida triposfat yang kaya akan energi.
Pada saat sintesis mRNA berakhir, terdapat sebuah penanda terminasi yang
bertugas untuk menghentikan sintesis mRNA. mRNA yang terbentuk
selanjutnya akan dipindahkan dari inti menuju ribosom, kemudian
diterjemahkan menjadi protein di ribosom.
Pada eukariotik, hasil dari transkripsi di DNA adalah pre-mRNA, artinya
mRNA yang belum siap untuk ditranslasi. Hal tersebut disebabkan karena pre-
mRNA masih banyak mengandung intron, yaitu rangkaian kodon yang tidak
bisa diterjemahkan menjadi protein. Intron ini sangat banyak pada DNA
eukariotik. Bagian yang akan menjadi mRNA matang dinamakan dengan
ekson. Ekson mengandung informasi yang akan diterjemahkan menjadi
protein.
Oleh karena itu, organisme eukariotik memiliki tahapan splicing mRNA.
Proses splicing berguna untuk membuang bagian intron yang secara genetik
tidak mengandung informasi terkait asam amino. Splicing terjadi sebelum
mRNA dikeluarkan dari inti sel.
2. Translasi – Penerjemahan mRNA Menjadi Protein
Setelah mRNA matang (fungsional) terbentuk, proses yang harus
dilakukan adalah keluarnya mRNA dari inti sel menuju ribosom, baik itu di RE
ataupun di sitoplasma. Proses translasi sebenarnya dibagi menjadi tiga tahapan
utama, yaitu:
a. Inisiasi
Setelah sampai diribosom, mRNA akan menempel pada subunit kecil
ribosom (30 S) lewat ujung 5′. Pada saat yang bersamaan, tRNA menempel
pada subunit besar ribosom (50 S). Proses tersebut akan menyebabkan asam
amino Metionin dengan kodon AUG menjadi asam amino pertama yang
menempel pada ribosom. Hal penting yag perlu diingat adalah bahwa asam
amino metionin merupakan asam amino yang selalu pertama kali menempel
pada ribosom saat sintesis protein. Hal tersebut berkaitan dengan adanya
kondon start, yaitu AUG (Metioinin), yang merupakan kode untuk proses
perangkaian asam amino (sintesis protein sebenarnya) dimulai.
b. Elongasi (Pemanjangan rantai protein/polipeptida)
Setelah proses inisiasi selesai, proses selanjutnya adalah penerjemahan
kodon triplet dan penempelan asam amino sehingga membentuk rantai.
Penerjemahan kode ini akan diikuti pengikatan asam amino sesuai kodon oleh
tRNA yang kemudian dibawa ke kompleks ribosom dan digabungkan dengan
asam amino yang sudah ada sebelumnya. Proses tersebut akan berlangsung
sampai munculnya kodon terminasi.
c. Terminasi (Sintesis berhenti)
Proses elongasi akan diakhiri saat terbacanya rangkaian kodon UAA,
UAG, atau UGA. Kodon-kodon tersebut bukan pengkode asam amino,
merupakan kodon yang memerintahkan untuk penghentian sintesis protein.
Faktor pelepas akan menempel pada ribosom setelah pembacaan kodon stop.
Faktor pelepas tersebut menyebabkan terlepasnya mRNA dari ribosom,
selanjutnya diikuti dengan pemisahan subunit besar dan kecil ribosom.
Hasil dari proses sintesis protein adalah rantai primer protein (rantai
polipeptida) yang masih belum fungsional. Untuk menjadi fungsional, protein
harus dimodifikasi di badan golgi sesuai kebutuhan sel.
D. Translasi
Translasi adalah proses penerjemahan kode genetik oleh tRNA ke dalam
urutan asam amino. Translasi menjadi tiga tahap, yaitu inisiasi, elongasi, dan
terminasi. Semua tahapan ini memerlukan faktor-faktor protein yang membantu
mRNA, tRNA, dan ribosom selama proses translasi. Inisiasi dan elongasi rantai
polipeptida juga membutuhkan sejumlah energi. Energi ini disediakan oleh GTP
(guanosin triphosphat), suatu molekul yang mirip dengan ATP.
