Disusun oleh:
(Faathir Almur, 1613040020, 2016)
Segala puji bagi Tuhan semesta alam yang maha pengasih lagi maha
penyayang sebagai sang pencipta yang tidak ada duanya. Dialah Allah yang
menciptakan manusia dengan berbagai macam bentuk, sifat, perilaku, dan
pemikiran yang berbeda-beda. Atas berkat ridho-Nya karya tulis ini dapat selesai.
Salam dan taslim kita haturkan kepada nabi Muhammad SAW sebagai pembawa
kebenaran bagi kita semua.
Makalah ini hadir dengan tujuan yang mulia yaitu untuk memberi
informasi mengenai materi kimia yaitu struktur elektron atom. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kepustakaan Kimia. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan, sehingga kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat penulis butuhkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Ucapan terima kasih yang sebesar besarnya kepada pihak yang telah
membantu penyusunan makalah ini. Atas berkat bantuan dari Ayahanda dosen
mata kuliah Kepustakaan Kimia Hardin, S.Pd., S.Si., M.Si., yang rela
membimbing kami sampai pada tahap akhir membantu penulis dalam penyusunan
makalah ini. Hal ini juga tidak berarti apa-apa tanpa dukungan moril dan materil
dari orang tua dan motivasi dari teman-teman serta kata-kata semangat dari para
sahabat. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan
negara.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada abad kelima SM, filsuf Yunani Democritus mengungkapkan
keyakinannya bahwa semua materi terdiri atas partikel yang sangat kecil dan
tidak dapat dibagi lagi, yang ia namakan atomos. Pada tahun 1808, seorang
ilmuwan Inggris merumuskan definisi yang presisi tentang blok penyusun
materi yang tidak dapt dibagi lagi yang kita sebut atom. Konsep yang
dikemukakan oleh Dalton lebih rinci dan spesifik dibandingkan konsep
Democritus. Hipotesisi pertama menyatakan bahwa atom dari unsur yang satu
berbeda dari atom dengan semua unsur yang lain. Dalton menyadari bahwa
perbedaan sifat yang ditunjukkan oleh unsur-unsur seperti hydrogen dan
oksigen dapat dijelaskan dengan mengasumsikan bahwa atom-atom hydrogen
tidak sama dengan atom-atom oksigen. Pada tahun 1850-an dan dilanjutkan
pada abad kesembilan belas secara jelas menunjukkan bahwa atom
sesungguhnya memiliki struktur internal; yaitu atom tersusun atas partikel-
partikel yang lebih kecil lagi, yang disebut partikel subatom. Penelitian tersebut
mengarah pada penemuan tiga partikel sub atom yang salah satunya adalah
elektron.
Salah satu bukti penting akan keberadaaan partikel-partikel yang lebih
kecil daripada atom dating dari kajian tentang efek edan listrik yang besar
terhadap atom dan molekul. Jika suatu gas ditempatkan dalam tabung kaca di
antara dua keeping penghantar listrik, dan diberi beda potensial listrik di antara
keduanya, maka arus akan melewati gas tadi; besarnya arus dapat diukur dalam
rangkaian eksternal yang menghubungkan kedua keeping logam tersebut. Hasil
ini menunjukkan bahwa medan listrik telah memecah atom menjadi spesies
baru yang membawa muatan.
Pada tahun 1897, fisikawan Inggris J.J. Thomson melakukan
serangaklaian eksperimen yang menghapus kontroversi tadi dengan
membuktikan bahwa sinar katoda adalah partikel bermuatan negative yang
dinamakan elektron. Percobaan ini dilakukan pada tabung yang sangat vakum,
seberkan sinar katoda dihasilkan oleh katoda dan anoda dengan cara yang
biasa. Sebuah lubang pada anoda menyebabkan lewatnya sebagian sinati di
antara pasangan lempeng kedua yang dapat diberi muatan positif dan negative
agar membentuk medan listrik yang tegak lurus terhadap lintasan sinar katoda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sinar katoda dibelokkan ke bawah, dan
penyimpangannya dapat diukur dengan cermat dari perpindahan bintik cahaya
pada layar di ujung tabung.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penulisan karya tulis ilmiah ini, maka rumusan
masalah penulisan karya tulis ilmiah ini yaitu:
1. Bagaimana fisika klasik menjadi dasar teori kunatum?
2. Apa yang dimaksud dengan efek fotolistrik?
3. Bagaimana teori Bohr tentang atom hydrogen?
4. Apa yang dimaksud dualisme sifat elektron?
5. Apa yang dimaksud mekanika kuantum?
6. Apa yang dimaksud dengan bilangan kuantum?
7. Apa yang dimaksud dengan orbital atom?
8. Apa yang dimaksud dengan konfigurasi elektron?
9. Bagaimana prinsip pengisian elektron (Prinsip Aufbau)
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, penulisan makalah ini bertujuan
untuk:
1. Menjelaskan bagaimana fisika klasik menjadi dasar teori kuantum.
2. Mengetahui apa yang dimaksud efek fotolistrik.
3. Menjelaskan bagaimana teori Bohr mengenai atom hydrogen.
4. Mengetahui apa yang dimaksud dualism sifat elektron.
5. Mengetahui apa yang dimaksud dengan mekanika kuantum.
6. Mengetahui apa yang dimaksud bilangan kuantum.
7. Mengetahui apa yang dimaksud orbital atom.
8. Mengetahui apa yang dimaksud konfigurasi elektron.
9. Menjelaskan prinsip pengisian elektron (Prinsip Aufbau).
D. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini mampu memberikan informasi mengenai struktur
elektron atom dan menjelaskan mengenai sifat-sifatnya.
BAB II
PEMBAHSAN
B. Efek Fotolistrik
Albert Einstein menggunakan teori kuantum untuk memecahkan
misteri lain dalam fisika yakni efek fotolistrik. Efek fotolistrik merupakan
peristiwa dimana elektron dipancarkan dari permukaan logam-logam tertentu
yang disinari cahaya dengan frekuensi minimum. Banyaknya elektron yang
dipancarkan berbanding lurus dengan besarnya intensitas cahaya pada
permukaan logam (Chang, 2005: 195). Seperti yang dikutip dari Chang yang
menyatakan “Berbagai percobaan telah menunjukkan bahwa elektron
dipancarkan dari permukaan logam-logam tertentu yang disinari cahaya
dengan frekuensi minimum tertentu, yang disebut frekuensi ambang. Jumlah
elektron yang dipancarkan sebanding dengan intensitas (terang) cahayanya…”
Peningkatan intensitas
cahaya yang dipancarkan
terhadap suatu logam, akan
meningkatkan laju energi
sehingga akan menyebabkan
medan listrik meningkat dan laju
emisi elektron dari logam akan
meningkat. Elektron dalam atom akan berosilasi untuk merespon medan listrik
yang datang hingga elektron dapat terlepas dari atomnya. Hal ini diungkapkan
oleh Sukarna (2003: 98) yang menyebutkan bahwa
E. Mekanika Kuantum
Dualisme sifat elektron, menimbulkan permasalahan baru mengenai
sifat gelombang. Permasalahan tersebut adalah sulitnya menetukan posisi
gelombang tersebut. Louis de Broglie menyatakan bahwa elektron bergerak
seperti gelombang. Lantas bagaimana posisi gelombang dapat ditentukan
mengingat gelombang menyebar di dalam ruang. Fisikawan Jerman, Werner
Heisenberg dalam Chang (2005: 204) merumuskan prinsip ketidakpastian
Heisenberg yang menyatakan bahwa “Tidak mungkin untuk mengetahui
secara serentak momentum (massa x kecepatan) dan posisi partikel dengan
pasti”. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa posisi elektron dalam suatu
atom, tidak dapat ditentukan secara pasti karena sifat elektron sebagai
gelombang.
F. Bilangan Kuantum
Terdapat tiga bilangan kuantum yang digunakan untuk
menggambarkan distribusi elektron dalam atom hydrogen dan atom-atom lain.
Namun terdapat bilangan kuantum keempat yaitu bilangan kuantum spin yang
menggamarkan perilaku elektron tertentu dan melengkapi gambaran tentang
elektron dalam atom (Chang, 2005: 205). Menurut Chang (2005: 205)
menyebutkan bahwa “Dalam mekanika kuantum, tiga bilangan kuantum
(quantum number) diperlukan untuk menggambarkan distribusi elektron
dalam atom hydrogen dan atom-atom lain. Bilangan-bilangan kuantum ini
disebut bilangan kuatnum utama, bilangan kuantum momentum sudut, dan
bilangan kuantum magnetic”.
Bilangan kuantum utama menurut Goldberg (2008: 44) menyebutkan
bahwa “Bilangan kuantum utama suatu elektron dilambangkan dengan n. Ini
adalah bilangan kuantum paling penting dalam menentukan energi elektron.
