Hasil Laporan Observasi ini ditujukan dalam rangka memenuhi Tugas UAS
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1
Mujamil Qomar, Pesantren Dari Tranformasi Metedologi Menuju Demokratis Institusi,
(Jakarta: Erlangga, 2002), hlm 1.
2
M Solihin, Melacak Pemikiran Tasawuf Di Nusantara, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2005), hlm 228
Pesantren Suryalaya, pesantren besar di Tasikmalaya, Jawa Barat. Pesantren ini
dikenal sebagai pesantren yang menangani para remaja yang kecanduan narkoba. Juga disini
menjadi pusat Tarekat Qodiriyah wa Naqsabandiyah, dua Tarekat yang digabungkan oleh
Syaikh Ahmad Khatib Samb. Pendiri pesantren ini adalah Syaikh Abdullah Mubarak bin Nur
Muhammad yang lebih terkenal dengan sebutan Abah Sepuh.
Syaikh Abdullah Mubarak disebut sebagai Abah Sepuh yang artinya “Ayah tua”
karena dibandingkan dengan anaknya, KH. Shohibul Wafa Tajul Arifin, yang disebut Abah
Anom yang artinya “Ayah muda” dua orang ini adalah tokoh penting di Pesantren Suryalaya.
Abah Sepuh sebagai pendiri Pesantren ini dan Abah Anom sebagai penerusnya.
Nama Suryalaya sendiri diambil dari bahasa sunda, surya yang berarti matahari dan
laya yang berarti terbit. Jadi, pesantren suryalaya merupakan pesantren yang terletak di kaki
pegunungan sehingga dipagi hari saat matahari terbit terlihat jelas dan indah di pesantren
suryalaya tersebut.
LANDASAN TEORI
Zikir juga merupakan salah satu metode yang efektif yang dipergunakan oleh para
ulama sufi agar dapat menghidupkan hati dari kematiannya. Karena hati yang tidak
mengingat akan keangungan Allah SWT dianggap mati oleh para sufi. Dengan berzikir dapat
menyadarkan hati seseorang akan keberadaan Tuhannya yang hakiki. Metode zikir ini tidak
terbatas pada suatu batasan padakehidupan, melainkan boleh berzikir dalam berbagai aspek
kehidupan sebab hakekat dari zikir sendiri merupakan menyaksikan akan keberadaan Allah
SWT.
Dengan begitu, seseorang boleh berzikir secara keras, nyaring, sunyi, diam,
menyendiri, ataupun secara berjamaah. Hal ini dikarenakan tidak ada dalil yang kongkrit
3
Saifuddin Aman,TasawufMengolah Mental Dzikir Mengolah Jiwa Dan Raga, (Jakarta: RUHAMA 2010) h. 141
4
Cecep Alba, Tasawuf dan Tarekat: Dimensi Esoteris Ajaran Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2014), h.
98
5
Ibid., h. 99
tentang larangan dalam berzikir dengan berbagai macam hal tersebut, melainlakan dalil-dalil
Nas menganjurkan seorang muslim untuk dapat berzikir dalam berbagai aspek kehidupan.6
a. Macam-Macam Zikir
1. Zikir dengan lisan (jahr), ada bilangan, ada macam, ada bentuk, ada suara, ada waktu
dan tempatnya. Misalnya mengucapkan tasbîh (subhallâh), tahmîd (Alhamdulillâh),
takbîr (Allahu Akbar), tahlîl (Lâ illâha illâllah), dan yang lain.
2. Zikir berupa perbuatan atau tindakan (zikir bil arkân), misalnya shalat, zakat, puasa,
haji, infak, shadaqah, zikir itu sendiri, dan juga perbuatanperbuatan sehari-hari
lainnya, misalnya belajar, mencangkul, berdagang, mengasuh anak, mengajar dan
sebagainya.
3. Zikir dengan hati (zikir bil qolbi, zikir sirr, zikir rasa, zikir jiwa). Adapun yang paling
esensi dari keempat zikir ini adalah zikir qolbi, artinya pada 17 saat lisan mengucap
kata-kata, hatinya juga ikut ingat.
Demikian juga saat anggota badan melakukan sesuatu, hatinya juga tetap ingat kepada
Allah.Kalau tidak, maka ucapan lisan atau tindakan tersebut “tidak termasuk kategori zikir”.
Oleh karena menurut konsep Islam tidak semua shalat termasuk zikir, tidak semua puasa
termasuk zikir, tidak semua zakat atau sodaqoh itu zikir, tidak semua haji itu zikir, dan juga
ibadah-ibadah yang lain. Jadi yang menentukan kualitas adalah “niat dan kehadiran hati”
pada saat akan, dan setelah melakukan aktivitas tersebut7
Sedangkan zikir yang diamalkan di Suryalaya di samping zikir yang dengan suara keras
(jahr) juga dengan zikir yang diingatkan di dalam hati (zikir khofî), dan ada yang menyebut
juga dengan zikir jiwa. Zikir inilah yang mirip dengan meditasi atau kontemplasi.Berbagai
macam penelitian telah dilakukan mengenai pengaruh meditasi terhadap gelombang-
gelombang otak, ternyata setelah meditasi otak lebih tenang dan lebih nyaman, pengaruh zikir
seperti ini cukup penting bagi korban penyalahgunaan narkotika. Zikir di Inabah hampir
semuanya dilakukan secara bersama-sama (jamâ’ah) yaitu setelah shalat dan dipimpin oleh
pembina atau asisten pembina dan diawasi oleh pembina yang lain. Karena zikir yang
dilakukan secara berjamaah mempunyai efek terapi kelompok (group therapy), sehingga
6
Faisal Muhammad Nur, Perspektif Zikir di Kalangan Sufi, Jurnal, Subtantia Volume 19 No 2 Oktober 2017
7
Sentot Haryanto, Terapi Religius Korban Penyalahgunaan Napsa Di Inabah PP. Suryalaya, (Buletin Psikologi,
1999) h. 39
perasaan cemas, terasing, takut menjadi nothing atau nobody akan hilang. Dalam kelompok
seseorang akan merasakan adanya universitas, merasa adanya orang lain yang mempunyai
permasalahan yang sama. Hal ini sangat penting bagi korban penyalahgunaan yang tidak
jarang mereka di buang dari keluarga atau diasingkan, perasaan ini akan membantu proses
terapi, 6 Sentot Haryanto, Terapi Religius Korban Penyalahgunaan Napsa Di Inabah PP.
Suryalaya, (Buletin Psikologi, 1999) h. 39 18 membantu meningkatkan pembukaan diri serta
memberikan motivasi untuk berubah.8
Pondok Pesantren Suryalaya dirintis oleh Syaikh Abdullah bin Nur Muhammad atau
yang dikenal dengan panggilan Abah Sepuh, pada masa perintisannya banyak mengalami
hambatan dan rintangan, baik dari pemerintah kolonial Belanda maupun dari masyarakat
sekitar. Juga lingkungan alam (geografis) yang cukup menyulitkan.
Namun Alhamdullilah, dengan izin Allah SWT dan juga atas restu dari guru beliau,
Syaikh Tholhah bin Talabudin Kalisapu Cirebon semua itu dapat dilalui dengan selamat.
Hingga pada tanggal 7 Rajab 1323 H atau 5 September 1905, Syaikh Abdullah bin Nur
Muhammad dapat mendirikan sebuah pesantren walaupun dengan modal awal sebuah mesjid
yang terletak di kampung Godebag, desa Tanjung Kerta. Pondok Pesantren Suryalaya itu
sendiri diambil dari istilah sunda yaitu Surya = Matahari, Laya = Tempat terbit, jadi
Suryalaya secara harfiah mengandung arti tempat matahari terbit.
Pada awalnya Syeikh Abdullah bin Nur Muhammad sempat bimbang, akan tetapi
guru beliau Syaikh Tholhah bin Talabudin memberikan motivasi dan dorongan juga
bimbingan khusus kepadanya, bahkan beliau pernah tinggal beberapa hari sebagai wujud
restu dan dukungannya. Pada tahun 1908 atau tiga tahun setelah berdirinya Pondok Pesantren
Suryalaya, Abah Sepuh mendapatkan khirqoh (legitimasi penguatan sebagai guru mursyid)
dari Syaikh Tholhah bin Talabudin
Dukungan dan pengakuan dari ulama, tokoh masyarakat, dan pimpinan daerah
semakin menguat.Hingga keberadaan Pondok Pesantren Suryalaya dengan Thariqah
Qadiriyah Naqsabandiyah-nya mulai diakui dan dibutuhkan.Untuk kelancaran tugas Abah
Sepuh dalam penyebaran Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah dibantu oleh sembilan orang
8
Ibid., h. 47
wakil talqin, dan beliau meninggalkan wasiat untuk dijadikan pegangan dan jalinan kesatuan
dan persatuan para murid atau ikhwan, yaitu TANBIH.
Syaikh Abdullah bin Nur Muhammad berpulang ke Rahmattullah pada tahun 1956 di
usia yang ke 120 tahun. Kepemimpinan dan kemursyidannya dilimpahkan kepada putranya
yang kelima, yaitu KH.Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin yang akbrab dipanggil dengan
sebutan Abah Anom.
Pada masa awal kepemimpinan Abah Anom juga banyak mengalami kendala yang
cukup mengganggu, di antaranya pemberontakan DI/TII.Pada masa itu Pondok Pesantren
Suryalaya sering mendapat gangguan dan serangan, terhitung lebih dari 48 kali serangan
yang dilakukan DI/TII.Juga pada masa pemberontakan PKI tahun 1965, Abah Anom banyak
membantu pemerintah untuk menyadarkan kembali eks anggota PKI, untuk kembali kembali
ke jalan yang benar menurut agama Islam dan Negara.
9
Unung Sunardjo, Sejarah Pondok Pesantren Suryalaya, (Cirebon: Yayasan Serba Bakti Pondok Pesantren
Suryalaya, 1995), h. 27-43
Pada masa kepemimpinan Abah Anom, Pondok Pesantren Suryalaya berperan aktif
dalam kegiatan Keagamaan, Sosial, Pendidikan, Pertanian, Kesehatan, Lingkungan Hidup,
dan Kenegaraan.Hal ini terbukti dari penghargaan yang diperoleh baik dari presiden,
pemerintah pusat dan pemerintah daerah, bahkan dari dunia internasional atas prestasi dan
jasa-jasanya.Dengan demikian eksistensi atau keberadaan Pondok Pesantren Suryalaya
semakin kuat dan semakin dibutuhkan oleh segenap umat manusia.10
10
Unknow, Sejarah Pondok Pesantren Suryalaya, https://www.suryalaya.org/sejarah.html, 15 Juli 2019, 11:54
11
Puji lestari, Metode Terapi dan Rehabilitasi Korban Napza, DIMENSI, Volume 6, No. 1, Maret 2012, h. 5
Aktualisasi memiliki pengertian pelaksanaan atau perwujudan perilaku atas
pemahaman yang dimiliki oleh seseorang atau komunitas, terhadap suatu keilmuan,
pengetahuan, struktur dan tatanan nilai-nilai dalam kehidupan. Dalam konteks budaya,
aktualisasi dapat berarti perwujudan aspek dan nilai-nilai budaya yang meliputi gagasan/ide
(mantifact), perilaku sosial masyarakat (sociofact), dan benda (artifact).
