Anda di halaman 1dari 27

Norma Agama : Sumber, Ciri-Ciri, Tujuan, Dan Contoh

By
Mendy Aisha

Norma agama adalah suatu aturan atau kaidah, yang berfungsi sebagai petunjuk, pedoman
dan lampu penerang manusia dalam menjalani kehidupannya. Aturan atau petunjuk hidup
dalam norma agama, sifatnya pasti dan tidak ada keraguan lagi. Karena hal ini berasal dari
Tuhan Yang Maha Esa secara langsung, atau bisa dikatakan sebagai bentuk kasih sayang
Tuhan pada manusia.

Norma agama ini diberlakukan dalam kehidupan, agar setiap manusia bisa selamat dalam
menjalani hidupnya. Baik kehidupan di dunia maupun kehidupan di akhirat nanti. Pada
umumnya pengertian dari norma agama yaitu peraturan atau petunjuk hidup yang di
dalamnya terdapat perintah, larangan, dan anjuran yang berasal dari Tuhan yang wajib
dilakukan oleh setiap manusia di dunia.
Sumber Norma Agama

Norma agama adalah salah satu jenis norma yang dapat memperkuat norma lainnya.
Karenanorma Agama berasal dari Tuhan, sehingga keberadaan norma ini sangat kuat dan
mempengaruhi seseorang dalam bertingkah laku. Bagi setiap orang yang memiliki agama
atau beragama, penciptanya atau Tuhan adalah sesuatu yang harus didahulukan melebihi
apapun juga.

Di dalam norma agama terdapat perintah yang wajib dilakukan oleh seluruh manusia, juga
ada larangan yang tidak boleh dilakukan. Ada juga anjuran yang merupakan sunnah untuk
dilakukan oleh manusia yang artinya aturan tersebut dianjurkan untuk dilakukan.

Norma agama akan menuntut ketaatan mutlak pada setiap penganut agama, norma ini juga
mengharuskan setiap pemeluk agamanya untuk menaati semua perintah Tuhan. Serta tidak
melakukan hal-hal yang dilarang oleh Tuhan. Hal itu bersifat mutlak dan tidak dapat ditawar-
tawar lagi oleh para pemeluk agamanya, dan tidak dapat diubah-ubah.

Ciri-Ciri Norma Agama

1. Bersumber langsung dari Tuhan Yang Maha Esa.


2. Bersifat universal atau abadi.
3. Jika dilaksanakan mendapat pahala tapi jika dilanggar maka akan mendapat dosa.
4. Bersifat luas dan berlaku untuk seluruh umat manusia.

Tujuan Norma Agama


Tujuan dari norma agama adalah untuk menyempurnakan manusia dan menjadikan manusia,
menjadi seseorang yang baik yang bisa menjauhi hal-hal yang buruk. Norma agama ini
berbeda dengan norma lainnya, karena norma agama lebih mengarah kepada bati seorang
manusia. Serta lebih mengutamakan tanggung jawab diri sendiri, pada Tuhan Yang Maha
Esa.

Orang-orang yang menaati norma agama dengan baik dan sesuai dengan agamanya masing-
masing, biasanya memiliki perilaku yang baik. Orang itu pun akan memiliki dan menjalani
hidup dengan tenang. Norma agama yang bersumber dari Tuhan ini, sudah dimuat di dalam
kitab suci masing-masing agama. Di dalam norma agama ini, terdapat perintah untuk
menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan keimanan.

Yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari, serta harus sesuai dengan perintahNya. Dengan
menjalankan perintah Tuhan dan menjauhi laranganNya, maka hidup kita pun akan menjadi
semakin bahagia baik di dunia maupun di akhirat nanti. Jika seseorang melanggar norma
agama, maka terdapat sangsi dan hukuman yang sifatnya langsung di akhirat nanti.

Contoh-Contoh Norma Agama

Di dalam norma agama terdapat banyak contoh yang tentunya harus anda patuhi, agar anda
tidak menerima sangsi atau hukuman dariNya. Contoh-contoh norma agama tersebut
diantaranya yaitu sebagai berikut :

1. Rajin beribadah atau dalam agama islam selalu mengerjakan Sholat.


2. Membaca kitab suci dan mengamalkannya di kehidupan sehari-hari.
3. Selalu mendoakan orang lain.
4. Tidak berbohong baik secara perkataan maupun dalam sikap.
5. Tidak mencuri sesuatu yang bukan milik kita.
6. Berbakti kepada kedua orang tua.
7. Tidak boleh membunuh sesama manusia.
8. Tidak boleh merampok harta milik orang lain.
9. Tidak boleh berbuat cabul yang akan sangat merugikan orang lain.
10. Memaafkan kesalahan orang lain yang sudah meminta maaf sekalipun hukuman tetap
berlaku.
11. Harus menghormati kedua orang tua.
12. Menyayangi saudara kakak dan adik.
13. Melaksanakan semua hal yang sudah diperintahkan oleh Tuhan.
14. Tidak melakukan perbuatan tercela dalam hal apapun.
15. Selalu berbuat baik kepada sesama manusia.
16. Mencintai alam dan seluruh makhluk ciptaan Tuhan, seperti pada binatang dan
tumbuhan.

Norma agama ini juga sangat berperan penting dalam terwujudnya masyarakat yang
berakhlak mulia. Akhlak ini berkaitan dengan perilaku yang baik atau buruk pada seorang
manusia dan juga dalam hubungannya dengan sesama manusia serta juga hubungannya
dengan Tuhan. Agar kita memiliki akhlak yang baik, maka kita harus selalu berpegang pada
norma agama.

Fungsi Norma Agama

Ada beberapa fungsi di dalam norma agama, yang dikemukakan oleh seorang ahli agama.
Fungsi-fungsi tersebut diantaranya yaitu sebagai berikut :

1. Fungsi edukatif atau pendidikan


Secara hukum atau yuridis ajaran agama berfungsi dalam menyuruh atau mengajak hal-hal
yang baik. Agar seseorang dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi, yang terbiasa
berperilaku baik sesuai dengan ajaran agamanya masing-masing.

