Modul Auditing PDF
Modul Auditing PDF
KREDIT : 2 SKS
SEMESTER : 3 GANJIL
PENANGGUNG JAWAB
MATA KULIAH :
DESKRIPSI SINGKAT : Mata kuliah ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dasar mengenai pengauditan serta
aplikasinya terhadap dunia kerja. Pembahasan mata kuliah ini meliputi : Auditing, Standar
Profesional Akuntan Publik (PSAP), Indonesian Institute of Auditing (IIA) dan Kode Etik Akuntan
Indonesia,Tujuan Audit dan Laporan Audit, Laporan Audit, Pengendalian Internal, Bukti Audit,
Resiko Audit, Rencana Pemeriksaan, Pemeriksaan Kas dan Setara Kas, Piutang, Surat
Berharga, Penghitungan Aktiva tetap, berwujud & tidak berwujud, persediaan barang Dagangan,
program Pemeriksaan, Prosedur Audit, Pemeriksaan dengan elektronik, kertas kerja
pemeriksaan
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM (TPU) :
Mata Kuliah ini membahas bagaimana melakukan proses pemeriksaan yang meliputi tahapan perencanaan, proses pemeriksaan
sampai membuat laporan hasil pemeriksaan dengan membuat satu pernyataan atas hasil pemeriksaan.
MATERI :
Auditing, Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan Kode Etik Akuntan Indonesia
Tujuan Audit dan Laporan Audit
Pengendalian Intern
Bukti Audit dan Tes Transaksi
Kertas Kerja Pemeriksaan
Rencana pemeriksaan, Program Pemeriksaan dan Prosedure Pemeriksaan
POLITEKNIK LP3I BANDUNG
SATUAN ACARA PENGAJARAN
(SAP)
BUKU REFERENSI :
1) Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib).
2) Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition
3) Standar pemeriksaan Akuntan Publik
PERTEMUAN I
PENGERTIAN AUDITING
Sehingga akhir-akhir ini akuntan publik mulai melakukan jenis jasa assurance
lainnya. Committee Assurance Service dari AICPA mendefinisikan assurance
services sebagai berikut : “Jasa seorang professional yang independen yang
meningkatkan kualitas informasi untuk para pengambil keputusan” yang
ternyata assurance services memiliki ruang lingkup yang lebih luas
disbanding auditing atau atestasi.
Gambar 1.1
Hubungan antara Assurance, Attestation dan Auditing
Assurance Services
Attestation
Auditing
Ada beberapa hal yang penting perlu diperhatikan lebih lanjut, yaitu ;
Pertama ; yang diperiksa adalah laporang keuangan yang telah disusun oleh
pihak manajemen beserta catatan-catatan dari pembukuan dan bukti-bukti
pendukungnya. Laporan keuangan yang harus diperiksa terdiri dari Neraca,
Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Laporan Arus Kas.
Catatan-catatan pembukuan terdiri dari buku harian (buku kas/Bank, buku
penjualan/pembelian, Buku serba-serbi) buku besar, sub buku besar (piutang,
utang, kartu persediaan, aktiva tetap).
Kedua ; Pemeriksaan dilakukan secara kritis dan sistematis, dalam
melakukan pemeriksaannya, akuntan public berpedoman pada Standar
Profesional Akuntan Publik, mentaati kode etik IAI dan aturan etika IAI serta
memenuhi Standar Pengendalian Mutu
Ketiga ; Pemeriksaan dilakukan oleh pihak yang independent yaitu akuntan
public yang tidak memiliki hubungan, kepentingan tertentu dengan dewan
direksi baik itu sebagai pemegang saham ataupun hubungan relasi lainnya,
auditor harus bersifat objective tidak memihak kepada siapapun dan
melaporkan apa adanya.
Keempat ; tujuan dari pemeriksaan akuntan adalah untuk dapat memberikan
pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa.
Laporan keuangan yang wajar adalah yang disusun berdasarkan prinsip
akuntansi yang berlaku umum (di Indonesia : Prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia yang dikodefikasi dalam Standar Akuntansi Keuangan)
Transaksi yg
mempunyai
nilai uang
Special Sub-
Journal Ledger
Bukti Trial Worksheet Financial
Pembukuan Balance Report
General Ledger
Journal
Accounting
Auditing
Jenis Audit
Jenis Auditor
Kantor Akuntan Publik Terdaftar, yaitu auditor yang mempunyai
tanggung jawab atas kinerja audit laporan keuangan bagi semua
perusahaan publik, perusahaan-perusahaan besar dan beberapa
perusahaan kecil dan organisasi nirlaba.
Auditor Pemerintah, yaitu auditor yang mempunyai tanggung jawab
mengevaluasi efisiensi, efektifitas, dan keekonomisan dari
program/proyek pemerintah. Di Indonesia ada beberapa lembaga yaitu
BPKP, BEPEKA, serta Itjen pada departemen-departemen pemerintah
.
Auditor Pajak, yaitu auditor yang bertanggung jawab melaksanakan
pemeriksaan atas tercapainya penerimaan negara dari sektor
perpajakan dan penegakan hukum dalam pelaksanaan perpajakan. Di
Amerika ada Internal Revenue Service ( IRS ), sementara di Indonesia
dilaksanakan oleh KPP dan Karikpa sebagai tenaga teknis
pemeriksaan pajak dari Direktorat Jenderal Pajak ( DJP ).
Internal Auditor, yaitu auditor yang bekerja di suatu perusahaan untuk
melaksanakan audit bagi kepentingan manajemen perusahaan.
Sebagai contoh di BUMN-BUMN di Indonesia ada unit SPI yang
menangani hal tersebut.
Untuk menanggulangi risiko informasi tersebut ada tiga cara yang dapat
dilaksanakan :
Verifikasi Informasi oleh pihak pemakai/pengguna informasi
Pengguna informasi menanggung risiko informasi secara bersama-
sama dengan manajemen
Dilakukan audit atas Laporan Keuangan .
1. Manajemen
Dalam konteks audit, yang dimaksud manajemen meliputi pejabat
pimpinan, kontroler, dan para personil kinci perusahaan. Selama audit
berlangsung, auditor sangat sering berhubungan atau berinteraksi dengan
manajemen. Untuk mendapatkan bukti yang diperlukan dalam suatu audit,
auditor sering kali meminta data perusahaan yang bersifat rahasia. Data
seperti ini, tentu disimpan oleh para manajemen tersebut. Oleh karena itu,
sangatlah penting bagi auditor untuk menjalin hubungan baik dengan
manajemen atas dasar saling percaya dan saling menghormati (tanpa
mengurangi professional skepticism).
2. Dewan Komisaris dan Komite Audit
Dewan Komisaris dan Komite Audit bertindak sebagai penengah antara
auditor dan manajemen. Fungsi dewan dan komite ini yang berhubungan
langsung dengan akuntan publik adalah:
a. Menunjuk kantor akuntan publik yang akan diberi penugasan audit.
b. Mendiskusikan lingkup audit dengan auditor
c. Mengundang auditor untuk mendiskusikan masalah-masalah yang
timbul selama audit berlangsung
d. Mereview laporan keuangan dan laporan auditor dengan auditor
menjelang selesainya penugasan audit.
3. Auditor Intern
Akuntan publik biasanya menjalin kerja sama dengan auditor intern pada
perusahaan klien, karena akuntan publik mempunyai kepentingan
langsung dengan pekerjaan auditor intern yang merupakan bagian dari
pelaksanaan sistem pengendalian intern klien. Di samping itu, auditor
intern akan memberi bantuan langsung kepada akuntan publik dalam
pelaksanaan audit atas laporan keuangan. Pekerjaan auditor intern
merupakan pelengkap bagi akuntan publik.
4. Pemegang Saham
Para pemegang saham mengandalkan pada laporan keuangan yang telah
diaudit untuk mendapatkan keyakinan bahwa manajemen telah
melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik. Oleh karena itu, auditor
memiliki tanggung jawab yang penting terhadap mereka sebagai pemakai
utama laporan auditor.
AICPA
American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) atau di Indonesia
IAI mempunyai tiga fungsi utama yaitu :
1. Penetapan Standar dan Aturan, ada empat bidang utama dalam
auditing yang perlu dibuat standar aturannya yaitu ; Standar Audit ,
Standar Kompilasi dan Penelaahan Laporan Keuangan , Standar
Atestasi Lainnya, Kode Etik Profesi .
2. Penelitian dan Publikasi. Kegiatan ini menghasilkan jurnal -jurnal
seperti jurnal berkala , jurnal akuntansi dan lain-lain.
3. Pelaksanaan Ujian Sertifikasi Akuntan Publik/USAP
4. Pendidikan lanjutan .
A. Standar Umum, merupakan kualifikasi dan perilaku umum yang terdiri dari
:
Keahlian dan pelatihan teknis yang cukup .
Independensi dalam sikap mental .
Kemahiran profesional yang cermat dan seksama .
B. Standar Pekerjaan Lapangan, meliputi :
Perencanaan dan supervisi yang pantas .
Pemahaman yang cukup tentang struktur pengendalian intern.
Bahan bukti kompeten yang cukup .
Gambar 1.3
Diagram Standar Auditing
Standar Auditing
Kepada
Sebagai bagian dari proses audit, kami akan melakukan permintaan keterangan
dari manajemen tentang pernyataan manajemen yang disajikan dalam laporan
keuangan. Kami juga akan meminta pernyataan tertulis clien manajemen yang
menjelaskan bahwa penyajian laporan keuangan adalah tanggung jawab
manajemen dan penegasan tertulis lainnya untuk mengkonfirmasi beberapa
pernyataan yang dibuat oleh manajemen kepada kami selama proses audit kami.
Tanggapan manajemen atas permintaan keterangan kami dan pemerolehan
pernyataan tertulis dari manajemen diwajibkan oleh standar auditing sebagai
bagian dari bukti audit yang akan kamiandalkan sebagai dasar dalam memberikan
pendapat atas laporan keuangan. Karena pentingnya surat pernyataan manajemen
tersebut, Perusahaan setuju untuk membebaskan dan mengganti rugi
kepada……………(nama KAP yang bersangkutan) dan stafnya atas segala
tuntutan, kewajiban, dan biaya-biaya yang akan dikeluarkan sebagai akibat dari
kesalahan pernyataan manajemen berkaitan dengan jasa audit yang kami berikan
sesuai dengan perikatan ini.
Audit kami mengandung risiko bawaan bahwa bila terdapat kekeliruan dan
ketidakberesan material, termasuk kecurangan atau pemalsuan, mungkin tidak
akan terdeteksi. Namun, bila kami menemukan adanya hal-hal tersebut dalam
audit kami,informasi tersebut akan kami sampaikan kepada Saudara.
Sebagai tambahan laporan audit kami atas laporan keuangan, kami akan
menyampaikan surat terpisah tentang kelemahan signifikan pengendalian intern
yang kami temukan dalam audit yang kami lakukan.
Kami mengharapkan kerja sama penuh dari staf Saudara dan kami yakin bahwa
mereka akan menyediakan catatan, dokumentasi, dan informasi lain yang kami
perlukan dalam rangka audit kami. Berdasarkan diskusi tentang operasi
perusahaan dan perencanaan audit kami, fee audit kami perkirakan sebesar Rp
…………. Ditambah direct out of pocket expenses dan Pajak Pertambahan Nilai.
Fee tersebut kami hitung berdasarkan waktu yang diperlukan oleh staf yang kami
tugasi untuk melaksanakan audit ini dan tarif per jam staf yang kami tugasi, yang
bervariasi sesuai dengan tingkat tanggung jawab yang dipikul dan pengalaman
serta keahlian yang diperlukan. Jumlah tersebut akan kami tagih sesuai dengan
kemajuan pekerjaan kami.