Air sebagai Media Pengobatan di Pesantren Suryalaya Air merupakan nikmat dan
karunia yang dianugerahkan untuk manusia. Air adalah sebuah materi yang diciptakan Allah
SWT sebagai salah satu unsur kehidupan dan penciptaan manusia, sebagaimana tertulis
dalam Al Qur’an: “Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup” (Q.S. Al – Anbiya:
30). Ayat ini menjelaskan bahwa air merupakan unsur penting penyusun kehidupan di alam
semesta, termasuk manusia.Tanpa adanya air, manusia tidak dapat hidup dan melakukan
aktivitasnya.Air memainkan peranan penting karena dinilai sebagai media transformasi utama
untuk menjaga keseimbangan tubuh.
Air menggantikan cairan-cairan tubuh yang terbuang dan memiliki peran vital dalam
menjaga suhu panas tubuh yang diperlukan oleh manusia setiap harinya. Kekurangan air
dapat membahayakan kesehatan tubuh karena menjadi penghambat proses regenerasi sel dan
penumpukan racun sisa metabolisme tubuh yang tidak terbuang dengan baik, sehingga dapat
menimbulkan berbagai keluhan, rasa sakit dan sebagainya.
12
Yedi Purwanto,Seni Terapi Air. Jurnal Sosioteknologi Edisi 13 Tahun 7, 2008.
Islam telah menuliskan sejak 14 abad yang lalu tentang air sebagai mukjizat ilmiah
terbesar dalam Al Qur’an. Allah SWT menyebutkan bahwa salah satu fungsi air adalah
menyucikan: “(Ingatlah), ketika Allah membuat kamu mengantuk untuk memberi
ketenteraman dari-Nya, dan Allah menurunkan air (hujan) dari langit kepadamu untuk
menyucikan kamu dengan (hujan) itu dan menghilangkan gangguan-gangguan setan dari
dirimu dan untuk menguatkan hatimu serta memperteguh telapak kakimu (teguh pendirian)”
Q.S. Al – Anfal: 11
Ayat tersebut menyebutkan bahwa air memiliki fungsi untuk menyucikan.Hal ini
dapat diartikan bahwa air memiliki kemampuan untuk membersihkan segala kotoran dan zat-
zat berbahaya yang ada di dalam tubuh manusia, baik secara fisik maupun non fisik.Fungsi
air dalam hal ini dipertegas kembali dalam Surat Al – Ma’idah ayat 6. Dalam surat tersebut
Allah SWT memerintahkan kita untuk berwudu sebelum melaksanakan sholat dan aktivitas
ibadah lainnya. Keistimewaan air sebagai obat atau penyembuh penyakit melalui kisah Nabi
Ayyub AS yang dilanda penyakit kulit dalam Q.S. Shad [38] ayat 41-42.
Ayat-ayat ini menjadi bukti bahwa Islam telah menjelaskan pemanfaatan air yang
baik bagi kesehatan manusia.Implementasi dari ayat-ayat tersebut dijabarkan secara rinci
melalui sunnah-sunnah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Hal inilah yang menjadi
landasan dasar Pesantren Suryalaya menggunakan air sebagai media pengobatan bagi para
jamaahnya, melalui aktivitas amaliah yang telah diajarkan dalam tarekat.
Proses yang dilakukan oleh mursyid pesantren berkaitan dengan metode dan teknis
pengolahan air sehingga dapat dimanfaatkan menjadi obat bagi jamaah. Hal ini bergantung
pada kapasitas dan kemampuan seorang mursyid.Jamaah Pesantren Suryalaya memiliki
keyakinan terhadap kemampuan Abah Anom yang mendapat karomah langsung dari Allah
SWT.Secara bertahap Abah Anom membangun sistem di Pesantren Suryalaya dalam
pengembangan aktualisasi ajaran TQN hingga meliputi aspek pengobatan, yang pada
dasarnya adalah dampak dari rangkaian amaliah yang rutin dilakukan oleh jamaah. Metode
pengobatan yang digunakan adalah riyadlah dan psikoterapi alternatif hasil pengembangan
Abah Anom sebagai cara (ikhtiar) untuk mendapatkan kesembuhan, bagi mereka yang
mempunyai penyakit psikis dan penyakit fisik akibat gangguan psikis (psikosomatik).
Pengobatan dengan metode riyadhah dan psikoterapi alternatif biasanya digunakan
untuk kasus penyakit yang sifatnya individual, seperti depresi atau korbanpenyalahgunaan
napza.Penggunaan air pada metode riyadhah ini dilakukan dalam bentuk mandi taubat.Dalam
pelaksanaannya, mandi taubat dilaksanakan pada pukul 02.00 WIB sebelum melaksanakan
shalat malam atau tahajud.Menurut keyakinan pembina pondok merupakan terapi untuk
menghilangkan racun dari tubuh penderita.Sebab, air yang dingin menyebabkan sarafsaraf
meregang dan aliran darah lebih lancar menuju ke otak.
Pengobatan dengan menggunakan media air dilakukan pula pada saat aktivitas
manaqib berlangsung. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, manaqib merupakan
kegiatan khidmat amaliah dan ilmiah jamaah TQN Pesantren Suryalaya, yang terdiri dari
beberapa rangkaian aktivitas.Manaqib menjadi sarana bagi jamaah untuk saling
bersilaturahmi dan melakukan zikir bersamasama dengan para mursyid.Pada aktivitas
manaqib inilah jamaah banyak yang membawa air untuk didoakan, dengan harapan air
tersebut mampu menjadi obat dan manfaat.
Abah Anom sebagai sesepuh dan mursyid Pesantren Suryalaya, telah berhasil
mengaktualisasikan ajaran TQN dalam rangkaian aktivitas amaliah yang secara tidak
langsung menjadi sarana pengobatan/ terapi bagi jamaah TQN. Meskipun Abah Anom telah
wafat, aktivitas amaliah dan pengobatan di Pesatren Suryalaya masih tetap berlangsung
hingga saat ini dan telah menjadi tradisi yang rutin dilakukan oleh mursyid dan jamaah
pesantren.
Jamaah TQN memiliki keyakinan bahwa air yang telah didoakan oleh mursyid
mampu memberikan manfaat bagi kehidupannya, seperti menjadi obat ataupun sebagai media
ikhtiar untuk kelancaran aktivitas. Hal ini sesuai dengan fakta di lapangan yang menunjukkan
banyak jamaah memanfaatkan air untuk menjadi obat bagi penyakit yang dideritanya, seperti
penyakit dalam, hipertensi, stroke, bahkan keterbelakangan mental. Selain itu, tidak sedikit
jamaah yang memanfaatkan air yang telah didoakan untuk menjadi energi dan motivasi
dalam mencari pekerjaan, jabatan, perdagangan, dan wujud kesuksesan lainnya.Pemanfaatan
air yang telah didoakan ini adalah bentuk ikhtiar jamaah yang harus tetap dilandasi oleh
pemahaman bahwa hanya dengan izin Allah SWT kesembuhan dan kesuksesan dapat
terwujud.Hal ini selalu diungkapkan dan diingatkan oleh para mursyid di pesantren agar
jamaah tidak masuk ke dalam wilayah syirik atau menyekutukan Allah SWT.13
Lembaga-lembaga Pendidikan yang didirikan Abah Anom, Secara langsung atau tidak
langsung, berperan serta dalam mengembangkan Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah. Kalau
pengembangan Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah pada masa Abah Sepuh terbatas melalui
media tradisional pesantren, maka dimasa kepemimpinan Abah Anom, selain menggunakan
media tradisional yang telah ada, juga melalui lembaga pendidikan formal yang didirikannya
dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi semuanya amat berperan dalam
mengembangkan Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah.
Di Indonesia, ajaran Tarekat Qadariyyah Naqsabandiyyah ini lalu di bawa oleh tiga
orang murid Syaikh Ahmad Khatib yang sempat bertemu di Mekkah. Mereka masing-masing
adalah Syaikh Ahmad Tolhah Kalisapu yang berasal dari Trusmi-Cirebon Jawa Barat.Syaikh
Abdul Karim al-Bantani, dan Syaikh AlHasbu Al-Maduri.Namun dari ketiga murid Syaikh
Ahmad Khatib Al-Sambasi, hanya satu yang ajaran Tarekatnya hingga kini berkembang,
yakni Syaikh Tolhah Kalisapu. Tapi pengembangan yang lebih luas dari ajaran Tarekat
Qodariyyah Naqsabandiyyah ini terutama sekali dilakukan oleh murid Syaikh Tolhah
13
Sri Rijati Wardiani dan Djarlis Gunawan, Aktualisasi Budaya Terapi Air Sebagai Media Pengobatan Oleh
Jamaah Di Pesantren Suryalaya Pagerageung Tasikmalaya,Vol. 6, No. 1, Maret 2017: 36-38
bernama Syaikh Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad (Abah Sepuh). Setelah wafat, ajaran
Tarekat Qadariyyah Naqsabandiyyah kemudian diteruskan oleh putranya yang bernama
Syaikh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin alias Abah Anom. Dari Abah Anom inilah, ajaran
Tarekat Qadariyyah Naqsabandiyyah lalu 9 Puji lestari, Metode Terapi dan Rehabilitasi
Korban dikembangkan oleh para muridnya yang telah diberi otoritas khusus (khirqah) untuk
mengajarkan zikir. Dalam tradisi Tarekat Qadariyyah Naqsabandiyyah, baik pada masa Abah
Sepuh dulu maupun Abah Anom sekarang, otoritas khusus itu biasa disebut dengan Wakil
Talqin.
14
Zaenal Abidin, Peranan Inabah Pondok Pesantren Suryalaya, (Tasikmalaya : 2006), h. 34
4. Sekolah Menengah Kejuruan
5. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Latifah Mubarokiyah
2.9 Pengertian NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif Lainnya) dan Akibat
Yang Ditimbulkannya
Berdasarkan undang-undang republik Indonesia nomor 22 tahun 1997 zat yang digolongkan
kedalam jenis narkotika yaitu:
Berdasarkan undang-undang republik Indonesia Nomor 5 tahun 1997 zat yang digolongkan
ke dalam jenis psikotropika yaitu:
Jat yang bersifat adiktif lainnya yang termasuk narkotika dan psikotropika di antaranya yaitu:
Jenis-jenis narkotika dan psikotropika yang akhir-akhir ini sering digunakan yaitu:
15
Laduni, PESANTREN SURYALAYA TASIKMALAYA, http://www.laduni.id/post/read/45076/pesantren-suryalaya-
tasikmalaya, 15 Juli 2019, 11:54
1. Ganja (cimeng/gele/grash/rumput/marihuana)
2. Heroin (putaw/pe te)
3. Anfetamin (XTC, Inex, dan Shabu-shabu/SS)
B. Pengertian Ketagihan
Ketagihan (addiction) yaitu pemakaian narkotika psikotropika dan zat adiktif lainnya
secara relatif teratur atau berkala, bersifat patologis (merusak) dan menimbulkan hendaya
(ketidakmampuan) dalam fungsi sosial, perkerjaan dan sekolah.
