Anda di halaman 1dari 121

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK YANG MENGALAMI DIARE

DENGAN MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKSEIMBANGAN


NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH DI RUANG
ANAK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRINGSEWU
TAHUN 2018

KaryaTulisIlmiah

DiajukanOleh :

SETIAWAN PRIADI
NIM : 144012015074

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWULAMPUNG
2018
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK YANG MENGALAMI DIARE
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKSEIMBANGAN
NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH DI RUANG
ANAK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRINGSEWU
TAHUN 2018
HALAMAN JUDUL DENGAN
SPESIFIKA

KaryaTulisIlmiah

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan


pada Program Studi Diploma III Keperawatan

DiajukanOleh :

SETIAWAN PRIADI
NIM : 144012015074

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWULAMPUNG
2018

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


43

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK YANG MENGALAMI DIARE


DENGAN MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKSEIMBANGAN
NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH DI RUMAH
TAHUN 2018

Setiawan Priadi
xviii+73 Halaman, 16 Tabel, 3 Bagan dan 5 Lampiran

ABSTRAK

Diare merupakan penyebab utama kematian pada bayi ( 31, 45 ) pada balita ( 25, 2 % ).
Sedangkan di Indonesia penyakit diare merupakan penyakit endemis dan juga merupakan
penyakit potensial kejadian luar biasa yang disertai dengan kematian. Dari data yang
diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu ditahun 2017 didapat 294 anak
yang mengalami penyakit diare. Dan ditahun 2018 terhitung dari bulan Januari – februari
didapat 20 anak yang mengalami diare.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada anak yang
mengalami diare berhubungan dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi di Rumah Sakit
Umum Daerah Pringsewu Tahun 2018 Desain yang dipakai dalam penelitian adalah studi
kasus, partisipan yang digunakan adalah 2 pasien anak usia 1-5 tahun dengan diagnosa
medis diare berhubungan dengan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
yang diberikan intervensi dengan pemberian makanan tinggi serat.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan bahwa pada hari ke 3 kedua
pasien menunjukkan pola makan yang semakin baik. Diharapkan bagi perawat untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan agar mampu merawat pasien secara
komprehensif dan optimal. Perawat juga harus menjaga komunikasi dengan tim kesehatan
lainnya agar perawatan pasien bisa optimal.

Kata Kunci : Asuhan Keperawatan Diare, Anak


Daftar Pustaka : 20 sumber (2008 – 2017)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


44

THE NURSING CARE OF THE CHILDREN WHO HAD DIARRHEA THE ISSUE
OF NURSING IMBALANCE NUTRTION LESS THAN THE BODY NEEDS IN THE
DISTRICT GENERAL HOSPITAL PRINGSEWU
YEAR 2018

Setiawan Priadi
xviii+73 Page, 16 Table, 3 Chart and 5Attachement

ABSTRACT

Diarrhea is the major cause of developing dinegara in pain and death , and it ia
estimated that 1 .3 billion episode and 3. 2 million deatsh every year in toddlers. As a
more , cchildren were having diarrhea 3 .3 episodes a year , but that there are several
more than 9 epsisodes a year . in an area on episodes of high , a toddler an take up 14 %
of his time diarrhea 80 % death that deals with diarrhea happened a year Sodikin first
life

A design research is what is the model or methouds used researchers used research who
had given her the very edge of the box againstt the course of research a case study in
research is a wonder of design to caver the needs of government for islamic studies one
unit of the reseach intensive fpr example one client , the familiy communities expressing
their commitmen to , local government offices institutions the design of this study which
used in this research is a case study in a explore a problem child care center nursing to
go on in disproportion of the that the idea of nutrition less than the body needs in a public
hospital pringsewu sampel is taken at lampung.

From the study obtained patients 1 with age 1 year while the 2 was 2 years old. s at the
age of this very sensitive and may not have been formed by perfect . In children ade 1 – 5
tahun tending to active , in the this chuld start often play with children age as they and
children at the this age commonly played dilingkunhgan outside of the house and
cleanisess hygine hand wishing may not clean or not using soap , so bacteri can easily
enter into the body of the child.

Key Word : The Nursing Care Of DiarrheaChildren


Bibliography : 20 source (2008 – 2017)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


45

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


46

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


47

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitasakademik STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung, saya yang

bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Setiawan Priadi


NIM : 144012015074
Program Studi : Diploma III Keperawatan
Jenis Karya : KTI
Judul : Asuhan Keperawatan Pada Anak yang mengalami diare dengan
masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh di Rumah Sakit Umum Daerah Pringwesu
Tahun 2018

Guna pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan, menyetujui memberikan kepada


STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung tanpa menuntut ganti rugi berupa materi
atas karya tulis saya yang berjudul :
Asuhan Keperawatan Pada Anak yang mengalami Diare dengan masalah keperawatan
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di Rumah Sakit Umum Daerah
Pringsewu Tahun 2018.
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung dengan adanya pernyataan ini berhak
menyimpan, mengalihmediakan dalam bentuk format yang lain, mengelola dalam bentuk
pangkalan data (database), merawat dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak atas karya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.


Dibuat di : Pringsewu
Pada tanggal : 22 Juli 2018
Yang menyatakan

( Setiawan Priadi )

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


48

PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada :


1. Orang yang sangat aku sayangi dan selalu memberikan suport dan membesarkan
saya hingga saat ini , orang tua ayah ibu trimakasih banyak dan selalu
memberikan doanya.
2. Kakak, ade, dan keluarga yang selalu memberi semangatnya kepada saya
3. Kepada dessty indah nurmaya sari yang selalu menyemangati saya dan
mendoakan saya ( kekasih )
4. Kepada semua dosen yang telah membimbing saya ucapkan banyak trimkasih.
5. Almamater STIKes Muhammadiyah Pringsewu yang saya cintai.
6. Rekan – Rekan mahasiswa Seperjuangan yang aku banggakan.
7. Kepada semua angaktan 20 saya ucapkan banyak trimakasih.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


49

MOTTO HIDUP

Belajar dan berdoa untuk menggapai imipian yang di inginkan

Sesungguhnya sesudah kesuliatan itu ada kemudahan, maka apabila kamu selesai (dari
suatu urusan ) kerjakanlah dengan sungguh – sungguh urusan yang lain, dan hanya
kepada allahlah hendaknya kamu berharap‟‟.QS. Alam Nasroh 6-5.
Setiap hembusan nafas yag diberikan allah padamu bukan hanya
berkah, tapi tanggung jawab

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


50

PPRIWAYAT HIDUP PENULIS

Setiawan priadi, dilahirkan pada tanggal 16 april 1997 di kalidadi kecamatan

kalirejo, putra dari pasangan bapak jemingan dan ibu nuryati. Pendidikan dasar

SDN 3 kalidadi, di tamatkan pada tahun 2009 dan SMP M 1 kalirejo ditamatkan

pada tahun 2012. Pendidikan berikutnya SMAN 1 Sendang Agung ditamatkan

pada tahun 2015 dan pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di

STIKes Muhammadiyah Pringsewu sampai sekarang.

Semasa menjalani pendidikan dibangku sekolah lanjutan tingkat pertama penulis aktif di

kegiatan seni musik, pada tahun 2013 sampai tahun 2015 . dan pada pentas seni musik

ditahun 2015 alhamdulillah mendapatkan sejumlah penghargaan debast musik keyboard.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


51

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia
Nya penulis telah diberikan kekuatan dan kemampuan untuk menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini yang berjudul : “asuhan keperawatan pada anak yang mengalami diare dengan
masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di Rumah
Sakit Umum Daerah Pringsewu Tahun 2018.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas akhir
dalam menempuh pendidikan Diploma III Keperawatan pada STIKes Muhammadiyah
Pringsewu Lampung.Selama penulisan dan penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis
banyak mendapat bantuan baik moril maupun materil serta bimbingan dari berbagai
pihak.karena itu dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ns. Arena Lestari, M.Kep.,Sp.Kep.J. selaku Ketua STIKes Muhammadiyah
Pringsewu Lampung.
2. Ns. NuriaMuliani, M.Kep.,Sp.Kep.J. selaku Ketua Prodi D III Keperawatan.
3. Ns.Yusnita, S.Kep.,M.Kes. selaku Pembimbing I.
4. Ns. Andri Yulianto, S.Kep.,M.Kes., selaku Pembimbing II.
5. Ns. Tiara, S.Kep. MNS. Selaku pembimbing III
6. Seluruh dosen dan Staf STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
7. Rekan – Rekan Seperjuangan Angkatan Ke - 20 yang telah membantu dalam
penulisan laporan ini.
8. Almamater STIKes Muhammadiyah Pringsewu.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan dan penulisan karya tulis ilmiah ini
masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun bahasa. Untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan selanjutnya.
Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya
dan profesi keperawatan khususnya.

Wasalammu’alaikumWr. Wb.

Pringsewu, 22 Juli 2018


Penulis

Setiawan Priadi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


52

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN ............................................................................ i


HALAMAN JUDUL ............................................................................................ ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN ........................................................ v
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI ............................................................ vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... viii
MOTO HIDUP ..................................................................................................... ix
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. x
KATA PENGANTAR .......................................................................................... xi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi
DAFTAR BAGAN ................................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xviii

BAB I PENDAHULUAN
A. Pendahuluan ............................................................................................... 1
B. RumusanMasalah ....................................................................................... 6
C. Tujuan ........................................................................................................ 6
D. Manfaat ...................................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. KonsepDasarPenyakit ................................................................................. 9
B. KonsepTumbuhKembang ........................................................................... 19
C. Konsep Proses Keperawatan ....................................................................... 28
D. KonsepDasarNutrisiKurang Dari KebutuhanTubuh ..................................... 34

BAB III METODE PENELITIAN


A. DesainPenelitian ......................................................................................... 36
B. BatasanIstilah ............................................................................................. 36
C. Partisipan ................................................................................................... 37
D. LokasidanWaktuPenelitian ......................................................................... 37
E. Pengumpulan Data...................................................................................... 37
F. Analisa Data ............................................................................................... 38

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


53

G. EtikPenelitian ............................................................................................. 39
H. Jalannya Penelitian .............................................................................. 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. HASIL ................................................................................................. 43
1. Gambaran lokasi pengambilan data ..................................................... 43
2. Gambaran subjek studi kasus ................................................................ 44
B. PEMBAHASAN ........................................................................................ 65
1. Pengkajian ........................................................................................... 65
2. Diagnosa .............................................................................................. 67
3. Intervensi ............................................................................................ 68
4. Implementasi ........................................................................................ 69
5. Evaluasi .............................................................................................. 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. KESIMPULAN .......................................................................................... 71
B. SARAN ..................................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN- LAMPIRAN

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


54

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 patway .................................................................................................... 12


Bagan 4.1 genogram 1 ............................................................................................. 46
Bagan 4.2 genogram 2............................................................................................. 46

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


55

DAFTARTABEL

Tabel. 3.1 BatasanIstilah ......................................................................................... 36


Tabel 4.1 Identitas pasien ...................................................................................... 44
Tabel 4.2 Riwayat penyakit .................................................................................... 45
Tabel 4.3 Pola kesehatan ......................................................................................... 46
Tabel 4.4 Pemeriksaan fisik..................................................................................... 49
Tabel 4.4 Data psikososial ....................................................................................... 51
Tabel 4.6 Pemeriksaan darah ................................................................................... 53
Tabel 4.7 Analisa data ............................................................................................. 54
Tabel 4.8 Intervensi................................................................................................. 56
Tebel 4.9 Implementasi ........................................................................................... 58
Tabel 4.10 Evaluasi ................................................................................................. 62

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa kanak-kanak merupakan tahapan yang harus dilalui dalalm

kehidupan sebelum seseorang dikatakan dewasa (Nursalam ,2013:174). Anak

harus melewati periode penting dalam masa kanak-kanaknya yaitu periode

pertumbuhan dan perkembangan atau yang disebut juga sebagai fase “ Golden

Ago” Pertumbuhan merupakan pertambahan jumlah dan besarnya sel

diseluruh bagian tubuh yang dapat diukur secara kuantitatif sedangkan

perkembangan bertambah sempurna fungsi alat yang dapat dicapai melalui

tumbuh, kemtangan dan belajar ( Marmi & Rahardjo, 2012 )

Salah satu penyakit yang sering terjadi pada anak yaitu diare. Diare
biasanya terjadi pada anak usia 1 tahun - 4 tahun. Diare merupakan penyebab
utama kesakitan dan kematian dinegara berkembang, dan diperkirakan 1,3
miliar dan 3,2 juta kematian setiap tahun pada balita.seorang balita dapat
menghabiskan 14% waktunya dengan diare kurang lebih 80% kematian yang
berhubungan dengan diare terjadi pertahun pertama kehidupan (Sodikin,
2011)
Diare akut (gastroentristis) merupakan diare yang terjadi mendadak pada

bayi dan anak yang sebelumnya sehat, diare akut lebih sering terjadi pada bayi

dari pada anak yang lebih besar. Yang menjadi penyebab terpenting dari

penyakit diare akut pada bayi di Negara berkembang seperti Indonesia ini

adalah rotavrius, escherechia coli enterolsigenik, shigella, camphylobacter,

jejuni, dan criptosporadium (Sodikin 2011)

Menurut WHO 2014, penyebab utama kematian pada bayi (31,45 %) pada

balita (25,2%) sedangkan pada golongan semua umur sebesar 214 per 1.000

1
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
2

penduduk dan angka kesakitan diare pada balita 900 per 1.000 penduduk.

Sedangkan diindonesia penyakit diare merupakan penyakit endemis dan juga

merupakan penyakit potensial kejadian luar biasa yang sering disertai dengan

kematian. Pada tahun 2014 terjadi kejadian luar biasa diare yang terbesar di 5

provinsi 6 kabupaten/kota, dengan jumlah penderita 2.549 orang dengan

kematian 29 orang, secara nasional angka kematian (CFR) pada kejadian luar

biasa diare pada tahun 2014 sebesar 1,14% (Depkes RI, 2014 dalam tria teguh

setiawan & dkk,2016). Berdasarkan riskesdas 2013 kejadian pada balita 35%

dan diagnosis gejala diare sebanyak 3,9%.

Angka kesakitan (insidenstrate) diare untuk semua umur di provinsi

Lampung dari tahun 2007- 2016 cenderung meningkat, yaitu dari 9,8 per

1.000 penduduk menjadi 18,24% per 1.000 penduduk tahun 2016. Angka ini

dibandingkan dengan rata rata nasional angka ini masih jauh dibawah nasional

: 374 per 1.000 penduduk ( profil dinas kesehatan provinsi lampung tahun

2015).jumlah kunjungan pasien dipuskesmas mencapai 119.047 pasien, dan

penyakit diare emnduduki peringkat ketujuh tahun 2017.

