Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SYARIAH

KARAKTERISTIK SYARIAT ISLAM

Oleh:
 Muhammad Ihsanurrahman (03120170107)
 Muh. Nur Akmal (0312017)
 Muarif Kinosara (0312017)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONEISA
MAKASSAR
2018
KATA PENGANTAR
Tidak kata yang lebih agung, mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT
atas segala limpahan rahmat, kekuatan dan ridhonya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah tepat pada waktunya yang merupakan salah satu syarat

i
pemenuhan tugas mata kuliah.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dalam kata sempurna dalam
penyusunannya, namun berkat usaha keras, komitmen dari teman kelompok serta
arahan dari Dosen sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis dangan penuh harapan agar
kiranya dapat meberikan kritikan, masukan dan pertimbangan dari para pembaca
untuk penyempurnaan dimasa yang akan datang

Makassar, 11 November 2018

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………..i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………….2

BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………………3

2
A. Latar belakang………………………………………………………………..3

B..Rumusan masalah…………………………………………………………….3

BAB II. PEMBAHASAN………………………………………………………….4

A. Makna Al-Insania dan realisasi manusia terhadap syariat Islam…………….4

B..Makna Al-Tanasuq dan realisasi manusia terhadap syariat Islam……………5

C..Makna Al-Syumul dan realisasi manusia terhadap syariat Islam…………….6

BAB III. PENUTUP………………………………………………………………..10

A. Kesimpulan…………………………………………………………………...10

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Islam adalah agama Rahmatan 2il Alamin yang artinya rahmat
bagiseluruh alam semesta. "alam Islam dikenal sebuah syariah sebagai aturan-aturan

3
bagi umat yang bersumber pada wahyu Allah. N a m u n dalam era gl!
balisasi sekarang ini banyak t e r j a d i penyimpangan-
penyimpangan dari diri umat manusia yang tentunya tidak sejalan dengan syariah
Islam. "isekitar kita banyak !rang-!rang pintar namun tidak memiliki akhlak
yang baik.
Tentu kita sudah tahu bahwa di Negara kita banyak terjadi kasus yang
menimpa pejabat negara. Salah satu penyebabnya adalah karena terabaikannya
Syariah Islam untuk mencetak indi3idu-indi3idu yang beradab. Beberapa institusi
pendidikan terkadangmengabaikan pentingnya Syariah Islam. 1al ini menjadi
sangat penting untuk dibahas karena menyangkut masa depan generasi
penerus. Tanpa ditegakkannya syariah Islam dalam k e h i d u p a n s e h a r i - h a r i
m a k a s e m a k i n h a r i a k a n s e m a k i n b a n y a k kerusakan inilah.
y a n g m e n d a s a r i p e n u l i s m e m b a h a s m e n g e n a i Syariah Islam ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana makna Al-Insania dan realisasi manusia terhadap syariat Islam?
2. Bagaimana makna Al-Tanasuq dan realisasi manusia terhadap syariat Islam?
3. Bagaimana makna Al-Syumul dan realisasi manusia terhadap syariat Islam?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Makna Al-Insania dan Realisasi Manusia Terhadap Syariat Islam
Konsep Allah bersifat insaniyah dan ‘alamiyah. Makna insani-yah ialah ia
diturunkan untuk meningkatkan taraf hidup manusia, membimbing dan memelihara
sifat-sifat humanistik-nya serta menjaga dari kedurjanaan sifat hewani agar tidak
mengalahkan sifat kemanusiaannya.

4
Untuk itu, maka disyariatkanlah semua bentuk ibadah bagi manusia dalam
rangka memenuhi kebutuhan ruhaninya. Dengan demikian manusia bukan semata-
mata raga yang terdiri dari unsur tanah yang membutuhkan makan, minum dan nikah,
tetapi ia juga ruh yang luhur yang menempati raga itu.Konsep Allah juga memelihara
kemuliaan manusia yang dianugerahkan Allah Sang Pencipta, yang Menjadikannya
khalifah di muka bumi dan yang Menyuruh malaikat bersujud kepadanya serta yang

telah Mengabadikan kemuliaan itu dalam kitab-Nya.(70 : ‫مولممقند مكرنممناَ بمن نن آمدمم )السإراء‬

“Dan sungguh Kami telah memuliakan bani Adam (manusia).” (QS al-Isra’ : 70).

