Anda di halaman 1dari 51

INFEKSI BAKTERI

1. PIODERMA

Bentuk Pioderma :

Eritem, vesikel, disertai krusta Eritem, bula dan bula hipopion Eritem, bula dan bula hipopion
IMPETIGO KRUSTOSA IMPETIGO BULOSA IMPETIGO NEONATORUM
1. Definisi Impetigo  Pioderma superfisialis (terbatas pada
epidermis)
2. Etiologi  Sterptococcus B hemolyticus  Staphylococcus aureus
3. Anamnesis  Tidak disertai gejala umum, hanya terdapat  Keluhan utama : lepuh, sering bersama –  Keluhan utama : lepuh, demam
pada anak sama miliaria  Lokasi : menyeluruh
 Keluhan utama : gatal, kemerahan  Lokasi : ketiak, dada, punggung
 Lokasi : pada muka, biasanya di sekitar
lubang hidung dan mulut
4. Px Fisik Pemeriksaan untuk mencari UKK yang khas Pemeriksaan untuk mencari UKK yang Varian impetigo bulosa pada neonatus.
dengan memfokuskan pada daerah khas dengan memfokuskan pada daerah Kelainan kulit serupa impetigo bulosa
predileksi predileksi hanya lokasi menyeluruh
: eritem dan vesikel yang cepat memecah UKK : eritem, bula, dan bula hipopion.
sehingga jika penderita datang berobat yang Terkadang waktu penderita datang berobat,
terlihat adalah krusta tebal berwarna kuning vesikel/bula telah memecah sehingga yang
seperti madu. Jika dilepaskan tampak seperti tampak hanya koleret dan dasar
erosi. eritematosa.

5. Diagnosis Ektima (terletak pada lokasi yang sering Matofitosis (tidak terdapat lepuh) Sifilis kongenital (terdapat snuffle nose,
Banding terkena trauma) saddle nose dan pseudo paralisis Parrot)
6. Px Penunjang Kultur dan tes resistensi Kultur dan tes resistensi Kultur dan tes resistensi
7. Diagnosis Pasti Impetigo Krustosa Impetigo Bulosa Impetigo Neonatorum
8. Terapi dan Jika krusta sedikit, dilepaskan dan diberi Jika terdapat hanya beberapa vesikel/bula, Antibiotik harus diberikan secara
Edukasi salap antibiotik. Kalau banyak diberi pula dipecahkan lalu diberi salap antibiotik atau sistemik.
antibiotik sistemik cairan antiseptik. Kalau banyak diberi pula Topikal dapat diberikan bedal salisil 2%
I. Topikal : antibiotik sistemik Edukasi :
- eritromisin 1% atau mupirosin 2% I. Topikal :  perbaiki higiene
(3x sehari) - eritromisin 1% atau mupirosin 2%  perbaiki daya tahan tubuh
II. Sistemik : (3x sehari)
- Kloksasiklin 3x250 mg per hari II. Sistemik :
sebelum makan - Kloksasiklin 3x250 mg per hari
- Sefadroksil dari generasi I dosis sebelum makan
untuk orang dewasa 2x500 mg atau Sefadroksil dari generasi I
2x1000 mg dosis untuk orang dewasa 2x500 mg
- Eritromisin 4x500 mg sehari per os atau 2x1000 mg
(bila alergi penisilin dan Eritromisin 4x500 mg
sefalosporin) sehari per os (bila alergi penisilin dan
Edukasi : sefalosporin)
 perbaiki higiene Faktor predisposisi dicari, jika karena
 perbaiki daya tahan tubuh banyak keringat, ventilasi diperbaiki.
Edukasi :
• perbaiki higiene
• perbaiki daya tahan tubuh
Krusta tebal berwarna kuning Papul atau pustul yang Eritema berbatas tegas, tepi Nodus eritematosa berbentuk
Terdapat ulkus pada dasarnya eritematosa dan di meninggi dengan tanda-tanda kerucut, ditengahnya
tengahnya terdapat rambut, radang akut terdapat pustul
biasanya multipel
2. EKTIMA 3. FOLIKULITIS 4. ERISEPLAS 5. FURUNKEL/KARBU
SUPERFISIALIS NKEL
1. Definisi  Ulkus superfisial dengan  Radang folikel rambut  Penyakit infeksi akut, biasanya  Radang folikel rambut dan
krusta di atasnya disebabkan disebabkan oleh Streptococcus, sekitarnya. Jika lebih dari
infeksi oleh Streptococcus gejala utamanya adalah eritema satu maka disebut
berwarna merah cerah dan berbatas furunkulosis. Karbunkel
tegas disertai gejala konstitusi ialah kumpulan dari
furunkel
2. Etiologi  Streptococcus B hemolyticus   Streptococcus B hemolyticus 
3. Anamnesis  Gejala klinis: krusta tebal  Keluhan utama : terdapat  Gejala utama : eritem berwarna  Keluhan utama : nyeri
berwarna kuning benjolan / luka merah cerah dan berbatas tegas  Lokasi : tempat yang
 Keluhan utama : terdapat lesi /  Lokasi : tungkai bawah disertai gejala konstitusi banyak friksi (aksila dan
luka  Keluhan utama : demam, bokong)
 Lokasi : biasanya di tungkai malese, memiliki riwayat Karbunkel merupakan
bawah, yaitu tempat yang trauma pada lokasi kumpulan furunkel
sering mendapat trauma  Lokasi : tungkai bawah
4. Px Fisik Pemeriksaan untuk mencari Pemeriksaan untuk mencari Pemeriksaan untuk mencari UKK Pemeriksaan untuk mencari
UKK yang khas dengan UKK yang khas dengan yang khas dengan memfokuskan UKK yang khas dengan
memfokuskan pada daerah memfokuskan pada daerah pada daerah predileksi memfokuskan pada daerah
predileksi predileksi UKK : eritema yang berwarna predileksi
UKK : papul atau pustul merah cerah, berbatas tegas, dan UKK : nodus eritematosa
yang eritematosa dan di pinggirnya meninggi dengan tanda berbentuk kerucut, di
tengahnya terdapat rambut, radang akut. Dapat disertai edema, tengahnya terdapat pustul.
biasanya multipel vesikel, dan bula. Kemudian melunak menjadi
abses berisi pus dan jaringan
nekrotik, lalu pecah
membentuk fistel

5. Diagnosis Impetigo krustosa (terjadi pada Tinea barbe (lokasi di Selulitis (terdapat infiltrat di
Banding anak, lokasi di muka dan mandibula/submandibula, subkutan)
dasarnya erosi) unilateral, dg sediaan KOH
positif)
6. Px Penunjang KOH (negatif)
7. Diagnosis Pasti Ektima Folikulitis Superfisialis Eriseplas Furunkel / Karbunkel
8. Terapi dan Jika terdapat sedikit, krusta Antibiotik sistemik/topikal. Istirahat, tungkai bawah dan kaki Jika sedikit cukup dengan
Edukasi diangkat lalu diolesi dengan Cari faktor predisposisinya. yang di serang ditinggikan (elevasi), antibiotik topikal. Jika
salap antibiotik. Kalau banyak I. Topikal : tingginya sedikit lebih tinggi banyak digabung dengan
juga diobati dengan antibiotik - eritromisin 1% atau daripada letak jantung. antibiotik sistemik. Kalau
sistemik. mupirosin 2% (3x berulang-ulang mendapat
I. Topikal : sehari) Pengobatan sistemik adalah furunkulosis atau karbunkel,
- eritromisin 1% atau II. Sistemik : antibiotik, topikal diberikan kompres cari faktor predisposisi,
mupirosin 2% (3x sehari) - Kloksasiklin 3x250 mg
terbuka dengan larutan antiseptik. misalnya diabetes melitus.
II. Sistemik : per hari sebelum
Jika terdapat edema diberikan I. Topikal :
- Kloksasiklin 3x250 mg per makan diuretika. - eritromisin 1% atau
hari sebelum makan - Sefadroksil dari I. Topikal : mupirosin 2% (3x
- Sefadroksil dari generasi I generasi I dosis untuk tungkai elevasikan, kompres sehari)
dosis untuk orang dewasa orang dewasa 2x500 dengan larutan antiseptik II. Sistemik :
2x500 mg atau 2x1000 mg mg atau 2x1000 mg II. Sistemik : - Kloksasiklin 3x250 mg
- Eritromisin 4x500 mg sehari - Eritromisin 4x500 mg - Kloksasiklin 3x250 mg per hari per hari sebelum makan
per os (bila alergi penisilin sehari per os (bila sebelum makan - Sefadroksil dari generasi
dan sefalosporin) alergi penisilin dan - Sefadroksil dari generasi I dosis I dosis untuk orang
sefalosporin) untuk orang dewasa 2x500 mg dewasa 2x500 mg atau
atau 2x1000 mg 2x1000 mg
- Eritromisin 4x500 mg sehari per - Eritromisin 4x500 mg
os (bila alergi penisilin dan sehari per os (bila alergi
sefalosporin) penisilin dan
sefalosporin)
INFEKSI JAMUR

MIKOSIS

Penyakit yang disebabkan oleh jamur.