Berdasakan data cacatatan medis di Ruang Anak Rumah Sakit Umum

Daerah Pringsewu lampung pada tahun 2017 dari bulan Januari-desember

didapat 294 anak yang mederita penyakit diare. Dan di tahun 2018 terhitung

pada bulan Januari-februari didapat 24 anak yang mengalami penyakit

diare.dari data yang diperoleh dari Ruang anak Rumah Sakit Umum Daerah

Pringsewu didpatkan bahwa yang mengalami diare pada anak berkisar pada

umur rata- rata > 1tahun sampa < 5 tahun. Dapat disimpulkan bahwa

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


3

penyakit diare di ruang RS Umum Daerah Pringsewu pada tahun 2018 setiap

tahunnya mengalami peningkatan (Rekam Medik RSUD Pringsewu, 2018)

Dampak yang akan timbul pada penyakit diare yaitu menimbulkan

dehidrasi, hilangnya cairan tubuh dan mineral secara berlebihan. Dan

mempengaruhi fungsi sistem tubuh. Anak akan mengalami kelemahan atau

merasa lemas, dan ketika itu tubuh yang lemas akan memperngaruhi aktfasnya

sehingga tubuh terasa susah untuk digerakan (Ngatsiyah, 2011)

Menurut Nurarif & Kusuma (2015) salah satu masalah keperawatan yang

biasa muncul pada penyakit diare adalah ketidakseimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh. Nurarif & Kusuma (2015) masalah nutrisi diare dapat

diatasi dengan nutrisi dengan menggunakan nutrisi. Memberikan nutrisi yang

cukup selama diare, amatilah penanganan pada gizi yang kurang. Minuman

dan makanan tidak dihentikan lebih dari 24 jam karena ini penting untk

pemulihan mukosa usus. Air susu ibu harus diteruskan pemberiannya selama

anak mengalami diare(Kemenkes,2008)

Kementerian kesehatan menyusun 5 langkah tuntas diare adalah salah

satunya teruskan pemberian asi dan makanan, Anjuran makan untuk diare:

pisang karena mengandung banyak kalium dan mudah diserap dagingnya yang

padat akan membantu menjadikan feses yang lebih padat. Nasi dan roti

merupakan makanan yang mudah dicerna dan mengandung karbon hidrat

yang penting guna menyuplay energipada saat seseorang terkena diare. (detik

com,2016).

Nutrisi penting karena untuk tumbuh kembang dan proses penyembuhan,

asupan nutrisi harus seimbang ada karbohidrat, protein lemak vitamin dan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


4

mineral, dan nutrisi membantu memulihkan mukosa usus. Asi merupakan

makanan yang terbaik untuk anak. badan kesehatan WHO 2016,

mengungkapkan ASI bermanfaat untuk membuat tubuh si kecil lebih mudah

melawan virus, terhindar dari alergi dan sakit, kemudian mampu mengikat IQ

anak. ASI juga dapat mempercepat penyembuhan diare. Dari urairan diatas

peneliti tertarik untuk meneliti melakukan asuhan keperawatan pemberian

Makanan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh alania rosari tentang

hubungan diare dengan status gizi balita. Penelitian ini dilakukan dikelurahan

lubuk buaya kecamatan koto tengah kota padang variebel BB/U. Populasi dan

penelitian ini adalah ibu dan balita yang berusia 12- 60 bulan, bertempak

tinggal di kelurahan lubuk buaya. Balita yang mengalami status gizi kurang

banyak terjadi diare dibandingkan dengan anak yang tidak mengalami diare,

namun hasil analisis secara setatistik menunjukkan bahwa tidak terjadi

hubungan yang bermakna antara kejadian diare dalam sebulan terakhir dengan

status gizi balita di kelurahan lubuk buaya. (Suryanto, 2012)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rudzikzani hubungan diare

dengan status gizi balita. Penelitian ini dilakukan di Desa karangpring wilayah

puskesmas sukorambi kabupaten jember. Populasi ini adalah ibu dan balita

yang berusia balita 1-2 tahun, sebagain besar status gizinya normal

dibandangkan dengan status gizi yang kurang. Hasil analisis menunjukkan

bahwa anak yang mengalami diare dengan status gizi yang kurang secara

stastitik menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara kejadian diare

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


5

yang terjadi dikarenakan ibu atau keluarga kurang memperhatikan pola makan

dengan penyakit diare. ( Zani, 2012)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh fahmi tentang hubungan

Diare dengan satatus gizi. Penelitian ini dilakukan di Wilayah kerja

Pusekesmas Kecamtan Karanganyar Kabupaten Karang Anyar. Penelitian ini

adalah balita umur 2-5 tahun, bertempat tinggal di desa karang anyar. Balita

yang mengalami status gizi kurang namun hasil analisis secara statistik

menunjukkan bahwa tidak terjadi hubungan yang bermkna antara kejadian

diare dalam 3 bulan terakhir dengan status gizi balita di kota karanganyar. (

alboneh, 2013)

Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan penderita diare pada

anak di rumah sakit umum daerah pringsewu terjadi karena sanitasi

lingkungan yang kurang baik dan kurangnya pengetahuan eorang ibu tentang

memperhatikan kebersihan makanan sehingga dapat menimbulkan penyakit

seperti diare. Maka peran perawat yang dapat dilakukan terkait yang

mengalami diare dengan masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh yaitu mengembalikan nutrisi.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk menyusun karya

tulisilmiah dengan pendekatan studi kasus dengan pengelolaan asuhan

keperawatan pada anak mengalami diare dengan masalah ketidakseimbangan

nutrisi diRumah Sakit Umum Daerah Pringsewu Lampung Tahun 2018.

B. Rumusan Masalah

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


6

Bagaimana asuhan keperawatan pada anak yang mengalami diare dengan

masalah keperawatan ketidakseimbang nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di

Rumah Sakit Umum Pringsewu Lampung Tahun 2018.

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Diketahui telah Melaksanakan asuhan keperawtan pada anak yang

mengalami diare dengan masalah ketidakseimbang nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh di Rumah Sakit Umum Pringsewu Lampung Lahun

2018.

2. Tujuan khusus

a. Diketahui telah Melakukan pengkajian keperawatan pada anak yang

mengalami diare dengan masalah keperawatan ketidakseimbang

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di Rumah Sakit Umum Pringsewu

Lampung Tahun 2018.

b. Menetapkan diagnosis keperawatan pada anak yang mengalami diare

dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh di Rumah Sakit Umum Pringsewu Lampung Tahun 2018.

c. Menyusun perencanaan pada anak yang mengalami diare dengan

masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di

Rumah Sakit Umum Pringsewu Lampung Tahun 2018.

d. Melaksanakan tindakan pada anak yang mengalami diare dengan

masalah keperawatan ketidakseimbang nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh di Rumah Sakit Umum Pringsewu Lampung Tahun 2018.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


7

e. Melakukan evaluasi pada anak yang mengalami diare dengan asalah

keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

di Rumah Sakit Umum Pringsewu Lampung Tahun 2018. Alasan

peneliti mengambil judul tersebut. Dikarenakan, dari data statistik

yang saya liat didaerah pringsewu lampung, khususnya di Rumah

Sakit Umum Daerah Pringsewu , data terbaru diare dari bulan Januari

- Maret 2018 sudah terjadi angka kesakitan pada diare sebanyak 24

anak, dan artinya dari data tersebut pengetahuan masyarakat kurang

faham tentang penyakit diare khususnya ibu yang mempunyai balita

atau anak.

D. Manfaat

1. Manfaat praktis

a. Bagi perawat

Diketahui telah Penelitian ini dapat menjadi pengalaman sangat

berharga dan menambah ilmu pengetahuan tentang asuhan

keperawatan pada anak yang mengalami diare.

b. Bagi rumah sakit

Diketahui telah Penelitian ini dapat dijadikan sebagai standar

operasional prosedur untuk menambah referensi yang akan dilakukan

untuk melaksanakan asuhan keperawatan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


8

c. Bagi institusi pendidikan kesehatan

Diketahui telah Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai ilmu

pengetahuan sehingga dapat menambah wawasan informasi dan

referensi pembelajaran Stikes Muhammadiyah Pringsewu Lampung.

d. Bagi klien

Diketahui telah Diharapkan dapat Meningkatkan pengetahuan keluarga

dan sumber informasi kepada pasien agar tetap menjaga kesehatan

sehingga terhindar penyakit diare

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


9

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Definisi

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair

atau setengan cair (setengan padat), kandungan air tinja lebih banyak

daripada frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali perhari.

Buang tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah (Nurarif & Kusuma,

2015).

Diare adalah perubahan yang terjadi berupa perubahan peningkatan

volume,keenceran, dan frekuensi dengan atau tanpa lendir darah, seperti

lebih dari 3 kali/hari dan pada neonatus lebih dari 4kali/ hari (Aziz Alimul

Hidayat , 2008).

Diare adalah buang air besar yang berlebih dari biasanya , atau BAB

yang disertai dengan tinja yang encer, dan tidak berbentuk padat

(Ngatsiyah, 2011).

2. Etiologi Diare

Secara garis besar, penyebab diare dikelompokan menjadi

penyebab langsung atau faktor yang dapat mempermudah atau

mempercepat terjadinya diare. Penyebab diare akut dapat dibagi menjadi

dua golongan, yaitu diare sekresi dan diare osmotic (Sodikin, 2011).

Menurut Sudarti, (2010) diare adalah sebagai berikut :

a. Faktor infeksi

1) Infeksi enteral

9
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
10

Merupakan infeksi saluran pencernaan makanan yang nerupakan

penyebab utama diare pada anak. meliputi infeksi enteral sebagai

berikut:

a) Infeksi bakterial: vibrio, ecoli, salmonella, shigella,

champylobacter, tersima, aeromans.

b) Infeksi virus: enterovirus (virus ECHO,coxsacke, rotavirus,

astrovirus.

c) Cacinh (ascaria, trichuris,oxyuris, strongyloides) protozoa

(entaomoebahistolicia, giardilambia, trichomonashominis),

jamur (candidaalbicans).

2) Infeksi parenteral

Ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti: otitis media

akut (OMA), tonsilitis/tonsilfaringitis, bronkopneumonia,

ensefalitis. Keadaan inin terutama terdapat pada bayi dan anak

berumur dibawah 2 tahun.

b. Faktor Malabsorbsi

1) Malabsorbsi karbon hidrat: disakarida ( intoleransi laktosa,

maltosa dan sukrosa), monoskarida (intoleransi gukosa, dan

galaktosa), pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering (

intoleransi laktosa).

2) Malabsorbsi lemak

3) Malabsorbsi protein

c. Faktor makanan

Makanan basi, beracun, alergi makanan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


11

d. Faktor biologis

Rasa takut dan cemas (jarang tetapi dapat terjadi pada anak yang

lebih besar). (Ngatsiyah, 2014)

3. Patofosiologi

Proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh beberapa faktor,

diantaranya pertama faktor infeksi, proses ini dapat diawali dengan

adadnya mikroorganisme (kuman) yang masuk kedalam sisitem

pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel

mukosa intetinal yang dapat menurunkan daerah permukaan daerah

intestinal yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi falam absorsi

cairan elelktrolit. Adanya toksin bakteri juga akan menyebabkan sistem

transpir menjadi aktif dalam usus, sehingga sel mukosa mengalami iritasi

dan akhirya sekresi cairan dan elektrolit akan meningkat. Kedua

malabsorbsi, merupakan kegagalan dalam melakukan absorbsi yang

mengakibatkan tekanan osmotik meningkat kemudian akan terjadi

pergeseran aiar dan elektrolit kerongga usus yang dapat meningkatkan isi

rongga usus sehingga terjadi diare. Ketiga faktor makanan, dapat terjadi

apabila toksin yang ada tidak mampu diserap dengan baik dan dapat

terjadi peningkatan perasttaltik usus yang akhirnya menyebabkan

penurunan kesempatan untuk menyerap makanan. (Aziz Alimul Hidayat,

2008 )

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


12

Patofisiologi

Infeksi Makanan Psikologi

Berkembang diusus Toksik tak dapat Ansietas


diserap

Hipersekresi air dan


elektrolit
hiperperistaltik Malabsorbsi KH,
Lemak, Protein
Isi usus
Penyerapan makanan
diusus menurun Meningkatkan tekanan
osmotik
Pergeseran air dan
elektrolit ke usus

Diare
Frekuensi BAB Distensi abdomen
meningkat

Mual Muntah
Hilang cairan dan
elektrolit berlebihan
Kerusakan integritas kulit Nafsu makan menurun
meningeal
Gangguan
keseimbangan cairan Ketidakseimbangan
dan elekrolit nutrisi kurang dari
Asidosis metabolik kebutuhan tubuh

Dehidrasi
Sesak

Gangguan pertukaran gas

Kekurangan volume
cairan

Resiko syok (Hipovolemi)

Nurarif & Kusuma, 2015

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


13

4. Manifestasi Klinis

1. Diare akut

a. Akan hilang dalam waktu 72 jam dari onset

b. Onset yang takterduga dari buang air besar encer, gas gas dalam

perutpun, rasa tidak enak, nyeri perut

c. Nyeri pada kuadran kanan bawah disertai kram dan bunyi pada

perut

d. Demam

2. Diare kronik

a. Serangan lebih sering selama 2-3 priode lebih panjang

b. Penurunan BB dan nafsu makan

c. Demam indikasi terjadinya infeksi

d. Dehidrasi tanda-tandanya hipotensi takikardi, denyut lemah

( Nurarif & Kusuma, 2015)

5. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi akibat diare adalah sebagai berikut:

a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat,isotonik, atau hipertonik).

b. Renjatan hipolemik

c. Hipokalemia ( dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah,

brakikardi, perubahan elektrokardiogram)

d. Hipoglemia

e. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi

enzim laktase.

f. Kejang terjadi pada dehidrasi hipertonik

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


14

g. Malnutrisi energi protein,(akibat muntah dan diare, jika lama atau

kronik)

(Ngatsiyah, 2014)

6. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan pada penderita diare diantaranya

adalah:

a. Pemeriksaan tinja

1) Makrostropis dan mikroskopis

2) Ph dan kadar gula dalam tinja

3) Biarkan resistensi feses (colok dubur)

b. Analisa gas darah apabila didapatkan tanda-tanda gangguan

keseimbangan asam basa (pernaasan kusmual)

c. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatininuruk mengetahui faal ginjal

d. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan

pospat.

