PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kuliah Metodologi Penelitian pada
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNSIKA
Disusun Oleh :
Mutia (1610631050099)
Mutia (1610631050099)
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini,maka kami bersedia
menerima sanksi yang sesuai dengan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini kami buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari pihak
manapun.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa,karena berkat rahmat dan karunia-
Nya semata sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan proposal dengan judul
“Analisis Kemampuan Berpikir Logis Matematis Siswa SMP Materi Perbandingan dengan
Model Pembelajaran Kooperatif ” .
Penyusunan proposal ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
Metodologi Penelitian Pendidikan Matematika. Penyusunan ini dapat terlaksana dengan baik
berkat dukungan dari Dosen pengampu kami Bapak Dr. Dori Lukman Hakim,M.Pd untuk itu
pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih.
Walaupun demikian dalam laporan ini kami menyadari bahwa masih belum
sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan proposal
ini. Namun demikian adanya,semoga proposal ini dapat dijadikan acuan atau tindak lanjut
selanjutnya dan bermanfaat bagi kita semua terutama bagi ilmu keguruan dan pendidikan.
ii
Daftar Isi
Lembar Pernyataan Keaslian Proposal ................................................................i
Kata Pengantar ..................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................... iii
Daftar Gambar ......................................................................................................iv
Daftar Tabel ........................................................................................................... v
Latar Belakang Penelitian ..................................................................................... 1
Batasan Masalah Penelitian .................................................................................. 2
Rumusan Masalah .................................................................................................2
Tujuan Penelitian ...................................................................................................2
Manfaat Penelitian .................................................................................................3
Kajian Teori ........................................................................................................... 3
A. Indikator Masalah Berpikir Logis ............................................................ 3
B. Kemampuan Berpikir Logis Matematis ................................................... 4
C. Model Pembelajar Kooperatif ...................................................................7
D. Tahapan Pembelajaran Model Kooperatif ............................................. 11
Metodologi Penelitian .......................................................................................... 12
Subjek Penelitian .................................................................................................13
Definisi Oprasional .............................................................................................. 13
A. Berpikir Logis Matematis ........................................................................ 13
B. Model Pembelajar Kooperatif .................................................................14
Instrumen Penelitian ........................................................................................... 14
A. Instrumen Penelitian ................................................................................ 14
B. Penilaian atau Skoring ............................................................................. 14
C. Uji Validitas ............................................................................................... 15
D. Uji Reliabilitas ........................................................................................... 16
Analisis Data ......................................................................................................... 17
Kerangka Penelitian ............................................................................................ 19
Referensi ............................................................................................................... 19
Lampiran .............................................................................................................. 22
A. Instrumen Tes.............................................................................................. 22
B. Lembar Jawaban + Rubrik Penilaian .......................................................... 23
C. Rancangan Rencana Pembelajaran ............................................................. 28
iii
Daftar Gambar
Gambar 12.1 19
iv
Daftar Tabel
Tabel6.1 4
Tabel6.2 12
Tabel10.1 15
Tabel10.2 16
Tabel10.3 17
v
1
1. Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk diajarkan
disekolah dalam meningkatkan kemampuan siswa diantaranya kemampuan berpikir
logis,kreatif,kritis dan bekerjasama yang dapat dikembangkan melalui belajar
matematika. Pentingnya meningkatkan kemampuan berpikir logis termuat dalam
peraturan Menteri Pendidikan Nasional no.22 tahun 2006 tentang Standar Isi (Zaini dan
Marsigit,2014:153) yang menyatakan bahwa salah satu tujuan mata pelajaran matematika
adalah agar peserta didik memiliki kemampuan berpikir logis. Kemampuan berpikir logis
diperlukan individu, pada saat beraktivitas dalam mengambil keputusan, menarik
kesimpulan, melakukan pemecahan masalah. Bentuk aktivitas yang dilakukan dapat
berkaitan dengan masalah matematis maupun masalah yang ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari. Aktivitas lain yang dilakukan individu dalam berpikir logis adalah ketika
menjelaskan mengapa dan bagaimana suatu hasil diperoleh, bagaimana cara menarik
kesimpulan dari premis yang tersedia, dan menarik kesimpulan berdasarkan aturan
inferensi tertentu. Karena itu penalaran logis sesuai dengan materi logika matematika
yang memiliki korelasi dengan aturan-aturan logika dan memperoleh suatu konklusi dari
suatu informasi. Logika matematika akan memberikan landasan tentang bagaimana cara
mengambil kesimpulan yang benar dan salah. Logika matematika merupakan pokok
bahasan yang sangat penting karena berhubungan dengan kemampuan berpikir secara
logis. Berpikir secara logis sangat diperlukan dalam setiap aspek kehidupan sehati-hari
karena merupakan pendukung keberhasilan suatu tindakan, misalnya dalam mengambil
keputusan.