Klasifikasi:

A. Mikosis Profunda
B. Mikosis Superfisialis
I. Dermatofitosis (Tinea Kapitis, Tinea Barbe, Tinea Kruris, Tinea Pedis et Manum, Tinea Unguium, Tinea Korporis)
 Penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk, misalnya stratum korneum pada epidermis, rambut dan kuku, yang
disebabkan golongan jamur dermatofita
II. Non-Dermatofitosis (Pitiriasis versikolor, piedra hitam, piedra putih, tinea nigra palmaris, otomikosis, keratomikosis)
1. Tinea pedis /manum 1. Subungual 1. Gray patch ringworm
interdigitalis proksimal

2. Black dot ringworm

2. Subungual distal
2. Tinea pedis/ manum
hiperkeratosis (moccasin
foot)
3. Kerion

3. Leukonikia
mikotika

3. Tinea pedis / manum lesi bulat atau lonjong,


sub akut. berbatas tegas terdiri atas
eritema, skuama, kadang-
kadang dengan vesikel
dan papul di tepi
Tinea Pedis Tinea Manum Tinea Unguium Tinea Korporis Tinea Kapitis
1. Anamnesis Mengeluh terdapat kelainan Mengeluh gatal dan Terdapat keluhan Terdapat keluhan kelainan Keluhan : kelainan pada kulit dan
kulit pada kaki, terutama terdapat kelainan kulit kelainan pada kuku kulit di bagian kulit tubuh rambut kepala ditandai dengan lesi
disela jari dan telapak kaki, pada satu atau dua yang tidak berambut bersisik, kemerahan,alopesia,
hidup pada populasi tertentu tangan, kontak langsung (glabrous skin) gambaran klinis yg lebih berat
yang menggunakan sepatu maupun tidak langsung yaitu kerion.
tertutup dan kaos kaki, dengan manusia,
misalnya pada olahragawan binatang, atau tanah,
dan anggota tentara/polisi. sering banyak
keringat,terdapat
inflamasi sebelumnya,
misalnya dermatitis
kontak.
2. Px. Fisik Dilakukan pemeriksaan fisik Dilakukan pemeriksaan Dilakukan pemeriksaan Dilakukan pemeriksaan Dilakukan pemeriksaan fisik untuk
untuk menemukan kelainan fisik untuk menemukan fisik pada pada kuku fisik untuk menemukan menemukan kelainan kulit diarea
kulit pada kaki terutama kelainan kulit pada untuk menemukan kelainan kulit : kulit dan rambut kepala
pada sela jari kaki dan tangan, biasanya kelainan, terdapat 3 Kelainan yang dapat dilihat Terdapat 3 bentuk klinis tinea
telapak kaki, terdapat 3 unilateral, lesi pada bentuk: merupakan lesi bulat kapitis :
macam bentuk klinis : dorsum manus 1. Sub ungual atau lonjong, berbatas 1.Gray patch ringworm
1. Tinea pedis menyerupai gambaran proksimal tegas terdiri atas eritema,  Sering ditemukan pada
interdigitalis tinea korporis. Terdapat 2 Mulai dari pangkal kuku skuama, kadang-kadang anak-anak. Penyakit mulai
Terjadi pada antara jari IV bentuk lesi pada palmar, bagian proksimal. Khas dengan vesikel dan papul dengan papul warna merah
dan V. Didapatkan kulit yaitu: bagian distal kuku di tepi. Daerah yang kecil di sekitar
berwarna putih, fisura 1.Dishidrosis/eksematoi biasanya masih utuh, tengahnya biasanya lebih rambut, melebar dan
dilingkari sisik halus dan d bagian proksimalnya tenang. Kadang-kadang membentuk bercak yang
tipis . Oleh karena daerah Bentuk akut berupa rusak. terlihat erosi atau krusta menjadi pucat dan bersisik.
ini lembab bisa ditemukan vesikel pada tangan sisi 2. Sub ungual distal akibat garukan. Gatal. Warna rambut abu-
adanya maserasi. Kelainan lateral dan palmar jari- Mulai dari bawah kuku Lesi-lesi umumnya abu dan tidak mengkilat
ini dapat meluas pada sela jari atau telapak tangan bagian distal atau merupakan bercak- lagi, serta mudah patah dan
jari yang lain dan ke bawah disertai gatal dan rasa distolateral, menjalar ke bercak terpisah satu terlepas dari akarnya
jari (subdigital). terbakar. Dapat proksimal. Di bawah dengan yang lain. sehingga menimbulkan
2. Tinea pedis mengalami fase remisi kuku terbentuk sisa kuku Kelainan kulit dapat pula allopesia setempat.
hiperkeratosis (moccasin dan eksaserbasi. yang rapuh menyerupai terlihat sebagai lesi-lesi Tempat-tempat tersebut
foot) 2.Hiperkeratotik kapur. dengan pinggir yang terlihat sebagai gray patch
Pada seluruh kaki, dari Berlangsung kronik, tak 3. Leukonikia trikofita. polisiklik, karena 2.Black dot ringworm
telapak kaki, tepi sampai pernah sembuh spontan. Berupa warna putih pada beberapa lesi kulit  Biasanya terdapat pada
punggung kaki. Ditemukan Bentuk sub akut kronik, permukaan kuku yang menjadi satu. orang dewasa dan lebih
adanya penebalan akibat vesikel yang dapat dikerok. T. Bentuk dengan tanda sering pada wanita.
(hiperkeratosis) kulit, berdeskuamasi, unguium merupakan radang yang lebih nyata,  Rambut yang terkena
bersisik (skuama). gambaran makula eritem dermatofitosis yang lebih sering dilihat pada infeksi patah, tepat pada
Ditemukan eritema ringan. ditutupi skuama tebal paling sulit diobati. anak-anak daripada muara folikel, dan yang
3. Tinea pedis sub akut. berwarna putih. Bila orang dewasa karena tertinggal adalah ujung
Dijumpai vesikel, kronik dapat mengenai umumnya mereka rambut yang penuh spora.
vesikopustul, bula mula dari seluruh telapak tangan mendapat infeksi baru Ujung rambut ini memberi
sela jari, meluas ke telapak dan terjadi fisura. pertama kali. gambaran khas, yaitu black
kaki atau punggung kaki. Tinea korporis yang dot.
Vesikel berisi cairan yang disebabkan oleh  Rambut disekitar lesi yang
kental bila pecah Trichophyton sudah tidak bercahaya lagi
meninggalkan skuama yang concentricum disebut kemungkinan sudah
melingkar disebut koleret. tinea imbrikata. Bentuk terkena infeksi penyebab
papul berwarna coklat utama.
membesar perlahan.
Stratum korneum bagian 3.Kerion
tengah terlepas dari  Reaksi peradangan yang
dasarnya dan melebar. berat pada Tinea kapitis,
Tinea korporis disertai berupa pembengkakan
kelainan pada rambut yang menyerupai sarang
adalah tinea favosa atau lebah dengan sebukan sel
favus. Tercium bau tikus radang yang padat di
(mousy odor). Berbentuk sekitarnya, terkadang
cawan khas kemudian ditutupi sisik tebal.
menjadi jaringan parut.  Rambut di daerah ini
putus-putus dan mudah
dicabut.
 Kelainan ini dapat
menimbulkan jaringan
parut dan berakibat
alopesia yang menetap.
Jaringan parut yang
menonjol kadang-kadang
dapat terlihat
3. Diagnosis Dermatitis kontak, Dermatitis kontak, Kandidosis kuku Dermatitis seboroik, Bercak-bercak seboroika
Banding hiperhidrosis, hiperhidrosis, psoriasis, ptiriasis rosea Impetigo
akrodermatitis kontinua, akrodermatitis kontinua, Karbunkel
morbus Andrews, Psoriasismorbus Andrews,
Psoriasis
4. Px.  Pemeriksaan sediaan Pemeriksaan mikologik Pemeriksaan mikologik  Pemeriksaan mikologik  Pemeriksaan lampu Wood
Penunjang langsung dengan KOH 10- dengan KOH berupa dengan bahan diambil dengan KOH berupa tampak fluoresensi hijau
20% dan biakan kerokan kulit dari permukaan kuku kerokan kulit kekuning-kuningan pada
 Terkadang pada tinea pedis, yang sakit dan dipotong  Pemeriksaan rambut yang sakit melalui
pemeriksaan kerokan kulit sedalam-dalamnya histopatologik batas “Gray patch”
dan kultur sering tidak sehingga mengenai  Pemeriksaan mikologik dengan
ditemukan jamur. seluruh tebal kuku, cara area dibersihkan dengan
 Pada tinea pedis yang bahan dibawah kuku spiritus 70% lalu rambut
disertai peradangan, hifa diambil pula dengan dicabut pada bagian kulit yang
sulit ditemukan pada sebelumnya dibersihkan mengalami kelainan, kulit
pemeriksaan mikroskopik. dulu areanya dengan dikerok untuk mengumpulkan
spiritus 70% sisik kulit
5. Diagnosis Tinea Pedis Tinea Manum Tinea Unguium Tinea Korporis Tinea Kapitis
Pasti
6. Terapi dan 1.Umum 1. Topikal Itrakonazol 200 mg per  Griseofulvin dengan Pengobatan yang paling efektif
Edukasi Hilangkan faktor Krim imidazol hari selama 3-4 bulan, dosis 0,5-1 g untuk adalah pengobatan oral, walaupun
predisposisi Krim ketokonazol atau 400 mg per hari orang dewasa, anak- saat ini cukup banyak obat topikal
a.Kaus kaki harus menyerap Krim terbenafine selama seminggu tiap anak 0,25-0,5 g sehari dari derivat imidazol yang
keringat dan diganti setiap bulan untuk 3-4 bulan, atau 10-25 mg per kg mempunyai efek fungistatik.
Sertakonazol
hari baik untuk penyebab BB a.Griseofulvin
2. Oral
b.Kaki harus bersih dan dermatofita maupun  Ketokonazol 200 mg i.Dalam bentuk ultramicrosize :
 Griseofulvin
kering kandida. per hari selama 10 hari dosis tunggal 10-15 mg/kgBB
c.Hindari memakai sepatu  Itrakonazol Griseofulvin tidak lagi ii.Dalam bentuk microsize : 15-
– 2 minggu
tertutup, sepatu sempit,  Ketokonazol merupakan obat 25 mg/kgBB
sepatu olah raga dan sepatu  Terbenafin pilihan untuk tinea iii.Diberikan bersamaan dengan
plastik, terutama yang unguium karena makanan yang mengandung
digunakan sepanjang hari memerlukan waktu lemak
d.Kaki dan sela-sela jari lama, sehingga iv.Lama pengobatan tergantung
dijaga selalu kering, kemungkinan terjadi keadaan klinis dan mikologik,
terutama setelah mandi efek samping lebih minimal 6-8 minggu sampai 3-4
dapat diberikan bedak besar, serta kurang bulan
dengan atau tanpa anti efektif. v.Aman dan dapat ditoleransi
jamur Obat alternatif untuk dengan baik untuk anak
2.Khusus tinea unguium adalah b.Ketokonazol
a.Bila masih basah/infeksi terbinafin 250 mg/hari. i.Efektif pada tinea kapitis oleh
sekunder  Pengikiran kuku yang karena Trichophyton dan kurang
i.Kompres dengan sol rusak disertai efektif bila disebabkan oleh
sodium chloride 0,9% pemberian obat karena M. Canis.
ii.Kaps. Erithromisin 4 dd topikal, misalnya ii.Dosis yang diberikan : 3,3 –
250-500 mg krim /solusio golongan 6,6 mg/kgBB selama 3-6 minggu
Anak-anak: 3-4 dd 12,5 – imidazol dan cat kuku iii.Ketokonazol bersifat
37,5 mg/kgBB/dosis siklopiroksolamin hepatotoksik
Diberikan 5-7 hari dapat merupakan c.Flukonazol
b.Obat topikal (bila lesi alternatif bagi pasien i.Pemberian tidak bergantung
tidak luas) yang tidak dapat dari makanan, relative aman dan
i.Krim mikonazole nitrat menggunakan obat ditoleransi dengan baik
2% pagi-sore sistemik. Tetapi cara d.Terbinafin
ii.Salep Whitfield (salep ini membutuhkan i.Dosis : 62,5 – 250 mg/kgBB
AAV I) berisi asidum waktu lama dan selama 6 minggu atau 3-6
salisilicum 3% dan asidum efektivitasnya rendah. mg/kgBB/hari selama 4 minggu
benzoikum 6%, pagi-sore ii.Efek samping dapat berupa
iii.Salep 2-4 (asidum gangguan gastrointestinal,
salisilicum 2%-sulfur pusing, urtikaria, reaksi morbili,
presipitatum 4%), pagi- hilangnya rasa pengecap,
sore pansitopenia
c.Obat oral: e.Topikal
Tablet Griseofulvin (125 Dapat diberikan sampo
mg/tablet) ketokonazol 2% atau selenium
i.Dosis anak 10 sulfide 2,5 % yang diaplikasikan
mg/kgBB/hari 3x/minggu dan didiamkan pada
ii.Dosis dewasa 500 kulit kepala sedikitnya 5 menit
mg/hari
iii.Diberikan sekali
sesudah makan siang atau
2 k ali sehari sesudah
makan
Tablet Ketokonazol (200
mg/tablet)
i.Dosis anak 3,3 – 6,6
mg/kgBB/hari
ii.Dosis dewasa 200
mg/hari
iii.Diberikan sekali
sesudah makan pagi
d.Obat tambahan
Tab. CTM 2-4 dd ½ - 1
tablet (anak: 4 dd 0,09
mg/kgBB/dosis)
Kandidosis pseudomembran

