Anda di halaman 1dari 27

KEPEMIMPINAN

Dosen Pengampu
SIDERATUL AKBAR, S.SOS, M.SI.

Nama Anggota:
Rivan Rusdianto (Ketua Kelompok) 1710411210024
Muhammad Akmal Rafsanjani 1710411310021
Muhammad Fajar Ramadhan 1710411210013
Nor Imanniah 1710411320031
Naila Fuaiziyah 1710411320025
Ririn Aiska Sari 1710411320043

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PERGURUAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PRODI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
BANJARMASIN
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................2

KATA PENGANTAR .................................................................................................3

BAB 1 ...........................................................................................................................4

A. Pendahuluan ............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan .....................................................................................................4

BAB II ..........................................................................................................................5

A. Peta Jalan Keberhasilan Kepemimpinan ................................................................5


B. Roda Intelligent Leadership: The Outer-Core ........................................................7
C. Roda Intelligent Leadership: The Inner-Core ........................................................20
D. Peta Leadership Maturity ........................................................................................23

BAB III.........................................................................................................................26

A. Kesimpulan ............................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 27

2
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Kami mengucapkan syukur kepada Allah
SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa kesehatan fisik maupun akal pikiran,
sehingga kelompok kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari
mata kuliah Kepemimpinan dengan judul “INTELLEGENT LEADERSHIP”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun
para pembaca.

Banjarmasin, September 2019

Penyusun

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam lingkungan bisnis sekarang, pemeimpin pada semua tingkatan menghadapi


tantangan luar biasabesar dalam mencapai dan melanjutkan terobosan hasil operasi. Globalisasi,
perubahan ekonomi, ketatnya peraturan dan tata kelola membuat semakin sulit memenuhi
tuntutan stakeholeder. Pemimoin sekarang dan yang sedang tumbuh berusaha keras memecahkan
sendiri keterbatasan pemikiran, emosi dan kebiasaan sehingga mereka dapat melakukan
pengawasan atas nasib kepemimpinan mereka.

Pemimpin harus memhami bahwa persiapan adalah merupakan kunci untuk membuka
dan menangkap peluang kepemimpinan yang dimulai dari menunjukkan dirinya dalam setiap
industri, bisnis dn negara.

Untuk menghadapi keadaan tersebut, Mattone (2013:xv) menjelaskan tentang pentingnya


kecerdasan kepemimpinan dengan menarik hubungan antara kekuatan inner-core dengan outer-
core pemimpin. Inner-core mencakup karakter, nilai-nilai, keyakinan positif, emosi positif dan
konsep diri. Sedangkan outer-core meliputi kompetensi kepemimpinan, keberhasilan
kepemimpinan dan efektivitas organisasional.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kecerdasan kepemimpinan (Intellegent Leadership)?
2. Bagaimana cara mencapai keberhasilan kepemimpinan?
3. Apa yang dimaksud dengan outer-core?
4. Apa yang dimaksud dengan inner-core?
5. Ancaman apa saja yang dihadapi dalam pengembangan kepemimpinan?
C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas dari Sideratul Akbar, S.Sos,
M.Si. dalam mata kuliah Kepemimpinan, dan sekaligus untuk menambah pengetahuan tentang
bagaimana menjalankan kepemimpinan yang cerdas sehingga dapat menghasilkan inner-core
dan outer-core yang lebih baik dalam suatu organisasi.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peta Jalan Keberhasilan Kepemimpinan

Dalam organisasi yang berbasis knowledge driven, adalah wajar untuk merasa takut akan
tejadinya brain-drain yang dikhawatirkan dengan kepergian para eksekutif meninggalkan
organisasi akan diikuti oleh menurunnya bisnis.karenanya, mengidentifikasi,mengembangkan
dan menjaga bakat yang langka benar benar meruakan misi kritis global yang harus diemban
para CEO, eksekutif senior, manajer dan para direktur sumber daya manusia.

 Dimana Outstanding business leaders?

Mattone (2013;3) meyakinkan bahwa kecepatan perubahan dalam bisnis seperti


pergeseran teknologi,pergeseran demografis dan tuntunan lingkungan oprasi, menunjukan
tantanngan menakutkan pada kebanyakan pemimpin. Hal tersebut karena mereka sangat sedikit
memiliki nilai nilai inner-core kuat seperti karakter,keyakinan,pemikiran dan emosi, serta
kompetensi outer-core yang benar benar diperlukan untuk mengatasi tantangan.

 Model Peranan Outstanding Leadership

Ciri seorang pemimpin yang memilik outsanding leadership terletak pada keddewasaan
kepemimpinan, leadership maturity, mattone (2013;3) menunjukan contoh dan orang CEO yang
menunjukan karakter yang kuat,dan keterampilan kepemimpinan yang luar biasa. Mereka
addalah jeff Bezos, CEO Amazon.com dan Anne Mulcahy, mantan CEO Xerox.

