Anda di halaman 1dari 13

KLASIFIKASI FRASE EKSOSENTRIS DAN FRASE ENDOSENTRIS

Dosen Pengampu: Dr. Kartini Bangun, M.Si.

Disusun Oleh:

Kelompok 1

Desi Natalia Hutagaol ( 16110205 )

Siska Sembiring ( 16110208 )

Lenta Nora Saragi ( 16110220 )

Radinal Sitompul ( 16110232 )

PROGRAM PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

MEDAN

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmatNyalah kami dapat dimampukan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas bantuan, dukungan, serta yang telah
memberikan masukan.

Dalam penulisan makalah ini, kami menghadapi banyak tantangan dan rintangan yang
kadang-kadang membuat kami putus asa, terkhusus sumber informasi dan referensi yang menjadi
tujuan utama makalah ini. Namun, tujuan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Sintaksis, untuk menambah pengetahuan, dan mengefektifkan proses belajar-mengajar,
khususnya di perguruan tinggi Universitas HKBP Nommensen Medan.

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai klasifikasi frase eksosentris dan frase
endosentris. Kami sadar bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Untuk itu kami
mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan.

Akhirnya, kami berharap makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Mei 2018

Tim penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………........1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………......1

1.3 Tujuan Masalah………………………………………………………………..............1

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………...……..2

2.1 Pengantar……………………………………………………………………………....2
2.2 Frasa Eksosentris…………………………………………………………………..….2
2.2.1 Frasa Eksosentris Direktif ( Frasa Preposional)………………………………...…..3
2.2.2 Frasa Eksosentris Nondirektif…………………………………………………….....4
2.3 Frase Endosentris…………………………………………………………………...…4
2.3.1 Frasa Endosentris Berinduk Tunggal ( Frasa Modifikatif )……………………...…5
2.3.2 Frasa Endosentris Berinduk Banyak………………………………………………...8

BAB III PENUTUP…………………………………………………………….............................9

3.1 Simpulan ............................................................................................. ………..............9

3.2 Saran…………………………………………………………………………..............9

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sintaksis adalalah salah satu tataran (level) dalam gramatika (tata bahasa) yang
mempersoalkan hubungan antara kata dengan satuan-satuan yang lebih besar, membentuk suatu
konstruksi yang disebut kalimat. Sintaksis dapat dideskripsikan atas konstruksi satuan-satuannya.
Dengan perkataan lain, satuan sintaksis itu disusun oleh satuan-satuan yang lebih kecil. Unsur
bahasa yang termasuk di dalam lingkup sintaksis adalah frase,klausa dan kalimat. Dan salah
satunya yang akan di bahas dalam makalah ini adalah frase.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari frasa?
2. Bagaimana penggolongan frasa?

1.3 Tujuan Penulisan


1. untuk mengetahui pengertian dari frasa
2. untuk mengetahui penggolongan frasa.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengantar

Frase lazim dikatakan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat
nonprediktif (Rusayana dan Samsuri1976) atau satu konstruksi ketatabahasaan yang terdiri atas
dua kata atau lebih. Frasa dapat dibedakan seperti berikut:

1. Frase eksosentris
a. Frasa eksosentris direktif (berpartikel)
b. Frasa eksosentris nondirektif ( konektif dan predikatif )
2. Frasa endosentris
a. Frase endosentris berinduk tunggal
1) Frase nominal
2) Frase pronominal
3) Frase verbal
4) Frase ajektival
5) Frase numeral
b. Frase endosentris berinduk jamak
1) Frase koordinatif
2) Frase apositif

2.2 Frase Eksosentris

Frase eksosentris adalah frase yang sebagian atau seluruhnya tidak memiliki perilaku
sintaksis yang sama dengan semua komponennya, baik dengan sumbu maupun dengan preposisi.
Frase eksosentris mempunyai dua komponen. Komponen yang pertama berupa perangkai dan
perangkai itu berwujud preposisi partikel dan komponen kedua berupa sumbu. Frasa yang
berperangkai preposisi disebut frasa preposional atau frase eksosentris direktif.

2
Frasa yang berperangkai lain disebut frasa eksosentris nondirektif.

2.2.1 Frasa Eksosentris Direktif ( Frasa Preposional)

Contoh frase preposisi adalah dengan baik, sejak kemarin, demi waktu, bagai [pinang
dibelah dua, di samping, ke tengah-tengah, sebagai pahlawan menuju ke, sejalan dengan, dar
rumah, pada hari, dan menjelang malam. Pada umumnya frase proposisional berfungsi sebagai
keterangan.

