Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KELOMPOK:

EVALUASI
PEMBELAJARAN
DI SD
MODUL 3

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :

1. SHALIHAH ( 837284098 )
2. MASITAH ( 826110945 )
3. YAKOB PARERUNGAN ( 826111607 )
4. RUSLAN ( 826125114 )

UNIVERSITAS TERBUKA
KOTA SAMARINDA
2016
MODUL 3
PENGEMBANGAN ASESMEN ALTERNATIF

Kegiatan Belajar 1
Konsep Dasar Asesmen Alternatif

A. Latar Belakang

Penggunaan asesmen alternative dalam penilaian hasil belajar siswa


muncul pada tahun 1980-an, sebagai akibat banyaknya kritik terhadap asesmen
tradisional yang hanya menggunakan tes tertulis. Tes tertulis hanya dapat
digunakan untuk mengukur hasil belajar dalam ranah kognitif dan keterampilan
sederhana.
Masih sering kita temukan banyaknya kasus tes tengah semester atau tes
akhir semester yang perangkat tesnya sudah disediakan oleh pihak Dinas
Pendidikan bukan disiapkan oleh guru yang bersangkutan. Kondisi seperti itu
menunjukkan bahwa tes hasil belajar merupakan bagian yang terpisah dari proses
pembelajaran.
Menyadari kelemahan yang ada pada tes, beberapa ahli pendidikan
berupaya untuk mengintegrasikan penilaian dalam keseluruhan proses
pembelajaran melalui proses penilaian yang dikenal dengan asesmen alternatif.
Grant P. Wiggins (1998) membedakan antara antara asesmen tradisional dan
asesmen alternatif, yaitu :
a. Asesmen tradisional (tes)
1. Penilaian dilakukan untukmenilai kemampuan siswa dalam memberikan jawaban
yang benar.
2. Tes yang diberikan tidak berhubungan dengan realitas kehidupan siswa
3. Tes terpisah dari pembelajaran yang dilakukan siswa
4. Dapat diskor dengan realibilitas tinggi
5. Hasil tes diberikan dalam bentuk skor
b. Asesmen Alternatif
1. Penilaian dilakukan untuk menilai kualitas produk dan unjuk kerja siswa.
2. Tugas yang diberikan berhubungan dengan relitas kehidupan siswa
3. Ada integrasi antara pengetahuan dengan kinerja atau produk yang dihasilkan
4. Sulit diskor dengan reabilitas tinggi
5. Hasil asesmen alternatif diberikan dengan bukti kinerja

B. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Portofolio

Penilaian dalam arti asesmen merupakan kegiatan untuk memperoleh


informasi untuk pencapaian dan kemajuan belajar siswa, sedangkan penilaian
dalam arti evaluasi merupakan kegiatan yang dirancang untuk mengukur
keefektifan sistem pendidikan secara keseluruhan.
Jadi asesmen merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi hasil
belajar siswa yang diperoleh dari berbagai jenis tagihan dan mengolah informasi
tersebut untuk menilai hasil belajar dan perkembangan belajar siswa.
Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan asesmen yaitu :
1. Traditional Assessment (Asesmen Tradisional), mengacu pada tes tertulis.
Asesmen tradisional hanya mengukur hasil belajar siswa dengan
menggunakan satu jenis alat ukur yaitu tes tertulis.
2. Performance Assessment (Asesmen kinerja), merupakan asesmen yang
menghendaki siswa untuk mendemonstrasikan kemampuannya baik
keterampilan atau pengetahuan dalam bentuk kinerja nyata.
3. Autentic Assessment, merupakan asesmen yang menuntut siswa mampu
menerapkan pengetahuan dan keterampilannya dalam kehidupan nyata di luar
sekolah.
4. Portfolio Assessment (Asesmen portofolio), merupakan hasil karya siswa
yang dikumpulkan dan disusun secara sistematis yang menunjukkan upaya,
proses, hasil dan kemajuan belajar yang dilakukan siswa dari waktu ke waktu.
5. Achievement Assessment, merupakan pengertian umum terhadap semua usaha
untuk mengukur, mengetahui dan mendeskripsikan hasil kerja siswa untuk
memperoleh informasi hasil dan kemajuan belajar siswa.
6. Alternative Assessment, merupakan asesmen yang tidak hanya bergantung
pada tes tertulis yang meruppakan alternatif dari asesmen tradisional.
C. Landasan Psikologis

