Anda di halaman 1dari 19

Cara Membaca Huruf Fawatihus Suwar

Fawatihus Suwar huruf-huruf khusus yang berada pada awal surat di


dalam Al-Qur’an. Hamdi dalam Auliyahamdi.blogspot.com mengatakan,
“Fawatih Suwari adalah kalimat-kalimat yang dipakai untuk pembukaan
surah, ia merupakan bagian dari ayat Mutasyabihat. Karena ia bersifat
mujmal, mu’awwal, dan musykil”.
Huruf-huruf dalam Fawatihus Suwar dibaca berbeda dengan huruf
lainnya. Ketentuan pembacaan tersebut bisa dilihat pada tabel di bawah ini.

Huruf Cara Baca Keterangan


‫ا‬ Alif diabaca 1 alif/ 2 harokat
Alif Laaaaaamm ‫ل‬ La dibaca 3 alif/ 6 harokat
‫الم‬ Miiiiiim Mim mati bertemu dengan mim
‫ف ََل ْم ِم ْي ْم‬
ْ ‫اَ ِل‬ ‫م‬ dibaca berdengung
Mi dibaca 3 alif/ 6 harokat
‫ا‬ Alif diabaca 1 alif/ 2 harokat
‫ل‬ La dibaca 3 alif/ 6 harokat
Alif Laaaaaamm
‫المر‬ Miiiiiim Roo Mim mati bertemu dengan mim
‫ف ََل ْم ِم ْي ْم َرا‬
ْ ‫اَ ِل‬ ‫م‬ dibaca berdengung
Mi dibaca 3 alif/ 6 harokat
‫ر‬ Ro dibaca 1 alif/ 2harokat
‫ا‬ Alif diabaca 1 alif/ 2 harokat
Alif Laaaaaam ‫ل‬ La dibaca 3 alif/ 6 harokat
‫الر‬ Roo Mim mati bertemu dengan ro dibaca
‫ف ََل ْم َرا‬
ْ ‫ا َ ِل‬ ‫ر‬ jelas
Ro dibaca 1 alif/ 2 harokat
Yaa Siiiiiin ‫ي‬ Ya dibaca 1 alif/ 2 harokat
‫يس‬ ‫يَا ِسي ْْن‬ ‫س‬ Si dibaca 3 alif/ 6 harokat
Thoo Haa ‫ط‬ Tho dibaca 1 alif/ 2 harokat
‫طه‬ َ
‫طاهَا‬ ‫ه‬ Ha dibaca 1 alif/ 2 harokat
‫ط‬ Tho dibaca 1 alif/ 2 harokat
Thoo Siiiiiim ‫س‬ Si dibaca 3 alif/ 6 harokat
‫طسم‬ Miiiiiim Nun mati bertemu dengan Mim
َ
‫طا ِسي ْْن ِم ْي ْم‬ ‫م‬ dibaca idhom bighunnah
Mi dibaca 3 alif/ 6 harokat
Thoo Siiiiiin ‫ط‬ Tho dibaca 1 alif/ 2 harokat
‫طس‬ َ
‫طا ِسي ْْن‬ ‫س‬ Si dibaca 3 alif/ 6 harokat
‫كهيعص‬ Kaaaaaaf Haa Yaa ‫ك‬ Ka dibaca 3 alif/ 6 harokat
Aiiiiiin Shooooood ‫ه‬ Ha dibaca 1 alif/ 2 harokat
َ ‫َاف هَا َيا َعي ْْن‬
ْ‫صاد‬ ْ ‫ك‬ ‫ي‬ Ya dibaca 1 alif/ 2 harokat
‫ع‬ Ai dibaca 3 alif/ 6 harokat
Nun mati bertemu dengan Shod
‫ص‬ dibaca ikhfa'
Sho dibaca 3 alif/ 6 harokat
Haa Miiiiiim ‫ح‬ Kha dibaca 1 alif/ 2 harokat
‫حم‬ ‫َحا ِم ْي ْم‬ ‫م‬ Mi dibaca 3 alif/ 6 harokat
‫ع‬ Ai dibaca 3 alif/ 6 harokat
Nun mati bertemu dengan Sin dibaca
Aiiiiiin Siiiiiin ‫س‬ Ikhfa'
‫عسق‬ Qoooooof Si dibaca 3 alif/ 6 harokat
ْ َ‫َعي ْْن ِسي ْْن ق‬
‫اف‬
Nun mati bertemu dengan Qof
‫ق‬ dibaca ikhfa'
Qo dibaca 3 alif/ 6 harokat

Untuk versi gambarnya bisa dilihat di bawah ini:

Gambar: Tabel Cara Baca Huruf


Fawatihus Suwar

mbukaan dengan do’a (Al Istiftah bid du’a).


j. Pembukaan dengan alasan (al istiftah bit ta’lil).

FAWATIH AL-
NO. NAMA SURAT
SUWAR
Al-Baqarah, Ali Imran, al-Ankabut, al-Rum, Luqman
1. ‫الم‬
dan al-Sajadah
2. ‫المص‬ Al-A’raf
3. ‫الر‬ Yunus, Hud, Yusuf, Ibrahim, al-Hijr
4. ‫المر‬ Al-Ra’d
5. ‫كهيعص‬ Maryam
6. ‫طه‬ Tha ha
7. ‫طس‬ Al-Naml
8. ‫طسم‬ Al-Syu’ara, al-Qashash
9. ‫يس‬ Ya Sin
10. ‫ص‬ Shad
Al-Mu’min, Fushshilat, al-Zukhruf, al-Dukhan, al-
11. ‫حم‬
Jatsiyah, al-Ahqaf
12. ‫حمعسق‬ Al-Syura
13. ‫حق‬ Qaf
13. ‫ن‬ Al-Qalam

‘Ulumul Qur’an
PENGERTIAN FAWATIHUS SUWAR DAN KHATIMUS SUWAR

Pengertian Fawatihus Suwar.

Secara etimilogis, fawatih al Suwar berartipembukaan-pembukaan surat, karena


posisinya berada di awalsurat-surat dalam Al Qur’an. Apabila dimulai dengan huruf-
huruf hijaiyah, huruf tersebut sering dinamakan dengan Ahruf Muqatta’ah (huruf-
huruf yang terpisah) karena posisi dari huruf tersebut yang cenderung menyendiri dan
tidak bergabung membentuk suatu kalimat secara kebahasaan. Dari segi
pembacaannya pun, tidaklah berbeda dari lafazh yang diucapkan pada huruf hijaiyah.
Manna Khalil Al Qhatthan dalam kitabnya Mabahits fi ulumil Qur’an mengidentikan
fawatihus suwardengan huruf-huruf yang terpisah (Al ahruful muqotho’ah). Menurut
Ibnu Abi Al Asba’, seperti dikutip Ahmad bin Musthafa, bahwa pembuka-pembuka
surat itu untuk menyempurnakan dan memperindah bentuk-bentuk penyampaian,
dengan sarana pujian atau melalui huruf-huruf.

Pengertian Khawatimus Suwar

Khawatim merupakan bentuk jamak dari kata khatimah, yang berarti penutup atau
penghabisan. Secara bahasa, khawatim al-suwar berarti penutup surat-surat Al
Qur’an. Menurut istilah khawatim al-suwar adalah ungkapan yang menjadi penutup
dari surat-surat al Qur’an yang memberi isyarat berakhirnya pembicaraan sehingga
merangsang untuk mengetahui hal-hal yang dibicarakan sesudahnya.
MACAM-MACAM FAWATIHUS SUWAR DAN KHAWATIMUS SUWAR

Berikut adalah pemaparan yang diutarakan oleh Al Qasthalani :


a. Pembukaan dengan pujian kepada Allah (al-istiftahbil al tsana). Pujian kepada
Allah ada dua macam, yaitu :

1) Menetapkan sifat-sifat terpuji dengan menggunakan salah satu lafal berikut :

 Memakai lafal hamdalah yakni dibuka dengan‫ الحمدهلل‬, yang terdapat dalam 5
surat yaitu : Q.S. Al Fatihah, Al An’am, Al Kahfi, Saba, dan Fathr.
 Memakai lafal ‫تبارك‬, yang terdapat dalam 2 surat yaitu : Q.S. Al Furqon dan
Al Mulk.

