Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN

KASUS

“ONIKOMIKOSIS”

Oleh:
Widya Ramadhanti/ 17710220

Pembimbing :
dr. Kurniati Sp.KK
Subheading
   goes here
SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
RSUD IBNU SINA GRESIK

1
IDENTITAS PASIEN

NAMA : Nn. R J

UMUR : 22 Tahun

ALAMAT : Bunderan, Sidayu, Gresik, Jawa Timur

PEKERJAAN : Mahasiswi

TANGGAL PERIKSA : 26 April 2019

NO RM : 726055

2
ANAMNESA

•  Keluhan Utama :
–  Kuku jari tangan kiri tampak perubahan warna

----------------------------------------------------------

•  Riwayat Penyakit Sekarang:


–  Pasien datang dengan keluhan Kuku jari tangan kiri tampak
perubahan warna kekuningan yang berkumpul di pinggir dan
didasar kuku, disertai bentuk kuku yang tidak normal
sejak 7 tahun yang lalu, semakin lama kuku tersebut
menonjol ke atas, dan terasa gatal serta perih saat
terkena air dan sabun. Kuku juga tidak pernah
mengeluarkan cairan atau darah. Pasien tidak pernah
mengalami kecelakaan atau trauma yang mengakibatkan kuku
jari tangan
3
•  Riwayat penyakit dahulu :
•  Pasien tidak pernah mengalami gejala seperti ini
sebelumnya.
•  Riwayat diabetes mellitus, asma, hipetensi di sangkal
•  Riwayat alergi makanan dan obat di sangkal

•  Riwayat penyakit keluarga :


•  Keluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti
ini
•  Riwayat diabetes mellitus, asma, hipetensi di
sangkal

4
•  Riwayat Pengobatan :
•  Konsumsi obat jangka panjang disangkal
•  S e d a n g m e n j a l a n i p e n g o b a t a n p e n y a k i t ini
(Kedatangan ke-2)

•  Riwayat Kebiasaan :
•  Gemar mencuci baju dengan detergen menggunakan
tangan setiap hari

5
- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -
PEMERIKSAAN FISIK

Status generalis
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
GCS : 456

Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 90x/menit
Suhu : 36,6 0C
Respiration Rate : 20x/menit

- --
----------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------

Kepala / leher :
Mata : isokor, Anemis -/-, Ikterus -/-
Telinga : tidak tampak kelainan
Hidung : tidak tampak kelainan
Mulut : normal, sianosis (-), bibir kering (-),
Leher : pembesaran kel. getah bening (-),
peningkatan JVP (–)
Thorax : Simetris, retraksi dada (-)
Jantung : S1 S2 tunggal, reguler, Gallop (-),
murmur (-)
Paru : Vesikuler pada kedua lapang paru
Abdomen : Flat, Soefl, bising usus (+) 20x/mnit,
organomegali (-)
Ekstremitas :
Superior : Akral hangat +/+ , oedem -/-
Inferior : Akral hangat +/+, oedem -/-

----------------------------------------------------------
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -7- - - -
•  Satus Dermatogis
•  Regio Manus :
Tampak Diskromia, Onikolisis,
serta debris kekuningan dibawah
k u k u ( S u b l i n g u a l
hiperkeratosis) dan paronikia.

8
Gambar 1. Area Predileksi lesi : Regio Manus sinistra
digiti 4 dan 5.(sumber: file pribadi, 26 April 2019)
-----------------------------------------------

-----------------------------------------------
-----------------------------------------------
-----------------------------------------------

c a

Gambar 2. (a) Diskromia atau perubahan warna kuku, (b)


Onikolisis atau lepasnya lempeng kuku, (c)
Hiperkeratosis atau debris kekuningan , (d) paronikia
(sumber: file pribadi, 26 April 2019)
9
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

Pemeriksaan KOH Hifa


Spora

Gambar 3. Hasil pemeriksaan KOH dengan mikroskopik


tampak hifa dan spora bergerombol
(sumber: file pribadi, 24 Maret 2019) 10
DIAGNOSA BANDING

Ø  Psoriasis kuku ------- Ø  Liken planus

11
DIAGNOSA

Onychomycosis

12
TERAPI

•  Terapi :
–  Sistemik : Caps. Itrakonazole 200mg 2 dd 1 no XIV

EDUKASI

•  Edukasi :
–  Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya, dan cara
minum obat dan lama pengobatan
–  Kontrol kembali 1 bulan kedepan
–  Menghindari kuku dari air dan sabun terlalu sering
–  Gunakan gunting kuku khusus untuk menggunting kuku yang
terinfeksi
–  Hindari menggunakan cat kuku pada kuku yang sedang
terinfeksi
–  Menjaga kuku tetap terpotong pendek dan kering 13
DEFINISI

EPIDEMIOLOGI

TINJAUAN
PUSTAKA ETIOLOGI

FAKTOR
PREDISPOSISI

GEJALA KLINIS

PENEGAKAN
DIAGNOSIS

PENATALAKSANAAN

14
PROGNOSIS
DEFINISI

Onikomikosis adalah kelainan kuku akibat infeksi


jamur pada lempeng kuku, yang dapat disebabkan
oleh dermatofita, kandida, maupun ragi (yeast)
akibat dari infeksi Candida spp, dermatofita,
yakni Trichopyton rubrum, Trichopyton
mentagrophytes, dan Epidermophyton.

