Anda di halaman 1dari 19

TUGAS KEPUSTAKAAN KIMIA

STRUKTUR ELEKTRON ATOM

Disusun oleh:
(Faathir Almur, 1613040020, 2016)

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


MAKASSAR
2017
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan semesta alam yang maha pengasih lagi maha
penyayang sebagai sang pencipta yang tidak ada duanya. Dialah Allah yang
menciptakan manusia dengan berbagai macam bentuk, sifat, perilaku, dan
pemikiran yang berbeda-beda. Atas berkat ridho-Nya karya tulis ini dapat selesai.
Salam dan taslim kita haturkan kepada nabi Muhammad SAW sebagai pembawa
kebenaran bagi kita semua.
Makalah ini hadir dengan tujuan yang mulia yaitu untuk memberi
informasi mengenai materi kimia yaitu struktur elektron atom. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kepustakaan Kimia. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan, sehingga kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat penulis butuhkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Ucapan terima kasih yang sebesar besarnya kepada pihak yang telah
membantu penyusunan makalah ini. Atas berkat bantuan dari Ayahanda dosen
mata kuliah Kepustakaan Kimia Hardin, S.Pd., S.Si., M.Si., yang rela
membimbing kami sampai pada tahap akhir membantu penulis dalam penyusunan
makalah ini. Hal ini juga tidak berarti apa-apa tanpa dukungan moril dan materil
dari orang tua dan motivasi dari teman-teman serta kata-kata semangat dari para
sahabat. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan
negara.

Makassar, 21 Oktober 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada abad kelima SM, filsuf Yunani Democritus mengungkapkan
keyakinannya bahwa semua materi terdiri atas partikel yang sangat kecil dan
tidak dapat dibagi lagi, yang ia namakan atomos. Pada tahun 1808, seorang
ilmuwan Inggris merumuskan definisi yang presisi tentang blok penyusun
materi yang tidak dapt dibagi lagi yang kita sebut atom. Konsep yang
dikemukakan oleh Dalton lebih rinci dan spesifik dibandingkan konsep
Democritus. Hipotesisi pertama menyatakan bahwa atom dari unsur yang satu
berbeda dari atom dengan semua unsur yang lain. Dalton menyadari bahwa
perbedaan sifat yang ditunjukkan oleh unsur-unsur seperti hydrogen dan
oksigen dapat dijelaskan dengan mengasumsikan bahwa atom-atom hydrogen
tidak sama dengan atom-atom oksigen. Pada tahun 1850-an dan dilanjutkan
pada abad kesembilan belas secara jelas menunjukkan bahwa atom
sesungguhnya memiliki struktur internal; yaitu atom tersusun atas partikel-
partikel yang lebih kecil lagi, yang disebut partikel subatom. Penelitian tersebut
mengarah pada penemuan tiga partikel sub atom yang salah satunya adalah
elektron.
Salah satu bukti penting akan keberadaaan partikel-partikel yang lebih
kecil daripada atom dating dari kajian tentang efek edan listrik yang besar
terhadap atom dan molekul. Jika suatu gas ditempatkan dalam tabung kaca di
antara dua keeping penghantar listrik, dan diberi beda potensial listrik di antara
keduanya, maka arus akan melewati gas tadi; besarnya arus dapat diukur dalam
rangkaian eksternal yang menghubungkan kedua keeping logam tersebut. Hasil
ini menunjukkan bahwa medan listrik telah memecah atom menjadi spesies
baru yang membawa muatan.
Pada tahun 1897, fisikawan Inggris J.J. Thomson melakukan
serangaklaian eksperimen yang menghapus kontroversi tadi dengan
membuktikan bahwa sinar katoda adalah partikel bermuatan negative yang
dinamakan elektron. Percobaan ini dilakukan pada tabung yang sangat vakum,
seberkan sinar katoda dihasilkan oleh katoda dan anoda dengan cara yang
biasa. Sebuah lubang pada anoda menyebabkan lewatnya sebagian sinati di
antara pasangan lempeng kedua yang dapat diberi muatan positif dan negative
agar membentuk medan listrik yang tegak lurus terhadap lintasan sinar katoda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sinar katoda dibelokkan ke bawah, dan
penyimpangannya dapat diukur dengan cermat dari perpindahan bintik cahaya
pada layar di ujung tabung.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penulisan karya tulis ilmiah ini, maka rumusan
masalah penulisan karya tulis ilmiah ini yaitu:
1. Bagaimana fisika klasik menjadi dasar teori kunatum?
2. Apa yang dimaksud dengan efek fotolistrik?
3. Bagaimana teori Bohr tentang atom hydrogen?
4. Apa yang dimaksud dualisme sifat elektron?
5. Apa yang dimaksud mekanika kuantum?
6. Apa yang dimaksud dengan bilangan kuantum?
7. Apa yang dimaksud dengan orbital atom?
8. Apa yang dimaksud dengan konfigurasi elektron?
9. Bagaimana prinsip pengisian elektron (Prinsip Aufbau)