Tahap-Tahap Translasi:
1. Inisiasi
Tahap inisiasi terjadi jika adanya tiga komponen, yaitu mRNA, sebuah
tRNA yang memuat asam amino pertama dari polipeptida, dan dua sub unit
ribosom. mRNA yang keluar dari nukleus menuju sitoplasma di datangi oleh
ribosom, kemudian mRNA masuk ke dalam “celah” ribosom. Ketika
mRNAmasuk ke ribosom, ribosom “membaca” kodon yang masuk. Pembacaan
dilakukan untuk setiap 3 urutan basa hingga selesai seluruhnya. Sebagai catatan
ribosom yang datang untuk membaca kodon biasanya tidak hanya satu, melainkan
beberapa ribosom yang dikenal sebagai polisom membentuk rangkaian mirip
tusuk sate, di mana tusuknya adalah “mRNA” dan dagingnya adalah
“ribosomnya”. Dengan demikian, proses pembacaan kodon dapat berlangsung
secara berurutan. Ketika kodon I terbaca ribosom (misalnya kodonnya AUG),
tRNA yang membawa antikodon UAC dan asam amino metionin datang. tRNA
masuk ke celah ribosom. Ribosom di sini berfungsi untuk memudahkan
perlekatan yang spesifik antara antikodon tRNA dengan kodon mRNA selama
sintesis protein. Sub unit ribosom dibangun oleh protein-protein dan molekul-
molekul RNA ribosomal.
2 Elongasi
Pada tahap elongasi dari translasi, asam amino-asam amino
ditambahkan satu per satu pada asam amino pertama (metionin). Ribosom
terus bergeser agar mRNA lebih masuk, guna membaca kodon II. Misalnya
kodon II UCA, yang segera diterjemahkan oleh tRNA berarti kodon AGU
sambil membawa asam amino serine. Di dalam ribosom, metionin yang
pertama kali masuk dirangkaikan dengan serine membentuk dipeptida.
Ribosom terus bergeser, membaca kodon III. Misalkan kodon III GAG,
segera diterjemahkan oleh antikodon CUC sambil membawa asam amino
glisin. tRNA tersebut masuk ke ribosom. Asam amino glisin dirangkaikan
dengan dipeptida yang telah terbentuk sehingga membentuk tripeptida.
Demikian seterusnya proses pembacaan kode genetika itu berlangsung di
dalam ribosom, yang diterjemahkan ke dalam bentuk asam amino guna
dirangkai menjadi polipeptida. Kodon mRNA pada ribosom membentuk
ikatan hidrogen dengan antikodon molekul tRNA yang baru masuk yang
membawa asam amino yang tepat. Molekul mRNA yang telah melepaskan
asam amino akan kembali ke sitoplasma untuk mengulangi kembali
pengangkutan asam amino. Molekul rRNA dari sub unit ribosom besar
berfungsi sebagai enzim, yaitu mengkatalisis pembentukan ikatan peptida
yang menggabungkan polipeptida yang memanjang ke asam amino yang baru
tiba.
3. Terminasi
Tahap akhir translasi adalah terminasi. Elongasi berlanjut hingga
kodon stop mencapai ribosom. Triplet basa kodon stop adalah UAA, UAG,
dan UGA. Kodon stop tidak mengkode suatu asam amino melainkan
bertindak sinyal untuk menghentikan translasi. Polipeptida yang dibentuk
kemudian “diproses” menjadi protein.
1. Tujuan Translasi
Translasi bertujuan untuk membentuk protein dari asam-asam amino
spesifik dan akan membentuk rangkaian protein yang berbeda pula. Translasi
yang umumnya dikenal sebagai biosintesis protein adalah suatu proses pembacaan
dari mRNA hasil dari transkripsi DNA hingga perubahan dari rangkaian RNA
menjadi suatu rangkaian protein dari asam-asam amino yang spesifik yang berasal
dari tRNA pada proses translasi.
2. Komponen yang berperan dalam proses translasi RNA
Bila dibandingkan dengan transkripsi, translasi merupakan proses yang
lebih rumit karena melibatkan fungsi berbagai makromolekul. Oleh karena
kebanyakan di antara makromolekul ini terdapat dalam jumlah besar di dalam sel,
maka sistem translasi menjadi bagian utama mesin metabolisme pada tiap sel.
Makromolekul yang harus berperan dalam proses translasi meliputi:
a. Lebih dari 50 polipeptida serta 3 hingga 5 molekul RNA di dalam
tiap ribosom.
b.Sekurang-kurangnya 20 macam enzim aminoasil-tRNA sintetase
yang akan mengaktifkan asam amino.
c.40 hingga 60 molekul tRNA yang berbeda.
d.Sedikitnya 9 protein terlarut yang terlibat dalam inisiasi, elongasi,
dan terminasi polipeptida.