Kandidosis intertriginosa Perleche


Pitiriasis Versikolor Kandidosis
1. Anamnesis Keluhan : timbul bercak berskuama halus berwarna putih (orang Terdapat keluhan sesuai dengan tempat atau area yang terinfeksi jamur
kulit berwarna gelap) atau berwarna merah sampai coklat dan terasa Candida albicans, jika pada vulva maka akan timbul keluhan gatal pada
gatal bila berkeringat. Terutama meliputi badan dan kadang-kadang vulva, panas, nyeri sesudah miksi dan dispaneuria, edema pada labia
dapat menyerang ketiak, lipay paha, lengan, tungkai atas, leher, minora, dan ulkus-ulkus dangkal pada labia minora dan introitus vagina
muka dan kulit kepala yg berambut (keadaan berat), hiperemia pada labia minora, introitus vagina dan
vagina terutama 1/3 bagian bawah (keadaan ringan)
 bisa dipicu oleh faktor kehamilan, kegemukan, penyakit kronik
sebelumnya seperti TB, SLE,
 orang tua dan bayi lebih sering terkena
 dipengaruhi kebersihan diri
 punya kebiasaan berendam kaki dalam air yang terlalu lama
menimbulkan
2. Px. Fisik Dilakukan pemeriksaan fisik untuk menemukan kelainan kulit, Dilakukan pemeriksaan fisik untuk menemuka kelainan kulit sesuai
terlihat bercak berwarna putih (orang kulit berwarna gelap) atau dengan predileksinya
berwarna merah sampai coklat 1. Kandidosis selaput lendir
Terdapat 2 macam ruam kulit :
a. Makular a. Thrush
Soliter atau saling bertemu (koalesen) dan tertutup skuama Terjadi pada bayi
b. Papuler/gutata Pseudomembran berwarna coklat kelabu yang menutupi lidah, palatum
Bulat kecil-kecil perifolikuler, sekitar folikel rambut dan tertutup
mole, pipi bagian dalam dan permukaan rongga mulut yang lain. Jika
skuama
pseudomembran terlepas maka akan tampak dasar yang basah dan
merah
Lesi dapat terpisah-pisah dan tampak seperti kepala susu pada rongga
mulut
b. Perleche
Lesi fisura pada sudut mulut
Maserasi, erosi, basah dan dasar eritematosa
c. Vulvovaginitis
Biasanya pada penderita DM dan wanita hamil karena penimbunan
glikogen dalam epitel vagina
Khas: bercak putih kekuningan
Fluor albus berwarna kekuningan. Fluor albus merupakan gumpalan
sebagai kepala susu berwarna putih kekuningan yang berasal dari massa
yang terlepas dari dinding vulva dan vagina (bahan-bahan nekrotik, sel-
sel epitel dan jamur)
d. Kandidosis mukokutan kronik
Terjadi karena kekurangan fungsi leukosit atau sistem hormonal
Gejala klinis mirip pada penderita dengan defek poliendokrin
2. Kandidosis kutan
a. Kandidosis intertriginosa
Di lipatan ketiak, lipatan paha, intergluteal, lipat payudara, antara jari
tangan dan kaki, glans penis dan umbilikus
Bercak berbatas tegas, bersisik, basah dan eritematosa
Dikelilingi oleh satelit berupa vesikel-vesikel dan pustul-pustul kecil
atau bula yang bila pecah akan meninggalkan daerah erosif dengan
pinggir kasar dan berkembang seperti lesi primer
b. Kandidosis perianal
Maserasi
Terdapat pruritus ani
c. Kandidosis kutis generalisata
Glaborous skin, biasanya pada lipat payudara, intergluteal, dan
umbilikus
Sering disertai dengan glositis, stomatitis dan paronikia
Ekzematoid, vesikel-vesikel dan pustul-pustul
Biasanya terjadi pada bayi yang ibunya menderita kandidosis vagina
atau gangguan imunologik
3. Kandidosis sistemik (endokarditis dan meningitis)
4. Reaksi Id (Kandidid)
a. Reaksi yang terjadi karena metabolit kandida
b. Vesikel-vesikel bergerombol pada sela jari tangan atau
bagian badan
c. Uji kulit dengan kandidin menunjukkan hasil positif
3. Diagnosis Dermatitis seboroika  Diagnosis banding kandidosis kutis lokalisata :
Banding Eritrasma o Eritrasma
Sifilis II o dermatofitosis (tinea)
Pitiriasis alba o dermatitis itertriginosa
 Diagnosis banding kandidosis kuku : tinea unguium
 Diagnosis banding vulvovaginitis : trikomonas vaginitis, gonore aku,
leukoplakia, liken planus
4. Px. Penunjang 1. Pemeriksaan mikroskop langsung 1. Langsung
a. Preparat basah dengan KOH 10-20% / Taschdjian dari
kerokan kulit akan tampak beberapa hifa yang pendek, Kerokan kulit/usapan mukokutan ditambah dengan larutan KOH 10%
lurus, dan bengkok dan gerombolan spora “budding yeast” atau pewarnaan gram akan terlihat sel ragi, blastospora, dan hifa semu
yang bentuknya bulat 2. Pemeriksaan biakan
b. Dengan larutan Taschdjian (9 bagian KOH 10-20% + 1
Bahan ditanamkan di agar Dekstrosa Glukosa Saboroud ditambahkan
bagian tinta Parker Superchrome atau blueblack), hifa dan
dengan antibiotik (kloramfenikol). Kemudian disimpan pada suhu kamar
spora berwarna biru
c. Pemeriksaan KOH/Taschdjian negatif berarti bukan atau lemari suhu 37oC selama 24-28 jam akan terlihat yeast like
Pytiriasis versikolor coloni. Kemudian dibiakkan dalam corn meal agar.
2. Lampu Wood: fluoresen positif berwarna kuning keemasan
5. Diagnosis Pasti Pitiriasis Versikolor Kandidosis
6. Terapi dan 1. Obat topical 1.Menghilangi/menghindari faktor predisposisi
Edukasi a. Krim mikonazole nitrat 2%, pagi sore untuk lesi di muka dan 2.Topikal:
lesi badan yang tidak luas a.Larutan ungu gentian ½ - 1% untuk selaput lendir, 1-2% untuk kulit
b. Solusio natrium thiosulfat 25%, pagi sore dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari
c. Salep Whitfield (= salep AAV I), pagi sore, berisi asidum
b.Nistatin: krim/salap/emulsi
salisilikum 3% dan asidum benzoiukum 6%
c.Amfoterisin B
d. Salep 2-4, pagi sore, berisi asidum salisilikum 2% dan sulfur
d.Azole
presipitatum 4%
e. Lama pengobatan sampai beberapa minggu (3-4 minggu) atau i.Mikonazole 2% (krim/bedak)
sampai 2 minggu sesudah pemeriksaan KOH negatif, untuk ii.Kotrimazol 1% (bedak/larutan/krim)
mencegah kekambuhan iii.Tiokonazol, bufanazol, isokonazol
f. Bila lesi luas sebaiknya obat dioleskan seluruh badan iv.Siklopiroksolamin 1% (larutan/krim)
2. Obat oral v.Antimikotinik lain yang berspektrum luas
Tablet Ketokonazol (200 mg/tablet) 3.Sistemik:
a. Dosis anak 3,3 – 6,6 mg/kgBB/hari a.Tablet nistatin, untuk menghilangkan infeksi fokal saluran cerna
b. Dosis dewasa 200 mg/hari (obat tidak diserap usus)
c. Diberikan sekali sesudah makan pagi b.Amfoterisin B intravena untuk kandidosis sistemik
d. Lama: 10 hari
c.Kandidosis vaginalis
e. Indikasi pada P. versikolor yang:
i. Resisten pada pengobatan topikal i.Kotrimazol 500 mg per vaginam dosis tunggal
ii. Sering kambuh-kambuh ii.Sistemik:
iii. Mengenai bagian badan yang luas 1.Ketokonazol 2 x 200 mg selama 5 hari, atau
f. Dapat diberikan bersama dengan obat topikal 2.Itrakonazol 2 x 200 mg dosis tunggal, atau
3. Nasihat pencegahan kambuh 3.Flukonazol 150 mg dosis tunggal
Pakaian dalam dan luar, handuk harus sering diganti dan dicuci d.Itrakonazol (untuk kandidosis vulvovaginitis) untuk dewasa 2 x 100
serta direndam air panas selama waktu pengobatan mg sehari (selama 3 hari).
INFEKSI PARASIT