Konsep Allah menaruh perhatian besar terhadap manusia seutuhnya, baik


raga, jiwa maupun pikirannya. Konsep Allah memperhatikan raga manusia dengan
mewajibkan pemelihara-annya dan melarang segala bentuk penyiksaan walaupun
dengan ibadah.Bukti insaniyah syariah Islam juga adalah bahwa Islam mengajarkan
persamaan derajat manusia. Keunggulan dan kemuliaan manusia tidak terletak
kepada ras, suku, bangsa, warna kulit, kekayaan, ilmu dan pangkat-jabatan. Akan
tetapi kemuliaan dan keunggulan manusia hanya terletak pada ketakwaannya kepada
AllahSWT.Dengan demikian hukum dan syariah Allah berlaku sama untuk semua
manusia. Tidak ada perbedaan antara pejabat dan rakyat kecil, tidak ada perbedaan
antara darah biru dan darah merah. Di depan hukum Allah semua manusia sama.
Al-Syumul, artinya syariah Islam bersifat komprehensif (menyeluruh).
Syariah Islam tidak hanya mengatur tentang ibadah ritual saja, namun juga mengatur
seluruh kehidupan manusia, baik kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa,
negara bahkan dunia internasional. Dengan demikian syariah Islam dapat diterapkan
dimana saja, dan dibelahan bumi mana saja. Selain itu, ia juga dapat diterapkan di
segala zaman dan era.Merasa dan mengakui bahwa seluruh umat manusia didunia
adalah saudara kita. Tidak ada perbedaan yang menjadi dasarnya untuk saling
bermusuhan, karena tidak ada satu manusiapun yang hidup dalam keabadian.

5
B. Makna Al-Tanasuq dan Realisasi Manusia Terhadap Syariat Islam
Ciri konsep Allah lainnya adalah teratur, atau keteraturan. Yakni semua
bagian-bagiannya bekerja secara teratur, kompak, seimbang, saling bersinergi untuk
mencapai tujuan bersama, tidak saling benci, tidak saling sikut, dan tidak saling
menghancurkan. Antara yang satu dengan yang lainnya. Karakteristik ini juga bisa
dikatakan sebagai takamul (saling menyempurnakan).

Keteraturan nampak pada alam dan syariat seperti sebuah keseimbangan.


Yang mana pada dasarnya dimaksudkan adalah nampaknya keteraturan pada syariat
Allah SWT. Seperti apa yangkita dapat dari ciptaan-ciptaan-Nya.

Oleh karena itu, syariat islam mengatur seluruh aspek kehidupan dan juga
relevan kepada setiap zaman dan juga tempat. Jika demikian, maka syariat islam
relevan dengan masa kini baik di arab maupun di tempat lainnya. Syariat islam
mencakup segala aspek kehidupan manusia baik secara politik, ekonomi, sosial,
maupuin pemikiran manusia itu sendiri.

Keteraturan dan keserasian dalam fenomena alam (khalqiyah) dan konsep


Allah (kalimatullah), sebagai suatu keseimbangan (tawazun), kita temui sbagai suatu
gejala yang Nampak sebagai apa-apa yang diisyaratkan oleh Allah SWT.

C. Makna Al-Syumul dan Realisasi Manusia Terhadap Syariat Islam

Dengan berbagai dimensi dan jangkauan jauh yang dikandung, syumul adalah
termasuk karakteristik yang membedakan Islam dari segala sesuatu yang diketahui
manusia dari agama-agama, filsafat-filsafat, dan madzhab-madzhab (aliran-aliran).

6
Bahwa sesungguhnya Islam itu syumul (universal) yang meliputi semua
zaman, kehidupan dan eksistensi (keberadaan) manusia.Asy-Syahid Hasan Al-Banna
telah mengungkapkan jangkauan syumul dalam risalah Islam ini, seraya
berkata :“Adalah risalah yang panjang terbentang sehingga meliputi (mancangkup)
semua abad sepanjang zaman, terhampar luas sehingga meliputi semua cakrawala
ummat, dan begitu mendalam (mendetail) sehingga memuat urusan-urusan dunia dan
akhirat”

Akidah Islam adalah akidah yang syamil dalam berbagai aspek mana pun.

1. Akidah islam bersifat syumul karena mampu mengintreprestasikan semua


masalah besar dalam wujud ini.

