cover
MOBILITAS FISIK DAN RANGE OF MOTION PADA PASIEN KRITIS
NAMA KELOMPOK :
Widya Agustiani P133420616004
1. Mugi Hartoyo, MN selaku dosen mata kuliah Keperawatan Menjelang ajal dan Paliatif
yang telah membimbing dalam penyusunan makalah ini
2. Teman-teman mahasiswa S1 Terapan Keperawatan Semester 7
Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari pembaca demi
menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan pembaca
Penulis
DAFTAR ISI
cover ....................................................................................................................................................... 1
KATA PENGATAR.............................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 4
C. Tujuan ........................................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 5
A. Mobilisasi pada Pasien Kritis................................................................................................... 5
B. Masalah Fisik Akibat Immobilitasi ......................................................................................... 6
C. Rom Pasif Pasien Kritis .......................................................................................................... 11
D. Mobilisasi Progresif pada Pasien Kritis ................................................................................ 19
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................. 22
A. Kesimpulan .............................................................................................................................. 22
B. Saran ........................................................................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 23
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasien kritis dengan perawatan di ruang ICU (Intensive Care Unit) memiliki morbiditas
dan mortalitas yang tinggi, sehingga penatalaksanaan dini yang sesuai dapat membantu
mencegah perburukan lebih lanjut dan memaksimalkan peluang untuk sembuh. (Jevon dan
Ewens, 2009). Comprehensive Critical Care Department of Health-Inggris merekomendasikan
untuk memberikan perawatan kritis sesuai filosofi perawatan kritis tanpa batas (critical care
without wall), yaitu kebutuhan pasien kritis harus dipenuhi di manapun pasien tersebut secara
fisik berada di dalam rumah sakit (Jevon dan Ewens, 2009). Hal ini dipersepsikan sama oleh
tim pelayanan kesehatan bahwa pasien kritis memerlukan pencatatan medis yang
berkesinambungan dan monitoring penilaian setiap tindakan yang dilakukan. Maka dari itu,
pasien kritis erat kaitannya dengan perawatan intensif karena pasien kritis dapat dengan cepat
mengalami perubahan fisiologis atau terjadi penurunan fungsi organ-organ tubuh lainnya
(Yemima, 2007).
Pasien yang dirawat di ruang ICU rata – rata mengalami keterbatasan mobilitas,
sedangkan mobilitas merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan. Mobilitas
merupakan kemampuan untuk bergerak dengan bebas, mudah , berirama, dan terarah di
lingkungan. Mobilitas amat penting bagi kemandirian individu yang tidak mampu bergerak
secara total sama rentan dan bergantungnya dengan seorang bayi. Dampak yang ditimbulkan
jika pasien tidak melakukan mobilitas dalam kurun waktu yang lama akan terjadi atrofi otot
dan mengalami perlukaan pada daerah yang mengalami penekanan. Maka dari itu, perawat
ICU perlu melakukan mobilitas dan ROM kepada pasien yang tengah dirawat di ruang ICU.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mobilisasi untuk pasien kritis?
2. Bagaimana tindakan rom pasif pada pasien kritis
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tindakan mobilisasi pada pasien kritis
2. Untuk mengetahui tindakan rom pasif pada pasien kritis
BAB II PEMBAHASAN
Cara:
a. Atur posisi lengan pasien dengan menjahui sisi tubuh dan siku menekuk dengan
lengan.
b. Pegang tangan pasien dengan satu tangan dan tangan yang lainnya memegang
pergelangan tangan pasien.
c. Tekuk tangan pasien ke depan sejauh mungkin.
Cara:
a. Atur posisi lengan pasien dengan menjahui sisi tubuh dengan telapak mengarah
ke tubuhnya.
b. Letakkan tangan di atas siku pasien dan pegang tangannya dengan tangan lainnya.
c. Tekuk siku pasien sehingga tangannya mendekat bahu.
d. Lakukan dan kembalikan ke posisi sebelumnya.
Cara:
a. Atur posisi tangan pasien di sisi tubuhnya
b. Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan pasien
dengan tangan lainnya.
c. Angkat lengan pasien pada posisi semula.
6. Rotasi bahu
Cara:
a. Atur posisi lengan pasien menjahui tubuh dengan siku menekuk.
b. Letakkan satu tangan perawat di lengan atas pasien dekat siku dan pegang tangan
pasien dengan tangan yang lain.
c. Gerakkan lengan bawah ke bawah sampai menyentuh tempat tidur, telapak tangan
menghadap ke bawah.
d. Kembalikan lengan ke posisi semula.
e. Gerakkan lengan bawah ke belakang sampai menyentuh tempat tidur, telapak
tangan menghadap ke atas.
f. Kembalikan lengan ke posisi semula.
