Anda di halaman 1dari 17

KESETIMBANGAN REAKSI KIMIA

Industri Kimia : Transformasi bahan baku menjadi suatu produk yang memiliki
nilai jual yang lebih tinggi dilakukan dengan menggunakan
sintesa kimia.

Asam sulfat, amonia, etilen, propilen, asam pospat, klorin, asam nitrat, urea,
benzena, metanol, etanol dan etilen glikol merupakan contoh produk kimia yang
digunakan sebagai bahan baku untuk memproduksi serat, cat, detergen, plastik,
karet, kertas, pupuk, insektisida, dan produk lainnya.

Oleh karena itu, Seorang sarjana Teknik kimia harus familiar dengan rancangan
dan operasi reaktor.

Laju reaksi dan kesetimbangan konversi reaksi kimia sangat tergantung pada
suhu, tekanan dan komposisi reaktan.

Contoh:
Reaksi SO2  12 O2  SO3
menggunakan katalis Vanadium Pentaoksida. Reaksi dapat berlangsung pada
rentang temperatur 300 oC, konversi akan meningkat pada temperatur yang
lebih tinggi. Pada suatu percobaan, pengaruh temperatur reaksi dengan
konversi, teramati adanya kesetimbangan konversi, dimana konversi reaksi akan
turun pada temperatur tinggi.
Dari pengamatan, pada temperatur 520 oC, diperoleh konversi 90%
Pada temberatur 680 oC, konversi turun menjadi 50%.

Data ini menunjukkan konversi maksimum yang mungkin tercapai sangat


tergantung pada katalis atau laju reaksi.

Hasil yang ingin dicapai dari kesetimbangan reaksi dan laju reaksi harus
dihubungkan dengan kepentingan komersial.

Topik ini akan membahas tentang pengaruh temperatur, tekanan dan komposisi
awal terhadap kesetimbangan konversi reaksi kimia. Dengan sub bahasan
sebagai berikut:

1. Koordinat reaksi
2. Perubahan Energi Bebas Gibbs Standar dan konstanta kesetimbangan
3. Pengaruh Temperatur pada Konstanta Kesetimbangan
4. Evaluasi Konstanta Kesetimbangan
5. Hubungan Konstanta Kesetimbangan Dengan Komposisi

Kuliah Termodinamika Teknik Kimia 2, Minggu 10.9.2017 1


1. Koordinat Reaksi
Secara umum reaksi kimia dapat ditulis :
v1 A1  v2 A2    v3 A3  v4 A4   (13.1)

viadalah koefisien stoikiometri atau angka stoikiometri, positif untuk produk


dan negatif untuk reaktan
Ai adalah senyawa kimia
Angka stoikiometri untuk senyawa innert nol (0).

Untuk reaksi berikut: CH 4  H 2O  CO  3H 2

vCH 4  1 ; vH 2 O  1 ; vCO  1 ; vH 2  3
Untuk reaksi pada pers. (13.1), Perubahan jumlah mol senyawa pada reaksi
sebanding dengan angka stoikiometri. Misalkan 0,5 mol CH 4 (metana)
bereaksi dengan 0,5 mol H2O (uap air) akan terbentuk 0,5 mol CO
(karbonmoksida) dan 1,5 mol H2 (gas hidrogen).

dn2 dn1 dn3 dn1


   ...
v2 v1 v3 v1
Untuk semua senyawa, dapat ditulis:

dn1 dn2 dn3 dn4


      d (13.2)
v1 v2 v3 v4

dni  vi d (13.3)

Variabel  disebut koordinat reaksi.

Persamaan (13.2) dan (13.3) didefinisikan sebagai perubahan koordinat


reaksi terhadap perubahan jumlah mol senyawa yang bereaksi.