Surat perikatan audit ini akan efektif berlaku untuk tahun-tahun yang akan datang
kecuali jika dihentikan, diubah, atau diganti.
Terima kasih atas kesempatan yang Saudara berikan kepada kami untuk
menyediakan jasa audit bagi Saudara.
Mahasiswa dapat memahami apa Auditing standard dan kode 1. Pengetian auditing standard dan 1 kali Sukrisno Agoes:
yang di maksud dengan auditing etik auditing fungsinya dalam pelaksanaan tatap buku 1,
standart dan dalam fungsinya profesi auditor. muka PERTEMUAN 2
2 2. Kode etik akuntan Indonesia
dalam pelaksanaan profesi
auditor, serta kode etik dalam
dunia auditing
BUKU REFERENSI :
1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib).
2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition
3. Standar pemeriksaan Akuntan Public
PERTEMUAN II
ETIKA PROFESIONAL
Apakah Etika Itu?
Etika secara umum didefinisikan sebagai perangkat prinsip moral atau nilai.
Kejujuran
Integritas
Mematuhi Janji
Loyalitas
Keadilan
Kepedulian kepada Orang Lain
Menghargai Orang Lain
Menjadi Warga Yang Bertanggungjawab
Mencapai Yang Terbaik
Ketanggunggugatan
Ada beberapa akibat potensial dari kasus-kasus dan terdapat banyak kritik
terhadap bisnis yang ditampilkan filem, televisi, surat kabar dan media
lainnya. Contoh kasus pertama tadi menunjukkan upaya untuk membuat
perilaku bisnis yang tidak beretika seolah-olah normal saja. Kasus kedua
menyimpulkan bahwa perilaku manajemen tersebut tidak beretika dan
bisnisnya tetap sukses. Akhirnya, dan barangkali merupakan yang terpenting,
adalah menyimpulkan bawa suatu tindakan haruslah benar-benar ekstrim
untuk dinyatakan sebagai tidak beretika. Sebagai contoh, merupakan
tanggungjawab social untuk memperlakukan pegawai, pelanggan dan
pemasok secara jujur dan adil, tetapi dalam jangka panjang banyak
kemungkinan tindakan yang akan diambil untuk keberhasilan bisnis.
Dilema Etika
Prinsip-prinsip Etika
1. Tanggungjawab
2. Kepentingan masyarakat
3. Integritas
4. Objektivitas dan Independen
5. Keseksamaan
6. Lingkup dan Sifat Jasa
7. Standar teknis
8. Kerahasiaan
Independensi
Independensi dalam audit berarti cara pandang yang tidak memihak di dalam
pelaksanaan pengujian, evaluasi hasil pemeriksaan, dan penyusunan laporan
audit. Apabila auditor adalah seorang penasehat klien,seorang banker atau
yang lainnya, dia tidak dapat dikatakan independen.
Di Amerika Serikat, tedapat aturan yang lebih rinci mengenai peilikan saham
tersebut. Ada tiga perbedaan dalamperaturan 101 da Amerika Serikat
sehubungan dengan independensi dan kepemilikan saham ;
- Kewajiban Hukum
- Peraturan 101, interperestasi dan ketentuannya
- Standar auditing yang berlaku umum
- Standar pengendalian mutu IAI (dan AICPA di Amerika Serikat)
- Pendivisian Perusahaaan
- Komite Audit
- Kominikasi denagn auditor pendahuluan
- Menjajangi pendapat mengenai penerapan prinsip akuntansi
- Pengesahan auditor oleh pemegang saham
Standar-Standar Teknis
Peraturan 302 - Honor bersyarat, Anggota dalam praktek publik tidak boleh
membuat honor bersyarat untuk setiap jasa profesional atau menerima
ongkos dari klien yang anggota perusahaannya juga melakukan ; audit atau
penelaahan, kompilasi, Pemeriksaan prospektif .
Peraturan 505 - Bentuk dan Nama praktek , Anggota dapat membuka praktek
dalam bentuk perusahaan perorangan, persekutuan, atau perseroan
profesional sesuai dengan ketentuan dewan dan tidak diperkenankan
membuka praktek dengan nama yang menyesatkan dan tidak boleh
menyebut dirinya sebagai “ AICPA” kecuali semua partner dan pemegang
sahamnya anggota dari lembaga tersebut .
A. Standar Umum
1. Audit harus dilakukan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,
independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor
wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan
seksama.
B. Standar Pekerjaan Lapangan
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan
asisten harus disupervisi dengan ssemestinya/.
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh
untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup
pengujian yang akan dilakukan.
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang
diaudit.
C. Standar Pelaporan
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangan dalam periode berjalan dibandingkan dengan
penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus
dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat
mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi
bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat
keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus
dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan
keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas
mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan
tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.
Aturan tambahan ;
PSA No. 04 (SA Seksi 220)
PSA No. 04 (SA Seksi 230)
PSA No. 07 (SA Seksi 326)
PSA No. 08 (SA Seksi 410)
PSA No. 09 (SA Seksi 420)
PSA No. 10 (SA Seksi 431)
Soal Latihan PERTEMUAN II
POLITEKNIK LP3I BANDUNG
SATUAN ACARA PENGAJARAN
(SAP)
1 2 3 4 5 6 7 8
Mahasiswa dapat memahami Laporan Audit/ akuntan 1. Jenis-jenis pendapat Akuntan 1 kali Sukrisno Agoes:
bentuk-bentuk laporan audit 2. Jenis-jenis Laporan Akuntan tatap buku 1,
3 muka PERTEMUAN 3
BUKU REFERENSI :
1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib).
2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition
3. Standar pemeriksaan Akuntan Public
PERTEMUAN III
LAPORAN AUDIT
Dengan demikian audit laporan keuangan adalah suatu proses sistematis untuk
mendapatkan dan mengevaluasi bukti secara objektif terhadap laporan
keuangan suatu entitas guna memberiikan pendapat atas laporan keuangan
tersebut dan mengkomunikasikan hasil audit tersebut kepada pihak yang
berkepentingan.
Kriteria yang lazim digunakan dalam audit keuangan adalah prinsip akuntansi
yang berlaku umum. Salah satu prinsip akuntansi yang berlaku umum yang ada
di Indonesia adalah standar akuntansi keuangan (SAK). Sedangkan laporan
keuangan yang diaudit adalah neraca (laporan posisi keungan), laporan laba
rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan
keuangan. Orang yang melakukan audit terhadap laporan keuangan disebut
auditor. Auditor bekerja pada kantor akuntan publik (KAP). Walaupun menerima
honorarium dari manajemen (klien), auditor harus menjaga independensinya
tehadap manajemen tersebut (bandingkan dengan profesi pengacara atau
dokter). Independensi tersebut dalam hal hubungan darah (semenda), hubungan
usaha, dan penampilan (in appearance).
Bentuk laporan audit yang paling umum adalah laporan audit standar dengan
pendapatan wajar tanpa pengecualian. Lebih dari 90 persen laporan audit
menggunakan bentuk ini. Laporan audit standar wajar tanpa pengecualian
digunakan bila kondisi berikut terpenuhi.
1. Semua Laporan keuangan – neraca, laporan laba rugi, saldo laba dan
laporan arus kas – sudah tercakup didalam laporan keuangan.
2. Ketiga strandar umum telah diikuti sepenuhnya dalam penugasan.
3. Bahan bukti yang cukup telah dikumpulkan dan auditor tesebut telah
melaksanakan penugasan dengan cara yang memungkinkan baginya
untuk menyimpulkan bahwa ketiga standar pekerjaan lapangn telah
dipenuhi.
4. Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum ini berarti bahwa pengungkapan yang memadai telah disertakan
dalam catatan kaki dan bagian-bagian lain laporan keuangan.
Jika salah satu dari ketiga kondisi diatas, yang menuntut penyimpangan dari
pendapat wajar tanpa pengecualian, ditemukan dalam audit dan dampaknya
material, auditor harus memberikan pendapat selain wajar tanpa pengecualian
dalam laporannya. Pendapat tidak wajar (adverse opinion), pernyataan tidak
memberi pendapat (disclaimer of opinion), dan pendapat wajar dengan
pengecualian (qualified opinion).
a. Wajar tanpa syarat dengan paragraph penjelasan atau dengan
modifikasi kalimat: Suatu proses audit telah dilaksanakan dengan hasil
yang memuaskan serta laporan keuangan telah disajikan dengan wajar,
tetapi auditor merasa perlu memberikan informasi tambahan
b. Wajar dengan pengecualian: auditor menyimpulkan bahwa keseluruhan
laporan keuangan memang telah disajikan dengan wajar, tetapi lingkup audit
telah dibatasi secara material atau terjadi penyimpangan dari prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
c. Tidak wajar (adverse) atau menolak memberikan pendapat (disclaimer):
Auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan tidak disajikan secara wajar
(adverse), auditor tidak dapat memberikan opininya mengenai apakah
laporan keuangan telah disajikan secara wajar (disclaimer). Pendapat
disclaimer dapat disePERTEMUANkan dua hal yaitu dibatasinya lingkup audit
dan ketidakindependennya auditor.
Terlepas dari siapa auditornya,ketujuh bagian laporan audit berikut ini akan tetap
sama.
Laporan audit bentuk baku (laporan audit wajar tanpa syarat) diterbitkan bila
kondisi-kondisi berikut ini terpenuhi
g. Seluruh laporan keuangan yang meliputi neraca, laba rugi, laporan laba
ditahan, dan laporan arus kas lengkap
h. Semua aspek dari ketiga standar umum GAAS/SPAP telah dipatuhi dalam
penugasan audit tersebut
i. Bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul, dan sang auditor telah
melaksanakan penugasan audit ini dengan sedemikian rupa sehingga
membuatnya mampu menyimpulkan bahwa ketiga standar pekerjaan
lapangan telah terpenuhi.
j. Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
k. Tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa perlu untuk
menambahkan sebuah paragraf penjelasan atau memodifikasi kalimat dalam
laporan audit.
Penyimpangan dari Laporan Bentuk Baku
Auditor sering menjumpai keadaan dimana tidak mungkin memberiikan pendapat
wajar tanpa pengecualian tetapi juga bukan pendapat yang nomor 3, 4, atau 5
seperti di atas.. Dalam keadaan seperti itu berarti ia tetap memberiikan pendapat
wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan. Keadaan yang
memerlukan paragraf penjelasan atas laporan bentuk baku dengan pendapat
wajar tanpa pengecualian adalah:
1. Ketidak sesuaian dengan suatu prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh IAI
2. Tidak konsisten dalam penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum
3. Ketidakpastian peristiwa masa yang akan datang yang hasilnya belum bisa
diperkirakan pada tanggal laporan audit
4. Keraguan besar tentang kemampuan perusahaan untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya
5. Pemberian tekanan atas masalah tertentu oleh auditor
Pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain
Kepada
Yth. Pemegang Saham dan Dewan Komisaris
PT HUMAIRA INDAH SADIDA
1 2 3 4 5 6 7 8
Mahasiswa dapat memahami Audit objective dan konsep 1. Pengertian dan fungsi external 1 kali Sukrisno Agoes:
tujuan utama audit dan konsep tentang internal control control system tatap buku 1,
tentang internal control structure 2. Penilaian terhadap internal control muka PERTEMUAN 4
4 system yang dimliki perusahaan
BUKU REFERENSI :
1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib).
2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition
3. Standar pemeriksaan Akuntan Public
PERTEMUAN IV
TERMINOLOGI
Audit Objecktive
TUJUAN
Tujuan sistem pengendalian intern adalah untuk:
1. keandalan pelaporan keuangan,
2. kesesuaian dengan UU dan peraturan lainnya, dan
3. efektivitas dan efisiensi operasi.