1. Pedikulosis

Infeksi kulit / rambut pada manusia oleh Pediculs (parasite obligat yang harus menghisap darah manusia untuk bertahan hidup)

Klasifikasi :

Pediculus humanus var. capitis  pedikulosis kapitis

Pediculus humanus var. corporis  pedikulosis korporis

Phthirus Pubis  pedikulosis pubis

2. Skabies

Penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabei var. hominis dan produknya.

3. Creeping disease

Kelainan kulit yang merupakan peradangan berbentuk linear atau berkelok-kelok, menimbul dan progresif, disebabkan oleh invasi larva cacing
tambang yang berasal dari anjing dan kucing.
Pedikulosis Kapitis Pedikulosis Pubis
1. Anamnesis Keluhan: gatal terutama di daerah oksiput dan temporal, dapat Keluhan: gatal didaerah pubis dan sekitarnya, gatal ini dapat meluas
meluas ke seluruh kepala sampai ke daerah abdomen dan dada
Keluarga dan teman ada yang menderita keluhan serupa Riwayat hubungan seksual (istri/PSK/dll) karena termasuk dalam
penyakit akibat hubungan seksual
2. Px. Fisik Pemeriksaan daerah sekitar kepala untuk menemukan kutu atau Pemeriksaan didaerah pubis dan sekitarnya, termasuk daerah abdomen
telur berwarna abu2 dan berkilat (terutama daerah oksiput dan dan dada, disitu dapat dijumpai bercak-bercak yang berwarna abu-
temporal), karena garukan maka dapat terjadi erosi, ekskoriasi, abu/kebiruan yang disebut makula serulae
dan infeksi sekunder (pus, krusta), bila infeksi sekunder berat,
rambut akan bergumpal disebabkan oleh banyaknya pus dan
krusta dan dapat disertai pembesaran KGB regional
3. Diagnosis - Tinea kapitis - Dermatitis seboroika
Banding - Pioderma (impetigo krustosa) - Dermatomikosis
- dermatitis seboroika
4. Px. Penunjang
5. Diagnosis Pasti Pedikulosis kapitis Pedikulosis pubis
6. Terapi dan - Pengobatan topikal dengan malathion o,5% atau 1 % dalam - Krim gameksan 1% atau emulsi benzil benzoat 25% yang dioleskan
Edukasi bentuk losio/spray dan didiamkan selama 24 jam, diulangi 4 hari kemudian jika belum
- Krim gama benzen heksaklorida (yang terdapat diIndonesia) sembuh
Cara : setelah dioleskan lalu didiamkan 12 jam, lalu dicuci dan - Rambut kelamin dicukur
disisir dengan serit agar semua kutu dan telur terlepas. Jika - Pakaian dalam diseterika
masih terdapat telur, ulangi seminggu kemudian dengan cara - mitra seksual (istri) harus diperiksa dan diobati pula
yang sama.
-Edukasi : Higiene diri ditingkatkan
Kelainan kulit : papul, vesikel, urtika. Dengan garukan Ukk : lesi berbentuk linear atau berkelok-kelok, berwarna kemerahan
dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder
Skabies/Gudik/Budukan Cutaneus Larva Migrans/Creeping Eruption
1. Anamnesis Timbul gatal pada malam hari, tinggal ditempat yang hidup Keluhan : timbul rasa gatal dan panas, rasa gatal biasanya menghebat pada
secara berkelompok seperti di kos-kosan, pesantren, asrama malam hari, biasanya terjadi pada orang yang sering berjalan tanpa alas
(bisa menular melalui kontak langsung seperti berjabat tangan, kaki atau yang sering berhubungan dengan tanah atau pasir seperti petani
tidur bersama, hubungan seksual maupun kontak tak langsung, atau tentara, anak-anak
misal pakaian, handuk, sprei, bantal yang digunakan bersama),
banyak memelihara binatang peliharaan misalnya anjing
2. Px. Fisik  Dilakukan pemeriksaan fisik untuk melihat adanya Dapat dilakukan pemeriksaan untuk menemukan bentuk yang khas yakni
terowongan (kunikulus) pada tempat predileksi yang lesi berbentuk linear atau berkelok-kelok, menimbul dengan diameter 2-3
berwarna putih atau keabuabuan, berbentuk garis lurus atau mm, berwarna kemerahan
berkelok, rata2 panjang 1 cm, pada ujung terowongan itu tempat predileksi : tungkai, plantar tangan, anus, bokong dan paha
ditemukan papul atau vesikel (tempat predileksi : sela jari
tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar,
lipat ketiak bagian depan, areola mammae (wanita),
umbilikus, bokong, genitalia eksterna (pria), perut bagian
bawah, pada bayi dapat ditelapak kaki dan tangan)
 Pemeriksaan fisik juga dilakukan untuk menemukan
tungau