Intergasi persamaan (13.3):


ni 

 dni  vi 0 d
ni 0

atau ni  ni 0  vi (13.4)

Penjumlahan untuk semua senyawa reaksi:

n   ni   ni 0    vi
i i i

n  n0  v

Kuliah Termodinamika Teknik Kimia 2, Minggu 10.9.2017 2


dengan n   ni n0   ni 0 v   vi
i i i

Fraksi mol tiap senyawa reaksi sebagai fungsi koordinat reaksi adalah:

ni ni 0  vi
yi   (13.5)
n n0  v

Contoh : Lihat contoh 13.1 Smith & Van Ness, 2001, Chemical Engineering
Thermodynamics, 6th ed.

Stoikiometri untuk Multi Reaksi

Jika dua atau lebih reaksi independen terjadi secara simultan, subskrip j
dipakai untuk menunjukkan indeks reaksi. Pemisahan koordinat reaksi j
dapat ditunjukkan untuk tiap reaksi.

Angka stoikiometri memiliki 2 subskrip menunjukkan gabungan senyawa dan


reaksi. Vi,j menunjukkan angka stoikiometri senyawa i dan reaksi j.

Jika jumlah mol senyawa n i berubah karena beberapa reaksi, persamaan


umum analog dengan persamaan (3):

dni   vi , j d j
j

Integrasi dari ni  ni 0 dan  j  0 sampai ni dan  j :

ni  ni 0   vi , j j
j
(13.6)

Jumlah untuk semua senyawa:

 
n   ni 0   v i, j  j  n0     vi , j  j
i i j j  i 

Fraksi mol:
ni 0   vi , j  j
ni
yi   j
(13.7)
n n0   v j j
j

Kuliah Termodinamika Teknik Kimia 2, Minggu 10.9.2017 3


Contoh : Lihat example 13.3 Smith & Van Ness, 2001, Chemical Engineering
Thermodynamics, 6th ed.

Latihan : Problems 13.1 dan 13.2

2. Perubahan Energi Bebas Gibss Standar Dan Konstanta


Kesetimbangan Reaksi
Persamaan berikut menunjukkan hubungan sifat-sifat dasar (fundamental
property) untuk sistem fasa tunggal yang diekpresikan untuk diferensial total
energy Gibbs:

d  nG    nV  dP   nS  dT   i dni
(11.2)
i

Jika perubahan jumlah mol ni terjadi sebagai hasil dari reaksi kimia dalam
sistem tertutup, dni dapat digantikan oleh  i d , dan persamaan (11.2)
menjadi:

d  nG    nV  dP   nS  dT   i i d
i

Jika nG adalah suatu fungsi keadaan (state function), sisi kanan dari
persamaan di atas merupakan bentuk persamaan diferensial exact, dimana:
   nG     Gt  
 i i    T , P    
T ,P

  menunjukan laju perbahan energy bebas Gibbs Total sistem dengan


i
i i

koordinat reaksi  pada T dan P konstan. Gambar 13.1 menunjukkan bahwa


pada keadaan setimbang nilainya nol. Sehingga kriteria kesetimbangan reaksi
kimia adalah:

  i i 0
(13.8)
Definisi fugasitas suatu senyawa dalam larutan adalah:

 i  i  T   RT ln f i (11.42)

Kuliah Termodinamika Teknik Kimia 2, Minggu 10.9.2017 4


Persamaan (11.30) untuk senyawa murni i dapat ditulis dalam bentuk keadaan
standar pada temperatur sama:

Gio  i  T   RT ln f i o

Selisih dari persamaan (11.42) dan (11.30) menghasilkan:



f
i  G  RT ln io
i
o
(13.9)
fi

Gabungan persamaan (13.8 dan (13.9) untuk menghilangkan  i ,


menghasilkan keadaan setimbang untuk reaksi kimia:

 fi 

i  i Gi  RT ln f o   0
o

 i

i
 f 
i  iGi  RT  ln f io   0
o

 i 
 f 
 i
  iGio
ln   io   i
 f  RT
i
 i 
 menandakan penjumlahan untuk semua senyawa i. Dalam bentuk
i

eksponensial, dapat ditulis menjadi:


i
 f 
i  f io   K (13.10)
 i 
  G o 
K  exp  (13.11a)
 RT 

dapat juga diekspresikan dengan bentuk berikut:


 G o
ln K 
RT
(13.11b)

dengan G o   Gio (13.12)


i

Gio adalahsuatu sifat senyawa murni i yang dalam keadaan standar pada
tekanan tetap, hanya terikat pada temperatur. Oleh karena itu, G dan K
o

hanya fungsi temperatur.