ARTI PENTING
Arti pentingnya pengendalian intern:
1. Lingkup dan besarnya perusahaan sudah menjadi sedemikian kompleks dan
luas sehingga manajemen tidak mungkin lagi mengendalikan secara
langsung. Untuk mengatasi hal itu manejemen harus mengendalikan
sejumlah laporan dan analisis agar perusahaan dapat berjalan dengan efektif.
2. Pengecekan dan review yang melekat pada sistem pengendalian intern yang
baik, akan dapat melindungi perusahaan dari kelemahan manusiawi dan
mengurangi kemungkinan terjadinya kekeliruan dan ketidakberesan.
3. Ditinjau dari segi auditing, sistem pengendalian yang berlaku pada
perusahaan klien akan sangat bermanfaat dalam membatasi lingkup audit.
Penjelasan :
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian mempengaruhi suasana suatu
organisasi,mempengaruhi kesadaran tentang pengendalian kepada orang-
orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan landasan bagi komponen-
komponen lainnya, dengan menciptakan disiplin dan sistem.
e. Struktur organisasi
Struktur organisasi memberiikan kerangka menyeluruh untuk
perencanaan,pelaksanaan, dan pengawasan, serta monitoring aktivitas
perusahaan. Pengembangan struktur organisasi untuk suatu perusahaan
menyangkut perumusan kewenangan dan tanggung jawab serta alur
pelaporan.
2. Perhitungan Risiko
Perhitungan risiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi, analisis,
dan pengelolaan risiko suatu perusahaan berkenaan dengan penyusunan
laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
4. Aktivitas Pengendalian
AKtivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu
meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dijalankan. Kebijakan dan
prosedur itu membantu meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan telah
dijalankan untuk mencapai tujuan perusahaan. Aktivitas pengendalian memiliki
berbagai tujuan dan diterapkan pada berbagai jenjang organisasi dan fungsi.
Pengelompokan pengendalian dapat berdasarkan berikut ini:
a. Pengendalian pengelolaan informasi
Pengendalian ini terdiri atas:
1) Pengendalian umum
2) Pengendalian aplikasi
Pengendalian aplikasi terdiri atas:
a) Pengotorisasian secara tepat
b) Dokumentasi dan catatan
c) Pengecekan independen
b. Pemisahan tugas
c. Pengawasan fisik
d. Review kinerja
5. Monitoring
Monitoring adalah suatu proses penilaian kualitas kinerja sistem pengendalian
intern sepanjang masa. Hal ini menyangkut penilaian tentang rancangan dan
pelaksanaan operasi pengendalian oleh orang yang tepat untuk setiap periode
waktu tertentu, untuk menentukan bahwa SPI telah berjalan sesuai dengan yang
dikehendaki dan bahwa modifikasi yang diperlukan, karena adanya perubahan
kondisi, telah dilakukan.
KELEMAHAN
Struktu pengendalian intern memiliki kelemahan:
o Kesalahan dalam pertimbangan. Seringkali terjadi, manajemen dan personil
lainnya melakukan pertimbangan yang kurang matang dalam pengambilan
keputusan bisnis atau dalam melakukan tugas-tugas rutin, karena
kekurangan informasi, keterbatasan waktu, atau penyePERTEMUAN lainnya.
o Kemacetan. Kemacetan pada pengendalian yang telah berjalan dapat terjadi
karena salah mengerti instruksi, kecorobohan, kebingungan atau kelelahan.
Kemacetan juga disePERTEMUANkan karena perpindahan personil dan
perubahan sistem dan prosedur.
o Kolusi. Kolusi atau persekongkolan dari bagian-bagian atau individu yang
semestinya independen akan mengakibatkan sistem pengendalian intern
tidak berfungsi dengan baik.
o Pelanggaran oleh manajemen. Manajemen dapat melakukan pelanggaran
atas kebijakan atau prosedur-prosedur untuk tujuan tidak sah, seperti untuk
keuntungan pribadi, atau membuat laporan keuangan tampak baik (ingat: sisi
negatif earnings management).
o Biaya dan Manfaat. Biaya penyelenggaraan sistem pengendalian intern
seyogyanya tidak melebihi manfaat penerapan sistem pengendalian intern.
SOAL LATIHAN PERTEMUAN IV
POLITEKNIK LP3I BANDUNG
SATUAN ACARA PENGAJARAN
(SAP)
1 2 3 4 5 6 7 8
Mahasiswa dapat memahami apa Audit evidence dan tets of 1. Pengertian audit evidence 1 kali Sukrisno Agoes:
yang di maksud dengan bukti recorded transaction 2. Bentuk bentuk audit evidence tatap buku 1,
5 audit ( audit evidence) dan cara 3. Compliance test & substantive muka PERTEMUAN 5
test
melakukan tets (pengujian)
transaksi
BUKU REFERENSI :
1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib).
2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition
3. Standar pemeriksaan Akuntan Public
PERTEMUAN V
Test Transaksi
Ada delapan tipe bukti audit yang harus diperoleh auditor dalam auditnya:
pengendalian intern, bukti fisik, bukti dokumenter, catatan akuntansi,
perhitungan, bukti lisan, perbandingan dan ratio, serta bukti dari spesialis.
Berikut ini adalah tiga strategi yang berhubungan dengan penilaian resiko
pengendalian :
2. Bukti Fisik
Bukti fisik banyak dipakai dalam verifikasi saldo berwujud terutama kas dan
persediaan. Bukti ini banyak diperoleh dalam perhitungan aktiva berwujud.
Pemeriksaan langsung auditor secara fisik terhadap aktiva merupakan cara yang
paling obyektif dalam menentukan kualitas yang bersangkutan. Oleh karena itu,
bukti fisik merupakan jenis bukti yang paling dapat dipercaya.
3. Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi seperti jurnal dan buku besar, merupakan sumber data untuk
membuat laporan keuangan. Oleh karena itu, bukti catatan akuntansi merupakan
obyek yang diperiksa dalam audit laporan keuangan. Ini bukan berarti catatan
akuntansi merupakan obyek audit. Obyek audit adalah laporan keuangan.
Tingkat dapat dipercayanya catatan akuntansi tergantung kuat lemahnya struktur
pengendalian intern.
4. Konfirmasi
Konfirmasi merupakan proses pemerolehan dan penilaian suatu komunikasi
lansgung dari pihak ketiga sebagai jawaban atas permintaan informasi tentang
unsure tertentu yang berdampak terhadap asersi laporan keuangan. Konfirmasi
merupakan bukti yang sangat tinggi reliabilitasnya karena berisi informasi yang
berasal dari pihak ketiga secara langsung dan tertulis. Konfirmasi sangat banyak
menghabiskan waktu dan biaya.
5. Bukti Dokumenter
Bukti documenter merupakan bukti yang paling penting dalam audit. Menurut
sumber dan tingkat kepercayaannya bukti, bukti documenter dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
a. Bukti documenter yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor secara
langsung
b. Bukti documenter yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor melalui
klien
c. Bukti documenter yang dibuat dan disimpan oleh klien
8. Bukti Lisan
Auditor dalam melaksanakan tugasnya banyak berhubungan dengan manusia,
sehingga ia mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan lisan.
Masalah yang ditanyakan antara lain meliputi kebijakan akuntansi, lokasi
dokumen dan catatan, pelaksanaan prosedur akuntansi yang tidak lazim,
kemungkinan adanya utang bersyarat maupun piutang yang sudah lama tak
tertagih. Jawaban atas pertanyaan yang ditanyakan merupaka bukti lisan. Bukti
lisan harus dicatat dalam kertas kerja audit. Bukti ini dpat menghasilkan bukti
yang berkaitan dengan semua asersi.
Pengendalian Pemakai
Dalam banyak kasus, klien mungkin merancang prosedur manual untuk menguji
kelengkapan dan keakuratan dari transaksi yang diproses oleh komputer
pengendali aplikasi.
Dalam rangka merencanakan setrategi auditor seharusnya :
Simulasi Paralel
1. Data Pengujian
Program klien diuji hanya pada titik waktu tertentu dan tidak sepanjang
priode
Metode yang digunakan adalah suatu pengujian dimana hnayna
pengendaliuan yang ada yang berfungsi oleh program.
Tidak terdapat pemeriksaan dokumentasi se4cara aktual diproses oleh
sistem
Operator komputer mengetahui bahwa data pengujian sedang dijalankan,
sehingga dapat mengurangi validitas output.
Lingkup pengujian terbatas pada imajinasi ouditor dan pengetahuan
tentang pengendalian dalam aplikasi.
Pertimbangan Tambahan
Auditor secara khusus pertama kali menilai resiko pengendalian untuk asersi
yang berkenaan dengan kelas transaksi seperti penerimaan kas dan
pengeluaran kas. Penilaian tersebut kemudian digunakan untuk menilai resiko
pengendalian asersi saldo akun yang signifikan sehingga kesesuaian dari tingkat
pengujian substantif yang direncanakan untuk saldo akun dapat ditentukan, dan
pengujian substantif khusus dapat dirancang. Proses ini dipertimbangkan
selanjutnya, pertama untuk akun-akun yang dipengaruhi oleh suatu kelas
transaksi tunggal dan kemudian untuk akun-akun yang dipengaruhi oleh kelas
transaksi berganda.
SAMPLE AUDIT
Sampling audit adalah penerapan prosedur audit terhadap kurang dari seratus
persen unsur dalam suatu saldo akun atau kelompok transaksi dengan tujuan
untuk menilai beberapa karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi
tersebut.1 Seksi ini memberikan panduan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian sampel audit.
Ada dua pendekatan umum dalam sampling audit: nonstatistik dan statistik.
Kedua pendekatan tersebut mengharuskan auditor menggunakan pertimbangan
profesionalnya dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian sampel, serta
dalam menghubungkan bukti audit yang dihasilkan dari sampel dengan bukti
audit lain dalam penarikan kesimpulan atas saldo akun atau kelompok transaksi
yang berkaitan. Panduan dalam Seksi ini berlaku baik untuk sampling audit
secara statistik maupun nonstatistik
KETIDAKPASTIAN DAN SAMPLING AUDIT
Risiko Sampling
Auditor harus menerapkan pertimbangan profesional dalam menentukan risiko
sampling. Dalam menyelenggarakan pengujian substantif atas rincian, auditor
memperhatikan dua aspek daririsiko sampling: Risiko keliru menerima (risk of
incorrect acceptance), yaitu risiko mengambil kesimpulan, berdasarkan basil
sampel, bahwa saldo akun tidak berisi salah saji secara material, padahal
kenyataannya saldo akun telah salah saji secara material. Risiko keliru menolak
( risk of incorrect reject ion) , yaitu risiko mengambil kesimpulan, berdasarkan
hasil sampel, bahwa saldo akun berisi salah saji secara material, padahal
kenyataannya saldo akun tidak berisi salah saji secara material.
- Hubungan antara sampel dan tujuan audit yang relevan. Lihat SA Seksi 326
[PSA No. 07] Bukti Audit. Sampling Audit
- Pertimbangan pendahuluan atas tingkat materialitas.
- Tingkat risiko keliru menerima yang dapat diterima (allowable risk of incorrect
acceptance).
- Karakteristik populasi, yaitu unsur yang membentuk saldo akun atau
kelompok transaksi yang menjadi perhatian.