2) Mensucikan Allah dari sifat-sifat negatif (tanzih‘ans sifatin naqshin) dengan


menggunakan lafal tasbih terdapat dalam 7 surat yaitu : Q.S. Al Isra, al A’la, al
Hadid, al Hasyr, as shaff, al jum’ah, dan at Taghabun.

b. Pembukaan dengan huruf-huruf yang terputus-putus (Al AhrufulMuqoto’ah).

c.Pembukaan dengan panggilan (al istiftah bin nida).

d.Pembukaan dengan kalimat (jumlah) khabariyah (al istiftah bi al jumal al


khabariyah).
Jumlah khabariyah dalam pembukaan surat ada dua macam, yaitu :

 Jumlah Ismiyyah
 Jumlah Fi’liyyah

e. Pembukaan dengan sumpah (al istiftah bil qasam).


f. Pembukaan dengan syarat (al istiftah bis syarat).
g. Pembukaan dengan kata kerja perintah (al istiftah bil amr).
h. Pembukaan dengan pertanyaan (al istiftah bil istifham).
i. Pembukaan dengan do’a (Al Istiftah bid du’a).
j. Pembukaan dengan alasan (al istiftah bit ta’lil).

FAWATIH AL-
NO. NAMA SURAT
SUWAR
Al-Baqarah, Ali Imran, al-Ankabut, al-Rum, Luqman
1. ‫الم‬
dan al-Sajadah
2. ‫المص‬ Al-A’raf
3. ‫الر‬ Yunus, Hud, Yusuf, Ibrahim, al-Hijr
4. ‫المر‬ Al-Ra’d
5. ‫كهيعص‬ Maryam
6. ‫طه‬ Tha ha
7. ‫طس‬ Al-Naml
8. ‫طسم‬ Al-Syu’ara, al-Qashash
9. ‫يس‬ Ya Sin
10. ‫ص‬ Shad
Al-Mu’min, Fushshilat, al-Zukhruf, al-Dukhan, al-
11. ‫حم‬
Jatsiyah, al-Ahqaf
12. ‫حمعسق‬ Al-Syura
13. ‫حق‬ Qaf
13. ‫ن‬ Al-Qalam

Macam-macam Khawatimus Suwar


Imam As Suyuthi dalam membahas khawatim al-suwar tidak begitu rinci
sebagaimana menerangkan fawatihus suwar. Ia menerangkan beberapa bentuk term
sebagai penutup dari surat-surat tersebut. Di situ diterangkan bahwa penutup surat
diantaranya berupa : do’a, wasiat, faroidl, tahmid, tahlil, nasihat-nasihat, janji dan
ancaman, dll.

Menurut sementara penelitian terhadap penutup surat-surat al Qur’an sedikitnya


Kahawatimus suwar ada 18 macam yaitu :
a. Penutup dengan mengagungkan Allah (At Ta’dzim) terdapat dalam 17 surat, yaitu :
1). Q.S. Al Maidah, 2). Al Anfal, 3). Al Anbiya, 4). An Nur, 5). Lukman, 6). Fathr,
7). Fushilat. 8). Al Hujurat, 9). Al Hadid, 10). Al Hasyr, 11). Al Jum’ah, 12). Al
Munafiqun, 13). At Thaghabun, 14).At Thalaq, 15). Al Jin, 16). Al Mudatsir, 17). Al
Qiyamah, dan 18). At tin.
b. Penutupan dengan anjuran ibadah dan tasbih, terdapat dalam 6 surat, yaitu : 1).
Q.S. al A’raf, 2). Hud, 3). Al Hijr, 4). At Thur, 5). An Najm, dan 6). Al ‘Alq.
c. Penutupan dengan pujian (at Tahmid). Terdapat dalam 11 surat. Yakni : 1). Q.S. Al
Isra, 2). An Naml, 3). Yasin, 4). As Shaff, 5). As Shafat, 6). AzZumar, 7). Al
Jatsiyah, 8). ArRahman, 9). Al Waqi’ah, 10). Al Haqqah, dan 11). AnNashr.
d. Penutupan dengan do’a, terdapat dalam 2 surat, yaitu : 1) Q.S. Al Mu’minun, 2).
Al Baqoroh.
e. Penutupan dengan wasiat, terdapat dalam 7 surat, yaitu : 1). Ar Rum, 2). Ad
Dukhan, 3). As Shaff, 4). Al A’la, 5). Al Fajr, 6). Ad Duha, 7). Al ‘Ashr.
f. Penutupan dengan perintah dan masalah taqwa, terdapat dalam 3 surat, yaitu : Q.S.
Ali Imron, An Nahl, dan Al Qomar.
g.Penutupan dengan masalah kewarisan, terdapat dalam surat : Q.S. AnNisa.
h. Penutupan dengan janji dan ancaman, di antaranya terdapat dalam surat : Q.S. Al
Mujammil, Al Humazah, dll.
i. Penutupan dengan hiburan bagi Nabi saw, terdapat dalam Q.S. Al Kautsar, Al
Kafirun, dll.
j. Penutupan dengan sifat-sifat Al Qur’an, seperti dalam surat : Q.S. Yusuf, Q.S.
Shad, dan Q.S. Al Qolam.
k.Penutupan dengan bantahan (al jadl), terdapat dalam surat : Q.S. ArRa’d.
l. Penutupan dengan ketauhidan, terdapat dalam surat : Q.S. At Taubah, Q.S. Ibrahim,
Q.S. Al Kahfi, Q.S. Al Qashash, dll.
m.Penutupan dengan kisah, terdapat dalam surat : Q.S. Maryam, at Tahrim, ‘Abasa,
dan Al Fil.
n.Penutupan dengan anjuran jihad, terdapat dalam surat : Q.S. Al Haj.
o. Penutupan dengan perincian maksud, seperti terdapat dalam surat : Q.S. Al
Fatihah, As Syu’ara, At Takwir, dll.
p. Penutupan dengan pertanyaan, seperti dalam surat : Q.S. Al Mulk dan Al
Mursalat.

Kontroversi seputar Al-Ahraf Al-Muqatha’ah

Dalam Al-qur’an terdapat 29 surat yang diawali dengan huruf-huruf muqatha’ah,yaitu


huruf-huruf yang membentuk sebuah kalimat yang tidak bisa diartikan dan
dipahami,namun huruf–huruf ini merupakan rahasia dari rahasia-rahasia yng
terkandung dalam al-qur’an yang hanya Allah yang tahu.

PENDAPAT PARA MUFASSIR

Para mufassir berbeda pendapat tentang pengertian dari huruf-huruf muqatha’ah


dalam al-qur’an al karim seperti dalam tafsir ibnu katsir bahwa para mufassir berbeda
pendapat dalam arti huruf muqatha’ah, huruf muqatha’ah merupakan yang termasuk
rahasia dari ilmu Allah dan hanyalah Allah yang tahu akan hakikat tersebut,begitu
juga pendapat tersebut tertulis dalam kitab aysar tafasir.

