Anda di halaman 1dari 3

Nama : Faishal Rizki Ramadhani

NIM : 16/398683/PN/14654
NUTRIGASI
Nutrigasi atau Fertigasi diartikan sebagai proses pemupukan bagi tanaman melalui sistem
irigasi dengan cara melarutkan pupuk ke dalam air irigasi. Kebutuhan air irigasi adalah faktor
utama fertigasi sebab tujuan utama instalasi irigasi yaitu menyediakan air irigasi bagi tanaman,
dan diikuti aplikasi sistem fertigasi dengan konsentrasi pupuk yang dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan tanaman. adapun hal yang perlu dipertimbangkan adalah daya larut pupuk dalam air
irigasi, mobilitas pupuk dalam tanah dan faktor kualitas air irigasi seperti pH, kandungan
mineral, kadar garam terlarut.
Nutrigasi/fertigasi dapat diberikan bersama dengan irigasi tetes (drip irrigation). Metode
fertigasi melalui sistem irigasi tetes memberikan pupuk tanaman dengan agihan yang seragam
pada zona basah yang juga merupakan konsentrasi perkembangan perakaran. Keadaan tersebut
akan meningkatkan efisiensi pemakaian pupuk, oleh karena pupuk yang diberikan dalam
bentuk cairan di daerah perakaran akan cepat diserap oleh tanaman. Sistem tersebut tidak hanya
mampu mengurangi biaya produksi akan tetapi juga mengurangi kemungkinan polusi air bumi
oleh karena pencucian pupuk.
Irigasi tetes dapat meningkatkan presisi saat dan cara aplikasi pupuk pada produksi
sayuran. Pupuk dapat diformulasikan sesuai dengan kebutuhan tanaman dan diaplikasikan pada
saat tanaman memerlukan. Kemampuan irigasi tetes untuk meningkatkan efisiensi aplikasi
pupuk dapat menekan kebutuhan pupuk untuk produksi sayuran. Efisiensi ini dapat dicapai
dengan pemberian pupuk dalam jumlah kecil merata sepanjang musim dibanding dengan
pemberian sekaligus pada saat tanam. Tanaman yang biasa dibudidayakan pada sistem irigasi
tetes ini biasanya adalah tanamantanaman holtikultura bernilai tinggi seperti cabai, paprika,
tomat, melon dan lain sebagainya
Akar merupakan bagian yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Akar memiliki fungsi untuk menopang dan mencari sumber hara/nutrisi bagi
kebutuhan tanaman. Bagian akar yang berfungsi menyerap nutrisi baik unsur makro maupun
mikro, adalah bulu-bulu akar. Pemberian irigasi tetes yang terus-menerus akan memberikan
hasil yang maksimal bagi tanaman. Air yang telah dicampur dengan nutrisi diteteskan di sekitar
perakaran dengan tekanan tertentu sehingga nutrisi dapat meresap ke dalam tanah dan diserap
oleh akar tanaman (Mahgoub et al., 2017). Teknik nutrigasi akan merangsang pertumbuhan
bulu-bulu akar yang terdapat di bagian akar yang terkena nutrisi, sehingga memungkinkan
nutrisi terserap oleh tanaman.
Adapaun jaringan instalasi nutrigasi yang dapat diterapkan adalah dengan sistem Irigasi
Pipa. Irigasi Pipa adalah sistem irigasi yang memanfaatkan pipa sebagai distributor atau
penyalur. Irigasi pipa memiliki 2 konsep yaitu irigasi pipa bertekanan dan tanpan tekanan.
Layout irigasi pipa didesain sebagai jaringan irigasi pipa tipe terbuka dengan sistem gravitasi,
dimana jaringan irigasi pipa ini dilengkapi boks-boks terbuka sebagai pengontrol sedimen.
Perencanaan hidrolis didasarkan pada prinsip aliran air dalam pipa tanpa tekanan (tidak penuh),
dimana karakteristik aliran sama dengan aliran pada saluran terbuka (Open Channel Flow) yang
memiliki permukaan bebas dan sangat dipengaruhi oleh tekanan udara (P atmosphere)
(Rahmandani et al., 2014).
Air irigasi diambil dan yang sudah dikumpulkan pada bagunan pengumpul, kemudian
didistribusikan melalui jaringan pipa primer, pipa sekunder, pipa tersier, dan terakhir dialirkan
petak sawah melalui outlet. Setiap outlet dilengkapi dengan alat ukur debit dan kolam olak,
agar aliran yang keluar dari kolam olakan dapat terukur dan aliran sudah tenang, sehingga tidak
merusak tanaman petani. Bangunan utama dan bangunan pelengkap (bangunan bagi dan
bangunan sadap) pada jaringan pipa direncanakan mengadopsi dari jaringan irigasi saluran
terbuka. Bangunan bagi pada jaringan pipa didesain dapat membagi debit secara proposional
dengan lebar pintu sesuai dengan luas area layanan. Sedangkan untuk bangunan sadap didesain

dilengkapi dengan alat pengatur (pintu air atau kran) dan pengukur debit (thompson, ambang
tajam dan ambang lebar).
Sumber:

Mahgoub. N. A., Ahmed I. Mohamed, El Sayed M. El Sikhary, Ozoris M. Ali. 2017. Roots and
nutrient distribution under drip irrigation and yield of Faba Bean and Onion. Open
Journal of Soil Science, 7 : 52-67.
Rahmandani, D., J. Triyono, and D. Ridwan. 2014.Desain irigasi pada lahan datar (studi kasus:
petak tersier pasir salam 3 kiri, daerah panulisan, Cilacap). Jurnal Irigasi. 9(2):75-85

Anda mungkin juga menyukai