(Nurarif&Kusuma,2015)

7. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada penderita diare adalah

sebagai berikut:

a. Penatalaksanaan medis

1. Rencana terapi A: penangan diare dirumah

Menurut kemenkes (2008) terapi diare sebagai berikut:

1) Berikan cairan tambahan (sebanyak anak mau)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


15

a) Beri asi lebih sering dan lebih lama pada setiap kali

pemberian

b) Jika anak memperoleh ASI esklusif, berikan oralit atau air

matang sebagai tambahan

c) Jika anak todak memperoleh ASI esklusif, berikan 1 atau

lebih cairan berikut ini: oralit,cairan makanan (kuah sayur,

air tajin) atau air matang

2) Ajari ibu dan cara mencampur oralit. Beri ibu 6 bungkus oralit

(200ml) untuk digunakan dirumah

3) Tunjukan kepada ibu berpa banyak oralit/ cairan lain yang

harus diberikan setiap kali anak berak:

a) Sampai umur 1 tahun: 50-100ml setiap kali anak berak

b) Umur 1-5 tahun: 100-200ml setiap kali anak berak

c) Agar meminumkan sedikit-sedikit tapi sering dari

mangkok/gelas/cangkir

d) Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian lanjut lagi

dengan lambat

e) Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare

berhenti

4) Beri tablet zink selama 10 hari

5) Lanjut pemberian makan

2. Rencana terapi B: penangan dehidrasi ringan/sedang dengan oralit

a) berikan oralit yang dianjurkan selama periode 3 jam

UMUR <4bulan 4-<12 bulan 1-<2 2-<


BERAT <^ kg 6-<10kh 10-<12kg 12-19kg
BADAN

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


16

JUMLAH 200-400 400-700 700-900 900-1400

b) Tentukan jumlah oralit untuk 3 jam pertama

Jumlah oralit yang diperlukan = berat badan (dalam kg)x

75 ml untik anak berumur kurang dari 6 bulan yang tidak

menyusui, berikan juga 100-200ml air matang selama periode

ini

c) Tunjukan cara pemberian oralit

(1) Minumkan sedikit sedikit dari cangkir atau gelas

(2) Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian berikan

lebih lambat

(3) Lanjutakan ASI selama anak mau

d) Berikan tablet zink selama 10 hari

e) Setelah 3 jam

(1) Ulangi penilaian dann klasifikasi drajat dehidrasi

(2) Pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan

pengobatan

(3) Mulailah memberi makan anak

f) Jika ibu memaksa sebelum pengobatan selesai

(1) Tunujukan cara pemberian oralit dirumah

(2) Tunujukan berapa banyak oralit yang diberikan dirumah

untuk menyelesaikan 3 jam pengobatan

(3) Beri oralit yang cukup untuk dihidrasi dengan menambah

6 bugkus

(4) Jelaskan 4 aturan perawatan diare dirumah

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


17

3. Rencana terapi C: penangan dehidrasi berat dengan cepat

a) Beri cairan intravena secepatnya. Jika anak bisa minum, beri

oralit melalui mulut sementara infus dipersiapkan. Beri 100

ml/kg cairan ringer laktat( atau jika tidak tersedia berikan

cairan NaCl ) yang dibagi sebagai berikut

Umur Pemberian pertama Pemberian


b 30ml/kg selama: selanjutnya 70ml/kg
selama
Bayi(
) dibawah umur 1 jam 5 jam
12 bulan )
Anak (12 bulan sampai 30 menit 2 ½ jam
5 tahun)

b) Periksa kembali anak setiap 15-30 menit. Jika nadi belum

teraba, beri tetesan lebih cepat

c) Beri oralit ( kira-kira 5ml/kg/jam) segera setelah anak minum

d) Periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak sesudah 3 jam.

Klasifikasikan dehidrasi dan pilih rencana terapi sesuai untuk

melanjutkan pengobatan

e) Mulailah melakukan rehidrasi dengan oralit melaui pipa

nasogastrik atau mulut, beri 20ml/kg/jam selama 6 jam (total

120 ml/kg)

f) Periksa kembali setiap anak 1-2 jam

g) Sesudah 6 jam periksa kembali anak

(Kemenkes,2008)

B. Konsep Tumbuh Kembang

1. Definisi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


18

Tumbuh kembang anak menurut dr.soetjiningsih mencakup dua

peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit

dipisahkan yaitu mengenai pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan

(growth) berkaitan dengan masalah perubahan yang besar jumlah , ukuran

atau dimensi tingkat sel,organ maupun individu yang dapat diukur dengan

ukuran berat, panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolik.

(Ngatsiyah,2014)

Perkembang adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan

fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai hasil

dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensi sel-sel

tubuh, jaringan tubuh, organ dan sistem organ yang berkembang

sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memnuhi fungsinya.

Termasuk perkembangan emosi,intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil

interaksi dengan lingkungan. Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan

mempunyai dampak terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan

berkaitan dengan pematangan fungsi organ /individu. Walau demikian,

kedua peristiwa itu terjadi secara sinkron pada setiap

individu.(Ngatsiyah,2014:1)

2. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang

Tumbuh kembang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu :

a. Faktor genetik

Melalui interuksi genetik yang terkandung di sel telur didalam sel

telur yang telah dibuahi dapat ditemukan kualitas dan kuantitas

pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan,

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


19

derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan

berhentinya pertumbuhan tulang. Termasuk faktor genetik adalah

berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin,

suku bangsa/bahasa. Potensi genetik yang bermutu jika berinteraksi

dengan lingkungan secara positif akan mencapai hasil akhir yang

optimal.

b. Faktor lingkungan paretal

Lingkungan paretal meliputi

1) Ibu gizi pada waktu hamil

2) Mekanis

3) Tokzin/ zat kimia

4) Endokrin

5) Radiasi

6) Infeksi

7) Stres

8) Imunitas

9) Anoksia embrio

c. Faktor lingkungan post-natal

Lingkungan biologis yang meliputi

1) Ras/ suku bangsa

2) Jenis kelamin

3) Umur

4) Gizi

5) Perawatan kesehatn

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


20

6) Kepekaan terhadap penyakit

7) Fungsi penyakit kronis

8) Fungsi metabolisme

9) Hormon

d. Faktor fisik

Yang termasuk faktor fisik diantaranya

1) Cuaca, musim keadaan geografis suatu daerah

2) Sanitasi

3) Keadaan rumah

4) Radiai

e. Faktor psikososial

Faktor psikososial meliputi

1) Stimulasi

2) Motivasi belajar

3) Ganjaran atau hukuman

4) Kelompok sebaya

5) Stress

6) Sekolah

7) Cinta dan kasih

8) Kualitas interaksi anak dan orang tua

f) faktor keluarga

yang termasuk dalam faktor keluarga adalah:

1) Pekerjaan atau pendapatan keluarga

2) Pendidikan ayah/ibu

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


21

3) Jumlah saudara

4) Jenis kelamin

5) Stabilitas rumah tangga

6) Kepribadian ayah/ibu

7) Adat istiadat dan norma

8) Agama, kehidupan politik dalam masyarakat

(Ngatsiyah, 2014)

1) Kebutuhan Dasar Anak

Kebutuhan dasar anak meliputi:

a. Kebutuhan fisik biomedis (asuh)

Kebutuhan fisik biomedis (asuh) melliputi pangan /gizi, perawatan

dasar: imunisasi, penimbangan yang layak, hygene perorangan,

sanitasi lingkungan yang baik, sedang, kesegaran jasmani, rekreasi.

b. Kebutuhan sosial/ kasih sayang (asih)

Pada tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat dan mesra

antara ibu/ pengganti ibu dan anak yang merupakan syarat mutlak

untuk menjamin tumuh kembang yang selaras baik fisik, mental,

maupun psikososial.

Peran dan kehadiran ibu, adanya kontak fisik menyentuh/

mendekap dan memandang pada saat memberi ASI akan dampak

positif dalam tumbuh kembang anak. sebaiknya jika kurang kasih

sayang pada tahun pertama,kehidupan anak akan berdampak

negatif baik tumbuh kembang aank fisik, mental maupun sosial

emosi yang disebut‟‟ sindrom deprivasi mama‟‟ kasih sayang dari

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


22

orang tuanya (ayah/ibu) akan menciptakan ikatan yang erat

(boulding) dan kepercayaan dasar (basic trust)

c. Kebutuhan stimulasi mental (asih)

Mengmbangkan perkembangan mental psikososial, kecerdasan,

keterampilan, kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral,

etika dan produktivitas. (Ngatsiyah,2014:7-8)

3. Ciri- ciri pertumbuhan dan perkembangan

a. Pertumbuhan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) Dalam pertumbuhan akan terjadi erubahan ukuran dalam hal

Dalam bertambahnya fisik, seperti berat badan, tinggi badan,

lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar dada,dan lain.

2) Dalam pertumbuhan terjadi perubahan proposi yang dapat muncul

terlihat pada proporsi fisik ayau organ manusia yang muncul

mulai dari masa konsepsi hingga dewasa.

3) Pada pertumbuhan dan perkembangan terjadi hilangnya ciri- ciri

lama yang ada selama masa pertumbuhan, seperti hilangnya

kelenjar timus, lepasnya gigi susu, atau hilangnya refleks- refleks

tertentu.

4) Dalam pertumbuhan terdapat ciri-ciri baru yang secara perlahan

mengikuti proses kematangan, seperti adanya rambut pada daerah

aksila, pubis atau dada.

b. Perkembangan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


23

1) Perkembangan selalu melibatkan proses pertumbuhan yang diikuti

dari perubahan fungsi, seperti perkembangan sistem reproduksi

akan diikuti perubahan pada fungsi alat kelamin.

2) Perkembangan memiliki pola yang konstan dengan hukum tetap,

yaitu perkembangan dapat terjadi dari daerah kepala menuju ke

arah kaudal atau dari bagian proksimal ke bagian distal.

3) Perkembangan memiliki tahapan yang berurutan mulai dari

kemampuan melakukan hal yang sederhana menuju kemampuan

melakukan hal yang sempurna.

4) Perkembangan setiap individu memiliki kecepatan pencapaian

perkembangan yang berbeda.

5) Perkembangan dapat menentukan pertumbuhan tahap selanjutnya,

dimana tahapan perkembangan harus dilewati tahaap demi tahap.

(Hidayat Aziz Alimul,2008:10)

4. Tahap tahap pertubuhan pada anak

Hasil penelitian pra survei dirumah sakit umum daerah

pringsewu,2018. Pravelansi anak yang sering mengalami diare anak

dengan umur rata rata 0 sampai 5tahun. Tahap tumbuh kembang pada anak

diantaranya:

A. Perkembangan fisik usia 1-5 tahun

Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks

dan mengagumkan. Perkembangan fisik manusia terjadi mengikuti prinsip

chepalochaudal, yait bahwa kepala dan bagian atas tubuh berkembang

terebih dahulu, sehingga bagian atas namapak lebih besar dari bagian

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


24

bawah. Pada perkembangan bayi terjadi pertumbuhan yang pesat selama

rentang kekehidupan.selama enam bulan pertama pertumbuhan terus

terjadi dengan pesat seperti pada periode prenatal dan kemudian mulai

menurun. Pola pertumbuhan fisik laki-laki maupun perempuan adalah

sama.

Pola perkembangan fisik selama masa bayi

1. Berat

Pada usia empat bulan berat bayi biasanya bertambah dua kali lipat.

Pada usia satu tahun berat bayi rata-rata tiga kali lipat berat pada

waktu lahir.peningkatan berat tubuh selama bayi terutama disebabkan

karena peningkatan jaringan lemak.

2. Tinggi

Pada usia empat bulan, ukuran bayi antara 23 dan 24 inci, pada usia

satu tahun antara 28 dan 30 inci, dan pada usia dua tahun antara 32

dan 34 inci.

3. Proporsi fisik

Pertumbuhan kepala berkurang dalam masabayi, sedangkan

pertumbuhan badan dan tungkai meningkat, jadi bayi berangsur-

rangsur menjadi tampak lebih ramping dan tidak gembpal pada masa

akhir bayi

4. Tulang.

Jumlah tulang meningkat selama bayi. Pengerasan tulang dimulai

awal tahun pertama, tetapi belum masa selesai sampai masa punber,

ubun- ubun 50% daerah otak yang lunak yang telah tertutup pada usia

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


25

delapan belas bulan, dan hampir semua bayi telah tertutup pada usia

dua tahun.

5. Bangun tubuh

Selama tahun kedua, proporsi tubuh berubah, bayi mulai

memperlihatkan kecenderungan bahun tubuh yang karakteristik. Tiga

bentuk bangun tubuh yang lazim adalah ektomorfik, yang cenderung

bulat dan gemuk, dan mesoformik yang cenderung berat, dan keras.

6. Gigi

Rata-rat bayi mempunyai empat hingga enam gigi susu pada usia satu

tahun 16 pada usia dua tahun. Gigi yang pertama muncul adalah gigi

depan, empat gigi susu yang terakhir biasanya baru muncul pada

tahun pertama masa kanak-kanak.

7. Susunan saraf

Pada waktu lahir, berat otak adalah sederlapan berta total bayi.

Pertamabahan berat otak paling pesat pada usia dua tahun. Otak kecil

yang berperan paling untuk menjaga tidak seimbangan dan

pengendalian tubuh, bertambah bertanya tiga kali lipat satu tahun

sesudah kelahiran, ini berlaku juga unutuk otak besar. Sel-sel yang

belum matang , yang ada pada waktu kelahiran, terus berkembang

sesudah kelahiran tetapi secara relative beberapa sel baru terbentuk.

8. Organ perasa

Pada usia tiga bulan otot mata sudah cukup terkoordinasi untuk

memungkinkan bayi melihat sesuatu secara jelas dan nyata.dan sel sel

sudah berkembang secara baik. Dan bayi sudah tanggap terhadap

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


26

perangsang kulit karena tekstur kulit mereka yang tipis dan karena

semua organ perasa yang berhubungan dengan peraba, tekanan, rasa

sakit dan suhu berkembang dengan baik.

B. Perkembangan motorik

Perkembangan motorik merupakan pengendalian gerak tubuh melalui

kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, dan spinal cort.

Perkembangan meliputi motorik kasar dan halus.

1. Motorik kasar

Motorik kasar merupakan gerakan otot-otot besar. Yakni gerakan

gerakan yang dihasilkan otot-otot besar seperti otot tungkai dan

lengan yang biasanya dilakukan melalui dengan gerakan

menedang.menjejak,meraih dan melempar.

2. Gerakan motorik halus

Gerakan motorik halus adalah gerakan yang mengguanakn otot-

otot halus bagian oanggota tubuhnya tertentu, yang dipengaruhi

oleh kesempatan unutuk belajar dan berlatih. ( Rahayu,siti,dkk,

2007)

C. Konsep Poses Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian adalah pengambilan data dengan menggunakan teknik secara

langsung ataupun secara tidak langsung ( Arikunto, 2008 )

a. Dapat riwayat penyakit termasuk hal-hal seperti berikut:

1) kemampuan memakan makanan atau air terkontaminasi.