Adapun dalam tafsir al mizan disebutkan 11 pendapat para mufassir tentang huruf
muqatha’ah yang dinukilkan dari thabrasi dalam majma’ul bayan, dan berikut poin-
poin penting tentang pendapat para mufassir: ia merupakan mutasyabihaat (yang
tidak diketahu artinya) dan tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah SWT.
Merupakan nama dari surat yang jatuh padanya huruf tersebut.seperti alif lam
mim,maka ia merupakan nama lain dari surat al-baqarah. Ia merupakan nama dari
nama-nama Al-qur’an secara keseluruhan.
ia merupakan nama dari nama-nama Allah. Ia merupakan nama-nama Allah yang
terpotong,dan akan menjadi nama Allah jikalau digabung,seperti alif lam ra’,ha
mim,nun maka akan menjadi Ar-rahman seperti diriwayatkan dari sa’id ibnu jabir.
dalam al-amtsal diriwayatkan hadits dari imam Husain as: “para kaum kafir quraisy
dan yahudi tidak mempercayai Al-qur’an dan meeka berkata ‘ini merupakan sihir’
maka Allah berfirman :”alif lam mim….dst, (dalam surat al-baqarah)dan wahai
Muhammad ini merupakan kitab yang aku turunkan padamu ialah huruf muqatha’ah
yaitu alif, lam, mim.dan merupakan huruf-huruh dari bahsa kalian,maka datangkanlah
yang seperti itu jika kalian banar”
Huruf muqatha’ah yang terdapat diawal surat maryam didalam al-amstal disebutkan
bahwa huruf-huruf muqatha’ah tersebut mengandung arti nama dari nama Allah yaitu
kaf (kafii) berarti maha mencukupi ha’ (hādi) berarti petunjuk ya’ (waliy) ‘ain (alīm)
berarti maha mengetahui dan shad (shadiqul wa’di) berarti maha menepati janji.
Namun sebagian mufassir menafsirkan huruf-huruf ini pada peristiwa yang menimpa
Al-husain as di karbala dengan pengertian ha’ berarti halaka itrah annabiy musibah
agung yang menimpa keluarga nabi SAW, ya’ berarti yazid,pemerintah dhalim yang
berkuasa di zaman al-husain,’ain berarti athasy, kehausan yang menimpa Al-husain
dan keluarganya di karbala, shad berarti shabar, kesabaran yang sangat agung Al-
husain, keluarganya dan sahabatnya demi menegakkan islam yang dibawa rasulullah
SAW. Huruf muqatha’ah ada pada awal surat,dan setelahnya sebagian banyak
menerangkan keagungan Al-qur’an, dan hal ini menunjukkan bahwa huruf tersebut
sebagai bukti dari keagungan al-qur’an sebagai mukjizat sepanjang zaman,dan tak
ada yang mampu menandinginya.

Urgensi Studi Fawatihus Suwar

Al-Qur’an memiliki banyak keistimewaan dari segi makna dan kebahasaan.


Fawatihus suwar merupakan salah satu realitas keistimewaan misterius yang terdapat
di dalam Al Qur’an. Pemaparan tentang Fawatihus suwar khusunya menyangkut al
huruf al muqatta’ah tidak banyak bahkan hampir tidak ada yang berhasil
mengungkap latar belakang ataupun keterangan yang valid yang secara historis bisa
membuktikan hubungan-hubungan fawatihus suwar.

Dari segi makna, memang banyak sekali penafsiran-penafsiran spekulatif terhadap


huruf-huruf itu. Dikatakan spekulatif, karena penafsiran-penafsiran mengenai hal itu
tidak didahului pengungkapan konteks historisnya. Lain halnya dengan fawatihus
suwar dalam bentuk lain misalnya Al Qasam (sumpah), An Nida’ (seruan), Al Amr
(perintah), Al Istifham (pertanyaan) dan lain-lain. Para pengkaji lebih bergairah
menyajikannya, seperti kitab tafsir Bintusy Syathi’. Pesan-pesan moralnya juga lebih
bisa dimaknai secara rasional.

Urgensi telaah terhadap Fawatihus suwar tidak terlepas dari konteks penafsiran Al
Qur’an. Penggalian-penggalian makna yang terlebih dahulu memalui karakter bab ini
akan memberikan nuansa tersendiri, baik yang didasarkan kepada data historis yang
kongkrit ataupun penafsiran yang menduga-duga. Lebih dari itu kita tentu meyakini
eksistensi Al Qur’an kebesarannya, keagungannya, juga rahasia kemu’jizatannya.

Pengertian Fawatihus Suwar


Kata Fawatih al-Suwar berasal dari bahasa Arab, sebuah kalimat yang terdiri dari
susunan dua kata, fawatih dan al-Suwar. Memahami ungkapan ini, sebaiknya kita
urai terlebih dahulu kepada pencarian makna kata perkata.
Kata ‫ فواتح‬yang berarti pembuka adalah jamak Taksir dari (‫)فاتحة‬, yang
mempunyai arti permulaan, pembukaan, dan pendahuluan. Sedangkan ‫ السور‬adalah
jamak dari ‫ سورة‬yang secara etimologi mempunyai banyak arti, yaitu: tingkatan atau
martabat, tanda atau alamat, gedung yang tinggi nan indah, susunan sesuatu atas
lainnya yang bertingkat tingkat.
Secara terminologi surah dimaknai secara berbeda, menurut Manna’ al-Qaththan
bahwa surah adalah sekumpulan ayat ayat al-Quran yang mempunyai tempat bermula
dan sekaligus tempat berhenti. Sebaliknya al-Ja’bari mengatakan bahwa surah adalah
sebagian al-Qur’an yang mencakup beberapa ayat yang memiliki permulaan dan
penghabisan (penutup), paling sedikit tiga ayat. Dari pengertian tersebut maka dapat
dipahami dari segi makna fawatih al-suwar berarti pembuka-pembuka surah karena
posisinya yang mengawali perjalanaan teks-teks setiap surah. Sebahagian Ulama ada
yang mengidentikkan fawatih al-suwar dengan huruf al-muqatta'ah atau huruf-huruf
yang terpisah dalam al-Quran. Seperti misalnya, Manna' Khalil al-Qaththan dalam
bukunya" Mabahis Fi Ulum al-Quran". Namun bila diteliti lebih jauh, sesungguhnya
keduanya sama sekali berbeda. Sebab huruf al-smuqatta'ah ini tidak terdapat pada
semua awal surah yang jumlahnya 114 dalam al-Qur'an. Ia tak lebih hanya
merupakan salah satu bagian dari beberapa bentuk "fawatih al-Suwar " yang ada
dalam al-Qur'an.
Menurut Ibn Abi al-Ishba`, istilah fawatih adalah jenis-jenis perkataan yang
membuka surah-surah dalam al-Qur’an. Jenis jenis perkataan itu dibagi menjadi
sepuluh, yaitu:
a. Istiftah bi al-Sana'
b. Istiftah bi al-Huruf al-Muqatta'ah
c. Istiftah bi al-Nida'
d. Istiftah bi al-Jumal al-Khabariyyah
e. Istiftah bi al-Qasam
f. Istiftah bi al-Syart
g. Istiftah bi al-Amr
h. Istiftah bi al-Istifham
i. Istiftah bi al-Du'a'
j. Istiftah bi al-Ta'lil