Kuliah Termodinamika Teknik Kimia 2, Minggu 10.9.2017 5


K adalah konstanta kesetimbangan reaksi
G adalah perubahan energi bebas Gibbs standar reaksi.
o

Ratio fugasitas pada persamaan (13.10) menunjukkan hubungan antara


keadaan setimbang dan keadaan standar suatu senyawa individu.

Keadaan standar merupakan sembarang keadaan (dapat berubah), tetapi harus


selalu pada temperatur setimbang T. Keadaan standar tidak selalu sama untuk
semua senyawa dalam reaksi.
Untuk beberapa senyawa tertentu keadaan standar ditunjukkan dengan Gio dan
f i o pada keadaan yang sama.

Fungsi G    iGi adalah perbedaan energi Gibbs produk dan reaktan


o o

dimana tiap-tiap keadaan standar nya sebagai senyawa murni berada pada
keadaan tekanan standar, tetapi temperaturnya merupakan temperatur sistem.
Sehingga nilai G tetap untuk suatu reaksi dan temperatur yang tersedia dan
o

bebas daari tekanan setimbang dan komposisi. Defenisi untuk perubahan


sifat-sifat standar reaksi yang lain juga sama. Dengan mengubah menjadi sifat
umum, M:
M o   i M io
i
H o   i H ofi
Sesuai dengan ini, i
(4.14)
C   i C
o o
P Pi
(4.16)

Untuk suatu reaksi kuantitasnya hanya fungsi temperatur.

Sebagai contoh, hubungan antara panas reaksi standar dan peruabahan energi
bebas Gibbs standar dari suatu reaksi dapat dikembangkan dari persamaan
(6.39) yang ditulis untuk senyawa i pada keadaan standar:

  G   Go 
H    RT  d i 
 T   
 RT 
RT  T  H io   RT 2 
  P dT

Disini, turunan total cocok, karena sifat-sifat dalam keadaan standar hanya
merupakan fungsi temperatur. Perkalian kedua sisi persamaan ini dengan  i
dan penjumlahan semua senyawa menjadi:

Kuliah Termodinamika Teknik Kimia 2, Minggu 10.9.2017 6


  i Gio 
 
d i 
 RT 
i  i H io   RT 2  dT 

Dengan menggabungkan persamaan (4.14) dan (13.12) persamaan diatas


dapat ditulis menjadi:

 G o 
d  

H o   RT 2 
RT  (13.13)
dT

3. Pengaruh Temperatur Pada Konstanta Kesetimbangan


Jika keadaan temperatur standar merupakan kesetimbangan campuran,
perubahan sifat-sifat standar reaksi seperti G o dan H o bervariasi dengan
temperatur kesetimbangan. Ketergantungan G o terhadap T ditunjukkan pada
persamaan (13.13) dan ditulis ulang:

 G o 
d  
  H o
 RT 
dT RT 2

Substitusi persamaan (13.11b) ke persamaan di atas, menjadi:

d ln K H o
 (13.14)
dT RT 2

Persamaan (13.14) menunjukkan pengaruh temperatur pada konstanta


kesetimbangan dan konversi.

Jika H o negatif, menunjukkan reaksi eksotermis, konstanta kesetimbangan


turun dengan kenaikkan temperatur. Sebaliknya, K naik dengan kenaikan
temperatur untuk reaksi endotermis.

Jika H o , perubahan entalpi standar reaksi dianggap bebas dari T, intergasi


persamaan (13.14) dari temperatur T  dan T :

Kuliah Termodinamika Teknik Kimia 2, Minggu 10.9.2017 7


K H o  1 1 
ln     (13.15)
K R T T

Gambar 13.2 , menunjukkan plot ln K dengan 1/T dari sejumlah reaksi .