Individu yang mampu bertahan dalam era informasi dan globalisasi, adalah individu
yang memiliki kemampuan berpikir kritis, logis, sistematis, dan kreatif (Suryadi, 2005).
Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), tantangan, tuntutan, dan persaingan
global yang semakin ketat membutuhkan manusia yang memiliki kemampuan berpikir
logis, kritis, dan kreatif, serta disposisi matematis (Sumarmo, 2010). Salah satu
kemampuan yang dimiliki individu adalah keampuan berpikir logis. Menurut
Suriasumantri (Syafmen dan Rahayu, 2012:155) kemampuan berpikir logis, yaitu
kemampuan menemukan suatu kebenaran berdasarkan aturan, pola atau logika tertentu.
Kemampuan ini perlu dikembangkan dalam pembelajaran matematika, karena dapat
membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematika. Penelitian ini
ingin melihat bagaimana kemampuan logika matematika individu pada siswa SMP kelas
7 pada materi perbandingan senilai dan perbandingan tak senilai. Karena pada saat materi
2
tersebut siswa kadang merasa kebingungan dalam menjawab soal logika matematika yang
membuat siswa tersebut kadang terkecoh dengan soal yang telah guru berikan. Keadaan
ini pada akhirnya menyebabkan semakin tidak efektif dan efesien kegiatan belajar yang
dilakukaan individu yang mengalaminya yang pada akhirnya akan menyebabkan kurang
maksimalnya hasil belajar,sehingga prestasi belajar siswa pun kurang atau dibawah
standar rata-rata. Sebuah model pembelajaran individual yang diarahkan dapat
memecahkan masalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Dimana
pada model pembelajaran ini siswa dituntut untuk belajar secara berkelompok. Dengan
belajar berkelompok ini siswa akan merasa terbantu untuk menyelesaikan sebuah
permasalahan dalam persoalan logika matematika. Didalam kelas kooperatif siswa belajar
bersama dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi
heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain sakling membantu.
Tujuan dibentuknya kelompok ini yakni untuk memberikan kesempatan kepada semua
siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. Selama
bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok yaitu mencapai ketuntasan materi yang
disajikan pada guru, dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai
ketuntasan belajar.
2. Batasan Masalah
Batasan pada masalah ini adalah kemampuan berpikir logis dan model pembelajaran
kooperatif pada siswa kelas VIII SMP dengan pokok bahasan materinya adalah
perbandingan senilai dan berbalik nilai.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah penelitian ini adalah :
a. Apakah pencapaian kemampuan berpikir logis matematis siswa yang menggunakan
model kooperatif lebih baik dari pada menggunakan pembelajaran langsung ?
b. Apakah peningkatan kemampuan berpikir logis matematis siswa yang menggunakan
model kooperatif lebih baik dari pada menggunakan pembelajaran langsung ?
4. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui perbedaan pencapaian berpikir logis matematis siswa SMP kelas
VII antara model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran langsung.
3
b. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan berpikir logis matematis siswa SMP kelas
VII antara model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran langsung.
5. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian dapat dipandang dari segi teoritis dan
praktis. Adapun penjelasannya sebagai berikut :
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini memiliki manfaat untuk memperkaya wawasan ilmu pengetahuan
mengenai model atau metode pembelajaran matematika yang dapat mempengaruhi
kemampuan-kemampuan matematis siswa, khususnya kemampuan berpikir logis
sehingga dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu mengembangkan
pembelajaran yang lebih efektif dan efesien dalam pembelajaran matematika.
b. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini bermanfaat bagi sekolah, guru, siswa peneliti dan peneliti
lain adapun penjelasannya sebagai berikut:
1) Bagi Sekolah, diharapkan dapat memberi masukan kurikulum untuk
mempertimbangkan model pembelajaran kooperatif sebagai alternative
pembelajaran.
2) Bagi Guru, dapat digunakan sebgai bahan kajian dalam memperbaiki system
pengajaran dikelas khususnya meningkatkan kemampuan logis siswa
3) Bagi Siswa, diharapkan model pembelajaran kooperatif dapat berpengaruh
terhadap kemampuan berpikir logis matematis siswa
4) Bagi Peneliti, diharapkan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan
gambaran yang jelas mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap
kempuan berpikir logis matematis siswa.