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, penulisan makalah ini bertujuan
untuk:
1. Menjelaskan bagaimana fisika klasik menjadi dasar teori kuantum.
2. Mengetahui apa yang dimaksud efek fotolistrik.
3. Menjelaskan bagaimana teori Bohr mengenai atom hydrogen.
4. Mengetahui apa yang dimaksud dualism sifat elektron.
5. Mengetahui apa yang dimaksud dengan mekanika kuantum.
6. Mengetahui apa yang dimaksud bilangan kuantum.
7. Mengetahui apa yang dimaksud orbital atom.
8. Mengetahui apa yang dimaksud konfigurasi elektron.
9. Menjelaskan prinsip pengisian elektron (Prinsip Aufbau).

D. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini mampu memberikan informasi mengenai struktur
elektron atom dan menjelaskan mengenai sifat-sifatnya.
BAB II
PEMBAHSAN

A. Dari Fisika Klasik ke Teori Kuantum


Usaha dalam memahami atom dan molekul pada jaman dahulu sangat
sulit. Fisikawan dapat menjelaskan fenomena kasat mata dengan
mengasusmsikan bahwa molekul-molekul berperilaku seperti bola yang
melenting. Namun, model ini tidak dapat menjelaskan gaya-gaya yang
mengikat atom-atom dan molekul. Diperlukan waktu yang cukup lama hingga
kita dapat menyadari bahwa sifat-sifat atom tidak dikendalikan oleh hukum-
hukum yang sama dengan hukum yang bekerja pada benda yang lebih besar
(Chang, 2005: 192). Seperti halnya yang diungkapkan oleh Chang yang
menyatakan bahwa:

“Usaha-usaha awal untuk memahami atom dan molekul hanya


membuahkan hasil yang sangat terbatas. Dengan mengasumsikan
bahwa molekul-molekul berperilaku seperti bola-bola yang
melenting, fisikawan dapat meramalkan dan menjelaskan beberapa
fenomena makroskopis, seperti tekanan yang dihasilkan oleh gas.
Namu demikian, model ini tidak dapat menjelaskan kestabilan
molekul; yakni, model ini tidak dapat menjelaskan gaya-gaya yang
mengikat atom-atom dalam molekul. Diperlukan waktu yang cukup
lama untuk menyadari dan bahkan lebih lama lagi waktu yang
diperlukan untuk menerima bahwa sifat-sifat atom dan molekul tidak
dikendalikan oleh hokum-hukum yang sama dengan hokum-hukum
yang bekerja sangat baik untuk benda-benda yang lebih besar”
(Chang, 2005: 192).

Teori kuantum dapat dipahami dengan mengetahui sifat


gelombang terlebih dahulu. Misalnya dalam buku Raymond Chang
menyebutkan bahwa.

Gelombang (wave) dapat dianggap sebagai gangguan yang bergetar


dan dengannya energi dapat diteruskan. Kecepatan gelombang
bergantung pada jenis gelomang dan sifat medium di mana
gelombang berjalan (misalnya, udara, air, atau ruang hampa). Jarak
di antara titik-titik yang identik pada gelombang-gelombang yang
berurutan disebut panjang gelombang (wavelength) λ (lambda).
Frekuensi v (nu) gelombang adalah jumlah gelombang yang
melewati titik tertentu dalam satu detik. Amplitudo (amplitude)
adalah jarak vertical dari garis tengah gelombang ke puncak atau
lembah… (Chang, 2005: 192).

Kelahiran mekanika kuantum mulai diketahui dengan ditemukannya


radiasi elektromagnetik yang sebelumnya dianggapa sebgai gelombang murni,
berperilaku seperti partikel (foton). Fisikawan Prancis de Broglie
mengasumsikan bahwa materi berperilaku seperti gelombang. Dari persamaan
Einstein, E = cp. De Broglie menganggap bahwa partikel makroskopik tidak
dimungkinkan mengamati difraksi dan fenomena lain yang berkaitan dengan
gelombang. Untuk partikel mikroskopik, seperti elektron, panjang
gelombangnya dapat diamati (Takeuchi, 2006: 28).
Jumlah energi radiasi yang dipancarkan bergantung pada panjang
gelombangya diketahui berdasarkan pengukuran yang dilakukan pada akhir
abad ke-19. Plank menyelesaikan masalah ini dengan teori fisika klasik yang
mengasumsikan bahwa atom dan molekul dapat memancarkan berapapun
jumlah energi radiasi. Nama kuantum diberikan oleh Plank untuk kuantitas
energi terkecil yang dapat dipancarkan dalam bentuk radiasi elektromagnetik.
Energi E dari sauatu kuantum energi dinyatakan oleh
E = hv
Di mana h adalah konstanta Planck dan v adalah frekuensi radiasi. Nilai
konstanta Planck adalah 6,63 x 10-34 J/s (Chang, 2005: 195).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa teori kuantum
lahir dari kesulitan fisikawan dalam memahami mengenai benda mikroskopis
yaitu atom dan gaya yang mengikat atom dalam molekul. Hingga lahirlah
persamaan bahwa energi dari suatu kuantum energi dipengaruhi oleh frekuensi
radiasi. Teori kuantum didasari pada pemahaman mengenai gelombang
dikarenakan radiasi elektromagnetik yang merupakan energi radiasi bergerak
dalam ruang hampa.

B. Efek Fotolistrik
Albert Einstein menggunakan teori kuantum untuk memecahkan
misteri lain dalam fisika yakni efek fotolistrik. Efek fotolistrik merupakan
peristiwa dimana elektron dipancarkan dari permukaan logam-logam tertentu
yang disinari cahaya dengan frekuensi minimum. Banyaknya elektron yang
dipancarkan berbanding lurus dengan besarnya intensitas cahaya pada
permukaan logam (Chang, 2005: 195). Seperti yang dikutip dari Chang yang
menyatakan “Berbagai percobaan telah menunjukkan bahwa elektron
dipancarkan dari permukaan logam-logam tertentu yang disinari cahaya
dengan frekuensi minimum tertentu, yang disebut frekuensi ambang. Jumlah
elektron yang dipancarkan sebanding dengan intensitas (terang) cahayanya…”
Peningkatan intensitas
cahaya yang dipancarkan
terhadap suatu logam, akan
meningkatkan laju energi
sehingga akan menyebabkan
medan listrik meningkat dan laju
emisi elektron dari logam akan
meningkat. Elektron dalam atom akan berosilasi untuk merespon medan listrik
yang datang hingga elektron dapat terlepas dari atomnya. Hal ini diungkapkan
oleh Sukarna (2003: 98) yang menyebutkan bahwa