Pada dasarnya, frase preposisi menunjukkan makna berikut :

Ø ’tempat’, seperti di pasar dan pada dinding

Ø ’asal arah’, seperti dari kampung, dari sekolah

Ø ’asal bahan’, seperti (cincin) dari emas, (kue) dari tepung beras

Ø ’tujuan arah’, seperti ke pasar, ke kampus

Ø ’menunjukkan peralihan’, seperti kepada saya,(percaya) terhadap Tuhan

Ø ’perihal’, seperti tentang ekonomi, (terkenang) akan kebaikannya

Ø ’tujuan’, seperti untukmu, buatku

Ø ’sebab’, seperti karena, lantaran, sebab, gara-gara (kamu)

Ø ’penjadian’, seperti oleh karena, untuk itu

Ø ’kesertaan’, seperti denganmu, dengan ayah

Ø ’cara’, seperti dengan baik, dengan senang

Ø ’alat’, seperti cangkul, dengan traktor

3
Ø ’keberlangsungan’, seperti sejak kemarin, dari tadi, sampai besok, sampai nanti

Ø ’penyamaan’, seperti selaras dengan, sesuai dengan

Ø ’perbandingan’, seperti seperti dia, sebagai bandingan

2.2.2 Frasa Eksosentris Nondirektif

Frasa eksosentris nondirektif dapat dibedakan menjadi (a) frasa yang sebagian atau
seluruhnya memiliki perilaku yang sama derngan bagian-bagiannya, seperti si kancil, si
terdakwa, sang kancil, sang kekasih, kaum marginal, kaum pengusaha, para pemuda, para
hakim;(b) frasa yang seluruhnya berperilaku sama dengan salah satu unsurnya. Artinya,
terdakwa dan kekasih memiliki perilaku sama dengan si terdakwa atau sang kekasih. Misalnya
sama-sama dapat menduduki fungsi subjek atau objek. Lihat contoh berikut.

1) a. 1 Aku bertanya kepada (si) terdakwa.


2 Ia tampak gusar menunggu kedatangan (sang) kekasih.
b. 1 (Si) terdakwa menembak rekannya yang justru ingin menolongnya.
2 (Sang) kekasih rupanya kini telah berperan ganda sebagai kekasih sekaligus
manajer.

Akan tetapi, ada juga frasa yang tidak memiliki perilaku yang sama dengan bagian-
bagiannya, seperti yang mulya, yang besar, yang hebat, yang itu, yang muda, yang bercinta.
Jadi, yang hebat tidak berperilaku sama dengan yang dan tidak berperilaku sama pula dengan
mulya atau hebat.

2.3 Frasa Endosentris

Frase endosentris adalah frase yang seluruhnya memiliki perilaku sintaksis yang sama
dengan perilaku salah satu komponennya. Frase endosentris dapat dibedakan menjadi frasa
endosentris berinduk tunggal atau disebut juga frasa modifikatif dan frasa endosentris berinduk
jamak.

4
2.3.1 Frasa Endosentris Berinduk Tunggal ( Frasa Modifikatif )

Frasa endosentris berinduk tunggal terdiri atas induk yang menjadi penanda kategorinya
dan modifikator yang menjadi pemerinya. Kategori induk sama dengan kategori frasa. Frasa
endosentris berinduk tunggal dapat diperinci sebagai berikut.