2) Kemungkinan terinfeksi ditempat lain ( misalnya pernapasan, ISK)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


27

b. Lakukan pengkajian fisik rutin

c. Observasi adadnya manisfestasi gastrointestinal.

d. Kaji status dehidrasi.

e. Catat keluarkan rektal yang melebihi jumlah, volume, dan

karakteristik.

f. Observasi dan catat adanya tanda-tanda yang berkaitan seperti

tenesmus, kram, dan muntah.

g. Bantu dengan posedur diagnostik, misalnya tampung spesimen sesuai

kebutuhan: feses untuk pH , berat jenis, frekuensi, urim untuk pH,

berat jenis, frekuensi: HDL, elektrgoit serum, kreatinin, dan BUN>

h. Bantu dengan prosedur diaqnostik, mislanya periksa anggota rumah

yang lain dan rujuk pada pengobatan bila di indikasikan.

(Sodikin,2011)

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa yang ditegakan diantaranya adalah:

a. Diare b.d proses infeksi, inflamasi usus

b. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif

c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake makanan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


28

3. Inervensi Keperawatan

Tabel 3.2 Intervensi Keperawatan

a. Diare b.d proses infeksi, inflamasi usus

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria Intervensi


hasil
1. Diare NOC NIC
Definsi: pasase feses yang Bowel Diare management
lunak dan tidak berbentuk elimination Evaluasi efek samping
batasan karateristik Fluiid balance pengobatan terhadap
3. Nyeri abdomen Hydration gastrointestinal
sedikitnya tiga kali Electrolyte and Ajarkan pasien untuk
defekasi perhari acid base menggunakan obat anti diare
4. Kram balance Intrusikan pasien/keluarga
5. Bising usus hiperaktif Kriteria hasil untuk mencatat warna ,jumlah
6. Ada dorongan Feses frekuesnsi dan konstitensi dari
Faktor yang berhubungan berbentuk, feses
Psikologis BAB sehari Evaluasi intake yang masuk
- Ansietas sekali tiga hari Identifikasi faktor, penyebab
- Tingkat stres tinggi Menjaga daerah dari diare
- Situasional sekitar rektal Monitor tanda gejala diare
- Efek samping obat dari iritasi Observasi turgor kulit secara
- Penyalahgunaan alkohol Tidak rutin
- Kontaminan mengalami Ukur diare/ keluaran BAB
- Penyalah gunaan laktasif diare Hubungi dokter jika ada
- Radiasi, toksin
Menjelaskan kenaikan bising usus
- Melakukan perjalanan penyebab diare
- Siang makan Intrrusikan pasien untuk
dan rasional makan rendah serat, tinggi
Fisiologis tindakan protein tinggi kalori jika
- Proses infeksi dan Mempertahanka memungkinkan
infeksi n turgor kulit
- Inflamasi dan iritasi Intrusikan untuk menghindari
laktasif
Ajarkan teknik untuk
menurunkan stres
Monitor persiapan makanan
yanga aman
(Nurarif & Kusuma, 2015)

No. Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria Intervensi


hasil
2. Kekurangan volume cairan NOC NIC fluid
Definisi : penurunan cairan Fluid balance Management
intravaskuler, intravaskuler ini Hydration Timbang popok/
mengacu pada dehidrasi, tanpa Nutritional status: pembalut jika
perubahan pada natrium food and fluid diperlukan
Batasan karakteristik Intake Pertahan
Perubahan status mental Kriteria Hasil kancatatan
Penurunan tekanan darah Mempertahankan output yang
Penurunan tekanan nadi urin outputsesuai adekuat
Penurunan turgor kulit natrium Monitor status
Penurunan pengisian vena Dengan usia dan dehidrasi
Membran mukosa BB,BJ urin (kelembapan
Kulit kering penurunan normal HT normal membran

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


29

hematokrit Tidak ada tanda mukosa, nadi


Peningkatan suhu tubuh tanda dehidrasi adekuat tekanan
Peningkatan frekuensi nadi Elastisitas turgor darah ortostatik)
Peningkatam konsentrasi kulit baik, jika diperlukan
urin membran mukosa Monitor vital
Penurunan berat badan lembab, tidak ada sign
Haus kelemahan rasa haus yang Monitor
Faktor berhungan berlebihan masukan
Kehilangan cairanaktif makanan/ cairan
Kegagalan mekanisme dan hitungintake
regulasi kalori harian
Kolaborasikan
pemberian cairan
IV
Monitor status
nutrisi
Dorong masukan
oral
Berikan
penggantian
nasogastrik
sesuai output
Dorong keluarga
untuk pasien
makan
Tawarkan snack
just, buah buah
segar
Kolaborasi
dengan dokter
Atur
kemungkianan
transfuusi
Persiapkan untuk
transfusi
Hypovolemia
Management
Monitor status
cairan termasuk
intake dan output
cairan
Pelihara IV line
Monitor HB dan
hematokrit
Monitor tanda
vital
Monitor respon
pasien terhadap
penambahan
cairan
Monitor berat
badan
Dorong pasien
untuk menambah
intake oral
Pemberian cairan
iv monitor

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


30

adanya tanda dan


gejala kelebihan
volume cairan
Monitor adanya
tanda gejala
gagal ginjal
(Nuraif & Kusuma,2015)

No. Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria Intervensi


hasil
Ketidakseimbangan nutrisi NOC NIC Nutrioanal
kurang dari kebutuhan Nutritional Managemant
tubuh definisi: asupan nutrisi status: food
tidak cukup untuk memenuhi and fluid Berikan subtansi
kebutuhan metabolik Intake gula
Batasan karakteristik: Nutritional Yakinkan diet
Kram abdomen Status: yang dimakan
Nyeri abdomen nutrient intake mengandung
Menghindari makanan Weight tinggi serat
Berat badan 20% atau control umtuk mencegah
dibawah berat badan Kriteria hasil konstipasi
ideal Adadnya
Kerapuhan kapiler peningkatan Berikan
Diare berat badan iformasi
Kehilanagn rambut yang sesuai tentang
berlebihan dengan tujuan kebutuhan
Bising susus hiperaktif Berat badan nutrisi
Kurang makanan ideal sesuai
Kurang minat makanan dengan tinggi Kaji adanya
Penurunan berat badan badan alergi
Mampu anjurkan
dengan asupan makanan
mengidentifik pasien untuk
edukat
asi nutrisi meningkatkan
Kesalahan konsepsi
Menunjukkan intake fe
Kesalahan informasi
Membran mukosa pucat peningkatan
fungsi Yakinkan diet
Tidak mampuan yang dimakan
memakan makanan pengecapan
dari menelan rendah serat
Tonus otot menurun
Tidak terjadi
Mengeluh ganguan Monitor
sesasi ras penurunan
berat badan jumlah nutrisi
Mengeluh asupan dan
yang berarti
makanan kurang dari kandungan
RDA( recomended daily kalori
allowance)
Cepet kenyang setelah Berikan
makan informasi
Sariawan rongga mulut tentang
Steatorea kebutuhan
Kelemahan otot nutrisi
mengunyah
Kelemahan otot untuk Kaji untuk
menelan mendapatkan
Faktor yang berbungan nutrisi yang
Faktor biologis dibutuhkan
Faktor ekonomi
Ketidakmamampuan Nutrition

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


31

untuk mencerna monitoring


makanan
Tidak mampuan menelan Bb pasien
makanan dalam batas
Faktor psikologis normal
Monitor
adanya
oenurunan
berat badan
Monitor
interaksi anak
antara orang
tua selama
makan
Monitor
lingkungan
selama
makan

(Nurarif & Kusuma,2015)

4. Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah ditentukan dalam

rencana perawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri

kolaborasi ( Tarwoto dan Wartonah, 2011 ).

5. Evaluasi

Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari hasilnya.

Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan keperawatan

dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap keperawatan yang

diberikan. Langkah – langkah evaluasi adalah sebagai berikut :

a. Daftar tujuan – tujuan pasien

b. Lakukan pengkajian apakah pasien dapat melakukan sesuatu

c. Bandingkan antara tujuan dan kemampuan pasien

d. Diskusikan dengan pasien, apakah tujuan dapat tercapai atau tidak

( Tarwoto dan Wartonah, 2011 ).

D. Konsep Dasar Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


32

Nutrisi adalah zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit,

termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan

atau bahan lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan tersebut untuk

aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat

dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat gizi dan zat lain yang

terkandung, aksi reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan

kesehatan dan penyakit.(Wartonah, 2010)

1. Faktor berhubungan

a. Faktor biologis

b. Faktor ekonomi

c. Tidak mampuan untuk mengabsorbsi nutrien

d. Tidak mampuan untuk mencerna makanan

e. Faktor psikologis

2. Intervensi ketidakseimbangan nutrisi

a. Kaji adanya alergi makanan

b. Anjurkan pasien untuk meningkaykan protein dan vitamin C

(Nurarif & Kusuma, 2015)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain penelitian

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


33

Desain penelitian adalah model atau metode yang digunakan peneliti

untuk melakukan suatu penelitian yang memberikan area terhadap jalannya

penelitian ( Dharma, 2011: 72)

Studi kasus adalah rancangan penelitian mencakup pengkajian satu unit

penelitian secara intensif misalnya satu klien, keluarga, komunitas, atau

institusi (Nursalam, 2013)

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus

untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada anak

yangmengalami diare dengan masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh di Rumah Sakit Umum Pingsewu Lampung.

B. Batasan masalah
Tabel 3.1 Batasan Istilah
Variebel Batasan Istilah Cara Ukur
Diare Suatu keadaan pengeluaran tinja Melakukan wawancara,
yang tidak normal atau tidak observasi, rekam medik,
biasanya. Ditandai dengan pemeriksaan fisik, hasil
perubahan volume, keenceran laboratorium
dan frekuensi dengan atau darah
dan keluarnya feses berlebihan
hingga 3kali /hari
Ketidakseimbangan Zat gizi yang terkandung dalam Melakukan wawancara,
nutrisi kurang dari makanan, dan kurangnya asupan observasi, pemeriksaan
kebutuhan tubuh nutrisi untuk memenuhi fisik, hasil laboratorium
kebutuhan metabolic.sehingga
dampaknya bisa menyebabkan
kelemahan atau lemas, karena
asupan makanan yang kurang
memenuhi kebutuhan tubuh.

C. Partisipan
34
Partisipan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 klien yaitu anak

dengan diagnosa medis diare dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh. Kriteria pasien dalam penelitian ini adalah balita

umur 1 sampai 5 tahun. Kondisi umum pasien Diare lemas, pasien, mual

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


34

muntah dan nafsu makan berkurang. Orang tua yang dapat bekerjasama untuk

melakukan asuhan keperawatan diare.

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi Daerah yang digunakan dalam penelitian ini adalah di Rumah

Sakit Umum Pringsewu Lampung, dengan sasarannya adalah anak. Lama

waktu penelitian adalah minimal 3 hari. Jika krang dari 3 hari pasien pulang

maka akan dilakukan pergantian pasien dengan karakteristik yang sama.

E. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah :

a. Wawancara adalah suatu pengumpulan data dengan menggunakan teknik

penelitian. ( Suharmi Arikunto, 2008 )

Hasil anamnesis tentang identitas klien dan kelurga, riwayat kesehatan

mencakup: alasan masuk rumah sakit, keluhan utama, riwayat kesehatan

lalu, riwayat kesehatan keluarga/ genogram, riwayat kehamilan dan

kelahiran, riwayat imunisasi, riwayatpertumbuhan dan perkembangan,

riwayat psikososial mencakup: psikososial pola keluarga dan pengetauan

keluarga, Pada format pengkajian.

b. Observasi adalah mengumpulkan data atau keterangan yang dilakukan

dengan pendekatann konstektual. ( Arikunto, 2008 )

Hasil pengukuran didapatkan dengan melakukan pendekatan inspeksi dan

palpasi pada sistem tubuh klien inspeksi digunakan untuk melihat adanya

tanda dehidrasi.pada format pengkajian.

c. Inntervensi dan implementasi yang telah dilakukan pada ke 2 pasien diare

adalah managemen makanan, seperti: tetap memberikan ASI pada anak

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


35

yang masih menyusui ,memberikan makanan tinggi serat, contohnya, nasi

putih dan bubur, apel yang dihaluskan, Dan membuat makan yang banyak

mengandung gula.

F. Analisa Data

1. Pengumpulan data adalah proses dimana individu mencari informasi

secara langsung. ( Arikunto, 2008 )

Data dikumpulkan dari WOD ( Wawancara, Obseravasi, Dokumen).

Hasil telah ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin

kedalam bentuk transkip ( catatan terstruktur, ditambah data intervensi

keperawatan.

2. Mereduksi data adalah mendisplaykan data atau penyajian data.

( Arikunto, 2008)

Data hasil wawancara yang telah terkumpul dalam bentuk catatan

lapangan dijadikan dalam bentuk transkip dan dikelompokan menjadi data

subyektif, dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostik kemudian

dibandingkan.

3. Penyajian data suatu hasil dari pelitian data yang yang diteliti. ( Arikunto,

2008)

Klien dijaga dengan membuat nama inisial dalam identitas klien.

4. Kesimpulan adalah rangkuaman dari semua materi yang telah di

sampaikan. ( Arikunto, 2008 )

Dari data yang telah disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan

dengan hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku

kesehatan. Penampilan kesimpulan dilakukan dengan metode induksi.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


36

Data yang dikumpulkan terkait dengan data pengkajian, diagnosis,

perencanaan, tindakan, dan evaluasi.

d. Evaluasi dan dokumentasi

Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dari hasilnya.

Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan perawatan dapat

dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang

diberikan. ( Tarwoto Dan Wartonah, 2010 )

G. Etik Penelitian

Etika penelitian yang mendasari penyusun studi kasus, terdiri dari:

1. Informed consent ( persetujuan menjadi klien)

Informed consent yaitu persetjuan untuk berpatisipasi sebagai subjek

penelitian setelah mendapatkan penejlasan yang lengkap dan terbuak dari

penelitian tentang keseluruhan pelaksanaan penelitian ( Dharma, 2011)

2. Anonimity ( tanpa nama)

Penelitian tidak akan menampilakan informasi mengenai nama dan alamat

asal respon dan kuersioner maupun alat ukur apapun untuk menaga

anonimitas dan kerahasian identitas subyek. Oleh karena itu, peneliti

menggunakan koding responden ( Dharma, 2011)

3. Confendiality ( kerahasiaan)

Manusia sebagai subjek penelitian memiliki privasi dan hak asasi untuk

menambah kerahasiaan informasi. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa

penelitian menyebabkan keterbukaannya iformasi tentang subjek.