Secara umum, semakin tinggi bilangan kuantum utama, semakin tinggi energi
elektron tersebut”. Adapun bilangan kuantum utama menurut Chang (2005:
206) menyebutkan bahwa “Bilangan kuantum utama dapat bernilai bilangan
bulat 1, 2, 3, dan seterusnya. Dalam atom hydrogen, nilai n menentukan
energi orbital. Semakin besar n, semakin besar jarak rata-rata elektron dalam
orbital tersebut dari inti dan oleh karena itu semakin besar orbitalnya”.
Bilangan kuantum momentum sudut menurut Chang (2005: 206)
“Bilangan kuantum momentum sudut memberikan informasi mengenai bentuk
orbital”. Adapun menurut Goldberg (2008: 44) “Bilangan kuantum
momentum angular dinyatakan dengan l. Ini juga memengaruhi energi
elektron, tetapi umumnya tidak sepenting bilangan kuantum utama… Nilai l
bisa 0 atau bilangan positif sampai, tetapi tidak termasuk, nilai n untuk
elektron tersebut”.
Bilangan kuantum menurut Petrucci (2008) menyebutkan bahwa
“Semua orbital dengan nilai n yang sama berada dalam kulit elektronik
utama atau tingkat utama yang sama, dan semua orbital dengan nilai n dan l
yang sama berada dalam subkulit atau subtingkat yang sama”. Berdasarkan
penjelasan tersebut dapat diperoleh informasi bahwa setiap elektron pada
orbital yang memiliki nilai n yang sama maka akan menempati kulit yang
sama, sedangkan orbital yang memiliki nilai n dan l yang sama maka akan
menempati subkulit yang sama.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa bilangan
kuantum terdiri atas empat yaitu bilangan kuantum utama, bilangan kuantum
angular, bilangan kuantum magnetic dan bilangan kunatum spin. Setiap
bilangan kuantum memiliki peranan masing-masing. Seperti bilangan
kuantum angular yang memberikan informasi mengenai bentuk orbital,
bilangan kuantum spin yang menggambarkan perilaku elektron. Setiap
bilangan kuantum memiliki aturan masing-masing dan saling berkaitan
dengan bilangan kuantum lainnya.
G. Orbital Atom
Menurut Petrucci (2008) mengenai orbital atom menyebutkan bahwa
“Orbital dengan nilai n yang sama berada dalam kulit elektronik utama
(principal elektronic shell) atau tingkat utama (principal level) yang sama, dan
semua orbital dengan nilai n dan l yang sama berada dalam subkulit
(subshell), atau subtingkat (sublevel) yang sama”. Chang (2005: 207) dalam
bukunya menyebutkan bahwa “Sebuah orbital tidak memiliki bentuk yang
terdefinisi dengan baik sebab fungsi gelombang yang merupakan ciri khas
orbital ini meluas dari inti sampai ke daerah takterhingga”.
1. Orbital S
Elektron ditemukan di daerah dekat inti. Secara kasar, terdapat peluang
sekitar 90% untuk menemukan elektron dalaam bola dengan jari-jari 100
pm di sekitar inti. Jadi, kita dapat menggambarkan orbital 1s dengan
diagram permukaan batas yang melingkupi 90 persen kerapatan elektron
total dalam suatu orbital.
2. Orbital P
Orbital p dimulai dengan bilangan kuantum utama n = 2. Bila n = 1, maka
bilangan kuantum momentum sudut l dapat diasumsikan hanya bernilai
no, jadi hanya ada orbital 1s. Contoh orbital 2p: 2px, 2py, 2pz. Huruf pada
subskrip menandai sumbu tempat orbital-orbital tersebut terorientasi.
Ketiga orbital p ini identik dalam ukuran, bentuk, dan energinya; orbital-
orbital ini berbeda satu sama lain hanya dalam orientasinya.
3. Orbital d dan Orbital Berenergi Lebih Tinggi Lainnya
Orbital dengan energi yang lebih tinggi dari d disebut orbital f, g, … dan
seterusnya. Orbital f penting untuk menjelaskan perilaku unsur-unsur
dengan nomor atom lebih besar dari 57, tetapi bentuknya sulit untuk
digambarkan.
Berdasarakan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa orbital
memiliki kaitan dengan bilangan kuantum, apabila orbital dengan nilai n yang
sama maka ia berada dalam kulit yang sama. Orbital atom tidak dapat
digambarkan bentuknya dikarenakan fungsi gelombang sebagai ciri khas
orbital. Orbital atom terdiri dari orbital s, p, dan d.