Pengaruh konstanta kesetimbangan terhadap temperatur didasarkan pada


defenisi energi Gibbs, ditulis untuk suatu senyawa kimia pada keadaan
standar:
Gio  H io  TSio

Dikalikan dengan  i dan penjumlahan untuk semua senyawa:

 G
i
i i
o
  i H io  T  i Sio
i i

Gio  H io  TSio (13.16)

Entalpi standar reaksi dihubungkan dengan temperatur:


T
CPo
H o  H 0o  R  dT (4.18)
T0 R

Entropi keadaan standar senyawa i pada tekanan keadaan standar tetap Po:

dT
dSio  C Poi
T

Dikalikan dengan  i , penjumlahan untuk semua senyawa dan ditulis dalam


notasi perubahan sifat standar:

dT
dSio  C Poi
T

Integrasinya menghasilkan:
T
dT
S o  S0o  R  CPoi
T
To
(13.17)

Kuliah Termodinamika Teknik Kimia 2, Minggu 10.9.2017 8


o
S o dan S 0adalah perubahan entropi standar reaksi pada temperatur T dan
temperatur refenensi T0. Persamaan (13.16), (4.18) dan (13.17) digabung
menghasilkan:
T T
CPo CPo dT
G  H  R 
o o
0 dT  TS0  RT 
o

T0
R T0
R T

H 0o  G0o
S0o 
To
T T
G o G0o  H 0o H 0o 1 CPo C o dT
    dT   P (13.18)
RT RT0 RT T T0 R T0
R T

G o
ln K  
RT

Penyelesaian bentuk integral pada persamaan (13.18) adalah sbb:


Kapasitas panas tiap senyawa merupakan fungsi temperatur,
CP
 A  BT  CT 2  DT  2 (4.4)
R
T T
CPo
T R dT  T  A  BT  CT  DT dT
2 2

0 0

B 2 2 C 3 3 D    1 
  AT0   1  T0   1  T0   1   
2 3 T0   

dengan  
T
; A   i Ai ; B   i Bi
T0 i i

C   iCi ; D   i Di
i i

C Po dT
T T

T R T  T  A  BT  CT  DT  T


2  2 dT

0 0

T T 1 T 1 T
 A ln T T0  BT T0  CT 2 T0
 T 2 T0
2 2

  D    1 
 A ln  BT0   CT02  2 2     1 (13.19)
   T0  2 

Kuliah Termodinamika Teknik Kimia 2, Minggu 10.9.2017 9


G o
Sehingga RT
  ln K (pers. 13.18) dapat dihitung pada suatu temperatur dari
panas reaksi standar dan perubahan energi bebas Gibbs reaksi pada
temperatur referensi (biasanya 298,15 K).

4. Evaluasi Konstanta Kesetimbangan


Nilai G o dari banyak reaksi pembentukan dapat dilihat pada referensi standar
(seperti TRC Thermodynamic Tables-Hydrocarbons dan Thermodynamic
Tables -Non-Hydrocarbons yang merupakan seri publikasi dari
Thermodynamics Recearch Center. Nilai yang dilaporkan untuk G f tidak
o

diukur dengan percobaan, tetapi dihitung dari persamaan (13.16). Penentuan


S of didasarkan pada hukum ke-3 Termodinamika (subbab 5.10). Gabungan
nilai dari persamaan (5.40) untuk entropi absolut senyawa yang terlibat reaksi
memberikan nilai S f .
o

Nilai G f dan H f untuk beberapa senyawa kimia dapat dilihat pada Tabel
o o
298 298

C.4 pada Appendix C. Nilai G o dan H o untuk reaksi yang lain dapat
dihitung dari nilai pada reaksi pembentukan.

