Anda di halaman 1dari 16

FORMAT PENULISAN TUGAS MAKALAH

ASUHAN NEONATUS, BAYI, BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH

Makalah terdiri atas 3 BAB, dengan sistematika sebagai berikut :


BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Teori ( ……………. )
2.2 Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Pada (………….. )
BAB III : TINJAUAN KASUS
BAB IV : PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Daftar Pustaka

Pada pembelajaran seminar kasus Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah
bukan lagi memaparkan sebuah asuhan fiktif, melainkan memaparkan konsep dasar
manajemen asuhan kebidanan sesuai teori (askeb teori), menggunakan pendekatan
manajemen kebidanan dengan 7 Langkah Varney.
Bentuk dokumentasi tinjauan kasus Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra
Sekolah di klinik menggunakan SOAP notes.
Panduan membuat suatu konsep dasar manajemen Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan
Anak Pra Sekolah terlampir.
Contoh :

Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Neonatus/Bayi/Balita/Anak

dengan ………………….………………*

I. PENGKAJIAN
Pengkajian data subyektif dan data obyektif menggunakan konsep refocusing atau
menggunakan data fokus yang disesuaikan dengan kebutuhan klien, berlandaskan
teori yang ada, untuk menegakkan diagnosis.
A. Data Subyektif
1. Identitas
a. Identitas klien
Nama :
Umur/Tanggal lahir :
- Insidens sindrom nefrotik jarang menyerang anak di bawah usia 1
tahun (Betz & Sowden, 2002).
- Insidens puncak sarcoma osteogenik terdapat antara usia 10-15
tahun (Betz & Sowden, 2002).
Jenis kelamin : insidens meningitis lebih banyak terjadi pada
laki-laki daripada perempuan (Betz &
Sowden, 2002).
Insidens ITP (Idiopatik Trombositopenia
Purpura) lebih sering terjadi pada wanita
(Kapita Selekta Kedokteran FKUI, 2000)
b. Identitas orang tua
Nama ayah :
Nama ibu :
Usia ayah / ibu :
Pendidikan ayah / ibu :
Pekerjaan ayah / ibu :
Agama :
Suku/bangsa :
Alamat :

2. Keluhan utama/alasan MRS


 Keluhan utama

keluhan utama adalah keluhan atau gejala yang menyebabkan pasien


dibawa berobat, beberapa keluhan yang sering dijumpai anatara lain
demam, batuk, mencret, kejang, muntah, edema, sesak napas, sianosis,
ikterus dan perdarahan (Matondang, dkk; 2000)
Contoh :
- Pada kasus diare keluhan utama adalah peningkatan frekuensi buang
air besar > 4 kali (bayi) dan > 3 kali (anak); konsistensi feses encer,
dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau
lendir saja. (Ngastiyah, 2005)
- Pada penyakit asma, keluhan yang biasa terjadi adalah sesak nafas,
rasa dada tertekan, batuk dan mengi berulang, khususnya pada malam
atau dini hari (Kapita Selekta Kedokteran FKUI, 2000).
- Alasan MRS
Datang sendiri terkait keluhan atau rujukan

3. Riwayat Kesehatan Klien


a. Riwayat Kesehatan sekarang
 Riwayat perjalanan penyakit dan upaya untuk mengatasi
(Pada riwayat perjalanan penyakit, disusun cerita yang kronologis,
terinci dan jelas pada dokumentasi SOAP mengenai keadaan kesehatan
pasien sejak sebelum terdapat keluhan sampai ia dibawa berobat)