Asesmen alternatif dilaksanakan berdasarkan teori belajar khususnya dari


aliran psikologis kognitif. Beberapa teori belajar yang digunakan sebagai landasan
dalam pelaksanaan asesmen alternatif adalah :
1. Teori Fleksibilitas Kognitif dari R. Spiro (1990)
Teori ini beranggapan bahwa hakikat belajar adalah kompleks.
2. Teori Belajar Bruner (1966)
Menurut Bruner, belajar merupakan suatu proses aktif yang dilakukan siswa
dengan cara mengkontruksi sendiri gagasan baru atau konsep baru atas dasar
konsep, pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki.
3. Generative Learning Model dari Osborne dan Wittrock (1983)
Inti dari teori ini adalah bahwa otak tidak hanya pasif menerima informasi
tetapi aktif membentuk dan menginterpresentasikan informasi serta menarik
kesimpulan dari informasi-informasi tersebut.
4. Eksperiential Learning Theory dari C. Rogers (1969)
Teori ini membedakan dua jenis belajar yaitu cognitive learning yang
berhubungan dengan pengetahuan dan experiental learning yang berhubungan
dengan pengalaman.
5. Multiple Intelegent Theory dari Howard Gardner (1983)
Menurut Gardner, ada deapan kemampuan pada setiap individu, yaitu : (1)
Linguistic; (2) Logical-mathematic; (3) Visual-spattial; (4) Bodily-kinesthetic;
(5) Musical; (6) Intrapersonal; (7) Interpersonal; (8) Naturalist.

D. Keunggulan dan Kelemahan Asesmen Alternatif

1. Keunggulan asesmen alternatif yaitu :


a. Dapat menilai hasil belajar yang kompleks dan keterampilan-keterampilan
yang tidak dapat dinilai dengan asesmen tradisional
b. Menyajikan hasil penilaian yang lebuh hakiki, langsung dan lengkap
c. Meningkatkan motifasi siswa
d. Mendorong pelajaran dalam situasi yang nyata
e. Memberi kesempatan kepada siswa untuk selfevalution
f. Membantu guru untuk menilai efektifitas pembelajaran yang telah
dilakukan
g. Meningkatkan daya transferabilitas hasil belajar
2. Kelemahan asesmen alternatif yaitu :
a. Membutuhkan banyak wakttu
b. Adanya unsure subjektifitas dalam penskoran
c. Ketetapan penskoran rendah
d. Tidak tepat untuk kelas besar
Kegiatan Belajar 2
Bentuk Asesmen Kinerja

Bentuk utama dari asesmen kinerja terdiri dari dua yaitu tugas (Task) dan
criteria penskoran (rubric).

A. Tugas (Task)
Jenis-jenis tagihan tentang keberhasilan siswa dalam unjuk kerja yaitu :
1. Computer adaptive testing
Computer adaptive testing adalah tes berbatuan computer untuk menilai hasil
belajar siswa.
2. Tes pilhan ganda yang diperluas
Tes pilihan ganda yang diperluas adalah tes pilihan ganda dalam pengerjaan
siswa untuk memilih salah satu jawaban yang paling tepat dan memberikan
alasan.
3. Tes uraian terbuka (open ended question)
Tes uraian dugunakan untuk pemberian tugas dalam asesmen kinerja dengan
menilai kemampuan siswa dalam penalaran, logika, menuangkan ide dalam
bentuk tulisan.
4. Tugas individu
Tugas individu adalah tugas yang harus dikerjakan guru untuk menilai kinerja
anak selama mengerjakan tugas dan menilai produk.
5. Tugas kelompok
Tugas kelompok adalah tugas yang harus dikerjakan secara berkelompok,
tugas guru adalah melakukan pengamatan terhadap kinerja kelompok.
6. Proyek
Tugas yang diberikan guru (secara individu atau kelompok) untuk
menyelesaikan tugas-tugas yang kompleks dalam waktu tertentu.
7. Interview
Tugas yang diberikan guru kepada siswa baik secara individu atau kelompok
dengan membuat laporan hasil wawancara.
8. Pengamatan
Pengamatan adalah tugas yang diberikan kepada siswa baik secara individu
atau kelompom untuk melakukan pengamatan terhadap sesuatu yang
ditugaskan. Langkah langkah yang harus diperhatikan guru dalam menyusun
tugas adalah :
a. Mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan yang akan dimiliki siswa
setelah mengerjakan tugas.
b. Merancang tugas yang memungkinkan siswa menunjukan kempauan
berpikir dan keterampilan.
c. Menetapkan criteria keberhasilan.