7. Fleksi dan Ekstensi Jari-jari
Cara:
a. Pegang jari-jari kaki pasien dengan satu tangan sementara tangan lain memegang
kaki.
b. Bengkokkan (tekuk) jari-jari kaki ke bawah.
c. Luruskan jari-jari kemudian dorong ke belakang.
d. Kembalikan ke posisi semula.
Cara:
a. Pegang separuh bagian atas kaki pasien dengan satu jari dan pegang pergelangan
kaki dengan tangan satunya.
b. Putar kaki ke dalam sehingga telapak kaki menghadap ke kaki lainnya,
c. Kembalikan ke posisi semula.
d. Putar kaki keluar sehingga bagian telapak kaki menjahui kaki yang lain.
e. Kembalikan ke posisi semula.
Cara:
a. Letakkan satu tangan di bawah lutut pasien dan pegang tumit pasien dengan
tangan yang lain
b. Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha.
c. Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada sejauh mungkin.
d. Ke bawahkan kaki dan luruskan lutut dengan mengangkat kaki ke atas.
e. Kembalikan ke posisi semula.
Cara:
a. Letakkan satu tangan perawat di bawah lutut pasien dan satu tangan pada tumit
b. Jaga posisi pasien lurus, angkat kaki kurang lebih 8cm dari tempat tidur, gerakkan
kaki menjahui badan pasien.
c. Kembalikan ke posisi semula.
A. Kesimpulan
Mobilisasi dini pada pasien kritis yang menerima ventilasi mekanis adalah praktek
terapi fisik tingkat lanjut. Mobilisasi tersebut memerlukan pendidikan dan keterampilan
khusus dalam bidang tertentu yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan klinis serta
resep pengobatan untuk pasien tersebut. Pendidikan mengenai mobilisasi pada pasien yang
membutuhkan ventilasi mekanis dalam ICU berhubungan antara istirahat dan kemampuan
untuk menanggung berat badan, berjalan, dan meningkatkan fungsi mobilitas. Terapis fisik
harus menjadi bagian integral dari tim interdisipliner di ICU yang terlibat dalam
pelaksanaan program ini, karena terapi fisik berada dalam posisi yang unik dengan
kemampuan dan keahlian untuk menilai fungsi neuromuskuler akurat dan memberikan
rehabilitasi yang sesuai teknik.
Selain dilakukan mobilisasi dini, pasien kritis juga perlu dilakukan ROM pasif.
ROM pasif dapat meningkatkan kekuatan otot pasien dan secara psikologis juga dapat
memotivasi pasien untuk meningkatkan otot pernapasan diafragma sehingga pernapasan
bisa adekuat dan proses weaning off of ventilator dapat lebih cepat dan resiko terjadi
pneumonia dapat diminimalkan.
B. Saran
Berdasarkan makalah yang kami buat ini, kami dapat menyarankan ke semua Tenaga
Kesehatan khususnya perawat untuk lebih dapat mengetahui, memahami tentang mobilisasi
dan ROM pada pasien kritis beserta semua prinsip, indikasi dan kontraindikasinya agar
mampu menjadi pertimbangan dalam penerapannya di dunia kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Christiane Perme. 2009. Early mobility and walking program for patients in intensive care
units: creating a standard of care.
Yemima. 2007. Pengaruh mobilisasi pada klien stroke yang mengalami gangguan fungsi
motorik dengan kejadian dekubitus di rumah sakit mardi rahayu kudus. Semarang :
PSIK FK UNDIP.
Chaidir, R., & Zuardi, I. M. (2014). Penggaruh Latihan Range Of Motion pada Ekstremitas
Atas dengan Bola Karet Terhadap Kekuatan Otot Pasien Stroke Non Hemoragi di
Ruang Rawat Stroke RSSN Bukiinggi Tahun 2012. Jurnal Ilmu Kesehatan Afiyah.
1(1): 2-6.
Farida, I., & Amalia, N. (2009). Mengantisipasi Stroke. Yogyakarta: Buku Biru. Filantip, A.
(2015). Pengaruh Latihan ROM Aktif Terhadap Kelenturan Sendi Ekstremitas Bawah
dan Gerakan Motorik pada Lansia di Unit Pelayanan Sosial. Wening Wardoyo
Ungaran. Skripsi.Universitas Negeri Semarang. Retrieved from
https://lib.unnes.ac.id/23401/