Tahap Komponen yang berperan Fungsi
Inisiasi N-Formilmetionil-Trna Dibutuhkan dalam perakitan ribosom
70S
Kodon inisiasi pada mRNA Memulai proses inisiasi
(AUG)
Subunit 30S dan 50S ribosom Subunit pembentuk kompleks 70S
ribosom
GTP Penyimpan energi yang digunakan
pada pembentukan kompleks 70S
ribosom
Faktor inisiasi (IF-1, IF-2, IF- IF-1 dan F3 untuk mempromosikan
3) dan Mrna disosiasi dari ribosom 70S dalam
subunit 30S dan 50S, IF-2 sebagai
pembawa molekul GTP dan
membentuk ikatan initiator tRNA
pada subunit 30S bebas.
Peman Ribosom 70S fungsionil Tempat berlangsungnya proses
jangan translasi RNA
(elong tRNA aminosil Pembawa gugus aminosil yang akan
asi) dipindahkan oleh peptidil transferase
pada sisi P
Faktor pemanjangan (Tu, Ts, Menukar GDP menjadi GTP
dan G)
Peptidil transferase Memindahkan rantai peptida ke tRNA
pada sisi P
Termi Kodon terminasi pada mRNA Kodon yang mengaktifkan kerja dari
nasi protein faktor pembebasan.
Faktor pembebasan (R1, R2, Protein yang berfungsi untuk
dan R3) mengakhiri proses elongasi pada
translasi RNA.

e.Ribosom
Translasi atau pada hakekatnya sintesis protein, berlangsung di dalam
ribosom, suatu struktur organel yang banyak terdapat di dalam sitoplasma.
Ribosom terdiri atas dua sub unit, besar dan kecil, yang akan menyatu selama
inisiasi translasi dan terpisah ketika translasi telah selesai. Ukuran ribosom sering
dinyatakan atas dasar laju pengendapannya selama sentrifugasi sebagai satuan
yang disebut satuan Svedberg (S). Pada kebanyakan prokariot ribosom
mempunyai ukuran 70S, sedangkan pada eukariot biasanya sekitar 80S.
Tiap ribosom mempunyai dua tempat pengikatan tRNA, yang masing-
masing dinamakan sisi aminoasil (sisi A) dan sisi peptidil (sisi P). Molekul
aminoasil-tRNA yang baru memasuki ribosom akan terikat di sisi A, sedangkan
molekul tRNA yang membawa rantai polipeptida yang sedang diperpanjang
terikat di sisi P.
Gambaran penting sintesis protein adalah bahwa proses ini berlangsung dengan
arah tertentu sebagai berikut:
a. Molekul mRNA ditranslasi dengan arah 5’ 3’, tetapi tidak dari
ujung 5’ hingga ujung 3’.
b.Polipeptida disintesis dari ujung asam amino ke ujung karboksil
dengan menambahkan asam-asam amino satu demi satu ke
ujung karboksil. Sebagai contoh, sintesis protein yang mempunyai
urutan NH2-Met-Pro-...-Gly-Ser-COOH pasti dimulai dengan
metionin dan diakhiri dengan serin.
3.Proses Translasi
Sebuah molekul mRNA akan terikat pada permukaan ribosom yang kedua
sub unitnya telah bergabung. Pengikatan ini terjadi karena pada mRNA prokariot
terdapat urutan basa tertentu yang disebut sebagai tempat pengikatan ribosom
(ribosom binding site) atau urutan Shine-Dalgarno. Sementara itu, pada eukariot
pengikatan ribosom dilakukan oleh ujung 5’ mRNA. Selanjutnya, berbagai
aminoasil-tRNA akan berdatangan satu demi satu ke kompleks ribosom mRNA
ini dengan urutan sesuai dengan antikodon dan asam amino yang dibawanya.
Urutan ini ditentukan oleh urutan triplet kodon pada mRNA. Ikatan peptida
terbentuk di antara asam-asam amino yang terangkai menjadi rantai polipeptida di
sisi P ribosom. Penggabungan asam-asam amino terjadi karena gugus amino pada
asam amino yang baru masuk berikatan dengan gugus karboksil pada asam amino
yang terdapat pada rantai polipeptida yang sedang diperpanjang.
