Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI S.

P
DENGAN PREMATUR/BBLR/SEDANG MASA KEHAMILAN
DI RUANG NEONATOLOGI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : By. S. P
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tgl. Lahir : Surabaya, 20 Juli 2001
Umur : 4 hari
Anak Ke : Satu (pertama)
Tanggal MRS : 21 Juli 2001 (di Ruang Neonatologi)
Diagnosa Medis : NP/BBLR/SMK
Sumber Informasi: Status/rekam medik
Penanggung jawab
Nama Ibu : Ny. S. P
Pendidikan Ibu : SLTA
Agama : Kristen
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Kedung Rukem Tengah No. 4

II. RIWAYAT KEPERAWATAN


1. Riwayat Keperawatan Sekarang (PRESENT ILLNESS)
1.1 Keluhan utama : bayi lahir prematur (35 minggu), BBLR (2100
gram), melalui SC (Sectio Caesar).
1.2 Lama keluha : 4 hari.
1.3 Akibat timbulnya keluhan : bayi dirawat terpisah dari ibu secara inten- sif.
1.4 Faktor yang memperberat : tidak ada.
1.5 Upaya untuk mengatasi : dirawat di Ruang Neonatologi.
1.6 Lainnya : tidak ada
2. Riwayat Keperawatan Sebelumnya (PAST HISTORY)
(1) Prenatal : ibu eklamsi.
(2) Natal : lahir melalui sectio caesaria.
(3) Post-Natal : apgar score 7-9; BB= 2100 gram; PB= 47 cm; LK= 32 cm; LD= 30
cm; LLA= 12 cm.
Luka/operasi : tidak ada.
Alergi : tidak ada.
Pola kebiasaan : tidak terkaji.
Tumbuh kembang : tidak dikaji.
Imunisasi : belum diimunisasi.
Status gizi : baik, penurunan BB= 2100 gram menjadi 2000 gram.
Psikososial :
Psikosexual : tidak dikaji
Interaksi :
Lainnya :
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Orangtua klien mengatakan ini yang pertama kali terjadi dikeluarganya dan keluarga
pasrah terhadap apa yang terjadi dan menerimanya

III. PEMERIKSAAN FISIK (Head to toe)


1. (Khusus Neonatus)
a. Reflek moro : positif.
b. Reflek menggenggam : positif, lemah.
c. Reflek menghisap : positif, namun masih lemah.
d. Tonus otot/aktifitas : positif.
e. Kekuatan menangis : kuat.
2. (Anak dan Neonatus)
a. Keadaan umum : menangis kuat, lemah.
b. Tanda-tanda vital : HR= 140x/mnt, RR= 38x/mnt, suhu= 36,5oC.
c. Kepala dan wajah : LK= 32 cm, rambut tipis, terdapat lanugo, tidak ada cephal
hematom, fontanella tidak menonjol.
d. Mata : mengeluarkan sekret banyak, terutama mata kiri, berkedip bila
terpapar cahaya.
e. Telinga : reflek terkejut positif.
f. Hidung : dapat bersin
g. Mulut : mukosa kering.
h. Tenggorokan : tidak ada kelainan.
i. Leher : tidak ada kelainan.
j. Dada : LD= 30 cm.
k. Paru-paru : Ves/vel, ronchi -/-; wheezing -/-, RR= 38x/mnt.
l. Jantung : S1 S2 tunggal, murmur positif sistole, HR= 140x/mnt.
m. Abdomen : SOEPL, terdengar bunyi bising usus, tali pusat masih basah, tidak
terdapat distensi abdomen.
n. Ginjal : tidak ada kelainan.
o. Genetalia : jenis kelamin perempuan.
p. Rektum : terdapat anus, iritasi/kemerahan di sekitar anus.
q. Extremitas : plantar crease > 1/3 anterior.
r. Punggung : tidak terdapat spina bifida.
s. Neurologi : tidak ada kelainan.
t. Endokrin : tidak ada kelainan.

III. POLA FUNGSI KESEHATAN


1. Nutrisi dan metabolisme : ASI/PASI 12x25 cc.
2. Eliminasi : BAB/BAK biasa.
3. Istirahat dan tidur : cukup ( 18 jam sehari).
4. Aktifitas dan latihan : lemah.
5. Lainnya : tidak dikaji.