Catatan : Ada 4 tanda kardinal


1). Pruritus nokturna  gatal pada malam hari
2). Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok
3). Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat predileksi
yang berwarna putih atau keabuabuan, berbentuk garis lurus
atau berkelok, rata2 panjang 1 cm, pada ujung terowongan itu
ditemukan papul atau vesikel
4). Menemukan tungau
Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda
kardinal diatas.
3. Diagnosis Prurigo Skabies
Banding Pedikulosis corporis Dermatofitosis (bila bentuk polisiklik)
Dermatitis
4. Px. Penunjang Pembantu diagnosis : cara menemukan tungau :
1. Cari mula-mula terowongan, kemudian ujung yang
terlihat papul/vesikel dicongkel dengan jarum dan
diletakkan diatas kaca obyek, ditutup denga kaca
penutup, dilihat dengan mikroskop cahaya
2. Dengan cara menyikat dengan sikat lalu ditampung
diatas selembar kertas putih, dilihat dengan kaca
pembesar
3. Dengan membuat biopsi irisan
4. Dengan biopsi eksisional dan diperiksa dengan
pewarnaan H.E
5. Diagnosis Pasti Skabies Cutaneus larva migrans / Creeping Eruption
6. Terapi dan - Cara pengobatan ialah seluruh anggota keluarga harus diobati Diberikan tiabendazol dengan dosis 50 mg/kgbb/hari sehari 2 kali,
Edukasi - jenis obat topikal : belerang endap dengan kadar 4-20% dalam diberikan bertuturt-turut selama 2 hari, dosis maksimum 3 gram sehari, jika
bentuk salap atau krim, emulsi benzil-benzoas (20-25%) setiap belum sembuh dapat diulangi setelah beberapa hari. Mungkin akan timbul
malam selama 3 hari, gama benzena heksa klorida (gamexan 1 efek samping mual, pusing, muntah
% dalam krim atau losio) -> tidak dianjurkan anak dibawah 6 Dapat diterapi dengan cryotherapy (menggunakan CO2 snow (dry ice))
tahun dan wanita hamil dengan penekanan selama 45” sampai 1’
Penggunaan N2 liquid
Cara beku dengan menyemprotkan kloretil sepanjang lesi
INFEKSI VIRUS
UKK : Papul eritematosa, vesikelbisa jadi krusta, pustul, dari
sentral ke tepijadi biasanya kena bagian tengah tubuh dulu
sepertit dada, badan baru kena ektremitas.
Vesikel sperti tear drops

Varicella/Cacar Air Herpes Zooster


1. Definisi Penyakit infeksi akut primer oleh virus varisela-zoster yang Penyakit infeksi oleh virus varisela-zoster yang menyerang kulit dan
menyerang kulit dan mukosa, klinis terdapat gejala konstitusi, mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah
kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi dibagian sentral tubuh infeksi sekunder
2. Anamnesis Pada anmanesis perhatikan apakah terdapat gejala : Tanyakan dulu pernah kena varisella/cacar air atau tidak.
Pada anak-anak, biasanya masa prodromal (demam tidak terlalu Sebelum timbul gejala kulit, biasanya muncul gejala prodromal dulu spt:
tinggi,nyeri kepala, malaise,nyeri sendi) kemudian timbul kelainan -demam
kulit berupa papul eritematosa yang dalam waktu beberapa jam -pusing
berubah menjadi vesikel -malaise
-nyeri tulang
-pegal-pegal
-gatal
Setelah itu muncul:
-eritemavesikel berkelompok dengan dasar yg eritematosa dan
edematosa
-vesikel awalnya jernih keruhjadi pustukrusta
3. Px. Fisik Dilakukan pemeriksaan fisik untuk menemukan kelainan kulit seperti Dilakukan pemeriksaan fisik keseluruhan (sesuai dermatom) lihat
papul eritematosa, vesikel (tear drops), pustul, krusta, dapat terlihat apakah ada ukk khas dr herpes zoster
secara polimorfi
Penyebaran lesi terutama didaerah badan dan kemudian menyebar -eritema  vesikel berkelompok dengan dasar yg eritematosa dan
secara sentrifugal ke muka dan ekstremitas, serta dapat menyerang edematosa
selaput lendir mata, mulut, dan saluran nafas bagian atas -vesikel awalnya jernih keruhjadi pustul krusta
-predileksi penyakit ini unilateral, bersifat dermatomal sesuai tempat
persyarafan. Berdasarkan lokasi yg terkena herpes zoster dibagi:
 HZ oftalmika=dahi + sekitar mata
 HZ servikasli=pundah, lengan
 HZ thorakalis=dada, perut
 HZ lumbalis=bokong, paha
 HZ sakralis=genitalia, anus
 HZ otikum=telinga

Pembagian berdasarkan bentuk klinis:


HZ abortivum=dgn ukk vesikel+eritem dlm waktu singkat
HZ hemoragik=vesikelnya berisi darah
HZ generalisata=timbul ukk unilateral dan ditambah kelainan kulit yg
menyebar secara generalisata vesikel soliter + umbilikasi
Syndroma Ramsay-Hunt=kena n.fasialis dan n.optikus muncul gejala
paralisis otot muka/bell’s paly ada tinitus, vertigo, ggn pendengaran,
nistagmus, nausea, kelainan kulit sesuai dermatom
4. Diagnosis Variola Herpes Simpleks
Banding
5. Px. Penunjang Tes Tzanck dengan cara membuat sediaan apus diwarnai giemsa akan Tes Tzanck dgn cara membuat sediaan apus diwarnai giemsa akan
didapatkan “sel datia berinti banyak” didapatkan “sel datia berinti banyak”
6. Diagnosis Pasti Varicella Herpez Zooster
7. Terapi dan  simtomatik beri analgetik dan antipiretik, bsa beri sedativa Simptomatik analgetik, kalau ada infeksi sekunder ditambahkan
Edukasi kalau gatal sekali antibiotik
Dewasa :
-antiviral : asiklovir 5x800 mg (sehari, selama 7 hari)
 lokal  bedak yg dicampur dgn zat anti gatal (mentol) -antiinflamasi
-analgetik
Anak-anak:
 jika muncul infeksi sekunder diberikan antibiotik salep + oral. -remisi spontan
-asiklovir 20 mg/kgBB
Kodiloma Akuminata Moluskum Kontagiosum
1. Definisi Vegetasi oleh human papilloma virus tipe tertentu, bertangkai, dan Penyakit disebabkan oleh virus poks, klinisberupa papul-
permukaannya berjonjot. papul, pada permukaannya terdapat lekukan, berisi massa
yang mengandung badan moluskum kontagiosum
2. Anamnesis Timbul keluhan kelainan kulit pada bagian genital dapat disertai baunya tidak Timbul Kelainan kulit di bagian genital atau ekstragenital,
enak, tanyakan pekerjaan dan status perkawinan) tanyakan pekerjaan dan status perkawinannya jika pada
orang dewasa
3. Px. Fisik Pemerksaan genital, dilihat apakah ada ukk khas kondiloma akuminata Dilakukan pemeriksaan fisik dengan melihat adakah ukk
inspeksi area genital bisa menggunakan kolposkopi khas dari penyakit ini didaerah seperti: muka, badan,
Predileksi pada pria : perineum dan sekitar anus, sulkus koronarius, glans ekstremitas, pubis, genitalia eksterna
penis, muara uretra eksterna, korpus dan pangkal penis
Predileksi pada wanita : didaerah vulva san sekitarnya, introitus vagina,
kadang-kadang pada porsio uteri
Kelainan kulit berupa vegetasi yang bertangkai dan berwarna kemerahan kalau
masih baru, jika telah lama agak kehitaman, permukaannya berjonjot
(papilomatosa), jika timbul infeksi sekunder warna kemerahan akan berubah
menjadi keabu-abuan dan berbau tidak enak
4. Diagnosis Banding 1.Veruka vulgaris 2. Kondiloma lata
3.Karsinoma sel skuamosa 4. Moluskum kontagiosum
5. Px. Penunjang  Asam asetat 3-5% yg dioleskan ke kulit disekitar lesi bila menjadi pucat Histopatologi  d daerah epidermis ditemukan badan
seperti sariawan +, (+ dengan bantuan lensa pembesar) moluskum yg mengandung partikel virus
 Untuk infeksi laten tdk tampak secara klinis deteksi dgn teknik
biomolekular utk melihat DNA HPV
 Pap smear
 Histo PA
 Serologi
6. Diagnosis Pasti Kondiloma Akuminata Moluskum kontagiosum
7. Terapi dan Terapi:  Pengobatan dengan mengeluarkan massa didalam
Edukasi Ditinjau dari segi pelaku pengobatan digolongkan : papulnya, dapat dipakai alat ekstraktor komedo, jarum
 Pengobatan oleh penderita sendiri (podofilotoksin dan imiquimod) suntik, kuret, cara lain dapat digunakan
 Pengobatan oleh dokter (podofilin, TCA, 5-Fluorourasil, elektrokauter elektrokauterisasi, bedah beku
dan kuretase, laser dan injeksi interferon)  bisa terapi pasangan seksualnya karena bisa menular
Edukasi:
 *Menjaga kelembapan daerah genital dan kebersihan
 *Bisa terjadi kekambuhan
 *Melakukan sex yg sehat dan beritahu bahwa kondom tak bisa melindungi
infeksi HPV
 *Bisa menular ke janin/ pasangan seksual
 *Bisa menjadi keganasan
Veruka Vulgaris
1. Definisi Hiperplasi epidermis disebabkan human papilloma virus nama lain: kutil, dan common wart
2. Anamnesis Keluhan muncul kelainan kulit atau kutil
3. Px. Fisik Dilakukan pemeriksaan fisikuntuk menemukan kelainan kulit pada tempat-tempat predileksi terutama di ekstremitas bagian ekstensor, dan
juga bagian tubuh lainnya
Kelainan kulit berupa kutil berbentuk bulat berwarna abu-abu, besarnya lentikuler, jika berkonfluensi berbentuk plakat, dengan goresan dapat
timbul autoinokulasi sepanjang goresan (fenomena kobner)
4. Diagnosis
Banding
5. Px. Penunjang histopatologibiopsi kulit
6. Diagnosis Pasti Veruka Vulgaris
7. Terapi dan Macam terapi topikal:
Edukasi -bahan kaustik larutan Ag NO3 25%, asam triklorosetat 50%
-bedah beku
-bedah skapel
-bedah listrik
-bedah laser
ULKUS GENITAL
1. Stadium I (sifilis primer)