Inisiasi sintesis protein dilakukan oleh aminoasil-tRNA khusus, yaitu
tRNA yang membawa metionin (dilambangkan sebagai metionil-tRNAiMet). Hal
ini berarti bahwa sintesis semua polipeptida selalu dimulai dengan metionin.
Khusus pada prokariot akan terjadi formilasi gugus amino pada metionil-tRNA
iMet (dilambangkan sebagai metionil-tRNAfMet) yang mencegah terbentuknya
ikatan peptida antara gugus amin tersebut dengan gugus karboksil asam amino
pada ujung polipeptida yang sedang diperpanjang sehingga asam amino awal pada
polipeptida prokariot selalu berupa f-metionin.
Pada eukariot metionil-tRNAiMet tidak mengalami formilasi gugus amin,
tetapi molekul ini akan bereaksi dengan protein-protein tertentu yang berfungsi
sebagai faktor inisiasi (IF-1, IF-2, dan IF-3). Selain itu, baik pada prokariot
maupun eukariot, terdapat pula metionil-tRNA yang metioninnya bukan
merupakan asam amino awal (dilambangkan sebagai metionil-tRNAMet).
Kompleks inisiasi pada prokariot terbentuk antara mRNA, metionil-
tRNAfMet, dan sub unit kecil ribosom (30S) dengan bantuan protein IF-1, IF-2, dan
IF-3, serta sebuah molekul GTP. Pembentukan kompleks inisiasi ini difasilitasi
oleh perpasangan basa antara suatu urutan di dekat ujung 3’ rRNA berukuran 16S
dan sebagian urutan pengarah (leader sequence) pada mRNA. Selanjutnya,
kompleks inisiasi bergabung dengan sub unit besar ribosom (50S), dan metionil-
tRNAfMet terikat pada sisi P. Berpasangannya triplet kodon inisiasi pada mRNA
dengan antikodon pada metionil-tRNAfMet di sisi P menentukan urutan triplet
kodon dan aminoasil-tRNAfMet berikutnya yang akan masuk ke sisi A. Pengikatan
aminoasil-tRNAfMet berikutnya, misalnya alanil-tRNAaia, ke sisi A memerlukan
protein-protein elongasi EF-Ts dan EF-Tu. Pembentukan ikatan peptida antara
gugus karboksil pada metionil-tRNAfMet di sisi P dan gugus amino pada alanil-
tRNAaia di sisi A dikatalisis oleh enzim peptidil transferase, suatu enzim yang
terikat pada sub unit ribosom 50S. Reaksi ini menghasilkan dipeptida yang terdiri
atas f-metionin dan alanin yang terikat pada tRNAaia di sisi A.
Langkah berikutnya adalah translokasi, yang melibatkan (1) perpindahan
f-met-ala- tRNAaia dari sisi A ke sisi P dan (2) pergeseran posisi mRNA pada
ribosom sepanjang tiga basa sehingga triplet kodon yang semula berada di sisi A
masuk ke sisi P. Dalam contoh ini triplet kodon yang bergeser dari sisi A ke P
tersebut adalah triplet kodon untuk alanin. Triplet kodon berikutnya, misalnya
penyandi serin, akan masuk ke sisi A dan proses seperti di atas hingga translokasi
akan terulang kembali. Translokasi memerlukan aktivitas faktor elongasi berupa
enzim yang biasa dilambangkan dengan EF-G.
Pemanjangan atau elongasi rantai polipetida akan terus berlangsung
hingga suatu triplet kodon yang menyandi terminasi memasuki sisi A. Sebelum
suatu rantai polipeptida selesai disintesis terlebih dahulu terjadi deformilisasi pada
f-metionin menjadi metionin.
Terminasi ditandai oleh terlepasnya mRNA, tRNA di sisi P, dan rantai polipeptida
dari ribosom. Selain itu, kedua sub unit ribosom pun memisah. Pada terminasi
diperlukan aktivitas dua protein yang berperan sebagai faktor pelepas atau
releasing factors, yaitu RF-1 dan RF-2.
Sesungguhnya setiap mRNA tidak hanya ditranslasi oleh sebuah ribosom.