2. Fungsi penyelamat

Di mana pun kita berada tentu kita ingin selalu dalam keadaan selamat. Keselamatan yang
terdapat dalam ajaran suatu agama diyakini akan menolong baik di dunia maupun di akhirat
tergantung dari ajaran dan kepercayaan masing masing pemeluk agama.

3. Fungsi perdamaian

Dengan adanya tuntunan agama maka seseorang atau suatu kelompok, akan memiliki
perasaan bersalah atau berdosa ketika sedang melakukan kesalahan. Dengan adanya agama
maka orang tersebut akan mencapai kedamaian batin, dan perdamaian dalam dirinya
sendiri, semesta, sesama, dan juga Tuhan. Tentunya dia harus mengubah cara hidup dan
bertaubat terlebih dulu.

4. Fungsi kreatif

Dengan adanya fungsi kreatif maka hal ini akan menopang dan mendorong fungsi
pembaharuan, dalam mengajak setiap umat beragama untuk bekerja dengan cara yang
produktif dan inovatif. Hal ini bukan hanya dilakukan untuk diri sendiri tapi juga untuk orang
lain.

5. Fungsi sublimatif
Ajaran agama kebanyakan bertujuan untuk mensucikan umat manusia dari segala salah dan
dosa. Bukan hanya yang bersifat agamawi tapi juga untuk yang sifatnya duniawi. Selama
usaha untuk mensucikan diri pada manusia tersebut, dilakukan dengan cara yang baik, tidak
bertentangan dengan norma agama, dan dilakukan dengan niat yang tulus karena Tuhan
sebagai ibadah.

6. Fungsi kontrol sosial

Ajaran setiap agama juga membentuk para penganutnya, agar semakin peka terhadap setiap
masalah sosial. Seperti misalnya kemaksiatan, kemiskinan, ketidakadilan, kesejahteraan dan
kemanusiaan. Kepekaan ini akan mendorong setiap manusia agar tidak diam saja, setiap
melihat kebatilan yang kini sudah banyak merusak sistem kehidupan yang ada.

7. Fungsi pemupuk rasa solidaritas

Jika fungsi ini dibangun dengan tulus dan serius maka persaudaraan kita akan menjadi lebih
kokoh, dan akan menjadi lebih tegak. Sehingga dapat menjadi pilar dalam kehidupan
masyarakat yang lebih baik.

8. Fungsi pembaharuan

Suatu ajaran agama dapat mengubah kehidupan pribadi seseorang, atau suatu kelompok
dalam memiliki kehidupan yang lebih baru. Dengan adanya fungsi ini, maka seharusnya
agama dapat menjadi agen perubahan yang berbasis nilai dan moral bagi kehidupan
berbangsa, bermasyarakat dan bernegara.
Terimakasih sudah mengunjungi situs kami. Jika terdapat kesalahan penulisan pada artikel
atau link rusak, menampilkan iklan tidak pantas dan masalah lainnya, mohon laporkan
kepada Admin Web (Pastikan memberitahukan link Artikel yang dimaksud). Atau bagi
anda yang ingin memberikan kritik dan saran silahkan kirimkan pesan melalui kontak form di
halaman Contact Us.
Kaidah'' adalah patokan atau ukuran sebagai pedoman bagi manusia dalam
bertindak.[1] Kaidah juga dapat dikatakan sebagai aturan yang mengatur
prilaku manusia dan perilaku sebagai kehidupan bermasyarakat.[2] Secara umum kaidah
dibedakan atas dua hal yaitu kaidah etika atau kaidah hukum.[1] Kaidah etika merupakan
kaidah yang meliputi norma susila, norma agama dan norma kesopanan.[1] Pada dasarnya
kaidah etikadatang dari diri dalam manusia itu sendiri contohnya menghormati orangnya
yang lebih tua, berbuat baik pada orang tua, saling menghargai, atau malu jika berbuat
salah.[1] Namun tidak jarang kaidah etika merupakan kaidah yang datang dari diri manusia
misalnya dari ajaran agama contohnya tidak boleh berprilaku jahat pada orang
lain.[1] Kaidah hukum merupakan kaidah yang memiliki sanksi tegas. Kaidah hukum ialah
kaidah yang mengatur hubungan atau intraksi antar pribadi, baik secara langsung atau tidak
langsung oleh karena itu kaidah hukum ditujukan untuk kedamaian, ketentraman, dan
ketertiban hidup bersama.[1] Kaidah hukum biasanya ada paksaan yang berwujud ancaman
bagi para pelanggarnya.[1]

Norma adalah suatu aturan atau kaidah yang disepakati sebagai pedoman perilaku masyarakat
untuk mewujudkan sesuatu yang baik dan diinginkan atau lebih tepatnya norma merupakan
pedoman bertingkah laku yang berisi perintah, anjuran, dan larangan.

Berikut adalah pembahasan lebih lanjut mengenai norma.

Pembahasan

Proses terbentuknya norma:

Kita sebagai makhluk sosial mempunyai sikap ketergantungan kepada manusia lain serta
kebutuhan dan kepentingan manusia juga berbeda-beda, hal tersebut tentunya akan
menimbulkan suatu masalah dan benturan, untuk menghindari hal tersebut dibuatlah sebuah
aturan diantara individu dan kelompok sehingga aturan tersebut menjadi sebuah pedoman
perilaku yang berfungsi sebagai alat penyeimbang di masyarakat.

Macam-macam norma dan sumbernya

1. Norma agama

Merupakan sebuah perintah yang berasal dari Tuhan YME yang di sampaikan melalui
utusannya (seperti Nabi) yang berisi perintah yang wajib dikerjakan atau dilakukan dan
larangan yang harus ditinggalkan.