Papula erosif ulkus durum atau Hunterian charcre

2. Stadium II (Sifilis Sekunder)


Sifilis Herpes Simpleks Genital Ulkus Mole
1. Definisi Penyakit infeksi yang disebabkan oleh Penyakit yang menyerang wanita atau pria Penyakit infeksi pada alat kelamin yang akut,
Treponema pallidum; sangat kronik dan yang terkena virus herpes simples tipe II setempat, disebabkan oleh Streptobacillus
bersifat sistemik. Pada perjalannya dapat biasanya terjadi pada dekade II atau III, ducrey (Haemophillus ducrey) dengan gejala
menyerang hampir semua alat tubuh, dapat berhubungan dengan peningkatan aktivitas khas berupa ulkus nekrotik yang nyeri pada
menyerupai banyak penyakit, mempunyai seksual. tempat inokulasi, dan sering disertai
masa laten dan dapat ditularkan dari ibu ke pernanahan kelenjar getah bening regional.
janin
2. Anamnesis Timbul kelainan kulit pada genital, tidak ada asimptomatik Keluhan muncul kelainan kulit, nyeri, gejala
rasa nyeri, jika sudah terjadi sekitar 6-8 -keluhan muncul luka (di genital dgn ukk sistemik jarang timbul, hanya demam sedikit
minggu setelah tanda awal muncul (masuk khas) atau malaise ringan
stadium II) muncul gejala prodomal, seperti -beberapa minggu setelah terinfeksi baru
sakit di daerah otot atau sendi,suhu badan muncul gejala seperti: nyeri dan disuria,
subfebris, sukar menelan, malaise, anoreksia vaginal/urethral discharge, malasie, demam,
dan sefalgia. limfadenopati, nyeri rektum
Tanyakan pekerjaan dan riwayat hubungan Untuk rekurens tanyakan dulu sudah
seksual pernah, kapan,d an jangan lupa tanyakan
faktor pencetus seperti trauma, coitus
berlebihan, imun turun, kelelahan, alkohol,
stress
Tanyakan pekerjaan dan riwayat hubungan
seksual
3. Px. Fisik 1. Stadium I (sifilis primer) Dilakukan pemeriksaan menemukan Dilakukan pemeriksaan fisik untuk
Manifestasi klinis /Afek primer berupa Papula kelainan fisik yaitu berupa vesikel multipel menemukan kelainan kulit : lesi multipel,
erosif ulkus durum atau Hunterian charcre, diatas kulit yang sembab dan eritematosa, jarang soliter, biasanya di daerah genital,
sifat yang khas : berisi cairan jernih dan kemudian menjadi mula-mula kelainan kulit kulit berupa papul,
Gambaran klinis ulkus durum seropurulen, berukuran sama, timbulnya kemudian menjadi vesiko-pustul pada tempat
 Berbentuk bulat lama, dan nyeri, inokulasi, cepat pecah menjadi ulkus.
 Lonjong Ulkus : kecil, lunak pada perabaan, tidak
 Tepi teratur tegas terdapat indurasi, berbentuk cawan, pinggir
tidak rata, sering bergaung, dan dikelilingi
 Dinding tidak menggaung
halo yang eritematosa, ulkus sering tertutup
 Permukaan bersih
jaringan nekrotik, dasar ulkus berupajaringan
 Dasar jaringan granulasi berwarna merah granulasi yang mudah berdarah, dan pada
daging perabaan terasa nyeri.
 Perabaan ada indurasi
 Tidak nyeri bila di tekan (indolen)
 Pada penularan lewat transfusi darah dan
sifilis kongental,afek primer tidak pernah
terjadi,ini disebut Syphyllis d'emblle.
2. Stadium II (Sifilis Sekunder)
Kelainan kulit.
 Makula merah terang (roseolasifilitika)
distribusi di seluruh tubuh tanpa rasa gatal.
 Papula dengan berbagai bentuk dan variasi,
misalnya:
o Papula dengan susunan arsiner, sirsiner,
polisiklik.
o Papula diskret pada telapak kaki dan
tangan.
o Papula korimbiformis.
o Kondilomata lata
o Papula dengan folikulitis
 Papulaskokumosa seperti psoriasis
(psoriasis sifilitika), papulokrustosa seperti
frambusia (frambusia sifilitika).
 Pustula, biasanya bersifat yang buruk (lues
maligna).
 Kelainan pada selaput lendir
o Berupa mucous path, berbentuk bulat,
kemerahan dan dapat menjadi ulkus.
o Terdapat pada mukosa bibir, pipi, laring,
tonsil, dan mukosa genitalia.
 Kelainan pada kelenjar
o Berupa pembesaran kelenjar dengan sifat
S I dan mengenai seluruh KGB
 Kelainan pada organ-organ lain
4. Diagnosis Banding Herpes simpleks genitalis Ulkus durum Herpes genitalis
Ulkus piogenik (akibat trauma misalnya Ulkus mole Sifilis stadium I
garukan dapat terjadi infeksi piogenik)
Skabies di genitalia eksterna
Ulkus mole
5. Px. Penunjang o pemeriksaan sediaan langsung mikroskopis  TES TZANKdiwarnai dengan  Pemeriksaan sediaan apus
lapangan gelap utk cari Treponema pengecatan giemsa atau wright akan  Biakan kuman
pallidum telrihat SEL RAKSASA BERINTI  Teknik imunofluoresens
o tes serologis sifilis (T.S.S)=STS BANYAK  Biopsi
o sinar rotgen  kelinan pd tulang pd sifilis  Histopatologi
lanjut  isolasi virus
o histopatologi  PCR
 EIA
 Peningkatan titer antibodi anti-HSV
pada serum pd episode pertama infeksi
6. Diagnosis Pasti Sifilis Herpes Simpleks Genital Ulkus Mole
7. Terapi dan Edukasi Terapi : Terapi Pengobatan
1.Sifilis dini (sifilis stadium I-II dan sifilis  Untuk Lesi Inisial atau Episode  Sistemik
laten dini tidak lebih dari 2 tahun). Pertama o Sulfonamida dosis pertama 2-4
– Penisilin G Benzatin 2,4 juta unit satu kali Pengobatan dibagi 3 bagian: gram dilanjutkan dengan 1 gram
suntika intra muskuler (i.m),atau - Pengobatan profilaksis, berupa edukasi, tiap 4 jam
– Penisilin G Prokain dalam aqua 600.000 psikoterapi dan proteksi individual. o Streptomisin disuntikkan tiap hari
Ui.m.selama 10 hari. - nonspesifik, yaitu pengobatan yang 1 gram selama 7-14 hari
– Pemberian 10hari pada sifilis primer bersifat simtomatis o Penisilin
seronegatif sedangkan pada seropositif dan - Pengobatan spesifik antivirus berupa o Tetrasiklin dan oksitetrasiklin
sifilis sekunder diberikan selama 14 ahri. o Kanamisin
asiklovir, valasiklovir dan famasiklovir.
Penderita Sifilis sekunder sebaiknya o Kloramfenikol
Obat antivirus belum dapat mengeradikasi
o Eritromisin
diopname selama 1-2 hari sebab virus namun dapat: mengurangi viral o Kuinolon
kemungkinan terjadi reaksi Jarish- shedding, memperpendek masa sakit,  Lokal
Herxheimer. memperpendek rekurensi. Lesi dini yang kecil dapat sembuh setelah
– Pengobatan Sifilis dini dan yang alergi Pengobatan simtomatis dan antivirus diberi NaCl fisiologik
terhadap penisilin, dapat diberikan: berupa asiklovir 5 x 200 mg/hari /oral
– Tetrasiklin HCL,4x500 mg/hari selama 4 selama 7—10 hari atau 3 x 400 mg. Jika
minggu ada komplikasi berat dapat diberikan
– Eritromisin 4x500 mg oral selama 4 asiklovir intravena 3x5 mg/kgBB/hari
minggu selama 7—10 hari.
– Doksisklin 100 mg 2 kali sehari selama 4 Pemberian terapi topikal hanya sedikit
minggu keuntungan klinis
Edukasi  Lesi Rekurens
o lakukan hubungan sex yg sehat dan aman Jika lesi ringan: simtomatis
o minimal menggunakan kondom, walau tak Jika lesi berat :
banyak membantu Asiklovir 5 X 200 mg/hari per oral selama
o beritahu bahwa kemungkinan pasangan sex 5 hari atau
anda bisa tertular Asiklovir 2 x 400 mg/hari atau
o jika sifilis dini cepat diobati maka 95% Valasiklovir 2 x 500 mg/hari atau
akan sembuh, kelainan kulit sembuh Famsiklovir 2 X 125-250 mg /hari.
kurang lebih dlm 14 hari Edukasi
o bisa terjadi kekambuhan, terutama setelah
o bisa menular ke pasangan seks
setahun setelah terapi
o berhubungan seks yg sehat dan
aman
o jangan melakukan kontak oral
genital pada keadaan simana ada
gejala/ditemukan herpes oral
o tidak melakukan hubungan
seksual saat timbulnya gejala
o kondom cuma melindungi 10%
hati-hati untuk wanita hamil, karena bisa
menularkan ke janin

DERMATITIS EKSIM

Dermatitis : Peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen,
menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal.
Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis.
DA diFosa Poplitea Fase
Dermatitis Kontak Iritan Akut : Anak : Makula Eritem,
eritema, vesikel atau bulla, ,berbatas tegas, Papula, Ekskoriasi,
edema, nekrosis, asimetris. Likenifikasi. Dermatitis Numularis
Dermatitis Kontak Alergika
karena Sarung tangan karet

Dermatitis Kontak Iritan Lambat (Delayed DA di Fosa Antekubiti Fase


ICD) Anak
gambaran kliniknya mirip dengan Makula Eritem, Papula,
dermatitis kontak iritan akut. Skuama.