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG (DIAGNOSTIK TEST)


1. Laboratorium :
- GDA= 82 mg/L.
- Leukosit= 6600 x 109/L.
- Hb= 24,0 gr/DL.
- Diff Eosinofil :
 SC= 73
 Ly= 27
- Thrombosit= cukup.
2. Foto : tidak ada.
3. Lainnya : HV/A, B = 16,8 mg%.
V. PROGRAM TERAPI
Tanggal 24 Juli 2001 :
- B15 12 x 25 cc s/d 12 x 40 cc + extra.
- Thermoregulasi.
Tanggal 26 Juli 2001:
Fototherapy:
- 1x12 jam I.
- 1x 24 jam II.

I. ANALISA DATA

No/ DATA KEMUNGKINAN MASALAH DIAGNOSA


Tgl PENYEBAB
1. S: Bayi tidak Immaturitas, transisi Risiko hipo- Risiko hipotermia
24/7/ aktif, lemah lingkungan, ekstra termia. berhubungan de-ngan
2001 O:-Suhu= 36oC. uterus neonatus. immaturitas, transisi
-RR= 38x/mnt, - lingkungan ekstra uterus
HR= 140x/ neo-natus.
mnt.
-Kulit dingin

2. S: Lemah serta Letargi sekunder Ketidakefektifa Ketidakefektifan pola


24/7/ cengeng akibat prematuritas. n pola pem- pemberian ma-kan bayi
2001 O: -Reflek berian makan berhubungan dengan
mengisap : bayi. lethargi sekunder
masih lemah. akibat prematuritas.
-NGT
terpasang.
-BB= 2000
gr.
-Ada muntah
 5-10 cc.

3. S= tidak dikaji. Kerentanan terhadap Risiko Risiko kerusakan


24/7/ O: -Kulit infeksi nosokomial terhadap integritas kulit
2001 disekitar efek iritan lingkungan kerusakan berhubungan dengan
anus sekunder. integritas kulit. kerentanan terhadap
kemerahan infeksi nosokomial, efek
-Lembab iritan lingkungan
pada daerah sekunder.
genital &
anus.
-BAB/BAK
+.

4. S: Klien agak Immaturitas, radiasi Ketidakseimba Ketidakseimbangan


25/7/ cengeng. lingkungan, ngan cairan & cairan berhubungan
2001 O: -Mukosa kehilangan melalui elektrolit dengan immaturitas,
bibir kering. kulit/paru. radiasi lingkungan,
-Turgor kulit kehilangan melalui
masih baik. kulit/paru.
-BB= 2000
gr.
-Klien
mendapat
fototherapy
pada tgl. 26 Juli
2001 sebanyak
2 seri.
5. S: tidak dikaji. Kerentanan bayi/ Risiko Risiko terhadap infeksi
25/7/ O: -Tubuh immaturitas, bahaya terhadap berhubu-ngan dengan ke-
2001 kuning. lingkungan, luka infeksi. rentanan
-Tali pusat terbuka (tali pusat). bayi/immaturitas, bahaya
masih basah. lingkungan, luka terbuka
-Umur 4 hari, (tali pusat).
lahir prematur.
-Belum
mendapat
imunisasi.