Jeff Bezos dinilai mempunyai inner-core dan outer-care kuat dalam bentuk Leadrship
Competencies. Gabungan dari keduanya merupakan leadrshipmaturity. Sejumlah leadership
maturity yang ditunjukan Bezos adalah: 1)pendirian kuat , 2)elemen karakter tekun dan focus,
3)kemampuan mengenai ketidakpastian dan abiguitas, 4)memahami nilai pengalaman dan
referensi yang menjadi pondasi untuk menciptakan keyakinan kuat, 5)perasaan optimism kuat.
Mulcahy, telah bekerja di Xerox selama 25 tahun, dia memilih tujuan yang lebih sulit dan
beresiko, dengan merestorasi Xerox menjadi great company kembali.Executive maturity
mulcahy ditunjukan oleh: 1)elemen karakter kejujuran,kesederhanaan, kerendahan hati dan

5
keberanian 2)visi yang kuat, 3) keterampilan memberdayakan orang lain 4)gairah,dorongan,
semangat luar biasa

 Karakter dan Perilaku Bukan Seperti Pemimpin

Seseorang yang duduk dipuncak organisaasi dapat diminta mengundurkan diri karena
berbohong tentang pendapatan yang dia dapat dari organisasi sebelumnya. Dapat pula mereka
diminta mengundurkan diri karena menggunakan uang organisasi untuk kepentingan sendiri.hal
tersebt menunjukan ketidak dewasaan kepemimpinan.karakter akan memberi dampak kuat pada
bagaimana kita dilihat dan dibicarakan dan akhirnya menentukan bagaimana orang akan
mengingat kita.

 Mengidentifikasi Pemimpin Berpotensi Tinggi

Cara mengidentifikasi pemimpin potensional adalah dengan mencari orang yang


memiliki serangkain kompetensi baik maupun kuat, tetapi yang paling kritis dicari dan diukur
adalah karakter.pemimpin harus mempunyai keberanian keputusan kuat tetapi dengan
etika.mempunyai keberanian membuat keputusan yang benar setiap saat,juga menunjukan
elemen karakter ketentuan,bersyukur, kejujurankerendahan hati, dan kesetian.

 Ketidak Dewasaan Adlah Perilaku bukan Seperti Pemimpin

Salah satu sifst penting adalah sifat membantu pemimpin yang tidak mementingkan diri
sendiri, memberi dan mementingkan kepentingan orang lain menunjukan perilaku dewasa, tetapi
ketika sifat membantu dilakukan dengan cara tidak benar, dengan memberi ikatan,mereka
menunjukan perilaku tidak dewasa. Great juga menunjukan sifat seperti murid, sifat dewasa,
pemimpin yang dapat mengikuti orang lain dan menghargai menjadi bagian sesuatu yang lebih
besar daripaada sekedar dirinyan menunjukan perilaku dewasa dari sifat yang sangat kuat.
Organisasi yang tidak memaksa mengembangkan pemimpinnya dan pemimmpin masa depan
melalui coaching, executive development progams, action learning projects, dan semacamnya
akan mennumbuhkan pemimpin yang mempunyai kemungkinan tinggi untuk mengalami
kegagalan.

6
 Tantangan dan Kencenderungan Bisnis

Pemimpin harus dapat membantu organisasi memenangkan perlombaan inovasi,


kehadiran globalisasi, dan bakat hay group mengidentifikasi 6 yang dapat memengaruhi
organisasi dan pemimpin: 1) globalisasi, 2) kelangkaan sumber daya 3)perubahan demografis,
4)tumbuhnya kebebasan memilih, 5)abad digital, 6)memanfaatkan teknologi

B. Roda Intelligent Leadership: The Outer Core

Pondasi untuk melepaskan potensi eksekutif terdiri dari 3 C, yaitu Leadership Capability,
Commitment, dan Connectedness (Mattone, 2013: 13). Leadership Capability Merupakan
keterampilan dan kompetensi saat ini yang dapat dikembangkan, dipelihara dan ditingkatkan..
Leadership Commitment merupakan faktor motivasional yang mendorong kita menjadi
pemimpin terbaik, seperti memiliki gairah, dorongan, motivasi, dan semangat. Leadership
Connectedness mempunyai focus baik internal maupun eksternal. Secara internal, great leader
memiliki serangkaian elemen nilai-nilai dan karakter yang seralas dengan elemen yang
mendorong sukses pemimpin. Secara eksternal, great leader benar-benar seralas dan
terhubungkan dengan misi, nilai-nilai dan tujuan organisasi.