“Menurut teori gelombang, suatu atom akan menyerap energi dan


gelombang elektromagnetik yang setara dengan luas gelombangnya.
Elektron dalam atom akan berosilasi untuk merespon medan listrik
dari gelombang hingga energi yang diserap cukup untuk
mengeluarkan elektron dari atom. Peningkatan intensitas sumber
cahaya akan meningkatkan laju serapan energi sehingga medan
listrik meningkat, akibatnya laju emisi elektron juga meningkat…”
Efek fotolistrik menurut Takeuchi (2006: 22) menyebutkan bahwa
“Fenomena emisi elektron dari permukaan logam yang diradiasi cahay (foto-
radiasi) disebut dengan efek fotolistrik. Untuk logam tertentu, emisi hanya
akan terjadi bila frekuensi sinar yang dijatuhkan di atas nilai tertentu yang
khas untuk logam tersebut”. Dari pernyataan tersebut dapat diperoleh
informasi bahwa pelepasan elektron dari suatu logam yang disinari cahaya,
harus berada pada frekuensi sinar yang tepat untuk logam tersebut.
Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, efek
fotolistrik merupakan fenomena dimana elektron terlepas dari atomnya
dikarenakan adanya energi yang diperoleh dari pancaran cahaya dengan
frekuensi atau intesitas tertentu yang sesuai dengan logam yang dipancari
cahaya.

C. Teori Bohr tentang Atom Hidrogen


Niels Bohr mengemukakan teori yang masuk akal mengenai struktur
elektron dalam atom melalui penjelasannya mengenai spectrum hydrogen.
Bohr dalam Goldberg (2008) menyebutkan bahwa “setiap atom hydrogen ,
elektron mengeilingi inti dalam satu atau beberapa orbit melingkar yang
mugkin, masing-masing mempunyai jejari tertentu yang berkaitan dengan
energi elektron itu”. Niels Bohr menjelaskan bahwa elektron bergerak
mengelilingi inti atom dengan orbit melingkar, orbit-orbit pada atom memiliki
jari-jari yang berbeda tergantung pada seberapa besar energi elektron tersebut.
Menurut Chang (2005: 197) menyatakan bahwa “spectrum pancar (emission
spectra), yang dapat berupa spectrum kontinu maupun spectrum garis dari
radiasi yang dipancarkan oleh zat”. Spektrum pancar terdiri atas dua yaitu
spectrum kontinu dan spectrum garis yang dipancarkan oleh suatu zat melalui
radiasi. Spektrum garis menurut Chang (2005: 197) “Spektrum pancar atom
dalam gas, tidak menunjukkan spectrum panjang gelombang kontinu yang
merentang dari merah sampai violet; namun, atom-atom hanya memancarkan
cahay pada panjang gelombang yang khas. Spektrum semacam ini disebut
spectrum garis”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa spectrum garis
merupakan spectrum pancar pada umumnya namun memiliki ciri khusus yaitu
penampakan garis-garis terang dalam spektrumnya.

Teori Bohr hadir dari kombinasi hipotesis kuantum Planck dengan


fisika klasik untuk menjelaskan mengenai spectrum atom yang diskontinyu.
Menurut Bohr dalam Takeuchi (2006: 23) menyatakan bahwa “Tidak ada
energi yang dipancarkan bila elektron berada dalam keadaan stasioner ini. Bila
elektron berpindah dari keadaan stasioner berenergi tinggi ke keadaan
stasioner bernergi lebih rendah, akan terjadi pemancaran energi… Dalam
keadaan stasioner manapun, elektron bergerak dalam orbit sikular…”. Dari
pernyataan tersebut diperoleh informasi bahwa energi dapat dilepaskan atau
dipancarkan jika terjadi perpindahan elektron dari satu orbital dengan tingkat
energi tinggi ke tingkat energi rendah.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa teori Bohr
merupakan teori yang menyatakan mengenai struktur atom dan elektronnya.
Bohr menjelaskan bahwa elektron bergeraka mengelilingi inti pada lintasan
tertentu berdasarkan energi dari elektron tersebut. Bohr menjelaskan mengenai
spectrum pada hydrogen yang dapat berupa spectrum pancar dan spectrum
garis. Teori yang dikemukakan Bohr merupakan kombinasi dari hipotesis
kuantum Planck dan fisika klasik mengenai spectrum atom. Pada teori Bohr
dijelaskan bahwa tidak ada energi yang dipancarkan apabila elektron dalam
keadaan stasioner.