2. Norma kesopanan

Norma kesopanan merupakan aturan yang berasal dari hasil pergaulan masyarakat atau
berasal dari adat masing-masing daerah dan dianggap sebagai aturan pergaulan dalam
menjalani kehidupan.
3. Norma kesusilaan merupakan norma yang berasal dari hati manusia atau tentang baik
buruknya suatu perilaku.

4. Norma hukum merupakan sebuah aturan yang dibuat oleh negara, tujuannya untuk
menciptakan suasana aman dan damai dalam kehidupan masyarakat.

Simak lebih lanjut di Brainly.co.id - https://brainly.co.id/tugas/281309#readmore

Apa perbedaan antara norma dan kaidah?


Norma adalah ketentuan-ketentuan yang menjadi pedoman dan panduan dalam
bertingkah laku di kehidupan masyarakat.
Kaidah adalah rumusan asas yang menjadi hukum dan aturan yang sudah pasti
yang selanjutnya menjadi patokan
SPESIFIKASI NORMA
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah:
Pengantar Ilmu Hukum
Dosen Pengampu : Nur Hidayatulloh, S.H.I.,S.Pd.,LL.M.,M.H

Disusun Oleh :
Ahmad Mun’im (11350010)
Kiki Rizqiyah (11350011)
Malika Fajri Noor (11350001)
Arifki Budia Warman (11350017)

AL -AHWAL AL –SYAKHSIYYAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2011
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia –NYA
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ NORMA DAN SPESIFIKASINYA” ini dengan
baik.
Dalam penyusunan makalah ini, dengan kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak, kami telah
berusaha untuk dapat memberikan yang terbaik dan sesuai dengan harapan, walaupun didalam pembuatannya
kami menghadapi kesulitan, karena keterbasan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
Oleh karena itu pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Nur Hidayatullah selaku dosen pembimbing Pengantar Ilmu Hukum . Dan juga kepada teman –teman yang
telah memberikan dukungan dan dorongan kepada kami.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan,oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun sangat kami butuhkan agar dapat menyempurnakannya di masa yang akan
datang. Semoga apa yang disajikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi teman –teman dan pihak yang
berkepentingan.

Yogyakarta, 2 Oktober 2011


Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
COVER .................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................. 1
DAFTAR ISI ............................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 4
A. Latar Belakang Permasalahn................................................................................ 4
B. Perumusan Masalah ............................................................................................. 4
C. Tujuan 4
D. Manfaat 5
E. Ruang Lingkup ................................................................................................... 5
BAB II ANALISIS PERMASALAHAN .............................................................. 7
A. Norma Kaidah...................................................................................................... 7
B. Macam-macam Norma ........................................................................................ 10
a. Norma Agama ............................................................................................... 10
b. Norma Kesusilaan.......................................................................................... 10
c. Norma Kesopanan.......................................................................................... 12
d. Norma Hukum................................................................................................ 14
C. Hubungan Antar-empat Norma .......................................................................... 17
D. Tujuan dan Maksud Norma ................................................................................ 17
E. Kesimpulan ........................................................................................................ 18
Daftar pustaka ..................................................................................................... 19

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan


Manusia sebagai mahluk sosial sudah pasti hidup berkelmpok, dimana antar sesama
saling membutuhkan. Keinginan manusia untuk hidup berkelompok itu berdasarkan berbagai
alasan diantara alasan tersebut adalah:
1. Manusia mempunyai hasrat untuk memenuhi kebutuhannya.
2. Manusia mempunyai hasrat untuk membela diri.
3. Manusia mempunyai hasrat untuk mengadakan keturunan.
Dalam memenuhi kebutuhan ekonomi, membela diri maupun mengadakan
keturunan, itu sama dengan kepentingan orang lain namun tidak jarang juga terjadinya
pertentangan dalam memenuhi kepentingan tersebut.
Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia memerlukan suatu hubungan atau
kontrak antara manusia satu dengan yang lainnya guna mencapai tujuan dan kepentingan
tersebut. Oleh karena itu di buthkan suatu aturan atau tatanan yang dapat mengatur hubungan
manusia, sehingga dalam masyarakat banyak dijumpai berbagai macam pedoman atau
patokan yang masing-masing tujuannya adalah menciptakan ketertiban dalam hidup
bermasyarakat. Patokan, pedoman untuk berperilaku/bersikapa dalam kehidupan
bermasyarakat atau bersama inilah yang diesbut dengan norma/kaidah.

B. Perumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini memperoleh
hasil yang diinginkan, maka kami mengemukakan beberapa rumusan masalah. Rumusan
masalah itu adalah:
1. Apakah Sepsifikasai dari norma atau kaidah hukum?
2. Apakah fungsi utama dengan adanya Norma atau Kaidah hukum?
3. Apakah bukti bahwa Norma atau Kaidah hukum itu dalam penerapan masyarakat
menjadikan suatu ketertiban dalam masyarakat?
C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:
1. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Hukum.
2. Untuk menambah pengetahuan tentang norma atau kaidah hukum dalam aturan hidup
bermasyarakat
3. Untuk mengetahui pentingnya norma atau kaidah dalam aturan dalam masyarakat.
4. Untuk mengetahui fungsi utamanya adanya norma/kaidah hukum dalam masyarakat.
D. Manfaat
Manfaat yang didapat dari makalah ini adalah:
1. Mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang sepesifikasi Norma atau Kaidah Hukum.
2. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi adanya Norma atau Kaidah Hukum dalam kehidupan
bermasyarakat itu bagaimana.
3. Mahasiswa dapat mengetahui pentingnya pengetahuan tentang Norma atau Kaidah Hukum
dalam kehidupan masyarakat.
E. Ruang Lingkup
Makalah ini membahas mengenai fungsi utama Norma atau Kaidah Hukum dalam
kehidupan masyarakat dan membahas mengenai bukti bahwa dengan adanya Norma
atau Kaidah Hukum dijadikan sebagai patokan atau pedoman dalam aturan masyarakat maka
akan tercipta ketertiban dalam kehidupan masyarakat. Berdasarkan beberapa masalah yang
teridentifikasi tersebut, makalah ini difokuskan pada pngetahuan tentang pentingnya adanya
suatu patokan atau pedoman yakni Norma atau Kaidah Hukum dalam kehidupan di
masyarakat.
BAB II
ANALISIS PERMASALAHAN