Dalam proses nya setiap orang yang menyalahgunakan Narkotika, Psikotropika dan
zat adiktif lainnya terutama untuk memenuhi keingintahuan (mencoba) dan ditawari oleh
orang lain, biasanya teman yang sudah lebih dahulu menjadi korban Penyalahgunaan
Narkotika, Psikotoprika dan zat adiktif lainnya. Bahwa kemudian dia meneruskan menjadi
suatu kebiasaan karena berbagai alasan, contohnya:
C. Pengertian Ketergantungan
Penderita sudah tidak mempunyai nilai nilai moral. Mereka tak ambil peduli apa kata
orang tua atau keluarga menderita. Seandainya air mata darah pun keluar dari orang tua,
mereka tetap tidak peduli, malahan mereka tega mencelakakan atau membunuh orang tua
kalau kebutuhannya tidak terpenuhi sewaktu ketagihan atau sakaw.
1. Keadaan Fisik
2. Keadaan emosi
4, Keadaan Perilaku
Sukar bangun pagi, malas mandi atau takut air, selalu Tergesa-gesa.
Selera tidak menentu, terlalu ramah dan aktif.
Cepat kehabisan uang, selalu pinjam uang.
Manipulasi (pandai membuat cerita cerita fiktif dengan tujuan mendapat uang).
Pelupa, mencuri, berbohong.
Kebiasaan menjual atau menggadaikan barang.
Sering hilang tanpa sebab, sukar menepati janji.
Selalu atau sering didatangi atau berhubungan dengan tamu yang tidak dikenal.
Tidak disiplin dan tidak dapat mengontrol diri, lebih suka menyendiri.
Bersifat anti terhadap pihak yang berkuasa (orang tua, buruh, polisi, dokter).
Lama lama di kamar mandi.
5. Keadaan sosial
Mengusap muka
Menggaruk-garuk hidung
Mengutil jerawat
Mengutil kuku
Menggaruk-garuk kepala
Mengetuk-ngetukan jari di atas meja atau tempat
Merokok tidak putus putus
Memilin milin rambut atau baju
Tertidur sewaktu duduk.
1. Tanda tanda sakaw (kesakitan luar biasa) akibat penggunaan heroin (putaw):
2. Tandatanda akibat penggunaan jenis Amfetamin (XTC, Inex, Shabu-Shabu) dan Kokain:
Sedangkan Tandatanda yang timbulkan akibat pemakaian minuman keras ber alkohol
dan obat obatan sejenis pil tidur atau Penenangan macam BK, Nipam, Valium, Dumolit,
Rohypnol dll. pada umumnya menyebabkan timbulnya keberanian yang berlebihan sehingga
mengarah kepada perilaku pasar, pemarah, mudah tersinggung dan bertindak brutal.
Merangsang kreativitas (pencipta lagu, komposer, artis) tidak pernah ada kajian atau
penelitian tentang hal tersebut, hanya sebuah mitos saja.
Untuk menyelesaikan masalah. Pada kenyataannya malah menambah masalah.
Untuk meningkatkan percaya diri pada awalnya mungkin memang ada efek percaya
diri tapi lama lama malah merasa mindar karena masalah ketergantungannya. Untuk
melatih percaya diri yang sebenarnya harus dengan latihan.
Meningkatkan gairah seksual pada awalnya memang ada efek, tapi lama kelama'an
malah membuat "dingin".
Ketergantungan dapat dihindari apabila dapat mengatur Dosis. Karena adanya sistem
"toleransi" tubuh, maka pemakaian narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya
semakin lama akan semakin bertambah.
Merasa bisa menyembuhkan diri sendiri tanpa bantuan orang lain pada hakikatnya
pemakai tidak dapat mengontrol dirinya sendiri sehingga sulit untuk mendisiplinkan
diri.
Inabah (Anang Syah, 2000) sebagai suatu metode, baik secara teoritis maupun praktis
berlandaskan pada Al-Qu’ran, hadits, dan ijtihad para ulama. Para korban Napza yang
berhubungkait dengan kenakalan remana serta berbagai bentuk penyakit kerohanian dianggap
sebagai orang yang berdosa karena melakukan maksiat. Dalam Islam, orang berdosa harus
segera bertaubat meminta ampunan kepada Allah. Taubat secara etimologi berarti kembali
dari dosa kepada ketaatan kepada perintah Allah dan Rasul-Nya. Sedangkan dalam
terminologi Islam, taubat adalah meninggalkan kejelekan disertai rasa penyesalan karena
melakukannya serta dibarengi dengan tujuan kuat untuk meninggalkan selamanya. Dalam
dunia Tasawuf, taubat berarti menyesali apa yang telah berlalu dan berkelanggengan
melakukan segala yang suci. Taubat sebagai proses awal perawatan anak bina di Inabah yang
dasar teoritisnya diambil dari Al-Qur’an, hadist, dan ijtihad.
Pada tahap awal pembinaan, dimana anak bina diserahkan oleh orang tuanya untuk
dibina dan disadarkan, terlebih dahulu pembina mewawancarai orang tua maupun anak bina.
Korespondensi tersebut dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana tingkat keterlibatannya
dalam penyalahgunaan napza, ketergantungannya, dan jenis napza yang dipakai. Selanjutnya
adalah memandikan anak bina dengan istilah “mandi taubat” yang tujuannya adalah
memberikan sugesti untuk bertaubat dan menurunkan kadar dari ketergantungannya. Di
samping itu, apabila kadar ketergantungannya masih tinggi, anak bina diberi minum air asam
dicampur gula merah, dan air kepala muda atau duwegan. Ini dimaksudkan untuk
menurunkan radiasi napza yang ada dalam tubuhnya dan mengurangi ketergantungannya,
sehingga diharapkan racun-racun dalam tubuhnya akan keluar (Wawancara KH.Zaenal
Abindin, 26 Nopember 2006).
Setelah mandi taubat, pagi harinya anak bina dibawa menghadap Abah Anom untuk
menyadap Ilmu Tasawuf Islam melalui Talqin Dzikir yakni Dzikir jahar dan khofi.
Selanjutnya setelah di talqin dzikir anak bina tersebut dibawa kembali ke Pondok Inabah
untuk mengikuti proses pembinaan sesuai dengan kurikulum yang telah diprogrmakan.
Pada umumnya, korban penyalahgunaan napza dapat dikategorikan dalam dua bagian yaitu
sebagai berikut:
1. Kategori pertama adalah yang disebut korban Dua Dimensi, dimana anak tersebut
sebagai peminum minuman keras, pemakai pil atau obat, dan penghisap ganja.
Efeknya adalah kelakuan anak tersebut 99 % berbicara bohong, munafik, minat
belajar tidak ada, dan lebih jauh lagi barang orang lain dianggap miliknya.
2. Kategori kedua disebut korban Lima Dimensi, dimana anak tersebut disamping
menggunakan minuman keras, pil/obat dan menghisap ganja, juga menggunakan
morfin, heroin, termasuk di dalamnya putaw dan sabu-sabu, kokain, serta masroom
atau jamur kotoran babi dan sapi. Efeknya yaitu di samping efek kategori pertama
serta kelakuan anak tersebut segala cara dapat dihalalkan, tingkat kesadaran sudah
hilang atau lepas kontrol.
1. Untuk kategori pertama atau Dua Dimensi lamanya pembinaan antara 40-90 hari.
2. Sedangkan untuk kategori kedua atau Lima Dimensi lamanya pembinaan antara 1-2
tahun.
Sedangkan masalah pembiayaan sepenuhnya menjadi tanggungan orang tua anak bina, yang
besarannya tergantung pada kemampuan orang tua masing-masing.
A. Mandi Taubat
Mandi taubat merupakan hal yang penting dalam proses penyadaran korban
penyalahgunaan napza. Dalam pelaksanaannya, mandi taubat dilaksanakan pada pukul 02.00
WIB sebelum melaksanakan shalat malam atau tahajud. Menurut keyakinan pembina pondok
merupakan terapi untuk menghilangkan racun dari tubuh penderita. Sebab, air yang dingin
menyebabkan saraf-saraf meregang dan aliran darah lebih lancar menuju ke otak. Kalau
mabuk diumpamakan sebagai penyakit rohani, dengan izin Allah pasti dapat disembuhkan
dengan mandi.
Mandi adalah bagian dari bersuci yang dalam ilmu Fiqh dikenal dengan istilah
Thaharah. Bersuci di sini mengandung pengertian bahwa anak bina diusahakan agar ia suci
badan, pakaian, tempat tinggal, dan segala yang digunakan dalam menempuh hidupnya,
termasuk suci kalbu, jiwa, dlomir, dan rasa. Atau sederhananya suci lahir dan suci batin.
Sayang, sampai saat ini belum ada ahli yang menyelidiki hubungan kesembuhan penyakit
rohani dengan mandi. Tampaknya untuk hal ini diperlukan penelitian khusus tentang
hubungan mandi dengan terapi penyembuhan tersebut.
Dasar teori digali dari Alqur'an surah Al-Baqoroh ayat 222, al Kautsar ayat dua
sampai tiga, Ima Idah ayat delapan. Segala bentuk ibadah dalam Islam dilakukan dalam
keadaan Suci. Secara Psikologis, bagian bagian tubuh yang dicuci mempunyai arti yang
Simbolik dan psikodinamik yang dalam. artinya tubuh yang paling berperan dalam kehidupan
sehari hari sebagai pembawa ekspresi jiwa, lengan adalah bagian dari ekspresi keinginan
jiwa, kepala sebagai pencetus ide, dan kaki sebagai salah satu pelaksana keinginan jiwa.
Sementara arti psikodinamik terhadap perubahan tingkah laku yang akan selalu didasari
dengan kesucian jiwa.
Setelah mandi dilanjutkan dengan salat, baik salat wajib, salat sunah taubat, rawatib,
qiyamullail, dan salat sunah lain yang dilakukan pada sepertiga malam (pukul 03.00). Setelah
salat dilanjutkan dzikir. Shalat merupakan gerakan fisik dan mental dalam rangka
berkomunikasi dengan Allah SWT. Shalat yang dilaksanakan dalam pembinaan atau
penyadaran adalah sesuai dengan tuntutan dalam Al-Qur’an dan Hadist yakni shalat wajib
dan shalat sunah yang jadwal pelaksanaannya disusun dalam kurikulum yang telah
ditentukan.
Djikir merupakan bagian dari ibadah yang diperintahkan oleh Allah SWT. Dimana
dalilnya dapat dilihat dalam Al-Quran dan Hadist. Diantaranya dalam surat Al-Baqarah ayat
152, Surat An-Nisa ayat 103, Surat Al-Munafkun ayat 9, dan dalil yang tentang perintah
memperbanyak Dzikrullah tercantum dalam Al-Quran Surat Al-Anfal ayat 45, Surat Al-
Azhab ayat 41, Surat An-Nisa ayat 42, dan Surat Al-Ahzab ayat 35, Sedang dalam hadist
diantaranya Nabi Muhammad SAW bersabda:
Dasar teori Al-Qur’an yang berbunyi: ...wa alazamahun kalimat al-takwa.. Yang
dimaksud kalimat Al-taqwa adalah Laa ilaaha illallah, dengan syarat mengambil kalimat ini
dari hati yang bersih bukan kalimat yang didengar dari orang awam. Dalam hal ini
disyaratkan kalimat tersebut diajarkan oleh seorang mursyid yang silsilahnya bersambung
hingga Rasulullah. Perlunya talqin dari seorang mursyid karena fungsi talkin ada dua yaitu:
pertama, untuk memberikan pengatahuan formalitas yang bersifat lahiriyah tentang kalimat
takwa bagi anak bina. Kedua, untuk memberikan pengetahuan yang hakiki yaitu untuk
menghidupkan hati nurani anak bina. Memang pemberian ilmu yang hakiki tentang kalimat
taqwa ini hanya mungkin dihidupkan oleh hati nurani yang hidup pula, sesuai dengan
petunjuk Al’Qur’an dalam Surat Muhammad (47:19).