Hubungan antara ketiga unsur kepemimpinan, Capability, Commitment, dan


Connectiveness tersebut dengan keberhasilan individu, tim dan organisasi digambarkan sebagai
The 3C Pyramid (Mattone, 2013:14) seperti dibawah ini.

7
Roda Intelligent Leadership Mattone menjelaskan adanya dua unsur yang dinamakan
outer-core dan inner-core yang saling berhubungan.

outer-core terdiri dari Sembilan kompetensi dan keterampilan kepemimpinan strategis


dan praktisyang harus dimiliki unsur sukses sebagai pemimpin sekarang dan dimasa depan,
yaitu: mendapatkan hasil.

Roda Intelligent Leadership dapat digambarkan seperti di bawah ini:

Dapat diperkirakan terjadi hubungan antara inner-core dan outer-core. Apabila kita
memiliki inner-core kuat, kita memiliki kapabilitas meningkat untuk memperoleh, tumbuh,
berkembang, dan dewasa dalam perkembangan dan kenyataan kompetensi dan keterampilan
terdiri dari outer-core.

Roda Intelligent Leadership merupakan cetak biru yang sangat kuat untuk semua
pemimpin dan pemimpin yang cerdas tumbuh. Di dalamnya ditunjukkan adanya hubungan antara
inner-core dan outer-core. Kita bahas kesembilan outer-core kompetensi strategis. Sedangkan
prediksi hubungan antara inner-core dan outer-core dapat disajikan pada gambar di bawah ini.

8
 Critical Thinking

Critical thinking adalah tentang cara berpikir tentang setiap subjek tertentu, di mana
pemikir memperbaiki kualitas dengan cara sangat terampil mengambil tanggung jawab sangat
terstruktur dan menunjukkan standar intelektual. Tetapi effective critical thinking menyangkut
pertimbangan rentang kemungkinan pada masalah, termasuk faktor emotional, kognitif,
intelektual dan psikologis.

9
Semua organisasi sekarang memerlukan pemimpin yang menjadi decision makers dan
problem solvers bebas dan yang dapat menjadi model perilaku dari orang dan tim mereka. Strong
critical thinker mempraktikkan RED, yaitu Recognizes assuptions, Evaluated argument, dan
Draws conclusions.

Recognizing assumptions. Asumsi adalah pernyataan yang kelihatannya seperti benar


tanpa pembuktian. Mengidentifikasi asumsi membantu dalam menemukan kesenjangan
informasi dan memperkaya pandangan atas masalahnya. Asumsi dapat tidak dinyatakan atau
dinyatakan langsung. Kemampuan mengenal asumsi dalam presentasi, strategi, rencana, dan
gagasan adalah elemen kunci berpikir kritis.

Evaluated argument. Argumen adalah ketegasan yang dimaksudkan untuk membujuk


seseorang untuk percaya atau betindak dengan cara tertentu. Evaluated argument adalah
kemampuan menganalisis secara objektif dan akurat.

Drawing conclusions. Hal ini menyangkut sampai pada konklusi yang secara logis
mengikuti dari kejadian yang tersedia.

10
 Decision Making

Merupakan tugas yang paling penting yang harus dilakukan semua pemimpin disemua
tingkat. Pengambilan keputusan menjadi menantang terutama ketika pemimpin mempunyai
informasi tidak lenglap atau bertentangan, ketika waktu singkat dan dampak keputusan tinggi.

(1) Using your head to make rational decision making, menggunakan kepala anda untuk
membuat keputusan rasional. Mengumpulkan, menganalisis, dan memanfaatkan data
akurat dari banyak sumber dan secara objektif mengukur dampak keputusan alternatif.
(2) Using your heart by listening to yourself and other, menggunakan hati dengan menyimak
pada diri sendiri dan orang lain. Membuat keputusan yang akan mendapat penerimaan
luas dan diselaraskan dengan core values organisasi.
(3) Using your gut by trusting your instincts, menggunakan keberanian yang dapat dipercaya
yang secara naluri. Mempunyai keberanian yang dapat dipercaya yang secara naluriah
mengetahui tindakan yang benar dan dapat secara efektif menghapuskan hambatan yang
mungkin menghalangi implementasi.
(4) Making wise decision by integrating your head, heart, and gut, membuat keputusan bijak
dengan mengintegritaskan kepala, hati, dan keberanian. Mempunyai akses yang jelas
pada kepala, hati dan keberanian sehingga keputusan yang dibuat akan memenuhi
penelitian dengan cermat dan waktu.