B. Macam-macam Fawatihus Suwar

Macam-macam fawatihus suwar itu telah diinvertarisir imam Al-Qasthalani dalam


kitabnya Lathaiful isyaratin menjadi 10 macam pembahasan. Oleh Syekh Syihabun
Abu Syamal Al Muqqadasi (wafat 665 H), sepuluh macam fawatihus suwar
dinadhamkan/disyairkan dalam dua bait syair sebagai berikut:
“Allah Swt memuji kepada Dzatnya sendiri dengan tetapnya pujian, dan bersihnya
Allah (dari sifat tercela) ketika Dia membuka surah-surah al-Qur’an. Dan (dibuka
dengan) amar, syarat, nida’, ta’lil, kosam, do’a, dan huruf-huruf tahajji serta
istifham dan jumlah khabariyah.1[1]
Jadi fawatihus suwar atau pembukaan-pembukaan dari 114 surah-surah al-Qur’an
itu terdapat 10 macam, diantaranya:
1. Pembukaan dengan pujian kepada Allah Swt ( al istiftaahu bits tsanaa’i )
terdapat dalam 14 surah
Pujian kepada Allah Swt itu ada 2 macam yaitu:
1. Menetapkan sifat-sifat terpuji ( al itsbaatu sifaatil madhi ) yang memakai salah satu
dari 2 lafadz sebagai berikut:
a. Memakai lafal “ hamdalah “ ( bilafdzil hamdalah ) yakni dibuka dengan
ِ ‫ا َ ْلح َْمد ل‬, terdapat dalam 5 surah sebagai berikut:2[2]
lafal ‫ُِلل‬
1. Surah al-Fatihah dengan lafal ” ِ َ‫ِّبِا ْل ََعالَ لمِْْين‬‫َِر ل‬َ ‫“أ َِْل َح ْمد ل َُِلل‬
2. Surah al- An’am dengan lafal َ
”ِ َ‫مواتلِ َِواأل َْرض‬ َ ‫س‬َّ ‫ليِخلقَِال‬ َ َ ْ ‫“أ َ ْل َح ْمد لُِللِالَّذ‬
3. Surah al- Kahfi dengan lafal ” ‫تب‬ َِ ‫عِْب لدهلِا ْل لك‬ َ ِ‫علَى‬ َ َِ‫ليِأ ْن َزل‬ َ ْ ‫“أَل َح ْمد لُِللِالَّذ‬
4. Surah as-Saba’ dengan lafal ” ‫ض‬ِ ‫لِواأل َ َْر ل‬
َ ‫موات‬ َ ‫س‬ َّ ‫ليِلَهُِ َما لفىِال‬ ْ ‫”أ َ ْل َح ْمد لُِللِالَّذ‬
5. Surah Fathir dengan lafal َ
” ِ َ‫مواتلِوا ْأل َْرض‬ َ ‫س‬ َّ ‫اط لرال‬ ‫ليِف ل‬ َ ْ ‫“أَل َح ْمد َُِلِالَّذ‬
b. Memakai lafal ِ َ‫اَرك‬ َ ‫تَ َب‬yang terdapat dalam 2 surah yaitu:
- Surah al-Furqan dengan lafal َ ِ‫علَى‬
” ِ‫ع ْب لد لِه‬ َ ِ َ‫ذيِنَ َّزلَِا ْلفُ ْرقأن‬ ْ ‫اَركَ ِا َّل‬ َ َ‫”تَب‬
- Surah al-Mulk dengan lafal ” ُِِ‫ليِ لب َْي لدهلِا ْل ُمِْلك‬ ْ ‫ذ‬‫ل‬َّ ‫ِا‬ َ‫ك‬ َ َ‫“تَب‬
‫اَر‬
2. Mensucikan Allah SWT. Dari sifat-sifat yang negatif ( tanziilu an shifaatin nuqshaan
) yang memakai lafal tasbih, terdapat dalam 7 surah, diantaranya:
1. Surah al-Isra’ dengan lafal
ًِ ‫سرىِبلَعَ ْب لدهلِلَْي‬
‫ْل‬ ْ َ‫ليِا‬ ْ ‫س ْبحنَ ِالَّذ‬
ُ
Artinya :“ maha suci Allah yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu
malam”.
2. Surah al- A’ala dengan lafal
‫س َم َر لبكَاألَعْلى‬ ْ ‫س لب لحا‬
َ
Artinya :“ sucikanlah nama Tuhanmu yang paling tinggi”.
3. Surah al-Hadid dengan lafal
ِ ‫لِواأل َ َْر ل‬
‫ض‬ َ ‫موات‬ َ ‫س‬َّ ‫َِِللِ َمافلىِال‬ ‫سبَّح ل‬ َ
Artinya : “ semua yang ada dilangit dan yang ada dibumi bertasbih pada Allah (
menyatakan kebesaran Allah”.
4. Surah al-Hasyr dengan lafal
ِ ‫لِو َماِ لفىِاألَ َْر ل‬
‫ض‬ َ ‫موات‬
َ ‫س‬َّ ‫َِِللِما لفىِال‬
‫س َّبح ل‬
َ
Artinya :“ telah bertasbih kepada Allah apa yang ada dilangit dan apa yang ada di
bumi”.
5. Surah ash-Shaaffu dengan lafal
ِ ‫لِو َماِفلىِِا ًأل َ َْر ل‬
‫ض‬ َ ‫موات‬
َ ‫س‬َّ ‫َِِللِ َماِفلىِال‬
‫سبَّح ل‬َ
Artinya : “ telah bertasbih kepada Allah apa saja yang ada dilangit dan apa saja
yang ada dibumi”.
6. Surah al-Jumu’ah dengan lafal
ِ ‫لِو َماِفلىِاأل َ َْر ل‬
‫ض‬ َ ‫موات‬
َ ‫س‬ َّ ‫ُِِللِماِفلىِال‬
‫س لبح ل‬ َ ُ‫ي‬
Artinya : “ telah bertasbih kepada Allah apa saja yang ada dilangit dan apa saja
yang ada dibumi”.

7. Surah at-Taghabuun dengan lafal


‫لِوماِفلىِا ِأل َ َْر ل‬
ِ‫ض‬ َ ‫سموات‬
َّ ‫ُِِللِماِفلىِال‬ ‫س لبح ل‬
َ ُ‫ي‬
Artinya : “ telah bertasbih kepada Allah apa saja yang ada dilangit dan apa saja
yang ada dibumi”.
2. Pembukaan dengan huruf-huruf yang terputus-putus ( istiftaahu bil huruufi al
muqaththa’ati )
Pembukaan dengan huruf-huruf ini terdapat dalam 29 surah dengan memakai 14
huruf dengan tanpa diulang yang terkumpul dalam kalimat ‫اط ٌع لَهُ ِس ِر‬ ِ َ‫َص َح ِك ْي ٌم ق‬ِ ‫ن‬, yang
terdiri dari huruf-huruf ‫ س‬,‫ ر‬,‫ ح‬,‫أ‬, ‫ ي‬,‫ ه‬,‫ ن‬,‫ م‬,‫ ل‬,‫ ك‬,‫ ق‬,‫ ع‬,‫ ط‬,‫ص‬. Jika dihitung dengan
memasukkan huruf-huruf yang berulang-ulang, maka akan berjumlah 78 huruf.
Penggunaan huruf-huruf tersebut dalam pembukaan surah-surah al-Qur’an disusun
dalam 14 rangkaian dan terdiri dari 5 kelompok sebagai berikut3[3]
a. Kelompok sederhana, terdiri dari 1 huruf ( al- muwahhada ) yang ada 3 rangkaian
dan terdapat dalam 3 surah sebagai berikut4[4] yaitu:
1. Surah shaad dengan lafal
ِ‫لالذك لْر‬ ‫ِوالقُ ْر ل‬.‫ص‬
‫انِذ ل‬ َ

Artinya : “ shaad, demi al-Qur’an yang mempunyai keagungan”.