A. Norma Kaidah
Ragaan Relasi Manusia dan Hukum
Manusia
Manusia

Interaksi

Tuhan
Alasan
1. Ekonomi: pangan, sandang dan papan
2. Hasrat membela diri (keamanan)
3. Melanjutkan keturunan

Norma
Norma keagamaan

Norma kesusilaan
Norma kesopanan
Diri manusia
Masyarakat
Norma hukum

Negara
Menurut kodratnya, manusia dimana saja dan kapan saja sejak di lahirkan sampai
meninggal dunia selalu hidup bersama-sama. Manusia sebagai perorangan atau individu
cenderung untuk berkumpul dengan individu-individu lain. Dengan itu, manusia sebagai
individu berkumpul dengan individu lain untuk membentuk kelompok manusia yangh hidup
bersama. Karena kecenderungannya untuk berkelompok ini manusia di namakan makhluk
sosial. Fakta ini sudah di ketahui sejak dahulu kala dan philosof Yunani Aristoteles
menamakan manusia sebagai zoon politicon (mahluk social).[1]
Menurut Sobhi Mahmasani manusia bermasyarakat karena tabiatnya , sesuai
dengan sifat aslinya sebagai mahluk madani, manusia tidak mungkin hidup menyendiri. Ia
memerlukan hubungan madani[2].
Keinginan manusia untuk hidup berkelompok didasarkan pada beberapa alasan,
diantaranya:[3]
1. Hasrat untuk memenuhi makan dan minum atau untuk memenuhi kebutuhan ekonomi;
2. Hasrat untuk membela diri;
3. Hasrat untuk mengadakan keturunan.
Sebagai pribadi, pada dasarnya manusia dapat berbuat apa saja secara bebas. Dalam
memenuhi kebutuhan ekonomi, kebutuhan untuk membela diri maupun kebutuhan untuk
melanjutkan keturunan, manusia dapat melakukan apa saja. Namun, dalam prakteknya tidak
jarang karena hasrat untuk memenuhi semua kebutuhan hidupnya, manusia justru saling
berhadapan dengan manusia lain sehingga keseimbangan dalam masyarakat akan terganggu
dan timbul pertentangan-pertentangan di antara mereka.Dengan pembawaan sikap pribadinya
tersebut, tanpa mengingat kepentingan orang lain, kepentingan itu kadang-kadang sama
tetapi juga tidak jarang terjadinya kepentingan yang saling bertentangan untuk memenuhi
semua kebutuhan hidupnya.
Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia mempunyai tujuan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Untuk itu di perlukan hubungan atau kontrak antara masyarakat yang
satu dengan yang lain guna mencapai tujuan dan melindungi kepentingannya.karena itulah
manusia membutuhkan suatu aturan yang dapat mengatur hubungan di antara manusia. Pada
awalnya aturan-aturan tersebut sifatnya sangat sederhana. Namun seiring dengan semakin
banyaknya manusia dan semakin kompleknya peraturan yang ada, aturan-aturannya pun
semakin sulit dan rumit untuk dirumuskan serta membutuhkan pihak lain baik di dalam
pembuatan ,pelaksanaan maupun penegakannya agar tercipta ketertiban dan keteraturan.
Masyarakat dan ketertiban merupakan dua hal yang berhubungan sangat erat, bahkan
bisa juga di katakana sebagai dua sisi dari satu mata uang. Susah untuk mengatakan,adanya
masyarakat tanpa suatu ketertiban. Ketertiban dalam masyarakat di ciptakan bersma-sama
oleh berbagai lembaga secara bersama-sama, seperti hukum dan tradidisi. Oleh karena itu,
dalam masyarakat akan di jumpai berbagai macam pedoman, patokan atau ukuran yang
masing-masing memberikan kontribusinya dalam menciptakan ketertiban tersebut.[4]
Pedoman, patokan atau ukuran untuk berprilaku atau bersikap dalam kehidupan
bersama disebut norma atau kaedah social. Norma atau kaedah social tersebut di antaranya:
norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, dan norma hukum.[5]
B. Macam-macam Norma
1. Norma Keagamaan
Norma agama adalah peraturan atau kaidah yang sumbernya dari firman atau perintah
Tuhan melalui Nabi atau utusannya. Bagi orang yang beraagama, perintah atau firman Tuhan
itu menjadi petunjuk atau pedoman di dalam sikap dan perbuatanya (way of life).
Kaidah agama tidak hanya mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya
tetapi juga mengatur hubungan di antara sesama manusia.[6]
Para pemeluk agama mengakui dan berkeyakinan, bahwa peraturan-peraturan hidup
itu berasal dari tuhan dan merupakan tuntutan hidup ke arah jalan yang benar.
Dalam abad pertengahan orang berpendapat, bahwa norma agama adalah satu-satunya
norma yang mengatur peribadatan yaitu kehidupan keagamaan dalam arti sesungguhnya dan
mengatur hubungan manusia dengan tuhan, tetapi memuat peraturan–peraturan hidup yang
bersifat kemasyarakatan dan disebut “ muamalat” yaitu peraturan-peratuaran yang mengatur
hubungan antara manusia dan memberi perlindungan terhadap diri dan harta bendanya.
Contoh:
a. “ hormatilah orang tuamu, agar supaya engkau selamat”( Kitab Injil Perjanjian Lama:Hukum
yang ke-5).
b. “ Jangan berbuat riba: barangsiapa berbuat riba akan masuk neraka untuk selama-
lamanya”.(Q.S.Al-Baqarah:275).
Norma agama itu bersifat umum dan sedunia (universal) serta berlaku bagi seluruh
golongan manusia di dunia.[7] Bagi mereka yang melanggar norma agama akan mendapatkan
sanksi yang berupa kemurkaan Tuhan atau siksaan neraka.
2. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan adalah kaidah yang bersumber pada suara hati atau insan kamil
manusia, kaidah itu berupa bisikan-bisikan suara batin yang diakui dan diinsyafi oleh setiap
orang dan menjadi dorongan atau pedoman dalam perbuatn dan sikapnya.
Kesusilaan memberikan peraturan-peraturan kepada manusia agar supaya ia menjadi
manusia yang sempurna. Hasil dari pada perintah dan larangan yang timbul dari norma
kesusilaan itu pada manusia bergantung pada pribadi orang-orang. Isi hatinya akan
mengatakan perbuatan mana yang jahat. Hati nuraninya akn menentukan apakah ia akan
melakukan suatu perbuatan.
Misalnya:
a. Hendaklah engkau berlaku jujur.
b. Hendaklah engkau berbuat baik terhadap sesama manusia
Dalam norma kesusilaan terdapat juga peraturan-peraturan hidup seperti yang terdapat dalam
norma agama misalnya:
a. Hormatilah orang tuamu agar engkau selamat di akhirat.
b. Jangan engkau membunuh sesamamu.
Norma-norma kesusilaan itu dapat juga menetapkan buruk baiknya suatu
perbuatan manusia dan turut pula memlihara ketertiban manusia dalam masyarakat. Norma
kesusilaaan inipun bersifat umum dan universal, dapat diterima oleh seluruh manusia.
3. Norma Kesopanan atau Tatakrama
Norma kesopanan ialah peraturan yang timbul dalam pergaulan hidup segolongan
manusia, kaidah-kaidah ini di ikuti dan ditaati sebagai pedoman dalam tingkah laku sesama
orang yang ada di sekelilingnya.