11
(5) Understanding the organization culture, memahami budaya organisasi tergantung pada
bagaimana keputusan terbaik dibuat dan dilaksanakan.
(6) Honoring the organization’s decision making authority structure, menghormati
pengambilan keputusan struktur kewenangan organisasi. Memahami dan memanfaatkan
sepenuhnya garis kewenangan pengambilan keputusan maupun mendelegasikan
pengambilan keputusan apabila sesuai dan efektif.
(7) Factoring in the context of the decision, faktor dalam konteks keputusan. Secara efektif
menyeimbangkan situasi banyak faktor seperti urgensi waktu, tingkat risiko, dan prioritas
strategic, ke dalam keputusan akhir.
 Strategic Thingking

Pemimpin di semua tingkat harus memahami sepenuhnya bisnis organisasi dan dapat
berpikir dan bertindak strategis.

Mengetahui Lingkungan Bisnis

1. Knowing the industry : Mengetahui faktor lingkungan utama, kecenderungan industri dan
menjadi jaringan profesional.
2. Knowing the marketplace : Mengetahui pasar, persaingan werta kekuatan dan kelemahan
oeganisasi

12
3. Knowing the customer : Mengetahui kebutuhan dan harapan dalam segmen dan kelas
konsumen secara efektif merespons pada kebutuhan konsumen sekarang dan masa depan.

Mengetahui Organisasi Bisnis

1. Knowing thr structure,, systems and people : Memahami sepenuhnya bagaimana semua aspek
oeganisasi bekerja dan sesuai bersama, dapat mengendalikan dengam sukses melalui
sistemnya, dan merancang insfrastruktur organisasi yang efektif untuk mendukung pekerjaan.
2. Knowing the products, services and technologies : Memelihara pandangan sekarang dan masa
depan apa yang ditawarkan oeganisasi pada pelanggan dan teknologi yang mendukung nya
dam membuat perubahan dengan hati hati dan bijjak apabila diperlukan.
3. Knowing the finances : Memahami dan menggunakan berbagai alat finansial sebagai alat
manajemen serta menggunakan sumber daya organisasional secara efektif dan efesien.

Berpikir dan Bertindak Secara Strategis

1. Creaating a compelling vision : Membbangun visi berbasis nilai-nilai menginspirasi dan


realistik yang mengikat orang lain untuk menggunakan sebagai pedoman
2. Defining a viable mission : Mengklarifikasi bisnis berbasis pada visi,kekuatan, keterbatasan
unit atau organisasi, dengan harapan konsumen seksrang dan masa depan.
3. Developing synergistic strategies : Membentuk serangkaian strategi yang terintegrasi, yang
saling mengungkit satu sama lain dam memungkinkan mereka yang bekerja untuk kita
mencapai kisi dan membuat keputusan.
4. Creating quantifiable goals : Menetapkan tujuan realistik dam kuantitatif yang
memungkinkan orang mempergunakan kapabilitasnya dan mencapai strategi.
5. Designing succesful tactics : Merancang tindakan dan aktivitas untuk menyelesaikan masing
masing tujuan, memanfaatkan aktivitas untuk apabila mungkin mencapai lebih dari satu
tujuan dan mengembangkan rencama yang efektif untuk implementasi.
 Emotional Intelligence//Leadership

Merupakan kombinasi dari sebbagian besar elemen inner-core. Elemen ini memberikan
kontribusi atau mengurangi kemampuan kita mengelola dan emmonitor emosi kita, mengukur
tingkat emosi orang lain dan memengaruhi orang lain.

13
(1) Self-awaress adalah kemampuan mengenal perasaan begitu terjadi, menjadi introspektif, dan
menunjukkan percaya diri kuat. Ini merupakan dasar emoticon intelligence.
(2) Self-management or self-regulation adalah kemampuan menjaga emosi mengganggu dan
pengendalian gerak hati (self-control), memelihara standar kejujuran dan integritas
(trustworthiness), mengambil tanggung jawab untuk kinerja seseorang (conscientiousness),
menangani perubahan (adaptability), dan menjadi nyaman dengan gagasan dan pendekatan
asli (innovation).
(3) Motivation adalah kecenderungan emosional membimbing atau memfasilitasi pencapain
tujuan. Terdiri dari achievement drive (mencapai standar keunggulan), commitment
(penyelarasan tujuan dengan kelompok atau organisasi), initiative (bertindak atas peluang),
dan optimism (ketekunan mencapai tujuan meskipun mengalami kemunduran).
(4) Empathy adalah memahami orang lain dengan menjadi peduli atas kebutuhan, perspektif,
perasaan dan perhatian mereka, merasakan kebutuhan pengembangan orang lain.
(5) Social skills adalah fundamental bagi emotional intelligence. Termasuk di dalamnya
kemampuan membujuk tanggapan yang diharapkan pada orang lain dengan menggunakan
diplomasi yang efektif untuk membujuk (influence), mendengarkan secara terbuka dan
mengirimkan pesan meyakinkan (communicate), memberikan inspirasi dengan membimbing
kelompok dan individual (leadership), memelihara hubungan instrumental (building bonds),
dan menciptakan sinergi kelompok dalam mengejar tujuan kolektif.

