Ketika suatu budaya berada pada posisinya, maka praktik di dalam organisasi mempertahankannya
dengan memberikan kepada para pekerja suatu rangkaian yang sama. Ada tiga paksaan ini yang berperan
dalam bagian yang penting dalam mempertahankan suatu budaya: praktik pemilihan, tindakan dari
manajemen, dan metode sosialisasi. (Robbins & Judge:2015:365)
Pemilihan, tujuan secara eksplisit dari proses pemilihan adalah untuk mengidentifikasi dan merekrut para
individu dengan pengetahuan,keahlian, dan kemampuan untuk bekerja dengan berhasil. Mengidentifikasi
orang-orang yang memiliki nilai yang padasarnya konsisten dengan sedikitnya porsi organisasi yang baik.
Pemilihan juga menyediakan informasi yang baik kepada pelamar. Oleh karenanya, pemilihan jadi dua
arah, memungkinkan bagi pemilik usaha atau pelamar untuk menghindari ketidak sesuaian dan
mempertahankan budaya organisasi dengan memilih bukan dari mereka yang akan menyerang atau
merusak. (Robbins & Judge:2015:365)
Manajemen puncak, Tindakan dari manajemen puncak juga memiliki dampak terhadap budaya
organisasi. Melalui katak-kata dan perilaku, para senior eksekutif menetapkan nirma-norma yang
menyaring melalui organisasi mengenai, sebagai contoh apakah pengambilan resiko yang lebih diinginkan,
seberapa banyak kebebasan yang diberikan para manjer bagi para pekerja, apakah pakaian yang sesuai,
serta tindakan apakah yang memperoleh kenaikan gaji, promosi, dan imbalan lainnya. (Robbins &
Judge:2015:366)
Sosialisasi, tidak peduli seberapa baiknya suatu pekerjaan yang dilakukan oleh organisasi dalam merekrut
dan menyeleksi, para pekerja baru memerlukan bantuan dalam menyesuaikan dengan budaya yang berlaku.
Bantuan tersebut adalah “sosialisasi”. Sebagai contoh, semua marinir harus melalui kemah pelatihan,
tempat mereka akan membuktikan komitmen mereka dan mempelajari “cara marinir”. (Robbins &
Judge:2015:366)