b. Riwayat Kesehatan yang lalu


 Riwayat kehamilan dan kelahiran :
Contoh : infeksi pada neonatus dapat melalui beberapa cara. Balance
(1961) dalam buku kuliah 3 Ilmu Kesehatan Anak FKUI membagi dalam
3 golongan, yaitu infeksi antenatal, intranatal dan postnatal.
- Riwayat antenatal : infeksi janin melalui sirkulasi ibu ke plasenta,
misal infeksi virus rubella
Contoh lain :
- Status hematologik wanita hamil merupakan
salah satu faktor predisposisi anemia
defisiensi besi pada anak (Kapita Selekta
Kedokteran FKUI, 2000).
Pengkajian riwayat antenatal dirincikan mulai dari :
a) corak reproduksi ibu yang meliputi umur ibu saat hamil, jarak
kelahiran dan jumlah kelahiran (paritas), termasuk aborsi.
b) kunjungan antenatal
c) keadaan kesehatan saat hamil
d) makanan ibu selama hamil,
e) obat-obat yang diminum pada saat hamil, terutama trimester
pertama kehamilan
f) riwayat imunisasi tetanus toksoid
g) riwayat terpapar infeksi saat hamil, misalnya TORCH
h) riwayat merokok dan minum minuman keras/alkohol (Matondang,
dkk, 2000)
- Riwayat intranatal: ketuban pecah dini, partus lama, manipulasi
vagina
Contoh lain :
- Berat badan lahir rendah menyebabkan depo
besi kurang, sehingga merupakan salah satu
faktor predisposisi anemia defisiensi besi
pada anak (Kapita Selekta Kedokteran
FKUI, 2000).
- Bayi yang lahir dengan umur kehamilan <
36 minggu meningkatkan insidens penyakit
jantung asianotik karena duktus arteriosus
gagal menutup (Insley, 2003)
Pengkajian riwayat intranatal meliputi : Tanggal dan tempat kelahiran,
penolong dan cara kelahiran, adanya kehamilan ganda, masa
kehamilan, berat dan panjang badan saat lahir, morbiditas yang
berhubungan dengan kelahiran, misalnya trauma lahir, infeksi
intrapartum, asfiksia, dll.
- Riwayat postnatal : kontaminasi pada saat penggunaan alat,
perawatan tidak steril.
Contoh lain :
- Salah satu faktor predisposisi tetanus
neonatorum adalah riwayat pemotongan dan
perawatan tali pusat yang tidak steril
(Ismoedijanto, 2008)
Pengkajian riwayat postnatal meliputi keadaan segera setelah lahir,
morbiditas pada hari-hari pertama setelah lahir, serta pemberian asupan
nutrisi pasca lahir.
 Riwayat imunisasi : Pada kasus tetanus perlu ditanyakan status
imunisasi (Ismoedijanto, 2008)
 Riwayat alergi
Contoh : Alergi makanan pada bayi biasa terjadi pada bayi yang mulai
mengenal makanan pendamping ASI. Selain protein susu,
alergen yang umum dijumpai adalah telur, kedelai, gandum,
kacang, ikan, dan kerang-kerangan. Riwayat alergi ini dapat
menjadi faktor predisposisi kasus diare pada bayi/anak
(Ngastiyah, 2005).
 Riwayat penyakit yang pernah di derita :
Contoh : Demam reumatik
Demam reumatik merupakan penyakit peradangan akut yang
cenderung berulang dan dipandang sebagai penyebab
terpenting penyakit jantung didapat pada anak (Kapita Selekta
Kedokteran FKUI, 2000)
 Riwayat operasi/pembedahan
 Riwayat tumbuh kembang
Riwayat Pertumbuhan
Contoh : - Pada kasus Tuberkulosis anak, berat badan turun tanpa
sebab yang jelas atau tidak naik dalam 1 bulan dengan
penanganan gizi (Kapita Selekta Kedokteran FKUI, 2000)
Status pertumbuhan anak ditelaah dari kurva berat badan terhadap umur
dan panjang badan terhadap umur, data ini dapat diperoleh dari KMS.
Riwayat perkembangan :
- Kemandirian dan bergaul
- Motorik halus
- Motorik kasar
- Kognitif dan bahasa
Contoh : anak dengan riwayat asfiksia berat, hiperbilirubinemia pada
bayi baru lahir, dan sindrom down dapat mengalami
hambatan perkembangan (Matondang, dkk, 2000).
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Riwayat penyakit menular
b. Riwayat penyakit menurun :
Contoh : pada kasus kejang demam pada anak biasanya didapatkan
riwayat kejang demam pada anggota keluarga lainnya, ayah,
ibu atau saudara kandung (Suharso, 2008).
5. Pola Fungsional Kesehatan
Kebutuhan Dasar Keterangan

Pola Nutrisi Neonatus yang minum susu formula merupakan salah


satu faktor risiko neonatal teradinya sepsis neonatorum
(Protokol Asuhan Neonatal PONEK, 2008).