D. Dualisme Sifat Elektron


Teori yang diungkapkan oleh Bohr mengenai energi elektron atom
hydrogen terkuantisasi menyebabkan para fisikawan takjub dan tertarik. Hal
yang paling menarik adalah bahwa elektron dalam teori atom Bohr dibatasi
untuk mengorbit di sekeliling inti pada jarak tertentu. Pertanyaan tersebut
tidak dapat dijawab bahkan oleh Bohr sendiri, tidak memiliki penjelesan yang
dapat diterima. Menurut Bohr dalam buku Petrucci (2008) menyebutkan
bahwa “elektron bergerak dalam orbit yang melingkari inti dengan gerak yang
dideskripsikan oleh fisika klasik…”. Elektron tidak diam pada orbitnya,
melainkan bergerak mengelilingi inti dengan gerak yang dideskripsikan oleh
fisika klasik.

Pada tahun 1924, fisikawan Perancis, Louis de Broglie memberikan


solusi mengenai teori atom Bohr. Menurut Louis de Broglie dalam Chang
(2005: 202) menyebutkan bahwa “sebuah elektron yang terikat pada inti
berperilaku seperti gelombang berdiri… Gelombang disebut berdiri, atau
stasioner, sebab gelombang ini tidak berjalan di sepanjang senar. Beberapa
titik pada senar, disebut simpul (node), tidak bergerak sama sekali; berarti
amplitude gelombang di titik-titik tersebut adalah nol”. Berdasarkan
penjelasan tersebut, dapat diperoleh informasi bahwa elektron memiliki sifat
layaknya gelombang yaitu elektron tidak mengorbit pada orbitalnya secara
utuh namun elektron mengorbit seperti gelombang dimana terdapat simpul-
simpul di antara orbit tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa elektron
memiliki dua sifat yaitu bersifat sebagai cahaya dan bersifat sebagai
gelombang. Elektron memiliki sifat cahaya dibuktikan dengan adanya
spectrum warna dan aliran partikel (foton) pada sub-bab sebelumnya. Elektron
memiliki sifat gelombang karena pergerakan elektron pada orbitnya tidak
mengikuti orbit sepenuhnya namun bergerak menyerupai gelombang.

E. Mekanika Kuantum
Dualisme sifat elektron, menimbulkan permasalahan baru mengenai
sifat gelombang. Permasalahan tersebut adalah sulitnya menetukan posisi
gelombang tersebut. Louis de Broglie menyatakan bahwa elektron bergerak
seperti gelombang. Lantas bagaimana posisi gelombang dapat ditentukan
mengingat gelombang menyebar di dalam ruang. Fisikawan Jerman, Werner
Heisenberg dalam Chang (2005: 204) merumuskan prinsip ketidakpastian
Heisenberg yang menyatakan bahwa “Tidak mungkin untuk mengetahui
secara serentak momentum (massa x kecepatan) dan posisi partikel dengan
pasti”. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa posisi elektron dalam suatu
atom, tidak dapat ditentukan secara pasti karena sifat elektron sebagai
gelombang.