Dermatitis Kontak Alergika


karena antihistamin topikal
pada wajah

Dermatitis Atopik Di Wajah


Fase Infan: Lesi Simetris,
Makula Eritem, Papula,
Dermatitis Kontak Iritan kronis (DKI
Kumulatif) Krusta.
kulit kering, eritema, skuama, dan lambat
laun menjadi hiperkertosis, terbentuk fisura
jika kontak terus berlangsung.

Dermatitis Atopik Bentuk


Berat : Makula Papula Eritem,
Krusta, Ekskoriasi, Skuama
Dermatitis Kontak Iritan Dermatitis Kontak Alergika Dermatitis Atopik Dermatitis Numularis
1. Definisi Dermatitis kontak : dermatitis yang disebabkan Dermatitis kontak : dermatitis Dermatitis Atopik : keadaan Dermatitis Numularis :
oleh bahan/substansi yang menempel pada yang disebabkan oleh peradangan kulit kronis dan Dermatitis berbentuk mata
kulit. bahan/substansi yang residif, disertai gatal, yang uang (coin) atau agak
Dermatitis Kontak Iritan : merupakan reaksi menempel pada kulit. umumnya terjadi selama masa lonjong, berbatas tegas
peradangan kulit non-imunologik, jadi Dermatitis Kontak Alergika bayi dan anak-anak, sering dengan efloresensi berupa
kerusakan kulit terjadi langsung tanpa : terjadi pada seseorang yang berhubungan dengan papulovesikel, biasanya
didahului proses sensitasi. telah mengalami sensitisasi peningkatan kadar IgE dalam mudah pecah sehingga
terhadap suatu allergen. serum dan riwayat atopi pada basah.
keluarga atau penderita (D.A.,
rhinitis alergik, asma bronkial)
2. Anamnesis Mengeluh timbul kelainan kulit setelah kontak Keluhan : penderita merasa Keluhan : timbul peradangan Keluhan gatal yang hebat
dengan bahan iritan (misalnya bahan pelarut, gatal kulit dosertai rasa gatal, tanyakan pada malam hari dan
deterjen, minyak pelumas, asam, alkali, dan riwayat atopi keluarga. disertai rasa panas,
serbuk kayu), tanyakan jenis bahan iritan, Gejala Utama : Pruritus,dapat mengenai daerah
waktu kontak, lamanya kontak, kontak hilang timbul sepanjang hari, ekstremitas, badan
berulang-ulang atau tidak (untuk menetukan tetapi umumnya lebih hebat pada
tipe dermatitis kontak iritan malam hari penderita
akut/lambat/kronis), tanyakan riwayat atopi menggaruk  timbul kelainan di
1. DKI Akut  penyebab : luka bakar akibat kulit (papul, likenifikasi, eritema,
bahan kimia, iritan kuat (asam kuat dan erosi, ekskoriasi, eksudasi,
basa kuat), gejalanya rasa terbakar, rasa krusta)
tersengat
2. DKI Lambat penyebab : bahan iritan
misalnya pedofilin, antralin, tretinoin, etilen
oksida, benzalkonium klorida, asam
hidrofluorat , gejala obyektif tidak muncul
hingga 8-24 jam atau lebih setelah pajanan,
misalnya dermatitis yang disebabkan oleh
bulu serangga yang terbang pada malam
hari, baru merasa keesokan harinya
misalnya gejala obyektif tidak muncul
hingga 8-24 jam atau lebih setelah pajanan
3. DKI Kronis  penyebab : disebabkan oleh
iritan lemah (seperti air, sabun, deterjen,
dll) dengan pajanan berulang ulang,
biasanya lebih sering terkena pada tangan.
Muncul setelah beberpa hari, minggu, bulan
3. Px. Fisik Dilakukan pemeriksaan fisik untuk melihat Dilakukan pemeriksaan fisik Gambaran Klinis : Kulit Dilakukan pemeriksaan
kelainan kulit berdasarkan tipenya : untuk menemukan kelainan penderita D.A. umumnya kering, fisik di tempat predileksi
1. Dermatitis Kontak Iritan Akut : kulit seperti: pucat/redup, kadar lipid di untuk menemukan kelainan
kulit terasa panas 1. Bintik-bintik atau papul epidermis berkurang, dan kulit:
 eritema 2. Eritema kehilangan air lewat epidermis  Lesi akut berupa vesikel
 vesikel atau bulla 3. Gatal dan bengkak meningkat. Jari tangan teraba dan papulovesikel (0,3-
 Luas kelainan sebatas daerah yang 4. Bulla pada kasus berat dingin. Penderita D.A. 1,0 cm )kemudian
terkena 5. Batas tegas cenderung tipe astenik, dengan membesar dengan cara
 Berbatas tegas 6. Bulla atau vesikel yang inteligensia di atas rata-rata, berkonfluensi atau
 Edema pecah bisa terbentuk erosi sering merasa cemas, egois, meluas kesamping
 Nekrosis dan eksudasi (basah). frustasi, agresif, atau merasa memebentuk satu lesi
 Berbatas tegas dan asimetris. tertekan. karaktersitik seperti
2. Dermatitis Kontak Iritan Lambat Dilakukan pemriksaan fisik coin, eritematosa, sedikit
(Delayed ICD) untuk menemukan kriteria mayor edematosa,berbatas
Gambaran kliniknya mirip dengan dermatitis dan kriteria minor penderita tegas
kontak iritan akut. Kriteria Mayor :  Jika vesikel pecah
 Pruritus terjadi eksudasi ,
3. Dermatitis Kontak Iritan kronis (DKI
 Dermatitis di muka atau mengering menjadi
Kumulatif)
ekstensor pada bayi dan krusta kekuningan
Kulit kering, eritema, skuama, dan lambat  Jumlah lesi dapat hanya
laut akan menjadi hiperkertosis dan dapat anak.
 Dermatitis di fleksura pada satu, dapat pula banyak
terbentuk fisura jika kontak terus dan tersebar, bilateral
berlangsung dewasa.
atau simetris dengan
 Dermatitis kronis dan residif.
ukuran bervariasi dari
 Riwayat atopi pada penderita
miliar sampai numular ,
atau keluarga bhkan plakat
Kriteria Minor : TEMPAT PREDILEKSI :
• Xerosis tungkai bawah, badan,
• Infeksi kulit (S.aureus dan lengan termasuk punggung
virus herpes simplex) tangan
• Dermatitis non spesifik pada
tangan atau kaki
• Kertaosis pilaaris
• Pitiriasis Alba
• Dermatitis di papilla mamae
• White demographisme dan
delayed blanch respon
• Keilitis
• Konungtivitis Berulang
• Muka Pucat atau eritem
• Gatal atau berkeringat
• Kadar Ig E di serum
meningkat
• Awitan Dini
Diagnosis DA harus
memenuhi 3 kriteria mayor
dan 3 kriteria minor
Pada Bayi Kriteria mayor dan
minor di modifikasi:
Tiga Kriteria Mayor :
• Riwayat Atopi keluarga
• Dermatitis di muka atau
ekstensor
• Pruritus
Tiga Kriteria Minor :
• Xerosis/iktiosis/hiperliniaris
Palmaris.
• Aksentuasi perifolikularis
• Fisura belakang telinga
• Skuama di scalp kronis.
4. Diagnosis Dermatitis kontak alergika • Dermatitis atopik  Dermatitis seboroik 1. Dermatitis kontak
Banding • Dermatitis kontak iritan  Dermatitis numularis 2. Dermatitis atopik
• Dermatitis seboroik  Skabies 3. Neurodermatitis
• Psoriasis  Psoriasis sirkumskripta
4. Dermatomikosis
5. Px. Penunjang DKI akut lebih mudah diketahui karena Uji Tempel yang dilakukan  Gambaran Histopatologi
munculnya lebih cepat sehingga penderita pada di punggung dengan : Pada lesi ditemukan
umunya masih ingat apa yang menjadi menggunakan alergen atau spongiosis , vesikel
penyebabnya, tetapi DKI kronis timbulnya bahan yang menyebabkan intrepidermal, sebukan
lambat serta mempunyai varian klinis yang alergi. sel radang limfosit
luas, sehingga adakalanya sulit dibedakan makrofag di sekitar
dengan DKA, untuk itu perlu dilakukan uji pembuluh darah. Lesi
tempel dengan bahan yang dicurigai kronis ditemukan
akantosis teratur,
hipergranulosis dan
hiperkeratosis. Dermis
bagian atas fibrosis
6. Diagnosis Pasti Dermatitis Kontak Iritan Dermatitis Kontak Alergika Dermatitis atopik Dermatitis numularis
7. Terapi dan  Non-Farmakologis : Menghindari pajanan Farmakologi : Farmakologis : a. Kulit kering diberikan
Edukasi bahan iritan, baik yang bersifat mekanik, - Kortikosteroid : Prednison TOPIKAL plembab/ emolien
fisi maupun kimiawi dengan menggunakan 30 mg/ hr  Hidarasi kulit krim b. Antiinflamasi topikal :
alat pelindung diri sebagai upaya - Antihistamin untuk hidrofilik urea 10% sebagai preparat ter,
pencegahan. meringankan gatal pelembab untuk mencegah glukokortikoid,
 Farmakologis : Kortikosteroid topical Non farmakologi : kulit kering dan retak. primekrolimus
untuk mengurangi peradangan yaitu - Pengidentifikasian dan  Kortikosteroid topical c. Jika lesi eksudatif ,
hidrokortison salep. pengeliminasian faktor-faktor hidrokortison salep 1%- sebaiknya dikompres
pencetus 2,5%. dengan larutan
- Daerah yang terkenan  Preparat Ter  likuor permanganas kalikus 1 :
dibersihkan secara teratur karbonis detergen 5-10% 10.000
dengan air sabun yang sebagai anti pruritus. d. Jika ditemukan Infeksi
lembut. Lepuhan tidak boleh SISTEMIK bilateral, diberikan
pecah, perban kering dapat  Kortikosteroid antibiotik sistemik
mencegah terjadinya infeksi  Antihistamin dengan dosis 10 e. Pruritus diobati dengan
mg-75 mg secara oral malam antihistamin golongan
hari pada dewasa. HI : hidroksisilin HCL
 Antiinfeksi jika curiga ada
infeksi S.aureus (Eritromisin,
klaritomisin) curiga
terinfeksi virus herpes
asiklovir per oral 400 mg 3x1
selama 10 hari.
Edukasi
 Jangan digaruk,
 Menjaga kebersihan untuk
mencegah infeksi local.
LESI ERITRO-SQUAMOSA