Contoh 13.4
Hitung konstanta kesetimbangan untuk hidrasi etilen fasa uap pada
temperatur 145 oC dan 320 oC dari data yang diberikan pada Appendix C.

Penyelesaian:
Persamaan Reaksi hidrasi etilen fasa uap adalah:
C2 H 4 ( g )  H 2O( g )  C2 H 5OH ( g )

Data konstanta kapasitas panas dapat dilihat pada Tabel C.1. Dari persamaan
reaksi di atas, maka    C2 H 5OH    C2 H 4    H 2O  . Dari Tabel C.1 diperoleh:
A  3,518  1,424  3,470  1,376

B   20,001  14,394  1,450 x103  4,157 x103

Kuliah Termodinamika Teknik Kimia 2, Minggu 10.9.2017 10


C    6,002  4,392  0,000 x106  1,610 x106

D    0,000  0,000  0,121 x105  0,121x105

Nilai G f dan H f pada 298,15K untuk reaksi hidrasi diperleh dari data
o o
298 298

energi bebas Gibbs pembentukan dan panas pembentukan pada tabel C.4:
H 298
o
 235.100  52.510    241.818  45.792 J mol-1
G298
o
 168.490  68.460    228.572  8.378 J mol-1
Untuk T  145  273,15  418,15 K ;
T 418,15
    1,4025
To 298,15

Nilai intergal pada persamaan (13.18) adalah:


T
CPo B 2 2 C 3 3 D    1 
T R dT   AT0   1  2 T0   1  3 T0   1  T0   
0

4,157 x103
   1,376 298,151,4025  1   298,15 2 1,40252  1
2

 1,61x106  0.121x105  1,4025  1 


   3
 
298,15 1,4025  1 
3
 
3 298,15  1,4025 

=  23,121

T
CPo dT   D    1 
 R T              1
2
A ln  BT  CT
 2T02  2 
0 0
T0  

 
   1,376 ln1,4025  1,4025  1  4,157 x10 3  298,15  
 

  0,121x105  1,4025  1 

   1,61x105
  298,15  2
 
2  
  1, 4025  2
 298,15   2 

=  0,06924

Substitusi nilai integrasi ke pers.(13.18) untuk temperatur referensi 298,15 K


memberikan hasil:

Kuliah Termodinamika Teknik Kimia 2, Minggu 10.9.2017 11


G418
o
 8.378  45.792  45.792  23,121
    0,06924
RT  8,314 298,15  8,314 418,15 418,15
 1,9356

ln K 418  1,9356 K 418  1,443 x10 1

Untuk T  320  273,15  593,15K ;


T 593,15
    1,9894
To 298,15

T
CPo
Nilai intergal  R dT
T0
= 22,632

T
CPo dT
 R T
T0
= 0,01731

G593
o
 8.378  45.792  45.792 22,632
    0,01731
RT  8,314 298,15  8,314 593,15 593,15
 5,8286

ln K 593  5,8286 K 593  2,942 x103

5. Hubungan Konstanta Kesetimbangan Dengan Komposisi


Reaksi Fasa Gas
Keadaan standar suatu gas adalah keadaan gas ideal dari gas murni pada
keadaan tekanan standar Po 1 bar. Maka fugasitas suatu gas ideal sama dengan
tekanannya fi o  P o untuk tiap senyawa i. Sehingga untuk reaksi fasa gas

Kuliah Termodinamika Teknik Kimia 2, Minggu 10.9.2017 12


fˆi fˆi

fi o P o

sehingga pers(13.10) menjadi:



 fˆi 
i

i  P o   K
  (13.25)
 

Konstanta kesetimbangan K hanya fungsi temperatur. Pers.(13.25)


menghubungkan K dengan fugasitas senyawa yang bereksi dan berada dalam
kesetimbangan campuran.
Fugasitas ini mencerminkan ketidakidealan kesetimbangan campuran dan
merupakan fungsi temperatur, tekanan dan komposisi. Ini berarti bahwa untuk
temperatur tetap komposisi kesetimbangan akan berubah terhadap tekanan
i
 fˆ 
bila i  i P o  tetap.