Talqin djikir merupakan suatu proses awal seseorang akan mempelajari tasawuf atau
Thareqat Qodiriyah Wa Naqsabandiyah. Dengan talkin djikir oleh Abah Anom terhadap
korban penyalahgunaan napza diharapkan dapat membangunkan tingkat kesadarannya,
sehingga timbul penyesalan dan mengetahui akan segala kesalahan atau dosa yang telah
dilakukannya yang selama ini tidak disadarinya.
Adapun djikir yang dilaksanakan dalam Thareqat Qodiriyah Naqsabandiyah ada dua
macam yaitu dzikir jahar dan dzikir khofi.
Dzikir Jahar
Dzikir Jahar yaitu mengucapkan kalimat tauhid yang terdiri dari pernyataan nafi (negasi) dan
itsbat (menetapkan). Pernyataan nafi adalah laa ilaah dan pernyataan itsbat adalah illallaah.
Jika dilakukan berkesinambungan, djikir ini dapat berfungsi menghilangkan syirik jali dan
khofi mendatangkan sifat ikhlas, melepaskan kalbu dari segala yang menhalangi
hubungannya dengan Allah, membersihkan jiwa dari segala sifat tercela, menghilangkan
sifat-sifat kehewanan manusia, mendatangkan pengetahuan yang diperoleh dari Allah,
mendatangkan pengetahuan tentang rahasia yang menampakkan keagungan Allah. Jikir jahar
dapat berfungsi menghidupkan kembali kalbu anak bina atau siapapun yang
mengamalkannya jika djikir itu diajarkan melalui proses dari seorang mursyid; dilakukan
dalam keadaan suci (berwudlu); dilakukan dengan suara kuat; dan sesuai dengan petunjuk
Rasul.
Dzikir Khofi
Dzikir Khofi dilakukan oleh kalbu (hati), dalam hal ini hati harus selalu ingat dan
menyebut nama Allah. Dzikir khofi adalah metode untuk menanamkan dan membina
komponen keimanan pertama dan utama. Al-hadist mengatakan: La yakum al-sa”at alawajh
al-ardli man yaqul Allah. Di muka bumi ini tidak akan terjadi qiamat bagi orang yang
mengucapkan Allah. Teknik dzikir khofi harus ditalqin oleh mursyid sebagaimana Rasul
mentalqin sahabatnya Abu Bakar Al-Shidiq. Dengan demikian melalui djikir anak bina
dialihkan dari kelezatan yang bersifat halusinasi kepada kelezatan yang bersifat hakiki, yakni
“melihat” Allah dengan cermin di hatinya
D. Puasa
Puasa merupakan terapi penunjang karena tidak semua diharuskan melalui kegiatan
ini. Bagi mereka yang sudah baik dan sadar dianjurkan untuk melaksanakan puasa Senin dan
Kamis, puasa tiga hari setiap bulan, kecuali puasa fardlu pada bulan Ramadlan seluruh anak
bina diharuskan untuk melaksanakannya. Di samping kegiatan-kegiatan yang sifatnya religius
tadi, juga untuk menghilangkan rasa jenuh para anak bina diberi waktu kegiatan untuk olah
raga (seperti main bola, basket ball, volley ball, tenis meja, jogging, dan lain-lain), yang
waktunya sore hari setelah selesai shalat Asar. Mereka juga diberi fasilitas televisi dan alat
musik gitar untuk rileksasi yang dimaksudkan untuk meningkatkan kesehatan fisik,
kebugaran, dan merangsang kembali timbulnya gairah hidup.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pondok Pesantren Suryalaya dirintis oleh Syaikh Abdullah bin Nur Muhammad atau
yang dikenal dengan panggilan Abah Sepuh, pada masa perintisannya banyak mengalami
hambatan dan rintangan, baik dari pemerintah kolonial Belanda maupun dari masyarakat
sekitar. Juga lingkungan alam (geografis) yang cukup menyulitkan.
Namun Alhamdullilah, dengan izin Allah SWT dan juga atas restu dari guru beliau, Syaikh
Tholhah bin Talabudin Kalisapu Cirebon semua itu dapat dilalui dengan selamat. Hingga
pada tanggal 7 Rajab 1323 H atau 5 September 1905, Syaikh Abdullah bin Nur Muhammad
dapat mendirikan sebuah pesantren walaupun dengan modal awal sebuah mesjid yang
terletak di kampung Godebag, desa Tanjung Kerta. Pondok Pesantren Suryalaya itu sendiri
diambil dari istilah sunda yaitu Surya = Matahari, Laya = Tempat terbit, jadi Suryalaya
secara harfiah mengandung arti tempat matahari terbit.
2. Saran
Dengan penulisan Hasil Laporan Akhir Observasi ini diharapkan bisa membawa
manfaat dan wawasan bagi penulis dan juga bagi pembacanya terutama para akhwat dan
Ikhwan pesantren Suryalaya dan yang berhubungan dengan terapi zikir sebagai proses
rehabilitasi pemakai narkoba dan; Bagi penulis ini diharapkan bisa membantu dalam referensi
mengembangkan pengetahuan tentang penulisan hasil laporan akhir yang berhubungan
dengan Pesantren Suryalaya dan terapi zikir sebagai proses rehabilitasi pemakai narkoba agar
hasil laporan akhir ini bisa dikembangkan dikemudian hari. Penulis sangat menyadari bahwa
tulisan ini masih sangat kurang dan jauh dari sempurna. Karena itu, kristik, masukan dan
saran sangat penulis harapkan untuk memeprbaiki hasil laporan akhir observasi ini dimasa
yang akan datang agar lebih sempurna lagi. Semoga hasil laporan akhir observasi ini di
Pesantyren Suryalaya ini dapat bermanfaat buat semua orang.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN OBSERVASI
(Yayasan yang ada di Suryalaya) (Masjid Jami Nurul Asror)
(Tempat Istirahat Para Anak Bimbingan) (Saat Menjelaskan Mengenai Hal Bimbingan)
(Saat Sharing Pengalaman Kisah dari Anak Bimbingan Mengenai Hidupnya)
Nida Ghaida
Annisa Hana Nurhasanah
11170000007
111500000 11170150000073
Pengalaman yang didapat
dalam semalaman
TRANSKRIP WAWANCARA
Wawancara
Identitas Narasumber
Umur : 45 Tahun
Hasil Wawancara
Saya sebagai penerima tamu kunjungan yang baru saja tadi magrib hadir alhamdulilah di
jalan lancar ya? “Alhamdulilahh”
Saya ucapkan Terimakasih kepada Dosen sudah sampai di pesantren Suryalaya, dan beliau
pak Hj. Baban dan Umi selaku ketua pimpinan pondok beliau bersedianya hadir bersama
dengan kita namun tadi beliau ada acara, dan beliau menyampaikan Assalamualaikum
Warahmatullah Wabarakatuu untuk semuanya.. “Wa’alailkumsalam Warahmatullahi
Wabarakatu”
Tapi Insyaallah nanti besok pagi sebelum sarapan mungkin setelah habis ziarah kita bisa
Soan dulu kepada beliau di Madrasahnya kalau berkenan untuk mahasiswa Soan kepada umi
dan Pak Hj besok pagi sebelum sarapan.
Dan untuk rangkain acara pada kesempatan malam hari ini yang pertama mungkin
pembukaan, yang kedua penyampaian maksud dan tujuan Insyallah disampaikan pak Dosen
Pembimbing Bapak Syarif, selanjutnya penjelasan sekitar Pesantren Suryalaya dan diakhir
ada tanya jawab silahkan yang ingin bertanya setelah itu. Itulah sebagian rangkaian acara
yang bisa kita jalankan pada malam hari ini, dan untuk meng-efektifkan waktu kita buka
acara ini dengan Bissmillahirahmanirahim..... “Bissmillahirahmanirahim”
Selamat datang di Pesantren Suryalaya, ini lah pondok pesantren Suryalaya yang jauh dari
keramaian kota ini berada di kaki gunung Cakra Buana, oleh karenan itu kedatangan adik-
adik mahasiswa dari Jakarta Kota datang ke kaki Gunung Cakra Buana ini, maka dari itu
merupakan suatu kebanggaan bagi kami orang kota menengok orang desa, Terimakasih.
Mudah-mudahan ini yang telah disampaikan bisa menjadi silahturahmi kita untuk
menyambungkan, yang menyambung ini bukan hanya tangan tetapi harus nanti mudah-
mudahan silahturahmi kita tidak hanya disini saja tetapi akan sampai di akhirat Yaumul
Akhir.. “Amiiin”. Itulah yang diharapkan kita yaitu silahturahmi harus begitu nantinya.
Kemudian yang kedua, kami ucapkan mohon maaf inilah pondok pesantren Suryalaya yang
tadi di bawah kaki gunung Cakra Buana, mohon maaf kalau penerimaan ini kurang berkenan
dihati bapak dan adik-adik. Oleh karena itu nanti kalau seandainya pulang dari sini
dibelakang itu didapan sana itu ada gerbang, nah itu jangan dibawa kesana itu, ditinggal aja
yang baik-baiknya ditinggal aja disana, ngapain dibawa ke Jakarta kalau yang jelek disimpan
di gerbang itu, jangan dibawa ke Jakarta.
Kemudian, ini masalah pondok pesantren Suryalaya ini memang pondok pesantren kita ini di
dirikan oleh Pangresa Abah Sepuh panggilannya, namanya Kyai Hj Syekh Abdullah Mubarak
bin Nur Muhammad itu pada tanggal 5 September 1905 artinya tiga tahun sebelum
kebangkitan nasional pondok pesantren ini sudah berdiri, atas restu guru-guru beliau yaitu
Syekh Talhah Alisapu Cirebon, karena ini merupakan pusat amaliah Thariqat Qadariyah
Naqadamdiyah, itu dari Syehk Thalhah, maka dari itu bisa mendirikan masjid disini setelah
beberapa kali percobaan berpindah-pindah pada zaman itu kolonial belanda, pada saat itu
orang-orang datang ke Suryalaya tidak boleh berombongan seperti ini karena selalu diawasi
oleh kaum kolonial Belanda bahaya kalau berombongan kaya gini kan dia merasa teancam
kaum kolonial, makanya sangat hati-hati beliau. Jika ingin masuk ada buku tamunya dicatat
namanya siapa dari mana alamatnya dan tujuannya apa simpan ktp, sampai sekarang bukunya
ada. Dan karena adik-adik mahasiswa tidak masuk ke kantib, karena memang pernah ada
kontak dengan saya, paling hanya bilang saya sudah punya janji paling gitu, karena emang
warisan dari dulu begitu, agar ketahuan apa tujuannya.