14
 Communication Skills

Menjadi komunikator unggul merupakan ketersmpilan penting bagi pekerja disemua


tinglat organisasi. Bagi pemimpin komunikasi merupakan keterampilan esensial. Pemimpin
harus berkomunikasi secara pribadi , melalui telepon, menulis, dan melalui media elektronik.

Keterampilan komunikasi dapat digambarkan seperti di bawah ini.

(1) Creating genuine relationship. Menjadi hangat, terbuka, dan dapat dihubungi,
memperlakukan orang lain dengan hormat, dan menjadi dipandang debagai integritas orang.
(2) Communicating clearly. Mengomunikasikan informasi akurat dengan cara yang jelas dan
pada waktunya, menggunakan saluran formal dan informal secara konstruktif dalam
melakukannya.
(3) Listening fully. Memberikan perhatian penuh pada orang lain ketika berkomunikasi dan
secara akurat memproses apa yang dikatakan dengan bias personal minimum.

15
(4) Giving effective feedback. Memberikan umpan balik dengan jujur, jelas, dan penuh hormat
pada orang lain dalam organisasi dan secara sukarela meminta umpan balik dan terbuka atas
apa yang dikatakan..
(5) Managing conflict constructively. Merespons pada konflik, baik ketika secara langsung
terlibat maupun tidak, dengan pemecahan masalah, pendekatan tidak menyalahkan yang
menghasilkan sukses.
(6) Influencing others. Dapat secara efektif dan konstruktif memengaruhi orang lain dengan cara
yang tidak manipulatif.
 Talent Leadership

Semua pemimpin telah diminta untuk melakukan to do more with efektif. Semua
pemimpin khawatir bahwa bakat tertinggi mereka akan sangat dipikat oleh kompetisi apabila
ekonomi membaik. Semua pemimpin diminta untuk menarik, memilih, menerima, mengikat,
memotivasi dan memelihara pekerja.

Talent leadership dijalankan dengan 4D yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

(1) Deployment, bagaimana memilih dan menerima bakat.


(2) Diagosis, bagaimana memonitor tingkat perjanjian individu dan tim.

16
(3) Development, bagaimana membangun memenangkan hubungan, bagaimana membangun tim
kohesif, dan bagaimana meng-coach.
(4) Demarcation, bagaimana memberi umpan balik, bagaimana memberi penghargaan kinerja
individu dan tim.
 Team Leadership

Tim adalah merupakan dasar semua organisasi kontemporer: work teams, cross
functional teams, matrix teams, task forces, management teams, dan lainnya. Untuk mempunyai
kinerja tinggi, tim harus mempunyai lebih dari satu tujuan bersama dan tingkat interpedensi yang
diperlukan oleh pekerjaan itu sendiri. Mereka perlu mempunyai kepemimpinan, visi, bakat yang
tepat, arsitektur atau struktur yang sesuai, proses yang efektif, dan budaya berbasis tim.

Tujuan yang harus diusahakan apabila memimpin tim adalah:

(1) Providing team leadership. Menunjukkan kepandaian dalam gaya kepemimpinan, dan pada
saat yang sama mengusahakan arah yang konsisten untuk tim dan menggunakan kekuasaan
dan kewenangan dengan cepat dan bijak.
(2) Creating a team vision. Membangun visi berbasis tim secara kolaboratif dan menginspirasi
yang selaras dengan misi, strategi, tujuan dan taktik.
(3) Attacting and developing team talent. Menjadi tempat di mana pekerja berbakat ingin
bekerja dan tinggal.

17
(4) Designing a team architecture. Menstrukturkan semua aspek pekerjaan, dari struktur
organisasional ke aliran kerja actual, sehingga pekerja dapat melakukan pekerjaan terbaik
tanpa bingung atau hambatan yang tidak perlu.
(5) Building a team culture. Menciptakan dengan kata dan tindakan suatu budaya di mana
individu merasa dihargai, kekuatan mereka ditingkatkan, dan saling mengembangkan
dukungan anggota tim.
(6) Assuring quality product and service. Memastikan bahwa setiap orang menjaga pelanggan di
depan, termasuk menciptakan hubungan unggul dengan penjual dan pemasok.
 Change Leadership

Langkah yang dilakukan untuk menjadi pemimpin perubahan adalah sebagai berikut:

Part 1: Design the change. Terdapat 3 aktivitas utama yang harus dipahami dalam
melakukan perubahan. (1) designing, merancanakan, (2) assessing, mengukur situasi, (3)
planning and managing, merencankan dan mengelola. Pemimpin perubahan pertama merancang
masa depan secara umum, mendefinisikan apa yang mereka inginkan untuk dilihat di masa
depan, kemudian ke belakang lagi mengukur situasi sekarang. Kemudian mereka merancang
masa depan dengan terminology yang lebih spesifik.
Part 2: Develop a change strategy. Formula strategi perubahan yang dapat dipergunakan:
D x V x P > R = C.
D = demand and desire for change and the dissatisfaction with the current situation.
Tuntutan dan harapan untuk perubahan dan ketidakpuasan dengan situasi sekarang.