1) Frasa nominal adalah frasa yang terdiri atas nomina (sebagai pusat) dan unsur lain yang
berupa ajektiva, verba, numeralia, demonstrativa, pronominal, frasa preposisional, frase
dengan yang, kontruksi dengan yang…-nya, atau frasa lain. Frasa nomina dapat menjadi
subjek, objek, atau pelengkap dalam kontruksi predikatif.
Contoh frasa nominal:
1. Meja batu, kursi rotan, tukang sepatu, dokter mata, kedai kopi, buku cerita
2. Teman spertai, aturan setempat, kawan seperjuangan, sulaman semotif
3. Gerabah buatan Bantul, kenang-kenangan dari teman lama, hadiah untuk ibuku
4. Cinta yang terlarang, orang yang terpandang, pribadi yang terpuji, hati yang
terluka
5. Orang yang dicintainya, warna yang dipilihnya, rumah yang baru dibelinya
6. Politisi yang tinggal di Jakarta itu, perempuan yang pergi bersamanya itu
7. Anak manis, gadis kecil, perempuan jalang, anak jalanan, lelaki malam.
8. Wanita cantik jelita, lelaki gagah perkasa, wajah merah menyala, kulit kuning
langsat
9. Rumah kecil yang bagus, rumput yang hijau subur, kolam yang jernih
10. Tanah yang berhektar-hektar, kayu berkubik-kubik banyaknya, nasi berbakul-bakul
11. Masalah ini, urusan itu, uang itu, pekerjaan itu, danau ini
12. Kaum miskin, para juru mudi, si miskin, sang raja
13. Anak mereka, kebun ayah, rumah paman, baju adik, buku adikku
14. Dua orang atau lebih, banyak mahasiswa, 1.000 orang pengunjung
15. Dua orang penjaga, penjaga dua orang, rumah dua buah, dua buah rumah
16. Batu bertulis, kata berjawab, gayung bersambut, baju bergaris, meja berukir
17. Peristiwa yang amat penting yang terjadi kemarin, keris yang amat berharga yang
diberi ayahku, baju yang bagus yang dirancangnya sendiri
5
2) Frasa pronominal
Frasa pronominal adalah frasa yang terdiri atas gabungan pronomina dan pronomina
atau gabungan pronomina dan ajektiva, numarelia atau demonstrativa.
Contohnya:
1. Kami berdua, engkau sendiri, kita semua, kami berlima
2. Mereka itu, kalian ini, semua itu, dia ini
3. Tidak hanya kamu, bukan cuma dia, saya lagi, lagi-lagi saya, dioa juga
4. Kamu dan dia, kamu dengan dia, saya dan teman-teman, dia dengan murid-
muridnya

3) Frasa verbal
Frasa verbal adalah frasa yang terdiri atas gabungan verba dan verba atau gabungan
verba dan adverbial atau gabungan verba dan preposisi gabungan.
Contohnya:
1. Pergi kerja, bangkit berlari, tegak berdiri
2. Pulang pergi, makan minum
3. Berlari cepat, berjalan mundur, bernyanyi merdu, cepat berlari
4. Tidur dengan nyenyak, hidup dengan nyaman, pergi dengan tenang, makan
dengan lahap
5. Naik k,e atas, ,masuk ke dalam, keluar ke luar, jalam ke samping
6. Pergi tanpa pesan, pulang tanpa nama, jalan tanpa arah, makan tanpa lauk
7. Ambil tempat duduk, coba baca buku
8. Sulit pangan, mati kartu, hangat kuku, panas badan, hangat tubuh
9. Beristri dua, bercucu satu, bertuliskan huruf Arab, berasaskan Pancasila
10. Mudah diduga, dapat diketahui, membukakan pintu
11. Dating ke, tinggal di, berbicara tentang sampai ke, serupa dengan benci akan
12. Masuk desa, naik kelas, lepas landas, panjat tebing, daki gunung hadap kiri

6
4) Frasa Ajektival
Frasa ajektival adalah frasa yang terdiri atas gabungan beberapa kata atau yang
terdiri atas induk berkategori ajektiva dan modifikator berkategori apapun, asalkan
seluruhnya berperilaku sebagai ajektiva. Contohnya:
1. Sedikit masam, agak pusing, belum puas, tidak yakin, sangat merdu, amat indah
2. Cantik benar, sehat sekali, centik nian, nikmat benar, salah paham, sungguh
rajin, rajin sungguh, benar baik, baik benar
3. Gagah berani, cerah ceria, cerdik cendekia, harum mewangi, riang gembira,
suka cita
4. Panas terik, hitam kelam, sehat walafiat, gelap gulitta, terang benderang.
5. Kuat iman, baik hati, baik budi, murah hati, mutrah senyum, bagus ingatan
6. Sering tidak ingat, agak kurang rapi, lebih tidak bagus, masih belum pasti
7. Agak nakal juga, hanya keliru saja, hanya khilaf belaka
8. Sedikit demi sedikit
9. Agak sakit hati, sangat lelah batin, kurang enak badan
10. Jauh lebih baik, amat sangat berarti, sedikit lebih hemat
11. Setia setiap saat, rindu setiap waktu, celaka dua belas
12. Agak sedikit kasar, lebih banyak sakit, agak sedikit malas
13. Jauh dimata dekat dihati, manis di mulut pedas di hati
14. Gampang-gampang susah, pedas-pedas manis, mali-malu kucing
15. Sangat wah, sungguh aduhai, amat asyik
16. Sangat ahli, sangat rahasia, agak ilmiah, paling pintar, lebih perasa, paling tahu