Nah, pondok pesantren Suryalaya, sama dengan pondok pesantren lainnya, ciri-ciri pondok
itu yang pertama ada masjid, ada tempat tinggal Kyai, kemudian ada santri dan ada tempat
tinggal santri yang pondoknya itu. Sama itu ciri-ciri umumnya, nah di kita masjidnya ialah
masjid Nurul Asral pondok pesantren Suryalaya tadi mungkin ada yang sudah masuk sana.
Kemudian tempat tinggal kyainya ada macam-macam panggilannya ada “Eyang, Abah”
macam-macam gitu ya, nah kalau di kita panggilannya Abah Anom, bukan Embah tapi Abah.
Kemudian Abah itu ada Abah Anom dan Abah Sepuh (nanti di akhir saya akan jelaskan).
Kemudian ada tempat tinggal Kyai, tempat tinggal kan ada rumah dan segala macam, nah
dikita itu namanya Madrasah, makanya di dalam lengkungan sana ada yang kita masuk di
Madrasah itu yang tadi ada tamu wajib lapor itu Madrasah tempat tinggal Kyai. Kenapa
Madrasah? Karena tempat orang belajar, orang yang datang, datnag ke Abah itu biasanya
mau belajar Dzikir, karena disini tempat orang belajar Thariqat pada saat dulu masih ada
Abah anom.
Nah pada saat itu orang yang datangn ke Suryalaya itu, ketika Abah Sepuh menerima tamu
itu ada pendampingnya yang masih muda jadi pada saat itu masyarakat mengenal ada 2 Abah
yaitu satu Abah yang usianya sudah sepuh itu di panggil “Abah Sepuh” tetapi abah itu
didampingi oleh anaknya yang ke 5 masih muda itu namanya Kyai Hj Syekh Shoibulwafa
Tajularifin orang masyarakat memanggilnya itu Abah Anom karena usianya itu masih muda,
jadi Anom itu muda artinya. Jadi ada Abah Sepuh dan Abah Anom itu masyarakat yang
memanggilnya. Oleh karena itu Abah Anom sampai wafat pada tahun 2011 kemarin tetap
saja dipanggilnya Abah Anom yang meninggal pada usia 96 tahun itu wafatnya.
Nah ketika pada Abah Sepuh itu datang itu semua pada dataang sendiri-sendiri untuk belajar
meminta, karena pada syaratnya untuk beliau adalah meminta hidayah biasanya datang
setelah itu kalau misalkan tau disini ada Dzikir, karena kalau tidak mendapatkan hidayah itu
tidak akan mendapatkan itu dan ini bukan barang dagangan. Siapapun juga datang 10 kali 20
kali itu tidak akan mendapatkan apa-apa udah aja balik lagi. Makanya waktu itu ada yang
pernah datang waktu itu ada yang bilang apa sih keistimewaan Suryalaya, Saya bilang “Disini
gak ada istimewanya ini ada di kampung” itu orang Jakarta datang gedung-gedung pencakar
langit ada di Jakarta disini gaada apa-apa. Memang itu kalo yang mencari kemewahan disini
gaada yang seperti itu, yang istimewanya itu ketika mendapatkan Dzikir tadi Jahr dan Kohfi.
Karena disini adalah pusat Thariqat yang misi dari pengurus Abah ini menjadi pusat kajian
Tasawuf Asia bahkan Dunia dan itu memang sudah terbukti sekarang. Kalau adik-adik nanti
ada tugas belajar ke Singapura silahkan masuk ke Masjid Wadiliyah itu pusat amaliyah
Thariqat pondok pesantren Suryalaya yang ada di Singapura, kalau adik-adik masuk lagi ke
Malaysia itu di Malaysia ada, hampir di tiap-tiap negara ada bagian, dosen-dosen juga dia.
Kalau di Bandung seperti Prof. Ahmad Tasir dan kawan-kawannya beliau adalah wakil
Talkin, jadi orang-orang yang tidak bisa belajar Dzikir melalui beliaupun bisa, karena
beliaupun adalah wakil Talkin yang ditunjuk oleh pemeriksa Abah.
Kalau di Jakarta bapak Ustad Wafiudin, beliau adalah ustad Talkin kita, jadi kita punya link
di seluruh wilayah di 34 Provinsi ini dan satunya kita ada Yayasan, yayasan itu pusat kita
adalah Serba Bakti pondok pesantren Suryalaya itu pusat, di DKI Jakarta ada Yayasan Serba
Bakti pondok pesantren Suryalaya perwakilan Korwil Dki Jakarta, itu untuk di tingkat
Provinsi itu namanya Korwil, dibawahnya Yayasan Serba Bakti ondok esantren Suryalaya
Perwakilan Kabupaten Kota, dibawahnya lagi ada Yayasan Serba Bakti pondok pesantren
Suryalaya Pembantu Perwakilan Kecamatan, dibawahnya lagi ada tempat-tempat pengajian,
Mushola-mushola. (Misalkan Bapak ini pegang mushola ini...) jadi rame.
Maka tiap tanggal 11 Hijriyah itu kumpul dari mana-mana saja disini, ini penuh disini mobil
bahkan tidak bisa masuk, mungkin 2 kilo dari sini parkirnya. Untuk apa? Karena kan besok
paginya ada pengajian diManakiban di tanggal 11 Hijriyah, malam harinya itu ada Basa’il
Masa’il untuk kajian masalah-masalah itu dikampus.
Kita punya kampus juga, itu kampus untuk meneliti masalah-masalah keilmuannya kita bahas
karena Profesor kita dikampus kita banyak, nah amaliyahnya ini disini. Itu masalah kajian-
kajian lainnya disana kampus. Bahkan itu ada Doktor di UIN juga Dr. Sri Haryati dari
Amerika di Fakultas Usuludinitu mengambil Thariqahkan itu dia ikut di Taronto, nah ketika
di Taronto itu Profesorntya ngomong loh anda kan dari Indonesia kenapa datang kesini? Ke
Suryalaya aja, nah itukan Taronto sudah mengakui bahwa ini pusatnya kajian Amaliyah
Thariqat.Maka pemeriksa Abah bahwa ini pusat kajian Tasawuf Asia bahkan Dunia nantinya
di Canada sudah ada, di Amerika ada, Thailand.
Nah kenapa Saya berbicara tentang itu? Memang awalnya itu, dan berkembang lah orang-
orang awalnya belajar datang untuk mendapatkan Dzikirnya itu tadi, Dzikirnya itu ada 2,
Dzikir Jahr dan Dzikir Kohfi, Dzikir Jahr yang diucapkan tadi mendengar ya pada shalat
jama’ah dan itu bukan gerakan sembarangan itu ada di A-quran bahwa setan itu akan masuk
dari depan, belakang, samping kanan, dan samping kiri, tutuplah dengan Dzikir. Dengan
gerakan-gerakannya itu, itu semuanya ditunjukan itu Saya tidak bisa menunjukan karna Saya
bukan Murtid, kalau Abah Anom itu bisa karna dia Murtidnya jadi bisa, atau wakil Talkinnya
yang ditunjuk untuk bisa memberikan penjelasan tentang itu tentang Dzikir, paling yang Saya
bisa sampaikan adalah ilmu, tetapi kalau sudah masuk sana itu sudah amaliyah ya wudhu dan
segala macam, dan syaratnya adalah pintar.
Orang pasti butuh siapapun, jabatan, harta, kekayaan bukan jaminan untuk tenangnya hati.
Tetapi kalau kita senantiasa bersama, dimanapun, kapanpun. Itu adalah Dzikir Jahr, kenapa
pengucapannya keras, padahal Allah gak tuli, bukan Allah yang tuli, hati kita yang tuli keras
lebih dari pada batu, hantamlah itu dengan Dzikir “Lailahailahllah” itulah maksudnya.
Kemudian ada Dzikir Kohfi, karena di dalamnya itu pasti ada napsu, napsu itu tidak baik
semua, maka dari itu kita luluhkan dengan Dzikir Kohfi, jalankan terus menjeritnya bukan
menjerit bukan pekerjaan mulut tapi dengan hati. Maka Dzikir ada 2 Dzikir Jahr dan Dzikir
Kohfi. Karena kalau setan gamau masuk, jika terjadi kerja sama dengan setan dengan napsu
Waahh... Bahaya itu, kalau sudah terjadi wah ini setan sudah membisik terus kesini dan napsu
sudah ada udah celakalah manusia semacam itu kejahatan korupsi dan segala macam kan itu
dari sana semua bisikan dari sini dan napsu sudah nyambung, setan dengan napsu.
Nah oleh karena itu kita belajar untuk itu, jangankan kita pemeriksa Abah saja kan bilang
kalau misalkan diantara ini ada, “Bahh saya mau Dzikir” bagaimana jawaban Abah? “Yuk
sama-sama dengan Abah, Abah juga sama dengan belajar” padahal menurut saya beliau
adalah gurunya. “Bah saya gak bisa solat bah, saya wudhu juga gak bisa” “Bagusss” baikloh
Abah kan orang awam yang mendengar kaget “Kenapa ya Abah orangnya yang tidak bisa
sholat bagus?” sepintas seperti itu, tapi ada yang bertanya disamping itu karna dulu kata abah
“Dahulu dia itu tidak sholat tiadk mengakui, dan sekarang mah dia mengakui kalau dia tidak
pernah sholat berarti dia sudah sadar” Alhamdulillah.... kata Abah mah “Baik,Bagus” kan
begitu.. Nah dengan Dzikir tadi, intinya penangkalnya.
Karena orang pintar sudah pasti bijak, orang bijak belum tentu pintar
Tahun 1970an itu ada santri, beliau pada saat itu Jendral Yoga Subromo, beliau adalah ketua
BAKIN (Badan Intelegen Negara) pada masa Suharto yang sekarang dibilang dengan
sebutaan BIN. Nah disitu dari rumahnya itu Cuma 3 pagar dari masjid karena dulunya dia itu
juga santri kita pengikutnya Abah, disini tempat yang kita tempati sementara ini adalah
wisma Bogor dibelakang ada wisma Malaysia, Bangka dan sebagainya. Rumah-rumah ini
akan penuh pada tanggal 11 Hijriyah tadi. Nah pada saat itu beliau dari kantor BIN pulang ke
pesantren Suryalaya, melapor ke Abah “Bah, Jakarta sudah darurat narkoba, apa yang akan
diperbantukan oleh pondok pesantren untuk bangsa dan negara ini?” Abah bilang “Abah mah
gapunya apa-apa, paling punya Dzikir aja ini”
Ya akhirnya ada anak pejabat dari Jakarta kota, dibawalah kesini, itu ternyata menurut saya
itu pandangan waktu kecil kurang waras karna belum ngetren yang namanya narkoba,
sikapnya aneh pada saat dia jajan diwarung depan beli jajanan beli pisang 1 uangnya 50 ribu
tidak minta kembaliannya, kan artinya kurang waras.
Nah Abah itu membimbing, dengan apa? Dengan Amaliyah kita biasa dilaksanakan oleh
orang-orang Thariqah kita ikhwan dan akhwat, bagaimana yang dilakukannya?, jadi jam 2 itu
bangun kemudian itu mandi tobat mandi seluruh tubuh doanya yang ada di al-quran, setelah
itu shalat tobat karena kita banyak dosa hati kita sering lupa pada Allah, dosa itu..
