Anda di halaman 1dari 26

ADDENDUM PERJANJIAN KERJA SAMA

ANTARA
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN
DENGAN
KLINIK SATRIA NAMIRA HUSADA 18
TENTANG
PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
BAGI PESERTA PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

Nomor : 935/VII-12/0619
Nomor : 02/SNH-18/VI/2019
Addendum Perjanjian ini yang selanjutnya disebut ”Addendum” dibuat dan ditandatangani di
Sidoarjo, pada hari Jumat tanggal dua puluh delapan Bulan Juni tahun Dua Ribu Sembilan
Belas, oleh dan antara:
I. dr. SRI MUGIRAHAYU selaku Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
Cabang Sidoarjo yang berkedudukan dan berkantor di Jalan Pahlawan No. 80 Sidoarjo,
dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut berdasarkan Keputusan Direksi BPJS
Kesehatan Nomor : 4360/Peg-04/1017 tanggal 06 Oktober 2017 karenanya sah bertindak
untuk dan atas nama serta mewakili Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
Cabang Sidoarjo (disingkat BPJS Kesehatan), selanjutnya disebut “ PIHAK KESATU”;
II. dr. YULIA MANAWEAN, selaku Penanggung Jawab Klinik Pratama Satria Namira Husada
18 berdasarkan Surat Ijin Usaha/Operasional Klinik Pratama Nomor
440/07/KLK/438.5.15/2019 yang berkedudukan dan beralamat kantor di Jl. A Yani
Trompoasri RT.06/RW.02 Jabon Sidoarjo, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
Klinik Satria Namira Husada 18, selanjutnya disebut “PIHAK KEDUA”.
Selanjutnya PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA yang secara bersama-sama disebut PARA
PIHAK dan masing-masing disebut PIHAK.
Dengan terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:
A. Bahwa PARA PIHAK telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama Nomor 935/VII-
12/0619 dan Nomor : 08/SNH-18/V/2019 hari Senin tanggal Tiga Puluh Satu , bulan
Mei tahun Dua Ribu Sembilan Belas selanjutnya disebut “PERJANJIAN INDUK”
B. Bahwa Peraturan Presiden Nomor 82 tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan
menyatakan bahwa Fasilitas Kesehatan milik swasta yang memenuhi persyaratan dapat
menjalin kerja sama dengan BPJS Kesehatan

1
Pihak I Pihak II
C. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2016 tentang Standar Tarif Pelayanan
Kesehatan dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional menyatakan
bahwa Tarif Kapitasi adalah besaran pembayaran perbulan yang dibayar di muka oleh
BPJS Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama berdasarkan jumlah
peserta yang terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan
yang diberikan
D. Bahwa berdasarkan Peraturan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013
Tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional dan perubahannya
menyatakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh Klinik Pratama untuk bekerja sama
dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan diantaranya Surat Izin
Operasional dan Surat Izin Praktik Dokter.
E. Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 2 Tahun 2019 Pelaksanaan Skrining Riwayat
Kesehatan dan Pelayanan Penapisan atau Skrining Kesehatan Tertentu Serta
Peningkatan Kesehatan Bagi Peserta Penderita Penyakit Kronis Program Jaminan
Kesehatan.
Selanjutnya berdasarkan hal-hal tersebut diatas, PARA PIHAK sepakat untuk mengadakan
perubahan atas PERJANJIAN INDUK, menjadi sebagai berikut:

I. Menambah ketentuan dalam Pasal 4 angka 1 dan Pasal 4 angka 4 Tentang HAK DAN
KEWAJIBAN PARA PIHAK, sehingga keseluruhan Pasal 4 tentang HAK DAN KEWAJIBAN
PARA PIHAK berbunyi menjadi sebagai berikut:

PASAL 4
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK

Tanpa mengesampingkan hak dan kewajiban dalam Pasal-Pasal lain dari Perjanjian ini,
PARA PIHAK sepakat untuk merinci hak dan kewajiban masing-masing sebagaimana
diuraikan sebagai berikut:
1. Hak PIHAK KESATU
a. Menentukan besaran kapitasi berdasarkan norma penetapan besaran tarif kapitasi
dan capaian komitmen pelayanan PIHAK KEDUA sesuai ketentuan yang berlaku;
b. Mendapatkan data dan informasi tentang Sumber Daya Manusia, sarana prasarana
PIHAK KEDUA dan informasi lain tentang pelayanan kepada Peserta;
c. Melakukan evaluasi atas capaian komitmen pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada Peserta oleh PIHAK KEDUA, termasuk audit terhadap klaim yang dilakukan
oleh PIHAK KESATU dan/atau PIHAK lain sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan;
d. Menerima pemberitahuan tertulis dari PIHAK KEDUA dalam hal perubahan yang
meliputi Sumber Daya Manusia (termasuk dokter pengganti sementara yang memiliki

2
Pihak I Pihak II
SIP yang setara), kelengkapan sarana prasarana, lingkup pelayanan, komitmen
pelayanan, waktu dan tempat praktik;
e. Menerima Pakta Integritas tentang kebenaran data Dokter dan Dokter Gigi yang
berpraktik di PIHAK KEDUA melalui dokumen tertulis dan/atau pada aplikasi HFIS
sebagai dasar penetapan norma kapitasi paling lambat tanggal 4 setiap bulan;
f. Memperoleh rekam medis Peserta untuk kepentingan pembayaran biaya pelayanan
kesehatan berupa ringkasan rekam medis dan melihat rekam medis Peserta dari
PIHAK KEDUA dengan tetap menjaga kerahasiaan isi rekam medis sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dalam hal dibutuhkan untuk kepentingan
audit medis dengan format persetujuan pasien sesuai yang tercantum pada Lampiran
III;
g. Menerima data pelayanan bulanan yang mencakup pencatatan atas jumlah kunjungan
Peserta, jumlah rujukan dan diagnosis melalui aplikasi dan/atau laporan lainnya yang
berkaitan dengan Program JKN dari PIHAK KEDUA dan Jejaring Faskesnya. Bagi
PIHAK KEDUA yang berada diwilayah yang tidak tersedia jaringan komunikasi, data
pelayanan dilaporkan dalam bentuk manual sesuai lampiran IV;
h. Memperoleh informasi identitas petugas yang diberikan wewenang oleh PIHAK
KEDUA untuk bertanggungjawab dalam pelaksanaan operasional sistem informasi
milik PIHAK KESATU dan perangkat keras (hardware) sesuai standar minimal dan
jaringan komunikasi data yang berfungsi dengan baik;
i. Menerima berkas tagihan Klaim Non Kapitasi secara periodik dan lengkap;
j. Memperhitungkan kompensasi pembayaran kepada PIHAK KEDUA jika terjadi
kelebihan pembayaran;
k. Memfasilitasi Tim Kendali Mutu Kendali Biaya dan Tim Pencegahan Kecurangan
PIHAK KEDUA dalam melakukan pengawasan, pemeriksaan dan pemberian
rekomendasi atas pelayanan yang diberikan oleh PIHAK KEDUA;
l. Mendapatkan informasi terkait dengan penyediaan fungsi pelayanan informasi dan
penanganan pengaduan di PIHAK KEDUA.