B. Kriteria Penilaian (Rubric)


Kriteria penskoran pada tes adalah jawaban yang benar harus ada pada
jawaban siswa. Asesmen kinerja tidak menggunakan criteria penskoran yang
berisi konsep ata kata kunci yang merupakan jawaban benar atas pertanyaan.
Menurut Donna Szpyrka dan Eliyn B Smith yang dikutip oleh Zainul. A
(2001) terdapat beberapa langkah-langkah yang perlu diperhatikan :
1. Menentukan konsep
2. Merumuskan atau mengidentifikasikan dan menentukan urutan konsep yang
akan dinilai.
3. Menentukan tugas yang akan dinilai
4. Menentukan skala yang akan digunakan
5. Mendeskripsikan kinerja yang diharapkan
6. Melakukan uji coba
7. Melakukan revisi berdasar hasil uji coba.
Menurut Chicago Public School (CPS) menjelaskan langkah-langkah
dalam pengembangan rubric yaitu :
1. Guru bersama teman sejawat menentukan dimensi kerja yang dinilai
2. Mengidentifikasi adanya dimensi kerja yang belum tercantum
3. Merevisi dimensi-dimensi kerja menjadi tepat
4. Membuat definisi setiap dimensi kerja
5. Menentukan skala dan dimensi yang dinilai
6. Melakukan penilaian terhadap rubric
7. Melakukan uji coba untuk mengetahui rubric
8. Melakukan sosialisasi dengan melibatkan pihak terkait.
Kegunaan rubric dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a) Holistic Rubric
Holistic rubric adalah rubric yang deskripsi dimensi kinerjanya dibuat secara
umum.
b) Analitic Rubric
Analytic Rubric adalah rubric yang dimensi atau aspek kinerjanya dibuat lebih
rinci setiap aspek kinerjanya.
Kegiatan Belajar 3
Asesmen Portofolio

A. Pengertian dan TUjuan Portofolio

Portofolio adalah kumpulan hasil karya siswa yang disusun secara


sistematis yang menunjukkan upaya, proses, hasil dan kemajuan belajar yang
dilakukan siswa dari waktu ke waktu.
Secara lebih rinci karakteristik portofolio adalah :
1. Asesmen portofolio adalah asesmen yang menuntut adanya kerja sama antara
murid dengan guru.
2. Asesmen portofolio tidak hanya sekedar kumpulan hasil karya siswa tetapi
yang terpenting adalah adanya proses seleksi yang dilakukan berdasar criteria
tertentu untuk dimasukkan ke dalam kumpulan hasil karya siswa.
3. Hasil karya siswa dikumpulkan dari waktu ke waktu.
4. Kritertia penilaian yang digunakan harus jelas baik bagi guru ataupun bagi
siswa dan ditetapkan secara konsisten.
Menurut Jon Mueller tujuan penggunaan portofolio adalah :
1. Portofolio yang bertujuan untuk menunjukkan perkembangan hasil belajar
siswa.
2. Menunjukkan kemampuan siswa secara langsung
3. Menilai secara keseluruhan pencapaian belajar siswa.
Portofolio tidak dimaksudkan untuk membandingkan hasil kerja siswa
tetapi portofolio dimaksudkan untuk member gambaran terhadap hasil kerja keras
yang telah dilakukan siswa untuk mencapai standar penilaian yang telah
disepakati bersama antara siswa dengan guru.
Ada beberapa komponen penting yang harus diperhatikan dalam
menggunakan portofolio sebagai asesmen :
1. Portofolio hendaknya memiliki criteria penilaian yna gjelas, spesifik dan
berorientasi pada research based criteria.
2. Untukmenilai kemampuan dan keterampilan siswa dapat digunakan berbagai
sumber informasi yang mengenal dengan baik kemampuan dan keterampilan
siswa.
3. Untuk mendesain portofolio perlu diperhatikan berbagai cara yang digunakan
untuk mengumpulkan bukti-bukti yang dikontribusi terhadap portofolio.
4. Portofolio dapat terdiri dari berbagai bentuk informasi.
5. Kualitas portofolio harus ditingkatkan dari waktu ke waktu.
6. Setiap mata pelajaran mungkin mempunyai bentuk portofolio yang berbeda.
7. Portofolio harus dapat diakses secara langsung.

B. Perencanaan Portofolio

Shakle et.al (1977) memberikan delapan pedoman yang harus


diperhatikan pada saat merencanakan portofolio :
1. Menentukan criteria dan atau standar yang akan digunakan sebagai dasar
asesmen portofolio.
2. Menerjemahkan standar atau kriteria tersebut ke dalam rumusan-rumusan
hasil belajar yang dapat diamati.
3. Menggunakan kriteria, memeriksa ruang lingkup dan urutan materi dalam
kurikulum untuk menentukan perkiraan waktu yang diperlukan.
4. Menentukan orang-orang yang berkepentingan secara langsung dengan
portofolio siswa.
5. Menentikan jenis-jenis bukti yang harus dikumpulkan.
6. Menentukan cara yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan berdasar
bukti yang dikumpulkan.
7. Menentukan system yang akan digunakan untuk membahas hasi portofolio.
8. Mengatur bukti-bukti portofolio berdasarkan umur, kelas atau isi agar kita
dapat membandingkan.
C. Pelaksanaan Portofolio

Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat dan disepakati dengan siswa


maka tugas guru adalah melaksanakan asesmen portofolio sesuai dengan apa yang
telah direncanakan. Tugas guru adalah :
1. Mendorong dan memotivasi siswa,
2. Memonitor pelaksanaan tugas,
3. Memberikan umpan balik,
4. Memamerkan hasil portofoio siswa.

