Inisiasi Tuton - 5.MKDK4002.18.2
Inisiasi Tuton - 5.MKDK4002.18.2
Strategi pembelajaran bahasa kepada anak seringkali dilakukan ibu atau orang
dewasa lainnya baik secara disengaja maupun secara langsung tidak disengaja.
Demikian pentingnya pengaruh lingkungan (keluarga) sehingga pengaruh sosial
ekonomi keluarga dapat berpengaruh besar terhadap perkembangan bahasa anak.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sunarto dan Ny. B Agung H, (2002: 140) bahwa:
“Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu menyediakan situasi
yang baik bagi perkembangan bahasa anak-anak dan anggota keluarganya.
Rangsangan untuk dapat ditiru oleh anak-anak dari anggota keluarga yang
berstatus sosial tinggi berbeda dengan keluarga yang berstatus sosial rendah”.
Pada tabel 01 dapat diketahui bahwa pada tahap pertama dengan rentang usia maksimal
antara 12 hingga 26 bulan, anak mampu mengucapkan satu hingga dua kata. Pada tahap
ini dikenal hipotesis holofrase dan cara berbicara telegrafis. Menurut Santrock
(1995:186) hipotesis holofrase adalah konsep bahwa satu kata tunggal digunakan untuk
mengartikan satu kalimat sempurna; ini merupakan ciri kata pertama seorang bayi.
Sedangkan cara bicara telegrafis ialah penggunaan kata-kata yang singkat dan cepat
untuk berkomunikasi: inilah ciri-ciri ucapan dua kata anak-anak kecil (Santrock, 1995:
186). Untuk menyampaikan maksud atas ucapan dua kata itu, anak sangatbersandar
pada gerak isyarat, tekanan suara, dan konteks. Pada masa ini bahasa tubuh (gesture)
masih berperan penting sebagai kompensasi dari keterbatasan perbendaharaan kata yang
dimiliki anak. Pada tahap akhir (tahap 5) anak telah mampu melakukan koordinasi antara
kalimat-kalimat sederhana dan hubungan-hubungan proporsional. Dimana pada tahap ini
panjang pengucapan rata-rata sudah mencapai 3,75-4,50 per kalimat. Disini dapat dilihat
bahwa penambahan perbendaharaan kata dalam kalimat bertambah seiring dengan
bertambahnya usia anak. Selanjutnya ketika anak memasuki usia pra sekolah (apalagi jika
masuk taman kanak-kanak) perbendaharaan kata akan bertambah dengan cepat, hal ini
seiring dengan bertambahnya cakupan lingkungan sosial anak yang berpengaruh
terhadap perkembangan bahasanya. Dalam hal ini proses imitasi semakin meluas, dan
kata-kata yang diucapkan anak cenderung berkaitan dengan konteks. Sehubungan
dengan ini Santrock (1995: 328) mengungkapkan:
“Misalnya, ketika diminta mengatakan hal yang pertama yang masuk kepikiran kita
mereka mendengar suatu kata, seperti anjing, anak-anak pra sekolah seringkali
menjawab dengan suatu kata yang berkaitan dengan konteks yang dekat dengan
seekor anjing. Seorang anak mungkin mengkaitkan kata anjing dengan suatu kata
yang menunjukkan penampilan anjing (hitam, besar) atau dengan suatu tindakan yang
berkaitan dengan anjing (menggonggong, duduk)”.
Ketika anak mulai memasuki jenjang sekolah dasar, penggunaan kata-kata tidak lagi
terpaku pada konteks, akan tetapi anak sudah mampu menganalisis kata-kata dan mulai
menambah kata-kata abstrak dalam perbendaharaan kata-katanya (Holzman dalam
Santrock, 1995: 328). Hal yang penting dalam perkembangan bahasa pada masa usia
Sekolah Dasar adalah pergeseran cara berkomunikasi yang pada mulanya bersifat
egosentris menjadi kemampuan berkomunikasi yang bersifat sosial. Dengan
berkembangnya bahasa dalam bentuk komunikasi yang lebih bersifat sosial, maka bahasa
yang lebih bersifat egosentris menjadi makin berkurang. Anak mulai mampu memerankan
dirinya sebagai pemberi dan penerima dalam komunikasi dengan lingkungan. Menurut
Jean Piaget, ada tiga ciri yang menonjol dalam perkembangan bahasa yang lebih bersifat
sosial, yaitu:
a. Kecakapan untuk menerima informasi, yaitu kecakapan untuk menerima dan saling
bertukar informasi atau pesan dengan orang lain.
b. Kritis, yaitu kemampuan anak untuk memberi timbangan nilai dalam berkomunikasi
c. Kecakapan untuk memberikan perintah, memohon atau meminta dan menentang
dalam berkomunikasi (H.M Surya,2005: 7.20).
Gaya Bahasa
Pada masa usia ini anak telah menggunakan gaya bahas,*arena adanya pengaruh
perbedaan lingkungan, seperti kelas sosial, lingkungan masyarakat, keluarga,
geografis, dan adat istiadat.
Implikasi
Perkembangan bahasa anak yang dikupas dalam makalah ini mengandung
Implikasi sebagai berikut:
a. ada 5 strategi yang dapat digunakan untuk melatih perkembangan bahas
(lisan) anak usia dini, yaitu motherese, recasting, echoing, expanding dan
labeling;
b. anak hendaknya diberi kesempatan untuk bersosialisasi, karena
perkembangan bahasa anak sangat dipengaruhi oleh factor lingkungan;
c. proses imitasi pada diri anak sangat kuat, untuk itu peran orang tua dan orang
dewasa lain di sekitarnya sangat besar dalam pengajaran bahasa yang
santun;
d. pada usia prasekolah tipe perkembangan bahasa anak masih bersifat
egosentris, untuk hal ini orang tua hendaknya bijaksana dalam menanggapi
persepsi yang dikomunikasikannya. Atau dengan kata lain, pada usia ini hal-
hal yang diutarakan anak masih berdasarkan sudut pandang dan kebutuhan
dirinya sendiri.
KESIMPULAN
Perkembangan bahasa anak
(1) ada tiga faktor penting yang mempengaruhi perkembangan bahasa anak,
yaitu faktor biologis, intelektual, dan lingkungan;
(2) ada empat tugas perkembangan bahasa anak;
(3) menurut George Brown ada lima tahap perkembangan bahasa pada anak,
masing-masing tahap memiliki panjang pengucapan dan karakteristik yang
berbeda;
(4) ada lima karakteristik utama perkembangan bahasa dalam masa usia sekolah
dasar, yaitu:
a. Pembentukan dan penambahan perbendaharaan kata
b. Perbaikan dan pengucapan
c. Pembentukan kalimat
d. Perubahan isi bahasa gaya bahasa