5) Bagi Penelitian lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam
pengembangan penelitian-penelian selanjutnya.
6. Kajian Teori
6.1. Indikator Masalah
Adapun indikator kamampuan berfikir logis matematis adalah sebagai berikut:
4
Tabel 6.1
(Eggen & Kauchak, 1996: 279). Pembelajaran kooperatif disusun dalam suatu
usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan
pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok,
serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar
bersama-sama yang berbeda latar belakangnya. Jadi, pembelajaran kooperatif
siswa berperan ganda, yaitu sebagai siswa ataupun sebagai guru. Dengan
bekerja secara kolaboratif untuk mencapai suatu tujuan bersama, maka siswa
akan mengembangkan keterampilan berhubungan dengan sesame manusia
yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan diluar sekolah.
Struktur tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan mereka
hanya jika siswa lain saling bekerja sama mencapai tujuan itu. Tujuan
pembelajarn ini mencakup tiga jenis tujuan penting, yaitu hasil belajar
akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan
sosial (Ibrahim, dkk; 2000: 7). Para ahli telah menunjukkan bahwa
pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas
akademik, unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit, dan
membantu siswa menumbuhkan kemampuan berpikir kritis. Pembelajaran
kooperatif dapat memberikan keuntungan, baik pada siswa kelompok bawah
maupun siswa kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-
tugas akademik.
6.2.3. Unsur Penting dan Prinsip Utama Pembelajaran Kooperatif
Menurut Johnson dan Johnson (1994) dan sutton (1992),terdapat lima
unsur penting dalam belajar kooperatif,yaitu: pertama saling ketergantungan
yang bersifat positif antara siswa. Dalam belajar kooperatif siswa merasa
bahwa mereka sedang bekerja sama untuk mencapai satu tujuan dan terikat
satu sama lain. Seorang siswa tidak akan sukses kecuali semua anggota
kelompoknya sukses. Siswa akan bahwa dirinya merupakan bagian dari
kelompok yang juga mempunyai andil terhadap suksenya kelompok.
Kedua,interaksi antara siswa yang semakin meningkat. Belajar kooperatif akan
meningkatkan interaksi antara siswa. Hal ini terjadi dalam seorang siswa akan
membantu siswa lain untuk sukses sebagai anggota kelompok. Saling
memberikan bantuan ini akan berlangsung secara alamiah,karena kegagalan
seseorang dalam kelompok mempengaruhi suksesnya kelompok untuk
mengatasi masalah ini,siswa yang membutuhkan bantuan akan mendapatkan
10
Tabel 6.2
Langkah Pembelajaran Kooperatif
7. Metode Penelitian
Ditinjau dari latar belakang permasalahan yang telah dikaji, metode yang digunakan
penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif yaitu
Gambaran yang akurat atau gambaran status atau karakteristik dari suatu situasi atau
fenomena merupakan tujuan utama dari penelitian deskriptif (Johnson & Christensen,
2004:347).
13
8. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMP kelas VIII pada semester genap di
salah satu sekolah kabupaten Karawang tahun ajaran 2018/2019. Pada penelitian ini
pengambilan subjek tidak ditekankan pada jumlah melainkan pada kelayakan informasi
sumber data. Hal ini diutarakan oleh (Arikunto, 2018: 34) yang menyatakan bahwa:
“Penentuan pengambilan sampel dapat dilakukan jika jumlah subjeknya besar maka dapat
diambil 10-15% atau sedikit banyaknya dari: 1) kemampuan peneliti dilihat dari waktu,
tenaga dan dana. 2) Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya dana. 3) Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh
peneliti untuk peneliti yang resikonya besar, tentu saja jika sampelnya besar hasilnya
akan baik.” Peneliti melakukan tes pada seluruh siswa SMP kelas VIII yang diajukan oleh
sekolah di kabupaten Karawang. Berdasarkan teori diatas, subjek siswa akan diambil
sebanyak 10-15% dari seluruh siswa dalam satu kelas yang diajukan sekolah di kabupaten
Karawang.