Sehingga peneliti perlu merahasiakan dan sebagai informasi tentang

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


37

dirimya diketahui orang alain. Prinsip ini dapat diterapkan dengan cara

meniadakan identitas seperti nama dan alamat subjek kemudian diganti

dengan kode tertentu. Dengan demikian segala informasi yang

menyangkut identitas subjek tidak terekspos secara luas ( Dharma, 2011)

H. Jalannya Penelitian

1. Persiapan

Pada tahap ini peneliti mulai mengumpulakan buku-buku yang berkaitan

dengan metode. Tahap ini dilakuakan pula proses penyusun proposal,

seminar, samapai akhirnya disetujui oleh pembimbing

a. Mengajukan surat izin pengambilan data.

b. Memasukan surat izin pengambilan data kepihak rumah sakit.

c. Setelah mendapatkan surat izin pengambilan data dari pihak rumah

sakit, kemudian melakukan kunjungan hari pertama keruang anak

untuk mencari pasien.

2. Pelaksanaan

Tahap ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data yang berkaitan

dengan fokus penelitian dari lokasi penelitian dengan metode observasi,

wawancara, dan dokumentasi.

a. Hari pertama dilakukan pengkajian pada masing-masing partisipan dan

menentukan masalah keperawatan serta membuat intervensi / rencana

keperawatan

b. Hari kedua melakukan implementasi dari intervensi yang direncanakan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


38

c. Hari ketiga evaluasi dan dokumentasi

d. Lakukan intervensi berulang yang sama kepada kedua pasien di hari

kedua dan ketiga perawatan, dan lihat hasil atau perbandingan dari

kedua pasien tersebut.

3. Hasil

Tahap ini dilakukan dengan membuat laporan tertulis dan hasil penelitian

yang dilkukan. Laporan ini akan ditulis dalam bentuk skripsi. Jika dalam

tiga hari pasien sudah tidak tampak tanda dan gejala diare, bab tidak cair,

frekuensi 1x sehari, dapat dikatakan bahwa intervensi yang diberikan dan

masalah diare dapat teratasi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


39

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1. Gambaran Lokasi Pengambilan Data

Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu Lampung beralamat di jalan

Lintas Barat Pekon Fajar Agung Barat kec. Pringsewu 35373.

Berdasarkan SK menteri Kesehatan Republik Indonesia tahun 1995

nomor 106/Menkes/SK/1995 Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu

termasuk dalam kategori Rumah Sakit Tipe C. Manajemen Rumah

Sakit terus berusaha untuk meningkatkan cakupan dan kualitas

pelayanan serta kepuasan pelayanan melalui pengembangan sarana dan

prasarana pelayanan serta dengan peningkatan pola pengelolaan

keuangan yang sehat dapat menjadikan Rumah Sakit Umum Daerah

Pringsewu sebagai institusi pemerintah yang profesional dan

akuntabel.

Dalam upaya mengambangkan oraganisasi dab meningkatkan kualitas

pelayanan kepada masyarakat, Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu

memiliki visi yaitu:

- Terwujudnya Pelayanan Prima Di Rumah Sakit Umum Daerah

Pringsewu. Sebagai pendukung dari visi yang akan diraih maka

Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu memliki misi yaitu:

- Memberi Pelayanan Kesehatan Yang Prima dan Berkualitas

dimanafilosofi dari Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu adalah

Anda Sehat dan Puas Kami Bahagia.

43

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


40

Sementara itu tujuan yang ingin dicapai oleh Rumah Sakit Umum

Daerah Pringsewu adalah :

- Terselenggara Pelayanan Rumah Sakit yaag mudah, ramah dan

menyenangkan pelanggan.

- Sumber daya manusia yang kompeten

- Terbentuknya tatanan Rumah Sakit Umum Daerah

Pringsewudiantranya Unit Gawat Darurat, ICU, Rawat Jalan, rawat

Inap, Laboratorium, Kamar Operasi, Instalasi Gizi, Fisio Terapi,

Radiologi, Unit Tranfusi Darah. Rumah Sakit Umum Daerah

Pringsewu mempunyai tenaga kesehatan sebanyak 14 dokter

umum, 19 dokter spesialis, 29 bidan dan 166 perawat (Profil RSUD

Pringsewu, 2018).

2. Gambaran subjek studi kasus

a. Pengkajian

1) Idenstitas Pasien

Tabel 4 . 1
Identitas pasien

Pasien 1 Pasien 2
Identitas Pasien Data senjang
Nama An. E An. A Terdapat
Umur 1 tahun 2 tahun perbedaan umur
Jenis kelamin Perempuan Perempuan antara pasien 1
Agama Islam Islam dan pasien 2
Pendidikan Belum bersekolah Belum bersekolah
Alamat Pugung Pugung
Dx. Medis Gastroentritis Gastroentritis

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


41

2) Riwayat Penyakit

Tabel 4.2
Riwayat Penyakit

Riwayat Pasien 1 Pasien 2


Data senjang
Penyakit
Riwayat Pasien datang ke Pasien datang ke Terdapat
penyakit Rumah Sakit Umum Rumah Sakit perbedaan
sekarang Pringsewu pada Umum Pringsewu pasien 1 BAB
tanggal 26 mei 2018 pada tanggal 29 mei >4 kali/ hari dan
melalui UGD diantar 2018 melalui UGD pasien 2 BAB
oleh keluarganya diantar oleh >5 kali/hari
dengan keluhan keluarganya dengan
dirumah BAB >4 keluhan dirumah
kali/hari, pasien mual BAB>5 kali/hri,
muntah, BAB cair. demam. Pasien
Pasien terpasang terpasang IVFD RL
IVFD RL: 10 10 tetes/menit, S:
tetes/menit, S: 37, 37,9‟C.
0‟C.

Keluhan utama Pada saat dilakukan Saat dilakukan Terdapat


pengkajian pada pengkajian pada perbedaan
tanggal 26 mei 2018 tanggal 29 mei keluhan utama
P: Ibu pasien 2018 pasien 1 dan
mengatakan anaknya P: Ibu pasien pasien 2, BAB
susah untuk makan,4- mengatakan cair>4 kali/hari
5 sendok ,lemas, anaknya susah dan>5 kali/hari.
karena BAB sudah untuk makan, lemas Pasien 1 N:
>4 kali/hari, mual karena BAB sudah 37,0oC
muntah 1 kali >5 kali/hari,
Q: BAB membuat demam.
anaknya lemas, Q: BAB membuat
seperti muka pucat anaknya terlihat
T: Diare sudah sejak kelemahan, seperti
3 hari yang lalu. mata cekung, dan
Dari hasil muka pucat.
pemeriksaan fisik T: Diare sudah
didapatkan data S: sejak 3 hari yang
37,‟C, N: 115 lalu.
kali/menit, RR: 24 Dari hasil
kali/menit. pemeriksaan fisik
BB : 10 kg didapatkan data S:
37,9‟C, N: 100
kali/menit, RR: 25
kali/menit.

Riwayat Ibu pasien Terdapat


penyakit dahulu mengatakan anaknya Ibu pasien perbedaan
pernah mengalami mengatakan antara pasien 1
diare sejak 2 bulan anaknya pernah dan pasien 2,
yang lalu, namun mengalami diare pasien 2 pernah
tidak dirawat di sejak 4 bulan yang mengalami diare
Rumah Sakit, pernah lalu. Namun tidak sejak 2 bulan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


42

mengalami demam 2 dirawat Rumah yang lalu,


kali/tahun, batuk Sakit.pernah demam 2 kali
pilek 3 kali/tahun mengalami demam dalam satu
anaknya tidak pernah sejak 7 bulan yang tahun dan
kejang,anaknya tidak lalu tetapi tidak pasien 2 pernah
pernah dirawat di pernah dirawat di mengalami diare
Rumah Sakit dan Rumah Saki. Batuk sejak 7 bulan
baru kali ini dirawat pilek 3 kali/tahum, yang lalu dan
di Rumah Sakit, tidak tidak pernah batuk pilek,
memiliki riwayat kejang, tidak
kecelakaan dan pernah mimisan,
operasi. anaknya belum
pernah dirawat
dirumah sakit dan
baru kali ini dirawat
di Rumah Sakit,
tidak mempunyai
riwayat kecelakaan
dan operasi.
Riwayat Pasien tinggal Terdapat
keluarga bersama ibu dan Pasien merupakan perbedaan
ayahnya, ibu pasien anak ke 5 dari 5 antara pasien 1
mengatakan dalam saudaranya dan dan pasien 2,
keluarga tidak ada tinggal bersama ibu pasien 1 anak ke
yang memiliki dan ayahnya, serta 5 dari 5 saudara
penyakit berat seperti saudara dan pasien 2
hipertensi, DM, TBC, kandungnya. Ibu anak ke 2 dari 2
dll. pasien mengatakan bersaudara
dalam keluarganya
tidak ada yang
memiliki penyakit
seperti hipertensi,
DM, TBC, dll.

3) Perubahan pola kesehatan ( pendekatan Gordon/ Pendekatan Sistem)


Tabel 4. 3
Data
Pola Kesehatan Pasien 1 Pasien 2
Senjang
Pola manajemen Keluarga Keluarga Tidak ada
kesehatan mengatakan mengatakan kesenjangan
mengetahui mengetahui
penyakit yang penyakit yang
sedang diderita sedang diderita
pasien, tetapi tidak pasien, tetapi tidak
mengetahui cara mengetahui cara
pencegahan dan pencegahan dan
perawatannya, saat perawatannya, saat
sakit keluarga sakit pasien
langsung membawa langsung dibawa ke
pasien ke Rumah Rumah Sakit.
sakit.

Pola nutrisi Ibu pasien Ibu lien Terdapat


mengatakan mengatakan perbedaaan
anaknya makan 3 anaknya makan 3 pasien 1 muntah

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


43

kali/hari (pagi, kali/hari (pagi, dan pasien 2


siang, sore), hanya siang, sore), tidak tidak
menghabiskan 4 menghabiskan porsi
sampai 5 sendok makananya, hanya
makan saja. Nafsu menghabiskan 4 – 5
makan berkurang. sendok makan saja.
Jenis makanan Nafsu makan
bubur, sayur, lauk berkurang jenis
pauk, dan buah. makanan bubur,
Tidak terdapat sayur, lauk pauk,
alergi makanan. dan buah. Tidak
Pasien muntah 1 terdapat alergi
kali/ hari atau makanan.
sekitar 300 cc/hari.

Pola cairan Ibu pasien Ibu pasien Tidak terdapat


mengatakan mengatakan kesenjanagan
anaknya merasa anaknya merasa
haus, lemas, bibir haus,lemas.minum
anaknya kering. 400 cc/hari,
Pasien minum 400 terpasang IVFD
cc/ hari, terpasang mikro RL 10
IVFD mikro RL 10 tetes/menit dengan
tetes/menit dengan jumlah cairan 720
jumlah cairan 720 cc/hari.
cc/hari.

Pola eliminasi BAK BAK Terdapat


Ibu pasien Ibu pasien perbedaan
mengatakan mengatakan pasien 1 BAB
anaknya buang air anaknya buang air >4 kali/hari dan
kecil 4-5 kali/ hari, kecil sampai 3- pasien 2 Bab >5
(650) warna 2kali/ hari warna kali/ hari
kuning, berbau kuning ( 270 ),
khas, tidak ada berbau khas, tidak
keluhan pada saat ada keluhan pada
buang air kecil. saat buang air kecil.
BAB BAB
Ibu pasien Ibu pasien
mengatakan mengatakan
anaknya buang air anaknya
besar > 4 kali/hari buang air besar >5
dengan konsitensi kali kali/ hari
cair, warna dengan konsistensi
kecoklatan, bau cair, warana
busuk. Tidak ada kecoklatan, bau
keluahan saat busuk. Tidak ada
buang air besar. keluhan saat buang
air besar.

IWL = 30- Usia IWL = 30 – Usia (


(tahun)/kg BB/ 24 tahun) / kg BB/ 24

30 -1 x 10 : 24 = 30 – 2 x 12 /24

= 12 cc / hari = 14 cc / hari

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


44

Infus = tetesan = Infus = tetesan=


Cairan x faktor Cairan x faktor
tetes tetes

24 x 60 24 x 60
10 = 10 =
Cairan x20 Cairan x 20

24 x 60 24 x 60
Cairan = Cairan =
24 x 60 x10 24 x 60 x10
20 10
720 cc / hari 720 cc / hari
Input Minum = infus
400 + 720= 1120 400 + 720 = 1120

Output Output
Iwl + BAK+ Iwl + BAK
muntah 14 + 700 + 270
: 12 + 650 + 350 = 984
= 1012 Input – output
Input – output 136 cc / hari
108 cc/ hari

Pola istirahat Ibu pasien Ibu pasien


mengatakan mengatakan
anaknya tidur anaknya tidur
malam selema 7 malam selama 7
jam, tidru siang jam, tidur siang
hanya 1 jam, pasien hanya 1 jam, pasien
mudah terbangun mudah terbangun
karena berisik. kareana berisik.

Pola hygiene Ibu pasien Ibu pasien


tubuh mengatakan selama mengatakan selama
dirawat pasien dirawat pasien
hanya dilap dengan hanya dilap
kain basah. Pasien menggunkan kain Tidak terdapat
tidak menggosok basah. Pasien tidak kesenjangan
gigi, rambut pasien menggosok gigi,
belum dicuci rambut pasien
selama dirawat. belum pernah
Kliem tidak dicuci selama
membersihkan dirumahsakit,
kukunya. pasien tidak
membersihkan
kukunya

Pola aktifitas Ibu pasien Ibu pasien Tidak terdapat


mengatakan mengatakan kesenjangan
anaknya rewel dan anaknya rewel dan
selalu minta pulang, selalu minta pulang,
tidak bnyak tidak banyak
beraktifitas, lebih beraktifitas, dan
sering berbaring lebih sering
dan digendong digendong oleh

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


45

ibunya. ibunya.