18
V = the vision for change. Visi untuk perubahan dinyatakan secara jelas dan memaksa
yang dikomunikasikan dengan baik dan luas.
P = the plan and process for reaching the change. Rencana dan proses untuk mencapai
perubahan.
R = resistance to change. Penolakan pada perubahan.
C = the change you want to occur. Perubahan yang diinginkan.
Part 3: take change of change. Menerima tanggung jawab perubahan. Ada dua bintang
yang harus diurus, yaitu designing the change dan developing a change strategy. Di samping itu,
pemimpin harus belajar bagaimana menjadi Change Champion.
 Drive For Result
Untuk mendapatkan tingkat hasil tertinggi dalam organisasi dan tim, pemimpin perlu
memberi perhatian tidak hanya hasil akhir, tetapi juga 6 (enam) bidang sepanjang perjalanannya.
Bidang yang perlu diperhatikan adalah:
(1) Setting overall direction and establishing common goals, menetapkan arah secara
menyeluruh dan membangun tujuan bersama. Menyelaraskan pekerjaan dengan visi dan
strategi, sambil mendapatkan tujuan efektif.
(2) Creating workable plans, menciptakan rencana yang dapat dikerjakan
(3) Assigning task effectively, memberikan tugas secara efektif.
(4) Expecting, measuring, and rewarding high performance, mengharapkan, mengukur dan
menghargai kinerja tinggi.
(5) Providing ongoing stewardship, menyediakan pekerjaan pengurusan. Mengetahui dan
memonitor keseluruhan proses kerja dan interaksi manusia, sehingga dapat mengatasi
masalah secara efektif apabila timbul.
(6) Evaluating result and utilizing what you learn from the evaluation. Mengevaluasi hasil dan
memanfaatkan apa yang dipelajari dari evaluasi.

19
C. Roda Intelligent Leadership: The Inner Core

Keberhasilan kecil yang diperoleh dinamakan references, yang membentuk konsep diri
dan secara positif menjadi beban. References yang secara positif menjadi beban mempunyai
dampak signifikan pada mengubah keyakinan dan pemikiran secara positif.

Ketika pemimpin berkehendak melakukan mekanisme bertahan seperti ini, maka mereka
telah membatasi kemampuannya untuk bertindak secara konstruktif serta kemampuannya
mengatasi masalah dan menjadi dewasa sebagai eksekutif. Pola pikir destruktif ini dinamakan
learned helplessness, dan menjadi akar perilaku kepemimpinan tidak dewasa (Mattone, 2013:
35).

Perbedaan lain antara mature dan immature leader adalah bahwa immature leader
cenderung mengasosiasikan kemunduran dan kepusingan yang berkaitan dalam personal term,
atau menyalahkan orang lain atas kemundurannya. Sebaliknya mature leaders cenderung tidak
menutupi personalisasi atau proyek, tetapi mereka mengadopsi pola pikir problem solving,
dengan mengatakan mengapa hal tersebut terjadi, atau apa yang harus dilakukan untuk mengatasi
masalah.

20
 Menjadikan Pemimpin Berubah Pemimpin

Sekarang maupun yang sedang tumbuh harus mengidentifikasi kekuatan unik secara
individual. Sebagai pemimpin harus memelihara, memperkuat dan mengungkit bakat untuk
menjadi pemimpin terbaik sambil membantu organisasi mencapai tujuan strategisnya.

Untuk mencapai ini lebih mudah dibicarakan daripada melakukan Tetapi tempat terbaik
untuk memulainya dengan positif adalah de sistem nilai ketegasan diri dan pengembangan inner-
core yang kuat. D intelligent leadership, konsep diri benar-benar mempunyai banyak segi d
kompleks, terdiri dari banyak elemen, termasuk kolam referensi dan si keyakinan, serta sistem
nilai. Sekali seseorang mengisolasi sistem ni maka juga mengisolasi karakter. Kedua segi ini
saling terjalin dan td dapat dipisahkan.

 Elemen Karakter

Intelligent leadership mengandung 6 (enam) karakter, yaitu (1) courage keberanian, (2)
loyalty, loyalitas, (3) diligence, ketekunan, (4) modesty kerendahan hati, (5) honesty, kejujuran,
dan (6) gratitude, bersyukur (Mattone, 2013: 38)

Courage. True courage, keberanian yang sebenarnya bukanlah fanatisme tetapi karakter.
Keberanian bukanlah perasaan ketidaktakutan. Tetapi keinginan pikiran yang perlu untuk
bertindak di luar pendirian daripada perasaan. Great leader adalah pemberani.