Selanjutnya dari beberapa siswa yang terpilih berdasarkan teori diatas dipilih menjadi
subjek penelitian. Penelitian ini tidak diambil secara acak, melainkan dipilih berdasarkan
pertimbangan peneliti sehingga sesuai dengan tujuan dari penelitian ini. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling. Hal
tersebut didasarkan dengan pendapat yang dikemukakan oleh (Sukmadinata, 2012:254) ia
memaparkan bahwa “purposive sampling adalah pengambilan sampel disesuaikan dengan
tujuan penelitian”.Selanjutnya siswa yang terpilih dikelompokkan berdasarkan
kemampuan berpikir logis matematis.
9. Definisi Operasional
9.1.Definisi Berpikir Logis Matematis
Berpikir logis matematis merupakan suatu usaha atau upaya dari dalam diri individu
peserta didik untuk dapat memecahkan suatu persoalan matematis secara valid
terstruktur, terorganisir, terarah dan dapat memberikan pemahaman dalam proses
pembelajaran sehingga peserta didik dapat menarik suatu kesimpulan yang diperoleh
dari sebuah kegiatan pembelajaran.
9.2. Definisi Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang dilakukan
secara berkelompok membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa
yang sederajat tetapi heterogen untuk dapat memahami suatu konsep matematis
14
dengan tujuan untuk dapat memecahkan suatu permasalahan yang ada dalam suatu
pembelajaran .
Tujuan dari penilaian rubrik yaitu siswa diharapkan secara jelas memahami dasar
penilaian yang akan digunakan untuk mengukur suatu kinerja siswa. Kedua pihak (guru
dan siswa) akan mempunyai pedoman bersama yang jelas tentang tuntutan kinerja yang
diharapkan. Rubrik diharapkan pula dapat menjadi pendorong atau motivator bagi siswa
dalam proses pembelajaran.
Rubrik dapat bersifat menyeluruh atau berlaku umum dan dapat juga bersifat khusus
atau hanya berlaku untuk suatu topic tertentu. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
bentuk analitik rubrik. Menurut Heidi Goodrich Andrade, 2009 rubrik analitik adalah
pedoman untuk menilai berdasarkan beberapa kriteria yang ditentukan. Dengan
menggunakan rubrik ini dapat dianalisis kelemahan atau kelebihan siswa.
Tabel 10.1
Rubrik Analitik
𝑵 ∑ 𝑿𝒀 − (∑ 𝑿)(∑ 𝒀)
𝒓𝒙𝒚 =
√(𝑵 ∑ 𝑿𝟐 − (∑ 𝑿)𝟐 )(𝑵 ∑ 𝒀𝟐 − (∑ 𝒀)𝟐 )
Keterangan:
N = Banyak subjek
X = Skor tes
Y = Total skor
Menurut (Riduwan, 2013: 89) juga mengungkapkan kriteria yang digunakan untuk
menginterpretasikan validitas adalah seperti pada Tabel 2.1, berikut:
Tabel 10.2
dapat diandalkan. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas pada instrumen tes kemampuan
pemecahan masalah matematis dengan bentuk soal uraian, digunakan rumus Alpha
(Kuder & Richardson 1973) (Ary, Jacobs , Sorensen, & Razaviieh, 2010) yaitu:
𝒌 ∑ 𝝈𝒃 𝟐
𝒓𝟏𝟏 =( ) (𝟏 − )
𝒌−𝟏 𝝈𝒕 𝟐
Keterangan:
𝒓𝟏𝟏 = Reliabilitas yang dicari
𝒌 = Banyak butir soal
𝝈𝒃 𝟐 = Varians butir soal
𝝈𝒕 𝟐 = Varians total
Kriteria klasifikasi untuk menginterpretasikan reliabilitas tes sama dengan penafsiran
indeks validitas butir tes, yaitu sebagai berikut:
Tabel 10.3
2017:248) analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan data, memilah–milahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, mengsisntesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang
penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada
orang lain. Menurut (Sugiono, 2016: 246) menjelaskan tiga alur kegiatan dalam
menganalisis data di lapangan model Miles dan Huberman (1984) yaitu :
a) Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan
keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. bagi peneliti baru, dalam melakukan
reduksi data dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli.
Reduksi data ialah memilih data yang penting, berikut tahap-tahap dalam mereduksi
data :
1) Mengoreksi hasil pekerjaan peserta didik
2) Mengkaji hasil pekerjaan peserta didik yang dipilih sebagai subjek penelitian
untuk dijadikan bahan wawancara.