15
Ø Indonesia sebesar <5%
EPIDEMIOLOGI --------- Ø Kanada 6,5%
Ø D ewasa lebih rentan
daripada anak-anak

16
ETIOLOGI

3 Genus
Dermatofita :
•  Microsporum
•  Epidermophyton
•  Trichophyton. Penyebab terbanyak
ialah Trichophyton
rubrum sebesar 70%

17
FAKTOR
PREDISPOSISI

Penurunan
imunitas
kaos kaki dan
Trauma kuku
berulang
sepatu
tertutup
terus menerus

Obat
imunosupresan
Faktor
kelembapan dan antibiotik
predisposisi
jangkan
panjang

18
GEJALA KLINIS

•  Diskromia unguium : perubahan warna kuku


•  Onikolisis : lepasnya lempeng kuku dari dasar
kuku
•  Hipertropia unguium : penebalan lempeng kuku
•  Dengan atau tanpa paronikia

19
JENIS ONIKOMIKOSIS
Distal and Lateral Proximal
Total Dystrophic Superficial White
Subungual Subungual Endonyx
Onychomycosis Onychomycosis
Onychomycosis Onychomycosis Onychomycosis
(TDO) (SWO)
(DLSO) (PSO)

20
(Sumber : Ameen et al.2014)
PENEGAKAN
DIAGNOSIS
--------------

--------------
Dapat dilakukan kerokan kuku dengan
KOH 20 % dengan didapatkannya hifa,
spora, atau mikolium .

21
PENATALAKSANAAN

v  TERAPI TOPIKAL:
•  Bifonazol-urea v  TERAPI SISTEMIK:
•  Amorolfine •  Itrakonazol 200 mg/hari
•  Ciclopiroxolamin 8 %: selama 3-4 bulan

²  Menghilangkan faktor predisposisi

22
PROGNOSIS

Dengan terapi dosis obat optimal, 1 di antara 5


kasus onikomikosis ternyata tidak memberi respon
baik.
(Sumber: Unandar BM. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, 2011)

23
PEMBAHASAN

24
1. Pasien adalah seorang mahasiswi, intensitas mencuci baju dengan tangan setiap hari
setelah mandi kurang lebih 2 kali sehari menggunakan detergen sangat sering. Hal ini
berhubungan dengan kelembaban yang cukup tinggi, yangmerupakan faktor predisposisi
terjadinya onikomikosis

2. Pemeriksaan fisik didapatkan kuku jari tangan kiri tampak perubahan warna
kekuningan yang berkumpul di pinggir dan didasar kuku, bentuk kuku yang tidak normal,
terjadi penonjolan dan terlepas dari dasar jenis kuku tersebut jenis Distal and Lateral
Subungual Onychomycosis (DLSO)

25
3. Pemeriksaan penunjang didapatkan didapatkan adanya hifa dan spora yang
bergerombol pada kerusakan kuku yang diakibatkan oleh dermatofita, jika disebebkan
karena candida ditemukan morfologi mikroskopis sesuai dengan ciri Trichophyton
rubrum, maupun candida sp.

4. Intrakonazol oral dan merupakan terapi lini pertama, dengan terapi denyut (Pulse
Treatment) dengan dosis Itrakonazol 200 mg/hari selama 1 minggu dengan
istirahat 3 minggu/siklus. Kuku tangan: 2-3 siklus

26
DAFTAR PUSTAKA
1.  Schieke SM, GargA. Superficial fungal infection. In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest
BA, Paller AS, Leffell DJ, editors. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine (8th ed). New
York: Mc Graw Hill Inc, 2012;p.2292-7
2.  Antonella Tosti, MD; Onychomycosis; The Journal of Onychomycosis, 2018; Medscape journal
3.  Unandar Budimulja dkk. Onikomikosis dalam Dermatomikosis Superfisialis. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI; 2001.h.46-54
4.  Klaus Wolff, Richard Allen Johnson, Dick Suurmond. Fitzpatrick’s The Color Atlas and Synopsis
of Clinical Dermatology, 2007, Fifth Edition. The McGraw-Hill Companies.
5.  Unandar Budimulja. Mikosis dalam Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI; 2011.h.103-16
6.  Ameen et al. British Association of Dermatologists’ guidelines for the management of
onychomycosis 2014. British Journal of Dermatology (2014) 171, pp937–958
7.  Emmy Sjamsoe D, Sri Linuwih M, I Made Wisnu, Penyakit Kulit yang Umum di Indonesia,
Jakarta : PT Medical Multimedia Indonesia; 2005
8.  Bramono K. Onikomikosis. Dalam: Bramono K, Suyoso S, Indriatni W, Ramali LM, Widaty S,
Ervianti E, editor. Dermatomikosis Superfisialis Pedoman untuk Dokter dan Mahasiswa
Kedokteran. Edisi 2. Jakarta: Badan Penerbit FKUI;2013.P.86-99

27
T E R I M A K A S I H

28

Anda mungkin juga menyukai