Satu golongan masyarakat tertentu dapat menetapkan peraturan-peraturan tertentu
mengenai kesopanan, yaitu apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh
seseorang dalam masyarakat itu. Misalya:
1. Orang mudah harus menghormati orang yang lebih tua.
2. Janganlah meludah dilantai atau disembarang tempat
3. Janganlah berdesak-desak memasuki ruangan.
4. Berilah tempat lebih dahulu kepada wanita di dalam Kereta api, bis dan lain-lain (terutama
wanita yang tua, hamil atau membawa bayi)
Norma kesopanan tidak mempunyai lingkungan pengaruh yang luas, jika di
bandingkan dengan norma agama dan kesusilaan.
Norma kesopanan tidak berlaku bagi seluruh masyarakat dunia, melainkan bersifat
khusus di setempat (regional) dan hanya berlaku bagi segolongan masyarakat tertentu saja.
Apa yang di angap sopan bagi segolongan masyarakat, mugnkin masyarakat lain tidak
demikian.
Tiga macam norma yang telah disebutkan di atas, yaitu norma agama,kesusilaan dan
kesopanan bertujuan membina ketertiban kehidupan dalam masyarakat . manusia dan
masyarakat mengenal hal-hal yang tidak termasuk dalam lingkungan norma agama,
kesusilaan dan kesopanan. Umumnya antara ketika norma tidak ada satupun yang
mewajibkan:
a. Bahwa orang-orang di jalan besar harus di sebelah kiri.
b. Bahwa seorang buruh yang dipecat karena sering mabuk, harus di berikan keterangan oleh
majikannya.
Banyak lagi hal-hal gyang tidak diatur oleh ketiga norma tadi, yang sebenarnya perlu
juga diatur guna ketertiban dan keamanan dalam masyarakat seperti urusan Bank, perseroan
terbatas, lalu-lintas dijalan dan lain-lain. Norma agama, kesusilaan dan kesopanan saja tidak
cukup untuk menjamin terpeliharanya kepentingan-kepentingan dalam pergaulan
masyarakat. Apabila seseorang melanggar norma kesopanan akan mendapatkan sanksi dari
masyarakat yang berupa cemohan, celaan, tertawaan, diasingkan dari pergaulan hidup dan
sejenisnya.
Dalam setiap norma pasti ada sanksi/hukuman-hukuman akan tetapi sanksi/hukuman
tersebut, itu tidak mendapat perhatian dari orang-orang yang tidak mengenal agama,
kesusilaan dan kesopanan.Orang yang tidak beragama tentulah tidak takut akan hukuman dari
tuhan, orang yang tidak berkesusilaan tidak akan merasa cemas atau kesal hati atas
perbuatannya yang salah dan orang yang tidak berkesopanan tidak pula memperdulikan
celaan atau pengasingan dari masyarakat. Dengan demikian orang-orang itu tidak terikat
kepada jenis peraturan hidup itu, sehinga mereka bebas untuk melakukan sesuka hati mereka.
Sikap demikian yang berbahaya dalam masyarakat.
Oleh karena itu di samping jenis peraturan hidup itu perlu adanya jenis peraturan yang
lain yang dapat menegakkan tata, yaitu suatu jenis peraturan yang bersifat memaksa dan
mempunyai sanksi sanksi yang tegas yakni norma hukum.[8]
4. Norma Hukum
Norma hukum ialah peraturan yang dibuat oleh Negara dan berlakunya di pertahankan
dengan paksaan oleh alat-alat Negara seperti, polisi,jaksa,hukum, dan sebagainya. Ciri khas
dari norma ini adalah memaksa. Sanksi terhadap orang yang melanggar norma hukum
bersifat hetoronom yang berasal dari luar, yakni pemerintah lewat aparatnya. Norma-norma
atau kaidah social tersebut merupakan perumusan suatu pandangan mengenai prilaku atau
sikap yang sayogyanya dilakukan atau sayogyanya tidak dilakukan, yang dianjurkan atau
diperintahkan dan yang dilarang atau dibenci. Dengan adanya kaedah social ini hendak di
cegah gangguan-gangguan, bentrokan-bentrokan dan hal-hal negative lainnya serta
diharapkan akan melindungi kepentingan-kepentingan manusia. Kaedah social ini ada yang
berbentuk tertulis dan adapula yang merupakan kebiasaan yang diteruskan dari generasi ke
generasi.[9]
Norma hukum berasal dari luar diri manusia. Norma hukum di tujukan pada sifat lahir
manusia atau perbuatan lahir manusia. sehingga apa yang ada di lahir atau batin manusia
tidak akan menjadi masalah asal lahirnya tidak melanggar norma hukum. Sebagai contoh:
apakah seseorang menghentikan kendaraan pada saat lampu lalu lintas menyala merah karena
kesadaran atau terpaksa, bagi hukum tidaklah penting. Yang penting bagi hukum ia Mampu
menghentikan kendaraannya. Bila tidak, ia akan di tilang. Norma hukum di tujukan terutama
kepada pelakunya yang kongkrit, yaitu si pelaku pelanggaran yang nyata-nyata berbuat.
Meskipun norma hukum pada hakikatnya hanya memperhatikan keadaan lahir,namun dalam
kasus tertentu setelah perbuatan lahir terbukti,perbuatan batin juga turut menentukan
tingkat/kadar kesalahan pelaku pelanggaran hukum.
Sebagai contoh dalam kasus pembunuhan, setelah kasus pembunuhan terbukti
langkah seterusnya adalah menilai sikap batin si pelaku, apakah pembunuhan tersebut
dilakukan dengan sengaja,direncanakan atau karna kealfaan.
Norma hukum sebagian besar merupakan peraturan kesusilaan yang oleh penguasa di
beri sanksi hukum. Perbuatan-perbuatan pidana yang diatur dalam KUHP hampir seluruhnya
berasal dari norma kesusilaan, kesopanan, maupun agama. Norma hukum menuntut legalitas
yang berarti yang di tuntut adalah pelaksanaan atau pentaatan kaedah semata-mata.
Hubungan antara norma hukum dengan norma keagamaan, kesusilaan maupun kesopanan
terkadang saling menguatkan namun terkadang pula timbul perbedaan. Kumpul kebo atau
hidup bersama tanpa nikah jelas melanggar norma kesopanan maupun keagamaan, namun
tidak melanggar norma hukum pembunuhan apapun motifnya jelas melanggar norma tanpa
terkecuali.
Norma hukum merupakan ketentuan atau pedoman tentang apa yang sayogyanya atau
seharusnya dilakukan. Pada hakikatnya norma hukum merupakan perumusan pendapat atau
pandangan bagaimana seharusnya atau sayogyanya seorang bertingkah laku. Sebagai
pedoman kaidah hukum bersifat umum namun pasif.
Norma hukum berisi kenyataan normative atau apa yang sayogyanya dilakukan (das
sollen) dan bukan berisi kenyataan alamiah atu peristiwa kongkrit (das sein). Kata: “
barangsiapa membunuh harus dihukum”, “barangsiapa membeli sesuatu harus membayar”
merupakan das sollen, suatu kenyataan normatif dan bukan menyatakan sesuatu yang terjadi
secara nyata. Apabila nyata-nyata seseorang telah membunuh atau membeli sesuatu tidak
membayar, barulah terjadi peristiwa kongkrit (das sollen).
Jadi, norma hukum dapat berfungsi apabila ada peristiwa kongkrit (das sein). Dan
sebaliknya, peristiwa kongkrit (das sein ) untuk menjadi peristiwa hukum memerlukan norma
hukum ( das sollen).[10]