Mekanika kuantum merupakan paduan dari dua system mekanik yang


di rumuskan oleh Heisenberg dengan mekanika matriksnya dan Schrodinger
dengan mekanika gelombangnya. Hal ini didasari atas usulan dari
Schrodinger terhadap persamaan de Broglie bahwasanya persamaan tersebut
dapat diterapkan tidak hanya untuk gerakan bebas partikel, tetapi juga pada
gerakan yang terikat seperti elektron dan atom. Berdasar pada penjelasan oleh
Takeuchi (2006, 30) dala bukunya bahwa “Fisikawan Austria Erwin
Schrödinger (1887-1961) mengusulkan ide bahwa persamaan De Broglie
dapat diterapkan tidak hanya untuk gerakan bebas partikel, tetapi juga pada
gerakan yang terikat seperti elektron dalam atom. Dengan memperuas ide ini,
ia merumuskan sistem mekanika gelombang”.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa mekanika
kuantum lahir dari permasalahan mengenai pernyataan de Broglie bahwa
elektron memiliki sifat gelombang, namun posisi gelombang tidak dapat
ditentukan secara pasti mengingat gelombang menyebar dalam ruang. Dari
hal ini lahirlah dua system yaitu mengenai system mekanika matriks yang
dikemukakan oleh Heissenberg dan system mekanika gelombang oleh
Schrodinger. Sehingga terbentuklah teori menganai mekanika kuantum
dengan menggabungkan kedua teori yang saling berkaitan tersebut.

F. Bilangan Kuantum
Terdapat tiga bilangan kuantum yang digunakan untuk
menggambarkan distribusi elektron dalam atom hydrogen dan atom-atom lain.
Namun terdapat bilangan kuantum keempat yaitu bilangan kuantum spin yang
menggamarkan perilaku elektron tertentu dan melengkapi gambaran tentang
elektron dalam atom (Chang, 2005: 205). Menurut Chang (2005: 205)
menyebutkan bahwa “Dalam mekanika kuantum, tiga bilangan kuantum
(quantum number) diperlukan untuk menggambarkan distribusi elektron
dalam atom hydrogen dan atom-atom lain. Bilangan-bilangan kuantum ini
disebut bilangan kuatnum utama, bilangan kuantum momentum sudut, dan
bilangan kuantum magnetic”.
Bilangan kuantum utama menurut Goldberg (2008: 44) menyebutkan
bahwa “Bilangan kuantum utama suatu elektron dilambangkan dengan n. Ini
adalah bilangan kuantum paling penting dalam menentukan energi elektron.
Secara umum, semakin tinggi bilangan kuantum utama, semakin tinggi energi
elektron tersebut”. Adapun bilangan kuantum utama menurut Chang (2005:
206) menyebutkan bahwa “Bilangan kuantum utama dapat bernilai bilangan
bulat 1, 2, 3, dan seterusnya. Dalam atom hydrogen, nilai n menentukan
energi orbital. Semakin besar n, semakin besar jarak rata-rata elektron dalam
orbital tersebut dari inti dan oleh karena itu semakin besar orbitalnya”.
Bilangan kuantum momentum sudut menurut Chang (2005: 206)
“Bilangan kuantum momentum sudut memberikan informasi mengenai bentuk
orbital”. Adapun menurut Goldberg (2008: 44) “Bilangan kuantum
momentum angular dinyatakan dengan l. Ini juga memengaruhi energi
elektron, tetapi umumnya tidak sepenting bilangan kuantum utama… Nilai l
bisa 0 atau bilangan positif sampai, tetapi tidak termasuk, nilai n untuk
elektron tersebut”.
Bilangan kuantum menurut Petrucci (2008) menyebutkan bahwa
“Semua orbital dengan nilai n yang sama berada dalam kulit elektronik
utama atau tingkat utama yang sama, dan semua orbital dengan nilai n dan l
yang sama berada dalam subkulit atau subtingkat yang sama”. Berdasarkan
penjelasan tersebut dapat diperoleh informasi bahwa setiap elektron pada
orbital yang memiliki nilai n yang sama maka akan menempati kulit yang
sama, sedangkan orbital yang memiliki nilai n dan l yang sama maka akan
menempati subkulit yang sama.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa bilangan
kuantum terdiri atas empat yaitu bilangan kuantum utama, bilangan kuantum
angular, bilangan kuantum magnetic dan bilangan kunatum spin. Setiap
bilangan kuantum memiliki peranan masing-masing. Seperti bilangan
kuantum angular yang memberikan informasi mengenai bentuk orbital,
bilangan kuantum spin yang menggambarkan perilaku elektron. Setiap
bilangan kuantum memiliki aturan masing-masing dan saling berkaitan
dengan bilangan kuantum lainnya.