2. Kewajiban PIHAK KESATU


a. Menyediakan data nama dan alamat Peserta terdaftar secara berkala setiap bulan
melalui aplikasi PIHAK KESATU;
b. Melakukan pembayaran pelayanan kesehatan kepada PIHAK KEDUA sebagai
berikut:
1) kapitasi sesuai norma penetapan besaran tarif kapitasi dan berbasis komitmen
pelayanan.
2) Klaim non kapitasi sesuai dengan ketentuan tarif yang berlaku

3
Pihak I Pihak II
c. Melakukan pembayaran biaya kapitasi kepada PIHAK KEDUA paling lambat tanggal
15 (lima belas) pada bulan berjalan, dalam hal pembayaran kapitasi jatuh pada hari
libur maka pembayaran dilakukan pada hari kerja berikutnya;
d. Melakukan pembayaran Klaim non kapitasi kepada PIHAK KEDUA atau Jejaringnya
berdasarkan klaim yang diajukan dan telah di verifikasi, paling lambat 15 (lima belas)
hari kerja sejak berkas Klaim dinyatakan lengkap, dalam hal pembayaran klaim non
kapitasi jatuh pada hari libur maka pembayaran dilakukan pada hari kerja berikutnya;
e. Melakukan pembayaran denda kepada PIHAK KEDUA dalam hal keterlambatan
pembayaran non kapitasi sebesar 1% (satu persen) dari jumlah yang harus dibayarkan
untuk setiap 1 (satu) bulan keterlambatan;
f. Menyediakan sistem informasi data pelayanan Peserta dan daftar FKRTL di PIHAK
KEDUA;
g. Memberikan informasi berkaitan dengan prosedur pelayanan, pembayaran dan proses
kerja sama PIHAK KEDUA;
h. Dalam hal ketidaklengkapan dokumen tagihan Klaim non kapitasi yang disampaikan
oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU, PIHAK KESATU menyampaikan
informasi kekurangan berkas dalam waktu 15 (lima belas) hari kerja sejak dokumen
diterima oleh PIHAK KESATU;
i. Melakukan pembayaran kompensasi kepada PIHAK KEDUA dalam hal terjadinya
kekurangan bayar sesuai dengan ketentuan;
j. Menyampaikan hasil evaluasi komitmen pelayanan kepada PIHAK KEDUA;
k. Menyampaikan evaluasi hasil survey kepuasan Peserta, Walk Through Audit,
Utilization Review kepada PIHAK KEDUA;
l. Menyediakan sarana / unit yang berfungsi untuk memberikan pelayanan informasi dan
penanganaan pengaduan bagi Peserta yang dikelola secara bersama-sama atau
sendiri-sendiri oleh PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA.

3. Hak PIHAK KEDUA

a. Mendapatkan data nama Peserta dan alamat terdaftar secara berkala setiap bulan
melalui aplikasi PIHAK KESATU;

b. Menerima pembayaran pelayanan kesehatan dari PIHAK KESATU sebagai berikut:

1) kapitasi sesuai norma penetapan besaran tarif kapitasi dan berbasis komitmen
pelayanan.

2) Klaim non kapitasi sesuai dengan ketentuan tarif yang berlaku;

c. Menerima pembayaran Klaim non kapitasi atas pelayanan yang diberikan kepada
Peserta sejak berkas klaim diajukan dan telah di verifikasi, paling lambat 15 (lima
belas) hari kerja sejak dinyatakan lengkap oleh PIHAK KESATU;

4
Pihak I Pihak II
d. Menerima pembayaran denda dari PIHAK KESATU dalam hal keterlambatan
pembayaran klaim non kapitasi sebesar 1% (satu persen) dari jumlah yang harus
dibayarkan untuk setiap 1 (satu) bulan keterlambatan;

e. Mendapatkan sistem informasi data pelayanan Peserta dan daftar FKRTL dari PIHAK
KESATU;

f. Memperoleh informasi berkaitan dengan prosedur pelayanan, pembayaran dan


proses kerjasama dari PIHAK KESATU;

g. Menerima pembayaran kompensasi dari PIHAK KESATU dalam hal terjadinya


kekurangan bayar sesuai dengan ketentuan;

h. Dalam hal ketidaklengkapan dokumen tagihan Klaim non kapitasi yang disampaikan
oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU, PIHAK KEDUA dapat menerima
informasi kekurangan berkas dalam waktu 15 (lima belas) hari kerja sejak dokumen
diterima oleh PIHAK KESATU;

i. Menerima hasil evaluasi komitmen pelayanan dari PIHAK KESATU;

j. Menerima evaluasi hasil survey kepuasan Peserta, Walk Through Audit, Utilization
Review dari PIHAK KESATU.

4. Kewajiban PIHAK KEDUA

a. Memberikan pelayanan kesehatan kepada Peserta sesuai dengan ruang lingkup dan
prosedur pelayanan kesehatan sebagaimana diatur dalam Lampiran I;

b. Menyediakan sarana prasarana sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan Panduan Praktik Klinis (PPK) dan
Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI);

d. Memberikan pelayanan kesehatan kepada Peserta selain Peserta terdaftar yang


mengalami kegawatdaruratan medis atau berada diluar wilayah PIHAK KEDUA
tempat Peserta terdaftar paling banyak 3 (tiga) kali kunjungan dalam waktu paling lama
1 (satu) bulan;

e. Memberikan pelayanan kesehatan tanpa membedakan antara Peserta JKN-KIS


dengan pasien umum;

f. Memberikan informasi mengenai hak dan kewajiban Peserta termasuk mengenai


pelayanan JKN;

5
Pihak I Pihak II
g. Mencantumkan jadwal dan jam pelayanan dokter yang terdaftar sesuai dengan SIP di
PIHAK KEDUA dan pada PKS sesuai lampiran XI;

h. Menjamin Peserta mendapatkan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
yang dibutuhkan sesuai dengan indikasi medis;

i. Memastikan pelayanan yang diberikan oleh Jejaring Faskes PIHAK KEDUA kepada
Peserta sesuai dengan ketentuan, melakukan sosialisasi terkait isi perjanjian dan
pembinaan berkelanjutan kepada Jejaring Faskes;

j. Memberikan data dan informasi tentang Sumber Daya Manusia, sarana prasarana dan
data rekening pembayaran PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU melalui dokumen
tertulis dan/atau pada aplikasi HFIS;

k. Memberikan rekam medis Peserta untuk kepentingan pembayaran biaya pelayanan


kesehatan berupa ringkasan rekam medis dan memperlihatkan rekam medis Peserta
dengan tetap menjaga kerahasiaan isi rekam medis sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dalam hal dibutuhkan untuk kepentingan audit
administrasi klaim dengan format persetujuan pasien sesuai yang tercantum pada
Lampiran II;

l. Memberikan pemberitahuan tertulis kepada PIHAK KESATU dalam hal perubahan


yang meliputi Sumber Daya Manusia (termasuk dokter pengganti sementara yang
memiliki SIP yang setara), kelengkapan sarana prasarana, lingkup pelayanan,
komitmen pelayanan, waktu dan tempat praktik;

m. Membuat atau menyetujui Pakta Integritas tentang kebenaran data Dokter dan Dokter
Gigi yang berpraktik di PIHAK KEDUA melalui dokumen tertulis dan/atau pada aplikasi
HFIS sebagai dasar penetapan norma kapitasi paling lambat tanggal 4 setiap bulan.