2. Surah qaaf dengan lafal
‫ِوالقُ ْر ل‬.‫ق‬
ِ‫انِال َم لجْي لد‬ َ
Artinya : “ qaaf, demi al-Qur’an yang sangat mulia”.
3. Surah al-Qalam dalam lafal
ُ ‫س‬
َِ‫ط ُر ْون‬ َ ‫ِوالقَلَ لم‬.‫ن‬
ْ َ‫ِو َماِي‬ َ
Artinya : “ nuun, demi kalam dan apa yang mereka tulis”.
b. Kelompok yang terdiri dari dua huruf (Al-Mutsanna) yang ada empat rangkaian dan
terdapat dalam 9 surah, diantaranya :
1. Rangkaian huruf “Ha” dan “Mim” dalam 6 surah, sebagai berikut :
1. Surah Ghafir atau al-Mu’min
2. Surah As-Sajdah
3. Surah Az-Zuhruf
4. Surah Ad-Dukhan
5. Surah Al-Jatsiyah
6. Surah Al-Ahqaf
2. Rangakaian huruf “Tha” dan “Ha” hanya dalam 1 surah yaitu Surah Thaha.
3. Rangakaian huruf “Tha” dan “Sin” hanya dalam 1 surah yaitu Surah An-Naml.
4. Rangkaian huruf “Ya” dan “Sin” hanya dalam 1 surah saja yaitu Surah yaasin.

c. Kelompok yang terdiri dari tiga huruf (Al-Mutsallatsatu)yang ada tiga rangkaian dan
terdapat dalam 13 surah-surah, sebagai berikut:
1. Rangkaian huruf “ Alif, Lam, Mim,” dalam 6 surah sebagai berikut:
1. Surah al-Baqarah
2. Surah Ali-Imran
3. Surah Al-Ankabut
4. Surah Ar-Rum
5. Surah Luqman
6. Surah As-Sajdah
2. Rangkaian huruf “Alif, Lam, Ra” dalam 5 surah, sebagai berikut:
1. Surah Yunus
2. Surah Hud
3. Surah Yusuf
4. Surah Ibrahim
5. Surah Al-hijr
3. Rangkaian huruf “Tha, Sin, dan Mim” dalam 1 surah yaitu Surah Al-Qashash dan
Asy-Syu’ara.
d. Kelompok yang terdiri dari 4 huruf (Al-Muraaba’ah) yang ada dua rangakaian dan
terdapat dalam dua surah saja 5[5]
1. Rangkaian yang terdiri dari huruf Alif, Lam, Mim, dan Ra dalam satu surah yaitu Ar-
Ra’d
2. Rangkaian yang terdiri dari Alif, Lam, Mim, Shad dalam satu surah yaitu Surah Al-
A’raf.
e. Kelompok yang terdiri dari 5 huruf ( Al-Mukhaamasatu) yang ada dua rangkaian dan
terdapat dalam dua surah, yaitu:
1. Rangkaian yang terdiri dari huruf Kaf, Ha, Ya, ‘Ain, dan Shad dalam satu surah
yaitu Surah Maryam.
2. Rangkaian yang terdiri dari huruf Ha, Mim, ‘Ain, Sin dan Qaf dalam satu surah
yaitu Surah Asy-Syura.
3. Pembukaan dengan Nida/panggilan (Al-istiftaahu Bin Nidaa’)6[6]
Nida’ (panggilan) itu ada 3 macam, yaitu:

1. Nida/ panggilan yang ditujukan kepada kepada Nabi SAW, terdapat dalam 5
surah, diantaranya Surah Al-Ahzab, Surah At-Tahrimdan Surah Ath-Thalaq
dimulai dengan lafal “ِ‫ياَا َ ُّيهَاالنَّ لب ُّي‬,” Surah Al-Muzammil dimulai dengan lafal ”
ً‫“يَااَيُّهَاا ْل ُم َز لم ُل ِقَ لم ِالَّْي َل ِالالَّقَ للْيْل‬dan Surah Al-Muddatsir dimulai dengan lafal ”
ِ‫ ”يَااَيُّهَاال ُمدَّثل ُر‬.
2. Nida yang ditujukan kepada kaum mukminin dengan lafal ” ‫“يَااَيُّهَاالَّ لذ ْينَ ِا َمنُ ْوا‬,
terdapat dalam surah, diantaranya:

1. Surah Al-Maidah
2. Surah Al-Hujurat
3. Nida yang ditujukan kepada umat manusia ” ‫اس‬ ُِ ‫ ”يَااَيُّهَاال َّن‬, yang terdapat dalam dua
surah, yaitu Surah An-Nisa dan Surah Al-Hajj.
Hikmah atau rahasia dari pembukaan surah-surah dengan memakai nida’ adalah
untuk memberikan perhatian, peringatan baik kepada Nabi Saw atau umat beliau dan
untuk menjadi pedoman dan petunjuk dalam mengarungi laut kehidupan didunia ini.
4. Pembukaan dengan jumlah Khabariyah (Al-istiftaahu Bil Jumalil Khabariyyati)
Jumlah Khabariyyah diawal surah-surah Al-Qur’an ada dua macam, yaitu:

1. Jumlah Ismiyah, yang menjadi pembukaan 11 surah-surah, diantaranya:

1. Surah At-Taubah dengan lafal ” ‫س َو لل لِه‬ َ ‫“بَ َرا َءةٌ لمنَ ِّللال‬
ُ ‫ِو ََر‬
2. Surah An-Nur dengan lafal ” ‫ضنهَا‬ َ
ْ ‫َاِوف َر‬َ ‫س ْو ََرةٌِاَ ْن َز ْلنه‬
ُ “
3. Surah Az-Zumar dengan lafal ” ِ‫ِمنَ ِّللالِال ََع لزي لِْزالحَكْي لْم‬‫“ت َ ْن ل ْ ل ل ل‬
‫ب‬ ‫ت‬ ‫ُِالك‬ ‫ل‬ ‫ي‬‫ز‬
4. Surah Muhammad dengan lafal َ ِ‫صد ُّْواِع َْن‬
” ِ‫سبلِ ْْي للِّللا‬ َ ‫اِو‬ َ ‫”الَّ لذ ْينَ ِ َكفَ ُر َو‬
5. Surah Al-Fath dengan lafal ” ‫“إلنَّافَتَحْ نَالَكَ ِفَتْ ًحاِ ُم لبِْْي ًنا‬
6. Surah Ar-Rahman dengan lafal ” ًَ‫علَّ َمِالٌقُ ْران‬ َ ِ ُ‫لرحْ من‬ َّ َ‫“ا‬
7. Surah Al-Haqqah dengan lafal ُ َّ
” ِ‫“ا ْلحَآقةِ َماالحَآقة‬ ُ َّ
8. Surah Nuh dengan lafal ” ‫س ْلنَانُ ْو ًحا لإلَىِقَ ْو لِم لِه‬ َ ‫“ لإنَّااَ َْر‬
9. Surah Al-Qadr dengan lafal ” ًِ ‫“إلنَّاا َ ْن َز ْلنهُِ لفىِل ْْيل لةالق ِْدَر‬
َ َ َ
10. Surah Al-Qaqi’ah dengan lafal ” ُِ‫“أَاِْلقَ لاَرعَةُِ َماا ْل َق لاَرع َِة‬
11. Surah Al-Kautsar dengan lafal ” ًَ‫“إلنآَا َ ْع َط ْْينَاكَ ِالك َْوثَر‬