SAMPLING DALAM PENGUJIAN PENGENDALIAN
Perencanaan Sampel
Pemilihan Sampel
Unsur sampel harus dipilih sedemikian rupa sehingga sampel yang terpilih
diharapkan dapat mewakili populasi. Oleh karena itu, semua unsur dalam
populasi harus memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih. Pemilihan secara
acak merupakan salah satu cara pemilihan sampel tersebut. Ada tiga metode
pemilihan sampel yang umum digunakan: (1) pemilihan acak (random selection),
yaitu setiap unsur dalam populasi atau dalam setiap strata memiliki kesempatan
yang sama untuk dipilih, (2) pemilihan sistematik (systematic selection), yaitu
pemilihan unsur dengan menggunakan interval konstan di antara yang dipilih,
yang interval permulaannya dimulai secara
acak, (3) pemilihan sembarang (haphazard selec-tion), yang merupakan
alternatif pemilihan acak, dengan syarat auditor mencoba mengambil sampel
yang mewakili dari keseluruhan populasi tanpa maksud untuk memasukkan atau
tidak memasukkan unit tertentu ke dalam sampel yang dipilih. Idealnya, auditor
harus menggunakan metode pemilihan yang memiliki kemampuan untuk memilih
unsur dari seluruh periode yang diaudit. SA Seksi 319 [PSA No. 23]
Pertimbangan Pengendalian Intern dalam Audit Laporan Keuangan paragraf 73
memberikan panduan yang dapat diterapkan dalam penggunaan sampling oleh
auditor selama periode interim dan periode sisanya.
1 2 3 4 5 6 7 8
Mahasiswa dapat mengenali Kertas kerja pemeriksaan ( Pengertian kertas kerja audit 1 kali Sukrisno Agoes:
bentuk, isi, fungsi, dan kegunaan Audit Working Paper) Tujuan kertas kerja audit tatap buku 1,
kertas kerja audit, serta Current file dan permanent muka PERTEMUAN 6
memahami mekanisme Criteria pembuatn kertas kerja
pengerjaan kertas kerja audit audit
6 Pemilikan dan penyimpanan
kertas kerja audit
Working balance sheet & working
profit and loss
Top schedule and supporting
schedule
BUKU REFERENSI :
1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib).
2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition
3. Standar pemeriksaan Akuntan Public
PERTEMUAN VI
KERTAS KERJA AUDIT
Current File, yaitu arsip pemeriksaan tahunan yang diperoleh dari pemeriksaan
tahun berjalan, informasi dari current file pada umumnya mempunyai manfaat
untuk tahun yang diperiksa.Contoh : Neraca saldo, Berita acara kas opname,
Rekonsiliasi bank, Rincian piutang, Rincian persediaan Rincian utang, Rincian
biaya dan lain lain.
Permanent File, merupakan arsip kertas kerja yang secara relatif tidak
mengalami perubahan. Arsip ini dapat digunakan berulang ulang untuk beberapa
periode pengauditan.
Contoh : Akte pendirian,Accounting manual (pedoman akuntansi), Kontrak
kontrak,Notulen rapat
Tujuan dari permanent file :
• Sebagai acuan yang digunakan untuk pemeriksaan tahun-tahun mendatang.
• Memberikan ringkasan mengenai kebijakan dan organisasi klien bagi staff
yang baru pertamakali menangani pemeriksaan laporan keuangan.
• Untuk menghindari pengulangan pembuatan kertas kerja yang sama dari
tahun ke tahun.
Corespondence file, merupakan arsi surat menyurat, facsimili dan lain lain.
Test Of Control
Test of control atau dalam bahasa indonesia disebut sebagai uji pengendalian
adalah prosedur audit yang umum dilakukan untuk mengetahui apakah sistem
pengendalian yang dilakukan oleh organisasi sudah berjalan efektif. Pengujian
pengendalian atau test of control dilakukan untuk memperoleh bukti audit
tentang efektivitas rancangan dan operasi kebijakan atau prosedur struktur
pengendalian internal. Sebagai contoh, prosedur pengendalian internal komputer
menggunakan jumlah berkas [total batch] untuk memastikan bahwa semua
berkas transaksi telah dicatat. Apabila jumlah nilai uang yang diproses dalam
berkas tersebut tidak cocok, maka transaksi jumlah berkas tersebut tidak akan
diproses dan sebagai gantinya dicetak suatu laporan pengecualian atau
exception report.
Auditor dapat menguji efektivitas pengendalian dengan cara memasukan data uji
yang mengandung kesalahan pada total batch dan mengamati apa yang terjadi
dengan data uji tersebut. Pengujian pengendalian juga meliputi permintaan
keterangan kepada para pekerja mengenai apa yang mereka ketahui tentang
efektivitas dari pengendalian tersebut da memeriksa laporan pengecualian yang
telah dihasilkan oleh pengendalian internal klien. Kinerja pengujian pengendalian
tidak diharuskan dalam audit laporan keuangan. Namun, hal itu dilaksanakan
dalam banyak audit dengan populasi yang besar karena efektivitas biaya.
Pengujian Substantif
Pengujian substantif terdiri dari:
1. Prosedur analitis
2. Pengujian terinci atas transaksi
3. Pengujian terinci atas saldo
Pengujian substantif memberikan bukti tentang kelayakan asersi laporan
keuangan klien. Prosedur analitis meliputi penggunaan perbandingan untuk
menilai kewajaran, misalnya membandingkan saldo suatu akun dengan data
nonkeuangan yang terkait dengan saldo akun tersebut. Pengujian terinci atas
transaksi meliputi pemeriksaan dokumen pendukung dari setiap satuan transaksi
yang dibukukan pada sebuah akun tertentu, misalnya melakukan pemeriksaan
dokumen pendukung [vouching] untuk sisi debet akun piutang usaha terdapat
ayat jurnal pada jurnal penjualan serta faktur pendukung penjualan. Selain itu
dilakukan juga penelusuran rinci dari dokumen asli atau dokumen sumber
terhadap buku jurnal serta buku besar yang terkait dengan transaksi tersebut
yang dapat digolongkan juga sebagai pengujian terenci atas transaksi.
Sedangkan pengujian terinci atas saldo meliputi pemeriksaan dokumen
pendukung untuk saldo akhir secara langsung, misalnya melakukan konfirmasi
langsung kepada salah seorang pelanggan tentang saldo piutang uasaha. Ketiga
jenis pengujian substantif tersebut merupakan hal yang komplementer.
Pengujian mana yang akan digunakan untuk suatu akun tertentu dapat bervariasi
berdasarkan faktor-faktor seperti efektivitas relatif untuk akun dan biaya.
Test Of Transaction
Test of transactions atau dalam bahasa indonesia disebut test atas transaksi
merupakan bagian dari prosedur audit yang bertujuan untuk menguji
pengendalian internal sebuah organisasi. Auditor menggunakan test terhadap
transaksi untuk mengevaluasi apakah kesalahan atau proses yang tidak biasa
terjadi pada transaksi yang mengakibatkan kesalahan pencatatan material pada
laporan keuangan. Perbedaan test ini dengan test sebelumnya (test of
control) adalah dalam test sebelumnya pengujian yang dilakukan tanpa
memandang nilai moneter, namun dalam test of transactions nilai moneter
menjadi salah satu objek yang akan di uji.
Tes ini dilaksanakan dengan menelusuri jurnal transaksi dari sumber dokumen,
memeriksa file, dan mengecek keakuratan. Hal ini perlu dilakukan karna sangat
berpengaruh pada opini auditor yang akan diberikan mengenai kewajaran
penyajian laporan keuangan. Umumnya Auditor akan mengambil sampel
transaksi yang akan di uji dan melihat seberapa besar tingkat kesalahan yang
dihasilkan, berdasarkan tingkat kesalahan tersebut auditor dapat menentukan
apakah mereka dapat mengandalkan informasi yang tersedia baik di buku besar
maupun jurnal pencatatan transaksi. Berdasarkan hasil tersebut pula maka
auditor dapat menentukan ruang lingkup pekerjaan audit.
LATIHAN SOAL PERTEMUAN VI
POLITEKNIK LP3I BANDUNG
SATUAN ACARA PENGAJARAN
(SAP)
1 2 3 4 5 6 7 8
Mahasiswa dapat memahami Audit plan, program audit, Audit plan 1 kali Sukrisno
bagaimana cara melakukan audit procedures and Audit Audit program tatap Agoes: buku
perencanaan audit, membuat Technique, Audit risk and Audit Prosedur dan teknik Audit muka 1,
7 Risiko audit dan materialitas
audit program, melaksanakan matreiality PERTEMUAN
audit prosedur, dan konsep 7
materialitas serta risiko audit
BUKU REFERENSI :
1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib).
2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition
3. Standar pemeriksaan Akuntan Public
PERTEMUAN VII
AUDIT PROGRAM
Setiap audit individual hendaknya didasarkan pada tujuan, ruang lingkup, dan
kriteria audit yang terdokumentasi. Hal ini hendaknya ditetapkan oleh personel
yang mengelola program audit dan konsisten dengan tujuan program audit
secara umum.
Tujuan audit merupakan hal yang harus dijawab secara tuntas oleh audit
individual dan dapat mencakup:
1. Penentuan ruang lingkup kesesuaian pada sistem manajemen yang
diaudit, atau bagian dari itu, dengan kriteria audit
2. Penentuan ruang lingkup kesesuaian aktivitas, proses, dan produk
dengan persyaratan serta prosedur dari sistem manajemen
3. Evaluasi kapabilitas sistem manajemen untuk memastikan kepatuhan
terhadap persyaratan legal dan kontrak serta persyaratan lain yang dianut
oleh organisasi
4. Evaluasi efektivitas sistem manajemen terhadap tujuan yang spesifik
5. Identifikasi area perbaikan potensial pada sistem manajemen
Ruang lingkup audit hendaknya konsisten dengan program audit dan tujuan
audit. Hal ini mencakup faktor seperti lokasi fisik, unit organisasi, aktivitas dan
proses yang diaudit, sejalan dengan periode waktu yang tercakup oleh audit.
Dalam kejadian setiap perubahan pada tujuan, ruang lingkup, dan kriteria audit,
program audit hendaknya dimodifikasi jika perlu.
Jika dua atau lebih sistem manajemen dari disiplin yang berbeda diaudit
bersama dalam audit kombinasi, sangat penting untuk memastikan tujuan, ruang
lingkup, dan kriteria audit konsisten dengan tujuan dari program audit yang
relevan.
Jika dua atau lebih organisasi audit melakukan audit bersama pada auditee yang
sama, personel yang mengelola program audit yang berbeda hendaknya setuju
pada metode audit dan mempertimbangkan implikasi untuk sumber daya dan
perencanaan audit. Jika auditee menggunakan dua atau lebih sistem
manajemen pada disipilin yang berbeda, audit kombinasi perlu dimasukkan ke
dalam program audit.
1. Kompetensi umum tim audit yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan audit
dengan memperhitungkan ruang lingkup dan kriteria audit
2. Kompleksitas audit dan jika audit dilakukan secara kombinasi atau
bersama-sama
3. Metode audit yang digunakan
4. Persyaratan kontrak dan legal serta lainnya yang dianut oleh organisasi
5. Keperluan untuk memastikan independensi anggota tim audit dari aktivitas
yang diaudit dan untuk menghindari konflik atau kepentingan tertentu
6. Kemampuan anggota tim audit untuk berinteraksi secara efektif dengan
perwakilan auditee dan untuk bekerja bersama
7. Bahasa yang digunakan saat audit, serta karakteristik sosial dan budaya
auditee. Isu ini terkait dengan kemampuan auditor sendiri, atau melalui
dukungan tenaga ahli.
Untuk memastikan kompetensi umum tim audit, tahapan yang harus dilakukan
adalah:
Penyesuaian ukuran dan komposisi tim audit perlu dilakukan selama audit,
sebagai contoh jika konflik kepentingan atau isu kompetensi terjadi. Jika situasi
tersebut terjadi, hendaknya didiskusikan dengan pihak yang terkait (ketua tim
audit, personel yang mengelola program audit, klien audit, atau auditee) sebelum
segala penyesuaian dibuat.
Pada kasus tertentu, tergantung pada struktur auditee dan aktivitas yang terjadi,
program audit dapat saja hanya memuat audit tunggal.