n. Menyampaikan laporan pelayanan bulanan termasuk pelayanan Jejaring Faskes yang


mencakup pencatatan atas jumlah kunjungan Peserta, jumlah rujukan dan diagnosis
melalui aplikasi dan/atau laporan lainnya yang berkaitan dengan Program Jaminan
Kesehatan kepada PIHAK KESATU, kecuali wilayah yang tidak tersedia jaringan
komunikasi data, laporan pelayanan dalam bentuk manual dengan format Laporan
sesuai yang tercantum pada Lampiran IV;

o. Menyediakan dan memberikan informasi identitas petugas yang diberikan wewenang


oleh PIHAK KEDUA untuk bertanggungjawab dalam pelaksanaan operasional sistem
informasi milik PIHAK KESATU, dan menyediakan perangkat keras (hardware) sesuai
standar minimal dan jaringan komunikasi data yang berfungsi dengan baik;

p. Mengajukan berkas tagihan Klaim non kapitasi secara periodik dan lengkap;

6
Pihak I Pihak II
q. Mengembalikan kompensasi pembayaran kepada PIHAK KESATU jika terjadi
kelebihan pembayaran;

r. Melaksanakan rekomendasi TKMKB dan Tim Pencegahan Kecurangan PIHAK


KEDUA;

s. Menyediakan fungsi pelayanan informasi dan unit penanganan pengaduan di PIHAK


KEDUA;

II. Menambah klausul dalam Pasal 14 tentang Pengakhiran Perjanjian, sehingga keseluruhan
Pasal 14 berbunyi sebagai berikut:

PASAL 14
PENGAKHIRAN PERJANJIAN

1. Perjanjian ini dapat diakhiri oleh salah satu Pihak sebelum berakhirnya Jangka Waktu
Perjanjian, berdasarkan hal-hal sebagai berikut:

a. Salah satu pihak telah menerima surat peringatan secara tertulis sebanyak 3
(tiga) kali;
b. Salah satu pihak menyalahgunakan wewenang sebagaimana diatur pada pasal
13 ayat (3);
c. PIHAK KEDUA sudah tidak memenuhi persyaratan kerja sama sebagaimana
tercantum dalam ketentuan peraturan perundang-undangan khususnya dalam
hal Ijin operasional PIHAK KEDUA yang telah habis masa berlakunya atau
dicabut oleh Pemerintah, maka Perjanjian Kerja Sama ini berakhir pada tanggal
terakhir bulan sebelum Surat Ijin Operasional habis atau pada saat pencabutan
ijin operasional PIHAK KEDUA oleh Pemerintah. Terkait pemindahan Peserta
menjadi kewenangan dari PIHAK KESATU
d. Salah satu PIHAK menerima relaas gugatan perdata dari PIHAK lainnya yang
berkaitan dengan ketentuan yang berhubungan dengan pelaksanaan Perjanjian
ini, maka Perjanjian ini dinyatakan berakhir pada tanggal terakhir bulan saat
relaas gugatan tersebut diterima. Terkait pemindahan Peserta menjadi
kewenangan dari PIHAK KESATU.

2. Dalam hal PIHAK KEDUA bermaksud untuk mengakhiri Perjanjian ini secara sepihak
sebelum berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian, PIHAK KEDUA wajib memberikan
pemberitahuan tertulis kepada PIHAK KESATU mengenai maksudnya tersebut
sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sebelumnya.

3. Dalam hal PIHAK KEDUA tidak bekerjasama lagi dengan PIHAK KESATU sebelum
masa kerjasama berakhir sebagaimana diatur dalam ayat (1) pada Pasal ini, maka
Peserta yang terdaftar di PIHAK KEDUA akan dipindahkan ke FKTP lain oleh PIHAK

7
Pihak I Pihak II
KESATU setelah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat, asosiasi fasilitas
kesehatan, dan/atau pemangku kepentingan lain.

4. PARA PIHAK dengan ini sepakat untuk mengesampingkan berlakunya ketentuan


dalam Pasal 1266 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, sejauh yang mensyaratkan
diperlukannya suatu putusan atau penetapan Hakim/Pengadilan terlebih dahulu untuk
membatalkan/ mengakhiri suatu Perjanjian.

5. Berakhirnya Perjanjian ini tidak menghapuskan hak dan kewajiban yang telah timbul
dan tetap berlaku sampai terselesaikannya hak dan kewajibannya tersebut.

III. Menambah Klausul dalam Lampiran I Perjanjian I tentang Ruang Lingkup dan Prosedur
Pelayanan Kesehatan sehingga keseluruhan Lampiran I Perjanjian berbunyi sebagai
berikut:
RUANG LINGKUP DAN PROSEDUR
PELAYANAN KESEHATAN
I. RUANG LINGKUP

A. Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP)

1. Jenis pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP)


a. administrasi pelayanan, meliputi biaya administrasi pendaftaran Peserta untuk
berobat, penyediaan dan pemberian surat rujukan ke FKRTL untuk penyakit
yang tidak dapat ditangani di PIHAK KEDUA;
b. pelayanan promotif preventif, meliputi kegiatan penyuluhan kesehatan
perorangan, imunisasi rutin, keluarga berencana, skrining riwayat kesehatan dan
pelayanan penapisan atau skrining kesehatan tertentu dan peningkatan
kesehatan bagi Peserta penderita penyakit kronis;
c. pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis;
d. tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif;
e. pelayanan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai;
f. pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pratama;
g. Pelayanan Program Rujuk Balik;
h. Pelayanan Program Pengelolaan Penyakit Kronis;
i. Home visit.

2. Cakupan pelayanan medis rawat jalan tingkat pertama


a. kasus medis yang dapat diselesaikan secara tuntas di Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama;
b. kasus medis yang membutuhkan penanganan awal sebelum dilakukan rujukan;
c. kasus medis rujuk balik;
d. pemeriksaan, pengobatan, dan tindakan pelayanan kesehatan gigi tingkat
pertama;

8
Pihak I Pihak II
e. pemeriksaan ibu hamil, nifas, ibu menyusui, bayi dan anak balita oleh bidan atau
dokter;
f. pemberian imunisasi rutin terdiri atas imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan
g. pelayanan keluarga berencana meliputi pemasangan dan/atau pencabutan
IUD/implant, pelayanan suntik KB, penanganan komplikasi KB,Vasektomi.
h. Rehabilitasi medik dasar
i. Pelayanan laboratorium tingkat pratama sebagaimana terlampir pada lampiran
X

3. Jenis pemeriksaan, pengobatan, konsultasi medis, tindakan medis non spesialistik,


baik operatif maupun non operatif, pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
serta pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pertama yang
dilakukan di PIHAK KEDUA sesuai dengan Panduan Praktik Klinis (PPK) bagi
Dokter di Fasilitas pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama yang berlaku.