1. Jumlah Fi’liyah yang menjadi pembukaan 12 surah-surah diantaranya :7[7]

1. Surah Al-Anfal dengan lafal ” ‫سئَلُ ْونَكَ ِع لَنِاأل َ ْنفا لِل‬ ْ َ‫“ي‬
2. Surah An-Nahl dengan lafal ” ُِ‫َعجِلُ ْوه‬‫ل‬ َ ‫ت‬ ‫س‬ْ َ ‫ت‬‫ل‬َ َ ‫ف‬ ِ ‫ل‬ ‫ّللا‬ ‫ر‬
ُ ‫م‬
ْ َ ‫أ‬ ِ‫ى‬ َ‫“أَت‬
3. Surah Al-Anbiya’ dengan lafal ” ِ‫سابُ ُه ْم‬ َ ‫ِح‬ ‫اس ل‬ ‫ِّبِ لللنَّ ل‬ َ ‫“إل ْقت َ َر‬
4. Surah Al-Mu’minun dengan lafal ” ِ َ‫“قَ ْدا َ ْفلَحَِا ْل ُمؤْ لمنُ ْون‬
5. Surah Al-Qamar dengan lafal ” ‫شقَِّالقَِ َم ُِر‬ َ ‫ساعَةُ َوا ْن‬ َّ ‫“ لإ ْقتَ َر َبتلِال‬
6. Surah Al-Mujadilah dengan lafal ُ َّ َ
” ِ َ‫س لم َعِّللاُِق ْولَِالتلىِت ُ َجا لدلك‬ َ ‫“قَ ْد‬
7. Surah Al-Ma’arij dengan lafal ” ِ‫ِواقل ٍع‬ َ ‫ِّب‬ ٍ ‫سآئللٌِ لب ََعذَا‬ َ َِ‫سأَل‬ َ “
8. Surah Al-Qiyamah dengan lafal ” ِ‫س ُمِبلْيَ ْو لمِال لقْيَا َم لِة‬ ْ ُ
‫“ ََلأق ل‬
9. Surah Al-Balad dengan lafal ” ًِ ‫س ُمِ لبهذَا ْل َبلَد‬ ‫“ ََلأ ُ ْق ل‬
10. Surah Abas dengan lafal ” ‫ِوت َ َو َّلى‬ َ ‫س‬ َ َ‫عب‬ َ “
11. Surah Al-Bayyinah dengan lafal ” ِ َ‫ِوا ْل ُمش لْر لك ْْينَ ِ ُم ْنفَ لك ْْين‬ ‫ام ْنِأَ ْه للِال لكت ل‬
َِ ‫ب‬ ‫“لَ ْمِ َيك لُنِالَّ لذ ْينَ ِ َكفَ ُر ْو ل‬
12. Surah At-Takatsur dengan lafal ” ِ‫”ا َ ْله ُك ُمِالـتَّكَاث ُ ُر‬
Hikmah dari pembukaan surah dengan jumlah ini ialah memperingatkan Nabi Saw.
dan umat islam agar memperhatikan firman-firman Allah serta mengamalkan dan
menjadikannya sebagai pedoman.
5. Pembukaan dengan sumpah/ qosam (Al-Istiftaahu Bil-Qasami)
Sumpah Allah yang dipakai dalam pembukaan surah al-Qur’an itu ada 3 macam, dan
terdapat dalam 15 surah diantaranya :8[8]

1. Sumpah dengan benda-benda angkasa (Al-Istiftaahu ‘Uluwiyyati)

Terdapat dalam 8 surah, yaitu:


1. Surah Ash-Shaaffat dengan lafal ” ِ‫صفَّا‬ َ ِ‫“والصَّفتل‬ َ
2. Surah An-Najm dengan lafal ” ِ‫“ َوالنَِّجْ لمِإلذَاِ َه َوى‬
3. Surah Al-Mursalaat dengan lafal ” ِ‫سلتلِع ُْر ًقا‬ َ ‫“وا ْل ُم ْر‬َ
4. Surah An-Nazi’at dengan lafal ً
“ِ‫غ ْرقا‬ َ ِ‫“ َوالنَّ لزعتل‬
5. Surah Al-Buruj dengan lafal ِ ‫اءذَاتلِالبُ ُر ْو‬
” ‫جل‬ ‫س َم ل‬َّ ‫“ َوال‬
6. Surah Ath-Thariq dengan lafal ” ِ‫ق‬ ‫اء َوال َّط لاَر ل‬ ‫س َم ل‬ َّ ‫“وال‬ َ
7. Surah Al-Fajr dengan lafal ” ِ‫عش ٍِْر‬ َ ِ‫“ َوالَفَجْ لر َولَ َْيا ٍل‬
8. Surah Asy-Syams dengan lafal ” ِ‫ِوضُحهَا‬ َ ‫ش ْم لس‬ َّ ‫“وال‬ َ
2. Sumpah dengan benda-benda bawah (Al-Qasamu Bis-Sufliyaati) terdapat dalam 4
surah, yaitu:
1. Surah Adz-Dzariyat dengan lafal ” ‫“ َوالذَّ لاَريتلِذَ َْر ًِوا‬
2. Surah Ath-Thur dengan lafal ُ ‫س‬
” ً‫ط ْزَر‬ ْ ‫بِ َم‬ ٍ ‫“ َوال ُّط ْو لَر َو لكت‬
3. Surah At-Tin dengan lafal ” ‫ن‬ َّ ‫“ َوالتلْي لْنِ َو‬
ِ‫الز ْيت ُْو ل‬
4. Surah Al-‘Adiyat dengan lafal ” ِ‫ض ْب ًحا‬ َ ِ‫“وا ْلَعدليتل‬ َ
3. Sumpah dengan waktu (Al-Qasamu Bil-Waqti), terdapat dalam 3 surah, diantaranya:
1. Surah Al-Lail dengan lafal ” ‫“ َوالَّ ْْي للِألذَايَ ْغشَى‬
2. Surah Adh-Dhuha dengan lafal ” ِ‫ضحَى‬ ُّ ‫“وال‬ َ
3. Surah Al-‘Ashr dengan lafal ” ‫ْر‬ ِ‫“ َوا ْلَعَص ل‬
Hikmah atau rahasia Allah Swt membuka beberapa surah dalam kitab-Nya dengan
memakai sumpah-sumpah tersebut sebagai berikut :9[9]

1. Agar manusia meneladani sikap bertanggung jawab, jujur dan bila perlu
berani angkat sumpah untuk memperkuat ucapannya.
2. Agar dalam bersumpah bagi manusia harus nemakai nama Allah Swt.
3. Digunakannya beberapa benda/ makhluk sebagai sumpah Allah Swt itu agar
benda-benda/ makhluk Allah Swt itu selalu diperhatikan oleh umat manusia.

6. Pembukaan dengan syarat (Al-Istiftaahu Bis-Sarthi)


Syarat-syarat yang dipakai Allah sebagai pembukaan surah-surah Al-Qur’an ada 2
macam dan digunakan dalam 7 surah, sebagai berikut:

1. Syarat yang masuk pada jumlah ismiyah, dipakai diawal 3 surah diantaranya:

1. Surah At-Takwir dengan lafal ” ِ ْ‫سِك لُو ََرت‬ ُ ‫ش ْم‬ َّ ‫“ لإذَال‬


2. Surah Al-Infithar dengan lafal َ َ
” ِْ‫“إلذَالشمآ ٌءفط َرت‬
3. Surah Al-Insyiqaq dengan lafal ” ِْ‫شقَّت‬ َ ‫سمآ ٌءا ْن‬َّ ‫“إْذَال‬
2. Syarat yang masuk pada jumlah fi’liyah, dipakai diawal 4 surah, diantaranya:
1. Surah Al-Waqi’ah dengan lafal َ ‫اِوقََعَت‬
” ‫لِالواقلَعَ لِة‬ َ َ‫“إلذ‬
2. Surah Al-Munafiqun dengan lafal ” َِ‫“إلذَاِجَا َءكَال ُمن لفق ْرن‬
ُ
3. Surah Az-Zalzalah dengan lafal ” ‫ِز ْل َزالَ َِها‬ُ ‫ض‬ُ ‫از ْل لزلَتلِاأل َ َْر‬ ُ َ‫“إلذ‬
4. Surah An-Nashr dengan lafal ” ‫حل‬ ْ َ
ِ ‫ِوالفت‬ ْ َ ‫“إلذَاجَا َءنص ُْرّللال‬
َ