Tidak terdapat
kesenjangan

4) Pemeriksaan Fisik ( Pendekatan Head to Toe Pendekatan Sistem )

Tabel 4. 4
Pemeriksaan fisik

Data
Observasi Pasien 1 Pasien 2
senjang
Suhu 37,0‟C 37,9‟C Pasien 1, suhu
Nadi 110 kali/menit 110 kali/menit 37, 0C
RR 25 kali/ menit 25 kali/menit Tinggi badan
GDC 15 (E: 4, V: 5, M: 6) 15 (E: 4, V: 5, M: 6) 80 cm
Tinggi badan 80 cm 83 cm BB 11 kg
BB 11 kg 12 kg lingkar kepala
BB saat sakit 10 kg 11 kg 42 cm, lingkar
Lingkar kepala 42 cm 45 cm dada 40 cm,
Lingkar dada 40 cm 49 cm lingkar perut
Lingkar perut 50 cm 51 cm 50 cm lingkar
Lingkar lengan 14 cm 15 cm lengan 14 cm
atas dan pasien 2,
Suhu 37,90C
Tinggi badan
83, BB
12mkg,
lingkar kepala
45 cm, lingkar
dada 49
cm,lingkar
perut 51 cm,
lingkar lengan
atas 15 cm
Pemeriksaan
fisik
Tidak ada pernapasan Tidak ada pernapasan Tidak terdapat
cuping hidung, cuping hidung, kesenjangan
bersihan jalan nafas berishan jalan nafas
normal, pasien tidak normal, pasien tidak
batuk, jenis batu,jenis pernafasan
pernapasan normal, normal, bentuk ada
bentuk dada simetris, simetris, tidak ada
tidak ada retraksi / retraksi/ tarikan
tarikan dinding dada, dinding dad, irama
irama nafas teratur, nafas teratur,
kedalaman nafas kedalam nafa

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


46

normal, suara nafas vesikuer, pasien tidak


vasikuer, pasien tidak menggunakan alat
menggunakan alat bantu pernapasan.
bantu pernapasan.

Kekuatan nadi 110 Kekuatan nadi 110


kali/ menit, irama nadi kali/ menit, irama
cepat, temperature nadi cepat,
kulit hangat, pasien temperature kulit
tidaksianosis, tidak panas, pasien tidak
terdapat oedema, sianosis, tidak
irama jantung teratur, terdapat oedema,
tidak ada kelainana irma jantung teratur,
bunyi jantung, tidak tidak ada kelianan
ada nyeri dada tidak bunyi jantung, tidak
ada distensi vena ada nyeri dada, tidak
jugularis. ada distensi vena
jugularis.

Fungsi penglihatan Fungsi penglihatan


pasien baik, posisi pasien baik, posisi
mata simetris keadaan mata simetris,
kelompak mampu keadaan kelopak
membuka dan mata mampu
menutup, pergerakan membuka dan
mata normal, keadaan menutup, pergerakan
konjungtiva ananemis, bola mata normal,
kedaan kornea keadaan konjugtiva
normal, keadaan ananemis, keadaan
sclera aniterik, kornea
keadaan pupil normal, normal,keadaan
tidak ada tanda – sclera aniterik,
tanda peradangan, kedaan pupil normal,
pasien tidak tidak ada tanda –
menggunakan alat tanda peradangan,
batu penglihatan. pasien tidak
menggunakan alat
bantu penglihatan.

Tidak ada distensi Tidak ada distensi


kandung kemih. BAK kandung kemih. BAK
3 – 4 kali/ hari. 3 -4 kali/hari.

Rambut pasien tidak Rambut pasien tidak


rontok, kulit kepala rontok, kulit kepala
bersih, kuku pasien bersih, kuku
bersih, turgor kulit bersih,turgor kulit
tidak elastis, warna tidak elastis, bibir
kulit sawo matang, kering, warna kulit
tidak ada luka/ stoma/ sawo matang, tidak
lesi, kebersihan kulit ada luka/ stoma/ lesi,
bersih,mukosa bibir kebersihan kulit
kering, kulit tampak bersih, kulit pasien
kering. Keadaan kering. Kedaan
genital bersih, tidak genital berisih, tidak
ada keluhan saat ada kelainan, tidak

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


47

buang air kecil, tidak ada keluahan saat


ada buang air kecil, tidak
distensivesikaurinaria, ada distensivesi
B 6 Bone pasien tidak terpasang kurinaria, pasien
muskoloskeletal kateter tidak terpasang
kateter.
Tidak ada kesulitan
dalam pergerakan, Tidak ada kesulitan
tidak ada sakit pada dalam pergerakan,
sendi, tidak ada tidak ada sakit pada
fraktur, tidak ada sendi, tidak ada
kontraktur, tidak ada fraktur, tidak ada
kelainan bentuk kontraktur, tidak ada
tulang, tidak ada kelainan bentuk
kelainan sendi. tulang, tidak ada
kelaianan sendi.

5) Data Psiko – Sosial – Spiritual

Tabel 4.5
Data Psiko – Sosial – Spiritual
Data
Data Pasien 1 Pasien 2
senjang
Pola interaksi Saat sakit pasien Saat sakit pasien Tidak terdapat
dengan orang tua, cenderung diam, saat cenderung lbanyak kesenjangan
tim kesehatan diperiksa pasien tidak diam, jika ditanya
dengan takut kepada dokter, pasien tidak bnyak
lingkungan rumah perawat atau petugas bicara. Saat
sakit kesehatan lainnya. diperiksa pasien
tidak takut pada
dokter, perawat
atau petugas
kesehatan yang
lain.

Pola kultural Pasien mampu Pasien mampu


menyebutkan kata menyebutkan kata
mama, pasien mampu mama, nama orang
menyebutkan , dan namanya
beberapa kata tetapi sendiri. Pasien
kata yang di ucapkan mampu
masih belum jelas. mengucapkan kata
– kata, dan
ungkapan yang
diucapkan sudah
dpat dimengerti.

Pola rekreasi Saat dirumah sakit Saat sakit pasien


pasien cenderung bermain
bermain boneka menggambar diaas
diatas tempat tidur tempat tidur
bersama ibu atau menggunakan buku
keluarga yang lain. gambar dan pinsil
berwarna bersama

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


48

orang tua dan


keluarganya.

Lingkungan fisik Rumah pasien cukup Rumah pasien


tempat tinggal bersih, terdapat cukup bersih,
sumber air yang terdapat sumber air
bersih, terdapat WC yang bersih,
jauh dari tepat terdapat Wc, jauh
penampungan dari tempat
kotoran, terdapat penampungan
penutup makanan kotoran, terdapat
untuk menghidari penutup makanan
lalat ayang untuk menghidarai
menempel. dari lalat yang
menempel.

Penanaman nilai Ibu pasien Ibu pasien


kepercayaan mengatakan pada mengatakan pada
saat diare anakanya saat anaknya diare
tidak boleh makan ibu pasien tidak
susu formula, dan ibu memberi ASI, krna
pasien percaya bahwa ibu pasien
susu formula dapat mempunyai
menjadikan diare keprcayaan bahwa
bertambah parah. ASI dapat
menjadikan diare
bertabah parah.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


49

6) Hasil Pemeriksaan Diagnostik

Table 4 . 6
Pemeriksaan Darah

Parameter Result Unit Ref. range


Pasien 1 Pasien 2

WBC H 14, x 10 ^3/ uL 3.99 x 10^3/uL 4.00 - 12. 00


Neu % 36. 0 % 67.3 % 50. 0 – 70.0
Lym % 58. 5 % 26.3 % 20.0 -60.0
Mon % L 4. 6 % 4.0 % 3.0- 12.0
Gos % 0. 6 % 1.6 % 0. 5 – 12. 0
Bas % 0. 3 % 0.8 % 0. 5 – 5. 0
neu # H 5. 33 x 10 ^ 3/ uL 2. 69 x 10 ^3/uL 0. 0 – 1.0
Lym # 8. 67 x 10 ^3/uL 1.05 x 10^3/uL 2. 00 – 8. 00
Mon # 0.67 x 10^3/uL 0.16x 10^3/uL 0. 80 – 7.00
Eos # 0.10 x 10^3/uL 0.06 x 10^3/uL 0. 12 – 1.20
Bas # 0.05 x 10^3/uL 0.03 x 10^3/uL 0. 02 – 0. 80
*ALY % 11 % 0.8 % 0. 00 – 0.10
*LIC % 0.0 % 3. 5% 0.0 – 2.5
*ALY % 0.16 x 10^3/uL 0.03 x 10^3/uL 0.00 – 0.20
*LIC % 0.00 x 10^3/uL 0.14 x10^3/uL 0. 00 – 0.20
RBC 6.38 x 10^6/6uL 4. 03 x 10^6/uL 3. 50 – 5. 20
HGB 13.4/gdl 10.0 g/dL 12. 0 – 16. 0
HCT L 42. 4 % 30.7 % 35. 0 – 49. 0
MCV 66. 4 fL 76. 1 fL 80. 0 – 100. 0
MCH L 21. 0 pg 24. 8 pg 27. 0 – 34. 0
MVHC 31. 6 g/dL 32. 6 g/dL 31. 0 – 37. 0
RDW – CV 14. 8 % 11. 7 % 11. 0 – 16. 0
RDW – SD 41. 0 fl 37. 7 fL 35. 0 – 56. 0
PLT 403 x 10^3/uL 150 x 10^3/uL 150 – 450
MVP 7.5 fl 9.5 fL 6. 5 – 12. 0
PDW 15.6 16.1 9.0 – 17. 0
PCT 0.302 % 0. 142 % 0. 108 – 0. 282

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


50

1. Analisa Data

Table 4. 7
Analisa Data

Data Etiologi Masalah


Pasien 1
DS: Diare
- Ibu pasien mengatakan Ketidakseimba
anaknya makan hanya 4 – Distensi abdmen ngan nutrisi
5 sendok saja kurang dari
- Ibu pasien mngatakan Mual muntah kebutuhan
anaknya mual muntah 1 tubuh
kali/ hari Nafsu makan menurun
- Ibu pasien mngatakan BB
anaknya turun, BB
sebelum sakit 11 kg
DO:
- Pasien tampak tidak
nafsu makan
- Hanya menghabiskan 4 –
5 sendok makan dari
porsi yang disediakan
- Mual muntah 1 kali/ hari
- BB saat sakit 10 kg
DS:
- Ibu pasien mengatakan Diare Kekurangan
anaknya mersa haus Frekuensi BAB meningkat volume cairan
- Ibu pasien mengatakan
bibir anaknya kering Hilang cairan & elektrolit
- Ibu pasien mngatakan berlebihan
aanaknya lemas BAB cair
sudah >4 kli/hari
- Ibu pasien mengatakan Gangguan keseimbangan
anaknya muntah 1 cairan dan elektrolit
kali/hari
- Ibu pasien mengatakan
berat badan anaknya dehidrasi
turun, BB sbeelum sakit
11
DO:
- Pasien tamoak haus
- Mukosa bibir kering
- Turgor kulit tidak elastis
- Pasien lemas
- BAB cair >4 kli/ hari
- BAK dan BAB dalam 1
pempres
- Minum 400 cc/hari
- Muntah 300 cc/ hari
- Infus mikro 10
tetes/menit
- Jumlah cairan 720
cc/menit
- Balance cairan -100
cc/menit

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


51

- BB saat sakit 10 kg
- Suhu 37,‟C
- N 110 kali?menit
- RR: 25 kali/menit
Pasien 2
DS: Diare Ketidakseimba
- Ibu pasien mengatakan ngan nutrisi
anaknya makan 4 – 5 Distensi abdomen kurang dari
sendok makan saja kebutuhan
- Ibu pasien mngatakan Mual muntah tubuh
berat badan anaknya
turun, BB sebekum sakit Nafsu makan menurun
12 kg
- Ibu pasien mengatakan
anaknya suasah untuk
makan
- Ibu pasien mengatakan
anaknya lemas
- Ibu pasien mngatakan
anaknya selalu rewel
DO:
- Makan 4 – 5 sendok
- BB saat sakit 11 kg
- Nafsu makan berkurang
- Pasien tampak lemas
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak pucat
- Mata cekung

DS: Diare Kekurangan


- Ibu pasienmngatakan Frekuensi BAB meningkat volume cairan
anaknya merasa haus
- Ibu pasien mengatakan Hilang cairan & elektrolit
bibir anaknya kering berlebihan
- Ibu pasien mengatakan
BAB nya >5 kli/ hari Gangguan keseimbanagan
- Ibu pasien mengatakan cairan dan elektrolit
BB anaknya 12 kg
Ibu pasien mngtakan Dehidrasi
anaknya demam
DO:
- Pasien tmpak haus
- Mukosa bibir kering
- Turgor kulit tidak elastis
- Minum 400 cc/ hari
- Balnce cairan -119 cc/
hari
- BB saat sakit 11 kg
- S: 37,9‟C
- N: 110 kali/menit
- RR: 25 kali/menit

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


52

b. Adapun rencana keperawatan yang dimunculkan sesuai

dengan judul karya ilmiah yaitu :

Pasien 1: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

b.d penurunanintake makanan

Pasien 2 : ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

b.d penurunan intake makanan

c. Rencana Keperawatan

Table 4 . 8
Rencana Keperawatan

DIAGNOSA Nursing Outcomes Nursing Interventions


KEPERAWATAN Clasification ( NOC) Classification ( NIC )

Pasien 1 Setelah dilakukan asuhan


Ketidakseimbangan nutrisi keperawatan selama 3 x 24 jam 1. Anjurkan pasien untuk
kurang dari kebutuhan tubuh masalah keidakseimbangan meningkatkan fe
berhubungan dengan nutrisi kurang dari kebutuhan 2. Berikan subtansi gula
penurunan intake makanan tubuh dapat teratasi dengan 3. Yakin diet yang
kriteria hasil: dimakan mengandung
1. Adanya peningkatan berat tinggi serat untuk
badan sesuai dengan tujuan mencegah konstipasi
2. Berat badan ideal sesuai 4. Berikan makanan
dengan tinggi badan yang terpilih ( sudah
3. Tidak ada tanda – tanda dikonsulkan dengan
malnutrisi ahli gizi)
4. Tidak terjadi penurunan 5. Ajarakan pasien
berat badan yang berarti bagaimana membuat
catatan makanan
harian
6. Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
7. Berikan informasi
tetntang kebutuhan
nutrisi kaji pasien
untuk mendapatkan
nutrisi yang
dibutuhkan
8. Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan nutrisi
yangdibutuhkan
9. Monitor pertumbuhan
dan perkembangan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


53

10. Monitor mual muntah


11. Monitor lingkungan
selama makan
12. BB dalam batas
normal
13. Monitor adadnya
peurunan berat badan

Pasien 2
Ketidakseimbanagan nutrisi Setelah dilakukan asuhan 1. Berikan subtansi gula
kurang dari kebutuhan tubuh keperawatan selama 3 x 24 jam 2. Yakinkan diet
berhubungan dengan masalah keidakseimbangan makanan yang
penurunan intake makanan nutrisi kurang dari kebutuhan diberikan mengandung
tubuh dapat teratasi dengan tinggi serat untuk
kriteria hasil: mencegah konstipasi
1. Adanya peningkatan berat 3. Anjurkan pasien untuk
badan yang sesuai dengan meningkatkan protein
tujuan dan vitamin C
2. Berat badan sesuai dengan 4. Berikan iformasi
tingi badan tentang kebutuhan
3. Tidak ada tanda – tanda nutrisi
malnutrisi 5. Kaji pasien untuk
4. Menunjukkan peningkatan mendapatkan nuutrisi
fungsi pengecapan dari yang dibutuhkan
menelan 6. Ajarkan pasien
5. Tidak terjadi penurunan bagaimana membuat
berat badan yang berarti catatan makanan
harian
7. BB pasien dalam batas
normal
8. Monitor adanya
penurunan berat badan
9. Monitor lingkungan
selama makan
10. Monitor
pertumbungan dan
perkembangan
11. Monitor interkasi anak
atau orang tua selama
makan
12. Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan nutrisi
yang dibutuhakan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


