Anda di halaman 1dari 24

PENELITIAN INDUSTRI BATU BATA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Sektor industri memberikan kontribusi yang sangat penting terhadap penyerapan


tenaga kerja. Meningkatnya jumlah penduduk sekaligus akan menambah jumlah tenaga
kerja di daerah industri sehingga mendorong terciptanya berbagai aktifitas ekonomi
dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dengan demikian untuk memenuhi
kebutuhan itu, maka lahirlah bermacam-macam usaha industri yang menghasilkan
kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat dengan satu tujuan yaitu dalam
rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat serta mendukung program pembangunan
daerah.
Dalam meningkatkan industri maka yang perlu dikembangkan adalah industri
yang digunakan masyarakat banyak yang bisa menyerap tenaga kerja sebanyak mungkin
seperti industri kecil. Kita menyadari bahwa sektor usaha kecil memiliki peranan yang
penting dalam menjawab tantangan-tantangan pembangunan yaitu perluasan lapangan
pekerjaan bagi angkatan kerja yang terus bertambah jumlahnya, peningkatan penghasilan
masyarakat secara lebih merata dan peningkatan ekspor. Oleh sebab itu kita harus
memelihara komitmen yang besar terhadap upaya peningkatan sektor usaha kecil.
Jenis-jenis industri yang dapat digarap di daerah perdesaan meliputi industri
makanan dan minuman, industri tekstil, pakaian jadi dan kulit, industri kayu dan barang
non kayu, industri mineral bukan logam (kecuali minyak bumi dan batu bara) dan industri
logam (Hadi Prayitno dan Lincolin Arsyad, 1987: 65).
Industri kecil dan industri rumah tangga adalah suatu bentuk perekonomian rakyat
di Indonesia, apabila dikembangkan akan mampu memecahkan masalah-masalah dasar
pembangunan di Indonesia. Industri ini juga mampu untuk membantu tercapainya
pertumbuhan ekonomi nasional. Industri kecil berperan dalam menciptakan suatu proses
industrialisasi di Indonesia yang berkesinambungan. Industrialisasi yang
berkesinambungan adalah suatu proses industrialisasi yang tidak menciptakan
ketergantungan industri-industri yang tercipta oleh proses itu terhadap pasar luar negeri
(Gembong Tjitrosoepomo dkk, 1991: 35).
Industri rumah tangga di perdesaan yang memberikan andil dalam menciptakan
lapangan pekerjaan dan peningkatan pendapatan rumah tangga salahsatunya adalah

ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI 1


PENELITIAN INDUSTRI BATU BATA

industri rumah tangga batu bata. Industri rumah tangga batu bata merupakan industri
rumah tangga yang memanfaatkan bahan baku berupa tanah dan diolah dengan proses
pengolahan yang sederhana.
Kemunculan usaha industri ini ibarat jamur di musim penghujan. Tumbuh dan
bahkan berkembang biak di Desa Jl. Cot Tengku Nie Reuleut, Utara, Reuleut Timur,
Muara Batu, Reuleut Tim., Muara Batu, karena dari waktu kewaktu jumlah usahanya
terus bertambah secara signifikan sejalan dengan perkembangan pembangunan.
Pembuatan batu bata yang diawali dari merancah lumpur, mencetak, melangsir dan
mengeringkan sampai pada tahap pembakaran akan menyerap tenaga kerja karena jenis
industri ini merupakan usaha padat karya. Selain itu juga akan menimbulkan usaha
sampingan lain berupa pengangkutan dan perdagangan.
Kehadiran usaha industri batu bata ini sudah ada sejak lama sebagai salah satu
jenis usaha masyarakat yang dilakukan perorangan atau keluarga, disamping usaha-usaha
lain seperti pertanian. Ketinggian permukaan tanah dari permukaan laut dengan kondisi
tanah yang cukup potensial yang mendorong masyarakat mengusahakan pembangunan
industri batu bata ini.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa itu industri?
2. Termasuk Klasifikasi apakah industri batu bata?
3. Apa sajakah bahan baku pada industri batu bata?
4. Bagaimana proses produksi batu bata?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui apa itu industri.
2. Mengetahui tentang klasifikasi terkait industri batu bata
3. Menegetahui bahan baku yang digunakan pada industry tersebut.
4. Mengetahui proses produksi batu bata.

ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI 2


PENELITIAN INDUSTRI BATU BATA

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Industri
Menurut UU No.5 Tahun 1984 Tentang Perindustrian, industri adalah kegiatan
ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau
barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya,
termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.
Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia, perusahaan atau usaha industri adalah
suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan
barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu, dan mempunyai
catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada seorang
atau lebih yang bertanggungjawab atas usaha tersebut.

Batu bata adalah sebuah gumpalan batu yang dibuat dari campuran tanah liat dan t
anah abu yang dibakar dan dibentuk seperti balok sebagai bahan pokok membuat suatu ba
ngunan
ataupun konstruksi. Menurut NI-10, SII-0021-78:

“Batu bata adalah bahan bangunan yang diperuntukan untuk konstruksi, dibuat dari tanah
liat atau tanpa campuran lain, dibakar dengan suhu yang tinggi, sehingga tidak mudah
hancur bila direndam.”

Batu bata merupakan salah satu bahan material sebagai bahan pembuat dinding. Batu bata
terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna kemerah-merahan. Seiring
perkembangan teknologi, penggunaan batu bata semakin menurun. Muncul nya material
batu seperti gypsum dan bammbu yang telah diiolah, censerung lebih dipilih karena
memiliki harga lebih murah dan secara arsitektural lebih indah.
Batu bata dalam sebuh bangunan rumah memiliki peranan yang sangat vital,
seindah apapun rumah tanpa batu bata belum bisa diatakan sebuah rumah. Namun seiring
perkembangan arsitektur, batu bata tak hanya sebatas pelindung sebuah rumah semata, kini
peranan batu bata bergeser kearah yang lebih luas.

ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI 3


PENELITIAN INDUSTRI BATU BATA

Sifat bata dalam penggunaan sebagai bahan bangunan:


a. Ukuran dan bentuk bata
b. Kematangan
c. Berat jenis bata
d. Kekuatan tekan
e. Daya absorbsi
f. Pengaruh bahan
g. Pengaruh garam
h. Bebas dari retak

Bahan material ini terbuat dari tanah liat yang di cetak kemudian dibakar dengan suhu
tinggi sehingga menjadi kering dan berwarna kemerahan. Bata merah merupakan bahan
material yang paling banyak digunakan karena sangat mudah didapatkan dan sudah teruji
ketahanannya. Untuk memasang bata merah dibutuhkan bahan perekat berupa semen dan
pasir ayakan.

Kelebihan bata merah:

• Mudah untuk di susun dan di pasang sehingga tidak memerlukan keahlian terntentu
• Mudah diangkut karena ukurannya yang kecil
• Harganya cukup murah
• Tidak memerlukan perekat khusus (cukup semen dan pasir)
• Tahan panas sehingga melindungi bangunan lebih lama dari api.

Kekurangan bata merah:

• Sulit membuat pasangan bata yang rapi


• Bahannya adalah bahan yang menyerap panas saat musim panas dan menyerap dingin
saat musim dingin, sehingga suhu ruangan di dalamnya tidak stabil
• Cenderung boros dalam menggunakan material perekat
• Bata merah adalah material yang cukup berat sehingga menimbulkan beban lebih pada
struktur bangunan

ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI 4


PENELITIAN INDUSTRI BATU BATA

2.2.1. Klasifikasi Industri


Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 19/M/ I/1986 yang
dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan industri batu bata
merupakan industri Aneka Industri atau (AI) seperti yang tertera dibawah ini:

• Aneka industri (AI)

Industri ini merupakan industri yang tujuannya menghasilkan bermacam-macam


barang kebutuhan hidup sehari-hari. Adapun yang termasuk industri ini adalah sebagai
berikut:

1) Industri tekstil, misalnya: benang, kain, dan pakaian jadi.

2) Industri alat listrik dan logam, misalnya: kipas angin, lemari es, dan mesin jahit,
televisi,

dan radio.

3) Industri kimia, misalnya: sabun, pasta gigi, sampho, tinta, plastik, obatobatan, dan pipa.

4) Industri pangan, misalnya: minyak goreng, terigu, gula, teh, kopi, garam dan makanan

kemasan.

5) Industri bahan bangunan dan umum, misalnya: kayu gergajian, kayu lapis, dan marmer.

2.2.2. Klasifikasi Industri Berdasarkan Bahan Baku

Menurut UU No.5 Tahun 1984 Tentang Perindustrian, bahan baku industri


adalah bahan mentah yang diolah atau tidak diolah yang dapat dimanfaatkan
sebagai sarana produksi dalam industri. Batu bata dibuat dari bahan dasar
lempung atau tanah liat ditambah dengan bahan penolong berupa air dan sekam
(berambut). Lempung adalah tanah hasil pelapukan batuan keras, seperti: basalt
(batuan dasar), andesit, dan granit (batu besi). Bahan baku tambahan yang
digunakan dalam pembuatan batu bata adalah air. Air digunakan untuk membantu
proses pengolahan bahan mentah dan proses pencetakan.

ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI 5


PENELITIAN INDUSTRI BATU BATA

Adapun klasifikasi industri berdasarkan kriteria masing-masing, adalah


sebagai berikut.

Tiap-tiap industri membutuhkan bahan baku yang berbeda, tergantung


pada apa yang akan dihasilkan dari proses industri tersebut. Berdasarkan bahan
baku yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri ekstraktif yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari
alam. Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan industri
hasil kehutanan.

b. Industri nonekstraktif yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasilhasil


industri lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industri kain.

c. Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya adalah
dengan menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya: perbankan,
perdagangan, angkutan, dan pariwisata.

Berdasarkan penggolongan industri bahan baku maka industri batu bata


termasuk ke dalam golongan industri ekstraktif karena pada bahan baku yang
digunakan merupakan bahan baku yang diperoleh langsung dari alam, yaitu yang
digunakan merupakan tanah liat.

Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan batu bata, yaitu
:

• Bahan

a. Tanah Liat

Penggalian tanah dilakukan pada kedalaman tertentu yaitu 1 sampai 2


meter, karena apabila dalamnya lebih dari 1 meter kualitas tanah kurang
baik untuk pembuatan batu bata disebabkan oleh kandungan air yang cukup
banyak sehingga berpengaruh terhadap hasil pembuatan batu bata.

ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI 6


PENELITIAN INDUSTRI BATU BATA

Gambar2.2.1. Tanah liat yang sudah dilembabkan

(sumber gambar: hasil observasi)

b. Pasir

Gambar 2.2.2. Pasir untuk keperluan pembuatan batu bata

(sumber: hasil observasi)

c. Air

Gambar 2.2.3. Air

(sumber: google.com)

ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI 7


PENELITIAN INDUSTRI BATU BATA

Air digunakan untuk penghancuran tanah, pembersihan kotoran, kemudian


pencampuran dengan air sehingga bahan menjadi cukup lunak untuk dibentuk batu bata

d. Kayu

Gambar 2.2.4. Material pembakaran batu bata

(sumber: hasil observasi)

Kayu ini berfungsi untuk membakar batu bata. Banyaknya kayu yang dibutuhkan b
ergantung pada banyaknya bata yang akan dibakar.

• Alat

a. Mesin Bajak / Jetor

Gambar 2.2.5. Alat ini digunakan untuk mengangkut hasil adukan ketempat
pecetakan.

(sumber: hasil observasi)

ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI 8


PENELITIAN INDUSTRI BATU BATA

b. Alat Cetak dan Meja Cetak

Gambar 2.2.6. Alat cetak dan meja cetak

(Sumber: Hasil Observasi)

c. Cangkul

Gambar 2.2.7. Cangkul ini digunakan untuk menggali tanah atau mengaduk tanah.

(Sumber: Hasil Observasi)

d. Plastik
Plastik ini berpungsi untuk menutupi batu bata yang sudah di cetak dan yang sudah
melalui proses pengadukan, untuk menghindari guyuran air hujan. Batu bata yang ba
ru saja di cetak bila terkena air hujan bisa merusak batu bata dan akan memperlambat
keringnya batu bata.

ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI 9


PENELITIAN INDUSTRI BATU BATA

Gambar 2.2.8. Bata dibungkus dengan plastik

(sumber: Hasil Obcservasi)

2.2.3. Klasifikasi Industri Berdasarkan Modal

Modal merupakan faktor yang sangat penting dalam kelancaran suatu produksi
industri. Modal usaha dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu modal sendiri dan modal
luar. Modal sendiri adalah modal yang dimaksudkan oleh partisipasi pemilik, yang
seterusnya akan dioperasikan selama usaha tersebut masih berjalan. Sedangkan modal
luar adalah modal yang diperoleh dari pinjaman-pinjaman yang akan dioperasikan selama
waktu tertentu, karena harus dikembalikan dengan disertai bunga (Murti Sumarni dan
John Soeprihanto, 1993: 273).

Berdasarkan modal yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN), yaitu industri


yang memperoleh dukungan modal dari pemerintah atau pengusaha
nasional (dalam negeri). Misalnya: industri kerajinan, industri
pariwisata, dan industri makanan dan minuman.

b. Industri dengan penanaman modal asing (PMA), yaitu industri yang


modalnya berasal dari penanaman modal asing. Misalnya: industri
komunikasi, industri perminyakan, dan industri pertambangan.

ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI 10


PENELITIAN INDUSTRI BATU BATA

c. Industri dengan modal patungan (join venture), yaitu industri yang


modalnya berasal dari hasil kerja sama antara PMDN dan PMA.
Misalnya: industri otomotif, industri transportasi, dan industri kertas.

Adapun industri berdasarkan kriteria masing-masing, adalah sebagai berikut :

a. Industri Padat Modal yaitu industri yang dibangun dengan modal yang jumlahnya
besar untuk kegiatan operasional dan pembangunan. Padat modal juga bisa diartikan
dengan industri yang dibangun dengan modal besar dan didukung dengan teknologi
tinggi.

b. Industri Padat Karya yaitu industri yang lebih dititikberatkan pada sejumlah
besaran tenaga kerja dalam pembangunan dan pengoperasiannya. Padat karya juga
merupakan kegiatan pembangunan proyek yang lebih banyak menggunakan tenaga
manusia jika dibandingkan dengan tenaga mesin.

Pabrik ini memproduksi batu bata sekitar belasan tahun yang lalu. Mulanya hanya
ada beberapa karyawan yang bekerja di pabrik ini. Di pabrik ini terdapat beberapa mesin
bajak, yang digunakan pada proses pengadukan bahan. Semenjak batu bata ini berdiri,
jumlah karyawan terus bertambah, batu bata yang dihasilkan pun semakin berkualitas.
Terbukti dengan proses pembuatan batu bata yang dilakukan setiap hari dan jumlah
pelanggannya pun semakin bertambah.

Berdasarkan penggolongan industri berdasarkan modal maka industri batu bata


ini termasuk ke dalam golongan industri padat karya karena pada proses pembuatannya
industri ini masih banyak menggunakan tenaga manusia dibangdinkan tenaga mesin.

ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI 11


PENELITIAN INDUSTRI BATU BATA

2.2.4. Klasifikasi Industri Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja


Menurut UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, tenaga kerja
adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang
dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Tenaga kerja merupakan suatu faktor produksi sehingga dalam kegiatan industri
diperlukan sejumlah tenaga kerja yang mempunyai keterampilan dan kemampuan
tertentu sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pada Industri kecil dan Industri
rumah tangga seperti pada industri batu bata, biasanya tenaga kerjanya terdiri dari
dua kategori, yaitu tenaga kerja dari dalam keluarga dan tenaga kerja dari luar
keluarga.

Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan


menjadi:

a. Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang
dari empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga
kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya
kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya: industri
anyaman, industri kerajinan, industri tempe/ tahu, dan industri makanan ringan.

b. Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai
19 orang, Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relative kecil, tenaga
kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara.
Misalnya: industri genteng, industri batubata, dan industri pengolahan rotan.

c. Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20


sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar,
tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki
kemapuan manajerial tertentu. Misalnya: industri konveksi, industri bordir, dan
industri keramik.

d. Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang.
Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif
dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus,
dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemapuan dan kelayakan (fit and

ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI 12


PENELITIAN INDUSTRI BATU BATA

profer test). Misalnya: industri tekstil, industri mobil, industri besi baja, dan
industri pesawat terbang.

Berdasarkan penggolongan industri menurut jumlah tenaga kerja


yang digunakan maka industri batu bata termasuk kedalam golongan
industri kecil, dikarenakan jumlah tenaga kerja yang bekerja di industri ini
berjumlah 9 orang, dan juga sumber tenaga kerja yang bekerja di industri ini
mayoritas berasal dari lingkungan di sekitar industri tersebut.

Gambar 2.2.9. Tenaga kerja berasal dari lingkungan industri

(sumber: Hasil Observasi)

2.2.5. Klasifikasi Lokasi

Gambar 2.2.10 Keadaan sekitar Industri

(sumber: Hasil Observasi)

ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI 13


PENELITIAN INDUSTRI BATU BATA

Pembagian / penggolongan industri berdasakan pemilihan lokasi


1. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada pasar (market oriented industri)

Adalah industri yang didirikan sesuai dengan lokasi potensi target konsumen.
Industri jenis ini akan mendekati kantong-kantong di mana konsumen potensial berada.
Semakin dekat ke pasar akan semakin menjadi lebih baik.

2. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada tenaga kerja / labor (man power
oriented industry)

Adalah industri yang berada pada lokasi di pusat pemukiman penduduk karena
bisanya jenis industri tersebut membutuhkan banyak pekerja / pegawai untuk lebih efektif
dan efisien.

3. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada bahan baku (supply oriented
industry)

Adalah jenis industri yang mendekati lokasi di mana bahan baku berada untuk
memangkas atau memotong biaya transportasi yang besar.

Industri batu bata ini termasuk klasifikasi Supply Oriented Indusry, karena bahan
baku berupa tanah liat yang mudah didapatkan di wilayah tersebut sehingga banyak
industry pembuat batu bata di wilayah tersebut.

2.2.6. Klasifikasi Proses Produksi

Batu bata merupakan proses produksi hulu. yaitu industri yang kegiatannya hanya
mengolah bahan- bahan mentah menjadi bahan setengah jadi. Industri hulu ini memiliki
sifat hanya menyediakan bahan baku yang dibutuhkan oleh industri lain.

Pengertian Industri Hulu

Industri hulu merupakan salah satu jenis industri yang digolongkan berdasarkan proses
produksinya. Industri hulu merupakan sebutan bagi industri yang hanya menyediakan
bahan baku untuk digunakan oleh industri lainnya. Adapun industri hulu ini berarti

ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI 14


PENELITIAN INDUSTRI BATU BATA

mengolah bahan untuk menjadi bahan baku yang lain. Industri hulu memiliki beberapa
ciri, antara lain sebagai berikut:

1. Sifatnya tidak padat karya


2. Industri ini kegiatan utamanya hanya menyediakan bahan baku industri lain

Itulah ciri- ciri mengapa industri ini disebut sebagai industri hulu. Hal ini karena industri
ini merupakan distributor bahan baku bagi industri yang lain.

Tujuan Industri Hulu

Keberadaan industri hulu tentunya memiliki berbagai tujuan. Tujuan utama industri hulu
adalah menyediakan bahan baku bagi industri- industri yang lain. Ada berbagai barang di
dunia ini yang pembuatannya memerlukan proses yang panjang. Sedangkan apabila
dimulai dari bahan mentahnya akan memerlukan waktu yang lama dan biaya yang tidak
sedikit pula. Selain itu, dari suatu barang setengah jadi masih bisa diolah menjadi
bermacam- macam bahan jadi, maka sangatlah penting keberadaan industri hulu untuk
dalam kaitannya menyediakan bahan baku tersebut. Adapun tujuan dari industri hulu
lebih rinci adalah sebagai berikut:

• Mengolah kekayaan alam menjadi berbagai barang setengah jadi yang bermanfaat
sebagai bahan baku bagi industri lain
• Membuka lapangan pekerjaan
• Menambah keuntungan

Adapun proses produksi sebagai berikut:

Cara Pembuatan Batu Bata Proses Cara Membuat Batu Bata

ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI 15


PENELITIAN INDUSTRI BATU BATA

Gambar 2.2.11 Lokasi Pembuatan Bata


(Sumber: Hasil Observasi)

1. Pertama-tama carilah lahan tanah merah yang berbentuk perbukitan dan tekstur tanah
meranya sangat liat, jangan terlalu banyak mengandung pasir, tanah yang bertektur
tersebut akan mengurangi kekuatan dari batu bata. Juga dekat dengan sumber air, sebagai
bahan campuran tanah merah. Tempat industry tersebut mengambil tanah liat di Jl. Line
Pipa, Reulet karena memiliki banyak tanah liat.

Gamabar 2.2.13 Tanah liat


(Sumber: Hasil Observasi)
2. Selanjutnya jika sudah didapat, bersihkan tanah liat tersebut dari sisa sampah yang
ada seperti rumput batu-batu kecil dan sebagainya
3. Rendam tanah liat (lempung) tersebut kedalam suatu lubang yang sudah di buat
minimal 15 jam atau lebih tergantung tanah liat sudah cukup kelembabannya.
4. Lalu buang air tersebut sampai kering, setelah itu anda harus menghaluskan tanah
liat tersebut, bisa menggunakan cangkul. mengapa harus dengan cangkul? karena kali ini
kita membahas dan mengerjakannya dengan menggunakan teknik manual bukan dengan
mesin.

ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI 16


PENELITIAN INDUSTRI BATU BATA

5. Hancurkan tanah tersebut dengan cara menginjak-injak tanah tersebut hingga


menjadi lumpur. kalau dengan skala yang cukup banyak bisa menggunakan bantuan
hewan seperti kerbau. jangan sampai terlalu lembek (seperti bubur) karena tidak akan bisa
dicetak.
6. Lalu taruh lumpur (lempung) diatas meja cetak

Gambar 2.2.11. Tanah Liat siap cetak


(sumber: Hasil Obserbvasi)
Plastik yang menutupi tanah liat ini agar tanah liat terjaga kelembabannya dan
tidak mudah kering sehingga tidak sulit untuk di cetak dikarenakan pencetakan masih
menggunakan sistem manual.

7. Setelah sudah bisa langsung di cetak. Untuk mempermudah pencetakan, ditambahkan


sedikit pasir agar tanah liat tidak lengket di cetakan.

Gambar 2.2.12. Pencetakan


(Sumber: Hasil Observasi)
8. Bila tanah liat tersebut sudah berbentuk persegi seperti batu bata, anda sudah bisa
melakukan pengeringan.

ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI 17


PENELITIAN INDUSTRI BATU BATA

9. Tahap pendindingan tujuan nya agar batu bata cepat kering bisa dilakukan dengan
cara menumpukan bata yang masih berbentuk tanah tadi dengan memiringkannya

Gambar 2.2.13. Bata setelah dicetak di diamkan


(sumber: Hasil Observasi)

Gambar 2.2.14. Hasil bata mengering


(Sumber: Hasil Observasi)
Jika bata sudah sedikit mengeras, maka bata sudah bisa ditumpuk
10. Lalu jika sudah kering, tahap selanjutnya menyusun batu bata dari kilang tempat
produksi ke dapur pembakaran

11. Tahap pembakaran batu bata ini adalah langkah penentuan dimana anda bisa
dikatakan berhasil atau kurang berhasil dikarenakan pada tahap ini akan dilakukan

ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI 18


PENELITIAN INDUSTRI BATU BATA

pembakaran didapur tempat anda bekerja dan biasa nya memakan waktu cukup lama,
tergantung banyaknya batu bata yang anda bakar.

Tahap-Tahap Pembakaran Batu Bata Mentah

1. Langkah selanjutnya setelah batu bata mentah yang sudah kering disusun di dapur
pembakaran yang sudah disiapkan

Gambar 2.2.15. Dapur Pembakaran Bata


(Sumber: Hasil Observasi)
2. Setelah itu menyiapkan bahan bakarnya seperti kayu atau bisa juga dengan sisa
olahan buah kelapa sawit tangkos, harus dikeringkan dulu agar mempermudah
pembakaran. Biasanya mereka menggunakan 2 truk kayu untuk pembakaran. sekali
pembakaran sebanyak 80.000 buah batu bata mentah.

Gambar 2.2.16. Bahan bakar


(Sumber: Hasil Observasi)

ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI 19


PENELITIAN INDUSTRI BATU BATA

3. Lalu anda tinggal melakukan tahap pembakaran dengan cara memasukan kayu
tersebut kedalam lubang dibawah susunan batu bata tadi

Gambar 2.2.17 Proses Pembakaran


(Sumber; Hasil Observasi)

4. Kemudian kita masuk ketahap membuat dinding disekeliling susunan batu tersebut
tujuan nya adalah mempercepat suhu yang ada didalam susunan batu bata cepat naik
keatas tidak lupa memberi sekam (bekas kupasan kulit padi) bisa didapatkan dikilang
padi. api nya jangan sampai mati atau redup ya semakin hari harus tambah marak
atau dtambah volume nya
5. Tahap penutupan lubang api bertujuan agar hawa api tidak keluar dan tanda berakhir
nya peroses pembakaran hal ini bisa dilakukan apabila asap yang ada pada bagian
atas susunan batu bata tadi sudah membening atau kalau kita lihat hanya ada seperti
udara yang membara-bara
6. Masih belum selesai, masih ada tahap finishing nya lagi yaitu tahap peyiraman bagian
atas susunan batu bata dengan sekam (bekas sisa kulit padi) saran saya taruh yang
agak tebal supaya batu bata anda masak secara sempurna
7. Setelah itu kita lanjutkan dengan tahap pembukaan dinding yang sudah dipasang tadi,
ini dilakukan sekitar 24 jam setelah tahap nomor 6. lamanya tahap pembakaran
tergantung banyaknya batu bata yang anda bakar (misalnya kalau 60.000 buah batu
bata, anda memerlukan waktu 6 hari 6 malam nonstop)
8. Setelah dibakar kemudian di dinginkan, barulah batu bata siap dijual, biasanya
banyak orderan dari pihak mebel dan pembeli perorangan, dengan harga 1 batanya
berkisar antara Rp.400 – Rp. 500 belum termasuk ongkos kirim.

ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI 20


PENELITIAN INDUSTRI BATU BATA

2.2.7. Klasifikasi Produktivitas Perorangan

Berdasarkan Produktivitas Perorangan

1. Industri primer. Industri yang barang-barang produksinya bukan hasil olahan


langsung atau tanpa diolah terlebih dahulu. Contohnya adalah hasil produksi
pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, dan sebagainya.
2. Industri sekunder. Industri yang bahan mentah diolah sehingga menghasilkan
barang-barang untuk diolah kembali. Misalnya adalah pemintalan benang sutra,
komponen elektronik, dan sebagainya.
3. Industri tersier. Industri yang produk atau barangnya berupa layanan jasa. Contoh
seperti telekomunikasi, transportasi, perawatan kesehatan, dan masih banyak lagi yang
lainnya.

Berdasarkan klasifikasi di atas, Industri batu merupakan industry sekunder yang


mengolah bahan mentah sehingga menghasilkan suatu barang-barang untuk diolah
kembali. Pada pembuatan batu bata, dipekerjakan 2 orang wanita sebagai pencetak batu
bata. Sedangkan di area pembakaran terdapat 6 pria yang bertugas sebagai penyusun batu,
pembakar, supir truk, dll.

ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI 21


PENELITIAN INDUSTRI BATU BATA

2.3. Identifikasi Ruang Industri


Pada industri batu bata ini tidak menggunakan ruanagn melainkan ruang terbuka.
Penzonaan ini dapat di ilustrasikan sebagai berikut.

AREA PENUMPUKAN
AREA PENUMPUKAN KAYU TANAH LIAT SIAP BAKAR
BAKAR
AREA PENUMPUKAN
KAYU BAKAR
AREA PENUMPUKAN
TANAH LIAT SIAP BAKAR

AREA PENUMPUKAN
KAYU BAKAR

ENTER
JL. ELAK
DAPUR PEMBAKARAN
TANAH LIAT
TANAH LIAT PASIR

DAPUR PEMBAKARAN
ENTER

AREA PENUMPUKAN AREA PENCETAKAN


TANAH LIAT LEMBAB DAN
PENUMPUKAN HASIL CETAKAN

AREA ISTIRAHAT
PEKERJA

TANAH LIAT LEMBAB AREA PENCETAKAN


AREA ISTIRAHAT

TUMPUKAN TANAH
PASIR

TUMPUKAN TANAH
LIAT

ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI 22


PENELITIAN INDUSTRI BATU BATA

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Menurut UU No.5 Tahun 1984 Tentang Perindustrian, industri adalah kegiatan
ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau
barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya,
termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.
Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia, perusahaan atau usaha industri adalah
suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan
barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu, dan mempunyai
catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada seorang
atau lebih yang bertanggungjawab atas usaha tersebut.

Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu sebagai berikut :


1. Batu bata merupakan salah satu komponen yang penting pada suatu bangunan. Batu bata
biasa digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan dinding rumah, atau gedung.
2. Batu bata merupakan salah satu bahan material sebagai bahan pembuat dinding. Batu
bata terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna kemerah merahan. Seiring
perkembangan teknologi, penggunaan batu bata semakin menurun. Munculnya material-
material baru seperti gipsum, bambu yang telah diolah, cenderung lebih dipilih karena
memiliki harga lebih murah dan secara arsitektur lebih indah.

ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI 23


PENELITIAN INDUSTRI BATU BATA

DAFTAR PUSTAKA

Ariesworo, Djko dan Nana Sutresna. 2006. Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung : Grafindo
Media Pratama.
Dendi Sugiono.2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat.
Jakarta : PT Gramedia.
Hadiat, 1996. Alam Sekitar Kita Jilid 2. Jakarta : PT Ciptawidya Suara.
http://www.academia.edu/5114266/._Langkah_Langkah_Pembuatan_Bata_Merah
http://geografi-geografi blogspot.com//definisi/industri/12/11/2010/09.34.WIB.
http://mszendra.blogspot.com.//Faktor-faktor/mempengaruhi/industri/batu/bata. (di
akses pada 5, Desember 2008. Pukul 11.24. WIB).
http://studyandlearningnow.blogspot.com/defini/kemiskinan. (di akses pada 26 juni
2013, 14.23 WIB).
http://id.wikipedia.org/wiki/Batu_bata
http://www.batamerahgarut.com/sejarah-batu-bata/
http://cara-terindah.blogspot.com/2014/06/cara-membuat-batu-bata-secara-manual.html
https://www.sementigaroda.com/read/20160815/306/kelebihan-dan-kekurangan-dari-bata-
merah-batako-press-dan-bata-ringan

ARSITEKTUR BANGUNAN INDUSTRI 24

Anda mungkin juga menyukai