Faktor lain yang memberi pengaruh pada ruang lingkup program audit mencakup
hal-hal berikut:
1. Tujuan, cakupan, dan durasi setiap audit dan jumlah audit yang akan
dilaksanakan, mencakup juga tindak lanjut audit, jika memungkinkan.
2. Jumlah, kepentingan, kompleksitas, kesesuaian, dan lokasi aktivitas yang
diaudit
3. Faktor-faktor yang memberikan pengaruh pada efektivitas sistem
manajemen
4. Kriteria audit yang sesuai, seperti pengaturan terencana terhadap standar
sistem manajemen yang sesuai, peraturan hukum, dan persyaratan
kontrak, serta persyaratan lain yang dianut oleh organisasi
5. Kesimpulan dari audit sebelumnya, internal dan eksternal
6. Hasil dari review program audit sebelumnya
7. Bahasa, budaya, dan isu sosial lainnya
8. Hal-hal yang menjadi perhatian pihak luar, seperti keluhan pelanggan atau
ketidaksesuaian dengan persyaratan legal
9. Perubahan signifikan pada auditee dan operasionalnya
10. Ketersediaan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung
aktivitas audit, umumnya pada metode audit di tempat terpencil
11. Kejadian internal dan eksternal, seperti produk gagal, kegagalan
keamanan informasi, insiden kesehatan dan keselamatan, tindak kriminal
atau insiden lingkungan
Personel yang mengelola program audit hendaknya menetapkan satu atau lebih
prosedur berikut, sejauh diperlukan:
1. Prioritas manajemen
2. Tujuan komersial atau kepentingan bisnis lainnya
3. Karakteristik proses, produk, dan proyek serta segala perubahan yang
relevan
4. Persyaratan sistem manajemen
5. Persyaratan legal dan kontrak, serta persyaratan lainnya yang dianut oleh
organisasi
6. Keperluan untuk evaluasi pemasok
7. Keperluan dan ekspektasi pihak lain, termasuk pelanggan
8. Tingkat kinerja auditee, yang direfleksikan dari kejadian kegagalan atau
insiden atau keluhan pelanggan
9. Resiko terhadap auditee
10. Hasil dari audit sebelumnya
11. Level kematangan dari sistem manajemen yang diaudit
Contoh tujuan program audit adalah sebagai berikut:
Scope
1 2 3 4 5 6 7 8
Mahasiswa dapat memahami dan Pemeriksaan kas dan bank Sifat dan contoh kas dan bank 2 kali Sukrisno Agoes:
mampu melaksanakan Tujuan audit kas dan bank tatap buku 1,
pemeriksaan kas dan bank secara Prosedur pemeriksaan kas dan bank muka PERTEMUAN 8
8 sederhana
BUKU REFERENSI :
1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib).
2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition
3. Standar pemeriksaan Akuntan Public
PERTEMUAN VIII
Prosedur Analitik
2. Lakukan prosedur analitik
- Hitung ratio berikut ini :
(1) Ratio kas dengan aktiva lancar
- Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan yang didasarkan
pada data masa lalu, data industri, jumlah yang dianggarkan, atau data
lain
- Bandingkan saldo kas dengan jumlah yang dianggarkan atau saldo kas
akhir tahun yang lalu
Pengujian terhadap transaksi Rinci
3. Lakukan pengujian pisah batas transaksi kas
• Buatlah rekonsiliasi saldo kas menurut cut off bank statement dengan
saldo kas menurut catatan klien
• Usut setoran dalam perjalanan (deposit in trnsit) pada tanggal neraca ke
dalam cut off bank statement
• Periksa tanggal yang tercantum didalam cek yang beredar pada tanggal
neraca
• Periksa adanya cek kosong yang tercantum di dalam cut off bank
statement
• Periksa semua cek didalam cut off bark statement mengenai
kemungkinanan hilangnya cek yang tercantum sebagai cek yang beredar
pada tanggal neraca.
4. Buatlah daftar transfer bank dalam periode sebelum dan sesudah tanggal
neraca untuk menemukan kemungkinan terjadinya check kitting.
5. Buatlah dan lakukan analisis terhadap rekonsiliasi bank 4 kolom
6. Periksa adanya kemungkinan penggelapan kas dengan cara lapping
penerimaan dan pengeluaran kas
2. Pengujian terhadap akun Rinci
7. Hitung kas yang ada ditangan klien
8. Rekonsiliasi catatan kas klien dengan Rekening Koran bank yang
bersangkutan
9. Lakukan konfirmasi saldo kas di bank
10. Periksa cek yang beredar pada tanggal neraca kedalam rekening Koran
bank Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan Kas
11. Bandingkan penyajian utang usaha dengan prinsip akuntansi berterima
umum
- Periksa jawaban konfirmasi dari bank mengenai batasan yang
dikenakan terhadap pemakaian rekening tertentu klien di bank
- Lakukan wawancara dengan manajemen mengenai batasan
penggunaan kas klien
Kepada
Yth ...........................
……………………..
kami minta Saudara mengisi informasi yang diperlukan oleh akuntan publik
kami : Rimendi & rekan, Jln.Sawa CT VII/94, Yogyakarta seperti formulir berikut
ini. Jika jawaban Saudara "tidak ada" harap ditulis demikian pada kolom yang
bersangkutan. Kami minta formulir berikut ini Saudara kirimkan di dalam amplop
yang kami sertakan bersama surat ini langsung kepada akuntan public kami
tersebut di atas.
Hormat kami,
Okan Sansaha
Direktur Keuangan
PT .................
Pembuktian Ketelitian Saldo Kas
Saldo Peneri- Penge- Saldo
Awal maan luaran Akhir
Saldo kas menurut rekening
koran bank
Setoran dalam perjalanan
awal periode
Setoran dalam perjalanan
akhir periode
Cek yang beredar awal
Periode
Cek yang beredar akhir
Periode
Cek yang dibebankan dalam
Rekening
Cek kosong
1 2 3 4 5 6 7 8
Mahasiswa dapat memahami dan Pemeriksaan Piutang Sifat dan contoh Piutang 2 kali Sukrisno Agoe
mampu melaksanakan Tujuan pemeriksaan piutang tatap buku 1,
pemeriksaan piutang Prosedur pemeriksaan piutang muka PERTEMUAN
9
BUKU REFERENSI :
1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib).
2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition
3. Standar pemeriksaan Akuntan Public
PERTEMUAN IX
PEMERIKSAAN PIUTANG
1. Piutang Usaha
2. Wesel Tagih
3. Piutang Pegawai.
4. Piutang Bunga
5. Uang Muka
7. Piutang lain-lain
8. Allowance for bad debts (penyisihan piutang tak tertagih)
2. Untuk memeriksa validity (keabsahan) dan authenticity (ke otentikan) dari pada
piutang.
1 2 3 4 5 6 7 8
Mahasiswa dapat memahami dan Pemeriksaan surat berharga Pemeriksaan marketable securities 2 kali Sukrisno Agoe
mampu melaksanakan dan pemeriksaan persediaan Sifat dan contoh surat berharga tatap buku 1,
pemeriksaan surat berharga dan Prosedur pemeriksaan surat muka PERTEMUAN
10 berharga
persediaan 10&11
Pemeriksaan persediaan
BUKU REFERENSI :
1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib).
2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition
3. Standar pemeriksaan Akuntan Public
PERTEMUAN X
Investasi dalam surat berharga dapat merupakan aktiva lancar (current assets)
atau non current assets tergantung maksud/tujuan dari pembelian surat berharga
tersebut.
Kalau surat berharga dibeli dengan tujuan untuk memanfaatkan kelebihan dana
yang tersedia, biasanya surat berharga tersebut harus mudah diuangkan dalam
waktu singkat dan surat berharga tersebut diklasifikasikan sebagai temporary
investment atau marketable securities yang merupakan current assets. Misalnya
dalam bentuk deposito berjangka (lebih dari tiga bulan) dan surat-surat saham
atau obligasi yang marketable.
Surat berharga yang digolongkan sebagai long term investment biasanya dibeli
dengan tujuan sebagai berikut :
- Untuk menguasai manajemen dari perusahaan yang sahamnya dibeli (lebih
besar atau sama dengan 50% dari saham yang beredar).
- Untuk memperoleh pendapatan yang continue (misal dalam bentuk bunga
dari pembelian obligasi.
- Sebagai sumber penampungan dari penjualan hasil produksi atau sumber
pembelian bahan baku.
Akuntansi Untuk Investasi menurut PSAK No. 13, hal.13.1 s/d 13.2 dan 13.4 s/d
13.6 (IAI:2002):
Investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan
kekayaan (accretion of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti
bunga,royalti, devidend, dan uang sewa), untuk apresiasi nilai investasi atau
untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang
diperoleh melalui hubungan perdagangan.
Investasi Lancar adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan
untuk dimiliki selama setahun atau kurang.
Investasi Jangka Panjang adalah investasi selain investasi lancar.
Nilai wajar (fair value) adalah suatu jumlah yang dapat digunakan sebagai dasar
pertukaran aktiva atau penyelesaian kewajiban antara pihak yang paham
(knowledgeable) dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s
length transaction).
Nilai pasar adalah jumlah yang dapat diperoleh dari penjualan suatu investasi
dalam pasar yang aktif.
Dapat dipasarkan berarti terdapat suatu pasar yang aktif darimana suatu nilai
pasar (atau beberapa indikator yang memungkinkan nilai pasar dihitung)
tersedia.
Untuk investasi yang memiliki pasar yang aktif, nilai pasar digunakan sebagai
indikator penetapan nilai wajar. Sedangkan untuk investasi yang tidak memiliki
pasar yang aktif, cara lain digunakan untuk menentukan nilai wajar.
Investasi lancar termasuk dalam aktiva lancar, kenyataan bahwa investasi yang
dapat dipasarkan telah dimiliki lebih dari satu tahun tidak membatasi
penyajiannya sebagai aktiva lancar.
Biaya perolehan suatu investasi mencakup perolehan lain disamping harga beli,
seperti komisi broker, jasa bank, dan pungutan oleh bursa efek.
Jika suatu atau sebagian investasi diperoleh dengan penerbitan saham atau
surat berharga lain, maka biaya perolehannya adalah nilai wajar dari surat
berharga yang diterbitkan dan bukan nilai nominal atau par value.
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas temporary & long term
investment.
a. Contoh Internal Control Questionnaires untuk Surat Berharga bisa
dilihat di Exhibit 10-1.
2. Minta rincian surat berharga yang memperlihatkan saldo awal,
penambahan dan pengurangan serta saldo akhirnya.
3. Periksa phisik dari surat-surat berharga tersebut dan juga pemilikannya
(apakah atas nama peusahaan).
a. Biasanya periksaan phisik dilakukan bersamaan dengan kas
opname. Seandainya surat-surat berharga tersebut disimpan oleh
pihak ketiga, harus dikirimkan konfirmasi.
4. Cocokkan data-data dalam rincian dengan berita acara pemeriksaan
phisik surat berharga tersebut.
5. Periksa mathematical accuracy dari rincian surat berharga.
6. Cocokkan saldo akhir dai rincian tersebut dengan buku besar.
7. Lakukan Vouching atas pembelian dan penjualan surat berharga,
terutama perhatikan otorisasi dan kelengkapan bukti pendukungnya.
8. Periksa perhitungan bunga dan dividennya dan perhatikan segi
perpajakannya. Periksa apakah bunga/dividen yang diterima telah
dibukukan semuanya.
9. Periksa harga pasar dari surat berharga pada tanggal neraca.
Untuk temporary investment, valuationnya adalah mana yang lebih rendah
antara harga beli dan harga pasar. Untuk long term investment,
valuationnya adalah berdasarkan harga beli kecuali jika terdapat tendensi
menurunnya harga pasar surat berharga tersebut untuk masa yang cukup
panjang.
10. Adakan diskusi dengan manajemen untuk mengetahui apakah ada
perubahan tujuan dari pembelian surat berharga yang akan
mempengaruhi klasifikasi dari surat berharga tersebut.
11. Periksa subsequent events untuk mengetahui apakah ada transaksi
sesudah tanggal neraca yang akan mempengaruhi klasifikasi
atau disclosure dari surat-surat berharga tersebut, misalnya
penjualan long term investment dalam subsequent period.
12. Periksa apakah penyajiannya sudah sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia/SAK.
13. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo temporary & long term
investment yang diperiksa.
PENYAJIAN DI NERACA
1 2 3 4 5 6 7 8
Mahasiswa dapat memahami dan Pemeriksaan terhadap Siklus Pemeriksaan terhadap catatan siklus 2 kali Sukrisno Agoes:
mampu melaksanakan Pengeluaran pengeluaran yang berhubungan tatap buku 1,
pemeriksaan biaya dibayar dengan transaksi pembelian barang muka PERTEMUAN
11 atau aktiva tetap
dimuka dan pemeriksaan aktiva 12&13
tetap
BUKU REFERENSI :
1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib).
2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition
3. Standar pemeriksaan Akuntan Public
PERTEMUAN XI dan XII
Proses Audit
Kertas Tanggal Pelaksanaan
kerja pelaksanaan
Prosedur Audit Awal
1. Lakukan prosedur audit awal atas
saldo akun aktiva tetap yang akan
diuji lebih lanjut
a. Usut saldo aktiva tetap yang
tercantum dineraca ke saldo akun
aktiva tetap yang bersangkutan
dibuku besar
b. Hitung kembali saldo akun aktiva
dibuku besar
c. Lakukan review terhadap mutasi
luar biasa dalam jumlah dan sumber
posting dalam akun aktiva tetap dan
akumulasi depresiasinya
d. Usut saldo awal akun aktiva tetap
ke kertas kerja tahun lalu
e. Usut posting pendebitan dan
pengkreditan akun aktiva tetap
dalam ke dalam jurnal yang
bersangkutan
f. Lakukan rekonsiliasi akun control
aktiva tetap dalam buku besar ke
buku pembantu aktiva tetap
Prosedur Analitik
2. Lakukan prosedur analitik
a. Hitung ratio berikut ini :
1) Tingkat perputaran aktiva tetap
2) Ratio laba bersih dengan aktiva
tetap
3) Ratio tetap dengan modal saham
4) Ratio biaya reparasi dan
pemeliharaan dengan aktiva tetap
b. Lakukan analisis hasil prosedur
analitik dengan harapan yang
didasarkan pada data masa lalu,
data industri, jumlah yang
dianggarkan, atau data lain
Kertas Tanggal pelaksanaan
kerja pelaksanaan
Pengujian terhadap transaksi rinci
3. Periksa tambahan aktiva tetap ke
dokumen yang mendukung
timbulnya transaksi berikut
4. Periksa berkurangnya aktiva tetap
ke dokumen yang mendukung
timbulnya transaksi tersebut
5. Lakukan pemeriksaan pisah batas
transaksi aktiva tetap
6. Lakukan review terhadap akun
biaya reparasi dan pemeliharaan
aktiva tetap
Pengujian terhadap saldo akun rinci
7. Lakukan inspeksi terhadap aktivat
tetap
a. Lakukan inspeksi terhadap
tambahan aktiva tetap
b. Lakukan penyelidikan dan
sesuaikan jika terjadi perbedaan
c. Periksa dokumen yang
mendukung pembayaran utang
usaha seetelah tanggal neraca
8. Periksa bukti hak kepemilikan
aktiva tetap dan kontrak
9. Lakukan review terhadap
perhitungan depresiasi aktiva tetap
Verifikasi penyajian dan
pengungkapan
10. Bandingkan penyajian aktiva tetap
dengan Prinsip akuntansi berterima
umum
a. Periksa klasifikasi aktiva tetap di
neraca
b. Periksa pengungkapan yang
bersangkutan dengan aktiva tetap
4.4.2 Prosedur Pemeriksaan terhadap hutang dagang
Kertas Tanggal Pelaksanaan
kerja pelakasanaan
Prosedur Audit Awal
1. Lakukan prosedur audit awal atas
saldo akun utang usaha yang akan
diuji lebih lanjut
a. Usut saldo utang usaha yang
tercantum di dalam neraca ke saldo
akun utang usaha yang
bersangkutan didalam buku besar
b. Hitung kembali saldo akun utang
usaha di dalam buku besar
c. Lakukan review terhadap mutasi
luar biasa dalam jumlah dan sumber
posting dalam akun utang usaha
d. Usut saldo awal akun hutang
usaha ke kertas kerja tahun yang
lalu
e. Usut posting pendebitan akun
hutang usaha ke dalam jurnal yang
bersangkutan
f. Lakukan rekonsiliasi akun control
utang usaha dalam buku besar ke
buku pembantu utang usaha
Prosedur Analitik
2. Lakukan prosedur analitik
a. Hitung ratio berikut ini :
1) Tingkat perputaran utang usaha
2) Ratio utang usaha dengan utang
lancar
b. Lakukan analisis hasil prosedur
analitik dengan harapan yang
didasarkan pada data masa lalu,
data industri, jumlah yang
dianggarkan, atau data lain
Pengujian terhadap saldo akun rinci
7. Lakukan konfirmasi saldo akun
rinci
a. Lakukan identifikasi penjualan
besar dengan mereview register
bukti kas keluar atau buku pembantu
utang, arsip induk utang dan
kirimkan konfirmasi kepada kreditur
yang akun utang klien kepadanya
memiliki karakteristik berikut ini : (1)
bersaldo besar, (2) terdapat
kegiatan pembelian yang luar biasa,
(3) bersaldo kecil atau nol, dan (4)
bersaldo debit
b. Lakukan penyelidikan dan
sesuaikan jika terjadi perbedaan
c. Periksa dokumen yang
mendukung pembayaran utang
usaha setelah tanggal neraca
8. Lakukan rekonsiliasi utang usaha
yang tidak di konfirmasi ke
pernyataan piutang bulanan yang
diterima oleh klien dari kreditur
Verifikasi penyajian dan
pengungkapan
9. Bandingkan penyajian utang usaha
dengan prinsip akuntansi berterima
umum
a. Periksa klasifikasi utang usaha di
neraca
b. Periksa pengungkapan yang
bersangkutan dengan utang usaha
c. Periksa pengungkapan yang
bersangkutan dengan utang usaha
non usaha
d. Mintalah informasi dari klien untuk
menemukan komitmen yang belum
diungkapkan dan utang bersyarat
dan periksa penjelasan yang
bersangkutan dengan utang
tersebut
e. Bandingkan akun biaya dengan
akun biaya yang sama tahun lalu
atau biaya yang dianggarkan untuk
mendapatkan indikasi kemungkinan
adanya under statement utang
lancer
Pengujian terhadap transaksi rinci
3. Periksa sampel transaksi utang
usaha yang tercatat ke dokumen
yang mendukung timbulnya utang
usaha
a. Periksa pengendalian akun utang
usaha ke dokumen pendukung :
bukti kas keluar, laporan
penerimaan barang, surat order
pembelian, atau dokumen
pendukung lain
b. Periksa pendebitan akun usaha ke
dokumen pendukung : bukti kas
masuk , memo debit untuk retur
penjualan
4. Lakukan verifikasi pisah batas (out
off) transaksi pembeli
a. Periksa dokumen yang
mendukung transaksi pembelian
dalam minggu terakhir tahun yang
diaudit dan minggu pertama setelah
tanggal neraca
5. Lakukan verifikasi pisah batas (out
off) transaksi pengeluaran kas
a. Periksa dokumen yang
mendukung transaksi pembayaran
utang usaha dalam minggu terakhir
tahun yang di audit dan minggu
pertama setelah tanggal neraca
6. Lakukan pencarian utang yang
belum dicatat
a. Periksa bukti yang mendukung
transaksi pengeluaran kas yang
dicatat setelah tanggal neraca
4.2.1 Prosedur pemeriksaan terhadap biaya dibayar dimuka
Berikut ini akan dibahas prosedur pemeriksaan yang terdapat dalam biaya
dan pajak dibayar dimuka.
Prosedur Pemeriksaan untuk Compliance test.
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas biaya dan pajak dibayar dimuka.
Dalam hal ini internal control questionnoises yang digunakan tercakup
dalam internal control questionnaires atas pengeluaran kas dan bank
Apakah setiap pembayaran yang menyangkut biaya dan pajak dibayar
dimuka didukung oleh bukti-bukti yang sah dan lengkap.
Apakah pembayaran tersebut diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang
berwenang.
Apakah bukti setoran pajak, faktor pajak termasuk bukti pemotongan
pajak oleh pihak ketiga di file dengan baik dan rapih.
Apakah lease agreement, insurance policy di file dengan baik dan rapih.
Lakukan test transaksi ( compliance test ) atas biaya dan pajak dibayar
dimuka.
2. Tarik kesimpulan mengenai internal control atas biaya dan pajak dibayar
dimuka.
Prosedur Pemeriksaan Substantive sewa dibayar dimuka ( Prepaid Rent )
Minta rician ( schedule ) prepaid rent per tanggal neraca.
Check ketelitian perhitungan mathematis ( mathematical accuracy ).
Cocokan saldo prepaid rent per tanggal neraca dengan saldo buku bestir
(general ledger) prepaid rent.
Cocokan saldo awal prepaid rent dengan kertas kerja pemeriksaan tahun lalu.
Lakukan vouching untuk pembayaran prepaid rent di tahun berjalan dan
periksa lease agreement ( jika sudah dilakukan di compliance test, refen ke
kertas kerja compliance test ).
Tie_Up / tie_in ( Cocokan ) total yang dibebankan sebagai biaya sewa ke buku
besar biaya sewa. Dalam hal ini ada biaya sewa langsung dibebankan ke,
perkiraan biaya sewa ( tanpa melalui prepaid rent ), jumlah biaya sewa di buku
besar akan terlihat lebih besar.
Buat usulan audit adjustment jika diperlukan.
LATIHAN SOAL PERTEMUAN 11 dan 12
POLITEKNIK LP3I BANDUNG
SATUAN ACARA PENGAJARAN
(SAP)
1 2 3 4 5 6 7 8
Mahasiswa dapat memahami dan pemeriksaan aktiva tak Sifat aktiva tak berwujud 1 kali Sukrisno Agoes:
mampu melaksanakan berwujud Tujuan pemeriksaan aktiva tak tatap buku 11,
12 pemeriksaan biaya dibayar berwujud muka PERTEMUAN
Prosedur pemeriksaan aktiva tak
dimuka dan pemeriksaan aktiva 14
berwujud
tak berwujud
BUKU REFERENSI :
1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib).
2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition
3. Standar pemeriksaan Akuntan Public
POLITEKNIK LP3I BANDUNG
SATUAN ACARA PENGAJARAN
(SAP)
1 2 3 4 5 6 7 8
Mahasiswa dapat memahami dan pemeriksaan utang jangka Sifat kewajiabn jangka pendek 1 kali Sukrisno Agoes:
mampu melaksanakan pendek Tujuan pemeriksaan kewajiabn jangka tatap buku 11,
13 pemeriksaan biaya dibayar pendek muka PERTEMUAN
Prosedur
dimuka dan pemeriksaan utang 15
Pemeriksaan kewajiban jangka pendek
jangka pendek
BUKU REFERENSI :
1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib).
2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition
3. Standar pemeriksaan Akuntan Public
PERTEMUAN XIII
Ada beberapa tujuan audit current liabilities yang perlu diperhatikan, diantaranya
:
1. Untuk meyakini bahwa pengendalian intern current liabilities memadai.
Pelajari dan evaluasi internal control atas hutang jangka pendek. Dengan
internal control yang memadai auditor dapat mempertimbangkan
mengurangi substantif tes atau mengurangi scope.
2. Untuk meyakini bahwa current liabilities didukung bukti yang lengkap dan
berasal dari transaksi yang benar-benar terjadi.
Minta rincian hutang jangka pendek, periksa kebenaran penjumlahan,
cocokkan dengan saldo general ledger. Rincian disiapkan oleh klien, dan
auditor melakukan pengujian terhadap rincian, apabila terdapat kesalahan
dibuat koreksi audit dan dikomunikasikan dengan klien.
3. Untuk meyakini bahwa semua transaksi telah tercatat per tanggal neraca.
Cocokkan saldo masing-masing debitur dengan saldo pada subsidoary
ledger.
4. Untuk meyakini bahwa jumlah accrual expense reasonable (layak)
Periksa dasar perhitungan accrual expense yang dibuat perusahaan,
apakah konsisten dan reasonable dengan tahun sebelumnya. Periksa
pembayaran sesudah tanggal neraca.
5. Untuk meyakini bahwa pencatatan transaksi telah sesuai dengan SAK.
Periksa apakah pencatatan transaksi current liabilities sudah sesuai
dengan SAK. Dalam hal ini auditor harus meyakinkan bahwa tidak
terdapat unrecorded liabilities. Untuk itu auditor harus memeriksa notulen
rapat direksi dan pemegang saham, dan mengirim konfirmasi ke penasehat
hukum perusahaan.
Hal-hal yang diperiksa : tanggal kejadian, jumlah hutang, syarat hutang,
bunga, jatuh tempo.
Substantif test :
6. Untuk meyakini bahwa hutang dalam mata uang asing telah dikonveksikan
dengan kurs BI.
Periksa apakah saldo hutang dalam mata uang asing per tanggal neraca
telah dikonveksikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengan BI.
Selisih kurs dibebankan pada rugi laba tahun berjalan.
7. Untuk meyakini bahwa semua persyaratan dalam akad kredit sudah
dipenuhi untuk menghindarkan bank default (right and obligation).
Periksa penjanjian dan persyaratan yang harus dipatuhi oleh nasabah,
seperti penggantian manager kunci, pengendalian current ratio, dan
ketepatan waktu pembayaran hutang.
Bank default (ketetapan persyaratan-persyaratan untuk nasabah) antara
lain :
o Perusahaan nasabah tidak boleh mengganti manajer kunci
tanpa seijin bank
o Current ratio harus dijaga pada tingkat tertentu
o Tidak diperkenankan terlambat membayar bunga
Jika terdapat pelanggaran terhadap ketiga syarat tersebut maka dalam
audit harus di disclousure untuk masalah hutang di catatan laporan
keuangan.
Hutang usaha biasanya merupakan kewajiban lancar terbesar dalam neraca dan
merupakan factor yang signifikan dalam mengevaluasi solvensi jangka pendek
perusahaan. Hutang usaha biasanya juga dipengaruhi oleh volume transaksi
yang tinggi dan karenanya sangat rentan terhadap salah saji. Audit atas hutang
lebih ditekankan pada asersi kelengkapan karena jika manajemen termotivasi
untuk memanipulasi hutang maka ia cenderung menetapkan hutang terlalu
rendah agar dapat melaporkan posisi keuangan yang lebih menguntungkan.
2. Prosedur analitis
Tujuan auditor menerapkan prosedur ini adalah untuk mengembangkan
ekspektasi atas saldo akun hutang dan hubungan antara hutang usaha
dengan akun-akun kunci lainnya seperti pembelian atau persediaan. Suatu
penurunan yang abnormal atas rasio perputaran hutang usaha atau
kenaikan yang tidak diharapkan atas rasio lancar dapat menjadi indicator
bahwa kewajiban telah ditetapkan terlalu rendah. Prosedur analitis akan
dilakukan pada tahap akhir penugasan untuk memastikan bahwa bukti
yang dievaluasi dalam pengujian rincian telah konsisten dengan gambaran
menyeluruh yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
INTERNAL CONTROL
1 2 3 4 5 6 7 8
Mahasiswa dapat memahami dan pemeriksaan utang jangka Sifat utang jangka panjang 1 kali Sukrisno Agoes:
mampu melaksanakan panjang Tujuan pemeriksaan utang jangka tatap buku 11,
pemeriksaan utang jangka panjang muka PERTEMUAN
14 Prosedur pemeriksaan utang jangka
panjang 16
panjang
BUKU REFERENSI :
1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib).
2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition
3. Standar pemeriksaan Akuntan Public
POLITEKNIK LP3I BANDUNG
SATUAN ACARA PENGAJARAN
(SAP)
1 2 3 4 5 6 7 8
Mahasiswa dapat memahami dan Pemeriksaan permodalan Sifat permodalan 1 kali Sukrisno Agoes:
mampu melaksanakan Tujuan pemeriksaan permodalan tatap buku 11,
pemeriksaan permodalan Prosedure pemeriksaan permodalan muka PERTEMUAN
15
17
BUKU REFERENSI :
1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib).
2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition
3. Standar pemeriksaan Akuntan Public
PERTEMUAN XV
PEMERIKSAAN PERMODALAN
Permodalan
Transaksi yang berhubungan dengan utang jangka panjang antara lain berupa :
obligasi, wesel jangkapanjang,hipotik (mortgages), bond Premium
(discount ), interest expense, dan gain (gloss) on retirement of bonds.Sedangkan
transaksi yang berkaitan dengan modal saham antara lain : saham preferensi,
saham biasa, saham tresury, paid-in capital, retained
earnings, deviden, devidend payable.
6.000 c
1 2 3 4 5 6 7 8
Mahasiswa dapat memahami dan pemeriksaan atas perkiraan Jenis perkiraan rugi-laba 2 kali Sukrisno Agoes:
mampu melaksanakan rugi-laba Tujuan pemeriksaan perkiraan rugi- tatap buku 11,
16 laba
pemeriksaan atas perkiraan rugi- muka PERTEMUAN
Prosedur pemeriksaan perkiraan rugi-
laba 18
laba
BUKU REFERENSI :
1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib).
2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition
3. Standar pemeriksaan Akuntan Public
PERTEMUAN XVI
1 2 3 4 5 6 7 8
Mahasiswa dapat memahami dan pemeriksaan atas Sifat subsequent events 1 kali Sukrisno Agoes:
mampu melaksanakan subsequent events dan Tujuan pemeriksaan subsequent tatap buku 11,
pemeriksaan atas subsequent menyelesaikan pemeriksaan events muka PERTEMUAN
17 Prosedur pemeriksaan subsequent
events dan menyelesaikan 19
events
pemeriksaan Penyelesaian pemeriksaan akuntan
BUKU REFERENSI :
1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib).
2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition
3. Standar pemeriksaan Akuntan Public
PERTEMUAN XVII
1. Pengertian
Subsequent Events adalah peristiwa atau transaksi yang terjadi setelah tanggal
neraca tetapi sebelum diterbitkannya laporan audit yang mempunyai akibat yang
material terhadap laporan keuangan dan memerlukan penyesuaian atau
pengungkapan dalam laporan tersebut.
Terdapat 2 jenis subsequent eventmerujuk pada PSAK no. 46, yakni:
1. Peristiwa yang memberikan tambahan bukti yang berhubungan dengan
kondisi yang ada pada tanggal neraca dan berdampak terhadap taksiran yang
melekat dalam proses penyusunan laporan keuangan,
2. Peristiwa yang menyediakan tambahan bukti yang berhubungan dengan
kondisi yang tidak ada pada tanggal neraca, namun kondisi tersebut ada
sesudah tanggal neraca.
Menurut Sukrisno Agoes (2004:138), subsequent event yang harus di audit oleh
akuntan publik adalah:
1. Subsequent Collection
2. Subsequent Payment
Persediaan xxx
Hutang dagang xxx
Akibatnya per tanggal neraca tetap terlihat saldo barang dalam perjalanan dan
terjadi dua kali pencatatan hutang dagang :
Persediaan xxx
Barang dalam perjalanan xxx
4. Untuk memastikan kewajiban dan beban yang masih harus dibayar yang
tercantum di neraca per tanggal neraca, merupakan kewajiban perusahaan yang
akan dilunasi pada saat jatuh temponya (sesudah tanggal neraca)
5. Memastikan bahwa tidak ada kewajiban perusahaan yang belum dicatat per
tanggal neraca
Beberapa hal yang harus dilakukan akuntan publik, sebelum suatu pemeriksaan
akuntan dinyatakan selesai:
1 2 3 4 5 6 7 8
Mahasiswa dapat memahami management letter & client management letter 1 kali Sukrisno Agoes:
management letter & client representation letter client representation letter tatap buku 11,
18
representation letter muka PERTEMUAN
20&21
BUKU REFERENSI :
1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib).
2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition
3. Standar pemeriksaan Akuntan Public
PERTEMUAN XVII
MANAGEMENT LETTER
Manajemen Letter merupkan suatu surat yang dibuat oleh Kantor Akuntan
Publik (KAP), ditujukan kepada manajemen perusahaan yang diperiksa
laporan keuangannya (di audit), yang isinya memberitahukan kelemahan dari
pengendalian intern perusahaan (baik material maupun immaterial
weaknesses) yang ditemukan selama pelaksanaan pemeriksaan, disertai
dengan saran-saran perbaikan dari KAP.
Menurut Whittington, O. Ray dan Kurt Paniy (2001), management letter
adalah suatu laporan kepada manajemen yang berisi rekomendasi untuk
perbaikan kelemahan-kelemahan yang diungkapkan akuntan public setelah
mempelajari dan mengevaluasi pengendalian intern perusahaan. Disamping
untuk menyampaikan informasi-informasi yang bermanfaat kapada
manajemen, management letter juga membantu membatasi tanggung jawab
akuntan public seandainya dikemudian hari kelemahan pengendalian intern
mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.
Dalam menjalankan usahanya, KAP tidak diperbolehkan mengiklankan
kantornya atau jasa yang diberikan kantornya, karena jika hal tersebut
dilakukan berarti KAP tersebut melanggar Aturan Etika Kompartemen
Akuntan Publik – IAI.
Salah satu cara untuk mendapatkan langganan adalah bekerja sebaik
mungkin dalam memeriksa laporan keuangan suatu perusahaan, sehingga
jika perusahaan tersebut puas atas jasa pemeriksaan dari KAP, diharapakan
manajemen perusahaan akan merekomendasikan kepada teman-teman
usahanya untuk menggunakan jasa KAP tersebut.
Management letter mempunyai banyak manfaat untuk klien tetapi untuk KAP dan
staf (anggota tim pemeriksa) dari KAP, antara lain:
1. Untuk klien:
1. dapat mengetahui kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam
pengendalian intern perusahaannya dalam mengambil tindakan-tindakan
perbaikan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, berdasarkan
saran-saran yang diberikan dalam managemen letter, sehingga bisa
mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dan kecurangan di dalam
perusahaan.
2. Untuk KAP :
1. menjadikan nama kantor akuntan public menjadi bertambah baik, karena
disamping laporan pemeriksaan akuntan, juga memberikan management
letter yang sangat bermanfaat bagi perusahaan.
2. jika manajemen perusahaan puas, tentunya akan menyarankan kepada
teman-teman bisnisnya untuk memakai jasa kantor akuntan public
tersebut.
3. jika teman-teman bisnis tersebut tertarik, tentunya akan menambah
jumlah klien kantor akuntan public.