2. Akidah Islam karena tidak pernah membagi manusia diantara dua Ilah
(Tuhan), sebagaimana yang telah dilakukan oleh agama selain Islam.

3. Akidah Islam bersifat syumul, pada sisi yang lain, adalah bahwa Islam dalam
prinsip dimana ketetapannya tidak didasarkan pada instink atau perasaan
semata sebagaimana filsafat-filsafat ketimuran dan aliran-aliran tasawuf.
Akidah Islam juga tidak bersandar pada akal fikiran semata.

Namun, akidah Islam itu bersandar pada pikiran dan perasaan, atau akal dan hati
nurani secara bersamaan, karena keduanya adalah alat yang saling melengkapi untuk
mengenal kemanusiaan dan mencapai kesadaran manusia.

4. Akidah Islam dikatakan syumul karena merupakan akidah yang tidak


mengenal pemilah-milahan. Harus diterima tanpa mengingkari sedikit pun
kandungan akidah tersebut. Allah berfirman :

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan Rasul-rasul Nya, dan
bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan Rasul-rasul Nya,

7
dengan mengatakan, ‘kami beriman kepada yang sebagian (dari rasul-rasul itu), dan
kami kafir terhadap sebagian (yang lain),’ serta bermaksud (dengan perkataan itu)
mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), merekalah
orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-
orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan.” (An-nisa : 150-151)

Islam adalah risalah bagi manusia dalam kapasitasnya sebagai insan yang
kamil (sempurna).Islam bukan saja risalah bagi akal manusia tanpa ruh nya, bukan
untuk ruh nya tanpa jasad nya, bukan pula untuk pikirannya tanpa perasaannya. Tidak
juga sebaliknya.Islam benar-benar sebagai risalah bagi manusia secara total : ruh,
akal, fisik, dhamir, kemauan, insting mau pun naluri.Islam tidak seperti ajaran agama
lain yang membagi manusia dalam dua bagian : bagian ruhani diarahkan oleh agama,
dan ditujukan ketempat ibadah seperti para pendeta. Bagian yang lain adalah sisi
material, dimana agama dan para pemukanya tidak mempunyai kekuasaan apa pun di
sana, seperti dunia poltik dan sebagainya.

Allah menciptakannya manusia tidak terpecah-pecah dan terbagi-bagi.


Manusia adalah satu kesatuan yang sempurna dan satu eksistensi, ruhnya tidak
terpisah dari materi, dan materinya tidak terpisah dari ruh, akalnya tidak terpisah dari
perasaan, dan perasaannya tidak terpisah dari akal. Manusia adalah kesatuan yang
tidak terbagi-bagi menjadi jasad, ruh, akal, dan hati nurani.Karenanya, tujuan, sasaran
dan jalannya harus satu. Dan inilah yang telah ditetapkan Islam. Islam menjadikan
tujuan manusia adalah Allah, dan sasarannya adalah akhirat.

Dengan demikian, manusia tidak terpecah menjadi dua asuhan yang berbeda,
atau antara dua kekuatan yang saling bertentangan : satu pihak menyuruh ke Timur,
yang lain menyuruh ke Barat. Seperti budak yang mempunyai majikan lebih dari satu,
yang satu memerintahkan sesuatu yang tidak diperintahkan oleh yang lain, maka

8
perannya terpecah-pecah dan hatinya terbagi sebagaimana diungkapkan oleh Al-
Qur’an dalam firman Nya :

“Allah membuat perumpamaan (yaitu) seorang laki-laki (budak) yang dimiliki oleh
beberapa orang yang berserikat yang dalam perselisihan dan seorang budak yang
menjadi milik penuh dari seorang laki-laki (saja) ; adakah kedua budak itu sama
halnya?.” (Az-Zumar : 29)

Islam adalah risalah bagi manusia seacara total. Islam juga merupakan risalah
bagi manusia dalam semua fase kehidupan dan wujudnya.Risalah islam adalah
hidayat Allah yang senantiasa menyertai manusia ke mana pun menghadap dan
berjalan dalam perkembangan-perkembangan hidupnya. Islam menyertai manusia
semenjak manusia masih bayi, anak-anak, remaja, dewasa dan sampai masa tua.
Dalam semua periode ini, Islam telah menetapkan bagi manusia manhaj terbaik yang
dicintai dan diridhai Allah.Islam menaruh kepedulian kepada manusia semenjak dia
lahir hingga meninggal dunia.