5) Fasa Numeral
Frasa numeral adalah frasa yang terdiri atas numeralia sebagai induk dan unsur
perluasan lain yang mempunyai hubungan subordinatif dengan nomina penggolong
bilangan dan nomina ukuran. Contohnya:
1. Sembilan belas, tiga puluh, tujuh puluh lima, dwiwarna, Pancasila, ekadrama
2. Dua lusin, empat likur, dua gros, dua perempat, tiga perlima, satu seperempat
3. Dua atau tiga, lima dan enam, hanya dua, sudah lima, setidak-tidaknya tujuh
7
4. Cetakan pertama, orang nomor satu dua saja lima doing (ragam cakapan)
5. Beribu-ribu lalat, ribuan penduduk, bertahun-tahun lamanya
6. Beberapa sak semen, dua pucuk senapan, semua penduduk, seluruh rakyat.

2.3.2 Frasa Endosentris Berinduk Banyak

Frasa endosentris berinduk banyak terdiri atas beberapa komponen yang sederajat dalam
fungsi dan kategori. Frasa ini terbagi menjadi frasa koordinatif dan frasa apositif

1. Frasa koordinatif
Frasa koordinatif adalah frasa endosentris berinduk banyak yang secara potensial
komponennya dapat dihubungkan dengan partikel seperti, dan, ke, atau, tetapi,
ataupun konjungsi korelatif seperti baik, …, maupun dan makin…makin. Kategori
frasa koordinatif sesuai dengan kategori komponennya. Contohnya:
1. Kaya atau miskin, kaya ataupun miskin, kaya dan miskin; dari, untuk, dan oleh
rakyat; untuk dan atas nama klien; pintar, tetapi congkak
2. Baik merah maupun biru entah suka entah tidak( suka), makin pagi makin baik,
makin tua makin bermutu.

Perhatikan bahwa kata yang dapat digabungkan hanya kata yang berkategori sama seperti
merah-biru, tua-bermutu, suka-(tidak) suka dan pagi-baik
Jika kita menggunakan partikel gabungan itu disebut frasa parataktis seperti tua muda, besar
kecil, hilir mudik, keluar masuk, pulang pergi, naik turun, makan minum, ibu bapak, dan saya
miskin

2. Frasa Apositif
Frasa apositif adalah frasa endosentris berinduk banyak yang secara luar Bahasa
komponennya menunjuk pada wujud yang sama. Contohnya:
1. Ria, anak kakakku yang tinggal di Lampung
2. Megawati Soekarnoputri, salah seorang mantan Presiden RI
3. Para buruh menolak –membangkang—masuk kerja
4. Dia tidak—walau tidak kaya— 8
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Frase adalah satuan gramatikal yang secara potensial berupa gabungan kata yang terdiri
dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas dan mempunyai sifat nonpredikatif.

Frase dapat dibedakan menjadi :

1. Frase Eksosentris

Ø Eksosentris Direktif (frase preposisi)

Ø Eksosentris Nondirektif

2. Frase Endosentris

Ø Frase Endosentris Berinduk Tunggal

Ø Frase Endosentris Berinduk Banyak

3.2 saran

Untuk mengetahui lebih jauh dan lebih banyak bahkan lebih lengkap tentang pembahasan
Sintaksis, pembaca dapat membaca dan mempelajari buku-buku Sintaksis dari berbagai
pengarang, karena di dalam makalah ini penulis hanya membahas garis besarnya saja tentang
pembahassan Sintaksis dan hanya membahas lebih dalam tentang frase.

Di sini penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna,
sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan penulisan makalah-
makalah selanjutnya sangat diharapkan.

9
DAFTAR ISI

Arifin, Zaenal dan Junaiyah. 2008. Sintaksis. Jakarta: Grasindo

10

Anda mungkin juga menyukai