3) Menyusun hasil wawancara dengan bahasa yang baik, kemudian
ditransformasikan ke dalam catatan.
b) Penyajian Data
Data disajikan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart dan sejenisnya. Dimana data yang telah direduksi pada penyajian data
disajikan dalam bentuk pola. Bila pola-pola yang ditemukan telah didukung ooleh
data selama penelitian, maka pola tersebut sudah menjadi pola yang baku yang tidak
lagi berubah dan dilanjutkan pada laporan akhir penelitian.
c) Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Penarikan Kesimpulan dalam penelitian kualitif dapat berupa temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu
obyek yang sebelumnya masih belum jelas atau gelap sehingga setelah diteliti
menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila
tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan
data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal,
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan
yang kredibel.
19
Wawancara
Gambar 12.1
Bagan Kerangka Penelitian
13. Referensi
Andrian Budi & Mega Teguh Budiarto.(2014). Identifikasi Kemampuan Berpikir Logis
Dalam Pemecahan Masalah Matematika Pada Siswa Kelas VIII-I SMP Negeri 2
Sidoarjo. Mathedunesa : Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
Lampiran 1
4. Sebuah gedung direncanakan selesai dibangun selama 20 hari oleh 28 pekerja. Setelah
dikerjakan 8 hari, pekerjaan dihentikan selama 4 hari. Jika kemampuan bekerja setiap
pekerja sama dan supaya pembangunan gedung tepat waktu, banyak pekerja tambahan
yang diperlukan adalah ....
23
Lampiran 2
𝒂𝟏 𝒂
= 𝒃𝟐
𝒃𝟏 𝟐
1. 12
Dengan a adalah banyaknya apel pada permintaan pertama
0-2
dan harga yang diminta sedangkan b adalah banyaknya apel
pada permintaan kedua dan harga yang diminta,sehingga:
𝒂𝟏 = 𝟓 𝒌𝒈
𝒂𝟐 = 𝑹𝒑. 𝟐𝟎. 𝟎𝟎𝟎
𝒃𝟏 = 𝟖 𝒌𝒈
𝒃𝟐 = 𝑹𝒑. 𝒙
𝐚𝟏 𝐚
= 𝐛𝟐 0-2
𝐛𝟏 𝟐
𝟓 𝟐𝟎.𝟎𝟎𝟎
=
𝟖 𝐱
24
Ditanyakan :
Kecepatan mobil yang harus dicapai dalam waktu 60 menit?
Tahap Merencanakan Penyelesaian Masalah
Menggunakan konsep perbandingan berbalik nilai,
𝐚𝟏 𝐚
2. = 𝐛𝟐
𝐛𝟐 𝟏
0-2
Dengan a adalah waktu dan b adalah kecepatan, sehingga :
𝐚𝟏 = 1,2 jam
𝐚𝟐 = 60 menit (1 jam)
𝐛𝟏 = 80 km/jam
𝐛𝟐 = x km/jam
Tahap Penyelesaian Masalah
𝐚𝟏 𝐚
= 𝐛𝟐 0-2
𝐛𝟐 𝟏
𝟏,𝟐 𝟏 12
𝐱
= 𝟖𝟎
25
Ditanyakan:
Berapa gaji pekerja jika pekerja ditambah menjadi 8 orang ?
3.
𝐚𝟏 𝐚
= 𝐛𝟐
𝐛𝟏 𝟐
0-2
𝐚𝟏 = 6 orang
𝐚𝟐 = Rp.300.000
𝐛𝟏 = 8 orang
𝐛𝟐 = Rp. X 12
Tahap Penyelesaian Masalah
𝐚𝟏 𝐚
= 𝐛𝟐
𝐛𝟏 𝟐
𝟔 𝟖
= 0-4
𝟑𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 𝐱
(𝟑𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎). (𝟖) = (𝟔). (𝐱)
𝟐. 𝟒𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 = (𝟔). (𝐱)
𝟐. 𝟒𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎
=𝐱
𝟔
𝟒𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 = 𝐱
Tahap Memeriksa Kembali Hasil
Karena dalam persoalan diatas menggunakan konsep
perbandingan senilai,maka:
0-2
Jadi didapatkan bahwa jika terdapat 6 orang pekerja
didapatkan gaji sebesar Rp.300.000 dan 8 orang pekerja
dengan gaji sebesar Rp. 400.000.
Tahap Memahami Masalah
Diketahui :
Waktu = 20 hari → pekerja = 28 orang
Jika setelah 8 hari, pekerjaan dihentikan 4 hari, maka
Sisa waktunya → pekerja = x orang 0-4
4.