Pada umumnya sebuah mRNA akan ditranslasi secara serempak oleh beberapa
ribosom yang satu sama lain berjarak sekitar 90 basa di sepanjang molekul
mRNA. Kompleks translasi yang terdiri atas sebuah mRNA dan beberapa ribosom
ini dinamakan poliribosom atau polisom. Besarnya polisom sangat bervariasi dan
berkorelasi dengan ukuran polipeptida yang akan disintesis. Sebagai contoh,
rantai hemoglobin yang tersusun dari sekitar 150 asam amino disintesis oleh
polisom yang terdiri atas lima buah ribosom (pentaribosom).
Pada prokariot translasi seringkali dimulai sebelum transkripsi berakhir.
Hal ini dimungkinkan terjadi karena tidak adanya dinding nukleus yang
memisahkan antara transkripsi dan translasi. Dengan berlangsungnya kedua
proses tersebut secara bersamaan, ekspresi gen menjadi sangat cepat. Namun,
tidak demikian halnya pada eukariot. Transkripsi terjadi di dalam nukleus,
sedangskan translasi terjadi di sitoplasma (ribosom).
E.Kode Genetik

Penetapan triplet kodon pada mRNA sebagai pembawa informasi genetik


atau kode genetik yangakan menyandi pembentukan suatu asam amino tertentu
berawal dari pemikiran bahwa macambasa nitrogen jauh lebih sedikit daripada
macam asam amino. Basa nitrogen pada mRNA hanyaada empat macam,
sedangkan asam amino ada 20 macam. Oleh karena itu, jelas tidak mungkintiap
asam amino disandi oleh satu basa. Begitu juga, kombinasi dua basa hanya
akanmenghasilkan 42 atau 16 macam duplet, masih lebih sedikit daripada macam
amino yangada. Kombinasi tiga basa akan menghasilkan 43 atau 64 triplet,
melebihi jumlah macam asamamino. Dalam hal ini, satu macam asam amino
dapat disandi oleh lebih dari satu macam tripletkodon.Bukti bahwa kode genetik
berupa triplet kodon diperoleh dari hasil penelitian F.H.C. Crick dankawan-
kawannya yang mempelajari mutasi pada lokus rIIB bakteriofag T4. Mutasi
tersebutkawan-kawannya yang mempelajari mutasi pada lokus rIIB bakteriofag
T4. Mutasi tersebutdiinduksi oleh proflavin, suatu molekul yang dapat menyisip
di sela-sela pasangan basa nitrogensehingga kesalahan replikasi DNA dapat
terjadi sewaktu-waktu, menghasilkan DNA yang kelebihanatau kekurangan satu
pasangan basa. Hal ini akan menyebabkan perubahan rangka baca
(readingframe), yaitu urutan pembacaan basa-basa nitrogen untuk diterjemahkan
menjadi urutan asamamino tertentu. Mutasi yang disebabkan oleh perubahan
rangka bacaakibat kelebihan ataukekurangan pasangan basa disebut sebagai
mutasi rangka baca (frameshift mutation) Jika mutan (hasil mutasi) rangka baca
yang diinduksi oleh proflavin ditumbuhkan pada mediumyang mengandung
proflavin, akan diperoleh beberapa fag tipe liar sehingga mutasi seolah-olahdapat
dipulihkan atau terjadi mutasi balik (reverse mutation). Pada awalnya mutasi
balik diduga karena kelebihan pasangan basa dibuang dari rangka baca yang salah
sehingga rangka bacatersebut telah diperbaiki menjadi seperti semula. Namun,
karena mutasi bersifat acak, makamekanisme semacam itu kecil sekali
kemungkinannya untuk terjadi dan dugaan tersebutnampaknya tidak benar. Crick
dan kawan-kawannya menjelaskan bahwa mutasi balik disebabkanoleh hilangnya
(delesi) satu pasangan basa lain yang letaknya tidak terlalu jauh dari pasanganbasa
yang menyisip (adisi). Rangka baca yang baru ini akan menghasilkan urutan asam
aminoyang masih sama fungsinya dengan urutan sebelum terjadi mutasi. Dengan
perkataan lain, mutasibalik terjadi karena efek mutasi awal akibat penambahan
basa ditekan oleh mutasi kedua akibatpengurangan basa sehingga mutasi yang
kedua ini disebut juga sebagai mutasipenekan (suppressor mutation).