Fugasitas dihubungkan dengan koefisien fugasitas dengan pers.(11.48):


fˆi  ˆi yi P

Substitusi persamaan ini ke persamaan (13.25) menghasilkan ekspresi


kesetimbangan yang menunjukkan hubungan tekanan dan komposisi:


 ˆ y 
i  P
i i  o K (13.26)
i P 

dengan   i i dan P o adalah tekanan keadaan standar 1 bar, diekspresikan


dalam satuan yang sama yang digunakan P. yi dapat dieliminasi dalam nilai
kesetimbangan uap dengan koordinat reaksi.
Untuk temperatur tetap pers.(13.26) menghubungkan  e dan P, jika P
diketahui  e dapat ditentukan. Masalah akan menjadi kompleks jika koefisien
fugasitas ˆ terikat dengan komposisi. Metoda pada sub bab 11.6 dan 11.7
i

dapat diaplikasikan untuk menghitung nilai koefisien fugasitas ˆ , sebagai i

contoh persamaan (11.61):


P  1 
ln ˆk   Bkk   yi y j  2 ik   ij   (11.61)
RT  2 i j 

Kuliah Termodinamika Teknik Kimia 2, Minggu 10.9.2017 13


Karena perhitungan cukup kompleks, suatu prosedur iterasi dengan setting
ˆ  1 dan inisiasi yi , ˆ dapat dihitung dan prosedur diulang sampai
i i

konvergen.
Jika diasumsikan kesetimbangan campuran adalah suatu larutan ideal,
otomatis ˆ menjadi i yaitu koefisien fugasitas senyawa murni i pada T dan P
i

(pers. 11.81). Persamaan (13.26) menjadi:



 P
  y 
i
i i  o K (13.27)
i P 

Tiap-tiap koefisien fugasitas senyawa murni i dapat dievaluasi dari suatu


generalized correlation.
Untuk tekanan yang sangat rendah atau temperatur yang sangat tinggi,
kesetimbangan campuran sama dengan gas ideal. Dalam hal ini masing-
masing ˆ  1 dan pers. (13.26) menjadi:
i


 P
  yi 
i
 o K (13.28)
i P 

Pada persamaan ini bentuk keterikatan temperatur, tekanan dan komposisi


nyata dan terpisah dan penyelesaian satu dari  e , T atau P, memberikan 2 hasil
yang lain.
Kesimpulan:
1. Dari persamaan (13.14), efek temperatur pada konstanta kesetimbangan
K ditentukan oleh nilai H o . Jika H o positif (reaksi endotermis),
kenaikan T akan menaikan nilai K. Pers.(13.28) menunjukkan bahwa
kenaikan K pada P konstan menghasilkan kenaikan bentuk   y  ,
 i
i
i

reaksi bergeser ke kanan dan koordinat reaksi  e naik. Sebaliknya, bila


H o negatif (reaksi eksotermis), kenaikan T menurunkan nilai K dan
  y  turun pada P tetap, reaksi bergeser ke kiri dan koordinat reaksi  e
 i
i
i

turun.
2. Jika jumlah total koefisien stoikiometri  negatif, pers.(13.28)
menunjukkan bahwa kenaikan P pada T tetap mengakibatkan kenaikan
  y  , reaksi bergeser ke kanan dan  e naik. Jika  positif, kenaikan P
 i
i
i

Kuliah Termodinamika Teknik Kimia 2, Minggu 10.9.2017 14


pada T tetap mengakibatkan penurunan   y  , reaksi bergeser ke kiri
i
i
i

dan  e turun.