Pola Eliminasi

Pola Istirahat

Pola Personal Hygiene

Pola Aktivitas

6. Riwayat Psikososiokultural Spiritual


a. Komposisi, fungsi dan hubungan keluarga (Genogram)
Dari data ini dapat diketahui antara lain apa keluarga pasien termasuk
keluarga batih (nuclear family) atau keluarga besar (extended family), yang
masing masing mempunyai implikasi dalam praktik pengasuhan anak.
Selain itu, terdapatnya perkawinan dengan keluarga dekat (konsanguinasi)
antara ayah dan ibu juga dapat berpengaruh terhadap penyakit
bawaan/keturunan (Matondang, dkk, 2000)
b. Keadaan lingkungan rumah dan sekitar
c. Kultur dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : composmentis / apatis / somnolen / sopor / koma / delirium
Tanda Vital : Tekanan darah :
Contoh : - tekanan darah sistolik dan diastolik
meninggi pada pelbagai kelainan
ginjal/hipertensi renal
- Peningkatan tekanan darah sistolik tanpa
peningkatan tekanan diastolik terdapat pada
pasien dengan duktus arteriosus persisten
(Matondang, dkk, 2000)
Nadi : demam dan dehidrasi dapat menyebabkan
takikardia (Matondang, dkk, 2000)
Pernapasan : takipnea pada bayi dan anak kecil
merupakan tanda dini gagal jantung
(Matondang, dkk, 2000)
Suhu : hipotermia terdapat pada keadaan dehidrasi
dan renjatan (Matondang, dkk, 2000)
Antropometri : Tinggi badan
Berat badan : sebelum sakit :
saat ini :
contoh : - Dehidrasi dan infeksi akut dapat
berhubungan dengan berat badan yang
menurun atau gagal menambah berat badan
(Engel, 1998)
- Penyakit ginjal kronis dan disfungsi
endokrin pada anak dapat menyebabkan
pertambahan berat badan yang berlebihan
(Engel, 1998).
LILA :
Matondang, dkk (2000) menyatakan pada anak berumur 1-5
tahun, LILA saja sudah dapat menunjukkan status gizi, dengan
interpretasi sbb :
< 12,5 cm : gizi buruk (merah)
12,5-13,5 cm : gizi kurang (kuning)
>13,5 cm : gizi baik (hijau)
Lingkar kepala :
Lingkar dada :
Lingkar perut :
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan secara head to toe mulai dari inspeksi, palpasi,
auskultasi dan perkusi.
Inspeksi :
Kulit :
Kepala :
Wajah :
Mata :
Telinga :
Hidung : pernapasan cuping hidung merupakan salah satu manifestasi
klinis dari pneumonia (Betz & Sowden, 2002)
Mulut : - pada kasus thypoid, mulut terdapat napas berbau tidak
sedap, bibir kering dan pecah-pecah, lidah tertutup selaput
putih kotor, ujung dan tepinya kemerahan, jarang disertai
tremor (Ngastiyah, 1997)
- Mulut mencucu seperti mulut ikan merupakan gejala khas
pada tetanus neonatorum (Ngastiyah, 1997)
Leher :