C. HUBUNGAN ANTARA EMPAT NORMA


Keempat norma kini tidak dapat lagi satu sama lain dipisahkan. Hanya dapat dibeda-
bedakan karena memiliki sumber yang berlainan.
Norma susila – sumber moral.
Norma agama – suber kepercayaan terhadap tuhan Yang Maha Esa.
Norma kesopanan – sumber keyakinan masyarakat yang bersangkutan.
Norma hukum – sunber peraturan perundangan.
Realitasnya norma-norma tersebut satu sama lain memperkokoh kekuatan pengaruhnya
dalam masyarakat. Contoh :
Norma agama – ‘’kamu tidak akan membunuh’’
norma hukum – pasal 338 KUH Pidana ‘’ Barang siapa dengan sengaja membunuh
sesamanya akan dihukum penjara karena pembunuhan maksimum 15 tahun’’.[11]

D. Tujuan dan Maksud Norma


Maksud sama, yakni melindungi kepentingan (perseorangan atau umum) sehingga ada
tata –tertib dalam masyarakat
1. Norma Sosial memiliki tujuan untuk mengatur ketertiban kehidupan manusia sehari –
hari.[12]
2. Norma Agama memiliki tujuan untuk mengatur kehidupan manusia dalam beragama.
Norma susila,agama,kesopanan ditujukan kepada individunya sebagai pelaku –supaya
jangan dicela –jangan mendapat hukuman Allah –jangan kecewa.
Norma hukum ditujukan kepada jaminan kepentingan orang lain bukan pelaku–
supaya jangan sampai ada pembunuhan, pencurian dan lain sebagainya.
Norma hukum mempengaruhi perbuatan manusia, norma lain –lainnya mempengaruhi
batin manusia (perbedaan tidak mutlak). Hukum adalah heteronoom (paksaan dari luar dari
masyarakat -mengikat). Lain –lainnya adalah otonoom (tidak ada paksaan dari luar –
sumbernya batin manusia sendiri –batin =otonom).
Perbandingan norma hukum dengan norma kesopanan.
Kesopanan =segala sesuatu yang oleh masyarakat sudah dipandang sebagai kelaziman,
selayaknya, sewajarnya, sepantasnya, keharusannya.
Misalnya: Jangan meludah dihadapan orang lain.
Termasuk kesopanan (zeden) antara lain kata pengantar (om–gangsvormen),moral yang
positif, mode.
Persamaan norma hukum dan norma kesopanan:
1. Memandang manusia sebagai makhluk sosial.
2. Sudah puas dengan perbuatan lahiriiahnya saja (uit wendinggedrag niet naar de gezindheid).
3. Heteronom (dikehendaki untuk masyarakat).
4. Memberikan kesempatan pihak yang bersangkutan untuk mengadakan reaksi ( geven
aanspraken).
Parbadaannya, didalam otoritas (autoriteit) siapa yang menetapkan sanksinya sebagai berikut:
Norma kesopanan –oleh masyarakat,norma hukum –oleh penguasa atau pemerintah atau
instansi –instansi kemasyarakatan –kemasyarakatan lainnya yang berwenang.[13]
E. Kesimpulan
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan didalam suatu negara agar dapat
menjalankan kehidupan yang teratur dan nyaman itu harus ada suatu atauran, aturan disini
adalah berupa norma-norma atau kaidah yang mana norma-norma ini, berupa norma
keagamaan, norma kesopanan, norma kesusilaan dan norma hukum dari semua norma-norma
itu bertujan membina suatu peraturan yang dapat menjamin ketetiban kehidupan di dalam
suatu negara, baik itu berupa, oleh karena itu dalam suatu negara harus ada suatu aturan yang
dapat menghasilkan suatu negara yang damai dan teraratur.