7. Pembukaan dengan fi’il amar (Al-Istiftaahu bil Amri)


Ada 6 fi’il amar yang dipakai untuk membuka surah-surah al-Qur’an, yang terdiri
dari 2 lafal dan digunakan untuk membuka 6 surah-surah sebagai berikut:10[10]

1. Dengan fi’il Amar ْ‫ إل ْق َرِأ‬yang hanya untuk membuka satu surah yaitu Surah Al-
‘Alaq.
2. Dengan fi’il amar ‫قُ ِْل‬, yang digunakan dalam 5 surah sebagai berikut:
1. Surah Al-Jinn dengan lafal ” ‫ن‬
ِ‫ِالج ل‬ ْ ‫“قُلِْأ ُ ْو لح َيِ لإلَ َّيِأَنَّهُِا‬
‫ست َ َم َعِنَفَِ ٌر لمنَ ل‬
2. Surah Al-Kafirun dengan lafal ”ِ َ‫”قُلِْيآأَيُّهَاالك لف ُر ْون‬
3. Surah Al-Ikhlash dengan lafal ” ‫“قُلِْه َُوّللاُِأ َ َح ٌِد‬
4. Surah Al-Falaq dengan lafal ” ‫ق‬ ‫“قُلِْأَع ُْوذُ لب َر ل‬
ِ‫ِّبِال َفلَ ل‬
5. Surah An-Nas dengan lafal ” ‫اس‬ِ ‫ِّبِال َّن ل‬‫“قُ ْْلَع ُْوذُ لب َر ل‬

Hikmah dari pembukaan surah-surah dengan memakai amar/perintah adalah untuk


memberikan perhatian, peringatan, dan petunjuk serta pedoman dalam berbagai
pranata kehidupan dan peribadatan, agar manusia dapat selamat dan berbahagia
didunia dan di akhirat kelak.

8. Pembukaan dengan pertanyaan (Al-Istiftaahu bil Istifhaami)

Bentuk pertanyaan/ istifham yang dipakai sebagai pembukaan dari 6 surah-surah al-
Qur’an itu ada 2 macam sebagai berikut:
a. Pertanyaan positif (Al-Istifhaamu Al-Muhiibiyyu), yaitu bentuk pertanyaan yang
dengan kalimat positif yang tidak ada alat negatifnya. Terdapat dalam 4 surah yaitu:
1. Surah Ad-Dahru, dengan lafal:
” ِ‫ِمنَ ِال َّد ْه لِر‬ ‫ِح ْْينٌ ل‬
‫ان ل‬
‫س ل‬ ‫ع َل ل‬
َ ‫ىِاإل ْن‬ َ ِ‫” َهلِْأَتَى‬
Artinya:“ bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa”.
2. Surah An-Naba’, dengan lafal:
َ ِ. َ‫ع َّمِيَتَسآ َءلُ ْون‬
” ِ‫عنلالنَّبَ لإالَعَ لظْي لْم‬ َ ”
Artinya:“ tentang apakah mereka saling bertanya-tanya. Tentang berita yang
besar”.
3. Surah Al-Ghasyiyyah, dengan lafal:
” ِ‫سى‬َ ‫ْثِ ُم ْو‬ ُ ‫” َهلِْأَتكَ ِ َح َدي‬
Artinya: “ sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan”.
4. Surah Al-Ma’un, dengan lafal:
” ِ‫ْن‬
ِ‫الدي ل‬
ِ‫لِّبِ لب ل‬ ْ ‫”أَ ََر َءيْتَ ِالَّذ‬
ُ ‫ليِيُكَذ‬
Artinya:“ tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama”.

1. Pertanyaan negatif, yaitu pertanyaan yang dalam kalimat negatif.


Diantaranya:11[11]
1. Surah al-Insyirah dengan lafal ” َ‫صد ْْرك‬ َ َ‫“أَلَ ْم نَ ْش َرحْ لَك‬
2. Surah Al-Fiil dengan lafal ” ‫ب ال ِف ْي ِل‬ ْ َ ‫ْف فَعَ َل َربُّكَ بِأ‬
ِ ‫صح‬ َ ‫“أَلَ ْم ت ََر َكي‬
Hikmah pembukaan surah-surah al-Qur’an dengan pertanyaan- pertanyaan ini untuk
memberikan peringatan, perhatian dan petunjuk-petunjuk kepada umat manusia ke
arah kebahagiaan hidup didunia dan di akhirat.

9. Pembukaan dengan do’a

Do’a atau harapan yang digunakan sebagai pembukaan dari 3 surah ada 2 macam
sebagai berikut :12[12]

1. Do’a atau harapan yang berbentuk kata benda (Ad-Du’aaul Ismiyyu)ada di 2


surat yaitu:

1. Surah Al-Muthaffifin, dengan lafal:


‫َو ْيلٌِ لل ْل ُم َط لف لفْيْن‬
Artinya: “ kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang”.

1. Surah Al-Humazah, dengan lafal:

” ٌِ‫“ َِو ْيلٌِ للك لُلِ ُه َم َزةٍِلُّ َم َزِ ِة‬


Artinya:“ kecelakaan bagi setiap pengumpat lagi pencela

1. Do’a atau harapan yang berbentuk kata kerja (Ad-Du’aaul Fi’liyu) membuka
َّ َ ‫ِوت‬
satu surah saja yaitu surah Al-Lahab ” ِ‫ب‬ َ ‫ب‬ٍ ‫“تَبَّــتْ ِيَدَاأَبلىِ َل َه‬

Hikmah pembukaan dengan do’a/harapan yaitu untuk memberi perhatian, peringatan


dan petunjuk kepada semua umat manusia.

10. Pembukaan dengan alasan ( Al-Istiftaahu bit-Ta’lili)

Seperti yang digunakan untuk membuka surah Al-Quraisy dengan lafal:13[13]


ِ ٍ ‫ْلفِقُ َري‬
” ِ‫ْش‬ ‫” لإلي ل‬
Artinya:“karena kebiasaan orang-orang Quraisy”
C. Kedudukan Fawatihus Suwar
Fawatihus Suwar Al-Qur’an memiliki banyak keistimewaan dari segi makna dan
kebahasaan.Fawatihus suwar merupakan salah satu realitas keistimewaan misterius
yang terdapat di dalam Al_Qur’an . Pemaparan tentang fawatihus Suwar, khusunya
menyangkut Al-Huruf Al Muqotta’ah, tidak banyak bahkan hampir tidak ada yang
berhasil mengungkapkan latar belakang ataupun keterangan yang valid yangsecara
historis bisa membuktikn hubungan-hubungan fawaitus suwar.Dari segimakna,
memang banyak sekali penafsiran-penafsiran spekulatif terhadap huruf-huruf
itu.Dikatakan spekulatif, karena penafsiran-penafsiran mengenai hal itu tidak
didahului pengungkapan konteks historisnya. Lain halnya dengan Fawatihus Suwar
dalam bentuk lain misalnya Al Qosam (sumpah), An Nida’ (seruan), Al Amr
(perintah),Al Istifham (pertanyaan) dan lain-lain.Urgensi terhadap fawatihus suwar
tidak terlepas dari konteks penafsiran Al-Qur’an. Pengggalian-penggalian makna
yang terlebih dahulu akan memberikan nuansa tersendiri, baik yang didasarkan pada
data historisyang konkrit ataupun penafsiran yang menduga-duga. Lebih dari itu tentu
saja kitatetap meyakini eksistensi Al-Qur’an, kebesarannya, keagungannya, juga
rahasiakemu’jizatannya. Adapun beberapa manfaat fawatihus suwar:

1. Sebagai Tanbih ( peringatan ) dan dapat memberikan perhatian baik bagi


nabi,maupun umatnya dan dapat menjadi pedoman bagi kehidupan ini.
2. Sebagai pengetahuan bagi kita yang senantiasa mengkajinya bahwa dalamfawatih
as-suwar banyak sekali hal-hal yang mengandung rahasia - rahasia Allahyang kita
tidak dapat mengetahuinya,
3. Sebagai motivasi untuk selalu mancari ilmu dan mendekatkan diri kepada Allah
SWT.