Karna kalau kita sedang ber Dzikir dengan Allah berarti hatimu sedang bersyukur dengan
Allah, tetapi kalau hatimu sedang lupa kepada Allah maka kamu sedang Kufur. Maka
tobatlah shalat sunnah tobat lalu menjeritkan hati meminta diampuni dosa. Kemudian karena
kita banyak kebutuhan shalat lagi shalat Hajat 2 rakaat, kemudian shalat sunnat Tasbih, lalu
shalat Tahajud, tutuplah dengan Witir 11 rakaat, lalu Dzikir yang telah ditanamkan tadi.
Kadang ada yang mengartikan Talqin Dzikir itu diberikan kepada orang yang mau mati,
orang yang mau mati dan yang skarat, harusnya diartikan orang yang mau mati itu kita bukan
orang yang sedang sekarat.
Nah kita belajar orang hidup yang belajar mati. Gimana caranya orang yang pulang itu
hatinya sudah kembali benar-benar kembali bukan kemana-kemana. Lalu shalat Subuh,
Dzikir, dan nanti kira-kira setengah 6 itu terbit fajar dan shalat sunat Isra, kemudian jam 6
baru pulang dari masjid, kemudian nanti jam 9 Dhua, kemudian jam 8 atau jam 9 itu kita
shalat Dhua dan sekalian Dzuhur, lanjut Ashar, Maghrib dan pokonya sampai jam 9 baru
istirahat lagi jam 9. Jam 2 bangun mandi lagi, karna sudah dini hari setiap hari kita mandikan
di dini hari jadi shalat dzikir mandi shalat dzikir mandi dan sampai sembuh, lalu kembali lah
ke Jakarta.
Di Jakarta ada lagi yang seperti itu lalu dibawa lagi kesini akhirnya 1, 2, 3, 4, 5 wah
mengganggu santri santri yang ada disini, maka di lokalisasi tempat yanng ada disini
ditempat yang namanya “Inabah” kembali ke jalan Allah. Kalau dia khilaf diluruskan
kembali dia itu telah khilaf, jadi yang Inabah itu bukan mereka yang terkena obat-obatan tadi,
karna pengertian mabuk di Suryalaya itu apapun kita sudah lupa dengan Allah sama saja itu
kita sedang mabuk itu pengertiannya dari segalanya itu, bukan hanya obat-obatan saja. Yang
Inabah itu kita sebenernya yang sering lupa dengan Allah bukan tempatnya.
Bukan karna Kopiyahnya putih, Sorbannya putih atau hijau dan sebagainya, kemana-mana
diserbu, ya bukan itu jaminannya karna setan itu akan tetap menggoda manusia, nabi Adan
saja tergoda itu seorang nabi, sedangkan kita siapanya nabi? Tetapi kita tidak pernah
mendengar. Jadi kita harus Dzikir... Dzikir dan Dzikir...
Maka filosofi Inabah di Suryalaya ini persis seperti kita memiliki sepetak tanah sawah,
sepetak tanah sawah itu ditanami padi, sebelum ditanami padi tanah sawah itu dicangkul dulu
ketika mencangkul ada ikan belut, ikan belut yang ada jangan diambil, tetapi jangan terus
mencari ikan belut, lalu mau kapan menanam padi? Tugas kita adalah beribadah kepada
Allah, ketika beribadah sekarang harta jadi banyak, jabatan jadi tinggi, yang punya jabatan
Allah yang punya rezeki juga Allah, serahkan semuanya, yang punya penyakit dan yang
menyembuhkan penyakit ya Allah, serahkan. Apalagi? Kita penyerahan diri kepada Allah.
Inilah tadi yang Dzikir mungkin keliatan itu bukan hanya ikut-ikutan seperti itu, tetapi yang
ditanamkan sepertin Nabi mendapatkan wahyu yaitu “Iqra” dan sampai ke Syekh Thalhah itu
36 Abah Sepuh 37 Abah Anom dalam silsilah Thariqat itu karena harus berurutan Amaliyah
yang turunkan. Jadi siapa sekarang setelah wafat Abah Anom? Pimpinan pondok ada, tapi
untuk melanjutkannya itu “WallahuAlam”b kembali lagi ke Timur Tengah itu kita tidak tahu
bukan urusan kita itu dalam Thariqat kita seperti itu.
Yang ada sekarang wakil Talqin itu ada sekitar 50 orang berada di dalam dan luar negeri itu
aja, danmasalah Inabah itu ada kandidat Doktor itu dari Jombang itu datang “pak saya
memiliki Thariqah tapi berbrda saya Thariqah Jombang, apakag boleh?” “ohiyaa boleh
terbuka sekali Suryalaya silahkan” kalau ada penelitian dari manapun silahkan, dan dia
meneliti masalah Inabah, dan ternyata dia sendiri desertasinya hasil-hasilnya bahwa Inabah
itu hak paten penerusnya Abah Anom, hasilnya itu dijadikan buku dan dicetak menjadi laku
sekali bukunya untuk dibaca itu tentang Inabah itu, mungkin kalau di yang lainkan
mendirikan Panti Rehabiliti, lalu menyeruu “Hei disini bisa menyembuhkan” disini Suryalaya
itu engga tidak menyeru semacam itu, yang datang yaa karen aini kan mau diberi Amaliyah
mau di bimbing kan supaya taat beribadah luar dalamnya pake kerudung lluar pake kerudung
hatinya juga dikerudungi. Jadi buka pakaian yang bisa mencerminkan itu, pakaian biasa
gapapa disini pakaiannya gak fanatik yang penting sopan.
Nah orang-orang yang masuk ke Inabah itu bukan yang baru coba-coba itu narkobanya tetapi
Embahnya narkoba, kenapa saya bilang begitu, karena dia bisa beli obat duitnya banyak
dimana-mana mobilnya juga habis 7 wah dan macam-macam, dia sudah ke Singapur dibawa
kemana terus berobat di Singapur tapi tetap belum sembuh, dibawa balik kesini , matanya
melotot seperti ikan asin peda, tapi tidak melihat dan mengenal siapa ayah dan ibunya, nah
itu karena sarafnya itu sudah putus, berarti harus hati hati oleh obat-obatan terlarang, karena
itu yang dikatakan sembuh dari narkoba itu bukan berarti sembuh sedia kala, tetapi yang
dikatakan sembuh itu berhenti dari mengkonsumsi narkoba. Makanya kita harus punya itu
Dzikirnya tadi yang harus kuat.
Semoga saja besok bisa lah nanti ke Inabah, kalau pagi-pagi bisa lah dianter, saya
rekomendasikan ke Inabah 15 saya sudah telfon pembinanya nanti bisa datang kesana,
mudah-mudahan ada anak bina yang sudah bisa beraudiens dengan kita, kita langsung nanya,
semoga bisa dan kalau berkenan, mau kesana gak? “Mauuuuu”
Kira-kita perjalanannya tidak jauh lah hanya 5-10 menitan ke arah Bandung jadi nanti
langsung bisa pulang “Tapi kita nanti mau ke Kampung Naga” “oohhh berarti harus bisa
selesai dari sini dulu kalau bisa yahh” jadi di Suryalaya besok setelah makan pagi lalu soan
dulu kira-kira jam 7 sama Umi dan Abi setelah makan dan kita langsung berangkat ke Inabah
15 tapi arahnya ke Bandung.
Setelah itu mungkin diterimalah disana nanti ada penjelasan yang paling penting sih
diharapkan itu adalah ada anak bina yang bisa beraudiens langsung, tetapi bukan yang masih
baru wah itu masih sakaw itu gabisa di dekati, jangan kan kita orang tuanya aja gaboleh
ketemu macam itu kan. Dan orang tuanya pun selama anaknya masih sakaw itu gaboleh liat
selama 40 hari itu, kemudian setelah 40 hari berikutnya nah ada yang lama ada yang 1 bulan
ada yang 40 hari itu tergantung dari tingkat obat-obatannya.
Nah menurut BNN menyampaikan sebenarnya dana yang beredar untuk menarkobakan
Indonesia itu 25 Triliun, 25%nya katanya untuk di sertrika itu biar licin, kalau misalkan 25%
dari 25 Triliun itu di ke Uin kan mau bangun apa kira-kira? Untuk kegiatan mahasiswalah
yah 25% nya itu sedangkan kita kalau di SMA disekolah-sekolah melawannya hanya dengan
apa? Hanya dengan Pamflet “Katakan tidak pada Narkoba” dan sebaginya itu jadi
bahanyanya untuk kita. Oleh karena itu karna ini UIN semoga menjadi benteng untuk para
generasi muda kedepan
Iniah yang kita harapkan anda datang kesini Suryalaya karena kalau kita lepas dengan itu
bahayalah satu generasi hilang gimana dong “Sekalian ini mereka ini calon guru pak”
Alhamduliollah kalo gitu pak, ada guru kita yaitu orang Ciamis dia itu mengambil Thariqat,
pengamal Thariqat juga Dzikir, ketika itu mungkin anak-anak SMA masih masa-masa labil
gitu yahh, ada salah seorang anak yang biasa disekolahnya itu pingsan, nagh kemudian si
guru itu karena emang perwakilan kita dikasihlah air itu ternyata sembuh itu. Nah akgirnya ia
anak itu tadi. “Bapak dimana itu punya obat” “saya mah gapunya apa-apa” lalu dibawalah ke
Suryalaya 20 orang itu anaknya ada laki-laki perempuan, makanya kalo tiap jumat itu anak-
anak selalu ada ikut jumatan disini langsung ayok dekk makan gituu, karna kalo di Abah itu
selalu begitu kalau tamu, tamu Cuma 5-10 orang diajak makan bareng sama Abah misalkan
pak Doktor ini kesini bawa keluarga ya pasti ajak makan bersama gitu sudah disediain.
Abah bilang awas hati-hati sama tamu terimalah tamu, sama orang-orang dapur kaya gitu,
jadi tamu itu kalau jaman Abah beras 3 Kuintal itu sudah terbiasa. Antrian kalau hari raya
hari pertama itu dan hari kedua sampai tanggal 15 awal itu parkiran sampe ke jembatan, pagi
pagi gitu ya kalo baru di buka dia langsung ke arah sana dengan membawa air minta doa.
Nah pagi-pagi juga kalau berkenan kita ziarah ke makam Abah setelah itu langsung soan ke
madrasah ke Umi Abah setelah itu lalu makan, setelah itu lalu menuju ke Inabah, setelah itu
langsung pergi ke Panjalu, setelah ke Panjalu lalu langsung ke Kampung Naga.
Jadi nanti efektifkan waktu saja untuk besok supaya bisa tetap ke Inabah, jadi besok pukul 7
atau 7.30 atau pukul 8 lah jangan telalu siang paing lambat itu sudah terlalu siang untuk ke
Inabah, lalu sekalian kita cek out dari pondok. Saya menjelaskan study kasus aja tentang
Inabah.
Cuma ada tambahan lembaga pendidikan yang kita miliki pondok pesantren ini ini ada dua,
jadi ada dibawah KEMENDIKBUD dan ada yang di bawah KEMENAG yang dibawah
KEMENAG ini ada MTS, kemudian ada Madrasan Aliyah, kemudian ada Institut Agama
Islam itu dengan fakultas Tarbiyah, Syariah dan Usuludin. Kedian ada S2 nya Ahlak Tasauf.