Berikut tugas dan tanggung jawab dari masing-masing tim audit (dari KAP)
dalam membuat management letter:
3. Audit Supervisor/Manager
a. menelaah dan mengedit konsep management letter, mengusulkan
perbaikan-perbaikan yang diperlukan kepada senior auditor.
b. menyerahkan konsep management letter yang sudah diperbaiki, kepada
audit partner untuk ditelaah.
c. setelah ditelaah audit partner dan diperbaiki (jika ada saran perbaikan dari
audit partner) mendiskusikan konsep management letter tersebut dengan
manajemen perusahaan.
d. melaporkan kepada audit partner mengenai hasil diskusi dengan
manajemen perusahaan, dan meminta persetujuan audit partner jika ada
saran perubahan dari manajemen perusahaan.
e. memerintahkan konsep terakhir management letter untuk difinalisasi.
4. Audit Partner
a. menelaah dan mengedit konsep management letter yang diterima dari
audit manager dan mendiskusikannya dengan audit manager dan “jika
perlu” dengan audit senior.
b. mengembalikan konsep tersebut berikut saran-saran perbaikan “jika ada”
kepada audit manager.
c. menelaah kembali konsep yang sudah diperbaiki, kemudian meminta
audit manager untuk mendiskusikannya dengan manajemen perusahaan.
d. membahas dengan audit manager, hasil diskusi konsep management
letter yang telah dilakukan oleh audit manager dengan manajemen
perusahaan.
e. menandatangani management letter yang final untuk dikirimkan kepada
manajemen perusahaan.
1 2 3 4 5 6 7 8
Mahasiswa dapat memahami Internal audit Pengertian Audit 1 kali Sukrisno Agoes:
internal audit dan perbedaannya Perbedaan internal audit dengan tatap buku 11,
dengan External Audit external audit muka PERTEMUAN
19
Departemen internal audit yang efektif
23
Pengertian error, collusion and fraud
Temuan pemeriksaan intern dan
laporan internal audit
BUKU REFERENSI :
1. Auditing: Pemeriksaan Akuntan, buku 1& buku II, Edisi kedua: Sukrisno Agoes lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1999. ( buku wajib).
2. Auditing an integrated approach: Alvin A Arrens and James Loebeck, five Edition
3. Standar pemeriksaan Akuntan Public
PERTEMUAN XIX
INTERNAL AUDIT
Dengan demikian pemeriksa Intern (Internal Auditor) harus memahami sifat dan
luasnya pelaksanaan kegiatan pada setiap jajaran organisasi, dan juga
diarahkan untuk menilai operasi sebagai tujuan utama. Hal ini berarti titik berat
pemeriksaan yang diutamakan adalah pemeriksaan manajemen. Pemeriksaan
ini dapat dilakukan dengan memahami kebijaksanaan manajemen (direksi),
ketetapan rapat umum pemegang saham, peraturan pemerintah dan peraturan
lainnya yang berkaitan.
Atau jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia akan tampak sebagai berikut
: Pengawasan Intern meliputi susunan organisasi dan semua metode serta
ketentuan yang terkoordinir dan dianut dalam perusahaan untuk melindungi
harta benda miliknya, memeriksan kecermatan dan seberapa jauh data
akuntansi dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong
ditaatinya kebijaksanaan perusahaan yang telah digariskan.
Sesuai dengan defenisi diatas, maka dalam arti sistem pengawasan intern
mecakup pengawasan yang dapat dibedakan atas pengawasan yang bersifat
akuntansi dan administratif.
a. Pengawasan akuntansi meliputi rencana organisasi dan semua cara dari
prosedur yang terutama menyangkut dan berhubugan langsung dengan
pengamanan harta benda dan dapat dipercayainya catatan keuangan
(pembukuan). Pada umumnya pengawasan akuntansi meliputi sistem
pemberian wewenang (otorisasi) dan sistem persetujuan pemisahaan antara
tugas operasional, tugas penyimpanan harta kekayaan dan tugas
pembukuan, pengawasan fisik dan pemeriksaan intern (internal audit).
2. Pengawasan administratif meliputi rencana organisasi dan semua cara dan
prosedur yang terutama menyangkut efisiensi usaha dan ketaatan terahadap
kebijaksanaan pimpinan perusahaan yang pada umumnya tidak lansung
berhubungan dengan pembukuan (akuntansi). Dalam pengawasan
administratif termasuk analisa statistik, time and motion study, laporan
kegiatan, program latihan pegawai dan pengawasan mutu.
Dari defenisi diatas mengenai pengertian sistem pengawasan intern maka jelas
betapa pentingnya peranan sistem itu dalam rangka tercapainya tujuan usaha
secara efektif dan efisien. Dengan perkataan lain pengertian tersebut
mengandung arti bahwa tujuan pengawasan intern menjamin pemakaian
kekayaan pemakaian kekayaan perusahaan yang telah ditetapkan.
Sistem internal control yang baik tidak dapat menjamin tidak adanya
penyimpangan kecurangan dan pemborosan dalam suatu perusahaan, apabila
orangorang yang melaksanakan kegiatan tersebut tidak selalu bertindak sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapka. Usaha untuk melaksanakan sistem intern
control yang baik adalah dilaksanakan sistem internal control yang baik adalah
dilaksanakannya pemeriksaan yang teratur oleh pimpinan perusahaan dengan
membuatu suatu departemen / bagian yang disebut departemen Internal
Auditing.
Petugas yang memimpin ini untuk melakukan pemeriksaan itu disebut dengan
pemeriksaan intern (Internal Auditor). DaIam melaksanakan pemeriksaan
Internal Auditor akan menyelidiki dan meneliti keefektifan sistem pengawasan
yang ada. Dengan mengadakan penelitian terhadap pengawasan intern secara
berkesinambungan akan dapat diketahui apakah berbagai depertemen atau unit
lainnya dalam perusahaan telah melaksanakan fungsinya dengan baik atau
belum. Jadi pemeriksaan intern yang dilakukan oleh internal auditor adalah
merupakan suatu alat pengawasan yangpenting untuk mengukur dan menilai
keefektifan pengawasan-pegawasan yang ada di dalam perusahaan.
Seperti telah dikemukakan bahwa Internal Auditing merupakan salah satu unsur
daripada pengawasan yang dibina oleh manejemen, dengan fungsi utama
adalah untuk menilai apakah pengawasan intern telah berjalan sebagaimana
yang diharapkan.
Dari penjelasan diatas, bahwasanya tujuan dan luas pemeriksaan intern tersebut
dalam membantu semua anggota manajemen dalam pelaksanaan tugasnya
secara efektif dengan menyediakan data yang objektif mengenai hasil analisa,
penilaian, rekomendasi, dan komentar atas aktivitas yang diperiksanya.
SePERTEMUAN itu internal auditing haruslah memperhatikan semua tahap-
tahap dari kegiatan perusahaan dimana dia dapat memberikan jasa-jasanya
dalam rangka usaha pencapaian tujauan perusahaan.
Adapun tujuan Internal Auditing yang dikemukanan oleh ahli yang lain adalah:
Membantu manajemen untuk mendapatkan administrasi perusahaan yang
paling efisien dengan memuat kebijaksanaan operasi kerja perusahaan.
Menentukan kebenaran dari data keuangan yang dibuat dan kefektifan
dari prosedur intern.
Memberikan dan memperbaiki kerja yang tidak efisien.
Membuat rekomendasi perubahan yang diperlukan dalam beberapa fase
kerja.
Menentukan sejauh mana perlindungan pencatatan dan pengamanan
harta kekayaan perusahaan terhadap penyelewengan.
Menetukan tingkat koordinasi dan kerja sama dari kebijaksanaan
manajemen.
C. Posisi Internal Auditor Dalam Struktur Organisasi.
Secara garis besar ada tiga alternatif posisi atau kedudukan dari Internal Auditor
dalam struktur organisasi perusahaan yaitu:
1. Berada dibawah Dewan Komisaris.
Dalam hal ini star internal auditing bertanggung jawab pada Dewan Komisaris. lni
disePERTEMUANkan karena bentuk perusahaan membutuhkan pertanggung
jawaban yang lebih besar, termasuk direktur utama dapat diteliti oleh internal
auditor. Dalam cara ini, bagain pemeriksa intern sebenarnya merupakan alat
pengendali terhadap performance manajemen yang dimonitor oleh komisiaris
perusahaan. Dengan demikian bagian pemeriksa intern mempunyai kedudukan
yang kuat dalam organisasi.
Mana yang terbaik dari ketiga alternatif tersebut. Hal ini tergantung pada tujuan
yang hendak dicapai. Bila perusahaan sangat menekankan pada pengendalian
keuangan saja, maka pola penempatan pemeriksaan intern seperti pada
alternatif ketiga yang paling cocok. Namun kalau diingat betapa pentingnya
peranan bagian pemeriksa intern sebagai alat untuk memonitor performance
manajemen dalam mengelola kegiatan serta sumbernya secara efektif dan
efisien, maka pola penempatan bagian pemeriksa intern sebagai star komisaris
paling tepat. Jadi yang paling indeal bagian pemeriksa intern menerima perintah
penugasan dari pimpinan tertinggi yaitu Direktur Utama dan hasil laporan
pemeriksaan diserahkan untuk dianalisa direktur keuangan, dan hasil
pengamatannya.
1. Pemeriksaan.
Sebelum membuat laporan, internal auditor terlebih dahulu mengadakan
pemeriksaan terhadap bagian yang diperiksa. Dalam melaksanakan internal
auditor terlebih dahulu menyusun rencana kerja periksaan yang disetujui
pimpinan perusahaan.
Berdasarkan rencana kerja pemeriksaan yang telah disusun dan disetujui Direksi
atau berdasarkan informasi yang diperoleh baik yang dari dalam maupun dari
luar tentang adanya suatu penyelewengan yang akan merugikan kepentingan
perusahaan, maka star internal auditing (auditor) akan mengadakan usulan
pemeriksaan kepada manajemen. Dalam usulan pemeriksaan, star internal
auditing hendaknya memberikan pertimbangan-pertimbangan yang beralasan,
yang menjadi dasar usulan pemeriksaan yang dilakukan. Disamping itu setiap
usulan pemeriksaan harns dapat menggambarkan kepada manajemen jumlah
waktu dan biaya yang dibutuhkan dan susunan auditor yang akan melaksanakan
tugas tersebut.
Sebagai dasar untuk melakukan suatu pemeriksaan, star internal auditor harus
memperoleh sural penugasan yang dibuat oleh Direksi atau yang ditunjuk untuk
itu. Surat penugasan ini merupakan suatu bentuk bukti persetujuan Direksi untuk
melaksanakannya tugas pemeriksaan dan bahwa program pemeriksaannya
telah dapat dilaksanakannya. Agar pelaksanaan dilapangan dapat berjalan
dengan lancar perlu persiapan, sebagai berikut:
Pengumpuian data/informasi yang menjadi dasar usulan pemeriksaan.
Kertas-kertas keIja pemeriksaan (working paper), kertas keIja ini merupakan
alat yang dapat dipergunakan oleh staf-stafinternal auditing untuk
menghimpun
Auditing program setiap rencana pemeriksaan perlu disusun terlebih dahulu
program pemeriksaan yang menggambarkan langkah-langkah apa yang
harus
dilakukan oleh staf internal auditing tersebut.
Peralatan lain-lain yang dapat membantu memperlancar jalannya
pemeriksaan hendaknya dipersiapkan dengan baik
2. Laporan.
Setelah melakukan pemeriksaan, internal auditor menyusun laporan kepada
pihak manajemen. Adapun bentuk penyajian laporan dapat berupa:
a. Tertulis (Written).
o Tabulasi
o Laporan akuntansi formal
o Statistik
o Uraian atau paparan singkat
o Grafik
o Suatu kombinasi dari berbagai bentuk diatas.
b. Lisan
o Presentasei formal group, ini dapat meliputi penggunaan berbagai alat
visual.
o Konferensi individual.