Pada pembelajaran seminar kasus Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah
bukan lagi memaparkan sebuah asuhan fiktif, melainkan memaparkan konsep dasar
manajemen asuhan kebidanan sesuai teori (askeb teori), menggunakan pendekatan
manajemen kebidanan dengan 7 Langkah Varney.
Bentuk dokumentasi tinjauan kasus Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra
Sekolah di klinik menggunakan SOAP notes.
Panduan membuat suatu konsep dasar manajemen Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan
Anak Pra Sekolah terlampir.
Contoh :
dengan ………………….………………*
I. PENGKAJIAN
Pengkajian data subyektif dan data obyektif menggunakan konsep refocusing atau
menggunakan data fokus yang disesuaikan dengan kebutuhan klien, berlandaskan
teori yang ada, untuk menegakkan diagnosis.
A. Data Subyektif
1. Identitas
a. Identitas klien
Nama :
Umur/Tanggal lahir :
- Insidens sindrom nefrotik jarang menyerang anak di bawah usia 1
tahun (Betz & Sowden, 2002).
- Insidens puncak sarcoma osteogenik terdapat antara usia 10-15
tahun (Betz & Sowden, 2002).
Jenis kelamin : insidens meningitis lebih banyak terjadi pada
laki-laki daripada perempuan (Betz &
Sowden, 2002).
Insidens ITP (Idiopatik Trombositopenia
Purpura) lebih sering terjadi pada wanita
(Kapita Selekta Kedokteran FKUI, 2000)
b. Identitas orang tua
Nama ayah :
Nama ibu :
Usia ayah / ibu :
Pendidikan ayah / ibu :
Pekerjaan ayah / ibu :
Agama :
Suku/bangsa :
Alamat :
Pola Eliminasi
Pola Istirahat
Pola Aktivitas
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : composmentis / apatis / somnolen / sopor / koma / delirium
Tanda Vital : Tekanan darah :
Contoh : - tekanan darah sistolik dan diastolik
meninggi pada pelbagai kelainan
ginjal/hipertensi renal
- Peningkatan tekanan darah sistolik tanpa
peningkatan tekanan diastolik terdapat pada
pasien dengan duktus arteriosus persisten
(Matondang, dkk, 2000)
Nadi : demam dan dehidrasi dapat menyebabkan
takikardia (Matondang, dkk, 2000)
Pernapasan : takipnea pada bayi dan anak kecil
merupakan tanda dini gagal jantung
(Matondang, dkk, 2000)
Suhu : hipotermia terdapat pada keadaan dehidrasi
dan renjatan (Matondang, dkk, 2000)
Antropometri : Tinggi badan
Berat badan : sebelum sakit :
saat ini :
contoh : - Dehidrasi dan infeksi akut dapat
berhubungan dengan berat badan yang
menurun atau gagal menambah berat badan
(Engel, 1998)
- Penyakit ginjal kronis dan disfungsi
endokrin pada anak dapat menyebabkan
pertambahan berat badan yang berlebihan
(Engel, 1998).
LILA :
Matondang, dkk (2000) menyatakan pada anak berumur 1-5
tahun, LILA saja sudah dapat menunjukkan status gizi, dengan
interpretasi sbb :
< 12,5 cm : gizi buruk (merah)
12,5-13,5 cm : gizi kurang (kuning)
>13,5 cm : gizi baik (hijau)
Lingkar kepala :
Lingkar dada :
Lingkar perut :
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan secara head to toe mulai dari inspeksi, palpasi,
auskultasi dan perkusi.
Inspeksi :
Kulit :
Kepala :
Wajah :
Mata :
Telinga :
Hidung : pernapasan cuping hidung merupakan salah satu manifestasi
klinis dari pneumonia (Betz & Sowden, 2002)
Mulut : - pada kasus thypoid, mulut terdapat napas berbau tidak
sedap, bibir kering dan pecah-pecah, lidah tertutup selaput
putih kotor, ujung dan tepinya kemerahan, jarang disertai
tremor (Ngastiyah, 1997)
- Mulut mencucu seperti mulut ikan merupakan gejala khas
pada tetanus neonatorum (Ngastiyah, 1997)
Leher :
Dada : pada pneumonia dapat terjadi retraksi dinding dada (Betz &
Sowden, 2002)
Abdomen :
Genetalia eksterna :
Anus :
Ekstremitas :
Palpasi :
Kepala :
Wajah :
Mata :
Telinga :
Hidung :
Mulut :
Leher :
Dada :
Abdomen :
Genetalia eksterna :
Anus :
Ekstremitas :
Auskultasi :
Contoh : - auskultasi bunyi jantung pada stenosis pulmonal, didapatkan
bunyi jantung I normal, bunyi jantung II terpecah agak
lebar dan lemah (Matondang, dkk, 2000)
- Frekuensi peristaltik akan bertambah pada gastroenteritis,
serta berkurang bahkan menghilang pada peritonitis
(Matondang, dkk, 2000).
Perkusi :
Contoh : perkusi abdomen untuk menentukan asites pada anak yang
dapat disebabkan oleh penyakit hati kronik misalnya
sirosis hepatis (Matondang, dkk, 2000).
3. Pemeriksaan Neurologis/Refleks
Pada neonatus, pemeriksaan refleks yang dilakukan antara lain :
Refleks moro :
Refleks tonic neck :
Refleks rooting :
Refleks sucking :
Refleks graps (plantar & palmar grasp)
Refleks babynski :
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium :
- Tromobositopenia (<100.000/ul) dan hemokonsentrasi (nilai hematokrit
lebih dari 20% dari normal) merupakan gejala laboratories untuk
menegakkan diagnosis DBD (Kapita Selekta Kedokteran FKUI, 2000).
