Oleh:
NAMA : Brian Marsall Nasution, S.Kep
NIM : 01503180039
IDENTITAS PASIEN
Inisial Pasien : Ny. R:vnmnmmn
Tanggal masuk RS : 19 Mei 2019
Umur : 51 Thn :
Tanggal masuk ICU : 19 Mei 2019
Jenis Kelamin : Perempuan
:
Tanggal Pengkajian oleh Mahasiswa: 5 Maret 2019
No RM : MRCCC. 00-11-85-71
:
Pekerjaan : Guru :
Pendidikan : Sarjana :
I. PRIMARY SURVEY
A. AIRWAY
Hidung/mulut Penggunaan Alat:
Bebas Tersumbat OPA Ukuran: ………………
√ Sputum Adanya darah NPA Ukuran: ………………
Spasme √ Benda asing ETT Ukuran: 7,5 / 2L
Pangkal lidah jatuh √ TT Ukuran: ………………
Suara napas
Normal Stridor Lainnya: ………………………….
Tidak ada Wheezing
√ Ronchi Lain-lain :
B. BREATHING
RR: 27 x/menit √ Teratur Tidak teratur Terapi Oksigen:
Retraksi dada Pernapasan cuping hidung Nasal canul …. L/ menit
Pernapasan abdomen Face mask …. L/ menit
Kusmaul Cheyn stokes RM …. L/ menit
Suara napas NRM …. L/ menit
Normal Vesikuler Mode Ventilator: SIMV/PS
Tidak ada Stridor
√ Ronchi Wheezing
C. CIRCULATION
Pucat Sianosis TD: 128/60 mmHg,
√ Perdarahan Jumlah : cc MAP: 86
Luka Bakar Grade: …….. Lokasi: ……… Luas: ….%
Nadi : Suhu: 36,0 °Celcius
√ Teraba Frekuensi: 82 x/menit
Tidak teraba Irama tidak teratur Capilary Refill Time : > 2 detik
√ Irama teratur
Akral : √ Hangat Dingin Edema
Heart Rate: 82 x/menit Turgor: Normal √ Sedang Kurang
Braden Score: 11
1 Kepala
√ Simetris Asimetris Perdarahan Bengkak
Echymosis Nyeri tekan Depresi tulang tengkorak
Kelainan bentuk tulang
Luka, ukuran:……………, Lokasi:………….
Lain-lain: ………………………………………..
2 Mata
Kebiruan (Lingkaran mata) Perdarahan mata, Ruptur:………, Lokasi:…………..
√ Anemia Ananemia Ikterik
Respon pupil: √ Isokor Anisokor Refleks cahaya: +/+
3 Telinga
Cairan Warna: ………………. Jumlah: …………….
Lecet/kemerahan/laserasi
Benda asing, berupa:…………………….
Lain-lain : …………………………………..
4 Hidung
Cairan Warna: ………………. Jumlah: …………….
Lecet/kemerahan/laserasi
√ Benda asing, berupa: NGT
Lain-lain : NGT dialirkan, saat ditarik residu ada 50 ml
√ warna kehijuan bercampur lender.
5 Leher
Deviasi trakea Distensi Vena Jugularis
Lain-lain: ……………………..
6 Dada/Paru
√ Simetris Asimetris
Luka tusuk/ sayat Ukuran:…….., Lokasi: ………………
RR: 27 x/menit
Penggunaan otot dinding dada
Suara Jtg : Murmur Gallop
Nyeri dada Skala nyeri: …………… Karakteristik nyeri: …………………….
Lain-lain :
7 Abdomen
Dinding abd: Simetris Tidak simetris
Perdarahan/bengkak
√ Distensi abdomen
Nyeri tekan Lokasi: Skala:
BU: 8 x/mnt
√ Lain-lain : terdapat nefrostomi dextra dan sinistra, colostomi bag
8 Genetalia
√ Simetris Asimetris
BAB: Via colostomi
BAK: Melalui nefrostomi
Lain-lain : ada perdarahan pervaginam ½ pembalut.
9 Ekstremitas
Kelainan bentuk Perdarahan Bengkak
Jejas/luka/laserasi Lokasi: …………… Ukuran: …………………..
√ Keterbatasan gerak
Fraktur Lokasi: ………………
Nyeri Lokasi: ……………… Skala: ………………….
√ Lain-lain :edema ektremitas bawah pitting edema +1
10 Kulit
Luka Dekubitus Lokasi: ……………………
Echymosis Petechie Gatal-gatal/pruritus
√ Insisi operasi Lokasi: Abdomen Ukuran: …………………..
Lain-lain :
HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG LAINNYA (LAB/ MRI/ CT SCAN/ Lainnya (sebutkan………………)
Tanggal: 5/6/2019
Laboraturium :
Tanggal: 5/6/2019
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan benda asing dalam jalan napas
ditandai dengan pasien terpasang ventilator, pasien terpasang tracheostomy, produksi
sputum sedang warna putih kental, GCS : E2M4VT, RR : 27 x/menit, suara paru ronchi +/
+, batuk tidak adekuat.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
ditandai dengan pO2 meningkat (147 mmHg), pco2 menurun (33.6 mmHg), penurunan,
kesadaran (E2M4Vt), RR : 27x/menit, bunyi napas ronchi.