G. Orbital Atom
Menurut Petrucci (2008) mengenai orbital atom menyebutkan bahwa
“Orbital dengan nilai n yang sama berada dalam kulit elektronik utama
(principal elektronic shell) atau tingkat utama (principal level) yang sama, dan
semua orbital dengan nilai n dan l yang sama berada dalam subkulit
(subshell), atau subtingkat (sublevel) yang sama”. Chang (2005: 207) dalam
bukunya menyebutkan bahwa “Sebuah orbital tidak memiliki bentuk yang
terdefinisi dengan baik sebab fungsi gelombang yang merupakan ciri khas
orbital ini meluas dari inti sampai ke daerah takterhingga”.
1. Orbital S
Elektron ditemukan di daerah dekat inti. Secara kasar, terdapat peluang
sekitar 90% untuk menemukan elektron dalaam bola dengan jari-jari 100
pm di sekitar inti. Jadi, kita dapat menggambarkan orbital 1s dengan
diagram permukaan batas yang melingkupi 90 persen kerapatan elektron
total dalam suatu orbital.
2. Orbital P
Orbital p dimulai dengan bilangan kuantum utama n = 2. Bila n = 1, maka
bilangan kuantum momentum sudut l dapat diasumsikan hanya bernilai
no, jadi hanya ada orbital 1s. Contoh orbital 2p: 2px, 2py, 2pz. Huruf pada
subskrip menandai sumbu tempat orbital-orbital tersebut terorientasi.
Ketiga orbital p ini identik dalam ukuran, bentuk, dan energinya; orbital-
orbital ini berbeda satu sama lain hanya dalam orientasinya.
3. Orbital d dan Orbital Berenergi Lebih Tinggi Lainnya
Orbital dengan energi yang lebih tinggi dari d disebut orbital f, g, … dan
seterusnya. Orbital f penting untuk menjelaskan perilaku unsur-unsur
dengan nomor atom lebih besar dari 57, tetapi bentuknya sulit untuk
digambarkan.
Berdasarakan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa orbital
memiliki kaitan dengan bilangan kuantum, apabila orbital dengan nilai n yang
sama maka ia berada dalam kulit yang sama. Orbital atom tidak dapat
digambarkan bentuknya dikarenakan fungsi gelombang sebagai ciri khas
orbital. Orbital atom terdiri dari orbital s, p, dan d.
H. Konfigurasi Elektron
Atom yang memiliki jumlah elektron yang lebih dari satu maka
interaksi antara elektron harus dipertimbangkan, dan sukar untuk
menyelesaikan persamaan gelombangnya. Menurut Takeuchi (2006)
menyebutkan bahwa “energi atom mirip hydrogen ditentukan hanya oleh
bilangan kuantum utama n, tetapi untuk atom poli-elektron terutama
ditentukan oleh n dan l”.
1. Prinsip Larangan Pauli
Menurut Chang (2005) Untuk atom berelektron banyak, maka
digunakan prinsip larangan pauli untuk menentukan konfigurasi elektron.
Prinsip ini menyatakan bahwa tidak ada elektron-elektron dalam satu atom
yang mempunyai keempat bilangan kunatum yang sama. Bila dua elektron
dalam satu atom mempunyai nilai n, l, dan m yang sama (yakni, kedua
elektron ini berada dalam orbital atom yang sama), maka kedua elektron
tersebut haru mempunyai nilai ms yang berbeda. Dengan kata lain, hanya
dua elektron yang dapat menempati orbital atom yang sama, dan kedua
elektron tersebut harus mempunyai spin yang berlawanan. Menurut
Takeuchi (2006) menyebutkan bahwa “hanya satu elektron dalam atom
