Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)
“ROM (Range Of Motion)”

Disusun Oleh:
Jenlti Dwi Elsa Longi
043205-14901-18047

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XX


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL
BANDUNG
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Tema : Range Of Motion (ROM)


Sasaran : Oma E
Hari/ Tanggal : Kamis,11 Oktober 2018
Waktu : 30 Menit
Tempat : Pondok Panti Tulus Kasih
Pemateri : Jenlti Dwi Elsa Longi

A. LATAR BELAKANG
Mekanika tubuh meliputi pengetahuan tentang mengapa dan
bagaimana otot tertentu digunakan untuk menghasilkan dan
mempertahankan pergerakan secara aman. Pada kondisi tertentu, klien
dapat kehilangan kemampuan untuk melakukan pergerakan atau aktivitas.
Kondisi seperti ini dapat terjadi karena gangguan pada sistem
musculoskeletal (penyakit stroke), baik itu otak, otot, skelet maupun
sistem syaraf. Klien dapat kehilangan kemampuan dalam menggerakkan
ekstrimitasnya dan anggota gerak lainnya. Ekstrimitas yang tidak
digerakan dalam kurun waktu yang lama dapat mengakibatkan
atrofi otot atau pengecilan massa otot karena otot tidak pernah
dipergunakan untuk beraktivitas. Klien dengan gangguan mobilisasi harus
menjadi perhatian perawat untuk mencegah atrofi otot atau merawat jika
telah terjadi atrofipada klien dengan gangguan mobilisasi. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan perawat dalam mengintervensi
gangguan mobilisasi dan mencegah atrofi adalah dengan
memberikan tindakan Range of Motion (ROM).

B. TUJUAN
1. Meningkatkan atau mempertahankan fleksibilitas atau kekuatan otot
2. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan
3. Memperbaiki tonus otot
4. Meningkatkan pergerakan sendi
5. Mengurangi kelemahan
6. Mencegah kontraktur dan kekakuan pada persendian.

C. METODE
- Model pembelajaran : Tatap Muka
- Landasan Teori : Ceramah, diskusi dan demonstrasi
- Langkah pokok
1. Menciptakan suasanan pertemuan yang baik
2. Mengajukan masalah
3. Mengidentifiksi pilihan tindakan
4. Memberi komentar
5. Menetapkan tindak lanjut

D. MEDIA DAN ALAT


Media yang digunakan dalam terapi aktivitas individu ini adalah leaflet

E. SUSUNAN KEGIATAN

No Komunikator Komunikan waktu


Pembuka
a. Memberi salam dan a. Menjawab salam
1 memperkenalkan diri
b. Menjelaskan tujuan terapi c. mendengarkan tujuan dari 3 menit
aktivitas individu Terapi aktivitas

Isi Kegiatan
2 a. Menjelaskan tujuan terapi a. Lansia memperhatikan dan
aktifitas menyimak penjelasan
b. pelaksanaan terapi tujuan terapi aktivitas. 20 menit
aktifitas b. Lansia dapat mengikuti
Terapi Aktivitas dengan
baik.
Evaluasi
3 a. Menanyakan kembali a. Lansia menjawab
kepada lansia tentang pertanyaan yang diajukan 5 menit
terapi aktivitas yang telah oleh komunikator.
dilakukan. b. Lansia mendengarkan
b. Penyuluh menyampaikan kesimpulan materi yang
kembali tentang manfaat telah disampaikan.
terapi aktifitas yang telah
dilakukan
4 Terminasi
a. Mengucapkan terima kasih Menjawab salam 2 menit
b. Memberikan salam
penutup

MATERI PENYULUHAN TERAPI AKTIVITAS INDIVIDU


RANGE OF MOTION (ROM)
A. Pengertian
Range Of Motion (ROM) adalah latihan gerakan sendi yang
memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana
klien menggerakan masing-masing persendiannya sesuai gerakan
normal baik secara aktif ataupun pasif.(Potter and Perry, 2006).
ROM pada pasien stroke adalah sejumlah pergerakan yang mungkin
dilakukan pada bagian-bagian tubuh pada pasien stroke untuk menghindari
adanya kekakuan sebagai dampak dari perjalanan penyakit ataupun gejala
sisa.

B. Tujuan
1. Meningkatkan atau mempertahankan fleksibilitas atau kekuatan otot
2. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan
3. Memperbaiki tonus otot
4. Meningkatkan pergerakan sendi
5. Mengurangi kelemahan
6. Mencegah kontraktur dan kekakuan pada persendian.

C. Latihan Rentang Gerak


Klien yang mengalami keterbatasan mobilisasi tidak mampu
melakukan beberapa atau semua latihan gerak dengan mandiri.
Keterbatasan ini dapat di identifikasi pada salah satu klien yang
ekstremitas mempunyai keterbatasan gerakan atau klien yang mengalami
imobilisasi seluruhnya.

Latihan rentang gerak dapat (ROM) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Latihan rentang gerak aktif
Klien menggunakan ototnya untuk melakukan gerakan secara mandiri
b. Latihan rentang gerak pasif
Klien tidak dapat menggerakkan dengan mandiri dan perawat
menggerakkan setiap sendi dengan rentang gerak. Kontraktur dapat
terjadi pada sendi yang tidak digerakkan secara periodik dengan
rentang gerak penuh.