DAFTAR PUSTAKA

Mochtar Kusumaatmadja dan B. Arief Sidharta,pengantar ilmu hukum


(Bandung: Alumni,2000).

Sobi Mhmassani, Falsafah at-Tasyri’ fi al-islam,Alih bahasa: Ahmad Sudjono,


(Bandung: al-Ma’arif,1976).

R. Soeroso, pengantar ilmu hukum, (Jakarta Sinar Grafika,1993).


Satjipto Raharjo, Ilmu, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1996)

Budi Ruhiatudin,S.H.,M.Hum, Pengantar Ilmu Hukum, (Yogyakarta,2009).

Surojo Wingjodipuro,S.H. Peengantar Ilmu Hukum, Gunung Agung,( Jakarta 1982).

Sudikno Mertokusumo, mengenal hukum (suatu pengantar), (Yogyakarta: Liberty,1991).

Drs.C.S.T. Kansil, S.H. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Balai pustaka

Siswo Wiratmo, Pengantar, (Yogyakarta: Perpustakaan FH.UII,1990)

Rahardjo, Satjipto. Ilmu Hukum Cet.6. (Bandung: PT Citra Aditya Bakti.2006)

[1] Mochtar Kusumaatmadja dan B. Arief Sidharta,pengantar ilmu hukum (Bandung: Alumni,2000), hal 12
[2] .Menurut Mahmassani,Madani berarti mahluk yang tidak bias hidup menyendiri.ini sifatnya umum tanpa
terkecuali, baik manusia yang sudah maju maupun yang masih primitive. Hidup bersama dalam masanya dan
tolong menolong serta gantung menggantungkan satu dengan yang lainnya. Baca: Sobi Mhmassani, Falsafah at-
Tasyri’ fi al-islam,Alih bahasa: Ahmad sudjono,(Bandung: al-Ma’arif,1976) hal.24-25
[3].R. Soeroso, pengantar ilmu hukum, (Jakarta Sinar Grafika,1993), hlm. 215
[4] Satjipto Raharjo, Ilmu, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1996)
[5] Siswo Wiratmo, Pengantar, (Yogyakarta: Perpustakaan FH.UII,1990) hal. 8-9
[6] Budi Ruhiatudin,S.H.,M.Hum, Pengantar Ilmu Hukum, (Yogyakarta,2009), hal.11
[7] Drs.C.S.T. Kansil, S.H. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Balai pustaka, Hal:85
[8] Drs.C.S.T. Kansil, S.H. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Balai pustaka, Hal:87
[9] Sudikno Mertokusumo, mengenal hukum (suatu pengantar), (Yogyakarta: Liberty,1991) hal. 4.
[10] Budi Ruhiatudin,S.H.,M.Hum, Pengantar Ilmu Hukum, (Yogyakarta,2009), hal.13-15
[11] Surojo Wingjodipuro,S.H. Peengantar Ilmu Hukum, Gunung Agung, Jakarta 1982. Hal.15
[12] Prof. Dr. Satjipto Rahardjo, S.H., Ilmu Hukum, Cet. 6, 2006, hal.133
[13] Surojo Wingjodipuro,S.H. Peengantar Ilmu Hukum, Gunung Agung, Jakarta 1982. Hal.16
Kehidupan manusia dalam pergaulan masyarakat diliputi oleh norma-norma
yaitu peraturan-peraturan hidup yang mempengaruhi tingkah laku manusia
didalam masyarakat.sejak masa kecil manusia merasakan adanya peraturan-
peraturan hidup yang membatasi kemerdekaannya untuk berbuat menurut
sekehendak hatinya atau semaunya.pada awalnya yang dialami hanyalah
peraturan-peraturan hidup yang berlaku dalam lingkungan keluarga yang
dikenalnya,kemudian juga yang berlaku diluarnya,didalam masyarakat.yang
dirasakan paling nyata adalah peraturan-peraturan hidup yang berlaku dalam
suatu negara.

tetapi dengan adanya norma-norma itu dirasakan pula olehnya adanya


penghargaan dan perlindungan terhadap dirinya dan kepentingannya.dalam
pergaulan hidup dalam masyarakat ada 4 macam norma atau kaidah yaitu :

1. Norma agama
2. Norma kesusilaan
3. Norma kesopanan
4. Norma hukum

Pengertian norma agama

Norma agama adalah peraturan hidup yang diterima sebagai


perintah,larangan,dan anjuran yang berasal dari tuhan .para pemeluk agama
mengakui dan berkeyakinan bahwa peraturan-peraturan hidup itu berasal
dari tuhan dan merupakan tuntunan hidup ke jalan yang benar.