II. ASUHAN KEPERAWATAN

No DIAGNOS RENCANA RASIONAL Ja IMPLEMENTASI EVALUA


/ A INTERVENSI m SI
Tg
l
1. Risiko 1. Tempatkan 1. Agar suhu 24 Juli 2001: S: tidak
hipotermia bayi di bawah tubuh bayi 07 - Mengatur suhu dikaji.
15
24/ berhubunga pemanas/inku tetap stabil. inkubator. O: -Klien
7/ ndengan bator. - Mengukur suhu tetap
20 immaturitas, 2. Pertahankan 2. Agar tu-buh klien= hangat
01 transisi suhu ruang lingkungan 36,4oC. ,
lingkungan perawatan. tidak 08 - Memantau suhu suhu=
20
ekstra uterus mempengar lingkungan. 36,7o
neonatus. 3. Kaji suhu uhi kondi-si - Menghindarikan C.
rectal/axilla klien. bayi dari sumber -Akral
Tujuan : setiap 2 jam 3. Untuk dingin dengan hangat
Hipotermia bila perlu. memantau S/ memakaikan .
tidak terjadi. suhu tubuh D pakaian/ popok A:
bayi, bila yang kering. Masalah
Kriteria 4. Kaji status ada - Memberikan terata-si
Hasil: infant yang perubahan makan melalui sebagian.
- Memper menunjukkan dapat segera sonde susu 25 cc P:
tahan- stress dingin. di lakukan tiap 2 jam. Teruska
kan suhu tindakan. - Memberikan susu n
lingkung 4. Untuk 10 melalui botol. rencana
20
an tetap 5. Hindarkan mengetahui - Mengkaji interven
normal. meletak-kan sedini kebutuhan nutrisi si.
- Bayi bayi dekat mungkin 10 klien.
40
tidak deng-an bila ada
kedingin sumber riwayat/kead
an. dingin/ aan yang
daerah stress
terbuka. terhadap
dingin.
5. Agar
terhindar
dari
penurunan
suhu tubuh
secara
mendadak
akibat
pengaruh
lingkungan.
2. Ketidakefek 1. Kaji pola 1. Agar dapat 24 Juli 2001: S: tidak
tifan pola makan bayi & diketahui - Mengganti dikaji.
24/ pemberian kebutuhan secara tepat popok/ pakaian O:- PASI
7/ makan bayi nutrisi. pola makan bayi bila basah. diberi
20 berhubunga 2. Diskusikan & 11 - Memberikan kan
15
01 n dengan dengan kebutuhan masase pada person
lethargi orangtua nutrisi bayi. daerah yang de &
sekunder mengenai 2. Keterlibatan tertekan. per
akibat pemberian orangtua 11 - Menimbang BB oral,
20
prematuritas ASI. sangat (2000 gr). 40 cc
. 3. Berikan diperlukan - Mengkaji TTV: +
intervensi secara aktif. 12 Suhu= 36,7oC, extra.
30
Tujuan : spesifik untuk 3. Agar HR= 144x/mnt, -Reflek
Pola mening kemampuan RR= 36x/ mnt. menghi-
pemberian katkan ba-yi untuk sap mulai
makan bayi pemberian makan/ mi- kuat.
efek-tif. makan per num dapat A:
oral yang dilakukan Masalah
Kriteria efektif selain per oral. belum
Hasil: melalui teratasi
- Bayi sonde. seluruh-
menerima 4. Tingkatkan 4. Meningkatk nya.
nutrisi pemberian an P:Rencana
dengan makan per kemampuan interven
adekuat. oral & bayi makan si tetap
- Bayi dapat penurunan per oral. diterusk
makan pemberian an.
tanpa makan enteral
bantuan sejalan
sonde. dengan makin
- Reflek efektifnya
mengisap bayi makan
bayi terus /minum
meningkat melalui mulut
sehingga
dapat di
berikan
per oral.

3. Risiko 1. Ganti 1. Untuk 25 Juli 2001 S: tidak


kerusakan popok/pakaia mencegah 07 - Mengukur suhu dikaji.
20
24/ integritas n bayi setiap terjadinya tubuh klien & O: - Kulit
7/ kulit kali basah kelembaban suhu lingkungan. disekit
20 berhubunga akibat - Mengkaji status ar
01 n dengan 2. Berikan talk kencing infant, apakah anus
kerentanan setiap bayi. terdapat stress masih
terhadap mengganti 2. Untuk terhadap dingin. kemer
infeksi popok/pakaia menghindari - Mengganti ahan/i
nosokomial, n. iritasi popok/ pakaian ritasi.
efek iritan terutama bayi yang basah. -
lingkungan 3. Masase pada daerah - Memberikan susu Popok
sekunder. dengan sekitar anus/ 09 botol & sonde 30 /pakai
20
lembut kulit perineal. cc tiap 2 jam. an
Tujuan: yang sehat, 3. Untuk - Melakukan selalu
Integritas terutama pada merangsang masase dengan digant
kulit ba-ik. daerah yang sirkulasi. 10 lembut pada i.
30
tertekan. 4. Agar dapat punggung bayi. A: Masalah
Kriteria 4. Monitor terus diketahui - Menghitung teratasi
Hasil: kondisi/ kondisi kulit kebutu-han cairan sebagia
- Iritasi perubahan klien & 11 bagi klien. n.
20
pada yang terjadi. dapat - Mengukur TTV: P:Rencana
daerah dilakukan su-hu= 36,8oC, interven
perineal in-tervensi HR= 148x/mnt, si tetap
minimal. secepatnya. 12 RR= 40x/ mnt. di
10
- Popok/pak - Mendiskusikan teruskan
aian tidak dengan orangtua .
dibiarkan apakah klien bisa
lembab & 12 diberikan ASI
45
basah langsung dari
ibunya (ternyata
tidak bisa karena
ASI tidak keluar.