Contoh 13.5
Reaksi water-gas-shift berikut: CO g   H 2O g   CO2 g   H 2 g 
Dijalankan pada pengkondisian keadaan yang berbeda beda seperti dijelaskan
berikut. Hitung fraksi steam yang bereaksi pada tiap kasus. Asumsi campuran
pada keadaan ideal.
(a). Reaktan 1 mol uap H2O dan 1 mol CO. Temperatur 1.100 K dan
tekanan 1 bar.
(b). Sama dengan (a) kecuali tekanan 10 bar.
(c). Sama dengan (a) kecuali 2 mol N2 termasuk pada reaktan.
(d). Reaktan 2 mol H2O dan 1 mol CO. Kondisi lain sama dengan (a).
(e). Reaktan 1 mol H2O dan 2 mol CO. Kondisi lain sama dengan (a).
(f). Campuran awal berisi 1 mol H2O, 1 mol CO dan 1 mol CO2,
kondisi lain sama dengan (a).
(g). Sama dengan (a) kecuali temperatur 1.650 K.

Penyelesaian:
(a). Fig.13.2 menyajikan informasi hubungan K dengan T untuk berbagai
10 4 104
reaksi. Pada temperatur 1.100 K, T

1.100
 9,05 . Dari fig. 13.2 pada
10 4
 9,05 , ln K  0, atau K  1. Dari reaksi yang diberikan,
T
  i i  1  1  1  1  0. Dengan asumsi campuran reaksi gas ideal,
persamaan (13.28) menjadi:

 P
 y 
i
i  o K
i P 
 1
0
yCO2 y H 2
y1
CO y 1
H 2O
1
y
CO 2 y 1
H2   1  1 (A)
 1 yCO yH 2 O
ni ni 0  vi
Dengan pers.(13.5), yi  
n n0  v
1  e 1  e 1  e e e
yCO   ; yH 2 O  ; yCO2  ; yH 2 
2  0 e 2 2 2 2
Substitusi nilai fraksi mol tiap komponen ke pers.(A) diperoleh:
e e
2 2  e2
 1   e  1   e   1  1   e  0,5
1   e  2
2 2

Kuliah Termodinamika Teknik Kimia 2, Minggu 10.9.2017 15


Fraksi steam yang bereaksi 0,5.

(b). Jika   0 , kenaikan tekanan tidak berpengaruh pada reaksi gas ideal, dan
Fraksi steam yang bereaksi 0,5.
0
1  10 
yCO y H12 O yCO
1
y1H 2    1  1
2
 1
(c). N2 tidak ikut bereaksi. Jumlah mol awal n0  4
1  e 1  e e e
yCO  ; yH 2O  ; yCO2  ; yH 2 
4 4 4 4
e e
4 4  e2
 1   e  1   e   1  1   e  0,5
1   e  2
4 4
Fraksi steam yang bereaksi 0,5.

(d). n0  nCO  nH O  1  2  3
2

1  e 2  e e e
yCO  ; yH 2O  ; yCO2  ; yH 2 
3 3 3 3
e e
3 3  e2
1   e   2   e   1  1   e  0,667
1   e  2   e 
3 3
0,667
Fraksi steam yang bereaksi 2 = 0,333.
(e). Sama dengan (d), tetapi nCO = 2 dan NH2O = 1,  e  0,667 dan Fraksi steam
yang bereaksi 0,667.

(f). n0  nCO  nH 2O  nCO2  1  1  1  3


1  e 1  e 1  e e
yCO  ; yH 2O  ; yCO2  ; yH 2 
3 3 3 3
1   e   e
3 3 1   e   e  1
 
 1   e  1   e   1
 e  0,333
1   e  2
3 3
Fraksi steam yang bereaksi 0,333.

10 4
(g). Pada T  1.650 K ,
T
 6,06 ,

dari fig.13.2 ln K  1,15 atau K  0,316


 e2
maka, 1    2  0,316   e  0,36
e

Kuliah Termodinamika Teknik Kimia 2, Minggu 10.9.2017 16


Reaksi merupakan reaksi eksotermis, konversi menurun dengan
kenaikan temperatur.

Tugas: 1. Pelajari example 13.6, 13.7 dan 13.8.

Kuliah Termodinamika Teknik Kimia 2, Minggu 10.9.2017 17

Anda mungkin juga menyukai