4. Promotif Preventif
Jenis pelayanan Promotif Preventif meliputi
a. Pelayanan Penunjang Rujuk Balik bagi Peserta Penyandang Penyakit Kronis
yang terdaftar sebagai Peserta Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis),
meliputi:
1) pemeriksaan gula darah puasa (GDP);
2) pemeriksaan HbA1c; dan
3) pemeriksaan kimia darah, meliputi:
a) microalbuminuria;
b) ureum;
c) kreatinin;
d) kolesterol total;
e) kolesterol LDL;
f) kolesterol HDL; dan
g) trigliserida

b. Pelayanan kegiatan kelompok bagi peserta Prolanis, meliputi:


1) Aktifitas fisik Prolanis
2) Edukasi kesehatan Prolanis

c. Pelayanan skrining kesehatan, meliputi:


1) pemeriksaan gula darah puasa (GDP); dan pemeriksaan gula darah post
prandial (GDPP)
2) pemeriksaan IVA
3) Pemeriksaan tekanan darah
4) pemeriksaan Papsmear
5) terapi Krio

9
Pihak I Pihak II
5. Pelayanan gigi
a. administrasi pelayanan, meliputi biaya administrasi pendaftaran Peserta untuk
berobat, penyediaan dan pemberian surat rujukan ke FKRTL untuk penyakit
yang tidak dapat ditangani di PIHAK KEDUA
b. pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis
c. premedikasi
d. kegawatdaruratan oro-dental
e. pencabutan gigi sulung (topikal, infiltrasi)
f. pencabutan gigi permanen tanpa penyulit
g. obat pasca ekstraksi
h. tumpatan komposit/GIC
i. Skeling Gigi

II. PROSEDUR PELAYANAN KESEHATAN

1. Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP)


a. Peserta menunjukkan kartu Peserta/Kartu Indonesia Sehat (KIS) Digital Mobile
JKN yang ditetapkan PIHAK KESATU.
b. Faskes melakukan pengecekan keabsahan eligibilitas peserta melalui aplikasi
BPJS Kesehatan.
c. Dalam hal terdapat keraguan terhadap pemanfaatan Kartu Peserta / KIS Digital
Mobile JKN oleh peserta, Faskes dapat melakukan verifikasi Kartu Peserta / KIS
Digital dengan membandingkan kesesuaian data Kartu Peserta / KIS Digital
dengan identitas pendukung peserta berupa NIK yang akan mengakses pelayanan
kesehatan.
d. Faskes melakukan pemeriksaan kesehatan/pelayanan penunjang/ pemberian
tindakan/obat.
e. Setelah mendapatkan pelayanan yang termasuk dalam non kapitasi, Peserta
menandatangani bukti pelayanan pada lembar yang disediakan. Lembar bukti
pelayanan disediakan oleh masing-masing Faskes sesuai lampiran IX.
f. Faskes melakukan pencatatan pelayanan dan tindakan yang telah dilakukan pada
rekam medis peserta serta wajib menginput ke dalam aplikasi BPJS Kesehatan.
g. Apabila Peserta membutuhkan pelayanan KB, pemeriksaan kehamilan dan pasca
melahirkan, imunisasi rutin, maka pelayanan dapat dilakukan oleh bidan atau
dokter umum.
h. Bila berdasarkan hasil pemeriksaan dokter ternyata Peserta memerlukan
pemeriksaan ataupun tindakan spesialis/sub-spesialis sesuai dengan indikasi
medis, maka FKTP akan memberikan surat rujukan ke FKRTL yang bekerjasama
dengan PIHAK KESATU sesuai dengan sistem rujukan yang berlaku.

10
Pihak I Pihak II
i. Surat rujukan merupakan luaran aplikasi sesuai ketentuan PIHAK KESATU

2. Promotif Preventif
a. Pelayanan Penunjang Rujuk Balik:
1) Peserta menunjukkan kartu Peserta/Kartu Indonesia Sehat (KIS) Digital Mobile
JKN yang ditetapkan PIHAK KESATU.
2) Faskes melakukan pengecekan keabsahan eligibilitas peserta melalui aplikasi
BPJS Kesehatan.
3) Dalam hal terdapat keraguan terhadap pemanfaatan Kartu Peserta/ KIS Digital
Mobile JKN oleh peserta, Faskes dapat melakukan verifikasi Kartu Peserta/ KIS
Digital dengan membandingkan kesesuaian data Kartu Peserta/ KIS Digital
dengan identitas pendukung peserta berupa NIK yang akan mengakses
pelayanan kesehatan.
4) Petugas FKTP melakukan verifikasi pelayanan penunjang rujuk balik.
5) Peserta mendapatkan pelayanan penunjang rujuk balik.
6) Peserta harus menandatangani bukti hasil pemeriksaan laboratorium
penunjang rujuk balik.
7) Faskes melakukan pencatatan pelayanan ke dalam aplikasi BPJS Kesehatan.
8) Faskes wajib menyimpan bukti hasil pemeriksaan laboratorium sebagai salah
satu kelengkapan berkas penagihan kepada PIHAK KESATU.
b. Pelayanan kegiatan kelompok bagi peserta Prolanis:
1) Kegiatan kelompok ini merupakan kegiatan penunjang yang tidak wajib
dilaksanakan oleh FKTP atau Peserta Prolanis. Kegiatan ini dilakukan dalam
bentuk Klub Prolanis dan dilaksanakan secara periodik oleh FKTP.
2) Peserta menunjukkan kartu Peserta/Kartu Indonesia Sehat (KIS) Digital Mobile
JKN yang ditetapkan PIHAK KESATU.
3) Faskes melakukan pengecekan keabsahan eligibilitas peserta melalui aplikasi
BPJS Kesehatan.
4) Dalam hal terdapat keraguan terhadap pemanfaatan Kartu Peserta/ KIS Digital
Mobile JKN oleh peserta, Faskes dapat melakukan verifikasi Kartu Peserta/ KIS
Digital dengan membandingkan kesesuaian data Kartu Peserta/ KIS Digital
dengan identitas pendukung peserta berupa NIK yang akan mengakses
pelayanan kesehatan.
5) Peserta bersama dengan petugas FKTP melakukan kegiatan kelompok Prolanis.
6) Peserta harus menandatangani daftar hadir kegiatan kelompok Prolanis.
7) Faskes melakukan pencatatan pelayanan ke dalam aplikasi BPJS Kesehatan.
11
Pihak I Pihak II
8) Faskes wajib menyimpan daftar hadir kegiatan kelompok sebagai salah satu
kelengkapan berkas penagihan kepada PIHAK KESATU.

c. Pelayanan Skrining Kesehatan:


1) Peserta menunjukkan kartu Peserta/Kartu Indonesia Sehat (KIS) Digital Mobile
JKN yang ditetapkan PIHAK KESATU.
2) Faskes melakukan pengecekan keabsahan eligibilitas peserta melalui aplikasi
BPJS Kesehatan.
3) Dalam hal terdapat keraguan terhadap pemanfaatan Kartu Peserta/ KIS Digital
Mobile JKN oleh peserta, Faskes dapat melakukan verifikasi Kartu Peserta/
KIS Digital dengan membandingkan kesesuaian data Kartu Peserta/ KIS
Digital dengan identitas pendukung peserta berupa NIK yang akan mengakses
pelayanan kesehatan.
4) FKTP melakukan Skrining Riwayat Kesehatan melalui anamnesis riwayat
kesehatan dan pemeriksaan fisik.
5) Peserta yang telah melakukan skrining riwayat kesehatan oleh FKTP dan
hasilnya berisiko Diabetes Mellitus akan memperoleh nomor legalisasi untuk
mendapatkan pelayanan skrining kesehatan dengan pemeriksaan gula darah
puasa (GDP) dan pemeriksaan gula darah post prandial (GDPP).
6) Bagi Peserta yang akan memperoleh pelayanan Skrining DM (Pemeriksaan
GDP dan GDPP) dan IVA, harus mengisi Surat Pernyataan Belum Skrining
terlebih dahulu.
7) Peserta mendapatkan pelayanan skrining kesehatan.
8) Peserta harus menandatangani bukti hasil pemeriksaan skrining kesehatan.
9) Faskes melakukan pencatatan pelayanan ke dalam aplikasi BPJS Kesehatan.
10) Faskes wajib menyimpan bukti hasil skrining kesehatan dan Surat Pernyataan
Belum Skrining yang telah ditandatangani Peserta, serta Surat Pengantar
Skrining (apabila peserta yang dilayani bukan peserta terdaftar) sebagai salah
satu kelengkapan berkas penagihan kepada PIHAK KESATU.
11) Bagi PIHAK KEDUA yang memberikan pelayanan Skrining Kesehatan yang
melalui pengerahan massa yang terorganisir atau penjaringan tidak dapat
ditagihkan kepada PIHAK KESATU.
12) Bagi FKTP yang tidak mampu melakukan pelayanan Skrining Kesehatan,
maka dapat memberikan Surat Pengantar Skrining kepada FKTP lain atau
Laboratorium yang ditunjuk.

3. Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP) ** bagi Klinik dengan fasilitas rawat inap
12
Pihak I Pihak II
a. Peserta datang ke PIHAK KEDUA yang memiliki fasilitas rawat inap.
b. PIHAK KEDUA dapat melayani Peserta yang terdaftar maupun Peserta yang
dirujuk dari Faskes lain.
c. Peserta menunjukkan kartu Peserta/Kartu Indonesia Sehat (KIS) Digital Mobile
JKN.
d. PIHAK KEDUA melakukan pengecekan keabsahan eligibilitas peserta melalui
aplikasi PIHAK KESATU.
e. Dalam hal terdapat keraguan terhadap pemanfaatan Kartu Peserta / KIS Digital
Mobile JKN oleh peserta, Faskes dapat melakukan verifikasi Kartu Peserta / KIS
Digital dengan membandingkan kesesuaian data Kartu Peserta / KIS Digital
dengan identitas pendukung peserta berupa NIK yang akan mengakses pelayanan
kesehatan.
f. PIHAK KEDUA melakukan pemeriksaan, perawatan, pemberian tindakan, obat dan
BMHP.
g. Setelah mendapatkan pelayanan yang termasuk dalam klaim non kapitasi, Peserta
menandatangani bukti pelayanan pada lembar yang disediakan. Lembar bukti
pelayanan disediakan oleh masing-masing Faskes sesuai lampiran IX.
h. PIHAK KEDUA melakukan pencatatan pelayanan dan tindakan yang telah
dilakukan pada rekam medis peserta dan menginputnya ke dalam aplikasi PIHAK
KESATU.
i. Peserta dapat dirujuk ke FKRTL bila berdasarkan indikasi medis diperlukan.

IV. Mengubah klausul dalam Lampiran II Perjanjian tentang Biaya dan Tata Cara Pembayaran
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama sehingga keseluruhan Lampiran II Perjanjian
berbunyi sebagai berikut :

BIAYA DAN TATA CARA PEMBAYARAN


PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

A. BIAYA PELAYANAN KESEHATAN

1. Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP)


a. Dibayarkan berdasarkan Kapitasi perjiwa perbulan sudah termasuk pajak

b. Besaran tarif Kapitasi per FKTP (diisi berdasarkan kesepakatan BPJS


Kesehatan bersama dengan Asosiasi Fasilitas Kesehatan dengan standar tarif
yang ditetapkan oleh Menteri).

c. Norma penetapan besaran tarif kapitasi berdasarkan data jumlah dokter dan
dokter gigi sesuai dengan Surat Izin Praktik Dokter yang berlaku.

13
Pihak I Pihak II
d. Pembayaran kapitasi per bulan berdasarkan masa berlaku SIP Dokter dan/atau
Dokter Gigi yang berlaku selama 1 (satu) bulan penuh, apabila masa berlaku SIP
Dokter dan/atau Dokter Gigi kurang dari 1 (satu) bulan maka tidak diperhitungkan
dalam penetapan tarif kapitasi bulan tersebut.

e. Pembuatan atau persetujuan Pakta Integritas (sebagaimana tertuang dalam


Kewajiban PIHAK KEDUA) merupakan persyaratan untuk menentukan tarif
kapitasi.

Tarif Kapitasi

Dokter RS D
Puskesmas Klinik Pratama
No Norma Kapitasi Praktik Pratama
3,000 3,500 4,500 5,000 5,500 6,000 8,000 9,000 10,000 10,000
Ketersediaan
1 Dokter Umum
a. tidak ada √ √
b. 1 Orang √ √ √
b. minimal 2 orang √ √ √ √ √
2 Dokter Gigi
a. tidak ada √ √ √ √
b. ada √ √ √ √ √
3 Bidan/perawat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 Laboratorium sederhana √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5 Apotek/Pelayanan Obat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
TARIF (Rp)
No Jenis Faskes

1 Klinik Pratama Rp. 10.000,00

Tarif non kapitasi pada RJTP

No Pemeriksaan Tarif Keterangan

1 Pelayanan Penunjang Prolanis


Rp. 10.000,- (Sepuluh
Ribu Rupiah) sampai
1 bulan 1 kali bagi
a. Pemeriksaan GDP dengan Rp. 20.000,-
peserta Prolanis DM
(Dua Puluh Ribu
Rupiah)
Rp. 160.000,-
(Seratus Enam Puluh
Ribu Rupiah) sampai 6 bulan 1 kali bagi
b. Pemeriksaan HbA1c
dengan Rp. 200.000,- peserta Prolanis DM
(Dua Ratus Ribu
Rupiah)
Rp. 120.000,-.
c. Pemeriksaan 2 kali dalam 1 tahun
(seratus dua puluh
Microalbuminuria bagi seluruh peserta
ribu rupiah)
Prolanis

14
Pihak I Pihak II
No Pemeriksaan Tarif Keterangan

Rp. 30.000,- 2 kali dalam 1 tahun


d. Pemeriksaan Ureum (tiga puluh ribu bagi seluruh peserta
rupiah) Prolanis
Rp. 30.000,-
2 kali dalam 1 tahun
e. Pemeriksaan Kreatinin (tiga puluh ribu
bagi seluruh peserta
rupiah)
Prolanis
Rp. 45.000,-
f. Pemeriksaan Kolesterol 2 kali dalam 1 tahun
(empat puluh lima
Total bagi seluruh peserta
ribu rupiah)
Prolanis
Rp. 60.000,-
g. Pemeriksaan 2 kali dalam 1 tahun
(enam puluh ribu
Kolesterol LDL bagi seluruh peserta
rupiah)
Prolanis
Rp. 45.000,-
h. Pemeriksaan 2 kali dalam 1 tahun
(empat puluh lima
Kolesterol HDL bagi seluruh peserta
ribu rupiah)
Prolanis
Rp. 50.000,-
i. Pemeriksaan 2 kali dalam 1 tahun
(lima puluh ribu
Trigliserida bagi seluruh peserta
rupiah)
Prolanis
3 Pelayanan Skrining Kesehatan
a. Pemeriksaan IVA Rp. 25.000,- 1 kali dalam setahun.
(dua puluh lima ribu Jika hasil negatif,
rupiah) maka bisa melakukan
pemeriksaan lagi 3
tahun kemudian. Jika
hasil positif, maka bisa
melakukan
pemeriksaan lagi pada
tahun selanjutnya.
b. Pemeriksaan Rp. 125.000,- 1 kali dalam setahun.
papsmear (seratus dua puluh Jika hasil negatif,
lima ribu rupiah) maka bisa melakukan
pemeriksaan lagi 3
tahun kemudian. Jika
hasil positif, maka bisa
melakukan
pemeriksaan lagi pada
tahun selanjutnya.
c. Pemeriksaan GDP dan Rp. 10.000,- (Sepuluh Pemeriksaan diberikan
GDPP Ribu Rupiah) sampai kepada peserta yang
dengan Rp. 20.000,- telah melakukan
(Dua Puluh Ribu Skrining Riwayat
Rupiah) Kesehatan oleh FKTP
15
Pihak I Pihak II
No Pemeriksaan Tarif Keterangan