Untuk menghilangkan keraguan terhadap al-Qur,an terutama bagi kaum


muslimin yang masih lemah imannya karena sangat mudah terpengaruh oleh
perkataanmusuh -musuh islam yang mengatakan bahwa al-qur’an itu adalah buatan
Muhammad. dengan mengkaji Fawatih al-Suwar kita akan merasakan terhadap
keindahan bahasa al-Qur’an itu sendiri bahwa al-Qur’an itu datang dari Allah SWT.

D. Perbedaan pendapat para ulama tentang Fawatihus Suwar

Para ulama salaf dalam menyikapi ayat-ayat mutasyabih yang terletak pada awal
surat berpendapat bahwa ayat-ayat tersebut telah tersusun sejak azali sedemikianrupa,
melengkapi segala yang melemahkan manusia dan mendatangkan seperti Al-Qur’an.
Karena kehatian-hatiannya, mereka tidak berani member penafsiran dan tidak berani
mengeluarkan pendapat yang tegas terhadap huruf itu.Dan mereka berkeyakinan
bahwa Allah sendiri yang mengetahui tafsirannya. Hal ini menjadi suatu kewajaran
yang berlaku bagi ulama salaf karena dalam hal teologi pun menolak terjun dalam
pembahasan tentang hal-hal yang suci seperti ungkapannya14[14] : “Istimewa Allah
adalah cukup diketahui, hal ini harus kita percayai, mempersoalkan hal itu adalah
bid’ah”. Sebagaimana yang dikatakan oleh Asy-Sya’bi yang dikutip oleh Subhi
Sholih menyatkaan “ Huruf awalan itu adalah rahasia Al-Qur’an ”. Hal ini
sebagaimana diperjelas dengan perkataan Ali bin Abi Tholib.“Sesungguhnya bagi
tiap-tiap kitabada saripatinya, saripati Al-Qur’an iniadalah huruf-huruf Hijaiyah”.
Abu Bakar Ash-Sidiq pernah berkata: “ Di tiap-tiap kita ada rahasianya, rahasia
dalam Al-Qu’anadalah permulaan-permulaan surat”. Pendapat atau penafsiran para
mufasir tentang Fawaithus Suwar:

1. Mufasir dari Kalangan Tasawuf.Ulamaa tasawuf berpendapat bahwa fawatihus


Suwar adalah huruf-huruf yang tepotong-potong yang masing-masing diambil
darinama Allah, atau yang tiap-tiap hurufnya merupakan penggantian darisuatu
kalimat yang berhubungan denganyang sesudahnya atau hurufitu menunjukkan
kepada maksud yang dikandung oleh surah yang surah itu dimulai dengan huruf-
huruf yang terpotong-potong itu.
2. Mufasir Orientalis Pendapat yang palinng jauh menyimpang dari kebenaran adalah
dari seorangorientalis yang bernama Noldeke dari Jerman, yang kemudian dikoreksi,
bahwa awalan surat itu tidak lain adalah huruf depan dan huruf belakang dari nama-
namapara sahabat Nabi. Misalnya: Huruf Sin adalah dari nama Sa’ad Bin Abi
Waqosh,Mim adalah huruf depan dari nama Al-Mughiroah, huruf nun adalah dari
namaUsman Bin Affan.
3. Al-KhuwaibiAl-Khuwaibi mengatakan bahwa kalimat- kalimat itu merupakan
tasbih bagi Nabi.Mungkin ada suatu waktu Nabi berada dalam keadaan sibuk dan lain
sebagainya.
4. Rasyid RidhaAs-sayyid menurut rasyid ridha tidak membenarkan al-quwaibi
diatas, karena nabi senantiasa dalam keadaan sadar dan senantiasa menanti
kedatangan wahyu.Rasyid ridha berpendapat sesuai dengan ar-Razi bahwa tanbih ini
sebenarnya dihadapkan kepada orang-orang musyrik mekkah dan ahli kitab madinah.
Karena orang-orang kafir apabila nabi membaca al-Qur’an mereka satu sama
lainmenganjurkan untuk tidak mendengarkannya, seperti dijelaskan dalam
suratfushilat ayat 26.
5. Mufasir Dari Kalangan Syi’ah, Kelompok syi’ah berpendapat bahwa jika huruf-
huruf awalah itu dikumpulkansetelah dihapus ulangan-ulangannya maka akan berarti
: “Jalan Ali adalahkebenaran yang kita pegang teguh”. Perwakilan itu kemudian
dijawab olehkelompok Ahlul Sunnnah, dan jawabannya berdasarkan pengertian yang
merekaperoleh dari huruf-huruf awalan itu yang juga dihapus di ulangan-ulangannya
dengan mengatakan “Benarlah jalanmu bersama kaum Ahlu Sunnah”.Dari pendapat
para ahli tentang Fawatihus Suwar, dapat dilihat bahwa pentakwilan sebuah ayat
sangat banyak macamnya. Hal ini boleh jadi didasari oleh pendidikandan ilmu-ilmu
yang dimilikinya serta kecenderungan mereka mengkaji Al-Qur’an secara lebih luas.
Dari segi makna fawatih al-suwar berarti pembuka-pembuka surah karena
posisinya yang mengawali perjalanaan teks-teks setiap surah. Macam-macam
Fawatihus Suwar yaitu Istiftah bi al-Huruf al-Muqatta'ah, Istiftah bi al-Nida', Istiftah
bi al-Jumal al-Khabariyyah, Istiftah bi al-Qasam, Istiftah bi al-Syart, Istiftah bi al-
Amr, Istiftah bi al-Istifham, Istiftah bi al-Du'a', Istiftah bi al-Ta'lil. Fawatihus
SuwarAl-Qur’an memiliki banyak keistimewaan dari segi makna dan kebahasaan.
Fawatihus suwar merupakan salah satu realitas keistimewaan misterius yang terdapat
di dalam Al-Qur’an. Di tiap-tiap kata ada rahasianya, rahasia dalam Al-Qu’anadalah
permulaan-permulaan surat”. Pendapat atau penafsiran para mufasir tentang
Fawaithus Suwar juga berbeda-beda seperti yg telah dijelaskan pada Pembahasan
sebelumnya.

Sebagai umat Muslim yang meyakini rukun Iman yang salah satunya Iman
kepada kitab-kitab Allah, diantaranya Al-Qur’an merupakan hal yang sangat penting
untuk mempelajari Ilmu-ilmu Al-Qur’an yang salah satu cabangnya adalah tentang
Fawatihus Suwar. Karena semakin dikaji ayat Al-Qur’an itu, maka semakin luas
pengetahuan kita. Semoga makalah Ulumul Qur’an tentang Fawatihus Suwar ini
dapat menjadi tambahan referensi untuk mengkaji tentang Fawatihus Suwar.

Anda mungkin juga menyukai