Ukk : lesi berbentuk oval, bersisik halus,


Ukk : plakat berbatas tegas dengan dasar Ukk: eritema dan skuama yang berminyak
berwarna kemerahan, lesi herald patch
eritem yang permukaannya terdiri dari dan agak kekuningan, batasnya agak
dengan tepi meninggi
skuama keperakan yg berlapis-lapis kurang tegas
Psoriasis Dermatitis Seboroik Pitiriasis Rosea
1. Definisi Penyakit yang penyebabnya autoimun, Segolongan kelainan kulit yang didasari oleh Penyakit Kulit yang belum diketahui
bersifat kronik dan residif, ditandai dengan faktor konstitusi dan bertempat predileksi di penyebabnya, dimulai dengan sebuah lesi
adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas tempat-tempat seboroik. inisial berbentuk eritema dan skuama halus.
dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis Kemudian disusul oleh lesi-lesi yang lebih
dan transparan,disertai fenomena tetesan kecil di badan, lengan dan paha atas yang
lilin, Auspitz, dan Kobner. tersusun sesuai dengan lipatan kulit,dan
biasanya menyembuh dalam waktu 3-8 mingu.
2. Anamnesis Keluhan : gatal ringan, timbul bercak-bercak Timbul kemerahan dan sisik yang berminyak Keluhan : gatal (ringan-sedang), timbul bercak
kemerahan yang meninggi (plak) dengan dan agak kekuningan berwarna kemerahan
sisik diatasnya
3. Px. Fisik Pada pemeriksaan fisik ditemukan 4 tanda Pada pemeriksaan fisik ditemukan kelainan Dilakukan pemeriksaan fisik untuk menemukan
utama: kulit pada tempat predileksi yaitu di tempat- tanda khas : terdapat bercak bersisik halus,
 Terdapat lesi berbatas tegas tempat seboroik berbentuk oval dan berwarna kemerahan, lesi
 Permukaan terdiri dari skuama Beberapa bentuk dermatitis seboroik herald patch / mother plaque / medalion,
keperakan yg berlapis-lapis • Pitiriasis sika (ketombe, makulae bulat lonjong, tepi meninggi, lekat
 Kulit dibawah skuama eritema homogen dandruff)dermatitis seboroik yang ringa, pada tepi, sumbu panjang sejajar pelipatan kulit
dan mengkilat hanya mengenai kulit kepala berupa skuama- dipunggung (gambaran pohon cemara).
 Terdapat tanda Auspitz (tanda spesifik skuama halus dan kasar
untuk psoriasis, skuama dikerok dengan • Pitiriasis steatoides (bentuk berminyak)
object glass hingga skuama habis secara bentuk berminyak yang dapat disertai eritema
perlahan maka akan tampak bintik-bintik dan krusta-krusta yang tebal
perdarahan sebagai akibat • Rambut cenderung rontok di bagian verteks
papilomatosis) dan frontal
Selain tanda Auspitz terdapat fenomena: • Bentuk dermatitis seboroik yang berat :
 Fenomena tetesan Lilin (fenomena bercak berskuama dan berminyak disertai
spesifik, skuama digores dengan eksudasi dan krusta tebal meluas pada dahi,
object glassgambaran akan glabela, telinga, posaurikuler, leher,
tampak seperti lilin yang digores supraorbita, blefaritis, lipatan nasolabial,
 Fenomena Köbner (fenomena ini sternal, interskapular, lipatan di bawah mama
tidak spesifik karena bisa dijumpai pada wanita, umbilikus, dan daerah
pada bbrp penyakit kulit lain, bila anogenital.
kulit sehat pada orang psoriasis • Pada bayi : cradle cap (skuama kekuningan
digaruk maka dalam 3 minggu dengan debris pada kulit kapala)
akan timbul lesi psoriasis baru)
Dengan tempat predileksi :
Siku, lutut, lumbosakral, kulit kepala sampai
tepi batas berambut.
Ukuran lesi bervariasi dari yang lentikuler,
numular, plakat, bisa konfluen.
4. Diagnosis Dermatitis Seboroik Psoriasis Psoriasis
Banding Dermatofitosis Dermatitis Seboroik
5. Px. Penunjang Pemriksaan histopatologi
 Epidermis menebal parakeratosis dan
akantosis
 Dermis tipis elongasi papila dermis
 Mikroabses Munro : sekumpulan lekosit
pmn yang meluas dari ujung papila
dermis ke epidermis
 Infiltrat sel-sel radang pada papila
dermis
6. Diagnosis Pasti Psoriasis Dermatitis Seboroik Pitiriasis Rosea
7. Terapi dan Pengobatan Sistemik  Pengobatan sistemik : kortikosteroid Penanganan pityriasis rosea adalah untuk
Edukasi Kortikosteroid (dosis prednison 20-30 mg sehari) mengurangi rasa gatal dapat menggunakan
- ~ Prednison 30 gram  Pengobatan topikal : krim hidrokortison 0,5-2,5%. Pemberian
- Mengendalikan psoriasis Ter : likuor karbonas detergens 2-5% atau antihistamin oral untuk mengurangi rasa gatal.
- Penghentian mendadakKekambuhan krim pragmatar
Pengobatan Topikal: Preparat Tar, Resorsin: 1-3%
Kortikosteroid, Ditranol (antralin), Sulfur praesipitatum : 4-20% dapat
Penyinaran, Calsipotriol, Tazaroten, digabung dengan asam salisilat 3-6%
Emolien kortikosteroid (krim hidrokortison) 2,5%
krim ketokonazol

(obat-obat tersebut sebaiknya dipakai


dalam krim)

KELAINAN KELENJAR SEBASEA


Akne Vulgaris
1. Definisi Penyakit peradangan menahun folikel pilosebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri.
2. Anamnesis Keluhan timbul kelainan kulit dimuka, bahu, dada bagian atas, punggung bagian atas, dapat disertai rasa gatal
3. Px. Fisik Dapat dilakukan pemeriksaan fisik untuk menemukan kelainan kulit khas berupa erupsi kulit polimorfi, dengan gejala predominan salah
satunya, komedo, papul yang tidak beradang dan pustul, nodus dan kista yang beradang pada tempat-tempat predileksi
- Tempat predileksi : muka, bahu, dada bagian atas, dan punggung bagian atas.
4. Diagnosis Erupsi aneikformis (karena induksi obat), akne venenata, rosasea
Banding
5. Px. Penunjang pemeriksaan ekskohleasi sebum
6. Diagnosis Pasti Akne Vulgaris
7. Terapi dan Pengobatan topikal : sulfur (4-8%), resorsinol (1-5%), antibiotik topikal (oksitetrasiklin 1%), kortikosteroid
Edukasi Pengobatan sitemik : antibakteri sistemik (tetrasiklin, eritromisin)

Anda mungkin juga menyukai