dengan hasil IMT


dan/atau lingkar perut
lebih dari normal.
d. Terapi Krio Rp. 150.000,- Untuk kasus IVA Positif
(seratus lima puluh
ribu rupiah)
4 Jasa Kebidanan, Neonatal dan KB
a. Paket ANC Rp. 200.000,- 1) diberikan dalam
(dua ratus ribu rupiah) bentuk paket paling
sedikit 4 (empat)
kali pemeriksaan
2) jenis pemeriksaan
sesuai dkengan
ketentuan yang
berlaku
3) dalam hal
pemeriksaan ANC
tidak dilakukan di
satu tempat maka
dibayarkan
perkunjungan
sebesar Rp.
50.000,- (lima
puluh ribu rupiah)

b. Pemeriksaan PNC Rp. 25.000,- (dua diberikan dalam kurun


puluh lima ribu waktu kunjungan
rupiah)/ kunjungan dengan ketentuan 2
(dua) kali kunjungan
ibu nifas dan neonatus
pertama dan kedua
(KF1-KN1 dan KF2-
KN2), 1 (satu) kali
kunjungan neonatus
ketiga (KN3), serta 1
(satu) kali kunjungan
ibu nifas ketiga (KF3).

c. Pemasangan Rp. 100.000,-


dan/atau (seratus ribu rupiah)
pencabutan
IUD/implant
d. Pelayanan suntik Rp. 15.000,- Per kali suntik
KB (lima belas ribu
rupiah)
e. Penanganan Rp 125.000,-
komplikasi KB
16
Pihak I Pihak II
No Pemeriksaan Tarif Keterangan

(seratus dua puluh


lima ribu)
f. Pelayanan Keluarga Rp. 350.000,-
Berencana metode (tiga ratus lima puluh
Operasi Pria ribu rupiah)
(KBMOP)/vasektomi
5 Protesa Gigi Maksimal 1) Diberikan paling
Rp. 1.000.000,- cepat 2 (dua) tahun
(satu juta rupiah) sekali atas indikasi
medis untuk gigi
yang sama
2) Full protesa gigi
maksimal
Rp. 1.000.000,-
3) Masing-masing
rahang maksimal
Rp. 500.000,-
Ambulance Sesuai dengan tarif 1) Penggantian biaya
6 Perda pelayanan
ambulan diberikan
pada pelayanan
ambulan darat dan
ambulan air
2) Dalam hal belum
terdapat tarif
Perda maka
mengacu pada
standar yang
berlaku pada
daerah dengan
karakteristik
geografis yang
setara pada satu
wilayah

-Dibayarkan berdasarkan Tarif Non Kapitasi

No Jenis Pelayanan Tarif (Rp)

1 Paket persalinan pervaginam normal oleh Rp.700.00,00


Bidan

2 Pelayanan pra rujukan pada komplikasi Rp.125.000


kebidanan dana tau neonatal

17
Pihak I Pihak II
Mekanisme pengenaan pajak terhadap jenis pelayanan diatas mengacu pada
peraturan perundangan yang berlaku.

2. Penerapan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan*** (Bagi


FKTP yang menjalankan KBK)

a. Penerapan Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan


Penerapan Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan dilaksanakan oleh
Rumah Sakit Kelas D Pratama, Klinik Pratama, atau fasilitas kesehatan yang
setara dengan kriteria:
1) Telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan minimal 1 (satu) tahun; dan
2) Minimal peserta terdaftar pada Klinik Pratama 5.000 Peserta.
b. Target pemenuhan komitmen pelayanan adalah batasan optimal indikator
komitmen pelayanan yang harus dipenuhi oleh PIHAK KEDUA

c. Zona aman adalah kondisi PIHAK KEDUA dapat mencapai target pemenuhan
komitmen pelayanan.

d. Zona Tidak Aman adalah kondisi PIHAK KEDUA tidak dapat mencapai target
pemenuhan komitmen pelayanan.

1. Cara penilaian indikator

a) Indikator Angka Kontak (AK)

1) Angka kontak merupakan indikator untuk mengetahui tingkat aksesibilitas


dan pemanfaatan pelayanan primer di PIHAK KEDUA oleh Peserta
serta upaya PIHAK KEDUA terhadap layanan kesehatan Peserta pada
setiap 1000 (seribu) Peserta terdaftar di PIHAK KEDUA yang bekerjasama
dengan PIHAK KESATU.

2) Indikator Angka Kontak (AK) dihitung dengan formulasi perhitungan


sebagai berikut:

AK = jumlah Peserta terdaftar yang melakukan kontak x 1000


jumlah Peserta terdaftar di PIHAK KEDUA
Angka kontak adalah perbandingan jumlah Peserta terdaftar yang
melakukan kontak dengan PIHAK KEDUA dengan total jumlah
Peserta terdaftar di FKTP dikali 1000 (seribu).
3) Jumlah Peserta yang melakukan kontak adalah jumlah Peserta JKN (per
nomor identitas Peserta) yang terdaftar di PIHAK KEDUA dan
mendapatkan pelayanan kesehatan di FKTP per bulan baik di dalam
gedung maupun di luar gedung tanpa memperhitungkan frekuensi
kedatangan Peserta dalam satu bulan.
18
Pihak I Pihak II
4) Jumlah Peserta terdaftar adalah jumlah Peserta JKN yang terdaftar di
PIHAK KEDUA per bulan

5) Bentuk Kontak yang menjadi catatan penilaian adalah:

(a) Tempat kontak antara Peserta dengan PIHAK KEDUA , Jaringan


pelayanan Klinik, Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan, UKBM,
Rumah atau domisili Peserta yang dikunjungi oleh PIHAK KEDUA,
dan Unit Kesehatan Sekolah;

(b) Jenis pelayanan

i. kunjungan sakit;

ii. kunjungan sehat

(c) Bentuk kontak lain yang dapat diukur dan telah disepakati antara
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan PIHAK KESATU, baik
kunjungan sehat maupun kunjungan sakit.

6) Pada saat dilakukan penilaian, tim penilai melakukan uji sampling terhadap
kontak yang dilaporkan oleh PIHAK KEDUA berupa bukti, antara lain:

(1) daftar hadir/bukti kedatangan Peserta (tanda tangan Peserta);

(2) hasil pemeriksaan yang dilakukan, misalnya tekanan darah,


GDP/GDPP, berat badan;

(3) dokumentasi kegiatan (foto atau video).

sesuai kebutuhan tim penilai.


b) Rasio Rujukan Rawat Jalan Kasus Non Spesialistik (RRNS)

1) Rasio rujukan rawat jalan kasus non spesialistik merupakan indikator untuk
mengetahui optimalnya koordinasi dan kerjasama antara PIHAK KEDUA
dengan FKRTL sehingga sistem rujukan terselenggara sesuai indikasi
medis dan kompetensinya.

