Barbara McClintock adalah orang yang pertama kali mempelajari gejala yang
ditimbulkan dan mengembangkan teori mengenai keberadaan transposon pada tahun
1940-an. Karena pada masanya orang tidak bisa membuktikan keberadaan transposon
secara langsung, teorinya diabaikan orang. Terlebih lagi, pada masa itu pendapat seorang
perempuan akan kurang didengar oleh kalangan ilmuwan. Baru pada tahun 1960-an,
ketika sekelompok peneliti bakteri menemukan gejala yang sama dan mengemukakan
teori yang serupa dengan McClintock, transposon diakui oleh kalangan biologi dan
McClintock memperoleh pengakuan berupa penghargaan Nobel di bidang Fisiologi
(1983). Transposon pertama kali diduga sebagai agen pembawa atau penyebab mutasi
(mutator gene) yang membuat jagung memiliki dua warna dalam satu bongkol.
Transposon atau transposable elemen (TE) adalah fragmen DNA (gen) yang
mampu melepaskan diri menyisip pada bagian lain genom suatu organisme. Transposon
pertama kali diduga sebagai agen pembawa atau penyebab mutasi (mutator gene) yang
membuat jagung memiliki dua warna dalam satu bongkol. Transposon atau transposable
elemen (TE) adalah fragmen DNA (gen) yang mampu melepaskan diri menyisip pada
bagian lain genom suatu organisme.
2. Mekanisme Transposisi
3. Jenis Transposon
Berdasarkan mekanisme perpindahan (transposisi), transposon dapat di
kelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu transposon potong-tempel, transposon
replikatif, dan retrotransposon (Argo Subekti, 2006).
Transposon Potong-Tempel
Transposon Replikatif
Retrotransposon
Retrotransposon disebut juga jenis transposon kelas I yang dapat digambarkan
sebagai copy and paste. Retrotransposon menyalin dirinya dalam dua tahap, pertama dari
DNA ke RNA dengan transkripsi. Kemudian, dari RNA kembali ke DNA oleh transkripsi
balik. Salinan DNA ini kemudian dimasukkan ke genom pada posisi baru. Transkripsi
balik dikatalisis oleh enzim transkriptase yang sering dikodekan oleh transposon sendiri
(Azrai, M. 2006).
Retroviruses pertama kali diidentifikasi 80 tahun yang lalu sebagai agen yang
terlibat dalam kejadian penyakit Kanker. Informasi terkini menyatakan bahwa epidemi
AIDS terjadi akibat HIV retrovirus. Pada permulaan 1970an, ditemukan retrovirus yang
memiliki kemampuan menggandakan RNA genomnya dengan mengkonversi RNA
menjadi DNA yang lebih stabil dalam mengintegrasi dengan DNA inangnya. Hal ini
hanya merupakan perbandingan bahwa retrovirus telah dikenal sebagai bentukan khusus
dari transposon eukariot. Pengaruhnya sebagai transposon yang berpindah melalui
intermediet RNA biasanya meninggalkan sel inangnya dan menginfeksi sel yang lain.