Loyalty. Loyalitas adalah merupakan susunan komunitas. Hubungan tidak dapat


dikembangkan, dipelthara, atau dibuat berhasil baik apabila tidak ada kepercayaan, saling
memberikan komitmen. Apabila lovalitas hilang, susunan hubungan tidak terselesaikan.
Loyalitas adalah keinginan mengelakkan pujian, kekaguman, dan sukses di atas orang lain.
Loyalitas adalah jalan dua arah, harus berfungsi baik ke ataS atau ke bawah.

Daligence Kadang-kadang eksekutif dihadapi dengan tantangan dan eigin mencari cara
yang cepat, pendek, mudah untuk memberikan basill besar Tidak ada jalan pintas untuk
mencapai sesuatu yang berharga.

Diligence adalah kondisi yang perlu untuk mencapai keunggulan epemimpinan. Diligence
memberikan pemimpin dengan dasar yang kuat akan meminimalkan kedalaman dari kemunduran
mereka.

21
Diligence adalah steady performer, dan steady performer adalah finisher. Tetapi great
leader juga harus berusaha keras untuk akuntabilitas dan mendekati ajiban mereka dengan
tingkat ketulusan tertinggi.

Modesty. Modesty berarti hidup dalam batasan, merupakan kebalikan dari arogansi. The
Greatest leader adalah percaya diri, tetapi juga menyadari bahwa mereka tidak terlalu baik,
terlalu besar, terlalu kaya, atau terlalu berkuasa untuk terbuka pada pandangan dan perspektif
orang lain.

Modest leader melihat pajak dan hambatan operasional sebagai pengaman, bukan
penghindaran. Modest leader dapat meminta batasnya sendiri karena menyadari, bahwa hasil
individual dan tim yang lebih besar akan dapat direalisir. Apabila pemimpin ini dapat menerima
pendekatan yang lebih tenang dalam mengelola tantangan, mereka akan dapat memperbaiki hasil
dan lebih efektif sebagai team leader dalam organisasi mereka Honesty.

Terdapat garis antara kecerdasan bisnis dan ketidakjujuran, tetapi garisnya hampir tidak
sebaik seperti kita pikirkan. Great leader bekerja keras untuk kejujuran karena mereka menyadari
kebenaran dan kejujuran adalah pilar dibangunnya hubungan, kerja sama, dan energi positif.
Great leader nyaman kehilangan kesepakatan daripada menggunakan kecurangan untuk menang.
Great leader lebih baik mendapat keuntungan sedikit dengan kejujuran daripada keuntungan
besar tanpa kejujuran. Gratitude Great leader menunjukkan penghormatan dan apresiasi besar
atas jumlah referensi mereka karena mereka tahu dalam pikiran dan hatinva bahwa esensi utama
dari siapa mereka adalah tidak memungkinkan terikar pada jumlah pengalaman mereka.

Gratitude sebagai elemen karakrer juga pada akar dalam mengusahakan pujian dan
rekognisi pada orang lain. Pemimpin yang menunjukkan perasaan bersyukur secara personal
lebih mendasar dan sering lebih dapat mengaitkan dengan dan membangun hubungan dengan
anggota tim.

 Karakter dan Nilai-nilai

Hubungan antara karakter dan nilai-nilai dapat digambarkan sepenti gunung es. Apa yang
ada di bawah permukaan air menunjukkan karakter sedangkan jumlah kecil diatasnya
menunjukkan values, atau nilai-nilai Karakter selalu tampak melalui nilai-nilai dan sebagai

22
pemimpin harus mengapresiasi hubungan antara karakter dan nilai-nilai Terdapat dua macam
values yang dinamakan ultimate dan immediate values.

Ultimate value menunjukkan ultimate desire, harapan akhir. Sedhano immediate value
memerlukan tindakan lanjutan. Ultimate values menurur Hogan (Mattone, 2013: 43) adalah: (1)
Aesthetics: seni, literatur, budaya imajinasi, (2) Affiliation: interaksi sosial, (3) Altruism:
keinginan melayani orang lain, memperbaiki segala hal, (4) Commercial: menghasilkan uang,
merealisir keuntungan, (5) Hedonism: menginginkan kesenangan kegembiraan, variasi, (6)
Power: keinginan untuk prestasi, kompetisi berada di depan, (7) Recognition: keinginan untuk
diketahui, kelihatan, memperlihatkan diri, terkenal, (8) Scientific: analitis, gagasan baru,
teknologi, (9) Security: struktur, dapat diduga, hati-hati, dan (10) Tradition perilaku sosial sesuai,
moralitas, standar tinggi.