2) Indikator Rasio Rujukan Rawat Jalan Kasus Non Spesialistik (RRNS)


dihitung dengan formulasi perhitungan sebagai berikut:

RRNS = jumlah rujukan kasus non spesialistik x 100


jumlah rujukan PIHAK KEDUA
Rasio rujukan rawat jalan kasus non spesialistik adalah perbandingan
jumlah Peserta yang dirujuk dengan kasus non spesialistik dengan jumlah
seluruh Peserta yang dirujuk oleh PIHAK KEDUA dikali 100 (seratus).

19
Pihak I Pihak II
3) Jumlah rujukan rawat jalan kasus non spesialistik adalah jumlah Peserta
yang dirujuk dengan diagnosa yang termasuk dalam jenis penyakit yang
menjadi kompetensi dokter di PIHAK KEDUA sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan atau berdasarkan kesepakatan antara PIHAK
KESATU, PIHAK KEDUA, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan
Organisasi Profesi dengan memperhatikan kemampuan pelayanan
PIHAK KEDUA dan progresivitas penyakit yang merupakan keadaan
khusus pasien dan/atau kedaruratan medis, serta dituangkan secara
tertulis dalam berita acara kesepakatan yang menjadi satu kesatuan yang
tidak terpisahkan dari perjanjian kerja sama.

4) Jumlah rujukan FKTP adalah total jumlah Peserta yang dirujuk ke FKRTL
oleh PIHAK KEDUA.

c) Rasio Peserta Prolanis rutin berkunjung ke PIHAK KEDUA (RPPB)

1) Rasio Peserta Prolanis Rutin Berkunjung ke PIHAK KEDUA (RPPB)


merupakan indikator untuk mengetahui kesinambungan pelayanan
penyakit kronis yang disepakati oleh PARA PIHAK terhadap Peserta
Prolanis

2) Indikator Rasio Peserta Prolanis Rutin Berkunjung ke PIHAK KEDUA


dihitung dengan formulasi perhitungan sebagai berikut:

RPPB= jumlah Peserta Prolanis yang rutin berkunjung x 100


jumlah Peserta Prolanis terdaftar di PIHAK KEDUA
Rasio Peserta Prolanis Rutin Berkunjung ke PIHAK KEDUA adalah
perbandingan jumlah Peserta Prolanis yang rutin berkunjung ke PIHAK
KEDUA dengan jumlah Peserta Prolanis terdaftar di PIHAK KEDUA dikali
100 (seratus).
3) Jumlah Peserta Prolanis rutin berkunjung ke PIHAK KEDUA adalah
jumlah Peserta JKN yang terdaftar dalam Prolanis (per nomor identitas
Peserta) yang mendapatkan pelayanan kesehatan di PIHAK KEDUA per
bulan, baik di dalam gedung maupun di luar gedung, tanpa
memperhitungkan frekuensi kedatangan Peserta dalam satu bulan.

4) Jenis penyakit kronis yang termasuk dalam Prolanis yang dihitung dalam
indikator adalah penyakit Diabetes Melitus dan Hipertensi atau sesuai
dengan kesepakatan antara Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, PIHAK
KESATU dan PIHAK KEDUA.

2. Target Pemenuhan Komitmen Pelayanan

a) Target pemenuhan Indikator Komitmen Pelayanan

1) Angka Kontak (AK)

20
Pihak I Pihak II
Target pemenuhan angka kontak oleh PIHAK KEDUA sebesar paling
sedikit 150‰ (seratus lima puluh permil) setiap bulan.
2) Rasio Rujukan Rawat Jalan Kasus Non Spesialistik (RRNS)

Target pemenuhan rasio rujukan rawat jalan kasus non spesialistik oleh
PIHAK KEDUA sebesar kurang dari 5% (lima persen) setiap bulan.
3) Rasio Peserta Prolanis rutin berkunjung ke PIHAK KEDUA (RPPB)

Target pemenuhan Rasio Peserta Prolanis Rutin Berkunjung ke PIHAK


KEDUA, sebesar paling sedikit 50% (lima puluh persen) setiap bulan.
4) Indikator Tambahan Rasio Kunjungan Rumah

Pencapaian terhadap indikator kegiatan kunjungan rumah dengan


pendekatan keluarga adalah apabila Rasio Kunjungan Rumah (RKR)
mencapai 100/12% atau sekitar 8,33 (delapan koma tiga puluh tiga) persen
setiap bulannya. Dengan demikian dalam satu tahun RKR harus dicapai
100% untuk mendapatkan kompensasi komitmen pelayanan.
Tabel
Target Pemenuhan Indikator Komitmen Pelayanan
No Nama Indikator Target Indikator
1 Angka Kontak (AK) ≥ 150 per mil
Rasio Rujukan Rawat Jalan Non
2 < 5%
Spesialistik (RRNS)
Rasio Peserta Prolanis Rutin
3 ≥ 50%
Berkunjung Ke FKTP (RPPB)

b) Penyesuaian besaran kapitasi berdasarkan pencapaian target indikator


komitmen pelayanan bagi PIHAK KEDUA, sebagai berikut:

1) Indikator yang mempengaruhi besaran pembayaran kapitasi adalah


indikator Angka Kontak (AK), Rasio Rujukan Rawat Jalan Kasus Non
Spesialistik (RRNS), dan Rasio Peserta Prolanis Rutin Berkunjung ke
FKTP (RPPB).

2) Apabila 3 (tiga) target indikator komitmen pelayanan tercapai, maka


PIHAK KEDUA menerima pembayaran kapitasi sebesar 100% (seratus
persen) dari norma kapitasi yang ditetapkan.

3) Apabila 2 (dua) target indikator komitmen pelayanan tercapai, dan 1


(satu) indikator lainnya tidak mencapai target indikator, maka PIHAK
KEDUA menerima pembayaran kapitasi sebesar 95% (sembilan puluh
lima persen) dari norma kapitasi yang ditetapkan.

4) Apabila 1 (satu) target indikator komitmen pelayanan tercapai dan 2 (dua)


indikator lainnya tidak mencapai target indikator, maka PIHAK KEDUA

21
Pihak I Pihak II
menerima pembayaran kapitasi sebesar 92,5% (Sembilan puluh dua
koma lima persen) dari norma kapitasi yang ditetapkan.

5) FKTP yang tidak memenuhi seluruh target indikator komitmen pelayanan,


maka PIHAK KEDUA menerima pembayaran kapitasi sebesar 90%
(sembilan puluh persen) dari norma kapitasi yang ditetapkan.

c) Dalam hal pemenuhan target indikator komitmen pelayanan menyebabkan


besaran tarif kapitasi lebih rendah dari standar tarif kapitasi minimal yang
telah ditetapkan oleh Menteri, maka besaran kapitasi yang dibayarkan adalah
sebesar tarif kapitasi minimal.

Tabel
Penerapan Pembayaran Kapitasi Berbasis
Pemenuhan Komitmen Pelayanan

No Jumlah Pencapaian Target Indikator % Pembayaran


Zona Tidak Aman Zona Aman
1 0 3 100%
2 1 2 95%
3 2 1 92.5%
4 3 0 90%

3) Mekanisme pelaksanaan perhitungan pemenuhan komitmen pelayanan:

1) Penilaian terhadap indikator pemenuhan komitmen pelayanan dilakukan setiap


bulan.
2) Penyesuaian pembayaran kapitasi atas pemenuhan target indikator komitmen
pelayanan dimulai pada bulan ke-4 sejak penerapan pembayaran kapitasi
berbasis pemenuhan komitmen pelayanan berdasarkan hasil penilaian rata-rata
pencapaian indikator komitmen pelayanan 3 (tiga) bulan sebelumnya.
Contoh:
Rata-rata penilaian bulan 1, 2, 3 digunakan untuk membayar kapitasi pada bulan
4, 5, 6, dan seterusnya
3) Penilaian terhadap pencapaian indikator Rasio Kunjungan Rumah (RKR) dihitung
berdasarkan penilaian setiap bulan dan dilakukan monitoring dan evaluasi setiap
3 (tiga) bulan, serta diakumulasikan dalam 1 (satu) tahun.