yang diizinkan menempati keadaan yang didefinisikan oleh kumpulan 4
bilangan kuantum atau paling banya 2…”. Berdasarkan penjelasan
tersebut diperoleh informasi bahwa tidak ada satu elektron yang memiliki
bilangan kuantum yang sama persis.
2. Efek Perisai pada Atom Berlektron Banyak
Menurut Chang (2005) Konsekuensi dari efek perisai adalah
mengurangi gaya tarik elektrostatik antara proton-proton dalam inti dan
elektron di orbital 2s atau 2p.
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
menetukan konfigurasi electron, kita harus mempertimbangkan beberapa
aturan berupa Prinsip larangan Pauli dan efek perisai pada atom.
I. Prinsip Pengisian Elektron (Prinsip Aufbau)
Prinsip Afubau mengatakan bahwa bila proton ditambahkan satu per
satu ke dalam inti atom untuk membentuk unsur, elektron juga ditambahkan
ke orbital-orbital atomnya dengan cara serupa. Melalui proses ini kita
dapatkan pengetahuan terperinci mengenai konfigurasi elektron unsur-unsur
dalam keadaan dasar. Konfigurasi elektron semua unsur, kecuali hydrogen dan
helium dinyatakan dengan inti gas mulia yang menunjukkan dalam tanda
kurung unsur gas mulia terdekat sebelum unsur yang dimaksud, diikuti
dengan lambang subkulit-subkulit tersisi yang paling tinggi energinya dalam
kulit terluar (Chang, 2005).
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kita dapat
menentukan konfigurasi electron pada keadaan dasar untuk semua unsure
berdasarkan nomor atom dan posisinya dalam table periodic.
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Elektron merupakan partikel yang mengelilingi inti atom. Elektron
memiliki struktur tertentu yang dijelaskan pada teori kuantum. Teori kuantum
diperluas oleh Einstein untuk menjelaskan efek fotolistrik dengan membuat
postulat bahwa cahaya dapat berperilaku seperti aliran patikel (foton). Niels
Bohr menjelaskan bahwa elektron dapat memancarkan foton bila elektron
tersebut loncat dari orbit yang berenergi tinggi ke rendah. Gagasan bahwa
cahaya mempunyai sifat partikel maupun sifat gelombang diperluas oleh de
Broglie untuk semua partikel yang bergerak. Orbital atom dan merupakan
fungsi gelombang dan kuadrat fungsi gelombang mendefiniskan distribusi
kerapatan elektron dalam ruang. Energi elektron dalam atom hydrogen hanya
ditentukan oleh bilangan kuantum utamanya. Prinsp Aufbau dapat digunakan
untuk menentukan konfigurasi elektron pada keadaan dasar untuk semua
unsur berdasarkan nomor atom dan posissinya dalam tabel periodik.
B. Saran
Adapun saran yang diajukan pada penulisan karya tulis ini adalah:
Bagi penulis, sebaiknya dapat menjelaskan secara terperinci mengani struktur
elektron atom.
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga.


Goldberg, David. 2005. Kimia Untuk Pemula Edisi Ketiga. Jakarta: Schaum
Out Line
Petrucci, Ralph H. 2008. Kimia Dasar Aplikasi & Prinsip-prinsip Modern.
Jakarta: Erlangga
Sukarna, I Made. 2003. Kimia Dasar 1. Yogyakarta: JICA
Takeuchi, Yashito. 2006. Buku Teks Pengantar Kimia. Tokyo: Iwanami
Publishing

Anda mungkin juga menyukai