Kemudian untuk yang dibawah KEMENDIKBUD mulai dari TK hingga Perguruan Tinggi,
dan yang paling melesat itu SMK 1 angkatan itu ada 17 kelas banyak masuk jurusan
Pariwisata, Otomotif, Komputer dan segala macam. Nah yang ada masalah itu di Perguruan
Tinggi hanya baru ada Fakultas Ekonomi dengan S2 nya Perbank-an, MM itu sudah ada.
Nah rencana pada tahun 2011 itu Mentrinya masih Muhammad Nuh rencana 2 perguruan
tinggi itu mau di jadi satu nanti akan menjadikan Universitas. Beliau menyambut sekali,
kebetulan saya juga di universitas menjadi pendiri Universitas dan waktu itu saya dengan pak
Rektor pergi ke DIKTI pada bulan November, ternyata pas sampainya di DIKTI saya teringat
waktu ada kandidat Doktor di Malaysia penellitian di Suryalaya ini saya yang mengantarnya
kemana-mana yang butuh ini saya oke siap antar, nah ketika itu diperjalanan Pak Hj Babat
mengingatkan saya “kan ada orang DIKTI yang waktu itu penelitian di Suryalaya penelitian
disini”, “nomornya hilang” saya bilang gituuu. Ketika di TOL itu saya coba sms
“Assalamualaikum dan sebagainya” langsung dia telfon katanya “Sekarang bapak dimana”
“Saya sedang di jalan untuk menuju dengan pak rektor 3 orang untuk bertemu Pak Dirgen”
nah ketika pas sampai disana dia bilang “telfon saya ya kalau sudah sampai Senayan” pas
masuk Senayan, baru aja masuk ada di lantai bawah langsung di telfon langsung ketemu
bilang nanti aja ketemunya shalat Dzuhur aja dulu makan, karna dia itu dulu sama-sama saya
membantu dia disini.
Nah selesai itu selesai makan bilang “Pak saya mohon maaf ini saya tidak dekat dengan
Dirgen, saya malah lebih dekat dengan Sekjen. Waahhh alhamdulilah kalo begitu...” lalu
langsung dibawalah ke Sekjen itu di karantina dulu beberapa menit nah baru itu masuk
kesana 30 menit lah karna itu foto-foto segala macam dan Alhamdulilah langsung diterima.
Nah waktu itu ada kenadala, kan dana untuk mebangun itu kan harus gede harusnya diajukan
menggunakan yayasan sedangkan dana pake pribadi Abah waah kan jadinya beda kan
padahal yayasan gapunya apa-apa yayasan gapunya uang sebanyak itu dan sampai
sekarangpun itu masih bermasalah belum selesai. Tetapi kita juga masih berupaya dengan
maksud supaya tadi anak-anak yang di SMK itu benar-benar terakomodir jurusan yang di
ingin kannya ada jurusan Bahasa dan Tekhnologi dan sebagainya. Kalau itu bisa masuk 50%
aja ini sudah bisa besar perguruan tingginya, Cuma masalahnya itu sekarang jurusannya
masih sedikit kadang ada ke UIN Jakarta juga dari sini asalnya.
Nah itu mungkin untuk lembaga-lembaga pendidikan dan yayasan sudah saya sampaikan,
tapi mungkin nanti yayasan akan di gemboss dengan lembaga Thariqat LDTKIN sekarang
akan dimunculkan itu nanti akan sampai ke Negeri Jiran, jadi belum ada lembaga dakwah
disini, nanti ada tempat pengajian yang menyebar pembinaan. Itu yah yang saya bisa
sampaikan untuk study kasusnya. Mungkin ada beberapa pertanyaan kiranya? Masalah
Inabah dan sebagainya.
Pertanyaan :
1. Afifah Amalia, “kan pada tanggal 11 itu banyak orang dari luar datang kemari ya pak,
kalo boleh tau itu acaranya kegiatannya apa aja?”
Jawab :“Pada tanggal 11 hijriyah itu sebenarnya ikwan akwat itu yang datang adalah
pengamal Thariqat, jadi untuk pengamal Thariqat yang perempuan itu namanya akhwat
kemudian yang laki-laki itu ikhwan, apa yang dinamakan pengamalannya? Yaitu ya Dzikir
itu tadi Dzikir Jhr dan Dzikir Kohfi, tapi Dzikirnya Dzikir yang ditanamkan melalui Talqin
Dzikir, Talqin itu belajar, Talqinnya begini begini, kemudia itu ditanya jelaskan qur’annya ini
hadistnya ini caranya ini kemudian nanti ditanya setelah dijelaskan quran, kita punya wudhu
syaratnya minta punya wudhu itu aja syaratnya selesai, setelah itu ditanya mau
mengamalkan? Biar ada kesepakatan komitmen macam itu baru sudah itu lepas, jadi itulah
Talqin dan Bai’at itu tadi, jadi punya Dzikir, nah mereka itu datang kesini bersama-sama
untuk melaksanakan Dzikir sama-sama, ada yang ditaman, ditempat parkir dan diman-mana
penuh dimasjid, persis seperti di Mekkah karna udh sempit, rumah penduduk juga banyak
yang dipakai dan dia ini adalah pengamal Thariqat, nanti dia pagi pulang masing-masing
pulang kerumahnya masing-masing mengamalkan, seperti Nabi Muhammad dapat dari Jibril.
Nah kemudian setelah mendapatkan Talqin Dzikir Jahr, Dzikir Kohfi, Ziarah, Hataman,
Manakibah. Setelah di Baiat kita mendapat Ijzah itu bukan orang lain tapi buat diri sendiri
kecuali di titipkan oleh Abah.
2. Nida Gaida, “Saya ingin bertanya dari visi dan Misi berdirinya Pondok Pesantren ini.
Jawab :“Kita hanya menyerahkan diri kepada Allah gak memikirkan ini itu seperti masalah
harta dan sebagi macam kita fokus ke Dzikir udah Dzikir aja yang paling benar supaya kita
sampai kesana, kita profesi kita sebagai doktor itu akan lebih meningkat yang penting kita
pengamalah kita itu pendekatan diri kepada Allah intinya dalah itu.”
Bapak Syarif, “Ustad, diantara kami ada yang mau di Talqin misalnya ketyika dia hanya
untuk sendiri untuk mrnyrbarkan, apakah ada Ijazah resmi dan sebaginya?”
“Ada, waktu itu saya pernah karna saya di kesekretariatan itu ada seorangnya kecil kalau
sepintas melihat dari pendek tapi pakai jas dan pakai kopiah, asantri orangnya, ketika Abah
masuk langsunng orang tersebut minta Talqin, lalu saya disuruh sama Abah bikinkan surat
Ijazah karna dia sudah diangkat sebagai itu orang Kalimantan, ternyata itu orang Pesantren,
padahal kalau dilihat dari penglihatan orang biasa, tapi Abah mah dillihat gak dari situ, pas
ternyata Biodatanya diambil Astagfirullahhh, langsung dikasih tugas sama Abah.”
Jawab :“Nah itu, yang saya katakanada Doktor Pribadi Kyai H Hasanudin, tiap subuh juga
ada disini, ya pokonya tiap datang begini banyak pak yang datang dari Mahasiswa UIN
Bandung, Jakarta dan sebagainya ada 12 orang Mahasiswanya datang kesini, saya berikan
materi itu. Sampai sekarang anak-anak punya komitmen itu dengan ber Dzikir itu makanya
masjid itu rame, haduh coba di UIN macam itu, siapa pembinanya? Ya siapa? Mungkin di
gabung disana itu, mungkin orang tua di jakarta yang perwakilan di Jakarta di gabung gitu.”
4. Anisa “Guru-guru yang ada disini itu di datangkan dari mana aja?, lalu Tokoh-tokoh
atau Ulama yang berpengaruh siapa?”
Jawab :“Yaa saya sampaikan kalao masalah guru itu tadi siapa yang akan mengejar,
dikampus gitu aja aya siapa dosen-dosen yang mengajar dikampus itu dosen UIN dari
Bandung, Uin Sunan Gunung Jati dia itu Prof. Muhammad Tafsir datang mengajar disini,
kalau dia mengajar di Cipasung itu emmang tercantum nama beliau, lalu pas bimbingan ohhh
pak Tafsir disini ngajar yahh disana kan yang ngajar bukan beliau, tapi disini ngajar dia
memang, katanya saya ke Suryalaya bukan mencari duit katanya saya mengambil baroqah aja
dari penerus Abah itu aja paling sabtu dengan kita ketika Abah masih ada pas Abah masih
ada dia datang palilng bawa air minum, katanya buat apa saya mencari duit, kalo cari duit ya
di Bandung aja gitu. Kita pulang kemana dan akan membawa apa gitu ya, contoh waktu itu
ada mungkin pernah mendengan Doktor Prof Harun Nasution nah beliau kan pernah
mengarang buku tentang Tasawuf kan beliau waktu datang ke Abah sama-sama dengan Abah
dia duduk satu bangku, setelah itu beliau meminta Talqin Thariqat ini, nah ketika itu setelah
dia belajar Dzikir dia gak berani duduk bersama-sama dengan Abah, karena dia tau dia orang
Tasawuf ohh di itu adalah guru, langsung dia duduknya dibawah gak berani gitu ketika
datang. Langsung buku-buku yang dikarang dia itu banyak bagus, karena Abah bijaksana tadi
Ceppp itu itu penting menurut Abah itu, nah yang harus saya baw aitu ajaran dari Abah
bukan ini yang saya tulis hany ilmu saja, nah ketika di lemparkan buku Abah bilang Cep ilmu
itu penting, tetapi ilmu lebih penting kalo dengan Amalnya.” Dia kalo omong Tasawuf itu
jago tapi amalnya mana? Nah makanya dia langsung menangis, dia langsung ambil lagi
bukunya, bagaimana carenya Abah membrikan motivasi bahwa supaya percaya bahwa ilmu
penting. Kalau dia masih hidup dia pasti banyak menulis tentang Suryalaya. Dia pernah
mengedit 1 buku dengan 40 orang sarjana itu bukunya Thariqat yang dibuat oleh anak-anak
kampus Suryalaya itu yang di edit oleh Dr. Harun Nasution kemudian Buyahamka itu dia
datang kesini.”
Kita jufga punya Thariqat ciri khas kita ini adalah Tanbih itu adalah wasiat dari Abah Sepuh
kepada murid-muridnya itu smeua, inti adri wasiat itu ada 4 yang pertama itu adalah sesama
itu semua kita harus hormat, yang kedua kepada sesama gaboleh bertengkar kemudian yang
lebih rendah dari kita itu jangan menghina, dan yang ke empat itu kepada Fakir miskin itu
tidak boleh menghina, karna fakir miskin itu bukan keinginannya sendiri tapi takdir itu lah 4
poin itu dibawahnya itu ada kalimat mutiara “Jangan meyalahkan kepada ajaran orang lain,
jangan emmeriksa murid orang lain, jangan berpindah tempat kalau tersinggung, mengasihi
kepada orang yang membenci kepada kita” itu yang paling sulit beliau sudah mengamalkan,
beliau di panggil dia diunndang bersama Ulama besar, pas sampai dia bukan di hormat tetapi
malah dicaci maki, karna itu pengaruh dari kaum kolonial itu dulu ingin memecah belah
Suryalaya binal itu adalah sampai sekarang ada, kalau mendengar Thariqah itu kupinnya
gatal, nah pas waktu itu Abah Cuma Tawajuk itu ber Dzikir kata orang dia bertidur,
setelahnya dia Assalamualaikum Warahmatyllahi Wabarakatu setelah dia habis-habisan di
cerca di depan orang banyak itu nah akhirnya dia pulang, dia kedapur bilang siapkan domba
dan beras kasihkan kepada Ajingan dia udah ngomong capek, malah dia bangga, Abah tidak
merasa benci malah dikasih hadiah, nah itu saya sudah buktikan kepada orang 1 Prof dan 3
orang Doktor dari Unpad itu ada penelitian pas Dzuhur datangnya, lalu saya dipanggil, lalu
saya sampaikan ke Pak Haji lalu dia makanlah sama-sama, setelah selesai langsung bersama
saya saja, saya menghadapi beliau, jadi dia mau penelitian apa yang saya bisa bantu?