Dada : pada pneumonia dapat terjadi retraksi dinding dada (Betz &
Sowden, 2002)
Abdomen :
Genetalia eksterna :
Anus :
Ekstremitas :
Palpasi :
Kepala :
Wajah :
Mata :
Telinga :
Hidung :
Mulut :
Leher :
Dada :
Abdomen :
Genetalia eksterna :
Anus :
Ekstremitas :
Auskultasi :
Contoh : - auskultasi bunyi jantung pada stenosis pulmonal, didapatkan
bunyi jantung I normal, bunyi jantung II terpecah agak
lebar dan lemah (Matondang, dkk, 2000)
- Frekuensi peristaltik akan bertambah pada gastroenteritis,
serta berkurang bahkan menghilang pada peritonitis
(Matondang, dkk, 2000).
Perkusi :
Contoh : perkusi abdomen untuk menentukan asites pada anak yang
dapat disebabkan oleh penyakit hati kronik misalnya
sirosis hepatis (Matondang, dkk, 2000).
3. Pemeriksaan Neurologis/Refleks
Pada neonatus, pemeriksaan refleks yang dilakukan antara lain :
Refleks moro :
Refleks tonic neck :
Refleks rooting :
Refleks sucking :
Refleks graps (plantar & palmar grasp)
Refleks babynski :
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium :
- Tromobositopenia (<100.000/ul) dan hemokonsentrasi (nilai hematokrit
lebih dari 20% dari normal) merupakan gejala laboratories untuk
menegakkan diagnosis DBD (Kapita Selekta Kedokteran FKUI, 2000).
- Biakan urin pancaran tengah (midstream urine) dianggap positif ISK bila
jumlah kuman ≥ 100.000 kuman/ml urin (Kapita Selekta Kedokteran
FKUI, 2000).
- Diagnosis definitive sepsis hanya bisa ditegakkan dengan kultur darah
postif (Protokol Asuhan Neonatal PONEK, 2008)
Pemeriksaan USG : USG dapat mendeteksi ketinggian rectum distal untuk
membantu penegakkan diagnosis anus imperforata
(Protokol Asuhan Neonatal PONEK, 2008)
Pemeriksaan diagnostik lainnya

5. Data Rekam Medis


Tindakan dan terapi yang telah didapat sebelum bertemu dengan pengkaji
Tanggal/Jam Terapi/Tindakan yang telah berikan Pelaksana

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan
diagnosis dan masalah yang spesifik.

Diagnosis :
Diagnosis kebidanan adalah diagnosis yang ditegakkan oleh profesi (bidan) dalam
lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosis
kebidanan.
Cara penulisan diagnosis :
 NKB/NCB/NLB , KMK/SMK/BMK, Usia …….. (jam/hari) dengan
…………………….
Keterangan : NKB : Neonatus kurang bulan
NCB : Neonatus cukup bulan
NLB : Neonatus lebih bulan
KMK : Kecil Masa Kehamilan
SMK : Sesuai Masa Kehamilan
BMK : Besar Masa Kehamilan
Contoh : NCB- SMK, usia 2 hari dengan hiperbilirubinemia
 Bayi usia ….. (bulan) dengan …………….
 Balita usia …… (tahun) dengan …………….
 Anak usia …….. (tahun) dengan ……………………
Masalah : Hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman/hal yang sedang dialami
klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai
diagnosis.
Contoh masalah :
Nafsu makan menurun
kurangnya pengetahuan orang tua terhadap penyakit yang diderita anak
Kebutuhan : Hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum teridentifikasi dalam
diagnosis dan masalah.
Contoh kebutuhan : Pemberian KIE/pendidikan kesehatan

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL


Langkah ini diambil berdasarkan diagnosis dan masalah aktual yang telah
diidentifikasi. Pada langkah ini juga dituntut untuk merumuskan tindakan antisipasi
agar diagnosis/masalah potensial tersebut tidak terjadi.
Contoh Diagnosis Potensial :
Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, pada kasus diare
berdasarkan Buku Kuliah 1 Ilmu Kesehatan Anak FKUI dapat terjadi :
1. Dehidrasi
2. Syok Hipovolemik
3. Hipoglikemia
4. Hipokalemia
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
Langkah ini mencakup rumusan tindakan emergensi /darurat yang harus dilakukan.
Rumusan ini mencakup tindakan segera yang bisa dilakukan secara mandiri,
kolaborasi, atau bersifat rujukan.
Contoh kebutuhan tindakan segera :
 Pada kasus diare dengan dehidrasi ,berdasarkan Buku Kuliah 1 Ilmu Kesehatan
Anak FKUI , kebutuhan tindakan segeranya adalah Rehidrasi