- Biakan urin pancaran tengah (midstream urine) dianggap positif ISK bila
jumlah kuman ≥ 100.000 kuman/ml urin (Kapita Selekta Kedokteran
FKUI, 2000).
- Diagnosis definitive sepsis hanya bisa ditegakkan dengan kultur darah
postif (Protokol Asuhan Neonatal PONEK, 2008)
Pemeriksaan USG : USG dapat mendeteksi ketinggian rectum distal untuk
membantu penegakkan diagnosis anus imperforata
(Protokol Asuhan Neonatal PONEK, 2008)
Pemeriksaan diagnostik lainnya
Diagnosis :
Diagnosis kebidanan adalah diagnosis yang ditegakkan oleh profesi (bidan) dalam
lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosis
kebidanan.
Cara penulisan diagnosis :
NKB/NCB/NLB , KMK/SMK/BMK, Usia …….. (jam/hari) dengan
…………………….
Keterangan : NKB : Neonatus kurang bulan
NCB : Neonatus cukup bulan
NLB : Neonatus lebih bulan
KMK : Kecil Masa Kehamilan
SMK : Sesuai Masa Kehamilan
BMK : Besar Masa Kehamilan
Contoh : NCB- SMK, usia 2 hari dengan hiperbilirubinemia
Bayi usia ….. (bulan) dengan …………….
Balita usia …… (tahun) dengan …………….
Anak usia …….. (tahun) dengan ……………………
Masalah : Hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman/hal yang sedang dialami
klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai
diagnosis.
Contoh masalah :
Nafsu makan menurun
kurangnya pengetahuan orang tua terhadap penyakit yang diderita anak
Kebutuhan : Hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum teridentifikasi dalam
diagnosis dan masalah.
Contoh kebutuhan : Pemberian KIE/pendidikan kesehatan
V. INTERVENSI
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh sebagai kelanjutan
manajemen terhadap diagnosis dan masalah yang telah diidentifikasi.
Contoh pembuatan intervensi :
- Berikan suplementasi zinc ! (pada kasus diare)
Rasional : Zinc mempunyai efek pada fungsi kekebalan saluran cerna dan
berpengaruh pada fungsi dan struktur saluran cerna serta mempercepat
proses penyembuhan epiel selama diare (Ngastiyah, 2005).
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian tindakan fototerapi! (pada kasus
hiperbilirubinemia)
Rasional : Pemberian terapi sinar (fototerapi) diberikan pada neonatus pada jumlah
serum bilirubin tertentu sesuai panduan penatalaksanaan
hiperbilirubinemia menurut American Academy of Pediatrics (Damanik,
2008)
- Kolaborasi dengan dokter untuk tindakan pembedahan ! (pada kasus omfalokel)
Rasional : Pada kasus omfalokel hharus dilakukan pembedahan sesegera mungkin
untuk menghindari terjadinya peritonitis (Protokol Asuhan Neonatal
PONEK, 2008).
- Lakukan rujukan ! (pada kasus penyakit jantung kongenital)
Rasional : Tatalaksana penyakit jantung kongenital perlu rujukan segera ke pusat
perawatan khusus yang memiliki tenaga ahli jantung anak (Protokol
Asuhan Neonatal PONEK, 2008).
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana asuhan yang
telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian
dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan kebidanan
yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
Contoh Format Dokumentasi menggunakan SOAP notes :
Pola Nutrisi
Pola Eliminasi
Pola Istirahat
Pola Personal
Hygiene
Pola Aktivitas
O:
1. Pemeriksaan umum
Kesadaran : compos mentis
Tanda-tanda vital
Suhu : 36,6 0C
Nadi : 140x/menit
RR : 42x/menit
Antropometri
Berat badan : 2000 gram
Panjang badan : 48 cm
Lingkar kepala : 30 cm
Lingkar dada : 28 cm
3. Pemeriksaan Penunjang
Hasil scoring ciri kematangan fisik menurut Ballard : 13
Hasil scoring kematangan neuromuscular : 13
Hasil penilaian tingkat kematangan : usia kehamilan 34 minggu : 25
Hasil laboratorium tanggal 7 Mei 2012
Bilirubin direk : 2,6 mg% (0-0,25 mg%)
Bilirubin indirek : 16,1 mg% (0-90,75 mg%)
Bilirubin total : 18,7 mg% (0-1,0 mg%)
Golongan darah anak :A
Hemoglobin : 15,6 gr%
Leukosit : 5400
Thrombosit : 214.000
P:
1. Kolaborasi dengan dokter dalam penanganan bayi dan pemberian terapi
Advice dokter :
PDx : - GDA ~ klinis
- Bili D/T (hasil sudah ada)
PTx : - O2 nasal 2 Lpm (k/p)
- ASI/PASI 12 x 20 cc
- Multivitamin 1 x 0,5 per oral
- Injeksi vitamin A 5000 IU IM 2x/minggu
- Thermoregulasi
- Foto Tx 1 x 24 jam
2. Melakukan observasi tanda vital setiap 3 jam; hasil observasi dicatat pada status
klien
3. Melakukan oral hygiene
4. Mengganti pakaian dan popok bayi
5. Memberikan multivitamin per oral sebanyak 0,5 cc
6. Memenuhi kebutuhan nutrisi klien;
klien diberikan minuman ASI/PASI setiap 2 jam sekali sebanyak 20 cc setiap kali
minum.
7. Menyiapkan foto terapi untuk klien;
lampu foto terapi dinyalakan dengan sebelumnya baju klien dibuka semua, hanya
tinggal pampers dan penutup mata saat dilakukan foto terapi.