D. Peta Leadership Maturity

Secara tradisional, kekuasaan terkonsentrasi pada puncak organisasi Tetapi tantangan


eksternal dan internal memaksa organisasi berpikit ulang bagaimana mengidentifikasi,
meningkatkan dan mengembangkan pemimpin. Organisasi juga merespons dengan menciptakan
struktur yang lebih datar dan memindahkan kewenangan pengambilan keputusan kepa pekerja di
seluruh organisasi

Mattone (2013: 57) menggambarkan peta Leadership Maturity, yang membedakan sifat
kepemimpinan dalam 9 (sembilan) macam ciri yang disebutnya sebagai Enneagram. Ennea
artinya sembilan dan gram berarti sesuatu yang ditulis atau digambar. Masing-masing sifat
menunjukkan cara berpikir, merasa, dan berperilaku yang berbeda.

23
Kesembilan sifat tersebut dikelompokkan menjadi 3 kategori yang dinamakan sebagai:
(1) Heart Leaders, pemimpin cenderung menjadi Helpers Entertainers, atau Artist, (2) Head
Leaders, pemimpin cenderung menjadi Activists, Disciples, atau Thinkers, dan (3) Gut Leaders,
pemimpin cenderung menjadi Drivers, Arbitrators, atau Perfectionists.

 Hearts leader

Mature Helpers dihargai dan diapresiasi atas kemampuan mereka melanjutkan perasaan
positif dan dewasa bagi orang lain. Karena karakreristik perasaan mereka lebih berkembang,
Helpers dapat memahami orang dan memberikan empati mereka.

Average Helpers adalah bermurah hati, tetapi tidak seperti mature mereka menggunakan
kemurahan hatinya untuk mengontrol perilaku mereka bahwa telah bermurah hati.

Mature Artists secara intuitif peduli diri. Mereka dapat mengomunikasikan kebanyakan
personal feeling dan disukai karena kemampuan mereka membantu orang lain mendapatkan
sentuhan dengan perasaan mereka.

Average Entertainers didorong memperhitungkan citra yang secara sosial dihargai untuk
mendapatkan kekaguman dan penghargaan.

 Head Leaders

Thinkers, Disciples, dan Activists berbagi karakteristik berkaitan dengan kemampuan


mereka untuk berpikir dan menyelesaikan segala sesuatu. Mature Head Leaders dikenal karena
prestasi luar biasa mereka Less Mature Head Leaders mempunyai rentang dari mereka yang
tidak dapat menyelesaikan tugas, ke mereka yang penyelesaiannya kontra produktif sampai ke
mereka yang perilakunya sepenuhnya di luar kendali. Masalah pokok yang dihadapi Head
Leaders berkaitan dengan ketidakamanan. Pencarian safety dan security dapat mengarahkan
Head Leaders ke dalam dunia intelektual yang dapat mereka kontrol (Thinkers), atau mengikuti
keingina terikat dalam beberapa bentuk aktivitas (Activists). gure atau institusi berwenang
(Disciples), atau secara konstan

 Gut Leaders

Drivers, Arbitrators, dan Perfectionists adalah berkepentingan dengan bagaimana mereka


menghubungkan pada lingkungan mereka. Drivers ingin mendominasi, Arbitrators ingin

24
berdampingan dengannya, dan Perfectionists ingin menyempurnakan. Masalah pokok yang
dihadapi Gut Leaders adalah frustasi mereka dengan dunia yang tidak sempurna. Drivers dapat
menjadi frustasi dengan kurangnya pendirian mereka. Arbitrators menjadi frustasi ketika.orang
gagal berbuat sesuai dengan citra ideal yang mereka pegang tentang orang lain. Perfectionists
menjadi frustasi dengan apa yang mereka rasakan sebagai kekurangan dari orarig lain dan
lingkungan mereka.

25
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam menghadapi tantangan bisnis yang semakin tajam dan penuh perubahan, John
Mattone memberikan konsep yang dinamakan kecerdasan kepemimpinan, Intellegent
Leadership. Untuk itu pemimpin harus dapat menghubungkan antara inner-core dengan outer-
core. Inner-core antara lain mencakup konsep diri, karakter, nilai-nilai, dan emosi. Sedangkan
outer-core mencakup kepemimpinan, komitmen, dan keterhubungan.

Diakui bahwa mencari Outstanding Leader adalah tidak mudah karena diperlukan
Leadership Maturity, kedewasaan atau kematangan kepemimpinan. Konsep yang diajukan
disebutnya Enneagram dengan 9 (embilan) ciri yang dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yang
disebut sebagai Heart Leader, Head Leader, dan Gut Leader.

26
DAFTAR PUSTAKA

Wibowo, dan M. Phil..2018. Kepemimpinan. Depok. Rajawali Pers

27

Anda mungkin juga menyukai