V. INTERVENSI
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh sebagai kelanjutan
manajemen terhadap diagnosis dan masalah yang telah diidentifikasi.
Contoh pembuatan intervensi :
- Berikan suplementasi zinc ! (pada kasus diare)
Rasional : Zinc mempunyai efek pada fungsi kekebalan saluran cerna dan
berpengaruh pada fungsi dan struktur saluran cerna serta mempercepat
proses penyembuhan epiel selama diare (Ngastiyah, 2005).
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian tindakan fototerapi! (pada kasus
hiperbilirubinemia)
Rasional : Pemberian terapi sinar (fototerapi) diberikan pada neonatus pada jumlah
serum bilirubin tertentu sesuai panduan penatalaksanaan
hiperbilirubinemia menurut American Academy of Pediatrics (Damanik,
2008)
- Kolaborasi dengan dokter untuk tindakan pembedahan ! (pada kasus omfalokel)
Rasional : Pada kasus omfalokel hharus dilakukan pembedahan sesegera mungkin
untuk menghindari terjadinya peritonitis (Protokol Asuhan Neonatal
PONEK, 2008).
- Lakukan rujukan ! (pada kasus penyakit jantung kongenital)
Rasional : Tatalaksana penyakit jantung kongenital perlu rujukan segera ke pusat
perawatan khusus yang memiliki tenaga ahli jantung anak (Protokol
Asuhan Neonatal PONEK, 2008).

VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana asuhan yang
telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian
dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan kebidanan
yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
Contoh Format Dokumentasi menggunakan SOAP notes :

Asuhan Kebidanan Pada Neonatus dengan Diare Akut Dehidrasi Sedang


Tanggal pengkajian : 3 Mei 2012
Waktu : 08.00 WIB
Tempat : Ruang RKL Bayi RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Pengkaji : Rizki Amelia
S:
1. Identitas
a. Identitas klien
Nama : By. SA
Umur/Tanggal lahir : 15 hari / 18 April 2012
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal MRS : 3 Mei 2012 pukul 03.00 WIB
Diagnosa medis : DADS (Diare Akut Dehidrasi Sedang)

No. Register : 12147076

b. Identitas orang tua


Nama ayah : Tn. TS
Nama ibu : Ny. R
Usia ayah / ibu : 30 thn / 26 thn
Pendidikan ayah / ibu : SMP / SD
Pekerjaan ayah / ibu : Swasta / IRT
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa
Alamat : Mulyerejo Utara, Surabaya

2. Riwayat Kesehatan Klien


a. Riwayat Kesehatan Sekarang
 Keluhan utama : Bayi muntah setiap kali minum dan BAB cair
berlendir
 Riwayat perjalanan penyakit dan upaya untuk mengatasi
Bayi pertama kali muntah kemarin pagi (2 Mei 2012) sekitar pukul 10.00
WIB setelah diberikan PASI, kemudian BAB cair berlendir sejak kemarin
malam pukul 19.00 WIB ± 10x @ ¼ gelas aqua. Bayi hanya diberikan air
hangat setiap kali setelah muntah dan BAB, akhirnya pukul 03.00 WIB bayi
dibawa ke IRD RSUD dr. Soetomo Surabaya.
b. Riwayat Kesehatan yang lalu
 Riwayat kelahiran
- Riwayat antenatal :
- Riwayat intranatal
- Riwayat postnatal
 Riwayat imunisasi
 Riwayat alergi
 Riwayat penyakit yang pernah di derita
 Riwayat operasi/pembedahan
 Riwayat tumbuh kembang
- Status gizi
- Riwayat perkembangan

3. Riwayat Kesehatan Keluarga


a. Riwayat penyakit menular
b. Riwayat penyakit menurun
c. Riwayat penyakit menahun