B. TATA CARA PEMBAYARAN

A. Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP)


1. Biaya pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) dibayar dengan kapitasi,
yaitu berdasarkan tarif kapitasi dan jumlah Peserta terdaftar di PIHAK KEDUA
sesuai ketentuan pendaftaran Peserta di PIHAK KEDUA yang berlaku

22
Pihak I Pihak II
2. Pemilihan fasilitas kesehatan tingkat pertama tempat Peserta terdaftar berdasarkan
pilihan Peserta.

3. Ketentuan mutasi tambah kurang Peserta

a. Peserta lama yang melakukan pergantian FKTP;

- Apabila Peserta melakukan perpindahan (mutasi) dari FKTP ke FKTP


lainnya pada bulan berjalan, maka perhitungan kapitasi pada FKTP yang
baru akan dihitung pada bulan berikutnya.

b. Peserta baru

- Peserta baru yang masuk pada tanggal 1 sd 31 bulan berjalan, dapat


langsung dilayani meskipun kapitasi belum dibayarkan.

- Perhitungan kapitasi dengan penambahan Peserta baru yang masuk pada


tanggal 1 sd 31 bulan berjalan, maka kapitasi pada bulan berjalan tersebut
akan dibayarkan dengan menambahkan pada pembayaran kapitasi pada
bulan berikutnya tanpa dikenakan sanksi ganti rugi keterlambatan
pembayaran kapitasi.

4. Pembayaran kapitasi kepada PIHAK KEDUA dilaksanakan setiap bulan selambat-


lambatnya tanggal 15 (lima belas) bulan berjalan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

5. Jika pembuatan dan persetujuan Pakta Integritas belum dilakukan oleh PIHAK
KEDUA maka tarif kapitasi belum bisa ditetapkan sehingga besaran jumlah kapitasi
tidak bisa terbentuk dan pembayaran kapitasi belum bisa dilakukan.

6. Penyesuaian norma penetapan besaran tarif kapitasi dalam hal terjadi penambahan
ketersediaan sumber daya manusia khususnya tenaga kesehatan, kelengkapan
sarana prasarana dan lingkup pelayanan yang mempengaruhi kapasitas layanan
dan besaran kapitasi yang dibayarkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
diberlakukan pada bulan berikutnya setelah PIHAK KEDUA memberitahukan
secara tertulis kepada PIHAK KESATU

7. Apabila terjadi keterlambatan pemberitahuan dan/atau tidak ada pemberitahuan


dari PIHAK KEDUA, terhadap terjadinya pengurangan ketersediaan sumber daya
manusia khususnya tenaga kesehatan seperti dokter pindah tempat tugas, cuti
melahirkan 3 bulan, meninggal dunia dll, kelengkapan sarana prasarana dan
lingkup pelayanan yang mempengaruhi kapasitas layanan dan besaran kapitasi
yang dibayarkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, penyesuaian norma
penetapan besaran tarif kapitasi diberlakukan sejak terjadinya pengurangan.

8. Kelebihan pembayaran kapitasi akibat kejadian sebagaimana angka 6 diatas, akan


dikompensasikan pada pembayaran kapitasi bulan berikutnya.
23
Pihak I Pihak II
9. Kelebihan pembayaran non kapitasi karena incorrect claim (ketidaksesuaian Klaim)
atau hasil audit akan dikompensasikan pada pembayaran kapitasi dan atau non
kapitasi bulan berikutnya.

10. Kompensasi kelebihan atau kekurangan pembayaran kapitasi dan non kapitasi
dituangkan dalam berita acara yang disepakati oleh para pihak.

11. Biaya pelayanan kesehatan yang dibayar dengan tarif non kapitasi untuk
pelayanan yang telah dilakukan oleh PIHAK KEDUA maupun jejaringnya,
diajukan secara kolektif oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU dengan
kelengkapan administrasi berdasarkan pada ketentuan yang berlaku.

B. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan menarik biaya apapun terhadap Peserta


sepanjang pelayanan kesehatan yang diberikan masih tercakup dalam ruang lingkup
Perjanjian ini;
C. Pembayaran dana kapitasi dan non kapitasi termasuk promotif preventif untuk
kegiatan kelompok Prolanis dari PIHAK KESATU melalui rekening yang telah
ditetapkan dalam perjanjian kerjasama sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
D. Nomor rekening pembayaran dana kapitasi JKN dan tagihan non kapitasi termasuk
promotif preventif dari PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA, sebagai berikut:
1. Rekening Kapitasi
Rekening Atas Nama : CV Satria Namira Husada
Nama Bank : MANDIRI
Nomor Rekening : 141-00-1542911-1
No. NPWP : 66.270.743.9.643.000
a.n CV.SATRIA NAMIRA HUSADA
2. Rekening Promotif Preventif
Rekening Atas Nama : CV Satria namira Husada
Nama Bank : Mandiri
Nomor Rekening : 141-00-1542911-1
No. NPWP : 66.270.743.9.643.000
a.n CV SATRIA NAMIRA HUSADA

E. Pembayaran dari PIHAK KESATU kepada Jejaring Faskes melalui mekanisme


transfer bank ke nomor rekening masing-masing Jejaring Faskes sebagaimana pada
Lampiran VI Perjanjian ini.

24
Pihak I Pihak II
F. Biaya administrasi bank yang timbul akibat adanya transfer (kliring) dibebankan
kepada masing-masing rekening PIHAK KEDUA dan Jejaring Faskes.
G. Pembayaran klaim non kapitasi kepada PIHAK KEDUA dan Jejaring Faskes sebesar
Netto setelah dikurangi biaya administrasi bank dan pajak sesuai ketentuan yang
berlaku.

V. Pasal-pasal lain berikut Lampiran yang tidak diubah dalam Addendum ini, tetap
diberlakukan dan mengikat para Pihak sebagaimana yang tertuang di dalam
PERJANJIAN INDUK.
VI. Addendum ini merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari
PERJANJIAN INDUK.
VII. Addendum ini berlaku efektif sejak tanggal ditandatangani dikecualikan ketentuan
terkait dengan pelayanan penapisan atau skrining kesehatan tertentu sesuai dengan
pemberlakuan Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 2 Tahun 2019 yaitu sejak tanggal 18
April 2019.
Demikianlah, Addendum ini dibuat dengan itikad baik dalam rangkap 2 (dua), asli, masing-
masing sama bunyinya, di atas kertas bermaterai cukup serta mempunyai kekuatan hukum
yang sama setelah ditanda-tangani oleh PARA PIHAK.
PIHAK KESATU PIHAK KEDUA
KEPALA BPJS KESEHATAN PENANGGUNG JAWAB
CABANG SIDOARJO KLINIK SATRIA NAMIRA HUSADA 92

dr. SRI MUGIRAHAYU dr. YULIA MANAWEAN

25
Pihak I Pihak II
26
Pihak I Pihak II

Anda mungkin juga menyukai