Pada abad pertengahan ,orang berpendapat bahwa norma agama merupakan


satu satunya norma yang mengatur peribadatan yaitu kehidupan keagamaan
dalam arti sesungguhnya dan mengatur pula hubungan manusia dengan
tuhan yaitu memuat peraturan-peraturan hidup yang bersifat
kemasyarakatan yaitu yang mengatur hubungan antar manusiadan memberi
perlindungan terhadap kepentingan diri serta harta bendanya.Norma agama
bersifat umum (Universal), serta berlaku bagi seluruh manusia di dunia.

Pengertian norma kesusilaan


Norma kesusilaan ialah peraturan hidup yang dianggap sebagai suara hati
sanubari manusia,peraturan-peraturan hidup itu berupa suara batin yang
diakui setiap orang sebagai pedoman dalam sikap dan
perbuatannya.Kesusilaan memberikan peraturan-peraturan kepada manusia
agar menjadi manusia yang sempurna.hasil dari perintah dan larangan yang
timbul dari norma kesusilaan itu pada manuia tergantung pada pribadi
masing-masing orang,isi hatinya akan mengatakan perbuatan mana yang
jahat,hati nuraninya akan menentukan apakah ia akan melakukan suatu
perbuatan.norma kesusilaan dapat menetapkan baik buruknya suatu
perbuatan manusia dan turut memelihara ketertiban manusiadalam
masyarakat.norma kesusilaan ini bersifat umum dan universal dan dapat
diterima oleh seluruh umat manusia.contoh norma kesusilaan:

1. Hendaklah engkau berlaku jujur


2. Hendaklah engkau berbuat baik terhadap sesama manusia

Pengertian norma kesopanan

Norma kesopanan ialah peraturan hidup yang timbul dari pergaulan


segolongan manusia.peraturan-peraturan itu diikuti dan ditaati sebagai
pedoman yang mengatur tingkah laku manusia terhadap manusia yang ada
di sekitarnya.satu golongan masyarakat tertentu dapat menetapkan
peraturan-peraturan tertentu mengenai kesopanan yaitu apa yang boleh dan
tidak boleh dilakukan oleh seseorang dalam masyarakat.contoh norma
kesopanan yaitu:

1. Orang muda yang menghormati orang yang lebih tua


2. Janganlah meludah di lantai atau disembarang tempat
3. Jangan berdesak-desak memasuki ruangan
4. Berillah tempat terlebih dahulu kepada wanita atau orang tua di
tempat umum seperti di dalam kereta api,bus dan lain-lain.

Norma kesopanan memiliki batasan yaitu tidak mempunyai pengaruh


lingkungan yang luas bila dibandingkan dengan norma agama dan norma
kesusilaan.norma kesopanan tidak berlaku bagi seluruh masyarakat
dunia,melainkan bersifat khusus atau setempat (regional) dan hanya berlaku
bagi segolongan masyarakat tertentu saja.karena apa yang dianggap sopan
bagi segolongan masyarakat,mungkin bagi masyarakat lainnya tidak
demikian.dalam pergaulan hidup masyarakat,norma agama,norma
kesusilaan,norma kesopanan tidak cukup untuk menjamin terpeliharanya
kepentingan-kepentingan dalam pergaulan masyarakat karena ketiga norma
tersebut tidak mempunyai sanksi yang tegas apabila peraturannya
dilanggar.oleh karena itu diperlukan peraturan lain yang dapat menegakkan
tata,yaitu suatu jenis peraturan yang bersifat memaksa dan mempunyai
sanksi-sanksi yang tegas ,dan peraturan hidup tersebut adalah norma
hukum.

Pengertian norma hukum

Norma hukum adalah peraturan-peraturan hidup yang dibuat oleh penguasa


negara yang sifatnya memaksa dan memiliki sanksi berupa ancaman
hukuman.sisnya mengikat setiap orang dan pelaksanaannya dapat
dipertahankan dengan segala paksaan oleh alat-alat negara misalnya:

1. Siapa orang yang dengan sengaja mengambil jiwa orang lain


,dihukum karena membunuh dengan hukuman setinggi-tingginya 15
tahun.disini ditentukan besarnya hukuman penjara untuk orang-
orang yang melakukan kejahatan (norma hukum pidana).
2. Orang yang tidak memenuhi suatu perikatan yang diadakan
,diwajibkan mengganti kerugian ((misalnya: jual beli,sewa
menyewa).disini ditentukan kewajiban mengganti kerugian atau
hukuman denda (norma hukum perdata).
3. Suatu perseroan terbatas harus didirikan dengan akta notaris dan
disetujui oleh Kementrian hukum dan HAM.disini ditentukan syarat-
syarat untuk mendirikan perseroan dagang (norma hukum dagang).

Penataan dan sanksi terhadap pelanggaran peraturan hukum


bersifat heteronoom artinya dapat dipaksakan oleh kekuasaan dari luar yaitu
kekuasaan negara.keistimewaan norma hukum terdapat pada sifatnya yang
memaksa dengan sanksinya berupa ancaman hukuman .paksaan tidak
berarti sewenang-wenang,melainkan harus bersifat sebagai alat yang dapat
memberi suatu tekanan agar norma-norma hukum dihormati dan ditaati.
kaidah adalah ketentuan yang mengatur tingkah laku manusia dalam
masyarakat. Ketentuan tersebut mengikat bagi setiap manusia yang hidup
dalam lingkungan berlakunya norma tersebut, dalam arti setiap orang yang
hidup dalam lingkungan berlakunya norma tersebut harus menaatinya. Di
balik ketentuan tersebut ada nilai yang menjadi landasan bertingkah laku bagi
manusia. Oleh karena itu, norma merupakan unsur luar dari suatu ketentuan
yang mengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat, sedangkan nilai
merupakan unsur dalamnya atau unsur kejiwaan di balik ketentuan yang
mengatur tingkah laku tersebut.

Anda mungkin juga menyukai