4. Pola Fungsional Kesehatan


Kebutuhan Dasar Sebelum Sakit Sesudah Sakit

Pola Nutrisi

Pola Eliminasi

Pola Istirahat

Pola Personal
Hygiene
Pola Aktivitas

5. Riwayat Psikososiokultural Spiritual


a. Komposisi, fungsi dan hubungan keluarga (Genogram)
b. Keadaan lingkungan rumah dan sekitar
c. Kultur dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan

O:
1. Pemeriksaan umum
Kesadaran : compos mentis
Tanda-tanda vital
Suhu : 36,6 0C
Nadi : 140x/menit
RR : 42x/menit
Antropometri
Berat badan : 2000 gram
Panjang badan : 48 cm
Lingkar kepala : 30 cm
Lingkar dada : 28 cm

2. Pemeriksaan fisik head to toe


Kepala : Tidak ada benjolan, bentuk normocephaly, rambut warna
hitam.
Mata : Simetris, sclera ikterus, conjungtiva tidak anemis, tidak ada
odema palpebra.
Hidung : Simetris, tidak ada sekret, tidak nampak pernafasan cuping
hidung.
Telinga : Simetris, telinga sejajar dengan mata tidak mengeluarkan
sekret.
Mulut : Bibir tidak cyanosis, tidak ada labio schizis maupun palato
schizis.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada bendungan
vena jugularis.
Kulit : Tidak terdapat tanda dehidrasi, tidak terdapat hiperpigmentasi,
ikterus (+), cyanosis (-).
Dada : Simetris, kedua puting susu simetris, tidak ada retraksi
intercosta, suara nafas vesikuler, sesak/dyspnea (-), ronchi (-),
wheezing (-), jantung S1/S2 normal, tunggal, murmur (-),
gallop (-).
Perut : Tidak membuncit, soepel, tidak ada pembesaran hepar maupun
lien, tidak ada ascites, bising usus normal.
Genetalia : Normal, labia mayora sudah menutupi labia minora.
Ekstremitas : Atas : Simetris, tidak ada polidactily maupun
sindactily.
Bawah : Oedema - / -, paralise tungkai -/-, tonus otot
baik.

3. Pemeriksaan Penunjang
Hasil scoring ciri kematangan fisik menurut Ballard : 13
Hasil scoring kematangan neuromuscular : 13
Hasil penilaian tingkat kematangan : usia kehamilan 34 minggu : 25
Hasil laboratorium tanggal 7 Mei 2012
Bilirubin direk : 2,6 mg% (0-0,25 mg%)
Bilirubin indirek : 16,1 mg% (0-90,75 mg%)
Bilirubin total : 18,7 mg% (0-1,0 mg%)
Golongan darah anak :A
Hemoglobin : 15,6 gr%
Leukosit : 5400
Thrombosit : 214.000

A : Diagnosis : NP-SMK, usia 2 hari dengan hiperbilirubinemia

P:
1. Kolaborasi dengan dokter dalam penanganan bayi dan pemberian terapi
Advice dokter :
PDx : - GDA ~ klinis
- Bili D/T (hasil sudah ada)
PTx : - O2 nasal 2 Lpm (k/p)
- ASI/PASI 12 x 20 cc
- Multivitamin 1 x 0,5 per oral
- Injeksi vitamin A 5000 IU IM 2x/minggu
- Thermoregulasi
- Foto Tx 1 x 24 jam
2. Melakukan observasi tanda vital setiap 3 jam; hasil observasi dicatat pada status
klien
3. Melakukan oral hygiene
4. Mengganti pakaian dan popok bayi
5. Memberikan multivitamin per oral sebanyak 0,5 cc
6. Memenuhi kebutuhan nutrisi klien;
klien diberikan minuman ASI/PASI setiap 2 jam sekali sebanyak 20 cc setiap kali
minum.
7. Menyiapkan foto terapi untuk klien;
lampu foto terapi dinyalakan dengan sebelumnya baju klien dibuka semua, hanya
tinggal pampers dan penutup mata saat dilakukan foto terapi.

Anda mungkin juga menyukai