Protein rIIB pada T4 mempunyai bagian-bagian yang di dalamnya dapat
terjadi perubahan urutanasam amino. Perubahan ini dapat berpengaruh atau tidak
berpengaruh terhadap fungsi proteinnya.Jika dua strain mutan T4 yang satu sama
lain mengalami mutasi berbeda di dalam bagianprotein rIIB disilangkan melalui
infeksi campuran pada suatu inang, maka T4 tipe liar akandiperoleh sebagai hasil
rekombinasi genetik antara kedua tempat mutasi yang berbeda itu. Akantetapi,
ketika kedua strain mutan rIIB yang disilangkan merupakan strain-strain yang
diseleksisecara acak (tidak harus mengalami mutasi yang berbeda), ternyata tidak
selalu diperoleh tipe liar.Hasil ini menunjukkan bahwa strain-strain mutan dapat
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu strain +dan strain -. Dalam hal ini, strain +
tidak harus selalu mutan adisi, dan strain – tidak harus selalumutan delesi.
Namun, sekali kita menggunakan tanda + untuk mutan adisi berarti strain +
adalahmutan adisi. Begitu pula sebaliknya, sekali kita gunakan tanda + untuk
mutan delesi berarti strain +adalah mutan delesi.Persilangan antara strain + dan
strain – hanya menghasilkan rekombinasi berupa fenotipe tipe liar,sedangkan
persilangan antara sesama + atau sesama – tidak pernah menghasilkan tipe liar.
Hal inikarena persilangan sesama + atau sesama – akan menyebabkan adisi atau
delesi ganda sehinggaselalu menghasilkan fenotipe mutan.
Sementara itu, persilangan antara starin + dan – akanmenyebabkan terjadinya
mutasi penekan (adisi ditekan oleh delesi atau delesi ditekan oleh adisi)atau hanya
menghasilkan mutasi pada urutan asam amino yang tidak berpengaruh terhadap
fungsiprotein sehingga diperoleh fenotipe tipe liar.

Sifat-sifat kode genetik


Kode genetik mempunyai sifat-sifat yang akan dijelaskan sebagai berikut.
1.Kode genetik bersifat universal. Artinya, kode genetik berlaku sama hampir
di setiap spesiesorganisme.
2. Kode genetik bersifat degenerate atauredundant, yaitu bahwa satu macam
asam amino dapatdisandi oleh lebih dari satu triplet kodon. Sebagai contoh,
treonin dapat disandi oleh ACU, ACC,ACA, dan ACG. Sifat ini erat kaitannya
dengan sifat wobble basa ketiga, yang artinya bahwa basaketiga dapat berubah-
ubah tanpa selalu disertai perubahan macam asam amino yang
disandinya.Diketahuinya sifat wobble bermula dari penemuan basa inosin (I)
sebagai basa pertama padaantikodon tRNAala ragi, yang ternyata dapat
berpasangan dengan basa A, U, atau pun C. Dengandemikian, satu antikodon
pada tRNA dapat mengenali lebih dari satu macam kodon pada mRNA.
3. Tiap kodon terdiri atas tiga buah basa, maka tiap urutan basa mRNA, atau
berarti juga DNA, mempunyai tiga rangka baca yang berbeda (open reading
frame). Di samping itu, didalam suatu segmen tertentu pada DNA dapat terjadi
transkripsi dan translasi urutan basa denga panjang yang berbeda. Dengan
perkataan lain, suatu segmen DNA dapat terdiri atas lebih darisebuah gen yang
saling tumpang tindih (overlapping). Sebagai contoh, bakteriofag
фX174mempunyai sebuah untai tunggal DNA yang panjangnya lebih kurang
hanya 5000 basa. Seandainyadari urutan basa ini hanya digunakan sebuah
rangka baca, maka akan terdapat sekitar 1700 asamamino yang dapat disintesis.
Kemudian, jika sebuah molekul protein rata-rata tersusun dari 400asam amino,
maka dari sekitar 1700 asam amino tersebut hanya akan terbentuk 4 hingga 5
buahmolekul protein.
Padahal kenyataannya, bakteriofag фX174 mempunyai 11 protein yang
secarakeseluruhan terdiri atas 2300 asam amino. Dengan demikian, jelaslah
bahwa dari urutan basa DNAyang ada tidak hanya digunakan sebuah rangka
baca, dan urutan basa yang diekspresikan (gen)dapat tumpang tindih satu sama
lain

Anda mungkin juga menyukai