D. Pengumpulan Bukti Portofolio

Kumulan karya siswa dapat dikatakan sebagai portofolio jika kumpuan


karya tersebut merupakan representasi dari kumpulan karya terpilih yang
menunjukkan pencapaian dan perkembangan belajar siswa dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran.

E. Tahap Penilaian

1. Penilaian dimulai dengan menetapkan kriteria penilaian,


2. Kriteria penilaian yang telah disepakati diterapkan secara konsisten,
3. Hasil penilaian selanjutnya digunakan sebagai penentuan tujuan pembelajaran
berikutnya
4. Penilaian dalam asesmen portofolio pada dasarnya dilakukan secara terus
menerus atau berkesinambungan
Kegiatan Belajar 4
Penilaian Ranah Afektif

A. Konsep Dasar

Kemampuan afektif merupakan bagian dari hasil belajar siswa yang sangat
penting. Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotorik sangat
ditentukan oleh kondisi afektif siswa. Sisiwa yang memiliki minat belajar dan sikap
positif terhadap pelajaran akan merasa senang mempelajari mata pelajaran tersebut.
Sehingga mereka akan dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Fakta yang ada
sampai saat ini pembelajaran masih didominasi pada pengembangan ranah kognitif.
Menurut Krathwohl (dalam Bronlund and Linn, 1990), ranah afektif terdiri atas
lima level yaitu : (1) receiving; (2) responding; (3) valuing; (4) organization; (5)
characterization. Level yang paling rendah adalah receiving dan paling tinggi adalah
characterization.
1. Receiving meruakan keinginan siswa untukmemperhatikan suatu gejala atau stimulus
misalnya aktifitas dalam kelas, buku atau musik,
2. Responding merupakan pertisipasi aktif siswa untuk merespon gejala yang dipelajari,
3. Valuing merupakan kemampuan siswa untuk memberikan nilai keyakinan, atau sikap
dan menunjukkan suatu derajat internalisasi dan komitmen,
4. Organization merupakan kemampuan siswa untuk mengorganisasi nilai yang satu
dengan nilai yang lain,
5. Characterization merupakan level tertinggi dalam ranah afektif. Pada level ini siswa
sudah memiliki system nilai yang mampu mengendalikan perilaku sampai waktu
tertentu hingga menjadi poa hidupnya.
Karakteristik yang penting dalam ranah afektif adalah sikap, minat, konsep diri,
dan nilai.
1. Sikap
Menurut Fishbein dan Ajzen seerti dikutip oleh Mardapi (2004), sikap didefinisikan
sebagai predisposisi yang dipelajari untuk merespon secara postif atau negatif
terhadap suatu objek, situasi, konsep atau orang.
2. Minat
Menurut Getzel (dalam Mardapi, 2004) minat adalah suatu disposisi yang terorganisir
melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus,
aktifitas, pemahaman dan keterapilan untuk tujuan perhatian dan pencapaian.
3. Konsep Diri
Konsep diri adalah penilaian yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan
kelemahan diri sendiri (Smith dalam Mardapi, 2004)
4. Nilai
Nilai merupakan suatu keyakinan yang dalam tentang pembuatan tindakan atau
perilaku yang dianggap baik dan yang dianggap tidak baik (Rokeach dalam Mardapi,
2004)

B. Beberapa Cara Penilaian Rana Afektif

Menurut Emeson (dalam Nasution dan Suryanto, 2002), penilaian afektif


dapat dilakukan dengan cara :
1. Pengamatan langsung, yaitu dengan memperhatikan dan mencatat sikap dan
tingkah laku siswa terhadap sesuatu, benda, orang, gambar atau kejadian.
2. Wawancara dilakukan dengan memberikan pertanyaan terbuka atau tertutup.
Pernyataan tersebut digunakan sebagai pancingan.
3. Angket atau kuisioner,, meruakan suatu perangkat pertanyaan atu isia,
4. Teknik Proyektil, merupakan tugs atau pekerjaan atau objek yang belum
pernah dikenal siswa.

Anda mungkin juga menyukai