H. Konfigurasi Elektron
Atom yang memiliki jumlah elektron yang lebih dari satu maka
interaksi antara elektron harus dipertimbangkan, dan sukar untuk
menyelesaikan persamaan gelombangnya. Menurut Takeuchi (2006)
menyebutkan bahwa “energi atom mirip hydrogen ditentukan hanya oleh
bilangan kuantum utama n, tetapi untuk atom poli-elektron terutama
ditentukan oleh n dan l”.
1. Prinsip Larangan Pauli
Menurut Chang (2005) Untuk atom berelektron banyak, maka
digunakan prinsip larangan pauli untuk menentukan konfigurasi elektron.
Prinsip ini menyatakan bahwa tidak ada elektron-elektron dalam satu atom
yang mempunyai keempat bilangan kunatum yang sama. Bila dua elektron
dalam satu atom mempunyai nilai n, l, dan m yang sama (yakni, kedua
elektron ini berada dalam orbital atom yang sama), maka kedua elektron
tersebut haru mempunyai nilai ms yang berbeda. Dengan kata lain, hanya
dua elektron yang dapat menempati orbital atom yang sama, dan kedua
elektron tersebut harus mempunyai spin yang berlawanan. Menurut
Takeuchi (2006) menyebutkan bahwa “hanya satu elektron dalam atom
yang diizinkan menempati keadaan yang didefinisikan oleh kumpulan 4
bilangan kuantum atau paling banya 2…”. Berdasarkan penjelasan
tersebut diperoleh informasi bahwa tidak ada satu elektron yang memiliki
bilangan kuantum yang sama persis.
2. Efek Perisai pada Atom Berlektron Banyak
Menurut Chang (2005) Konsekuensi dari efek perisai adalah
mengurangi gaya tarik elektrostatik antara proton-proton dalam inti dan
elektron di orbital 2s atau 2p.
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
menetukan konfigurasi electron, kita harus mempertimbangkan beberapa
aturan berupa Prinsip larangan Pauli dan efek perisai pada atom.
I. Prinsip Pengisian Elektron (Prinsip Aufbau)
Prinsip Afubau mengatakan bahwa bila proton ditambahkan satu per
satu ke dalam inti atom untuk membentuk unsur, elektron juga ditambahkan
ke orbital-orbital atomnya dengan cara serupa. Melalui proses ini kita
dapatkan pengetahuan terperinci mengenai konfigurasi elektron unsur-unsur
dalam keadaan dasar. Konfigurasi elektron semua unsur, kecuali hydrogen dan
helium dinyatakan dengan inti gas mulia yang menunjukkan dalam tanda
kurung unsur gas mulia terdekat sebelum unsur yang dimaksud, diikuti
dengan lambang subkulit-subkulit tersisi yang paling tinggi energinya dalam
kulit terluar (Chang, 2005).
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kita dapat
menentukan konfigurasi electron pada keadaan dasar untuk semua unsure
berdasarkan nomor atom dan posisinya dalam table periodic.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Elektron merupakan partikel yang mengelilingi inti atom. Elektron
memiliki struktur tertentu yang dijelaskan pada teori kuantum. Teori kuantum
diperluas oleh Einstein untuk menjelaskan efek fotolistrik dengan membuat
postulat bahwa cahaya dapat berperilaku seperti aliran patikel (foton). Niels
Bohr menjelaskan bahwa elektron dapat memancarkan foton bila elektron
tersebut loncat dari orbit yang berenergi tinggi ke rendah. Gagasan bahwa
cahaya mempunyai sifat partikel maupun sifat gelombang diperluas oleh de
Broglie untuk semua partikel yang bergerak. Orbital atom dan merupakan
fungsi gelombang dan kuadrat fungsi gelombang mendefiniskan distribusi
kerapatan elektron dalam ruang. Energi elektron dalam atom hydrogen hanya
ditentukan oleh bilangan kuantum utamanya. Prinsp Aufbau dapat digunakan
untuk menentukan konfigurasi elektron pada keadaan dasar untuk semua
unsur berdasarkan nomor atom dan posissinya dalam tabel periodik.
B. Saran
Adapun saran yang diajukan pada penulisan karya tulis ini adalah:
Bagi penulis, sebaiknya dapat menjelaskan secara terperinci mengani struktur
elektron atom.
DAFTAR PUSTAKA