4. Ketidakseim 1. Berikan 1. Untuk 26 Juli 2001: S: tidak


bangan cairan sesuai mencegah/ 07 - Mengukur suhu dikaji.
25
25/ cairan kebutuhan menghindari tu-buh & suhu O: -Klien
7/ berhubunga bayi & usia. terjadinya inkubator. menda
20 n dengan ketidakseim - Menyarankan pat
01 immaturitas, 2. Timbang BB ba-ngan 08 orang tua untuk terapi
45
radiasi setiap hari. cairan. membe-suk klien foto
lingkungan, 2. Untuk & memberikan terapi
kehilangan memantau perhatian. seban
melalui 3. Monitor & apabila - Memberikan susu yak 2
kulit/paru. catat intake – terjadi 09 botol & sonde seri.
35
output setiap perubahan, tiap 2 jam. -Intake
Tujuan: hari, sehingga S/ - Setiap mengganti diting
Mempertaha bandingkan dapat segera D popok/pakaian katkan
nkan jumlah untuk diatasi. me-mantau , PASI
keseimbang menentukan 3. Upaya keadaan tali pusat 12x40
an cairan & status pencegahan serta tanda-tanda cc +
elektrolit. ketidakseimb sedini infeksi. extra
angan. mungkin - Menimbang BB= -
4. Pertahankan bila terjadi 2000 gram. Muko
suhu ketidakseim 10 - Monitor tanda- sa
25
lingkungan bangan. tanda terjadinya kering
tetap normal. gang-guan , klien
11 keseimbangan cenge
00
4. Untuk cairan. ng.
5. Kaji tanda- mencegah - Melakukan A:
tanda terjadinya tindakan sesuai Masalah
peningkatan kehilangan prosedur belum
kebutuhan cairan pencegahan teratasi.
cairan & karena infeksi, seperti: P:Rencana
TTV: peningkatan/  cuci tangan interven
- Peningkata penurunan S/ sebelum & si tetap
n suhu suhu tubuh. D sesudah di
tubuh. 5. Untuk memegang teruskan
- Hipovolemi dilakukan klien. .
k shock. upa-ya  Membatasi/m
- Sepsis. pencegahan engurangi
- Asfiksia & & inte-raksi
hipoksia. penanganan dengan klien.
6. Monitor sedini &  Menerapkan
laboratorium. setepat teknik steril
mungkin. setiap
6. Untuk melakukan
memantau prosedur pada
perkembang klien.
an/perubaha - Mengambil
n yang 11 spesimen darah.
30
terjadi - Monitor TTV:
secepat suhu= 37,1oC,
mungkin, 12 HR= 140x/ mnt,
45
terutama RR= 40x/mnt.
bila ada
kecu-rigaan
terjadinya
ke-
tidakseimba
ngan cairan.
5. Risiko 1. Berikan 1. Agar bayi 27 Juli 2001: S: tidak
terhadap lingkungan terhindar 07 - Mengukur suhu dikaji.
10
25/ infeksi yang dari risiko tubuh. O:Tubuh
7/ berhubu- melindungi terjadinya - Mengganti klien
20 ngan dengan klien dari infeksi. popok/ pakaian terliha
01 kerentanan infeksi 2. Untuk S/ bayi. t
bayi/im- seperti: mengetahui D - Mencuci tangan kunin
maturitas,  cuci setiap sebelum & g.
bahaya tangan perubahan sesudah -Suhu=
lingkungan, sebelum yang terjadi. memegang klien. 37,2o
luka terbuka menyentu 3. Untuk 09 - Memberikan susu C,
10
(tali pusat). h klien. mengetahui botol & sonde 40 HR=
 Ikuti apabila cc/ 2 jam + extra. 144x/
Tujuan: protap terjadi - Mengatur posisi mnt,
Infeksi isolasi infeksi 09 klien untuk RR=
20
dapat di pada bayi. secara dini. pembe-rian 40
cegah.  lakukan/t 4. Agar tanda fototerapi. x/mnt.
erapkan & gejala - Menimbang BB= -
teknik terjadinya 2000 gr. Leuko
steril saat infeksi dapat - Observasi sit=
melakuka segera keadaan umum & 6600.
n diketahui. suhu klien setiap A:
tindakan 3 jam. Masalah
pada bayi. 12 - Mengukur TTV: belum
55
2. Kaji suhu= 37,2oC, teratasi.
perubahan HR= 144x/ mnt, P: Rencana
suhu tubuh RR= 40 x/mnt. interven
serta si tetap
tanda/gejala diterusk
klinis yang an.
timbul
3. Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium.

4. Monitor
tanda-tanda
terjadi infeksi
& pantau
serta rawat
tali pusat bayi
secara benar.

Anda mungkin juga menyukai