54

d. Implementasi

Table 4 . 9
Implementasi

Diagnosa
26 mei 2018 27 mei 2018 28 mei 2018
Keperawatan
Pasien 1 Implementasi Implementasi Implementasi
Ketidakseimbang 08.00 1: Mengakaji 08:00 1:Mengkaji 08:15 1: mengkaji
an nutrisi kurang adanya alergi adanya alergi adanya alergi
dari kebutuhan makanan makanan makanan
tubuh R: R: R:
berhubungan Ibu pasien Ibu pasien Ibu pasien
dengan penurunan mnegatakan mengatakan mngatakan
intake makanan anakanya tidak anaknya tidak anaknya tidak
mempunyai alergi mempunyai memiliki alergi
tentang makanan alergi makanan makanan
H: H: H:
Tampak tidak ada Tampak tidak Tampak tidak
alergi ada alergi ada alergi

08:30 2.memberikan 08:30 2.memberikan 08:35 2.memberikan


subtansi gula subtansi gula subtansi gula
R: R: R:
Ibu pasien Ibu pasien Ibu pasien
mengatakan mnengatakan mengatakan
anaknya suka anaknya suka anaknya minum
minum gula minum gula subtasi gula
H: H: H:
Pasien tampak Pasien tampak Pasien tampak
suka dengan suka dengan suka dan minum
subtansi gula subtansi gula 2-3 sendok

09:00 3.memonitor 09:00 3.memonitor 09:30 3.Memonitor


adanya adanya adanya
penurunan berat penurunan berat penurunan berat
badan badan badan
R: R: R:
Ibu pasien Ibu pasien Ibu pasien
mengatakan Berat mengatakan mengatakan
badan anaknya berat badannya berat badannya
menurun sebelum menurun menurun
sakit 11 kg sebelum sakit sebelum sakit
H: 11 kg 11 kg
saat dilakukan H: H:
pemeriksaan 10 saat dilakukam Saat dilakukan
kg pemeriksan 10 pemeriksaan BB
kg 10,2 kg

09:30 4: memonitor 09:30 4: memonitor 10:30 4: memonitor


turgor kulit turgor kulit turgor kulit
R: R: R:
Ibu pasien Ibu pasien Ibu pasien
mengatakan kulit mengatakan mengatakan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


55

anknya lembek Kulit anaknya Kulit anaknya


H: lembek lembek
Terlihat kering H: H:
dan lembek Terlihat kering Terlihat kering
dan lembek dan lembek

10:00 5: mendorong 10:00 5:mendorong 11:30 5:mendorong


keluarga untuk keluarga untuk keluarga untuk
membantu pasien membantu membantu
makan pasien makan pasien makan
R: R: R:
Ibu pasien Ibu pasien Ibu pasien
mengatakan mengatakan mengatakan
anaknya tidak sudah mau sudah mau
mengahabiskan makan dan makan dan
porsi makan yang menghabiskan menghabiskan
disediakan rumah porsi makanya porsi makanya
sakit lebih dari hari lebih dari
H: kemarin kemarin
Kien dibantu H: H:
makan olleh pasien makan Pasien makan
keluarga dan dibantu oleh dibantu oleh
hanya keluarga dan keluarga dan
menghabiskan 3- menghabiskan menghabiskan
4 sendok setengah piring setengan piring
porsi makan porsi makan

11.00 6: menawarkan 11:00 6.Menawarkan 11:30 6: menawarkan


jus buah segar jus buah segar jus buah segar
R: R: R:
Ibu pasien Ibu pasien Ibu pasien
mengatakan mengatakan mengatakan
anaknya suka anaknya suka anknya suka
H: H: H:
Pasien terlihat Pasien terlihat pasien terlihat
minum dan minum dan minum jus buah
menikmati menikmati segar dan
menikmatinya

12:00 7: berkolaborasi 12:00 7: berkolaborasi 13.00 7.Berkolaborasi


dengan ahli gizi dengan ahli gizi dengan ahli gizi
R: R: R:
Ibu pasien Ibu pasien Ibu pasien
mengatakan mengatakan mengatakan
ankanya makan anknya makan anaknya makan
3- 4 sendok 3-4 sendok 3-4 sendok
H: H: H:
Terapi makanan Terapi makanan Terapi
yang tinggi serat yang tinggi serat pemberian
dan bergizi dan bergizi makanan tinggi
serat dan bergizi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


56

Diagnosa
28 mei 2018 29 mei 2018 30 mei 2018
Keperawatan

Pasien 2 Implementasi Implementasi Implementasi


etidakseimbangan 08:00 1.mengkaji 08:00 1.mengkaji 08:15 1.mengkaji
nutrisi kurang dari adanya alergi adanya alergi adanya alergi
kebutuhan tubuh makanan makanan makanan
berhuubungan R: R: R:
dengan intake Ibu pasien Ibu pasien Ibu pasien
makanan mengatakan mengatakan mengatakan
anaknya tidak anaknya tidak anaknya tidak
mempunyai mempunyai mempunyai
alergi alerg alergi
H: H: H:
Tampak tidak Tampak tidak Tampak tidak
ada alergi ada alergi ada alergi

08:30 2.memberikan 08:30 2.memberikan 09:00 2.memberikan


subtansi gula subtansi gula subtansi gula
R: R: R:
Ibu pasien Ibu pasien Ibu pasien
mengatakan mengatakan mngatakan
anaknya suka anaknya suka anaknya suka
dengan dengan dengan
minuman yang minuman yang minuman yang
manis manis manis manis manis manis
H: H: H:
Terlihat minum Terlihat minum Terlihat pasien
gula 2-3 sendok sari gula 3-4 minum sari gula
sendok 4-5 sendok

09:00 3.memonitor 09:30 3.memonitor 10:00 3.memonitor


adanya adanya adanya
penurunan berat penurunan penurunan berat
badan berat badan badan
R: R: R:
ibu pasien Ibu pasien Ibupasien
mengatakan BB mengatakan BB mengatakan BB
anaknya anaknya mulai anaknya naik
sebelum sakit 12 naik H: 11,6
kg H:
H: Naik 11,5
Saat sakit 11 kg

10:00 4.memonitor 10:00 4.memonitor 10:30 4.memonitor


turgor kulit turgor kulit turgor kulit
R: R: R:
Ibu pasien Ibu pasien ibu pasien
mengatakan mengatakan mengatakan
kulit anaknya kulit anaknya kulit anaknya
tidak elastis atau tidak elastis sudah sedikit
lembek atau lembek bagus dan
H: H: membaik

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


57

kulit pasien Kulit pasien H:


11.00 tidak elastis tidak elastis Kulit pasien
elastis
5.membantu 11:00 5.membantu 11:30 5.membantu
keluarga untuk keluarga untuk keluarga untuk
mendorong mendorong mendorong
pasien makan pasien makan pasien makan
R: R: R:
Ibu pasien Ibu pasien Ibu pasien
mangatakan mengatakan mengatakan
anakanya tidak anaknya sudah anakanya sudah
menghabiskan mau mau
porsi makan menghabiskan menghabiskan
yang telah porsi yang prsi yang
disediakan disediakan oleh disediakan oleh
rumah oleh sakit rumah sakit rumah sakit
H: H: H:
Pasien dibantu Pasien makan Pasien makan
makan oleh dan dibantu dibantu oleh
keluarga dan oleh kelurga keluarga dan
12:00 hanya dan menghabiskan
menghabiskan menghabiskan makan yang
4-5 sendok 12:00 porsi yang telah disediakan
disediakan oleh rumah sakit

6.menawarkan 6.menawarkan 12:30 6.menawarkan


snac (buah snac (buah snac (buah
segar) segar) segar)
R: R: R:
ibu pasien Ibu pasien Ibu pasien
mengatakan mengatakan mengatakan
anaknya mau anaknya mau anaknya mau
12:30 makan buah makan buah makan buah
tetapi sedikit tetapi sedikit H:
H: 12:30 H: Pasien mau
Pasien makan Pasien mau makan buah
buah makan buah

7.berkolaborasi 7.bekolaborasi 13:00 7.berkolaborasi


dengan ahli gizi dengan ahli gizi dengan ahli gizi
R: R: R:
Ibu pasien Ibu pasien Ibu pasien
mengatakan mengata pola mangatakan
pola makan makan anaknya pola makan
anaknya menurun anaknya
menurun H: menurun
H: Terapi H:
Terapi makan Terapi
Makan makanan makanan yang Makan makanan
yang tinggi serat tinggi serat yang tinggi serat

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


58

e. Evaluasi

Tabel 4.10
Evaluasi

Evaluasi Hari 1 Hari 2 Hari 3


26 mei 2018 26 mei 2018 27 mei 2018
Pasien 1
Ketidakseimban S: S: S:
gan nutrsi - Ibu pasien - Ibu pasien - Ibu pasien
kurang dari mengatakan mengatakan mengtaakan
kebutuhan tubuh anaknya tidak anakanya tidak anaknya tidak
mempunyai alergi mempunyai alergi mempunyai alergi
makanan makanan makanan
- Ibu pasien - Ibu kien mengtakan - Ibu pasien
mengatakan makan makan anaknya mengtakan
anaknya 2-3 mulai banyak 4-5 anknya makan 5-
sendok makan sendok 6 sendok
- Ibu pasien - Ibu pasien - Ibu pasien
mengatakan pola mengatakan pola mengatakan pola
makan anaknya makan anaknya makan anaknya
sudah bagus bagus bagus
- Ibu pasien - Ibu pasien - Ibu pasien
mengtakan mengatakan mengatakan
anaknya anaknya anaknya
menghabiskan menghabiskan menghabiskan
setengah porsi porsi makan yang porsi yang telah
makan rumah sakit disediakan oleh disediakan oleh
atau setengah rumah sakit rumah sakit
piring - Ibu pasien
mengtakan BB
anaknya naik

O: O: O:
- Pasien tidak - Pasien tidak ada - Pasien tidak ada
mempunyai alergi alergi alergi
- Pasien lemas - Pasien sudah tidak - Pasien sudah
- Makan 2-3 sendok lemas tidak lemas
- BB saat sakit 10kg - Pasien makan 3-4 - Pasien makan 4-5
- Terapi paracetamol sendok sendok
- Terjadi penurunan - BB saat sakit 10 kg - BB saat sakit 10
berat badan - Terjadi penurunan kg
- BAB cair berat badan - Terjadi
>4kali/hari - BAB cair>4kali/hari penurunan berta
- Cairan IVFD mikro - Sudah tidak muntah badan
10 TPM - Suhu mendekati - Sudah tidak
- Muntah 1 kali 300 normal muntah
cc - S: 37,5‟C N:100 kali - Suhu mndekati
- S: 37,9‟C, N:110 /menit RR 20 normal suhu: 37,

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


59

kali/menit RR 25 kali/menit 0‟C


kali permenit - Kulit elastis - Kulit elastis
- Klit tidak elastis

A: A: A:
Masalah Masalah Masalah
ketidakseimbangan ketidakseimbangan ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari nutrisi kurang dari nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh kebutuhan tubuh kebutuhan tubuh
berhubungan dengan berhubungan dengan berhubungan dengan
penurunan intake penurunan intake penurunan intake
makanan belum teratasi makanan belum teratasi makanan belum
teratasi

P: P: P:
Lanjutkan intervensi Lanjutkan intervensi Lanjutkan intervensi
1. Kaji adanya alergi 1. Kaji adanya alergi 1. Kaji adanya alergi
makanan makanan makanan
2. Monitor adanya 2. Monitor adanya 2. Monitor adanya
penurunan berat penurunan berat penurunan berat
badan badan badan
3. BB pasien dalam 3. BB pasien dalam 3. BB pasien dalam
batas normal batas normal batas normal
4. Berikan subtansi gula 4. Berikan subtansi gula 4. Berikan subtasi
5. Berikan informasi 5. Berikan informasi gula
tentang kebutuhan tentang kebutuhan 5. Berikan informasi
nutrisi nutrisi tentang nutrisi

Pasien 2
Ketidakseimban S: S: S:
gan nutrisi - Ibu pasien - Ibu pasien - Ibu pasien
berhubungan mengatakan anaknya menngatakan mengatakan
dengan tidak mempunyai anaknya tidak anaknya tidak
penurunan alergi mempunyai alergi mempunyai alergi
intake makanan - Ibu pasien makanan makanan
mengatakan terjadi - Ibu pasien - Ibu pasien
penurunan berat mengatakan anaknya mengatakan
badan terjadi penurunan anaknya terjadi
- Ibu pasien berat badan penuruan berat
mengatakan - Ibu pasien badan
anakanya BAB cair mengatakan anaknya - Ibu pasien
4> kali/hari BAB cair 4>kali/hari mengatakan
- Ibu pasien - Ibu pasien anaknya BAB cair
mengatakan nafsu mengatakan nafsu dan sudah
makan anaknya makan anaknya berkurang dari 4
berkurang berkurang kali
- Ibu pasien - Ibu pasien - Ibu pasien
mengatakan anaknya mengtakan anaknya mengtaakan nafsu
demam demam makan anaknya
sudah bagus dan
menghabiskan
porsi yang
disediakan oleh
rumah sakit

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


60

O: O: O:
- Pasien tidak ada - Pasien tidak alergi - Pasien tidak ada
alergi - Pasien tampak sudah alergi
- Pasientampak lemas tidak lemas - Pasien sudah tidak
- Nafsu makan - Nafsu makan naik 4- lemas
menurun 3-4 sendok 5 sendok - Nafsu makan
- BAB cair 4< - BAB cair 3< membaik 5-6
kali/hari kali/hari sendok
- Pasien lemas - Pasien tidak lemas - BAB cair
- Pasien demam - Demam pasien 2<kali/hari
- Suhu: 37,9‟C menurun - Pasien tidak lemas
Nadi : 110 kali/menit - Suhu 37,5‟C, Nadi - Suhu 37,5‟C, Nadi
RR: 20 kali/menit 100 kali/menit 100 kali/menit
- IVFD 10 tetes /menit - RR 20 kali/menit - RR 20 kali/menit
- Terapi paracetamol - IVFD 10 tetes /menit - IVFD tetes/ menit
syr 120 mg ( 3x1)1/2 - BB 11 kg - BB 11 kg
cth
- BB saat sakit 11 kg

A: A: A:
- Masalah - Masalah - Masalah
ketidakseimbangan ketidakseimbangan ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari nutrisi kurang dari nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh kebutuhan tubuh kebutuhan tubuh
berhubungan dengan berhubungan dengan berhubungan
penurunan intake penurunan intake dengan penurunan
makanan belum makanan belum intake makanan
teratasi teratasi belum teratasi

P: P: P:
- Kaji adanya tanda - Kaji adanya tanda - Kaji adanya tanda
alergi alergi alergi
- Monitor adanya - Monitor adanya - Monitor adanya
penurunan berat penurunan berat penurunan berat
badan badan badan
- BB pasien dalam - BB pasien dalam - BB dalam batas
batasa normal batas normal normal
- Berikan subtansi gula - Berikan subtansi gula - Berikan subtansi
guala

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


61

B. PEMBAHASAN

Dalam BAB ini penulis membahas tentang kesenjangan antara landasan

teori dan tinjauan kasus yang ditemukan pada pasien 1 dan pasien 2 pda

asuhan kepeawatan pada anak yang mengalami diare dengan masalah

keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di

Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu Lampung. Adapun tahap

pembahasan ini meliputi tahap pengkajian, diagnosa

keperawatan,intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi.