Ditanyakan :
Banyak pekerja tambahan yang dibutuhkan agar
pembangunannya tepat waktu
Tahap Merencanakan Penyelesaian Masalah
Permasalahan diatas menggunakan perbandingan berbalik 0-2
nilai, karena semakin banyak pekerja maka waktu yang
27
𝐚𝟏 𝐚
= 𝐛𝟐
𝐛𝟐 𝟏
Ket :
𝐚𝟏 = sisa waktu
𝐚𝟐 = 8 hari
𝐛𝟏 = 28 orang
𝐛𝟐 = x orang
Tahap Penyelesaian Masalah
Dengan sisa waktu :
20-8 (sudah dikerjakan) = 12 hari → oleh 28 orang
12-4 (hari libur) = 8 hari → oleh x orang
a1 a
= b2
b2 1
0-2
12 8
= 28
x
Lampiran 3
A. Standar Kompetensi
Menggunakan bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel, dan
perbandingan dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar
Menggunakan perbandingan untuk pemecahan masalah
C. Indikator
1. Memahami konsep perbandingan senilai.
2. Memahami konsep perbandingan berbalik nilai.
3. Membedakan peristiwa yang berkaitan dengan perbandingan senilai dan
perbandingan berbalik nilai.
4. Mengkomunikasikan sebuah peristiwa dengan menggunakan grafik dan menentukan
jenis perbandingannya.
5. Mengaplikasikan perbandingan senilai dan perbandingan berbalik nilai pada
penyelesaian masalah sehari-hari.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Konsep perbandingan senilai dengan tepat
2. Setelah melakukan diskusi kecil bersama kelompok dan guru, siswa dapat
memahami konsep perbandingan bebalik nilai dengan tepat.
3. Setelah diberikan contoh kejadian sehari-hari siswa mampu membedakan
perbandingan senilai dan perbandingan berbalik nilai dengan tepat.
4. Jika diberikan suatu kejadian siswa dapat menduga gambar grafik yang bersesuaian
dengan kejadian tersebut dengan tepat.
5. Setelah melakukan diskusi kecil bersama kelompok dan guru, siswa dapat
memahami.
E. Metode
Diskusi Kelompok Kecil
F. Alat dan Bahan
1. LAS (Lembar Aktifitas Siswa)
2. Perangkat Komputer
3. LCD
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pembukaan
a. Memberi salam
b. Mengabsen kehadiran siswa
c. Mempersiapkan pembelajaran dengan mengelompokkan siswa untuk belajar.
2. Kegiatan Inti
a. Apersepsi
29
Banyak
Bensin 0 1 2 3 4 5 8 10
(Liter)
Jarak
Tempuh 0 10 20 30 40 50 80 100
(Km)
waktu (jam)
d. Konfirmasi
1) Siswa menempelkan hasil diskusinya di depan kelas dan beberapa kelompok
diminta mempresentasikan hasil karyanya di depan kelas.
2) Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini.
e. Eksplorasi
1) Siswa yang sudah duduk dalam kelompok-kelompok diberikan seperangkat
LAS untuk diselesaikan secara kelompok.
30
f. Elaborasi
1) Siswa secara berkelompok menyelesaikan beberapa soal latihan.
a) Vian mampu mengetik pada komputer dengan kecepatan rata-rata 35 kata
dalam 1 menit. Dia mulai mengetik pada pukul 08.15 dan selesai pada
pukul 11.35. Setiap satu halaman kertas hanya dapat memuat 250 kata.
Hitunglah jumlah halaman ketikan yang dihasilkan Vian ?
b) Seorang pemborong memperkirakan dapat menyelesaikan suatu bangunan
selama 45 hari dengan banyak pekerja 20 orang. Setelah 15 hari,
pekerjaan terhenti selama 6 hari karena bahan bangunan habis. Tentukan
banyaknya pekerja yang harus ditambah agar pekerjaan selesai tepat
waktu!
c) Ari melakukan perjalanan dari kota A ke kota B yang berjarak 180 km. Ia
berangkat pukul 07.00 dengan mengendarai mobil yang kecepatan rata-
ratanya 60 km/jam. Setelah 2 jam perjalanan, ia istirahat selama 10 menit.
Agar Ari tiba di kota B tepat pukul 10.00, berapa kecepatan rata-rata
mobil Ari untuk menempuh jarak yang tersisa?
g. Konfirmasi
1) Siswa menempelkan hasil karyanya di depan kelas dan beberapa kelompok
diminta mempresentasikan hasil karyanya di depan kelas.
2) Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini.
h. Penutup
1) Melakukan refleksi pembelajaran hari ini
2) Memberi PR
3) Menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.