Islam merupakan risalah bagi manusia pada semua sektor kehidupan dan
segala aktivitas kemanusiaannya. Islam tidak akan membiarkan manusia berjalan
sendiri tanpa hidayat Allah.Islam menjadikan alam semesta dan semua makhluk
adalah semata-mata milik Allah, sehingga semua penguasa di dunia tidak berhak
memiliki sedikit pun di dalamnya. Dalam hal ini Allah menegaskan :

“Ingatlah, sesungguhnya kepunyaan Allah semua yang ada di langit dan semua yang
ada di bumi.” (Yunus : 66) “Kepunyaan Nya lah semua yang ada di langit, semua
yang ada di bumi, semua yang ada di antara keduanya dan semua yang di bawah
tanah.” (Thahaa : 6)

Islam telah mengatur semua perihal tentang ekonomi, politik, ideologi,


akhlak, dan selainnya.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fakta Sejarah

10
Orang-orang yang kontra dengan syariat islam, bahkan menuduh bahwa
syariat islam hanyalah sebuah aturan yang kaku, tidak sesuai dengan perkembangan
zaman, serta penerapannya akan menimbulkan rasa ketidak adilan atas agama
lainnya. Tentunya, logika yang seperti ini hanyalah klaim dusta dan persangkaan
semata, sebab bukti sejarah sangat berbanding terbalik dengannya. Sepanjang sejarah
umat manusia, Kaum Yahudi , Nasrani dan selain mereka yang tunduk dengan syariat
islam, sangat merasa aman dan makmur berada dalam wilayah Khilafah Islamiyah
baik dizaman Rasul, khulafaurrasyidin maupun para khalifah setelah mereka. Fakta
sejarah juga membuktikan bahwa syariat islam merupakan salah satu syariat dan
hukum yang paling lama masa penerapannya, terhitung sejak dari zaman Nabi yaitu
awal abad ke 8 M hingga awal abad ke 20 M. Dalam rentang waktu sekitar 1.300
tahun ini, penerapan syariat islam tidak hanya ada di negeri-negeri arab saja, namun
ada di Afrika Barat dan Tengah, Di Eropa (Andalusia), Di Turki, Di India, Asia
Tengah, Bahkan juga kerajaan-kerajaan Islam yang ada di Indonesia. Akan tetapi,
Jika ayat-ayat-Nya saja telah didustakan dan diingkari, maka apalagi jika hanya
sekedar bukti dan fakta sejarah seperti ini, tentunya akan lebih diingkari.

Solusi Terbaik

Sebenarnya, batu sandungan terbesar yang menghalangi penerapan syariat


islam ini adalah jauhnya umat islam dari agama mereka, khususnya yang berkaitan
dengan dasar-dasar/ Ushul islam berupa makna dan konsekuensi dua kalimat
syahadat, serta hakikat rukun iman dan islam. Oleh karena itu, diantara solusi terbaik
untuk mengembalikan syariat islam pada derajat dan kedudukan yang semestinya
adalah ;
1.Penyebaran para dai dan ulama untuk mengkaji dan menjelaskan pada umat tentang
dasar-dasar aqidah islamiyah dan urgensinya dalam kehidupan dunia dan akhirat.

11
2.Penyebaran hukum-hukum / syariat islam kepada seluruh masyarakat islam dengan
berbagai cara dan metode, dan mengkaji kembali sejarah kejayaan islam dengan
penerapan syariatnya selama berabad-abad.
3.Pembentukan forum-forum dan lembaga yang memiliki misi persatuan umat dan
kesatuan mereka serta mengembalikan rasa kepercayaan mereka terhadap hak dan
otoritas para ulama dan dai.
Jika mereka memahami hal ini, dan memiliki rasa kepercayaan terhadap para ulama,
maka kita yakin bahwa musuh-musuh islam baik yang kafir maupun yang ber-KTP
islam sendiri tak akan bisa membendung perjuangan penerapan syariat islam ini
disetiap zaman dan tempat. Dan janji Allah ta’ala akan kembali terbukti dalam
firman-Nya :
artinya : “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara
kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-
orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi
mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan
menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman
sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu
apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka
mereka itulah orang-orang yang fasik “. (QS An-Nur : 55).

12
13

Anda mungkin juga menyukai