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses asuhan keperawatan dengan

mengumpulkan data yang didapat melalui teknik wawancara, observasi

langsung, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi dan catatan keperawatan

untuk memperoleh data.

Berdasarkan penelitian didapatkan pasien yang menderita diare dengan

masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh, pada ke dua responden terdapat perbedaan pada saat dilakukan

pengkajian, pada pasien 1 ibu pasien mengatakan anaknya susah untuk

makan, hanya menghabiskan 4- 5 sendok, pasien terlihat lemas, BAB

sudah >4 kali / hari, muka pucat, diare sudah 3 hari yang lalu, dari hasil

pemeriksaan fisik didapatkan data, S : 37, 0C, N: 115 kali / menit, RR : 24

kali / menit . pola nutrisi, muntah 1 kali / hari, pola eliminasi, BAB > 4

kali / hari, pemeriksaan fisik, tinggi badan 80 cm, BB 11 kg, lingkar

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


62

kepala 42 cm, lingkar dada 40 cm, lingkar perut 50 cm, lingkar lengan 14

cm.

Sedangkan pada pasien 2 didapatkan hasil pengkajian identitas pasien

umur 2 tahun, riwayat penyakit BAB cair > 4 kali / hari, suhu : 37,9 0 C,

pemeriksaan fisik, suhu: 37, 90 C, tinggi badan 83 cm, BB 12 kg, lingkar

dada 49 cm, lingkar perut 51 cm, lingkar lengan 15 cm.

Perbedaan antara kedua pasien yaitu pada pasien 1 adalah identitas atara

kedua pasien satu dan dua. pada pola makan pasien 1 makan 4 – 5 sendok

sedangkan pasien 2 pola makannya 5 sendok, dan respon pasien pada saat

makan ibu pasien mengatakan anaknya susah untuk makan dan respon

pasien 2 ibu pasien susah untuk makan. Tanda dan gejala pasien terlihat

lemas dan terlihat pucat, mata cekung.

Menurut teguh setiawan ( 2016 ) bahwa penyakit umur 1 -5 tahun lebih

tinggi hal ini kmeungkinan terjadi karna sistem gastroentritis Pada usia ini

sangat sensitif dan kemungkinan belum terbentuk dengan sempurna. Pada

usia 1- 5 tahun aktif, pada masa ini anak mulai sering bermain dengan

anak seumuran mereka dan anak pada tahap usia ini umumnya bermain

dilingkungan luar rumah dan kebersihan hygine cuci tangan mungkin tidak

bersih atau tidak menggunakan sabun, seingga bakteri masuk kedalam

tubuh anak,

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh suryanto ( 2012 ) bahwa umur

berpengaruh dengan penyakit diare karena pola kebersihannya masih

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


63

belum terjaga, dan sistem dari gastroentritis pada usia ini sangat sensitif,

menurut peneliti sangat berpengaruh karena umur merupakan tahap

bagaimana se anak dapat menyesuaikan dengan lingkungan dan

kebersihan setempat.

Menurut wartonah ( 2010 ) dapat dikaatakan ilmu tentang makanan

karena didalam nutrisi terkandung zat – zat lain, dan untuk menjaga

keseimbangan didalam tubuh.

Berdasarkan peneliatian yang dilakukan oleh yulianti ( 2008 ) pemberian

makanan subtansi gula yangdapat diserap dengan baik oleh penderita

diare, karena ion natrium merupakan ion yang berfungsi alosterik (

berhungan dengan penghambatan enzim karena berhungan dengan

molekul lain ). Gula larutan juga dapat meningkatkan penyerapan air pada

diding usus secara kuat.

Penelti menarik kesimpulan bahwa penlitian ini selaras dengan teori

dimana kedua pasien mengalami tanda gejala yang tertera dalam teori.

2. Diagnosa Keperawatan

diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinis tentang respon

individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan/ proses

hidup yang aktual maupun potensial ( NANDA, 2015 ).

Dalam diagnosa keperawatan tidak didapatkan kesenjangan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


64

Diagnosa keperawatan yang ditegakan dari kedua pasien ini adalah

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhungan dengan

penurunan intake makanan, dari data didapatkan kedua pasien mengalami

penurunan berat badan.

Menurut( Aziz Alimul Hidayat, 2008 ) penyakit diare berawal dari

terjadinya toksin yang ada tidak mampu diserap dengan baik dan dapat

terjadi peningkatan perastaltik usus yang akhirnya menyebabkan

penurunan kesempatan untuk menyerap makanan.

Berdasarakan fakta dan teori yang didapat makan dapat disimpulkan bhwa

penulis menegakan diagnosa keperawatan pada kedua pasien adalah

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhungan dengan

penurunan intake makanan.

3. Intervensi

Perencanaan adalah sesuatu yang telah dipertimbangakan secara

mendalam, tahap yang sistematis dari proses keperawatan meliputi

kegiatan pembuatan keputusan dan pemecahan masalah. ( Mirzal, 2010 ).

Tidak terdapat kesenjangan dalam intervensi. Intervensi yang dilakukan

pada karya tulis berbasis studi kasus ini menggunakan intervensi bebasis

NIC ( Nursing Intervention Clasification ) dan NOC ( Nursing Outcomes

Clasification ). Penulis memberikan intervensi sesuai dengan yang

direncanakan, dan kedua pasien diperlakukan dengan sama. Memberikan

pemberian makanan, bubur.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


65

Menurut ( nurarif, 2015 ) intervensi keperawatan pada pasien mengalami

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat diberikan

intervensi NIC ( Nursing Intervention Clasification ) meliputi, pemberian

subtansi gula, pemberian makanan tinggi serat.

Berdasarkan teori dan fakta dapat disimpulkan bahwa kedua pasien

diberikan intervensi yang sama dengan harapan setelah diberikan aushan

keperawatan selama 3 x 24 jam masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh dapat teratasi dengan kriteria hasil : adanya

peningkatan Berat badan sesuai dengan tujuan, berat badan sesuai dengan

tinggi badan, tidak ada tanda- tanda malnutrisi , tidak terjadi penurunan

berat badan yang berarti.

4. Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan. Tindakan ini mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi ( Tarwoto, 2011).

Berdasarkan hasil penelitian kedua pasien diberikan tindakan keperawatan

yang sama. Hasil penelitian didapatkan bahwa kedua pasien telah

mendapatkan terapi pemberian gizi yaitu salah satunya makanan tinggi

serat.

Menurut ( Wartonah, 2010 ) untuk memberikan nutrisi pada anak

dilakukan tindakan keperawatan pemberian makanan. Berdasarkan fakta

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


66

dan teori dapat disimpulkan bahwa hasil implementasi yang diberikan

sejalan dengan teori yang ada karena kedua pasien mengalami kenaikan

berat badan setelah diberikan pemberian makanan.

5. Evaluasi

Evaluasi adalah tahap akhir dalam proses keperawatan. Tahap evaluasi

dalam proses keperawatan menyangkut pengumpulan data subyektif dan

obyektif yang akan menunjukkan apakah tujuan asuhan keperawatan

sudah tercapai sepenuhnya, sebagian atau belum tercapai. Serta

menentukan masalah apa yang perlu dikaji, direncanakan, dilaksnakan dan

dinilai kembali.

Hasil evaluasi dari diagnosa keperawatan kertidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake

makanan pada kedua pasien didapatkan hasil bahwa terjadi kenaikan berat

badan sebelumnya, hal ini sesuai dengan teori NANDA NIC- NOC (2015).

Berdasarkan fakta dan teori dapat disimpulkan bahwa perbandingan antara

evaluasi yang muncul pada pasien terhadap kriteria hasil dan tujuan yang

ditetapkan penulis, maka penulis merumuskan masalah keperawatan

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada anak dengan

diare teratasi yaitu ditandai dengan terjadi berat badan

sampai kisaran ideal.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


67

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan asuhan keperawatan kepada klien 1 dan klien 2 selama 3

x 24 jam, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari data pengkajian didapatkan data senjang antara klien 1 dan klien

2. Klien 1 umur 1 tahun,klien tidak nafsu makan ,makan hanya 4 -5

sendok dalam sekali makan dalam gram 68,5 gram, mual muntah,

BAB cair >4 kali/hari sejak 3 hari yang lalu, pola cairan IVFD mikro

RL 10 tetes/menit, BB saat sakit 10 kg, S:37‟C. Klien 2 umur 2 tahun,

demam, Nafsu makan berkurang makan hanya 3 – 4 sendok dalam

gram 54,8 gram, pola cairan IVFD mikro 10 tetes/menit, BB sebelum

sakit 12 kg, setelah sakit 11 kg. S: 37,9‟C.

2. Diagnosa keperawatan yang ditegakan pada klien 1 dan klien 2 tidak

terdapat kesenjangan, yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake makanan

3. Rerncana tindakan yang diberikan pda klien 1 dan klien 2 tidak

terdapat kesenjangan, yaitu menurut tinjauan teori yang mengarah

pada penyelesaian masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

4. Dalam implementasi ini tidak terdapat kesenjangan antara klien 1 dan

klien 2.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


68

5. Dari hasil evaluasi yang dilakukan kepada klien 1 dan klien 2 terdapat

kesenjangan, klien 1 yaitu BB 10, 1 kg, 36,8 „C. N: 108 kali/menit,

RR: 25 kali/ menit, makan 5 – 6 sendok, atau dalam gram 82,6 gram.

Nafsu makan meningkat. Klien 2 yaitu BB 12 kg, S: 37,0‟C, N: 105

kali/menit, RR: 24 kali/ menit, nafsu makan meningkat 7 – 8 sendok

109 gram.

B. Saran

Dengan melihat kesimpulan yang didapat, makan penulisan memberi saran

sebagai berikut:

1. Perawat

a. Penulis berharap peneliti selanjutnya dapat meningkatkan lagi

tentang keperawatan anak

b. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat memberikan asuhan

keperawatan secara profesional sesuai standar asuhan keperawatan

c. Diharapkan dalam menyusun studi kasus hendaknya lebih

memperluas wawasan dengan cara mencari referensi atau literature

yang lebihi baru lagi

2. Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu

a. Diharapkan dapat memberikan pelayanan dan melengkapi sarana

dan sarana yang dibutuhkan untuk pemberian asuhan keperawatan

b. Meningkatkan kemampuan tim kesehatan dalam melaksanakan

tindakan keperawatan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


69

c. Perawat di ruang anak diharapkan dalam melaksanakan tindakan

keperawatan sesuai SOP untuk mencegah terjadinya komplikasi.

3. Institusi Pendidikan

Penulis berharap agar institusi pendidikan dapat menambah fasilitas

guna praktik mahasiswa/ mahasiswi khususnya keperawatan anak, dan

dalam pelaksanaan Karya Tulis Ilmiah sekiranya institusi pendidikan

lebih mengupayakan pengadaan literature tentang Asuhan

Keperawatan pada Anak yang mengalami Diare dengan masalah

keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

4. Klien

Diharapkan lebih mengetahui tentang perawatan diare, dan juga

masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


70

DAFTAR PUSTAKA

Abdullh, A. (2008) Prestasi belajar. (http:// Spesialis_torch.com). Diakses pada tanggal


30 september 2014.
Dharma, Kusuma Kelana (2011). Metodelogi penelitian keperawatan : Panduan
Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta : Trans Info Media.
Dinkes Lampung, (2012). Profil Kesehatan Lampung. Bandar lampung.
Hidayat Aziz, Alimul (2008). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta :
Hidayat, Aziz Alimul (2008). Penelitian ilmu kesehatan anak untuk pendidikan
kebidanan. Jakarta Salemba Medika.
Kemenkes (2008). Profil kesehatan indonesia. Bndar lampung.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Jakata. http:// www.depkes.go.id
dilihat 9 oktober 2017
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2008) Management Terpadu Balita Sakit
(MTBS). Jakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2015). Jakarta. http:// www.depkes.go.id
dilihat 9 Oktober 2017
Mubarak, Wahit iqbal, dan Nurul Chayatin. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia
teori dan aplikasi dalam praktik. jalarta : Buku Kedokteran EGC.
Ngatsiyah. (2014). Perawatan anak sakit Edisi 2 Jakarta Buku Kedokteran
Nurarif dan Kusuma. (2015) Aplikasi Asuhan keperawatan berdasarkan Diagnosa
Medis dan NANDA NIC-NOC jilid 2. Yogyakarta : Mediaction.
Nurarif dan Kusuma. (2015) Aplikasi asuhan keparawatan berdasarkan diagnosa medis
dan nanda nic-noc jilid 1. Yogyakarta : Mediaction.
Nursalam. (2013). Konsep dan penerapan metodologi keperawatan : pedoman skripsi
dan tesis dan instrumen penelitian keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Pratstyawati, Arista Eka. (2012). Kesehatan ibu dan anak (KIA) Dalam Millenium
Development Goals (MDGs). Yogyakarta Nuha Medika.
Rahayu, siti, dkk. (2008). Psikologi perkembangan. Jakarta : Salemba Medika.
odikin. (2011). Asuhan keperawatan pada anak gangguan sistem pencernaan dan
Hepatobilier, Jakarta, Salemba Medika.
Wartonah, (2011). Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan : UGM Gajah
Mada University Press.
Suharmi Arikunto,(2008). Peniltian tindakan kelas.jakarta: Bumi aksara

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


71

LAMPIRAN-LAMPIRAN

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


72

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


73

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


74

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


75

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


76

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


77

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


78

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


79

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


80

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


81

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


82

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


83

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


84

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


85

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


86

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


87

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


88

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


89

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


90

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


91

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


92

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


93

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


94

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


95

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


96

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


97

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


98

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


99

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


100

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


101

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


102

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


103

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


104

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


105

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


106

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Anda mungkin juga menyukai