D. Latihan ROM aktif dan pasif


Pasien yang mobilitasnya terbatas karena penyakit, diabilitas atau trauma
memerlukan latihan sendi untuk mengurangi bahaya imobilitas. Latihan
berikut dilakukan untuk memelihara dan mempertahankan kekuatan otot
serta memelihara mobilitas persendian.

1. Latihan Pasif Anggota Gerak Atas


a. Gerakan menekuk dan meluruskan sendi bahu :
- Tangan satu penolong memegang siku, tangan lainnya memengang
lengan.
- Luruskan siku naikan dan turunkan legan dengan siku tetap lurus
b. Gerakan menekuk dan meluruskan siku :
- Pegang lengan atas dengan tangan satu, tangan lainnya menekuk
dan meluruskan sikut.
c. Gerakan memutar pergelangan tangan :
- Pegang lengan bawah dengan tangan satu, tangan yang lainnya
menggenggam telapak tangan pasien
- Putar pergelangan tangan pasien ke arah luar (terlentang) dan ke
arah dalam (telungkup)
d. Gerakan menekuk dan meluruskan pergelangan tangan:
- Pegang lengan bawah dengan tangan satu, tangan lainnya
memegang pergelangan tangan pasien
- Tekuk pergelangan tangan ke atas dan ke bawah

e. Gerakan memutar ibu jari:


- Pengang telapak tangan dan keempat jari dengan tangan satu,
tangan lainnya memutar ibu jari tangan.
f. Gerakan menekuk dan meluruskan jari-jari tangan
- Pegang pergelangan tangan dengan tangan satu, tangan yang
lainnya menekuk dan meluruskan jari-jari tangan

2. Latihan pasif anggota gerak bawah


a. Gerakan menekuk dan meluruskan pangkal paha
- Pegang lutut dengan tangan satu, tangan lainnya memegang
tungkai
- Naikkan dan turunkan kaki dengan lutut yang lurus

3. Latihan aktif anggota gerak atas dan bawah


a. Latihan I
- Angkat tangan yang lumpuh menggunakan tangan yang sehat ketas
- Letakan kedua tangan diatas kepala
- Kembalikan tangan ke posisi semula
b. Latihan II
- Angkat tangan yang lumpuh melewati dada ke arah tangan yang
sehat
- Kembalikan ke posisi semula
c. Latihan III
- Angkat tangan yang lemah menggunakan tangan yang sehat ke atas
- Kembalikan ke posisi semula
d. Latihan IV
- Tekuk siku yang lumpuh mengunakan tangan yang sehat
- Luruskan siku kemudian angkat ketas
- Letakan kembali tangan yang lumpuh ditempat tidur.
e. Latihan V
- Pegang pergelangan tangan yang lumpuh menggunakan tangan
yang sehat angkat keatas dada
- Putar pengelangan tangan ke arah dalam dan ke arah luar
f. Latihan VI
- Tekuk jari-jari yang lumpuh dengan tangan yang sehat kemudian
luruskan
- Putar ibu jari yang lemah mengunakan tangan yang sehat.
g. Latihan VII
- Letakan kaki yang seht dibawah yang lumpuh
- Turunkan kaki yang sehat sehingga punggung kaki yang sehat
dibawah pergelangan kaki yang lumpuh
- Angkat kedua kaki ketas dengan bantuan kaki yang sehat,
kemudian turunkan pelan-pelan.
h. Latihan VIII
- Angkat kaki yang lumpuh mengunakan kaki yang sehat ke atas
sekitar 3 cm
- Ayunkan kedua kaki sejauh mungkin kearah satu sisi kemudian ke
sisi yang satunya lagi
- Kembali ke posisi semula dan ulang sekali lagi
i. Latihan IX
- Anjurkan pasien untuk menekuk lututnya, bantu pengang pada
lutut yang lumpuh dengan tangan Satu
- Dengan tangan lainnya penolong memegang pingang pasien
- Anjurkan pasien untuk memegang bokongnya
- Kembali keposisi semula dan ulangi sekali lagi

E. Waktu dan Frekuensi dilakukannya ROM:


- Idealnya latihan ini dilakukan sekali sehari.
- Lakukan masing-masing gerakan sebanyak 10 hitungan, latihan
dilakukan dalam waktu 30 menit.
- Mulai latihan secara perlahan, dan lakukan latihan secara bertahap.
Usahakan sampai mencapai gerakan penuh , tetapi jangan
memaksakan gerakan.
- Jangan memaksakan suatu gerakan pada pasien, gerakan hanya
sampai pada batas yang ditoleransi pasien.
- Jaga supaya tungkai dan lengan, anggota badan menyokong seluruh
gerakan.
- Hentikan latihan apabila pasien merasa nyeri, dan segera
konsultasikan ke tenaga kesehatan.
- Dilakukan dengan pelan-pelan dan hati-hati dengan melihat
respon/keadaan pasien.

F. Indikasi
- Stoke atau penurunan tingkat kesadaran
- Kelemahan otot
- Fase rehabilitasi fisik
- Klien dengan tirah baring lama

G. Kontra indikasi
- Trombus/emboli pada pembuluh darah
- Kelainan sendi atau tulnag
- Klien fase imobilisasi karena kasus penyakit (jantung)

DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4, EGC, Jakarta
Surratun dkk.2008. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Muskuloskaletal. Jakarta: ECG

Triyanto, E. 2006. Range Of Motion. Modul Skill Lab Keperawatan Edisi 3


Universitas Jenderal Soedirman NANDA, 2005, Nursing
diagnoses; Definitions dan Classification, Nanda Internasional,
Philadelphia

Anda mungkin juga menyukai