3. Resiko infeksi dibuktikan dengan pasien terpasang CDL di vena femolaris dextra, pasien
terpasang nefrostomi dextra dan sinistra, terpasang tracheosthomy, pasien terpasang
ventilator, pasien terpasang CVC di vena subclavicula sinistra, leukosit 5/6/19 11.5
Sel/μL, ESR 5/6/19 85 mm/hours.
RENCANA KEPERAWATAN
No Tujuan & Kriteria Hasil Intrevensi Rasional
Dx
Ke
p
1. Setelah dilakukan asuhan keperawatan -Kaji dan monitor -Untuk menentukan
selama 4x24 jam diharapkan kebersihan status pernafasan, batas
jalan napas kembali efektif dengan kemampuan batuk ketidakmampuan
kriteria hasil : dan pengeluaran pasien dalam
-Tidak ada produksi sputum sekret mengeluarkan sekret
-Batuk efektif -Auskultasi bunyi sehingga membantu
-Suara paru vesikular nafas perawat mengambil
-RR dalam batas normal (12-20 -Pertahankan tindakan yang tepat
kali/menit) kepatenan jalan nafas dan sesuai.
(posisi kepala dan - adanya ronki
leher netral anatomis, mengindikasikan
cegah fleksi leher adanya penumpukan
-Pertahankan elevasi sekret pada pasien
kepala tempat tidur serta perlu
30 – 45 derajat diobservasi karena
-Ubah posisi tiap 2 saat ini pasien dalam
jam kondisi bedrest total,
-Lakukan suction dan aktifitas kurang
sesuai berkala - Memaksimalkan
-Kolaborasi oksigenasi dan tidak
pemberian obat terjadi sumbatan
mukolitik - Elevasi kepala 30-
45 derajat
memungkinkan jalan
nafas dapat lancar
dan tidak ada
hambatan
-Membantu
mengeluarkan
sputum dan
menghindari
sumbatan pada TT
- Membantu
mengencerkan
sputum dan efek
vasodilatasi smudah
dikeluarkan
2. Setelah dilakukan asuhan keperawatan - Kaji pernafasan - Untuk mengetahui
selama 2x24 jam diharapkan ventilasi klien frekuensi, perkembangan
dan oksigenasi jaringan adekuat dengan kedalaman, catat pernapasan klien
kriteria hasil : adanya penggunaan - Meningkatkan
- Nilai AGD dalam rentang normal otot bantu ekspansi dada
- Tidak ada suara napas tambahan pernafasan maksimal, membuat
-Tidak terjadi sianosis - Elevasi kepala mudah bernafas
- RR dalam rentang normal (12-20 kali klien, bantu klien meningkatkan
per menit) mengubah posisi kenyamanan.
agar klien dapat -Sianosis merupakan
bernafas dengan tanda hipoksemia
mudah. -Area yang tak
- Kaji / monitor terventilasi dapat
warna kulit dan diidentifikasikan
membran mukosa dengan tak adanya
dari sianosis bunyi nafas
- Auskultasi paru - Untuk mengetahui
untuk penurunan klien mengalami
bunyi nafas, catat kelebihan cairan atau
adanya suara nafas kekurangan cairan.
tambahan -Takikardia,
-Monitor tanda-tanda disritmia dan
vital tiap jam perubahan tekanan
- Monitor AGD darah dapat
menunjukkan efek
hipoksemia sistemik
pada fungsi jantung
-PaCO2 biasanya
meningkat, dan
PaO2 menurun
sehingga hipoksia
dapat terjadi dengan
derajat lebih
besar/kecil
3. Setelah dilakukan asuhan keperawatan -Cuci tangan five -Mengontrol dan
selama 2x24 jam diharapkan tidak moment mengurangi faktor
terjadi infeksi dengan kriteria hasil : -Monitor adanya pencetus infeksi
-Tanda-tanda vital dalam batas normal : tanda dan gejala -Mendeteksi tanda-
Sistolik 90-130 mmHg infeksi sistemik dan tanda infeksi sedini
Diastolik 60-90 mmHg lokal mungkin
S : 36-37,5 °C -Monitor -Peningkatan WBC
RR : 12-20 x/menit peningkatan WBC dapat menunjukkan
HR : 60-100 x/menit -Periksa keadaan adanya infeksi
-Leukosit <10.000 Sel/μL luka atau tempat -Identifikasi
-Pasien bebas dari tanda-tanda infeksi : pemasangan alat perawatan awal dari
kalor, rubor, dubor, tumor invasif tiap hari yang infeksi sekunder
ada di tubuh pasien. dapat mencegah
-Monitor suhu tiap terjadinya sepsis
shift -Peningkatan suhu
-Observasi adanya tubuh badan
diaporesis. menunjukkan adanya
-Kolaborasi infeksi sekunder
pemberian antibiotic. - Menggigil sering
-Perawatan kali mendahului
colostomy meningkatnya suhu
yang terjadi pada
infeksi umum.
-Menghambat proses
infeksi
-Keadaan yang
bersih mencegah
terjadinya infeksi.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN