Definisi Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau
campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan
untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku
di masyarakat. (UU 36/09)
Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau
campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan
untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku
di masyarakat. (PMK 003/10)
Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau
campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan
untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku
di masyarakat. (PMK 006/12)
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau
campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan
untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku
di masyarakat. Izin edar adalah bentuk persetujuan registrasi obat tradisional
untuk dapat diedarkan di wilayah Indonesia. (PMK 007/12)
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau
campuran dari bahan tersebut, yang secara turun-temurun telah digunakan
untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
(PKaBPOM HK.00.05.41.1384)
Dikecualikan untuk obat tradisional yang dibuat oleh usaha jamu racikan
dan usaha jamu gendong, simplisia dan sediaan galenik untuk keperluan
industri dan keperluan layanan pengobatan tradisional, obat tradisional yang
digunakan untuk penelitian, sampel untuk registrasi dan pameran dalam
jumlah terbatas dan tidak diperjualbelikan. (PMK 007/12)
Pelaku / Obat tradisional hanya dapat dibuat oleh industri dan usaha di bidangobat
Pemohon tradisional.
Industri sebagaimana dimaksud IOT dan IEBA.
Usaha sebagaimana dimaksud UKOT, UMOT, Usaha Jamu Racikan,
dan Usaha Jamu Gendong. (PMK 006/ 2012)
Pemberi Izin Klinik Jamu harus memiliki izin dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Kota setempat (PMK 003/10)
Setiap industri dan usaha di bidang obat tradisional wajib memiliki izin dari
Menteri. (PMK 006/ 2012)
Obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka yang dibuat dan
atau diedarkan di wilayah Indonesia wajib memiliki izin edar dari Kepala
Badan. (PKaBPOM HK.00.05.41.1384)
Untuk dapat memiliki izin edar obat tradisional, obat herbal terstandar dan
fitofarmaka harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. menggunakan bahan berkhasiat dan bahan tambahan yang memenuhi
persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan / khasiat;
b. dibuat sesuai dengan ketentuan tentang Pedoman Cara Pembuatan Obat
Tradisional yang Baik atau Cara Pembuatan Obat yang Baik yang
berlaku; penandaan berisi informasi yang lengkap dan obyektif yang
dapat menjamin penggunaan obat tradisional, obat herbal terstandar
dan fitofarmaka secara tepat, rasional dan aman sesuai dengan hasil
evaluasi dalam rangka pendaftaran. (PKaBPOM HK.00.05.41.1384)
Persyaratan Jamu dan/atau bahan yang digunakan dalam penelitian berbasis pelayanan
Registrasi kesehatan harus sudah terdaftar dalam vademicum, atau merupakan bahan
yang ditetapkan oleh Komisi Nasional Saintifikasi Jamu. (PMK 003/10)
Evaluasi
Evaluasi dilakukan terhadap dokumen registrasi dalam rangka pemenuhan
kriteria.
(1) Untuk melakukan evaluasi dibentuk:
a. Komite Nasional Penilai Obat Tradisional; dan
b. Tim Penilai Keamanan, Khasiat/Manfaat, dan Mutu.
(2) Pembentukan, Tugas dan Fungsi Komite Nasional Penilai Obat
Tradisional dan Tim Penilai Keamanan, Khasiat/Manfaat, dan Mutu
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan
Kepala Badan. (PMK 007/12)
(1) Pendaftar wajib membuat obat tradisional, obat herbal terstandar dan
fitofarmaka atau mengimpor obat tradisional yang telah mendapat izin
edar selambat-lambatnya 1 (satu) tahun setelah tanggal izin edar
dikeluarkan.
(2) Pendaftar harus menyerahkan kemasan siap edar kepada Kepala Badan
selambatlambatnya 1 (satu) bulan sebelum obat tradisional, obat herbal
terstandar dan fitofarmaka dibuat atau obat tradisional diimpor.
(3) Pendaftar wajib melaporkan informasi kegiatan pembuatan atau impor
secara berkala setiap 6 (enam) bulan kepada Kepala Badan.
(PKaBPOM HK.00.05.41.1384)
Evaluasi Pengujian kembali sediaan farmasi dan alat kesehatan yang diedarkan
Kembali dilaksanakan oleh Menteri.
Pengujian kembali sediaan farmasi dan alat kesehatan yang diedarkan
dilaksanakan:
A. secara berkala; atau
B. karena adanya data atau informasi baru berkenaan dengan efek
samping sediaan farmasi dan alat kesehatan bagi masyarakat. (PP
72/ 1998)
(1) Terhadap Obat Tradisional yang telah diberikan izin edar dapat
dilakukan evaluasi kembali.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai evaluasi kembali sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Kepala Badan.
(PMK 007/12)
(1) Terhadap obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka yang
telah memiliki izin edar dapat dilakukan penilaian kembali oleh Kepala
Badan.
(2) Penilaian kembali sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dilakukan
apabila ada data dan atau informasi baru berkenaan dengan mutu,
keamanan dan khasiat yang berpengaruh terhadap kesehatan
masyarakat. (PKaBPOM HK.00.05.41.1384)
Pembatalan Apabila hasil pengujian kembali sediaan farmasi dan alat kesehatan
Izin Edar menunjukkan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang bersangkutan tidak
memenuhi persyaratan mutu, keamanan, dan kemanfaatan atau dapat
menimbulkan bahaya kesehatan bagi manusia, sediaan farmasi dan alat
kesehatan yang bersangkutan dicabut izin edarnya. (PP 72/ 1998)
Pencabutan izin industri atau izin usaha yang berkaitan dengan pelanggaran
terhadap produk dan penerapan persyaratan CPOTB harus mendapat
rekomendasi dari Kepala Badan. PMK 006/ 2012
Kepala Badan dapat membatalkan izin edar obat tradisional, obat herbal
terstandar dan fitofarmaka apabila :
a. berdasarkan penelitian atau pemantauan setelah beredar tidak
memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 atau;
b. penandaan tidak sesuai dengan yang telah disetujui atau;
c. promosi menyimpang dari ketentuan yang berlaku atau;
d. tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31
atau;
e. selama 2 (dua) tahun berturut-turut obat tradisional, obat herbal
terstandar dan fitofarmaka tidak dibuat atau obat tradisional tidak
diimpor atau;
f. izin industri di bidang obat tradisional, izin industri farmasi atau badan
usaha dicabut atau;
g. pemilik izin edar melakukan pelanggaran di bidang pembuatan obat
tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka atau impor obat
tradisional. (PKaBPOM HK.00.05.41.1384)
Pelanggaran
Yang
Mungkin
Sanksi Yang (1) Dalam rangka pembinaan dan pengawasan Kepala Dinas Kesehatan
Akan Kabupaten/Kota dapat mengambil tindakan administratif kepada
Diterima fasilitas pelayanan kesehatan/ tenaga pengobatan komplementer-
alternatif /tenaga pengobat tradisional yang melakukan pelanggaran
terhadap ketentuan Peraturan ini.
(2) Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
melalui:
a. Teguran lisan; atau
b. Teguran tertulis; dan
c. Pencabutan izin/registrasi tenaga atau fasilitas. (PMK 003/10)
Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan Menteri ini dapat
dikenakan sanksi administrasi berupa:
a. peringatan;
b. peringatan keras;
c. perintah penarikan produk dari peredaran;
d. penghentian sementara kegiatan; atau
e. pencabutan izin industri atau izin usaha. (PMK 006/12)