Silahkan mau dari mana dulu, ya itu doktor saling tunjuk. Pertanyaan pertama “ ini saya mau
tanya bagaimana pandangan pesantren Suryalaya terhadap hizbutahir HTI itu maksudnya”
saya juga gimana menjawabnya, saya teringan untaian itu tadi yang pertama itu jangan
menyalahkan kepada orang lain, kita juga belum tentu benar, jangan memeriksa murid orang
lain, itu banyak perbedaan nanti langsung bertentangan dengan tanbih juga it7u juga akhirnya
begitu, akhirnya itu merangkul yang lain kita punya tanbih, yang 3 doktor tertuju dengan
jawaban itu aja gitu.
“Untuk guru yang tadi yang datang ke kita itu dosen yang dari Bandung dari mana, itu dia
datang, termasuk itu guru-guru juga, temasuk dosen dari UPI dia dosen dari Prancis dia
ngajar juga disini gitu. Semuanya ngajar ada yang di SMK Aliyah, makanya dia itu datang
kesini karna dia santri Suryalaya inimaka membaktikan mengabdikan diri bukan cari uang
gitu, kalau ada pasti kecil gitu, sekarangkan ada sertifikasi jadi tertolong, kalo dari
pesantrennya kecil tapi ada sertifikasi jadi guru-guru bisa mengabdi di yayasaan. Padahal
awalnya itu gajinya kecil gapernah berontak, dia niatnya lilahh. Kemaarin dia ada tuh yang
mau ngajak kerjasama ini saya dari medis, mungkin itu dia mau menjual, lalu yayasan
Suryalaya punya dari mana duitnya dari mana, kalau di Suryalaya ini, jika ada operasi bibir
sumbung kita akan sampaikan bukan membeli uang dari mana, tapi kita menyediakan orang
dan tempat. Seperti dosen-dosen dia ingin megajar membaktikan diri mengajar disini, jadi
saling membantu. Jadi ada dosen dari UPI, UIN, ITB datang setiap minggu.
5. Rina Erwina, “Itukan kalau yang narkoba itu diobati dengan Dzikir, mandi, sholat.
Nah yang saya tanyakan adalah kalau misalkan orang-orangnya itu beagama Kristen
itu gimana?”
Jawab :“Kalau yang Kristen itu harus menjadi Muslim dulu harus Syahadat dulu, tapi bukan
disini, nanti kalo syahadatnya disini berartikan Suryalaya nanti mengislamkan gitu ya salah
lagi. Silahkan aja dibawa pas datang sudah beres bawa surat-suratnya jadi nanti udah muslim,
jadi soalnya yang dignakan itu terapi-terapi Islami gitu, mandi solat dan Dzikir, jadi itu yang
dilakukannya, banyak gitu ya yang tadinya non-muslim kemudian masuk Islam taat dan
melaksanakannya setelah Syahadat.
6. Rifki Ahlan Ramadhan “Jadi ustad, apakah pesantren Inabah ini membuka cabang
diluar kota gitu, apakah hanya dilingkup tasik aja gitu, terus bisa sebutkan silsilah dari
Abah Anom gitu pak sampai sekarang?”
Jawab : “Untuk Silsilah Amaliyah di dalam buku namanya ukudul jumah, misalkan ini yang
ingn sukur-sukur belajar dzikir nanti ada buku Abah punya buku yang dikarang itu ada 5,
pertama itu adalah buku Ibadah, buku ibadah itu rangkaian yang dari jam 2 itu sampai malam
itu, dan itu menjadi kurikulum Inabah, itu dijual biasanya itu buat Ikhwan-Akhwat para
pengamal yanng baru beli bukunya itu bukunya murah itu, yaitu ada kunci pembuka dada.
Yaitu ada Ahlakul Karimah jadi nanti ahlak semacam ini akan dicapainya dengan ibadah tadi
ibadah yang rangkaian seperti itu, lalu munculah buku ini. Lalu ada buku Amaliyahnya kita
disini seperti apa yang dilakukan setiap harinya disini. Lalu ada kkunci pembuka jadi semua
keilmuannya segala macam itu di dalam kitab itu, jadi ada 5 kitab yang dikarang dalam buku
itu oleh pemeriksa abah, jadi itu akan jadi semuanya saling berkaitan itu. Biasanya itu yang
ukudu jumannya itu yang telah mengikuti Talqin Dzikir di Suryalaya ini karna tidak mungkin
kalau pun mengamalkan itu nanti tidak berdampak apa-apa gitu jadi harus di Inabah dulu
karna disitu ada amalan dzikir dan hataman dan sebagainya yang dilaksanakan.”
“lalu Inabah dikita ini pernah ada di Singapur juga ada, di Malaysia itu ada banyak sampai
ada disetiap negara bagian di Malaysia ada beberapa Inabah gitu yahh. Kalau disini ada
sekitar 70 Inabah ya di dalam negeri itu, nah kalau di Singpur kurang laku karna Islamnya itu
Minoritas, taat semua. Pernah ada tapi. Ibu Haryati aja itu orang Toronto itu kesana.”
7. Bapak Syarif “Ingin mengaitkan dengan pertanyaan Rifky, ada seorang Romo dari
Kalibawang ya dia punya pesantren Al-Islami apa beliau juga beradopsi dari sini
untuk mengobati orang yang kena Narkoba?”
Jawab :“Saya kurang tahu juga ya, karna di Jakarta juga ada Inabah juga itu bukan dari kita
itu, Al-Inabah juga itu bukan kita. Bahkan tahun 70-an Inabah itu hampir mengalahkan
Suryalaya, bahkan sampai surat masuk ke kami itu namanya ditunjukan kepada kepala
pesantren Al-Inabah, loh pesantren kita ini Suryalaya Inabah ini alahh hanya dampak kecil,
misalkan anda mengamalkan ini dan memiliki dampak ini. Kan tadi di tanyakan yang
mempunyai penyakit Allah yangb menyembuhkan Allah serahkan semuanya seperti itu yaa.”
8. Bapak Syarif “Ustad ini mungkin kontradiktif kayaknya mengenai keinginan saya dan
teman-teman yang lain, ada gak yah yang pernah Talqin disini dan kemudian itu dia
tetapi dia tidak mengamalkan yang 4 tadi itu ustad, dia malah tambah sombong,
menghina orang lain dan sebaginya”
Jawab :“Berarti tidak sesuai kan dengan Amaliyah disitu ya kan, berarti Dzikirnya kurang,
kalo diamalkan pasti tidak mungkin begitu, tidak mungkin lah, makanya Abah selalu bilang
Dzikir..Dzikir...Dzikir... karena dengan Dzikir itu semuan ya akan tercapai ukurannya nanti
tanbih udah begitu. Berarti melanggar berarti belum tercapai. Kalo dia biolang wah Dzikir
saya sudah 100ribu, kata Allah Dzikir lah yang banyak, kalau masih bisa dihitung sedikit,
makanya kalau yang disni kan terus-terusan kalau di yang lain bisa di hitung ya masih sedikit,
kalau Dzikir disni sedang dimana pun Dzikir. Misalkan kalau kita meninggal dalam keaadan
itu. Itulah yang pentingnya datang ke Suryalaya tidak ada yang di undang ke Suryalaya,
mereka datang untuk mrndapatkan itu semua. Karna buah dari Dzikir itu ya Ahlaknya itu.
Kalau bapak yang bilang tadi banyak orang seperti itu. Nah yang bahayanya itu perasaan saya
sudah begini begini perasaan, belum apa apa makanya dzikir.. dzikir.. dzikir.. amakanya
dalam Thariqah gaboleh nanya-nanya. Dalam Nabi aja katanya kalau mau ikut saya jangan
banyak bertanya terus aja ikuti terus, baru naik udah ditanya kan dibilang jangan banyak
tanya. Itu jadi bahaya, misalkan apa lagi kalau mimpi, saya pernah bertemu ini ini jangan
diceritakan kalau bukan dengan guru. Nanti semuannya akan terlihat dari ucapak dari sikap
ini ini dan sebagainya.
9. Khofifah “Pak ada gak sih kitab-kitab khusus yang ada di pesantren ini, terus kiranya
bapak ada gak hubunganya pesantren sama Thariqah yang saya sebutin”
Jawab :“Ya pondok pesantren Suryalaya ini sebagai pusat Amaliyah Thariqat Qadariyah
Nasabaniyah, setelah abah wafat ada yang ngaku-ngaku ke 38 silahkan saja mau ngaku ya
ngaku aja, itu yang wakil Talqin 50a orang itu dia yang ke 38, di Jakarta banyak yang kena,
tapi akhirnya kembali lagi kesini, karna terasa guru-guru yang ORI dengan yang KW itu
nanti akan terasa, banyak kan prof juga yang wakil Talqinnya lebih tapi gak aneh untun
Suryalaya karna emang sejak jaman Rasulullah aja setelah wafat ada yang ngaku-ngaku Nabi,
Gulam Ahmad dan sebagainya, permainan itu sudah tumbuh sejak dulu udah ada jadi gak
aneh biasa saja. Cuma jangan bawa-bawa nama Suryalaya, Cuma yang anehnya dia
sangkutkan pesantren dia dengan Suryalaya gitu. Karna kan Suryalaya itu lambangkunya
Kupu-kupu, jangan ditiru sebagai itu. Ini mah nama pesantren dia disambungkan dengan
Suryalaya kenapa, hilangkan sajan kalau berani lakukan gitu, kemarin aja ketika pas
pemilihan Presiden pondok pesantren Suryalaya salah seorang calon wakil Presiden bersama-
sama dengan dia. Loh gimana itu, orang-orang bertanya, masjidnya itu betul tapi orangnya itu
bukan... ini dimana ada masjidnya yang di Bandung Raya bukan disini itu yaa. Suryalaua
dijual kaya gitu, kalau misalkan itu di adukan kita kan sudah masuk di Departemen Hukum
Dana, logo itu sudah masuk kemudian Suryalaya sudah dibentuk. Tapi kita ada urusan
macam itu, semoga saja dia sadar aja kaya gitu. Kalau yang kitab itu sama seperti yang
dijelaskan kitab 5 itu kitab kuning dll sama aja kegiatannya seperti itu, tapi kita juga ada
pengajian tradisional dikita, disamping pendidikan formal ada pendidikan tradisional disitu
ada pengajian kitab kuning yang dilaksanakan seperti umumnya di pesantren itu.